SlideShare a Scribd company logo
[OPISSEN YUDISYUS 20100430019]
Resume ESDM Bab III
Ketenagakerjaan Indonesia
* M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 1
Ada pendapat yang mengatakan bahwa proses yang mempercepat pembangunan
ekonomi adalah jumlah penduduk yang besar. Namun, ada yang berpendapat lain yaitu
jumlah penduduk yang sedikit justru mempercepat proses pembangunan ke arah yang lebih
baik. Ada pula yang berpendapat bahwa jumlah penduduk suatu negara harus seimbang
dengan jumlah sumber-sumber ekonominya, baru dapat di peroleh kenaikan pendapatan
nasionalnya. Hal ini berarti jumlah penduduk tidak boleh terlampau sedikit tetapi juga tidak
boleh terlampau banyak.
Besarnya jumlah penduduk membawa akibat terhadap jumlah angkatan kerja, jumlah
orang yang mencari pekerjaan ataupun jumlah pengangguran yang semakin besar. Maka
pembangunan ekonomi sangat perlu ditingkatkan lebih tinggi dari pertumbuhan jumlah
penduduk agar kegiatan perekonomian menjadi lebih luas dan selanjutnya dapat
memperkecil jumlah pengangguran.
Teori Ketenagakerjaan
Salah satu masalah dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara
permintaan akan tenaga kerja (demand for labor) dan penawaran angkatan kerja (supply of
labor), pada suatu tingkat upah (Kusumosuwidho, 1981). Ketidakseimbangan tersebut berupa
: a) lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja (adanya excess
supply of labor) dan, b) lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya
exess demand for labor).
W
We
Ne
SL
DL
1.1
N
Gambar 1
Ketidakseimbangan Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
W
W1
N1
SL
DL
1.2
NN2
Excess
SL
E
[OPISSEN YUDISYUS 20100430019]
Resume ESDM Bab III
Ketenagakerjaan Indonesia
* M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 2
Keterangan :
SL = Penawaran tenaga kerja (supply of labor)
DL = Permintaan tenaga kerja (demand of labor)
W = Upah riil
N = Jumlah tenaga kerja
Penjelasan gambar :
1.1. Jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah
tenaga kerja yang diminta, yaitu masing-masin sebesar Ne pada tingkat keseimbangan
We. Titik keseimbangan adalah titik E. Pada tingkat upah keseimbanagan We maka
semua orang yang ingin bekerja telah dapat bekerja. Berarti tidak ada orang yang
menganggur. Keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah We.
1.2. Adanya excess supply of labor. Dimana pada tingkat upah W1 penawran tenaga kerja
(SL) lebih besar daripada permintaan tenaga kerja (DL). Jumlah tenaga kerja yang
menawarkan dirinya untuk bekerja adalah sebanyak N2 sedangkan yang diminta
hanya N1. Dengan demikian, ada orang yang menganggur pada tingkat upah W1
sebanyak N1 N2.
1.3. Adanya excess demand of labor. Dimana pada tingkat upah W2 permintaan akan
tenaga kerja (DL) lebih besar daripada penawaran tenaga kerja (SL). Jumlah orang
W
W2
N3
SL
DL
1.3
NN4
Excess
DL
[OPISSEN YUDISYUS 20100430019]
Resume ESDM Bab III
Ketenagakerjaan Indonesia
* M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 3
yang menawarkan dirinya, untuk bekerja pada tingkat upah W2 adalah sebanyak N3
orang, sedangkan yang diminta adalah sebanyak N4 orang.
Ada dua teori yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Pertama adalah teori
Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan penawaran pekerja tidak memberikan
masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaliknya kelebihan pekerja justru merupakan modal
untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa pindahan pekerja dari sektor
subsiten ke sektor kapitalis modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan
pernah menjadi “terlalu banyak”. Menurut Lewis ada dua sektor dalam perekonomian negara
berkembang, yaitu sektor kapitalis modern dan sektor subsisten terbelakang, dimana sektor
subsisten tidak hanya dari sektor pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pedagang kaki
lima dan pengecer koran serta mempunyai kelebihan penawaran tenaga kerja dan tingkat
upah relatif murah.
Teori kedua adalah teori Fei-Ranis (1961), berkaitan dengan negara berkembang yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat
diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran, dan
tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut Fei-Ranis ada tiga tahap pembangunan
ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh. Pertama, dimana para penganggur semu (yang tidak
menambah output pertanian) dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang
sama. Kedua, tahap dimana pekerja pertanian menambah out put tetapi memproduksi lebih
kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, di alihkan pula ke sektor industri. Ketiga,
tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan out
put lebih besar daripada perolehan upah institusional. Dalam hal ini kelebihan pekerja
terserap ke sektor jasa dan industri yang meningkat terus menerus sejalan dengan
pertambahan out put dan perluasan usahanya.
Konsep Ketenagakerjaan
1. Tenaga kerja (man power), adalah penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah
seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas
tersebut.
[OPISSEN YUDISYUS 20100430019]
Resume ESDM Bab III
Ketenagakerjaan Indonesia
* M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 4
2. Angkatan Kerja (labor force), adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat,
atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produksi yaitu produksi barang dan jasa.
3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labor force participation rate), adalah
menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai persentase
penduduk dalam kelompok umur tersebut.
4. Tingkat Pengangguran (unemployment rate), adalah angka yang menunjukkan berapa
banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan.
5. Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah bagian dari angkatan kerja yang
sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.
6. Setengah Menganggur (underemployment), adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan
yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara
normal mampu dan ingin dikerjakan.
7. Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment), adalah jika seseorang
bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang
lebih pendek dari biasanya.
8. Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment), jika seseorang
bekerja secara penuh tetapi pekerjaanya itu dianggap tidak mencukupi, karena
pendapatannya yang terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk
mengembangkan seluruh keahliannya.
9. Pengangguran tidak kentara (disguiesed unemployment), dalam angkatan kerja
dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika
dilihat dari segi produktivitasnya. Misalnya, pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh
dua orang, tapi dikerjakan oleh tiga orang sehingga satu orang merupakan disguiesed
unemployment.
10. Pengangguran friksional, adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang
dari sesuatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang
waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan lain.
[OPISSEN YUDISYUS 20100430019]
Resume ESDM Bab III
Ketenagakerjaan Indonesia
* M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 5
11. Pengangguran struktural, adalah pengangguran yang disebabkan karena ketidakcocokan
antara struktur para pencari kerja - sehubungan dengan keterampilan, bidang keahlian,
maupun daerah lokasinya - dengan struktur permintaan tenaga kerja yang belum terisi.
Keadaan Ketenagakerjaan di Indonesia
1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Semakin tinggi TPAK semakin baik, karena itu berarti partisipasi angkatan kerja
semakin meningkat. Bila peningkatan angkatan kerja seiring dengan bertambahnya
partisipasi penduduk yang bekerja, dapat diartikan peningkatan TPAK diiringi dengan
menurunnya partisipasi penduduk yang bekerja dan pertanda pemicu tingginya TPAK
adalah meningkatnya penduduk yang mencari pekerjaan atau mengakibatkan
bertambahnya pengangguran.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Agust-09 Agust-10 Agust-11
Bali 77,82 Papua 80,99 Papua 78,45
Papua 77,75 Bali 77,38 Bali 76,45
Kalimantan Barat 73,45 Kalimantan Barat 73,17 Kalimantan Barat 73,93
NTT 72,09 NTT 72,77 Bengkulu 73,83
Kalimantan Selatan 71,61 Bengkulu 71,86 Sulawesi Tengah 73,11
Sulawesi Utara 62,05 Jawa Barat 62,38 Jawa Barat 62,27
Riau 62,08 Aceh 63,17 Aceh 63,78
Sulawesi Selatan 62,48 Sulawesi Utara 63,31 Gorontalo 64,12
Aceh 62,5 Riau 63,66 Sulawesi Selatan 64,32
Jawa Barat 62,89 Sulawesi Selatan 64,14 Sulawesi Utara 65,32
Indonesia 67,23 67,72 68,34
