2. Khadijah Rha menjadi satu dari empat
wanita yang menjadi teladan dalam
kehidupan muslim. Keempatnya
dijanjikan surga sesuai hadist yang
dinarasikan Ad-Dzahabi.
Wanita Ahli Surga
3. Wanita Ahli Surga
Kisah teladan Siti Khadijah tidak hanya saat dia
mengakui kebenaran wahyu Alloh SWT dan
mendampingi Nabi Muhammad SAW. Dalam
berbagai biografi Siti Khadijah disebutkan karakter
unggulnya, yang telah terlihat sebelum dia menerima
Islam dan menjadi istri Rasululloh SAW.
4. Wanita Mulia
Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul
Uzza bin Qushay al-Quraisyiah al-Asadiyah. Ibunya bernama
Fatimah binti Zaidah bin Jundub. Beliau dilahirkan di Mekah
tahun 68 sebelum hijrah. Ia berasal dari keluarga bangsawan
Quraisy. Khadijah dididik dengan akhlak mulia dan terhormat
sebagai seorang wanita. Sehingga tumbuhlah ia dengan karakter
yang kuat, cerdas, dan menjaga kehormatan.
5. Wanita Mulia
Nasab Khadijah bertemu dengan nasab Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pada kakek kelima, Qushay. Ia adalah
wanita pertama yang dinikahi oleh Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang pertama yang
menerima dakwah Islam. Dan wanita yang paling
dicintai beliau.
6. Khadijah di Masa Jahiliyah
Di masa jahiliyah, sebelum kenal dengan Rasululloh,
Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anha dikenal
sebagai seorang wanita yang kaya dan seorang pedagang
besar. Ia bekerja sama dengan laki-laki untuk bagi hasil
barang dagangannya. Karena laki-lakilah yang terbiasa
bersafar ke Syam untuk berdagang. Sedangkan wanita-
wanita di masa itu tidak terbiasa keluar-keluar menuju
tempat yang jauh. Inilah tradisi Arab kala itu, hal ini juga
sesuai dengan sifat menjaga kesucian diri yang beliau
7. Khadijah di Masa Jahiliyah
Hari-hari terus berlalu, hingga beliau mendengar kisah tentang
seseorang yang bernama Muhammad bin Abdullah. Seorang laki-
laki yang berakhlak mulia. Jujur lagi terpercaya. Jarang sekali
terdengar di masa jahiliyah ada seorang laki-laki memiliki sifat
sedemikian mulia. Ia kirim seseorang untuk menawarkan kerja
sama dagang menuju Syam. Ia berikan barang kualitas super, yang
tidak ia percayakan kepada pedagang lainnya.
8. Khadijah di Masa Jahiliyah
Ketika Khadijah dan Muhammad telah sepakat bekerja
sama, Khadijah menyertakan seorang budak laki-lakinya
yang bernama Maisaroh untuk membawa barang dagangan
itu hingga ke Syam. Di daerah Romawi itu, Muhammad bin
Abdulloh berteduh di bawah pohon dekat dengan kuil milik
seorang pendeta. Si pendeta datang mendekati Maisaroh. Ia
berkata, “Siapa laki-laki yang berteduh di bawah pohon itu?”
“Ia seorang laki-laki Quraisy dari penduduk al-Haram”, jawab
Maisaroh. Si pendeta berkata lagi, “Tak seorang pun yang
singgah di bahwa pohon ini kecuali seorang nabi.”
9. Khadijah di Masa Jahiliyah
Kemudian Rasululloh saw mulai menjual
barang dagangannya dan membeli barang
lainnya yang beliau inginkan. Sesampainya di
Mekah, beliau menemui Khadijah dengan
hasil keuntungan dagangnya. Kemudian
Khadijah membeli barang bawaannya. Beliau
pun mendapatkan untung berkali lipat.
10. Khadijah di Masa Jahiliyah
Maisaroh mengabarkan tentang kemuliaan
akhlak Muhammad bin Abdulloh dan sifat-
sifatnya yang istimewa, yang ia lihat saat
bersafar bersama. Demikianlah safar, ia
menampakkan sesuatu yang tersembunyi
dari perangai manusia. Terlebih safar di masa
itu yang kendaraan dan keadaannya tidak
senyaman sekarang.
