SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1


                                                                        Bab 10
                        ANALISIS IS-LM



A. ANALISIS KESEIMBANGAN IS

 Tingkat bunga (dalam %)



      20


      15                     Fungsi permintaan investasi I=80-4r



      10



                                                                         investasi (dalam
                                                                           milyar rupiah)
           0            20            40                           80

                        Gambar 10.1. Fungsi permintaan investasi



               Perhatikan contoh gambar 10.1. pada gambar tersebut garis II
2

    merupakan kurva permintaan investasi agregatif dengan persamaan fungsi I
    = 80–4r, dimana I menunjukkan nilai investasi per tahun dinyatakan dalam
    milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat bunga dinyatakan dalam
    persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada tingkat
    bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah
    sejumlah Rp 20 milyar. Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka
    besarnya investasi meningkat menjadi Rp 40 milyar.

           Kalau misalnya sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi
    dengan persamaan fungsi:
           C (dalam milyar rupiah) = 40 + 0,6Y

    Maka perekonomian tersebut mempunyai persamaan fungsi tabungan:
           S (dalam milyar rupiah) = -40 + 0,4Y

                                                    Y=Y
      C,S,Y



                                                                   C

                                E
     CE
                                                                   S
     C0


              450
      0                                                                Y
                                YE


      S0
                    Gambar 10.2. Fungsi tabungan dan fungsi konsumsi



           Untuk leebih jelasnya, perhatikan saja contoh berikut. Sebuah
    perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi investasi dengan
3

persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
Fungsi Konsumsi (dalam milyar rupiah):
        C = 0,6Y + 40

Fungsi Pengeluaran Investasi (dalam milyar rupiah):
        I = -4r + 80


        Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi
tersebut, fungsi IS perekonomian dapat kita temukan.

1. Menggunakan rumus I

    Y       =C+I
    Y       = 0,6Y + 40 – 4r + 80
    0,4 Y   = 120 – 4r
    Y       = 300 – 10r


2. Menggunakan rumus II

          C 0 + I 0 + er
    Y   =
              1− c
          40 + 80 + (−4r )          120 4r
    Y   =                       =      −
               1 − 0,6              0,4 0,4
    Y   = 300 − 10r



       Secara grafis fungsi IS yang menunjukkan hubungan antara tingkat
bunga dengan pendapatan nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4



    Tingkat bunga (r)
    dalam persen




    30

                                    Fungsi IS: Y=300-10r
    20



    10


                                                           Pendapatan nasional nyata (Y)
         0                                                     dalam milyar rupiah
                           100                   200

                                  Gambar 10.3. Kurva IS               300


                Kuadran 4 (gambar 10.4) memperlihatkan penurunan kurva
         keseimbangan IS dari fungsi investasi dan fungsi tabungan dengan bantuan
         kurva pada kuadran 2, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga
         dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga
         sebesar 10%, pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp. 200 milyar.

                Pada kurva keseimbangan IS, hubungan antara tingkat bungan
         dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif
         (hubungan terbalik), artinya pada waktu tingkat bunga meningkat, maka
         pendapatan nasional keseimbangan akan menurun, dan sebaliknya, pada
         waktu tingkat bunga turun, maka pendapatan nasional keseimbangan
         meningkat.

                Selanjutnya dengan cara penurunan kurva IS dengan 4 kuadran
5

          digambarkan berikut ini.
     I                    Kuadran 2              S          Kuadran 1




                                      I=I




                                                                                               S
                                                                                 B
D                                           C
                                                                     A
              0
         45
                                            I                                                          Y
     0            D                                        100               200
                                            -40 S




     r                Kuadran 3                  r       Kuadran 4




                                            30


20        I
                                                                         a
                                                                                     b
10        F                                          G
                      I                                                      H           IS
                                            I                                                          Y
     0            E 100                          0                           200         300
6

                 Gambar 10.4. Menurunkan kurva IS dengan metode grafik
B. ANALISIS KESEIMBANGAN LM (PASAR UANG)

            Untuk menerangkan hubungan antara permintaan uang untuk
    transaksi dan permintaan uang untuk berjaga-jaga dengan permintaan uang
    L1, dengan data sebagai berikut:
            LT = 0,25Y
            LJ = 0,15Y

    dimana:
              LT : permintaan uang untuk transaksi
              LJ : permintaan uang untuk berjaga-jaga


              Berdasarkan data tersebut, dengan mengingat bahwa kurva atau
    fungsi L1 merupakan hasil penjumlahan kurva permintaan akan uang untuk
    transaksi dengan kurva permintaan uang untuk berjaga-jaga, maka dapat
    kita tulis:
              L1 = LT + LJ = 0,25Y + 0,15Y = 0,4Y.

