Artikel ini membahas pentingnya memahami konsep khilafah dalam Islam, bukan hanya melihat istilahnya. Meski tidak ada nash yang secara harfiah menyebutkan kewajiban khilafah, konsep pemerintahan Islam telah ada dalam ajaran Islam sejak awal. Status hukum khilafah tergantung pada apa yang dimaksud dengan konsep khilafah itu sendiri, bukan semata karena absennya istilah tersebut dalam nash.
Qaedah fiqh adalah perkara penting yang boleh membantu ummah dalah membuat keputusan dengan baik dan menghampiri ajaran Islam. Ianya adalah petunjuk dan pertimbangan yang asal dari alQuran dan Sunnah Nabi saw
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
Sekarang susah cari power point tentang Qawaid Fiqh, mudah-mudahan dengan adanya power point ini bisa bermanfaat dan berkah buat saya pribadi dan pembaca pada umumnya, aminn
Qaedah fiqh adalah perkara penting yang boleh membantu ummah dalah membuat keputusan dengan baik dan menghampiri ajaran Islam. Ianya adalah petunjuk dan pertimbangan yang asal dari alQuran dan Sunnah Nabi saw
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
Sekarang susah cari power point tentang Qawaid Fiqh, mudah-mudahan dengan adanya power point ini bisa bermanfaat dan berkah buat saya pribadi dan pembaca pada umumnya, aminn
Qaedah fiqh adalah perkara penting yang boleh membantu ummah dalah membuat keputusan dengan baik dan menghampiri ajaran Islam. Ianya adalah petunjuk dan pertimbangan yang asal dari alQuran dan Sunnah Nabi saw
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
qawaid fiqhiyyah merupakan hal yang paling esensial unutk menetukan suatu hukum utamanya di zaman modern ini. dengan menguasainya,maka kita akan tahu mengenai tujuan dalam beragama Islam.
Qaedah fiqh adalah perkara penting yang boleh membantu ummah dalah membuat keputusan dengan baik dan menghampiri ajaran Islam. Ianya adalah petunjuk dan pertimbangan yang asal dari alQuran dan Sunnah Nabi saw
Qawaid Fiqh adalah satu Science oleh Ulama Islam bagi mengeluarkan Hukum Fiqh. Ianya adalah Garis Sempadan dan Ungkapan yang mendalam dan Boleh di Gunakan secara Umum oleh Pencinta Islam dan Pendakwah sebagai petunjuk umum.
qawaid fiqhiyyah merupakan hal yang paling esensial unutk menetukan suatu hukum utamanya di zaman modern ini. dengan menguasainya,maka kita akan tahu mengenai tujuan dalam beragama Islam.
Forecasting Model for leaf Spot of Banana by Md. Kamaruzzaman Md. Kamaruzzaman
A model is nothing but a sequential hypothesis of what to do before epidemic .It is the simple and easy expression of forecasting information. It can be expressed by graphically or diagrammatically.
This course classifies the various types of headaches, many of which are mistakenly called migraine. Various types of treatments, specific to a properly diagnosed headache, are listed.
Studi Hukum Islam tak henti hentinya di kaji dan menarik untuk dijadikan wacana dan penelitian dalam segala aspek yang melingkupi perjalanan dinamika keislaman. kiranya gairah umat islam yang besar untuk melakukan kajian bisa atersalur lewat forum ilmiyah, forum online dan yang lainnya.
Dalam pembentukan hukum, fikih tidak akan dapat berdiri tanpa “ushûlnya”, berbeda dengan ushûl yang dapat berdiri sendiri tanpa fikih, karena ia adalah dasarnya. Oleh sebab itu, usul fikih adalah ilmu yang sangat penting dalam menghasilkan hukum Islam yang responsif dan adaptable terhadap permasalahan kontemporer, karena ilmu ini membahas tentang metode-metode, dasar-dasar, pendekatan-pendekatan, dan teori-teori yang digunakan dalam memahami ajaran Islam. Hal inilah yang menjadikannya menempati posisi sentral dalam studi ke islaman, sehinga seringkali disebut sebagai “the queen of Islamic science”. Dari kaidah-kaidah yang lahir yang dirumuskan oleh para mujahid Islam dalam disiplin ilmu ini, membawa dampak hukum yang dapat mengakomodir, antara necessity of life dengan tujuan hidup manusia di akhirat kelak.
