1. i
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Pembuatan Antibiotik melalui
Fermentasi” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan hasil
pemikiran kami dibantu oleh beberapa referensi.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada yang terhormat:
1. Bpk Muhammad saleh selaku dosen kami yang dengan kerendahan hati
membimbing kami dan mengarahkn kami hingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat kerja kepada kami.
3. Pemilik
4. Serta teman-teman sekalian yang juga ikut turut membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklalah sempurna oleh karena itu kami
mengharap masukan dan kritikan yang bersifat membangun bagi makalah kami ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Wassalmu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Hormat kami
Penulis
DAFTAR ISI
2. ii
Kata pengantar ...................................................................................................i
Daftar isi ..........................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan. ...........................................................................................1
I.1. Rumusan masalah ..............................................................................2
I.2. Tujuan ..............................................................................................2
I.3. Manfaat ............................................................................................2
Bab 2. Pembahasan ............................................................................................3
2.1. Pengertian antibiotik ........................................................................3
2.2. Bahan baku pembuatan antibiotik ......................................................3
2.3. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan antibiotik ............................5
2.4. Mekanisme pembuatan antibiotik .......................................................7
2.5. Manfaat pembuatan antibiotik .........................................................10
2.6. Sifat-sifat antibiotik . ........................................................................11
2.7. Cara kerja antibiotik ............................................................11
2.8. Jenis-jenis antibiotik ........................................................................12
2.9. contoh pembuatan antibiotik ....................... ........................................12
BAB 3. Produksi antibiotik .............................................................................13
3.1. metode penelitian ...........................................................................13
3.2. Hasil dan Pembahasan ....................................................................14
BAB 4. Penutup ............................................................................................20
4.1. Kesimpulan ..................................................................................20
4.2. Saran ...........................................................................................20
Daftar pustaka .................................................................................................iii
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam pengobatan
modern. Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Sebelum penemuan antibiotik yang pertama, penisilin, pada tahun 1928, jutaan orang di
seluruh dunia tak terselamatkan jiwanya karena infeksi-infeksi yang saat ini mudah
diobati. Ketika influenza mewabah pada tahun 1918, diperkirakan 30 juta orang
meninggal, lebih banyak daripada yang terbunuh pada Perang Dunia I.
Pencarian antibiotik telah dimulai sejak penghujung abad ke 18 seiring dengan
meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang berhubungan dengan
bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit. Saat itu para ilmuwan mulai mencari
obat yang dapat membunuh bakteri penyebab sakit. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu
untuk menemukan apa yang disebut “peluru ajaib”, yaitu obat yang dapat
membidik/menghancurkan mikroba tanpa menimbulkan keracunan.
Penggunaan antibiotik sangat diperhatikan oleh para apoteker dan tenaga kesehatan
lainnya, khususnya penggunaan pada orang awam yang kurang memahami arti
pentingnya kepatuhan dalam pengunaan antibiotik. Tentu kita sering mendengar kalimat
“antibiotiknya harus diminum sesuai aturan dan sampai habis ya”. Beberapa dari kalian
mungkin pernah bertanya, mengapa? Salah satu masalah besar yang timbul dari
penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah resistensi. Dalam kasus ini, jangan
meremehkan bakteri ya, karena mereka itu cerdik. Jika kita tidak meminum antibiotik
tepat waktu, atau tidak sampai habis karena merasa sudah sembuh, bakteri-bakteri di
tubuh kita akan menjadi terlatih dengan “serangan” yang kita berikan. Tidak hanya itu,
mereka juga mengatur strategi agar dapat memodifikasi “serangan” sehingga mereka
dapat menghindari “serangan” kita dan menjadi kebal. Bayangkan jika infeksi bakteri
menjadi sulit diberantas. Berbahaya bukan? Oleh karena itu, konseling yang tepat dan
didukung kepatuhan pasien yang tinggi merupakan salah satu pilihan utama dalam
membantu penggunaan antibiotik secara benar. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua
penyakit membutuhkan “bantuan” antibiotik. Jika anda diberikan resep berisi antibiotik
oleh dokter, mintalah penjelasan dari dokter anda mengapa anda membutuhkankannya.
4. 2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan antibiotik ?