              Jadi singkatnya:
              L1 = 0,4Y

           Permintaan uang untuk spekulasi (L2) dipengaruhi oleh r (tingkat
    bunga) mempunyai slope negatif. Semakin tinggi tingkat bunga maka
    semakin rendah permintaan akan uang.

           Syarat keseimbangannya pasar uang sudah kita ketahui, yaitu
    bahwa jumlah permintaan uang sama dengan jumlah penawaran uang.
    Secara matematik dapat dituliskan:
           L=M
    atau:
           L1(Y) + L2(r) = M

    atau:
7

                   L(Y,r) = M
              LT,LJ,LI



                                                                         LI
                                                                   L
          40

                                                    LI = 0,4Y      T          LT
          25
                                                   LT = 0,25Y      J               Lj
          15
                                              Lj = 0,15Y
                           k1                                      A
               0                                                   100
                                    Pendapatan nasional riil (Y)

Gambar 10.5. Hubungan permintaan akan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga dengan
                                  permintaan uang L1

          r




      a


      b
                                                                              L2



                                                                                        L2
          0                     A                    B
8

                 Gambar 10.6. Kurva permintan uang untuk spekulasi
           Kalau permintaan akan uang dan penawaran akan uang mempunyai
    persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut.
    Jumlah uang yang beredar :
            M = M

    Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga :
           L1 = k1Y

    Permintaan uang untuk spekulasi:
           L2 = k2r + L0
                       2
    Maka:
           M = k1Y + k2r + L0
                            2


          Kalau persamaan di atas kita selesaikan untuk variabel Y, kita akan
    menemukan persamaan fungsi kurva LM:
          k1Y = M − L0 k 2 r
                      2




                    M L0 k 2
                =     − 2 − r
                    k1 k1 k1

            Persamaan fungsi yang baru saja kita temukan di atas merupakan
    persamaan fungsi kurva LM. Persamaan tersebut berlaku kalau semua
    fungsi permintaan akan uang berbentuk garis lurus. Sekedar untuk
    menunjukkan bagaimana memanfaati rumus kurva LM tersebut, perhatikan
    contoh di bawah ini.
    Sebuah perekonomian mempunyai data sebagai berikut:
    Jumlah uang yang beredar             : M = 200 milyar rupiah

    Permintaan uang untuk transaksi
    (dalam milyar rupiah)                     : LT = 0,25Y

    Permintaan uang untuk berjaga-jaga
9

(dalam milyar rupiah)                  : LJ = 0,15Y
Permintaan uang untuk spekulasi
(dalam milyar rupiah)                  : L2 = 160 – 4r

        Berdasarkan data di atas, dengan menggunakan persamaan yang
telah ada, maka kita dapat menemukan persamaan fungsi kurva LM.

Pertama-tama kita cari persamaan kurva L1.
Kurva L1 :
        L1 = LT – LJ = 0,25Y + 0,15Y
        L1 = 0,4Y

Dengan demikian, maka:

1. Dengan menggunakan rumus 1
          L1Y + L2Y = M
          0,4Y + 160 – 4r = 200
          0,4Y = 40 + 4r
          Y = 100 + 10r

2. Dengan menggunakan rumus 2

                 M L0 k 2
            Y=     − 2 −  r
                 k1 k1 k1
                200 160 (−4)
            Y=       −    −      r
                 0,4 0,4     0,4
            Y = 500 − 400 + 10r
            Y = 100 + 10r


         Secara grafis fungsi LM yang menunjukkan hubungan antara tingkat
bunga dengan pendapatan nasional. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
10



     Tingkat bunga (r) dalam
             persen




           10


           5



                0                 100        150       200

                                                             Pendapatan nasional nyata
                               Gambar 10.7. Kurva LM          (Y) dalam milyar rupiah



             Pada kuadran 2 (gambar 10.8) menunjukkan penurunan kurva LM
     dari fungsi uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga serta untuk
     spekulasi, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan
     pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar 5%,
     tingkat pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 150 milyar, dan
     pada tingkat bunga 10% pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp
     200 milyar yang terlihat pada kurva keseimbangan LM.

             Hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional
     keseimbangan mempunyai slope positif (mempunyai hubungan searah),
     yaitu pada saat tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional
     keseimbangan juga akan meningkat. Sebaliknya pada saat tingkat bunga
     turun, pendapatan nasional keseimbangan akan mengalami penurunan.
11



               Selanjutnya dengan penurunan kurva LM dengan 4 kuadran
        digambarkan sebagai berikut.

    r                 Kuadran 2               r            Kuadran 1
                                                      L2




                                  LM


                            A                                        A
10
                      B
5                                                                              B



        0   100       150   200         Y         0                                L2B   L2


                      Kuadran 3                              Kuadran 4
 L1                                     M,L




                                            M



                                   L2

                            E                                        C
 a                                          a
 b                F                         b                                D

                                                                         450

        0             Yb    Ya          Y         0              a       b         M     M,L
12

                         Gambar 10.8. Menurunkan kurva LM
C. KESEIMBANGAN IS – LM

             Pada keseimbangan IS hubungan tingkat bunga dengan
     pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif, sedangkan
     keseimbangan LM mempunyai slope positif. Maka keseimbangan IS – LM
     adalah perpotongan kurva IS dan kurva LM dalam keseimbangan yang sama
     antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan yang
     kemudian disebut Keseimbangan Umum IS – LM.

             Pada gambar 10.9 dapat dilihat bahwa titik E pada kuadran
     gabungan antara pasar komoditi dan pasar uang merupakan titik
     keseimbangan umum. Oleh karena pada titik keseimbangan umum
     perekonomian seluruhnya berada dalam keadaan keseimbangan, maka
     semua variabel ekonomi dalam keadaan keseimbangan juga, termasuk juga
     di dalamnya variabel-variabel ekonomi endogen.

             Secara singkat di bawah ini ditunjukkan nilai-nilai keseimbangan
     variabel-variabel ekonomi endogen tersebut:
             OY* : pendapatan nasional keseimbangan
             Or*               : tingkat bunga keseimbangan
             OI*               : pengeluaran investasi keseimbangan
             OS*          : penabungan keseimbangan, OS* besarnya sama
                             dengan OI*
             OLT*         : jumlah uang yang beredar dalam perekonomian yang
                             dipakai oleh masyarakat untuk kebutuhan transaksi
                             dan berjaga-jaga

            Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan yang disajikan
     pada bab-bab sebelumnya, yaitu:

        C       = 40 + 0,6Y              IS                Y = 300 – 10r
        I       = 80 – 4r
13


    I                              S,I


                                                       S
                         I=I


   I*                              S*
                                                           Y
        0       I*             I         0   Y*


    r                               r                       r

                                                   LM
            I
                                             E
   r*                              r*                      r*
                                                                               L2
                     I                            IS
        0       I*             I         0   Y*        Y         0   L2*            L2


                                   L1              M,L



                                                           M
                                                  L1
                                   L1*                     L1*


                                         0   Y*        Y         0   L2*   M    M,L

Gambar 10.9. Keseimbangan umum dan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen
14


            M     = 200
            LT    = 0,25Y           LM            Y = 100 + 10r
            LJ    = 0,15Y
            L2    = 160 – 4r

     kita menemukan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen di
     bawah ini:
         LM         Y = 100 + 10r
         IS         Y = 300 – 10r

                           2Y = 400
                           Y* = 200

     Y*      = 100 + 10r        200 = 100 + 10r         r* = 10
                                                        (baca:    tingkat bunga
                                                        keseimbangan = 10%)
     C*      = 40 + 0,6Y        C*      = 40 + 0,6(200) = 160
     I*      = 80 – 4r          I*      = 80 – 4(10)     = 40
     S*      = Y* – C*         S*       = 200 – 160      = 40
     LT*     = 0,25Y            LT*     = 0,25(200)      = 50
     LJ*     = 0,15Y            LJ*     = 0,15(200)      = 30
     L 2*    = 160 – 4r         L2*     = 160 – 4(10)    = 120

             Kalau kita perhatikan, syarat keseimbangan pasar komoditi pada
     hasil perhitungan di atas, yaitu I* = S* terpenuhi. Yaitu kedua-duanya
     mempunyai nilai 40. Di lain pihak, syarat keseimbangan pasar uang
     terpenuhi juga, yaitu:
             LT* + LJ* + L2* = M      50 + 30 + 30 = 120

            Dengan terpenuhinya kedua syarat tersebut mempunyai makna
     bahwa semua hasil perhitungan betul dan semua variabel dalam keadaan
     keseimbangan umum.