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Indonesia periode 2009 – 2011 mengalami
peningkatan. Dimana TPAK tertinggi pada tahun 2009 terdapat di Provinsi Bali, yaitu
sebesar 77,82, ini berarti yang bekerja dan mencari pekerjaan di Bali relatif lebih
banyak dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Pada tahun 2010
dan 2011 TPAK tertinggi terdapat di Provinsi Papua. Sementara TPAK terendah pada
tahun 2009 terdapat di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu sebesar 62,05 dan pada tahun
2010 dan 2011 terdapat di Provinsi Jawa Barat.
[OPISSEN YUDISYUS 20100430019]
Resume ESDM Bab III
Ketenagakerjaan Indonesia
* M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 6
2) Upah Pekerja/karyawan
Pada tahun 2010 rata-rata upah di perdesaan sebesar Rp. 889.795, sementara
rata-rata upah pekerja perkotaan tercatat sebesar Rp. 1.451.926. Lebih dari 50 persen
penduduk yang bekerja di perkotaan menerima upah lebih dari atau sama dengan Rp.
600.000. Sebaliknya lebih dari 50 persen penduduk yang bekerja di perdesaan
menerima upah kurang dari Rp. 600.000. Perbedaan tingkat upah tersebut salah
satunya dipengaruhi oleh perbedaan biaya hidup antara perkotaan dan perdesaan
dimana biaya hidup diperkotaan cenderung lebih tinggi daripada di perdesaan.
3) Produktivitas Pekerja
Dilihat menurut provinsi, provinsi penghasil migas mempunyai tingkat
produktivitas umum lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi yang bukan penghasil
migas. Pada tahun 2010 produktivitas umum tertinggi dicatat di provinsi Kalimantan
Timur dengan tingkat produktvitas sebesar 216,59 juta rupiah, DKI Jakarta dengan
183,84 juta rupiah, Riau dengan 157,90 juta rupiah, dan Kepulauan Riau dengan
93,07 juta rupiah. Ketiga provinsi tersebut masih merupakan provinsi penghasil migas
terbesar di Indonesia. Apabila pengaruh migas dihilangkan dalam penghitungan
tingkat produktivitas akan menurun drastis. Misalnya, produktivitas tanpa migas di
Kalimantan Timur hanya 126,78 juta rupiah, Riau 98,86 juta rupiah, dan Kepulauan
Riau 86,43 juta rupiah. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan nilai
produktivitas tertinggi yang tidak bergantung pada produksi migas dengan tingkat
produktivitas sebesar 183,05 juta rupiah.
Sementara itu, provinsi yang memiliki tingkat produktivitas terendah di bawah
15 juta rupiah baik di sektor umum (termasuk migas) maupun sektor tanpa migas
yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara. Tingkat produktivitas di
provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2010 mencapai 13,44 juta rupiah (sektor
umum) dan 13,44 juta rupiah (sektor tanpa migas), sedangkan provinsi Maluku
sebesar 13,79 juta rupiah (sektor umum), 13,75juta rupiah (sektor tanpa migas), dan
Maluku Utara sebesar 13,10 juta rupiah (baik sektor umum maupun tanpa migas).
[OPISSEN YUDISYUS 20100430019]
Resume ESDM Bab III
Ketenagakerjaan Indonesia
* M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 7
4) Tingkat Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Agust-09 Agust-10 Agust-11
Banten 14,97 Banten 13,68 Banten 13,06
DKI Jakarta 12,15 DKI Jakarta 11,32 DKI Jakarta 10,8
Jawa Barat 10,96 Jawa Barat 10,33 Kalimantan Timur 9,84
Kalimantan Timur 10,83 Kalimantan Timur 10,21 Jawa Barat 9,83
Maluku 10,57 Maluku 9,97 Sulawesi Utara 8,62
Bali 3,13 Bali 3,06 Bali 2,32
NTT 3,97 Sulawesi Barat 3,25 Bengkulu 2,37
Papua 4,08 NTT 3,34 Kalimantan Tengah 2,55
Sulawesi Barat 4,51 Papua 3,55 NTT 2,69
Kalimantan
Tengah
4,62
Kalimantan Tengah
4,14 Sulawesi Barat 2,82
Indonesia 7,87 7,14 6,56
Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia selama periode 2009 – 2011 cenderung
menurun. Pada tahun 2009, angka pengangguran terbuka di Indonesia sebesar 7,87 persen
dan pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 7,14 dan 6,56 persen. Angka pengangguran terbuka
tertinggi terdapat di Provinsi Banten, yaitu sebesar 14,97 persen pada tahun 2009, walaupun
pada tahun berikutnya (2010 dan 2011) mengalami penurunan, yaitu menjadi 13,68 dan
13,06. Namun, Provinsi Banten tetap yang memeliki angka pengangguran tertinggi, disusul
DKI Jakarta diposisi dua. Sementara angka pengangguran terbuka terendah terdapat di
Provinsi Bali, yaitu sebesar 3,13 persen tahun 2009 dan berturut-turut pada tahun 2010 dan
2011, yaitu 3,06 dan 2,32 persen.