11. Memeluk Islam
Alloh Ta’ala menganugerahkan Ummul Mukminin Khadijah
hati dan ruh yang suci dan cahaya keimanan. Sehingga ia
begitu siap ketika kebaikan datang menghampirinya. Ketika
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima wahyu
pertama:
ا َِّكِبَر ِمْساِب ْأَرْقاَقَلَخ يِذَّل
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan.” [Quran Al-Alaq: 1].
Nabi segera pulang dalam keadaan takut dan gemetar. Kemudian beliau bertemu
dengan istrinya. “Selimuti aku. Selimuti aku.”, kata Nabi. Khadijah menyelimutinya
sampai rasa cemasnya sirna. Nabi berkata,
12. Memeluk Islam
“Khadijah, apa yang terjadi padaku? Aku khawatir terjadi apa-apa
pada diriku.” Khadijah menanggapi dengan kalimat yang sangat
berarti bagi jiwa Nabi, ia berkata,
“Tidak. Bergembiralah! Demi Alloh, Dia tidak akan pernah
menghinakanmu. Demi Alloh, engkau adalah seorang yang
menyambung silaturahim, jujur ucapannya, memikul kesulitan
orang lain, menanggung orang yang tidak punya, memuliakan
tamu, dan mendukung usaha-usaha kebenaran.”
13. Dikutip dari berbagai sumber, berikut 10 poin keistimewaan
Khadijah yang punya julukan Ummul Mu’minin.
1. Lahir dari keluarga revolusioner
Khadijah lahir dari keluarga revolusioner yang sangat dihormati di
kalangan Quraisy. Ayahnya, Khuwaylid, tidak melakukan kebiasaan
suku tersebut yang dinilai merugikan misal mengubur bayi perempuan
hidup-hidup.
Sebagai salah satu pemimpin suku, ayah Khadijah memilih
membesarkan dan memberi pendidikan yang baik pada
putrinya. Khadijah menjadi seseorang yang pintar, sukses
meneruskan usaha perdagangan ayahnya, beretika, dan punya
keyakinan kuat.
14. 2. Julukan Khadijah
Khadijah memiliki karakter mulia dan tegas. Karakter tersebut
melukiskan besarnya penghormatan kaum Quraisy pada sosok Khadijah
seperti ditulis dalam buku Sirah dari Abd al-Malik ibn Hishām
Keunggulan karakter menjadikan kaum Quraisy memberi
julukan At-Taahirah, atau yang suci (the pure) pada sosok
Khadijah. Tak heran jika Khadijah diinginkan banyak pemuka
Quraisy menjadi istri dari putranya.
15. 3. Tidak menyembah berhala
Sebelum da’wah Islam, Khadijah tidak ikut menyembah berhala Suku
Quraisy. Hal ini terungkap saat Khadijah menghadiri festival yang
diadakan Quraisy di sekitar Kakbah. Peserta acara yang kebanyakan
perempuan menyembah berhala Hubal yang dianggap dewa ramalan.
Walau ikut dalam festival, Khadijah tidak ikut menyembah Hubal meski
datang ke festival.
Saat di festival itulah, ada orang tua yang menyeru kepada peserta acara. Dalam seruannya dia
mengatakan, telah hadir seorang utusan Tuhan di antara Quraisy. Jika mereka punya kesempatan
menikahinya, maka lebih baik segera dilakukan. Seruan orang tua ini disambut ejekan, lemparan
batu, dan tidakan tak menyenangkan lain dari para peserta.
16. 4. Khadijah mempertimbangkan seruan adanya utusan Tuhan
Khadijah tidak ikut melakukan hal kurang menyenangkan pada
orang tua di festival tersebut. Dia justru terlihat tenang, bijak, dan
mempertimbangkan tiap kata dari orang tua Yahudi yang
identitasnya tak dijelaskan detail tersebut. Momen ini seolah
menandai takdir Khadijah selanjutnya menjadi yang pertama
meyakini kebenaran wahyu Alloh SWT dan memeluk Islam.