More Related Content

What's hot

Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Riska Yuliatiningsih
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
audi15Ar
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Ika Maya Susanti
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Yusron Blacklist
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
erlina na
 

What's hot (20)

Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
Makalah “Inflasi yang Terjadi di Indonesia”
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Perekonomian terbuka
Perekonomian terbukaPerekonomian terbuka
Perekonomian terbuka
 
Perekonomian Terbuka
Perekonomian TerbukaPerekonomian Terbuka
Perekonomian Terbuka
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Trade policy
Trade policyTrade policy
Trade policy
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
Perekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektorPerekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektor
 
kebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintahkebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintah
 
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
Kebijakan Pemerintah pada Penawaran dan Permintaan
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Ukuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi PendapatanUkuran Distribusi Pendapatan
Ukuran Distribusi Pendapatan
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
 

Viewers also liked (9)

Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benarMedia dapat menanamkan konsep dasar yang benar
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar
 
Bary camaru
Bary camaruBary camaru
Bary camaru
 
Opera
OperaOpera
Opera
 
Puisi dingin taktercatat karya goenawan mohamad
Puisi dingin taktercatat karya goenawan mohamadPuisi dingin taktercatat karya goenawan mohamad
Puisi dingin taktercatat karya goenawan mohamad
 
Doc1
Doc1Doc1
Doc1
 
Belajar
BelajarBelajar
Belajar
 
Assalamualaikum wr
Assalamualaikum wrAssalamualaikum wr
Assalamualaikum wr
 
FOREIGN CAPITAL
FOREIGN CAPITALFOREIGN CAPITAL
FOREIGN CAPITAL
 
Hype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI ExplainerHype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI Explainer
 

Bab x(2)