2. Apa bahan baku yang digunakan ?
3. Jelaskan mekanisme pembuatan antibiotik ?
4. Apa manfaat dari pembuatan antibiotik ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan antibiotik
2. Dapat mengetahui bahan baku apa yang digunakan dalam pembuatan antibiotik
3. Dapat menjelaskan mekanisme pembuatan antibiotik.
4. Untuk mengetahui manfaat antibiotik dalam kehidupan sehari-hari.
5. Dapat menjelaskan salah satu contoh kongkrit pembuatan antibiotik.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalh ini yaitu
1. agar kita dapat mengetahui tentang antibiotik serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan, terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan kita pengetahuan mengenai produksi antibiotik secara fermentasi dengan
melibatkan mikroorganisme tertentu
3. Memberikan kita pengetahuan bagaimana cara pembuatan antibiotika secara
fermentasi
4. Memberikan wawasan baru tentang sifat-sifat antibiotik
5. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan, dan bahkan
menghancurkan, mikroorganisme berbahaya. Antibiotik berasal dari dua kata Yunani,
yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’ yang berarti ‘hidup’. Antibiotik adalah
obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Obat
ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan
manusia sejak tahun 1930-an. Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak
bekerja melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, sakit tenggorokan, gondok, bronkhitis,
dll.Antibiotik yang dipergunakan untuk mengobati infeksi virus malah bisa
membahayakan tubuh.Hal ini karena setiap kali dosis antibiotik diambil virus tidak
terpengaruh, malah sebaliknya, terjadi peningkatan kekebalan bakteri terhadap
antibiotik.Bakteri yang kebal dengan antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut
pada dosis yang sama.Inilah sebabnya mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk
yang diberikan oleh dokter sebelum mengambil antibiotik.Penisilin, sebagai antibiotik
pertama, ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Fleming dari kultur jamur.Saat
ini terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang digunakan dokter untuk menyembuhkan
infeksi ringan sampai parah.
Sumber:http://www.amazine.co/17356/8-jenis-antibiotik-beserta-manfaat-efek-
sampingnya
2.2 Bahan Baku yang Digunakan dalam Pembuatan Antibiotik.
Senyawa yang membuat kaldu fermentasi merupakan bahan baku utama yang
diperlukan untuk produksi antibiotik. Kaldu ini adalah larutan berair terdiri dari semua
bahan yang diperlukan untuk proliferasi mikroorganisme. Biasanya, berisi sumber
karbon seperti molase, atau makanan kedelai, yang keduanya terbuat dari gula laktosa
dan glukosa. Bahan-bahan ini dibutuhkan sebagai sumber makanan bagi organisme.
Nitrogen adalah senyawa lain yang diperlukan dalam siklus metabolisme organisme.
Untuk alasan ini, garam amonia biasanya digunakan. Selain itu, jejak unsur yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan yang tepat dari antibiotik yang memproduksi organisme
disertakan. Ini adalah komponen seperti fosfor, belerang, magnesium, seng, besi, dan
tembaga diperkenalkan melalui garam larut dalam air. Untuk mencegah berbusa selama
6. 4
fermentasi, agen antibusa seperti octadecanol, dan silikon digunakan.sumber: Poltek
surabaya atau http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/.
Beberapa ketentuan persyaratan bahan baku menurut Dirjen POM,2006 adalah
sebagai berikut:
a. Pemasok bahan awal dievaluasi dan disetujui untuk memenuhi spesifikasi mutu yang
telah ditentukan oleh perusahaan.
b. Tiap spesifikasi hendaklah disetujui dan disimpan oleh bagian Pengawasan Mutu
kecuali untuk produk jadi yang harus disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu).
c. Revisi berkala dari tiap spesifikasi perlu dilakukan agar memenuhi Farmakope edisi
terakhir atau literatur resmi lain.
d. Spesifikasi bahan awal hendaklah mencakup, dimana diperlukan :
1. Deskripsi bahan, termasuk :
- Nama yang ditentukan dan kode produk internal.
- Rujukan monografi farmakope.
- Distribusi yang disetujui.
- Standar mikrobiologis.
2. Petunjuk pengambilan sampel dan pengujian atau prosedur rujukan.
3. Persyaratan kualitatif dan kuantitatif dengan batas penerimaan.
4. Kondisi penyimpanan dan tindakan pengamanan.
5. Batas waktu penyimpanan sebelum dilakukan pengujian kembali.
6. Identitas suatu bets bahan awal biasanya hanya dapat dipastikan apabila sampel
diambil dari tiap wadah dan dilakukan uji identitas terhadap tiap sampel.
7. Pengambilan sampel boleh dilakukan dari sebagian wadah bila telah dibuat prosedur
tervalidasi untuk memastikan bahwa tidak satupun wadah bahan awal yang salah
label identitasnya.
8. Mutu suatu bets bahan awal dapat dinilai dengan mengambil dan menguji sampel.
Sampel yang diambil untuk uji identitas dapat digunakan untuk tujuan tersebut.
9. Jumlah yang diambil untuk menyiapkan sampel hendaklah ditentukan secara
statistik dan dicantumkan dalam pola pengambilan sampel.
10. Jumlah sampel yang dapat dicampur menjadi satu sampel komposit hendaklah
ditetapkan dengan pertimbangan sifat bahan, informasi tentang pemasok
homogenitas sampel komposit itu.
Sumber: Dirjen POM 2006.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33948/4/Chapter%20II.pdf
7. 5
2.3 Mikroorganisme yang Digunakan.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai
daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Sampai saat ini telah ditemukan
lebih dari 3000 antibiotik, namun hanya sedikit saja yang diproduksi secara komersil.