Ketika peristiwa ini terjadi, Khadijah telah menjadi pedagang sukses yang kaya
dan rendah hati. Dia juga dermawan terhadap hartanya pada orang lain yang
membutuhkan. Sosoknya menjadi inspirasi di kalangan Quraisy untuk memiliki
karakter jujur, bijak, dan pekerja keras.
17. 5. Melamar Rasululloh SAW
Jika umumnya laki-laki melamar perempuan, maka Khadijah menempuh cara
sebaliknya saat menikahi Rasululloh SAW. Khadijah melamar Nabi Muhammad
SAW melalui orang ketiga Nafisah binti Munyah, yang merupakan sahabat
saudagar wanita tersebut. Nafisah kemudian menyampaikan maksud Khadijah
pada Abu Thalib, paman Nabi Muhammad SAW.
Peran orang ketiga diperlukan karena tradisi Quraisy tidak
mengenal perempuan melamar laki-laki. Selain itu, Khadijah
sempat tidak pede meski kaya dan berasal dari keluarga
ternama. Krisis pede terjadi karena perbedaan usia yang besar,
Khadijah 40 tahun dan Nabi Muhammad SAW 25 tahun.
18. 6. Pendukung utama Nabi Muhammad SAW
Setelah proses lamaran, Ameerat Quraysh atau Puteri Quraisy
tersebut akhirnya resmi menjadi istri Rasululloh SAW. Nabi SAW
awalnya adalah pegawai Khadijah yang memimpin rombongan
dagang menuju Suriah. Pernikahan Khadijah dengan Muhammad
bin Abdullah terjadi sebelum turunnya wahyu dari Alloh SWT.
Dukungan utama Khadijah terlihat saat Nabi Muhammad SAW
menerima wahyu pertama di Gua Hira. Saat itu dia menemani
Rasululloh SAW yang ketakutan
19. 6. Pendukung utama Nabi Muhammad SAW
"Beliaupun pulang dalam kondisi gemetar dan bergegas hingga masuk ke
rumah Khadijah. Kemudian Nabi berkata kepadanya: Selimuti aku, selimuti
aku. Maka Khadijah pun menyelimutinya hingga hilang rasa takutnya.
Kemudian Nabi bertanya: 'wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku ini?'.
Lalu Nabi menceritakan kejadian yang beliau alamai kemudian
mengatakan, 'aku amat khawatir terhadap diriku'. Maka Khadijah
mengatakan, 'sekali-kali janganlah takut! Demi Allah, Dia tidak akan
menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah orang yang
menyambung tali silaturahmi, pemikul beban orang lain yang susah,
pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang yang
menegakkan kebenaran." (HR Bukhari).
20. 7. Membenarkan wahyu dari Alloh SWT
Keistimewaan Siti Khadijah juga terlihat saat Nabi Muhammad
SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira. Khadijah tidak
bersikap masa bodoh, namun ikut mencari tahu kebenaran wahyu
yang diterima Nabi Muhammad SAW.
Saat itu Khadijah rha mendatangi pamannya Waraqah
bin Naufal yang bisa bahasa Ibrani. Waraqah
diceritakan sebagai orang tua yang kehilangan
penglihatan, namun dipercaya Khadijah. Kisah ini
dituliskan dalam hadist seperti diceritakan Aisyah.
21. 7. Membenarkan wahyu dari Alloh SWT
"Setelah itu Khadijah pergi bersama Nabi menemui Waraqah bin
Naufal, ia adalah saudara dari ayahnya Khadijah. Waraqah telah
memeluk agama Nasrani sejak zaman jahiliyah. Ia pandai menulis
Al-Kitab dalam bahasa Arab. Maka disalinnya Kitab Injil dalam
bahasa Arab seberapa yang dikehendaki Alloh untuk dapat ditulis.
Namun usianya ketika itu telah lanjut dan matanya telah buta.”
22. 7. Membenarkan wahyu dari Alloh SWT
Khadijah berkata kepada Waraqah, "wahai paman.
Dengarkan kabar dari anak saudaramu ini".
