Dokumen tersebut membahas tentang struktur atom, sistem periodik unsur, ikatan kimia, dan konfigurasi elektron berdasarkan konsep bilangan kuantum seperti aturan Aufbau, aturan Pauli, dan aturan Hund. Secara khusus membahas tentang teori atom mekanika kuantum, diagram orbital, letak unsur dalam tabel periodik, bentuk geometri molekul, teori ikatan seperti VSEPR dan hibridisasi, serta jenis ikatan seperti ion, kovalen, hid
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaNurmalitaFatimah1
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi. LKPD dipublikasikan agar dapat diketahui, digunakan, dan dimanfaatkan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran.
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaNurmalitaFatimah1
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi. LKPD dipublikasikan agar dapat diketahui, digunakan, dan dimanfaatkan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran.
this is a presentation of Atom in indonesian language.
ini presentasi tentang atom dalam bahasa indonesia.
i make this by joining 3 source into 1 presentation.
aku membuat ini dengan menggabungkan 3 sumber ke satu presentasi.
Al-As'Adiyah Balikeran 1.4. Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik Unsur (K...ZainulHasan13
Pembelajaran kimia kelas 10
Konfigurasi elektron dan sistem periodik unsur
Pondok Pesantren Al-As'Adiyah Balikeran
Kertosari, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur
@rimbasadewo
22042021
3. • STANDAR KOMPETENSI
Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat
periodik atom serta struktur molekul dan sifat-
sifatnya.
• KOMPETENSI DASAR
Menerapkan teori atom mekanika kuantum
untuk menentukan konfigurasi elektron dan
diagram orbital serta menggunakan
penentuan letak unsur dalam sistim periodik .
4. • INDIKATOR
1. Mendeskripsikan teori atom mekanika kuantum.
2. Menentukan nilai bilangan kuantum (n.l.m.s)suatu
elektron dalam suatu orbital.
3. Menentukan konfigurasi elektron menurut teori
mekanika kuantum
4. Menggambarkan diagram orbital menurut teori
mekanika kuantum
5. Menentukan letak unsure dalam table periodic.
• TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mendeskripsikan teori atom mekanika
kuantum.
2. Siswa dapat menentukan nilai bilangan kuantum
(n.l.m.s)suatu elektron dalam suatu orbital.
3. Siswa dapat menentukan konfigurasi elektron menurut
teori mekanika kuantum.
4. Siswa dapat menggambarkan diagram orbital menurut
teori mekanika kuantum.
5. Siswa dapat menentukan letak unsure dalam table
periodic
6. A. Teori Atom Bohr dan Teori Mekanika
Kuantum
• Bohr yang menyatakan:
1. Elektron dalam atom mempunyai tingkat
energi tertentu atau elektron
bergerak mengelilingi inti dalam lintasan
tertentu.
2. Pada lintasannya elektron tidak menyerap atau
memancarkan energi.
3. Elektron dapat pindah dari satu tingkat ke
tingkat energi yang lain. Jika
elektron pindah ke tingkat energi yang lebih
tinggi elektron tersebut
dikatakan dalam keadaan tereksitasi.
8. Bilangan kuantum utama (n).
• Bilangan kuantum utama merupakan bilangan yang
menunjukan tingkat energi orbital
n merupakan bilangan bulat positif dan tidak termasuk nol.
n = 1,2,3,….
Semakin tinggi harga n, maka semakin semakin besar
orbitalnya.
Nilai l dimulai dari 0 sampai (n-1). Hubungan antara kulit,
tingkat energi dan bentuk orbital dapat digambarkan
sebagai berikut.
• Kulit K n = 1, l = 0 , orbital s
Kulit L n = 2, l = 0 , 1 , orbitas s ,p
Kulit M n = 3, l = 0, 1, 2 orbital s, p, d
Kulit N n = 4, l = 0, 1, 2, 3 orbital s, p, d, f
Dan seterusnya.
9. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimut memiliki lambang l.
Bilangan kuantum azimut
menyatakan tingkat energi elektron pada
subkulit.
Harga l untuk berbagai subkulit yaitu sebagai
berikut.
Elektron pada subkulit s memiliki harga l = 0
Elektron pada subkulit p memiliki harga l = 1
Elektron pada subkulit d memiliki harga l = 2
Elektron pada subkulit f memiliki harga l = 3
10. Bilangan kuantum magnetic (m)
• Bilangan kuantum magnetic menunjukan arah
orbital dalam sumbu x, y, z atau orientasi
orbital dalam ruang.
• m bernilai negative, nol, dan positif.
Missal : jika l = 0 maka m = 0 orbital s
l = 1 maka m = –1, 0, 1 orbital px, py, pz
l = 2 maka m = –2–1, 0, 1, 2 orbitalnya dx2 –
y2, dz2, dxy, dxz, dyz
12. Bilangan kuantum spin (s)
• Bilangan kuantum spin menyatakan arah
perputaran electron dalam orbital.
• Arah perputaran yang searah dengan jarum
jam nilainya +1/2 dan arah perputaran yang
berlawanan arah jarum jam nilainya -1/2.
Tingkat energinya sama, tanda hanya untuk
membedakan yang satu dengan yang lain.
14. • 1.Orbital s
Bentuk orbital s memiliki
satu orbital dengan bentuk
seperti bola, sehingga
tidak tergantung pada
sudut manapun. Orbital s
hanya terdapat 1 nilai m ,
sehingga hanya terdapat 1
orientasi, yaitu sama ke
segala arah.