More Related Content

What's hot

Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar PerdaganganBab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
Quinta Nursabrina
 
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Muhamad Fierza Hazmi
 
Ukuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.pptUkuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.ppt
Deby Andriana
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Dadang Solihin
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Yasri Purwani II
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
Judianto Nugroho
 
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Basuki Rahmat
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
rusdiman1
 
Ekonomi pembangunan
Ekonomi pembangunanEkonomi pembangunan
Ekonomi pembangunan
ucup orenz
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Cut Endang Kurniasih
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
gadis sriyamti
 
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Joel mabes
 
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Opissen Yudisyus
 
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
Putri Aisyah
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
rensykartika
 

What's hot (20)

Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar PerdaganganBab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
Bab 4 Permintaan dan Penawaran,Kurva Tawar Menawar, dan Nilai Tukar Perdagangan
 
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
 
Beberapa teori ketenagakerjaan
Beberapa teori ketenagakerjaanBeberapa teori ketenagakerjaan
Beberapa teori ketenagakerjaan
 
Ukuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.pptUkuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.ppt
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Ekonomi pembangunan
Ekonomi pembangunanEkonomi pembangunan
Ekonomi pembangunan
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Bab x(2)
Bab x(2)Bab x(2)
Bab x(2)
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanianPeranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
Peranan sumber daya manusia dalam pengembangan pertanian
 
Model probit
Model probitModel probit
Model probit
 
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
 
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 

Similar to Ketenagakerjaan Indonesia

Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Terminal Purba
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
Joel mabes
 
Beatrice
BeatriceBeatrice
Beatrice
Edda Raden
 
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Williams Utaman
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
febi pristan
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
Nani Alitu
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguranNeo Fakhlur
 
PENGANGGURAN DI INDONESIA
PENGANGGURAN DI INDONESIAPENGANGGURAN DI INDONESIA
PENGANGGURAN DI INDONESIA
DivaAudrey
 
Pengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia
Pengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di IndonesiaPengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia
Pengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia
Tika Nafisah
 
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptxPP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
MuhammadAkram782743
 
Konsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdfKonsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdf
VeraRenita2
 
Keterkaitan antara pengangguran dan inflasi
Keterkaitan antara pengangguran dan inflasiKeterkaitan antara pengangguran dan inflasi
Keterkaitan antara pengangguran dan inflasioktavianina
 