Waraqah berkata, "Wahai anak saudaraku. Apa
yang terjadi atas dirimu?". Rasululloh
Shallallahu'alaihi Wasallam menceritakan
kepadanya semua peristiwa yang telah dialaminya.
Waraqah berkata, "(Jibril) ini adalah Namus yang
pernah diutus Alloh kepada Nabi Musa.
23. 7. Membenarkan wahyu dari Alloh SWT
Duhai, semoga saya masih hidup ketika engkau
diusir oleh kaummu". Nabi bertanya, "Apakah
mereka akan mengusir aku?" Waraqah menjawab,
"Ya, betul. Tidak ada seorang pun yang diberi
wahyu seperti engkau kecuali pasti dimusuhi orang.
Jika aku masih mendapati hari itu niscaya aku akan
menolongmu sekuat-kuatnya". Tidak berapa lama
kemudian Waraqah meninggal dunia." (HR Bukhari).
24. 8. Meminta sorban Rasululloh SAW untuk kain kafan
Khadijah dikisahkan menggunakan seluruh hartanya untuk
penyebaran Islam. Khadijah yang awalnya kaya jatuh miskin, hingga
tak punya kain kafan untuk membungkus mayatnya jika meninggal.
Saat itu, Khadijah dikisahkan meminta sorban yang biasa
digunakan Nabi Muhammad SAW untuk menerima wahyu
sebagai kafan. Namun sorban tersebut urung digunakan karena
Khadijah menerima sorban yang dikirim Malaikat Jibril. Kelak ada
lima orang yang menggunakan kain kafan istimewa tersebut
yaitu Khadijah, Nabi Muhammad SAW, Fatimah, Ali bin Abi
Thalib, dan Hasan cucu Rasululloh SAW.
25. 8. Meminta sorban Rasululloh SAW untuk kain kafan
Khadijah dikisahkan menggunakan seluruh hartanya untuk
penyebaran Islam. Khadijah yang awalnya kaya jatuh miskin, hingga
tak punya kain kafan untuk membungkus mayatnya jika meninggal.
Saat itu, Khadijah dikisahkan meminta sorban yang biasa
digunakan Nabi Muhammad SAW untuk menerima wahyu
sebagai kafan. Namun sorban tersebut urung digunakan karena
Khadijah menerima sorban yang dikirim Malaikat Jibril. Kelak ada
lima orang yang menggunakan kain kafan istimewa tersebut
yaitu Khadijah, Nabi Muhammad SAW, Fatimah, Ali bin Abi
Thalib, dan Hasan cucu Rasululloh SAW.
26. 9. Kisah sedih Rasululloh saw dan Khadijah
Kisah sedih pasangan ini terangkum dalam amul huzni (tahun
kesedihan) pada kehidupan Rasululloh SAW. Saat itu, Rasululloh
SAW kehilangan pamannya Abu Tholib dan Khadijah karena
menghadap Alloh SWT. Keduanya adalah pendukung utama Nabi
Muhammad SAW saat pertama kali menerima wahyu dari Alloh
SWT hingga berpulang
Khadijah berpulang pada 11 Ramadhan tahun ke-3 sebelum hijrah. Momen
tersebut kira-kira sama dengan 22 November 619M. Menjelang wafat,
Khadijah kembali menegaskan kesetiaan pada Rasululloh SAW dan
kebenaran atas wahyu Alloh SWT. Khadijah dikisahkan meninggal di
pangkuan Rasululloh SAW.
27. 10. Anak Khadijah dan Rasululloh saw
Pasangan Khadijah dan Rasululloh SAW memiliki 2 anak laki-laki dan
4 anak perempuan. Namun Qasim dan Abdulloh meninggal saat
masih berusia anak-anak, selanjutnya pasangan tersebut tak lagi
dikarunai anak laki-laki.
Sementara anak perempuan Khadijah dan Rasululloh
saw tumbuh dewasa, ikut dalam penyebaran Islam, dan
menjadi contoh untuk para muslim. Mereka adalah
Zainab, Fatimah, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum.