Beberapa antibiotik telah dapat diproduksi dengan kombinasi sintesis mikroorganisme
dan modifikasi kimia, antara lain: golongan penisilin, sefalosporin, dihidrostreptomisin,
klindamisin, tetrasiklin dan rifamisin.
Mikroorganisme penghasil antibiotik meliputi golongan bakteri, aktinomisetes, fungi,
dan beberapa mikroba lainnya.Kira-kira 70% antibiotik dihasilkan oleh aktinomisetes,
20% fungi dan 10% oleh bakteri. Streptomyces merupakan penghasil antibiotik yang
paling besar jumlahnya. Bakteri juga banyak yang menghasilkan antibiotik terutama
Bacillus. Namun kebanyakan antibiotik yang dihasilkan bakteri adalah polipeptid yang
terbukti kurang stabil, toksik dan sukar dimurnikan. Antibiotik yang dihasilkan fungi
pada umumnya juga toksik, kecuali grup penisilin
1. Golongan Bakteri
Di lingkungan tanah yang mendapat aerasi cukup, bakteri dan fungi akan dominan.
Sedangkan lingkungan yang mengandung sedikit atau tanpa oksigen, bakteri berperanan
terhadap hampir semua perubahan biologis dan kimia ling-kungan tanah. Bakteri
menonjol karena kemampuannya tumbuh dengan cepat dan mendekomposisi berbagai
substrat alam.
Ada berbagai macam pengelompokan bakteri, salah satu penggolongan dilakukan
oleh Winogradsky, membagi bakteri menjadi 2 kelompok :
1. Autochthonous atau indigenous. Populasi bakteri ini tidak berfluktiiasi. Nutrien
didapat dari zat-zat organik tanah dan tidak memerlukan sumber nutrien eksternal.
2. Zymogenous atau organisme yang melakukan fermentasi populasi golongan ini
paling aktif melakukan transformasi kimia.
Bakteri penghasil antibiotik terutama dari spesies Bacillus (basitrasin, polimiksin,
sirkulin), selain itu juga dari spesies Pseudornonas (Pyocyanine), chromobacterium
(Iodinin) dan sebagainya.
2. Golongan Fungi
Kebanyakan spesies fungi dapat tumbuh dalam rentang pH yang lebih lebar, dari
sangat asam sampai sangat alkali. Populasi fungi biasanya mendominasi daerah asam,
karena mikroba lain seperti bakteri dan aktinomisetes tidak lazim dalam habitat asam.
Dalam biakan, bahkan fungi dapat tumbuh pada pH 2 -- 3 dan beberapa strain masih aktif
pada pH 9 atau lebih. Sebagai salah satu organisme penghasil antibiotik yang terkenal
8. 6
yaitu : Penicilium (penisilin, griseofulvin), Cephalosporium (sefalosporin) serta beberapa
fungi lain seperti Aspergillus (fumigasin); Chaetomium (chetomin); Fusarium (javanisin),
Trichoderma (gliotoxin) dan lain-lain
3. Golongan Aktinomisetes
Aktinomisetes merupakan mikroorganisme uniseluler,menghasilkan miselium
bercabang dan biasanya mengalami fragmentasi atau pembelahan untuk membentuk
spora. Mikroorganisme ini tersebar luas tidak hanya di tanah tetapi juga di kompos,
lumpur, dasar danau dan sungai. Pada mulanya organisme ini diabaikan karena
pertumbuhannya pada plate agar sangat lambat. Sekarang banyak diteliti dalam
hubungannya dengan antibiotik. Jenis organisme ini merupakan penghasil antibiotik yang
paling besar di antara kelompok penghasil antibiotik, terutama dari jenis streptomyces
(Bleomisin, Eritromisin, Josamisin, Kanamisin, Neomisin, Tetrasiklin dan masih banyak
lagi). Di samping itu, anibiotik juga dihasilkan dari aktinomisetes jenis Mikromonospora
(Gentamisin, Fortimisin, Sisomisin); Nocardia (Rifamisin, Mikomisin) dan lain-lain. Di
alam, aktinomisetes dapat ditemui sebagai konidia atau bentuk vegetatif.
Senyawa antibiotik, mikroorganisme penghasil, dan aktivitas biologisnya
Senyawa Mikroorganisme Aktivitas Biologis
Aktinomisin S. antibioticus
Bakteri gram positif, konsentrasi tinggi
untuk gram negatif, racun bagi animalia
Apergillin A. Niger Gram positif dan negatif, nontoksik
Basitrasin B. Subtilis Bakteri gram positif
Klorelin Chlorella sp. Bakteri gram positif dan negatif
Eumisin B. Subtilis
Aktif melawan fungi dan bakteri lebih
tinggi
Fumigasin A. Fumigates Bakteri gram positif, toksisitas terbatas
Gliotoksin
Trichoderma,
Gliocladium, A.
fumigates
Berbagai jenis bakteri fan fungi, toksik
bagi animalia
Gramisidin B. Brevis Litik bagi bakteri gram positif
Asam penisilat
P. puberculum, P.
cyclopium
Bakteri gram positif dan gram negatif
9. 7
Penisilin
P. notatum, P.
chrysogenum
Bakteri gram positif, aktif in vivo,
toksisitas rendah
Proaktinomisin N. gardneri Bakteri gram positif, toksik
Piosianin Ps. Aeruginosa Bakteri gram positif, toksisitas terbatas
Streptomisin S. griseus
Aktif melawan B. mycoides dan lebih aktif
lagi melawan Ps. aeruginosa, beberapa
bakteri gram negatif, toksisitas rendah.