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
RazuAl1
 
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaResuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
Fahmy Metala
 
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptxPOWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
SuryaSurya799164
 
pengantar kependudukan - tenaga kerja
pengantar kependudukan - tenaga kerjapengantar kependudukan - tenaga kerja
pengantar kependudukan - tenaga kerjaKikie Kakikukeko
 
Bab VI pengangguran dan inflasi
Bab VI pengangguran dan inflasiBab VI pengangguran dan inflasi
Bab VI pengangguran dan inflasi
rizky putri khalifah
 

Similar to Ketenagakerjaan Indonesia (20)

Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
Beatrice
BeatriceBeatrice
Beatrice
 
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
 
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIAPENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
PENGARUH PENGANGGURAN USIA PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
PENGANGGURAN DI INDONESIA
PENGANGGURAN DI INDONESIAPENGANGGURAN DI INDONESIA
PENGANGGURAN DI INDONESIA
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Pengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia
Pengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di IndonesiaPengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia
Pengantar Ekonomi Makro - Penyebab Tingginya Tingkat Pengangguran di Indonesia
 
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptxPP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
PP. Kependudukan Dan Tenaga Kerja.pptx
 
Konsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdfKonsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdf
 
Keterkaitan antara pengangguran dan inflasi
Keterkaitan antara pengangguran dan inflasiKeterkaitan antara pengangguran dan inflasi
Keterkaitan antara pengangguran dan inflasi
 
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptxKelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Internasional - Pengangguran.pptx
 
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian IndonesiaResuman Kasar Perekonomian Indonesia
Resuman Kasar Perekonomian Indonesia
 
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptxPOWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
 
pengantar kependudukan - tenaga kerja
pengantar kependudukan - tenaga kerjapengantar kependudukan - tenaga kerja
pengantar kependudukan - tenaga kerja
 
Bab VI pengangguran dan inflasi
Bab VI pengangguran dan inflasiBab VI pengangguran dan inflasi
Bab VI pengangguran dan inflasi
 

More from Opissen Yudisyus

Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Opissen Yudisyus
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Opissen Yudisyus
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantangan
Opissen Yudisyus
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazali
Opissen Yudisyus
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panel
Opissen Yudisyus
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Opissen Yudisyus
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviews
Opissen Yudisyus
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviews
Opissen Yudisyus
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)
Opissen Yudisyus
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
Opissen Yudisyus
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
Opissen Yudisyus
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)
Opissen Yudisyus
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian aset
Opissen Yudisyus
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Opissen Yudisyus
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
Opissen Yudisyus
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islam
Opissen Yudisyus
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Opissen Yudisyus
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outbound
Opissen Yudisyus
 
Cara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhanCara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhan
Opissen Yudisyus
 
Tinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianTinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka Penelitian
Opissen Yudisyus
 

More from Opissen Yudisyus (20)

Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantangan
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazali
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panel
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviews
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviews
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian aset
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islam
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outbound
 
Cara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhanCara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhan
 
Tinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianTinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka Penelitian
 

Recently uploaded

METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 

Recently uploaded (18)

METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 

Ketenagakerjaan Indonesia

  • 1. [OPISSEN YUDISYUS 20100430019] Resume ESDM Bab III Ketenagakerjaan Indonesia * M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 1 Ada pendapat yang mengatakan bahwa proses yang mempercepat pembangunan ekonomi adalah jumlah penduduk yang besar. Namun, ada yang berpendapat lain yaitu jumlah penduduk yang sedikit justru mempercepat proses pembangunan ke arah yang lebih baik. Ada pula yang berpendapat bahwa jumlah penduduk suatu negara harus seimbang dengan jumlah sumber-sumber ekonominya, baru dapat di peroleh kenaikan pendapatan nasionalnya. Hal ini berarti jumlah penduduk tidak boleh terlampau sedikit tetapi juga tidak boleh terlampau banyak. Besarnya jumlah penduduk membawa akibat terhadap jumlah angkatan kerja, jumlah orang yang mencari pekerjaan ataupun jumlah pengangguran yang semakin besar. Maka pembangunan ekonomi sangat perlu ditingkatkan lebih tinggi dari pertumbuhan jumlah penduduk agar kegiatan perekonomian menjadi lebih luas dan selanjutnya dapat memperkecil jumlah pengangguran. Teori Ketenagakerjaan Salah satu masalah dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan akan tenaga kerja (demand for labor) dan penawaran angkatan kerja (supply of labor), pada suatu tingkat upah (Kusumosuwidho, 1981). Ketidakseimbangan tersebut berupa : a) lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja (adanya excess supply of labor) dan, b) lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya exess demand for labor). W We Ne SL DL 1.1 N Gambar 1 Ketidakseimbangan Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja W W1 N1 SL DL 1.2 NN2 Excess SL E
  • 2. [OPISSEN YUDISYUS 20100430019] Resume ESDM Bab III Ketenagakerjaan Indonesia * M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 2 Keterangan : SL = Penawaran tenaga kerja (supply of labor) DL = Permintaan tenaga kerja (demand of labor) W = Upah riil N = Jumlah tenaga kerja Penjelasan gambar : 1.1. Jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, yaitu masing-masin sebesar Ne pada tingkat keseimbangan We. Titik keseimbangan adalah titik E. Pada tingkat upah keseimbanagan We maka semua orang yang ingin bekerja telah dapat bekerja. Berarti tidak ada orang yang menganggur. Keadaan ini disebut full employment pada tingkat upah We. 1.2. Adanya excess supply of labor. Dimana pada tingkat upah W1 penawran tenaga kerja (SL) lebih besar daripada permintaan tenaga kerja (DL). Jumlah tenaga kerja yang menawarkan dirinya untuk bekerja adalah sebanyak N2 sedangkan yang diminta hanya N1. Dengan demikian, ada orang yang menganggur pada tingkat upah W1 sebanyak N1 N2. 1.3. Adanya excess demand of labor. Dimana pada tingkat upah W2 permintaan akan tenaga kerja (DL) lebih besar daripada penawaran tenaga kerja (SL). Jumlah orang W W2 N3 SL DL 1.3 NN4 Excess DL
  • 3. [OPISSEN YUDISYUS 20100430019] Resume ESDM Bab III Ketenagakerjaan Indonesia * M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 3 yang menawarkan dirinya, untuk bekerja pada tingkat upah W2 adalah sebanyak N3 orang, sedangkan yang diminta adalah sebanyak N4 orang. Ada dua teori yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Pertama adalah teori Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan penawaran pekerja tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaliknya kelebihan pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa pindahan pekerja dari sektor subsiten ke sektor kapitalis modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi “terlalu banyak”. Menurut Lewis ada dua sektor dalam perekonomian negara berkembang, yaitu sektor kapitalis modern dan sektor subsisten terbelakang, dimana sektor subsisten tidak hanya dari sektor pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pedagang kaki lima dan pengecer koran serta mempunyai kelebihan penawaran tenaga kerja dan tingkat upah relatif murah. Teori kedua adalah teori Fei-Ranis (1961), berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, banyak pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut Fei-Ranis ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh. Pertama, dimana para penganggur semu (yang tidak menambah output pertanian) dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang sama. Kedua, tahap dimana pekerja pertanian menambah out put tetapi memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, di alihkan pula ke sektor industri. Ketiga, tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan out put lebih besar daripada perolehan upah institusional. Dalam hal ini kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang meningkat terus menerus sejalan dengan pertambahan out put dan perluasan usahanya. Konsep Ketenagakerjaan 1. Tenaga kerja (man power), adalah penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
  • 4. [OPISSEN YUDISYUS 20100430019] Resume ESDM Bab III Ketenagakerjaan Indonesia * M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 4 2. Angkatan Kerja (labor force), adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produksi yaitu produksi barang dan jasa. 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labor force participation rate), adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut. 4. Tingkat Pengangguran (unemployment rate), adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. 5. Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. 6. Setengah Menganggur (underemployment), adalah perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakan. 7. Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment), adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya. 8. Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment), jika seseorang bekerja secara penuh tetapi pekerjaanya itu dianggap tidak mencukupi, karena pendapatannya yang terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya. 9. Pengangguran tidak kentara (disguiesed unemployment), dalam angkatan kerja dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Misalnya, pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh dua orang, tapi dikerjakan oleh tiga orang sehingga satu orang merupakan disguiesed unemployment. 10. Pengangguran friksional, adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari sesuatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan lain.
  • 5. [OPISSEN YUDISYUS 20100430019] Resume ESDM Bab III Ketenagakerjaan Indonesia * M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 5 11. Pengangguran struktural, adalah pengangguran yang disebabkan karena ketidakcocokan antara struktur para pencari kerja - sehubungan dengan keterampilan, bidang keahlian, maupun daerah lokasinya - dengan struktur permintaan tenaga kerja yang belum terisi. Keadaan Ketenagakerjaan di Indonesia 1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Semakin tinggi TPAK semakin baik, karena itu berarti partisipasi angkatan kerja semakin meningkat. Bila peningkatan angkatan kerja seiring dengan bertambahnya partisipasi penduduk yang bekerja, dapat diartikan peningkatan TPAK diiringi dengan menurunnya partisipasi penduduk yang bekerja dan pertanda pemicu tingginya TPAK adalah meningkatnya penduduk yang mencari pekerjaan atau mengakibatkan bertambahnya pengangguran. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Agust-09 Agust-10 Agust-11 Bali 77,82 Papua 80,99 Papua 78,45 Papua 77,75 Bali 77,38 Bali 76,45 Kalimantan Barat 73,45 Kalimantan Barat 73,17 Kalimantan Barat 73,93 NTT 72,09 NTT 72,77 Bengkulu 73,83 Kalimantan Selatan 71,61 Bengkulu 71,86 Sulawesi Tengah 73,11 Sulawesi Utara 62,05 Jawa Barat 62,38 Jawa Barat 62,27 Riau 62,08 Aceh 63,17 Aceh 63,78 Sulawesi Selatan 62,48 Sulawesi Utara 63,31 Gorontalo 64,12 Aceh 62,5 Riau 63,66 Sulawesi Selatan 64,32 Jawa Barat 62,89 Sulawesi Selatan 64,14 Sulawesi Utara 65,32 Indonesia 67,23 67,72 68,34 Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Indonesia periode 2009 – 2011 mengalami peningkatan. Dimana TPAK tertinggi pada tahun 2009 terdapat di Provinsi Bali, yaitu sebesar 77,82, ini berarti yang bekerja dan mencari pekerjaan di Bali relatif lebih banyak dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Pada tahun 2010 dan 2011 TPAK tertinggi terdapat di Provinsi Papua. Sementara TPAK terendah pada tahun 2009 terdapat di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu sebesar 62,05 dan pada tahun 2010 dan 2011 terdapat di Provinsi Jawa Barat.