28. Suatu hari, Rasululloh saws berlinang air mata
seraya bersabda kepada para sahabatnya:
Yayasan
Al-Kalam
Lestari
“Alloh tidak pernah memberikanku wanita
yang lebih mulia daripada Khadijah. Di saat
manusia tidak percaya, dia sendiri yang
percaya. Ketika semua orang mendustakan
diriku, dia sendiri yang menerimaku. Ketika
manusia berlarian dariku, ia mendukungku,
baik ketika ada maupun tiada. Dan Alloh
mengaruniaiku putra-putri bukan dari yang
lain, melainkan darinya.”
29. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Khadijah berasal dari keluarga terpandang, Bani Hasyim.
Khuwaylid dan Fatimah, adalah orang tuanya. Ia tumbuh
menjadi gadis yang pandai dan bijaksana. Di usia yang
masih muda, ia menikah dengan Abu Hala bin Zurara.
Pernikahan pertama ini melahirkan dua putra, Hala dan
Hindun. Namun, Alloh menakdirkan kepedihan kepada
Khadijah. Suaminya meninggal di usia bunda yang baru
menginjak 20 tahun. Ia berwasiat agar anaknya jangan
diasuh oleh orang lain. Dari wasiat tersebut bunda
bertekad akan memperhatikan anak-anaknya dan juga
perkerjaannya (perdagangan) dengan segala kemampuan
yang dimilikinya. Tekad inilah yang mengantarkan Khadijah
menjadi Ibunda Mekkah nantinya.
30. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Akhirnya bunda kembali menikah
dengan Atik bin Aziz. Dari pernikahan
kedua ini lahir seorang putri bernama
Hindun. Atik adalah pria yang keras
dan tidak pernah puas, kekerasannya
membuat Khadijah memutuskan pergi
dari rumah bersama dua putra dan
bayi perempuannya.
31. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Membesarkan anak-anak dan mengurus
perdagangan sendirian tidaklah mudah.
Meskipun tekad kuatnya selalu membara,
dalam hatinya ia merasa kesepian. Ia
membutuhkan seorang pendamping setelah
sekian tahun hidup menjanda. Hingga akhirnya
ia bermimpi yang sama berulang kali. Dari
mimpi tersebut, ada makna tersirat yang sang
bunda dapat. Sebuah kisah cinta.
32. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Membesarkan anak-anak dan mengurus
perdagangan sendirian tidaklah mudah.
Meskipun tekad kuatnya selalu membara,
dalam hatinya ia merasa kesepian. Ia
membutuhkan seorang pendamping setelah
sekian tahun hidup menjanda. Hingga akhirnya
ia bermimpi yang sama berulang kali. Dari
mimpi tersebut, ada makna tersirat yang
Khadijah dapat. Sebuah kisah cinta.
33. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Kali ini, Khadijah ingin menyerahkan urusan
perdagangan kepada orang lain. Pembantunya
mengusulkan Abu Thalib dan keponakannya
yang terkenal jujur dalam mengelola
perdagangan. Namun, karena alasan sudah
tua, akhirnya Abu Thalib menyuruh sang
keponakan yang mengambil alih. Dengan
perintah tersebut, pemuda yang akhirnya
diketahui Khadijah sebagai Muhammad, pergi
ke kediaman Khadijah. Kontrak kerja pun
terjadi. Muhammad akan menjadi pemimpin
kafilah dagangnya menuju Syam.
34. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Ketika rombongan kafilah melewati rumahnya,
Khadijah mencari-cari pemuda tersebut. Ia melihat
pemuda itu yang paling bersinar di antara
banyaknya kerumunan orang. Seketika, hati
Khadijah berdebar-debar. Cahaya yang terpancar
dari pemuda itu membawa ketenangan dan
keteduhan bagi hatinya. Khadijah akhirnya
menyadari bahwa ia telah jatuh hati pada pemuda
tersebut. Pemuda yang masih menjadi kerabatnya.
35. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Khadijah begitu memendam perasaannya. Ia tak ingin
membiarkan orang lain tahu bahwa ia merindukan
pemuda berawalan huruf mim itu. Ia begitu senang
mendengarkan para pembantunya menceritakan
kebaikan Muhammad. Baginya, semua benda yang
berawalan “mim” membuat hatinya berdesir. Baginya,
setiap pandangan yang ia lihat tertulis “mim” di sana.