Sefalosporin A. chrysogenum Bakteri gram positif dan gram negatif
Tirosidin B. brevis Litik untuk gram positif dan gram negatif
Viridin T. viridis Sangat fungistatik
Sumber: http// biosintesisantibiotik-120218200146-phpapp02
2.4 Mekanisme Pembuatan Antibiotik
Meskipun antibiotik paling banyak terjadi pada alam, mereka biasanya tidak tersedia
dalam jumlah yang dibutuhkan untuk produksi skala besar.
Untuk alasan ini, proses fermentasi dikembangkan. Ini melibatkan mengisolasi
mikroorganisme yang diinginkan, mendorong pertumbuhan budaya dan
menyempurnakan dan mengisolasi produk antibiotik akhir. Adalah penting bahwa
kondisi steril dipertahankan selama proses manufaktur, karena kontaminasi oleh mikroba
asing akan merusak fermentasi.
Sumber: http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
Persiapan
Sebelum fermentasi dapat dimulai, organisme yang memproduksi antibiotik yang
diinginkan harus diisolasi dan jumlahnya harus meningkat berkali-kali. Untuk melakukan
10. 8
hal ini, budaya starter dari sampel sebelumnya terisolasi, dingin disimpan organisme
dibuat di laboratorium. Untuk menumbuhkan budaya awal, sampel organisme tersebut
dipindahkan ke medium agar yang mengandung. Budaya awal kemudian dimasukkan ke
dalam labu goyang bersama dengan makanan dan nutrisi lainnya yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Hal ini menciptakan suspensi, yang dapat ditransfer ke tangki benih untuk
pertumbuhan lebih lanjut. Tank-tank benih adalah baja tank yang dirancang untuk
menyediakan lingkungan yang ideal bagi mikroorganisme tumbuh. Mereka penuh
dengan semua hal mikroorganisme tertentu akan perlu untuk bertahan hidup dan
berkembang, termasuk air hangat dan makanan karbohidrat seperti gula laktosa atau
glukosa. Selain itu, mereka mengandung sumber karbon lainnya yang diperlukan, seperti
asam asetat, alkohol, atau hidrokarbon, dan sumber nitrogen seperti garam amonia.
Faktor pertumbuhan seperti vitamin, asam amino, dan nutrisi minor melengkapi
komposisi isi biji tangki. Tank-tank benih dilengkapi dengan mixer, yang menjaga media
pertumbuhan bergerak, dan pompa untuk memberikan disterilkan, udara disaring. Setelah
sekitar jam 24-28, bahan dalam tangki benih dipindahkan ke tangki fermentasi utama.
Sumber: http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
Fermentasi
Tangki fermentasi pada dasarnya adalah versi yang lebih besar tangki, baja benih,
yang mampu menampung sekitar 30.000 galon. Itu diisi dengan media pertumbuhan
yang sama
Antibiotika ditemukan dalam tangki benih dan juga menyediakan lingkungan indusif
untuk pertumbuhan. Berikut mikroorganisme yang diizinkan untuk tumbuh dan
berkembang biak. Selama proses ini, mereka mengeluarkan jumlah besar antibiotik yang
diinginkan. Tank-tank didinginkan untuk menjaga suhu antara 73-81 ° F (23-27,2 ° C).
Hal ini terus gelisah, dan aliran berkelanjutan dari udara disterilkan dipompa ke
dalamnya. Untuk alasan ini, anti-foaming agen akan ditambahkan secara berkala. Karena
11. 9
kontrol pH sangat penting untuk pertumbuhan yang optimal, asam atau basa
ditambahkan ke tangki yang diperlukan.
Sumber: http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
Isolasi dan Pemurnian
Setelah tiga sampai lima hari, jumlah maksimum antibiotik akan telah diproduksi dan
proses isolasi dapat dimulai. Tergantung pada antibiotik tertentu diproduksi, kaldu
fermentasi diproses oleh berbagai metode pemurnian. Misalnya, untuk senyawa
antibiotik yang larut dalam air, metode pertukaran ion dapat digunakan untuk pemurnian.
Dalam metode ini, senyawa tersebut pertama kali dipisahkan dari bahan sampah organik
dalam kaldu dan kemudian dikirim melalui peralatan, yang memisahkan senyawa yang
lain larut dalam air dari yang diinginkan. Untuk mengisolasi antibiotik minyak yang larut
seperti penisilin, metode ekstraksi pelarut yang digunakan. Dalam metode ini, kaldu
diperlakukan dengan pelarut organik seperti butil asetat atau metil isobutil keton, yang
secara khusus dapat melarutkan antibiotik. Antibiotik dilarutkan kemudian kembali
dengan menggunakan berbagai cara kimia organik. Pada akhir langkah ini, produsen
biasanya dibiarkan dengan bentuk bubuk murni dari antibiotik, yang dapat lebih
disempurnakan ke dalam jenis produk yang berbeda.