  • 6. [OPISSEN YUDISYUS 20100430019] Resume ESDM Bab III Ketenagakerjaan Indonesia * M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 6 2) Upah Pekerja/karyawan Pada tahun 2010 rata-rata upah di perdesaan sebesar Rp. 889.795, sementara rata-rata upah pekerja perkotaan tercatat sebesar Rp. 1.451.926. Lebih dari 50 persen penduduk yang bekerja di perkotaan menerima upah lebih dari atau sama dengan Rp. 600.000. Sebaliknya lebih dari 50 persen penduduk yang bekerja di perdesaan menerima upah kurang dari Rp. 600.000. Perbedaan tingkat upah tersebut salah satunya dipengaruhi oleh perbedaan biaya hidup antara perkotaan dan perdesaan dimana biaya hidup diperkotaan cenderung lebih tinggi daripada di perdesaan. 3) Produktivitas Pekerja Dilihat menurut provinsi, provinsi penghasil migas mempunyai tingkat produktivitas umum lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi yang bukan penghasil migas. Pada tahun 2010 produktivitas umum tertinggi dicatat di provinsi Kalimantan Timur dengan tingkat produktvitas sebesar 216,59 juta rupiah, DKI Jakarta dengan 183,84 juta rupiah, Riau dengan 157,90 juta rupiah, dan Kepulauan Riau dengan 93,07 juta rupiah. Ketiga provinsi tersebut masih merupakan provinsi penghasil migas terbesar di Indonesia. Apabila pengaruh migas dihilangkan dalam penghitungan tingkat produktivitas akan menurun drastis. Misalnya, produktivitas tanpa migas di Kalimantan Timur hanya 126,78 juta rupiah, Riau 98,86 juta rupiah, dan Kepulauan Riau 86,43 juta rupiah. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan nilai produktivitas tertinggi yang tidak bergantung pada produksi migas dengan tingkat produktivitas sebesar 183,05 juta rupiah. Sementara itu, provinsi yang memiliki tingkat produktivitas terendah di bawah 15 juta rupiah baik di sektor umum (termasuk migas) maupun sektor tanpa migas yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara. Tingkat produktivitas di provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2010 mencapai 13,44 juta rupiah (sektor umum) dan 13,44 juta rupiah (sektor tanpa migas), sedangkan provinsi Maluku sebesar 13,79 juta rupiah (sektor umum), 13,75juta rupiah (sektor tanpa migas), dan Maluku Utara sebesar 13,10 juta rupiah (baik sektor umum maupun tanpa migas).
  • 7. [OPISSEN YUDISYUS 20100430019] Resume ESDM Bab III Ketenagakerjaan Indonesia * M u l y a d i S . 2 0 1 2 . E k o n o m i S u m b e r D a y a M a n u s i a . R a j a g r a f i n d o Page 7 4) Tingkat Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agust-09 Agust-10 Agust-11 Banten 14,97 Banten 13,68 Banten 13,06 DKI Jakarta 12,15 DKI Jakarta 11,32 DKI Jakarta 10,8 Jawa Barat 10,96 Jawa Barat 10,33 Kalimantan Timur 9,84 Kalimantan Timur 10,83 Kalimantan Timur 10,21 Jawa Barat 9,83 Maluku 10,57 Maluku 9,97 Sulawesi Utara 8,62 Bali 3,13 Bali 3,06 Bali 2,32 NTT 3,97 Sulawesi Barat 3,25 Bengkulu 2,37 Papua 4,08 NTT 3,34 Kalimantan Tengah 2,55 Sulawesi Barat 4,51 Papua 3,55 NTT 2,69 Kalimantan Tengah 4,62 Kalimantan Tengah 4,14 Sulawesi Barat 2,82 Indonesia 7,87 7,14 6,56 Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia selama periode 2009 – 2011 cenderung menurun. Pada tahun 2009, angka pengangguran terbuka di Indonesia sebesar 7,87 persen dan pada tahun 2010 dan 2011 sebesar 7,14 dan 6,56 persen. Angka pengangguran terbuka tertinggi terdapat di Provinsi Banten, yaitu sebesar 14,97 persen pada tahun 2009, walaupun pada tahun berikutnya (2010 dan 2011) mengalami penurunan, yaitu menjadi 13,68 dan 13,06. Namun, Provinsi Banten tetap yang memeliki angka pengangguran tertinggi, disusul DKI Jakarta diposisi dua. Sementara angka pengangguran terbuka terendah terdapat di Provinsi Bali, yaitu sebesar 3,13 persen tahun 2009 dan berturut-turut pada tahun 2010 dan 2011, yaitu 3,06 dan 2,32 persen.