  • 1. 1 Bab 10 ANALISIS IS-LM A. ANALISIS KESEIMBANGAN IS Tingkat bunga (dalam %) 20 15 Fungsi permintaan investasi I=80-4r 10 investasi (dalam milyar rupiah) 0 20 40 80 Gambar 10.1. Fungsi permintaan investasi Perhatikan contoh gambar 10.1. pada gambar tersebut garis II
  • 2. 2 merupakan kurva permintaan investasi agregatif dengan persamaan fungsi I = 80–4r, dimana I menunjukkan nilai investasi per tahun dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat bunga dinyatakan dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada tingkat bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah sejumlah Rp 20 milyar. Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi meningkat menjadi Rp 40 milyar. Kalau misalnya sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dengan persamaan fungsi: C (dalam milyar rupiah) = 40 + 0,6Y Maka perekonomian tersebut mempunyai persamaan fungsi tabungan: S (dalam milyar rupiah) = -40 + 0,4Y Y=Y C,S,Y C E CE S C0 450 0 Y YE S0 Gambar 10.2. Fungsi tabungan dan fungsi konsumsi Untuk leebih jelasnya, perhatikan saja contoh berikut. Sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi investasi dengan
  • 3. 3 persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut. Fungsi Konsumsi (dalam milyar rupiah): C = 0,6Y + 40 Fungsi Pengeluaran Investasi (dalam milyar rupiah): I = -4r + 80 Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi tersebut, fungsi IS perekonomian dapat kita temukan. 1. Menggunakan rumus I Y =C+I Y = 0,6Y + 40 – 4r + 80 0,4 Y = 120 – 4r Y = 300 – 10r 2. Menggunakan rumus II C 0 + I 0 + er Y = 1− c 40 + 80 + (−4r ) 120 4r Y = = − 1 − 0,6 0,4 0,4 Y = 300 − 10r Secara grafis fungsi IS yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional dapat dilihat pada gambar berikut ini.
  • 4. 4 Tingkat bunga (r) dalam persen 30 Fungsi IS: Y=300-10r 20 10 Pendapatan nasional nyata (Y) 0 dalam milyar rupiah 100 200 Gambar 10.3. Kurva IS 300 Kuadran 4 (gambar 10.4) memperlihatkan penurunan kurva keseimbangan IS dari fungsi investasi dan fungsi tabungan dengan bantuan kurva pada kuadran 2, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar 10%, pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp. 200 milyar. Pada kurva keseimbangan IS, hubungan antara tingkat bungan dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif (hubungan terbalik), artinya pada waktu tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan akan menurun, dan sebaliknya, pada waktu tingkat bunga turun, maka pendapatan nasional keseimbangan meningkat. Selanjutnya dengan cara penurunan kurva IS dengan 4 kuadran
  • 5. 5 digambarkan berikut ini. I Kuadran 2 S Kuadran 1 I=I S B D C A 0 45 I Y 0 D 100 200 -40 S r Kuadran 3 r Kuadran 4 30 20 I a b 10 F G I H IS I Y 0 E 100 0 200 300
  • 6. 6 Gambar 10.4. Menurunkan kurva IS dengan metode grafik B. ANALISIS KESEIMBANGAN LM (PASAR UANG) Untuk menerangkan hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dan permintaan uang untuk berjaga-jaga dengan permintaan uang L1, dengan data sebagai berikut: LT = 0,25Y LJ = 0,15Y dimana: LT : permintaan uang untuk transaksi LJ : permintaan uang untuk berjaga-jaga Berdasarkan data tersebut, dengan mengingat bahwa kurva atau fungsi L1 merupakan hasil penjumlahan kurva permintaan akan uang untuk transaksi dengan kurva permintaan uang untuk berjaga-jaga, maka dapat kita tulis: L1 = LT + LJ = 0,25Y + 0,15Y = 0,4Y. Jadi singkatnya: L1 = 0,4Y Permintaan uang untuk spekulasi (L2) dipengaruhi oleh r (tingkat bunga) mempunyai slope negatif. Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah permintaan akan uang. Syarat keseimbangannya pasar uang sudah kita ketahui, yaitu bahwa jumlah permintaan uang sama dengan jumlah penawaran uang. Secara matematik dapat dituliskan: L=M atau: L1(Y) + L2(r) = M atau:
  • 7. 7 L(Y,r) = M LT,LJ,LI LI L 40 LI = 0,4Y T LT 25 LT = 0,25Y J Lj 15 Lj = 0,15Y k1 A 0 100 Pendapatan nasional riil (Y) Gambar 10.5. Hubungan permintaan akan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga dengan permintaan uang L1 r a b L2 L2 0 A B
  • 8. 8 Gambar 10.6. Kurva permintan uang untuk spekulasi Kalau permintaan akan uang dan penawaran akan uang mempunyai persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut. Jumlah uang yang beredar : M = M Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga : L1 = k1Y Permintaan uang untuk spekulasi: L2 = k2r + L0 2 Maka: M = k1Y + k2r + L0 2 Kalau persamaan di atas kita selesaikan untuk variabel Y, kita akan menemukan persamaan fungsi kurva LM: k1Y = M − L0 k 2 r 2 M L0 k 2 = − 2 − r k1 k1 k1 Persamaan fungsi yang baru saja kita temukan di atas merupakan persamaan fungsi kurva LM. Persamaan tersebut berlaku kalau semua fungsi permintaan akan uang berbentuk garis lurus. Sekedar untuk menunjukkan bagaimana memanfaati rumus kurva LM tersebut, perhatikan contoh di bawah ini. Sebuah perekonomian mempunyai data sebagai berikut: Jumlah uang yang beredar : M = 200 milyar rupiah Permintaan uang untuk transaksi (dalam milyar rupiah) : LT = 0,25Y Permintaan uang untuk berjaga-jaga