Sumber: http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
Pengilangan
Produk antibiotik dapat mengambil berbagai bentuk. Mereka bisa dijual dalam solusi
untuk tas intravena atau jarum suntik, dalam bentuk pil atau kapsul gel, atau mereka
dapat dijual sebagai bubuk, yang dimasukkan ke dalam salep topikal. Tergantung pada
bentuk akhir, langkah-langkah pemurnian berbagai antibiotik dapat diambil setelah
isolasi awal. Untuk tas intravena, antibiotik kristal dapat dilarutkan dalam larutan,
dimasukkan ke dalam tas, yang kemudian tertutup rapat. Untuk kapsul gel, antibiotik
bubuk secara fisik diisi ke bagian bawah kapsul kemudian bagian atas secara mekanik
diberlakukan. Ketika digunakan dalam salep topikal, antibiotik tersebut dicampur ke
dalam salep. Dari titik ini, produk antibiotik diangkut ke stasiun kemasan akhir. Di sini,
produk ditumpuk dan dimasukkan ke dalam kotak. Mereka dimuat di truk dan diangkut
ke berbagai distributor, rumah sakit, dan apotek. Seluruh proses fermentasi, pemulihan
pengolahan, dan bisa berlangsung dari lima sampai delapan hari.
Sumber: http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
12. 10
Quality Control
Kontrol kualitas sangat penting dalam produksi antibiotik. Karena melibatkan proses
fermentasi, langkah-langkah harus diambil untuk memastikan bahwa benar-benar tidak
ada kontaminasi diperkenalkan pada setiap saat selama produksi. Untuk tujuan ini, media
dan semua peralatan pengolahan yang menyeluruh uap disterilkan. Selama manufaktur,
kualitas semua senyawa diperiksa secara teratur. Yang paling penting adalah
pemeriksaan sering kondisi budaya mikroorganisme selama proses fermentasi. Ini
dicapai dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi. Juga, sifat fisik dan kimia
berbagai produk jadi diperiksa seperti pH, titik leleh, dan kadar air.
Di Amerika Serikat, produksi antibiotik sangat diatur oleh Administrasi Makanan dan
Obat (FDA). Tergantung pada aplikasi dan jenis antibiotik, pengujian lebih atau kurang
harus dilengkapi. Sebagai contoh, FDA mengharuskan untuk antibiotik tertentu setiap
batch harus diperiksa oleh mereka untuk efektivitas dan kemurnian. Hanya setelah
mereka telah disertifikasi batch itu dapat dijual untuk konsumsi umum.
Sejak pengembangan obat baru adalah proposisi mahal, perusahaan farmasi telah
melakukan penelitian sangat sedikit dalam satu dekade terakhir. Namun, suatu
perkembangan yang mengkhawatirkan telah mendorong kembali minat dalam
pengembangan antibiotik baru. Ternyata bahwa beberapa bakteri penyebab penyakit
telah bermutasi dan mengembangkan perlawanan terhadap berbagai antibiotik standar.
Ini bisa memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia kecuali
antibiotik baru ditemukan atau perbaikan yang dibuat pada orang yang tersedia. Masalah
menantang akan menjadi fokus penelitian selama bertahun-tahun yang akan datang.
Poltek surabaya.
Sumber: http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
2.5 Manfaat antibiotik
Manfaat antibiotik ini sangat besar,sehingga terus dikembangkan hingga sampai saat
ini. Antibiotik digunakan dalam dalam berbagai bidang, misalnya saja bidang pertanian,
kesehatan, bioteknologi dan masih banyak lagi bidang lain yang menggunakan antibiotik
ini. secara umum antibiotik ini digunakan untuk menekan atau menghentikan
perkembangan bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang berada dalam tubuh.
Manfaat utama antibiotik yang sering digunakan yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi
pada luka. Dalam pengunaan antibiotik harus dalam ukuran tepat dalam membunuh
bakteri.
Sumber: http://www.anneahira.com/manfaat-antibiotik.html
13. 11
2.6 Sifat-sifat antibiotik
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh dalam antibiotik yaitu
- Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang(host)
- Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik
- Tidak menyebabkan resistensi terhadap kuman
- Berspektrum luas
- Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping jika digunakan dalam jangka
panjang
- Larut didalam air serta stabil
2.7 Cara kerja antibiotik
Adapun beberapa mekanisme kerja dari antibiotik yaitu:
1 Inhibitor metabolisme sel mikroba.
2 Menghambat sintesis dinding sel mikroba.
3 Merusak keutuhan membran sel mikroba.
4 Menghambat sintesis protein sel mikroba.
5 Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.