Abstract: In Ulumul Qur’an , the existence of discourse about abrogating (Nasakh) is the real proof that there is a dialectic relationship between revelation and reality. Nasakh is the cancellation of the law. It could be eliminating and releasing the text of the law referring to reading. It also could be defending the text to show the instruction of abrogated law. The research is based on qualitative descriptive study that limits the study on the Mawarits and Wasiyat
verses. The paper is expected to provide scientifc contributions in the form of conceptualization of Ulumul Qur’an oriented to legal legislation and to provide intellectual contributions that combine theory of Nasakh in Ulumul Qur’an through a legal context of usul fqh. Therefore, it is also possible to be an alternative development of Philosophy of Islamic Law .
Keywords: Nasakh , Legal Legislation, Wasiat, Mawaris.
Similar to Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya (20)
Khilafah _ perhatikan konsepnya, jangan hanya lihat istilahnya
1. www.titokpriastomo.com/pemikiran-islam/khilafah-perhatikan-konsepnya-jangan-hanya-lihat-istilahnya.html 1/5
PEMBELA KHILAFAHCatatan Seputar khilafah Syariah dan Pemikiran Islam
Artikel Induk: Pertanyaan yang menjebak: mana nash yang mewajibkan khilafah?
Lihat Konsep, Jangan Terpaku Pada Sebutan
Mohon maaf jika saya terkesan tidak to the point. Namun saya merasa perlu memberi pendahuluan agar kita bisa
keluar dari jeratan pertanyaan tentang dalil khilafah itu. Jika anda masih penasaran dengan nash mana yang
secara jelas menyebutkan wajibnya khilafah, maka anda harus membaca bagian ini, karena di sinilah saya
memaparkan alur “logika” dan alasan mengapa menemukan nash yang secara literal mewajibkan sesuatu yang
disebut khilafah itu menjadi tidak terlalu penting.
Oleh karena itu, saya harap anda jangan tergesa-gesa untuk membolak-balik lembaran-lembaran di dalam kitab
hadits yang enam (al-kutubus Sittah ) atau yang sembilan (al-kutubut tis’ah), atau kitab hadits manapun, untuk
mencari kalimat-kalimat yang secara jelas mewajibkan khilafah. Saya ingin agar kita dapat mengakui bahwa
memang tidak ada nash (teks) –baik Qur’an maupun Sunnah- yang secara dhahir menyatakan wajibnya khilafah,
semisalnya berbunyii: “اﻟﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﯾﻛم ”ﻛﺗﺑت (telah diwajibkan atas kalian khilafah). Meski sebenarnya terdapat nash-
nash yang mengandung kata khilafah disertai dengan indikasi bahwa sesuatu yang disebut khilafah itu
merupakan perkara yang wajib,tapi tak apalah, asumsikan saja bahwa tidak ada satu nash syara’ pun yang secara
literal menyebut kata khilafah.
Namun perlu digarisbawahi bahwa seandainya asumsi di atas kita benarkan, hal tersebut tidak dengan sendirinya
menunjukkan bahwa tidak ada dalil syara’ yang menetapkan kewajiban khilafah. Boleh jadi, term khilafah tidak
ada di dalam nash-nash syara’, namun konsep khilafah ada di dalam nash-nash syara’ tanpa diungkap dengan
redaksi yang secara jelas menyebut wajibnya khilafah.
Tentu anda mengenal perbedaan antara apa yang dinamakan dengan konsep –di satu sisi- dan dengan term -di
Home
Daftar isi blog
Buku Tamu
Kitab-kitab Mutabannat
Karya-karya Syabab
Kitab-kitab Tentang Demokrasi
Khilafah: Perhatikan Konsepnya, Jangan Hanya Lihat
Istilahnya
— APRIL 26, 2013 BY TITOK
3
2. www.titokpriastomo.com/pemikiran-islam/khilafah-perhatikan-konsepnya-jangan-hanya-lihat-istilahnya.html 2/5
sisi yang lain. Ya, meski keduanya sering bertalian, akan tetapi jelas berbeda. Konsep adalah deskripsi mental
terhadap suatu kenyataan, baik yang konkret maupun yang abstrak. Konsep biasa diungkap secara verbal lewat
sebuah definisi yang bisa memberi gambaran kenyataan tersebut secara akurat. Sedangkan term adalah simbol
bahasa yang merepresentasikan konsep tersebut agar dapat dikomunikasikan secara ringkas. Sebuah konsep
mungkin saja diungkap dengan beberapa term yang berbeda, bahkan bisa jadi, ia sudah ada dalam kenyataan
meski belum diungkap dengan term apapun.