15. • 2. Orbital p
Orbital p berbentuk cuping-
dumbbell (bagai balon
terpilin).Sub kulit p memiliki
tiga orbital. Pada sub kulit
ini terdapat 3 nilai m(–1, 0,
+1) sehingga terdapat 3
orientasi yang satu dan
lainnya membentuk sudut
90˚
16. • 3.Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital
dengan bentuk yang
komplek sdan orientasi
yang berbeda. Empat
orbital pertama memiliki
bentuk yang sama,
sedangkan satu orbital
memiliki bentuk yang
berbeda.Kelima orbital itu
adalah dxy ,dxz
17. • 4.Orbital f
• Orbital f(mempunyai 7
orbital) dan dikelompokan
menjadi tigakelompok,
yaitu
• 1) kelompok pertama: fxyz
• 2) kelompok kedua : fx(z2-
y2),fy(z2-y2),fz(x2-y2)
• 3) kelompok ketiga :
fx3,fy3,fz3
19. 1. Aturan Aufbau
• Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang
rendah ke tingkat energi yang tinggi. Elektron
mempunyai kecenderungan akan menempati dulu
subkulit yang energinya rendah. Besarnya tingkat
energi dari suatu subkulit dapat diketahui dari bilangan
kuantum utama (n) dan bilangan kuantum azimuth ( l )
dari orbital tersebut. Urutan energi dari yang paling
rendah ke yang paling tinggi sebagaimana digaram
yang dibuat oleh Mnemonik Moeler adalah sebagai
berikut:
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
< 4f < 5d ….
20.
21. Aturan Pauli (Eksklusi Pauli)
• Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli
pada tahun 1926. Yang menyatakan “Tidak
boleh terdapat dua elektron dalam satu atom
dengan empat bilangan kuantum yang sama”.
Orbital yang sama akan mempunyai bilangan
kuantum n, l, m, yang sama tetapi yang
membedakan hanya bilangan kuantum spin
(s).
22. 3. Aturan Hund
• Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund
Tahun 1930. yang menyatakan “elektron-
elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit
cenderung untuk tidak berpasangan”.
• Elektron-elektron baru berpasangan apabila
pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital
kosong.
26. • Sistem periodik unsur modern yang disebut juga
sistem periodik bentuk panjang, terdiri atas 7
periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3
disebut periode pendek karena berisi sedikit
unsur, sedangkan periode lainnya disebut periode
panjang. Golongan terbagi atas golongan A dan
golongan B. Unsur-unsur golongan A disebut
golongan utama, sedangkan golongan B disebut
golongan transisi. Golongan-golongan B terletak
antara golongan IIA dan IIIA. Golongan B mulai
terdapat pada periode 4.
27. a. Periode
• Sistem periodik unsur modern mempunyai 7
periode. Unsur-unsur yang mempunyai jumlah
kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya,
terletak pada periode yang sama.
28. b. Golongan
• Sistem periodik unsur modern mempunyai 8
golongan utama (A).
Unsur-unsur pada sistem periodik modern
yang mempunyai elektron
valensi (elektron kulit terluar) sama pada
konfigurasi elektronnya, maka
unsur-unsur tersebut terletak pada golongan
yang sama (golongan
utama/A).
30. • Bentuk Geometri Molekul
Bentuk molekul berkaitan dengan susunan
ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini
bentuk geometri dari beberapa molekul.
31. •Teori VSEPR (Valence Shell Electron
Pair Repulsion)
• Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair
Repulsion) menyatakan bahwa pasangan
elektron dalam ikatan kimia ataupun
pasangan elektron yang tidak dipakai bersama
(yaitu pasangan elektron “mandiri”) saling
tolakmenolak, pasangan elektron cenderung
untuk berjauhan satu sama lain.
33. C membentuk 4 ikatan kovalen, dapat dianggap
bahwa 1 elektron dari orbital 2s dipromosikan
ke orbital 2p, sehingga C mempunyai 4
elektron tunggal sebagai berikut.
Menjadi
34. Jumlah orbital hibrida (hasil hibridisasi) sama dengan
jumlah orbital yang terlihat pada hibridasi itu.
35. • Gaya Tarik Dipol-Dipol
Molekul yang sebaran muatannya tidak simetris,
bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang
berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar,
molekulmolekulnya cenderung menyusun diri
dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan
ujung (pol) negatif dari molekul di dekatnya.
• Gaya Tarik Antarmolekul
. Gaya tarik menarik antar molekul itulah yang
memungkinkan suatu gas dapat mengembun
(James E. Brady, 1990).
36. • Gaya Tarik-Menarik Dipol Sesaat –
Dipol Terimbas (Gaya London)
Antarmolekul nonpolar terjadi tarik-menarik
yang lemah akibat terbentuknya dipol
sesaat. Pada waktu membahas struktur
elektron, kita mengacu pada peluang untuk
menemukan elektron di daerah tertentu
pada waktu tertentu.
37. • Gaya London
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat
mengimbas pada molekul di sekitarnya,
sehingga membentuk suatu dipol terimbas.
Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik
antarmolekul yang lemah. Penjelasan teoritis
mengenai gaya-gaya ini dikemukakan
oleh Fritz London pada tahun 1928. Oleh
karena itu gaya ini disebut gaya
London (disebut juga gaya dispersi) (James
E. Brady, 1990).
38. • Ikatan Hidrogen
• Antara molekul-molekul yang
sangat polar dan mengandung
atom hidrogen terjadi ikatan
hidrogen. Titik didih senyawa
“hidrida” dari unsur-unsur
golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA,
diberikan pada gambar
39.
40. •Ikatan Ion
• Ikatan ion adalah ikatan yang
terbentuk akibat gaya tarik listrik
(gaya Coulomb) antara ion yang
berbeda. Ikatan ion juga dikenal
sebagai ikatan elektrovalen.
• Adanya ion positif dan negatif
memungkinkan terjadinya gaya
tarik antara atom sehingga
terbentuk natrium klorida.
Pembentukan natrium klorida