Beberapa sasaran dari mekanisme kerja antibiotik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
14. 12
2.8 Jenis-jenis bakteri.
Dari 100 zat antibiotik yang diproduksi secara alami dan sintetis, sangat sedikit
yang telah terbukti aman dan efektif.
Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan antibiotik. Salah satunya adalah dengan
mengklasifikasikan antibiotik berdasarkan efek pada bakteri.
Namun, dalam artikel ini kita akan melihat klasifikasi antibiotik berdasarkan pada
struktur kimianya.
Jenis ntibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:
Penisilin (Penicillins)
Sefalosporin (Cephalosporins)
Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Makrolid (Macrolides)
Sulfonamida (Sulfonamides)
Fluoroquinolones
Tetrasiklin (Tetracyclines)
Polipeptida (Polypeptides)
2.9 Contoh pembuatan antibiotik
Salah satuh contoh pembuatan antibotik yaitu PRODUKSI ANTIBIOTIKA SECARA
FERMENTASI DARI BIAKAN MIKROORGANISME SIMBION RUMPUT LAUT
Eucheuma cottonii
Sumber: Tadjuddin Naid, Syaharuddin Kasim, Asnah Marzuki, dan Sumarheni
Laboratorium Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
15. 13
BAB III
PRODUKSI ANTIBIOTIK
3.1 Metode Penelitian
Alat
Alat yang digunakan adalah inkubator (Memmert), Laminar Air Flow (Envirco),
autoklaf (All American), oven (WTB Binder E115), shaker (model VRN-480), sonikator
(Soniclean), cawan petri, sentrifugator (model DKC-1006T), labu erlenmeyer, gelas ukur
(Pyrex), jangka sorong (Tricle Brand), jarum ose bulat, jarum ose lurus, lampu spiritus,
lemari pendingin (Panasonic), mikropipet, pinset, tabung sentrifuse, tabung reaksi,
timbangan analitik (Chyo), tip.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah alga merah Eucheuma cottonii, akuades, dimetil
sulfoksida (DMSO), etanol 70 % dan etanol 96%, kapas, kasa steril, kertas cakram
berdiameter 6 mm (Oxoid), medium PCA (Plate Count Agar), medium PDA (Potato
Dextrose Agar), medium PDY (Potato Dextrose Broth + Extract Yeast), medium MHA
(Muller Hinton Agar), dan natrium hipoklorit 1%.
Sterilisasi Alat
Alat-alat yang digunakan dicuci bersih dengan deterjen lalu dibilas dengan air kran
dan terakhir dengan akuades. Alat tersebut kemudian dikeringkan di oven pada suhu 60 –
70o
C dan ditutup dengan aluminium foil. Untuk tabung reaksi dan labu erlenmeyer
terlebih dahulu disumbat dengan kapas bersih kemudian disterilkan. Alat yang terbuat
dari gelas disterilkan dalam oven pada suhu 180 o
C selama 2 jam, sedangkan alat-alat
yang tidak tahan pemanasan tinggi dan berskala disterilkan dalam autoklaf pada suhu
121o
C, tekanan 2 atm selama 15 menit. Jarum ose disterilkan dengan cara pemanasan
langsung hingga memijar.
Pembuatan Medium
Medium Marine Agar
Medium marine broth ditimbang sebanyak 52,4 g dan agar sebanyak 15 g, kemudian
didispersikan dengan air suling hingga 1000 ml. Medium dididihkan di atas penangas air
16. 14
dan disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dengan tekanan > 1
atm.
Medium Produksi
Sukrosa ditimbang sebanyak 20 g, pati terlarut 10 g, tepung kedelai 25 g, dekstrosa 1
g, ekstrak ragi 1 g dan NaCl 10 g, kemudian didispersikan dengan air laut hingga 1000
ml. Medium dididihkan di atas penangas air dan disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
121 °C selama 15 menit dengan tekanan di atas 1 atm. tahun 1998 . Selain itu pada tahun
1997, sebanyak 10 spesies mikroorganisme penghasil antibiotika berhasil diisolasi dari
tanah lokasi penumpukan.
Medium Muller Hinton Agar (MHA)
Medium Muller Hinton Agar ditimbang sebanyak 38,0 g kemudian didispersikan
dengan air laut hingga 1000 ml. Medium dididihkan di atas penangas air dan disterilkan
di dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan tekanan di atas 1 atm.
Medium Plate Count Agar (PCA)
Sebanyak 22,5 g serbuk Medium Plate Count Agar didispersikan dengan air laut
hingga 1000 ml. Medium dididihkan di atas penangas air dan disterilkan di dalam
autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dengan tekanan di atas 1 atm.
Pengambilan dan Penyiapan Sampel
Sampel alga merah Eucheuma cottonii diperoleh dari Dusun Barugaya, Desa
Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. Sampel dicuci dengan air
laut sampai bersih dan dimasukkan ke dalam plastik sampel kemudian ditempatkan
dalam kotak pendingin (cool box) untuk diangkut ke laboratorium. Setelah sampai di
laboratorium, sampel alga merah terlebih dahulu dicuci dengan air laut sampai bersih
dari kotoran yang menempel, kemudian dibilas dengan air laut steril.