Saya ingin mengajukan sebuah perumpamaan. Apa yang anda bayangkan jika mendengar kata “orkestra”? Mungkin
anda akan membayangkan sekelompok orang yang memainkan berbagai jenis alat musik secara bersama-sama
sehingga menghasilkan suatu harmonisasi suara yang enak didengar. Nah, gambaran kenyataan yang muncul
ketika anda mendengar kata orkestra itulah konsep yang ada di balik kata tersebut. Sedangkan kata orkestra
sendiri merupakan term, simbol bahasa yang melambangkan konsep orkestra agar dapat dikomunikasikan secara
lebih ringkas.
Jika anda membongkar perbendaharaan kata dalam Bahasa Jawa asli (bukan kata-kata serapan dari Barat),
mungkin anda tidak akan menemukan satu kata pun yang maknanya sepadan dengan kata orkestra. Namun,
kosongnya Bahasa Jawa dari kata orkestra tidak berarti bahwa masyarakat Jawa tidak mengenal dan tidak
mempraktekkan konsep orkestra. Pagelaran musik gamelan -yang ada dalam tradisi kesenian mereka-
sebenarnya sesuai dengan konsep orkestra yang kita pahami. Jadi, konsep orkestra sudah dipraktekkan sejak
lama oleh masyarakat Jawa, bahkan juga Sunda dan Bali. Hanya saja, mereka tidak punya term umum untuk
menyebut jenis kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memainkan berbagai jenis alat musik
yang berbeda secara harmonis itu. Inilah contoh dimana kenyataan yang sesuai dengan suatu konsep itu telah
ada, namun term yang mewakilinya belum ada.
Sama halnya dalam Islam. Adakalanya, sekumpulan nash syara’ mengandung suatu konsep yang syar’i, namun ia
masih terserak, tercerai-berai dalam banyak nash, belum dirumuskan dan belum pula dilambangkan dalam suatu
term atau istilah tertentu. Untuk membuktikannya, saya ingin menampilkan beberapa contoh.
Term “Akidah Islam” (al-‘Aqidah al-Islamiyyah) misalnya. Istilah ini tidak pernah kita jumpai dalam nash-nash
syara’. Tapi, absennya kata Akidah Islam dalam nash-nash syara’ tidak menunjukkan bahwa konsep akidah tidak
ada di dalam Islam. Sejak generasi awal, kaum muslimin sudah menyadari keberadaan perkara-perkara yang harus
diyakini secara bulat dalam Islam, seperti: keesaan Allah, kenabian Muhammad, kebenaran Al-Qur’an, akan
datangnya hari akhir, adanya hari kebangkitan, hari perhitungan, keberadaan surga dengan segala nikmatnya,
keberadaan neraka dengan segala siksa di dalamnya, dll. Perkara-perkara tersebut termuat secara terpisah dan
tercerai-berai di dalam ribuan nash, baik berupa ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits nabawi. Meskipun masalah-
masalah itu belum disatukan dan belum disebut dengan istilah khusus oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, namun,
karena semua masalah tersebut jelas ada dan dapat dikumpulkan dalam satu tema, maka di kemudian hari, para
ulama menamainya dengan sebuatan Akidah Islam. Jelas, konsep akidah Islam telah eksis dalam nash dan telah
dipahami sejak awal, namun sebutan atau istilah yang mewakilinya baru diperkenalkan belakangan oleh para
ulama.
Contoh serupa yang bisa kita sebut adalah istilah rukun-rukun shalat (arkanush shalah). Sependek pengetahuan
kami, tidak ada sebuah nash yang menggunakan istilah arkanush-shalah, lalu menjabarkan konsepnya secara rinci
dan utuh dalam nash itu juga. Maka timbul tanda tanya di benak kita: lantas dari mana para ulama menemukan
konsep rukun-rukun shalat? Dari mana pula Syafi’iyyah mengatakan bahwa rukun shalat ada 13, sementara
Malikiyah menyatakan bahwa rukun shalat ada 14, sedangkan Hanbaliyah menyatakan bahwa rukun shalat ada 16?