  • 9. 9 (dalam milyar rupiah) : LJ = 0,15Y Permintaan uang untuk spekulasi (dalam milyar rupiah) : L2 = 160 – 4r Berdasarkan data di atas, dengan menggunakan persamaan yang telah ada, maka kita dapat menemukan persamaan fungsi kurva LM. Pertama-tama kita cari persamaan kurva L1. Kurva L1 : L1 = LT – LJ = 0,25Y + 0,15Y L1 = 0,4Y Dengan demikian, maka: 1. Dengan menggunakan rumus 1 L1Y + L2Y = M 0,4Y + 160 – 4r = 200 0,4Y = 40 + 4r Y = 100 + 10r 2. Dengan menggunakan rumus 2 M L0 k 2 Y= − 2 − r k1 k1 k1 200 160 (−4) Y= − − r 0,4 0,4 0,4 Y = 500 − 400 + 10r Y = 100 + 10r Secara grafis fungsi LM yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
  • 10. 10 Tingkat bunga (r) dalam persen 10 5 0 100 150 200 Pendapatan nasional nyata Gambar 10.7. Kurva LM (Y) dalam milyar rupiah Pada kuadran 2 (gambar 10.8) menunjukkan penurunan kurva LM dari fungsi uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga serta untuk spekulasi, yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan. Pada saat tingkat bunga sebesar 5%, tingkat pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 150 milyar, dan pada tingkat bunga 10% pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp 200 milyar yang terlihat pada kurva keseimbangan LM. Hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope positif (mempunyai hubungan searah), yaitu pada saat tingkat bunga meningkat, maka pendapatan nasional keseimbangan juga akan meningkat. Sebaliknya pada saat tingkat bunga turun, pendapatan nasional keseimbangan akan mengalami penurunan.
  • 11. 11 Selanjutnya dengan penurunan kurva LM dengan 4 kuadran digambarkan sebagai berikut. r Kuadran 2 r Kuadran 1 L2 LM A A 10 B 5 B 0 100 150 200 Y 0 L2B L2 Kuadran 3 Kuadran 4 L1 M,L M L2 E C a a b F b D 450 0 Yb Ya Y 0 a b M M,L
  • 12. 12 Gambar 10.8. Menurunkan kurva LM C. KESEIMBANGAN IS – LM Pada keseimbangan IS hubungan tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan mempunyai slope negatif, sedangkan keseimbangan LM mempunyai slope positif. Maka keseimbangan IS – LM adalah perpotongan kurva IS dan kurva LM dalam keseimbangan yang sama antara tingkat bunga dengan pendapatan nasional keseimbangan yang kemudian disebut Keseimbangan Umum IS – LM. Pada gambar 10.9 dapat dilihat bahwa titik E pada kuadran gabungan antara pasar komoditi dan pasar uang merupakan titik keseimbangan umum. Oleh karena pada titik keseimbangan umum perekonomian seluruhnya berada dalam keadaan keseimbangan, maka semua variabel ekonomi dalam keadaan keseimbangan juga, termasuk juga di dalamnya variabel-variabel ekonomi endogen. Secara singkat di bawah ini ditunjukkan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel ekonomi endogen tersebut: OY* : pendapatan nasional keseimbangan Or* : tingkat bunga keseimbangan OI* : pengeluaran investasi keseimbangan OS* : penabungan keseimbangan, OS* besarnya sama dengan OI* OLT* : jumlah uang yang beredar dalam perekonomian yang dipakai oleh masyarakat untuk kebutuhan transaksi dan berjaga-jaga Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan yang disajikan pada bab-bab sebelumnya, yaitu: C = 40 + 0,6Y IS  Y = 300 – 10r I = 80 – 4r
  • 13. 13 I S,I S I=I I* S* Y 0 I* I 0 Y* r r r LM I E r* r* r* L2 I IS 0 I* I 0 Y* Y 0 L2* L2 L1 M,L M L1 L1* L1* 0 Y* Y 0 L2* M M,L Gambar 10.9. Keseimbangan umum dan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen
  • 14. 14 M = 200 LT = 0,25Y LM  Y = 100 + 10r LJ = 0,15Y L2 = 160 – 4r kita menemukan nilai-nilai keseimbangan variabel-variabel endogen di bawah ini: LM  Y = 100 + 10r IS  Y = 300 – 10r 2Y = 400 Y* = 200 Y* = 100 + 10r  200 = 100 + 10r  r* = 10 (baca: tingkat bunga keseimbangan = 10%) C* = 40 + 0,6Y  C* = 40 + 0,6(200) = 160 I* = 80 – 4r  I* = 80 – 4(10) = 40 S* = Y* – C* S* = 200 – 160 = 40 LT* = 0,25Y  LT* = 0,25(200) = 50 LJ* = 0,15Y  LJ* = 0,15(200) = 30 L 2* = 160 – 4r  L2* = 160 – 4(10) = 120 Kalau kita perhatikan, syarat keseimbangan pasar komoditi pada hasil perhitungan di atas, yaitu I* = S* terpenuhi. Yaitu kedua-duanya mempunyai nilai 40. Di lain pihak, syarat keseimbangan pasar uang terpenuhi juga, yaitu: LT* + LJ* + L2* = M  50 + 30 + 30 = 120 Dengan terpenuhinya kedua syarat tersebut mempunyai makna bahwa semua hasil perhitungan betul dan semua variabel dalam keadaan keseimbangan umum.