3.2 Hasil dan Pembahasan
Isolasi bakteri Simbion
Sebelum mikroorganisme diisolasi dari rumput laut, terlebih dahulu dilakukan
determinasi sampel untuk memastikan jenis rumput laut yang digunakan adalah
Eucheuma cottonii. Hasil determinasi menunjukkan bahwa sampel yang digunakan
adalah benar Eucheuma cottonii.Isolasi bakteri simbion dari rumput laut Eucheuma
cottonii dengan metode tuang dengan variasi pengenceran dari 10-1 sampai 10-5
(Gambar 1 dan 2) menghasilkan tiga jenis isolat awal bakteri simbion yaitu: EC-1, EC-2,
EC-3. Hasil isolasi awal dapat dilihat pada Gambar
17. 15
Gambar 1. Sampel sari rumput laut (Eucheuma cottonii) yang telah diencerkan dengan
air laut steril
Gambar 2. Pertumbuhan isolat mikroorganisme dari rumput laut Eucheuma cottonii
setelah inkubasi 4 x 24 jam pada suhu 37o
C.( a)Pengenceran 10-5
(b)Pengenceran 10-4
(c). Pengenceran 10-3, (d). Pengenceran 10-2
(e). Pengenceran 10-1
.
Dari hasil isolasi awal diperoleh 3 isolat bakteri simbion (Gambar 4) yaitu 3 isolat
bakteri endofit (EC-1, EC-2 dan EC-3). Untuk memurnikan menjadi monokultur, isolasi
dilanjutkan dengan cara menggores masing-masing isolat ke cawan petri yang berisi
medium MA baru. Hasil isolat murni ditandai dengan bentuk koloni dan warna yang
sama. Untuk mengamati apakah isolat yang didapatkan sudah murni maka dilakukan
pengamatan makroskopik dengan cara meletakkan 1 ose isolat pada medium MA baru.
10-1
10-5
10-4
10-3
10-2
18. 16
(3) (4)
Gambar 3. Hasil Isolasi awal menggunakan metode tuang.
Gambar 4. Isolat bakteri simbion dari rumput laut Eucheuma cottonii hijau
Proses pemisahan isolat bakteri simbion dari Euchema cottonii didasarkan pada
karakter morfologi koloni bakteri meliputi bentuk dan warna koloninya. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 1
Karakteristik morfologi
koloni isolat bakteri
simbion Eucheuma
cottonii Isolat
Warna
koloni
Bentuk koloni
EC-1 kuning bentuk koloni bulat dengan tepi teratur
EC-2 putih bentuk koloni lonjong dengan tepi teratur
EC-3 putih bentuk koloni bulat
Uji Antagonis Bakteri Simbion
Uji antagonis bakteri simbion adalah untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri
simbion untuk menghambat ataupun membunuh mikroorganisme lain (misalnya
mikroorganisme patogen). Uji ini dilakukan dengan membagi area pada cawan petri
dalam 2 bagian, area pertama digunakan untuk menggores isolat bakteri simbion
sedangkan area kedua untuk menggores organisme uji. Medium yang digunakan adalah
medium PCA (untuk isolat bakteri). Hasil positif ditandai dengan terbentuknya zona
bening di sekitar goresan mikroorganisme uji atau tidak menyebarnya koloni
mikroorganisme uji dari daerah goresan.
Dari hasil uji antagonis terlihat semua isolat bakteri simbion menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus yang ditunjukkan dengan tidak menyebarnya koloni
bakteri dari daerah goresan dan terkhusus isolat EC-1 memperlihatkan adanya zona
bening di sekitar goresan (Gambar 5).
19. 17
Gambar 5. Uji antagonis isolat terhadap bakteri Staphy-lococcus aureus
Dari hasil uji antagonis terlihat semua isolat bakteri simbion menghambat
pertumbuhan bak-teri Erchericiae coli yang ditunjukkan dengan tidak menyebarnya
koloni bakteri dari daerah goresan dan terkhusus isolat EC-1 memperlihatkan adanya
zona bening di sekitar goresan.
Gambar 6. Uji antagonis isolat terhadap bakteri Esche-richia coli
Gambar 6 menunjukkan hasil yang sama dengan yang ditunjukkan pada uji antagonis
ter-hadap bakteri S.aureus. Hal ini sangat jelas terlihat bahwa setiap goresan bakteri
Escherichia coli tidak ada yang menyebar dari daerah goresannya.
Fermentasi Bakteri Simbion
Hasil fermentasi isolat EC-1 dalam shaker memberi warna bening dan tidak
mengandung gumpalan, sedangkan isolat EC-2 dan EC-3 memberi warna bening keruh
dan tanpa gumpalan. Sebelum dilakukan uji aktivitas antibiotika terlebih dahulu
dilakukan proses sonifikasi dengan tujuan untuk memecahkan dinding sel bakteri agar
mudah untuk mengekstraksi metabolit antibiotika yang berada dalam sel. Selanjutnya
dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk memisahkan
supernatan dari residu.