3. www.titokpriastomo.com/pemikiran-islam/khilafah-perhatikan-konsepnya-jangan-hanya-lihat-istilahnya.html 3/5
← Pertanyaan Yang Menjebak: Mana Nash Yang Me…
Jika tidak ada nash yang menyebut istilah rukun-rukun shalat dan merincinya, maka apakah kemudian kita berani
mengatakan bahwa konsep tersebut merupakan bid’ah yang diada-adakan oleh para ulama?
Dalam kenyataannya, semenjak hukum shalat pertama kali turun, sejak itu pula konsep rukun telah hadir di dalam
hukum-hukum seputar shalat. Rukun adalah unsur-unsur yang menjadi pilar dalam shalat, yang apabila
ditinggalkan maka shalat menjadi batal atau dianggap tidak terlaksana, seperti: niat, takbiratul ihram, membaca
al-Fatihah, ruku’, sujud, dst. Hanya saja, pada awalnya, belum ada yang menamai perkara-perkara tersebut
dengan istilah “rukun-rukun shalat”. Baru di kemudian hari, para ulama-lah yang menamainya dengan istilah
tertentu. Jadi, konsep tentang rukun-rukun shalat adalah perkara syar’i, fakta hukumnya sudah ada sejak dahulu,
akan tetapi namanya baru mapan kemudian.
Sebenarnya masih banyak contoh-contoh istilah lain. Namun, dengan dua contoh di atas, mudah-mudahan dapat
membuat kita menyepakati, bahwa untuk menilai status hukum sebuah konsep, kita tidak boleh semata
melihatnya dari keberadaan istilah tersebut di dalam nash syara’. Lebih jauh, kita perlu meneliti lagi apakah
pengertian/konsep yang dikandung oleh istilah tersebut termuat di dalam nash-nash syara’ atau tidak.
Di sinilah tampak jelas bahwa pernyataan “khilafah tidak wajib karena tidak ada nash syara’ yang secara literal
menyebut wajibnya khilafah” dibangun berdasarkan pemikiran yang cenderung keliru dan menyesatkan.
Alasannya karena pernyataan ini menampik kewajiban khilafah tanpa berpijak pada pengertian yang dikehendaki
oleh istilah khilafah itu sendiri. Padahal, masalah eksistensi konsep khilafah tidak bisa disimplifikasi menjadi
sekedar problem istilah.
Karena itulah kami tegaskan kembali bahwa masalah khilafah –apakah disyariatkan atau tidak- tergantung pada
konsep tentang “apa itu khilafah?”. Jika konsep yang terkandung dalam istilah khilafah itu memang suatu hal
yang diperintahkan oleh syariat, berarti khilafah memang perkara yang disyariatkan. Sebaliknya, jika ternyata
dalil-dalil syara’ tidak mewajibkan perkara yang terkandung dalam pengertian khilafah itu, maka khilafah
memang tidak disyariatkan.
Bersambung.. insyaallah
Kembali ke Artikel Induk: Pertanyaan yang menjebak: mana nash yang mewajibkan khilafah?
This entry was posted in Pemikiran Islam and tagged imamah, kewajiban khilafah, khilafah, khilafah islamiyah, konsep khilafah,
pemerintahan islam. Bookmark the permalink.
3 THOUGHTS ON “KHILAFAH: PERHATIKAN KONSEPNYA, JANGAN HANYA LIHAT ISTILAHNYA”
Pingback: Pertanyaan Yang Menjebak: Mana Nash Yang Menyebut Wajibnya Khilafah? | Hamdani Firdaus
4. www.titokpriastomo.com/pemikiran-islam/khilafah-perhatikan-konsepnya-jangan-hanya-lihat-istilahnya.html 4/5
Arya Bima April 26, 2013 at 1:16 pm
Alur penjelasannya sangat baik. Terima kasih, jazakallahu khairan katsiira.
Reply
ksai April 29, 2013 at 5:15 am
alhamdulillah, jazakalloh.keep istiqomah
Reply
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name *
Email *
Website
Comment
You may use these HTML tags and attributes: <ahref=""title=""><abbrtitle=""><acronymtitle=""><b>
<blockquotecite=""><cite><code><deldatetime=""><em><i><qcite=""><strike><strong>