Baginya, awan di langit melukiskan huruf “mim” setiap
saat. Baginya, angin yang menerpa dirinya akan
membisikkan kata “mim“. Seolah-olah alam semesta
begitu mengerti kerinduan Khadijah.
36. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Tidak lama setelah kepulangan kafilah
dagang yang dipimpin Muhammad,
terjadilah pernikahan agung itu.
Pernikahan antara “kha” dan “mim“.
Bahkan seluruh jagad raya seperti ikut
merayakan hari bahagia tersebut.
37. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Muhammad begitu dicintai Khadijah, ketiga anaknya,
dan seluruh keluarganya. Darinya, lahirlah Qasim,
putra pertama, yang sayangnya meninggal di usia
belia. Ketika itu Zainab, putri pertama mereka, masih
bayi. Kesedihan menyelimuti rumah dan seluruh
keluarga Khadijah. Hari-hari sulit itu pun membuat
Khadijah dan Muhammad semakin dekat.
Sang Al-Amin selalu menemani dan menghiburnya.
Hingga peristiwa pengangkatan anak terjadi, anak
istimewa itu adalah seorang budak bernama Zaid bin
Haritsah. Setelah itu, lahirlah dua anak perempuan,
Rukayah dan Ummu Kultsum. Lalu Fatimah lahir di
masa menjelang kenabian.
38. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Di akhir usia 30-an, Muhammad sering
bertafakur ke gua Hira. Sendiri maupun
bersama istrinya, Khadijah. Ia menjauhkan
diri dari masyarakat dan kesibukan dunia.
Muhammad mulai merasakan keanehan. Ia
sering melihat dan mendengar hal yang
membuatnya tak nyaman. Di saat seperti
itu, Khadijah selalu menenangkan dengan
mengucapkan kata-kata lembut.
39. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Dan peristiwa turunnya wahyu pertama pun terjadi. Peristiwa
yang membuat hati setiap orang beriman bergetar. Peristiwa
abadi yang tak pernah bosan kita dengarkan.
“Selimuti aku, selimuti aku…,“ pinta Rasulullah saw ketika
sampai di rumah.
Dengan penuh kasih sayang, Khadijah berusaha menenangkan
suaminya.
Waraqah, saudara Khadijah, menerangkan bahwa yang datang
menemui Muhammad adalah makhluk yang sama yang
mendatangi Musa yaitu Malaikat Jibril. Ia mengatakan kepada
Khadijah dan Muhammad bahwa hari-hari berat akan segera
mereka jalani.
40. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Hal itu membuat Khadijah selalu setia mendampingi
suaminya, mendukungnya, dan merekalah pasangan
muslim pertama di dunia. Rasululloh saw mulai
berdakwah pada keluarga dan sahabatnya. Tak banyak
yang mau mengikuti agama baru tersebut. Agama yang
hanya menyeru satu Tuhan. Hinaan dan cacian ia
terima. Yang paling keras dan menentang datang dari
kedua pamannya, Abu Lahab dan Abu Jahal. Bahkan
hinaan semakin memburuk ketika Rasululloh saw
menyampaikan isi Al-Quran. Kata-kata si gila, tukang
sihir, dan penyair tersemat padanya.
41. Yayasan
Al-Kalam
Lestari
Namun, semakin hari semakin banyak pengikut
Rasulullah saw. Hal itu membuat geram kaum musyrikin.
Akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk
memboikot Rasululloh saw dan pengikutnya. Boikot itu
akan berakhir jika Rasululloh berhenti berdakwah dan
meninggalkan agama baru itu. Di masa-masa sulit itu,
Khadijah berusaha membagikan apa saja yang ia punya
kepada kaum muslimin yang tertindas dan kelaparan.
Semua kekayaannya terkuras habis selama tiga tahun
masa pemboikotan tersebut. Setelah masa sulit itu
berakhir, Khadijah jatuh sakit. Di dalam pembaringannya,
ia menyebutkan segala nama baik sang Suami. Rasul
Alloh.saw Dengan menyebut syahadat, kekasih dari
kekasih-Nya pergi. Meninggalkan sang utusan terakhir.