Uji Aktivitas Antibiotika
Pada pengujian daya hambat didapatkan hasil bahwa setiap produk isolat bakteri
simbion memiliki aktivitas berspektrum luas terhadap se-mua mikroorganisme uji
dengan tingkat penghambatan yang bervariasi. Dari Tabel 2, juga dapat dilihat bahwa
produk isolat bakteri simbion EC-2 memperlihatkan daya hambat terbesar terhadap
20. 18
bakteri Escherichia coli (9.43 mm) dibandingkan dengan antibiotika kloramfenikol baku
(7,32 mm). Sedangkan aktifitas lebih rendah terlihat pada produk isolat bakteri simbion
EC-2 pada bakteri Staphylococcus aureus (6,21 mm) dibandingkan antibiotika ampisilin
baku (6,25 mm).
Hasil pengamatan diameter daerah hambatan rata-
rata hasil fermentasi bakteri simbion dari
Eucheuma cottonii terhadap pertumbuhan
Staphylococcus auresus dan Escherichia coli
Hasil Fermentasi/ Pembanding
Diameter Zona Hambatan
(mm)
S.aureus E.coli
Produk EC-
1
- 7,42
- 7,41
- 7,41
Rata-Rata 0 7,41
Produk EC-
2
6,24 9,17
6,2 9,97
6,2 9,16
Rata-Rata 6,21 9,43
Produk EC-
3
6,53 -
6,11 -
6,13 -
Rata-Rata 6,26 0,00
Kontrol positif 6,25
ampisilin baku 30 ppm 6,24
6,25
Rata-Rata 6,25 0,00
Kontrol positif kloramfenikol baku 30 ppm 7,13
7,48
7,35
Rata-rata 0 7,32
21. 19
Karakterisasi Mikroorganisme Simbion
Pengamatan secara Makroskopik
Karakterisasi mikroorganisme simbion dapat dilakukan dengan pengamatan
makroskopik yang meliputi pengamatan warna koloni (permuka-an dan reverse side),
tekstur, topografi, garis radial dan garis konsentris. Garis radial merupakan garis yang
terlihat seperti jari-jari koloni, sedangkan lingkaran konsentris terbentuk dalam suatu
koloni garis radial dan lingkaran konsentris seringkali lebih jelas terlihat pada reverse
side.
Karakterisasi isolat bakteri simbion dari Euchema cottonii didasarkan pada
karakteristik morfologi koloni bakteri meliputi bentuk dan warna koloninya.
Pengamatan Mikroskopik terhadap Morfologi Secara dengan Pewarnaan Spora
Pengamatan morfologi secara mikroskopik dengan pewarnaan spora dilakukan dengan
pengecatan gram A – D. Hasil pengamatan dapat di-lihat pada tabel 3.
Hasil Pengamatan Morfologis
Secara Mikro-skopik dengan
Pengecatan Gram Isolat Bakteri
Bentuk Kategori bakteri (setelah
pengecatan gram (A – D)
EC-1 Coccus Bakteri gram negatif
EC-2 Coccus Bakteri gram negatif
EC-3 Coccus Bakteri gram negatif
22. 20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa antibiotik merupakan zat
kimia atau obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang umumnya digunakan untuk
menekan dan menghentikan perkembangan mikroorganisme lainnya yang bersifat
patogen yang berada dalam tubuh serta untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka.
Dalam pengunaan antibiotik harus dalam ukuran tepat dalam membunuh bakteri, karena
jika tidak maka mikroorganisme yang menjadi sasaran antibiotik akan kebal terhadap
antibiotik, menyebabkan kerusakan organ bagian dalam tubuh bahkan kematian.
4.2 Saran
Menggunakan antibiotik memang mempercepat penyembuhan, tetapi penggunaan
antibiotik yang berlebihan malah dapat menyebabkan penyakit tambah parah. Oleh
karena itu ambillah keputusan yang bijak serta gunakan antibiotik sesuai dengan dosis
dalam penggunaan antibiotik.
23. 21
DAFTAR PUSTAKA
- http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/
- http://www.anneahira.com/manfaat-antibiotik.html
- Sumber:http://www.amazine.co/17356/8-jenis-antibiotik-beserta-manfaat-efek-
sampingnya
- Tadjuddin Naid, Syaharuddin Kasim, Asnah Marzuki, dan Sumarheni Laboratorium
Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33948/4/Chapter%20II.pdf
24. xxii
Teknologi Bioproses
Kelas 2c
MAKALAH
Produksi Antibiotik Dengan Cara Fermentasi
Disusun oleh: Kelompok 1
Nama: Leonardi Saung (33112038)
Rosmala Sarif (33112054)
Nur Wahyuni Ma’sum (33112071)
Restiwi Tangkelayuk (33112051)
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2013/2014