1. Kiat Penting Meraih
Kebahagiaan
Catatan untuk bedah buku di Aula Lt. III
IAIN Tulungagung
4 November 2014
Oleh
Ngainun Naim
www.spirit-literasi.blogspot.com
www.ngainun-naim.blogspot.com
www.kompasiana.com/Ngainun-
Naim.berbagi
2.
3. Identitas Buku
Judul Buku: Menemukan Bahagia, Mengarifi Kehidupan
Menuju Rida Tuhan
Penulis: M. Husnaini
Penerbit: Quanta Jakarta
Edisi: 2013
Tebal: xvii+141 halaman
4. • Kebahagiaan menjadi tujuan hidup semua
manusia. Tidak ada yang ingin hidupnya
sengsara.
• Ukuran bahagia antara satu orang dengan orang
yang lainnya bisa berbeda.
• Buku karya M. Husnaini ini mengajak kita
untuk merenungkan kembali beberapa
pertanyaan dasar; (1) Apa sesungguhnya
bahagia itu? (2) Bagaimana strategi mencapai
bahagia? (3) Apa saja hal yang menghilangkan
bahagia dari dalam diri?
5. • Buku ini mengajak kita menjawab tiga
pertanyaan di atas, dan juga mungkin
pertanyaan lain yang berkembang.
• Kunci penting bahagia; (1) ibadah. Ibadah
itu memiliki energi besar; mengurangi
ketidakseimbangan ekologis, ketimpangan
nilai-nilai, dan mengutuhkan kembali bangunan
ciptaan Allah yang selama ini kita rusak.
Ibadah itu menyelamatkan tanpa kita tahu
bahwa ia menyelamatkan. Energi ibadah itu
berupa berkah; suatu energi besar yang
muncul secara gaib dan tidak bisa dijelaskan
kecuali dengan penjelasan supranatural.
6. • (2) Sederhana; hilangnya kesederhanaan
menyebabkan kita ingin meraih segala sesuatu
secara instan. Yang muncul adalah sejuta
keinginan yang tak kunjung redam. Ini
mengganggu kebahagiaan. Sederhana
menyebabkan kita menikmati setiap proses
sehingga bisa membuat kita bahagia.
• (3) Menahan Diri; bahagia merupakan hasil
dari kemampuan menahan diri dalam makna
yang luas.
7. • (4) Dekat dengan al-Qur’an; kepada Allah
jua kita berdoa agar al-Qur’an menjadi
sumber kebahagiaan, hidayat dan pengobat
dahaga jiwa (h. 47).
• (5) Bermanfaat bagi sesama; keberadaan
seseorang diuji dari seberapa besar
manfaatnya bagi sesama dan lingkungannya.
• (6) Bekerja secara tulus;
• (7) Berilmu yang bermanfaat;
• (8) Bersyukur; rejeki itu tidak melulu berupa
harta.
8. Kelebihan
• Buku ini ditulis secara sederhana. Bahasanya
renyah mengalir. Membaca buku ini seolah
mengajak kita bertamasya ke sebuah dunia
imajinasi yang penuh dengan motivasi.
• Buku lebih menarik lagi karena dilengkapi
dengan kisah-kisah pendukung. Kisah memiliki
nilai penting untuk mengukuhkan dan menggali
nilai moral.
• Buku ini tidak disusun layaknya karya ilmiah
yang membuat pembacanya harus pusing.
9. • Buku ini laksana cermin bagi kita. Melalui
buku ini kita bisa melihat seperti apa kondisi
kita sekarang ini.
• Setiap bagian berisi refleksi tentang berbagai
hal yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
• Membaca buku ini memberikan motivasi dan
daya dorong untuk menjadi manusia yang
semakin baik dari hari ke hari.
10. • Buku ini mengajarkan kepada kita tentang strategi
menulis buku, yaitu menulis buku itu tidak harus
secara ketat sebagaimana buku ilmiah. Buku
ringan dan sederhana semacam ini pun memiliki
kontribusi penting dalam mencerdaskan
masyarakat.
• Metode menulis buku semacam ini bisa kita tiru
sehingga tradisi menulis di IAIN Tulungagung
dapat semakin tumbuh dan berkembang.
• Caranya dengan menulis setiap judul yang
dikerjakan secara perlahan dan rutin. Jika
dilakukan secara konsisten maka sebuah buku bisa
selesai ditulis dalam 3-4 bulan.
11. Catatan
• Tema masih terlalu luas. Alangkah lebih baiknya
jika fokus pada hal-ikhwal bahagia sehingga
pembaca bisa memperoleh banyak ilmu terkait
dengan topik tersebut.
• Pembaca mungkin saja merasa kurang puas
karena tema bahagia justru kurang banyak diulas
secara tuntas.
• Metode penulisannya yang bebas, santai dan
mengalir—selain memiliki kelebihan—juga
menyisakan persoalan, terutama terkait dengan
pembatasan pembahasan.