Keselamatan dan kesehatan kerja listrik sangat penting untuk mencegah kecelakaan dan kebakaran. Undang-undang menetapkan syarat keselamatan instalasi listrik untuk mencegah bahaya sengatan listrik. Pengawasan instalasi bertujuan mencegah kecelakaan dan kerusakan akibat gagalnya sistem listrik.
Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik.
KONSUIL adalah lembaga Inspeksi Teknik yang ditunjuk oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral ,Nomor : 2187 K20/MEM/2013 Tentang perpanjangan penetapan Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah.
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
Katalog poster keselamatan dan kesehatan kerja dengan tema yang dibuat secara khusus
Pilih dan temukan
beragam tema safety poster lainnya di www.SafetyPoster.com
atau hubungi kami di 022-8606-5300
----------------
CONTACT US
Email : marketing@SafetySign.co.id
Phone : 022-8606-5300
or VISIT US
www.SafetySign.co.id
www.SafetyPoster.co.id
Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik.
KONSUIL adalah lembaga Inspeksi Teknik yang ditunjuk oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral ,Nomor : 2187 K20/MEM/2013 Tentang perpanjangan penetapan Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah.
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
Katalog poster keselamatan dan kesehatan kerja dengan tema yang dibuat secara khusus
Pilih dan temukan
beragam tema safety poster lainnya di www.SafetyPoster.com
atau hubungi kami di 022-8606-5300
----------------
CONTACT US
Email : marketing@SafetySign.co.id
Phone : 022-8606-5300
or VISIT US
www.SafetySign.co.id
www.SafetyPoster.co.id
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
2. Arti penting keselamatan kerja listrik
• Listrik merupakan sarana yang vital dan sangat dibutuhkan oleh
manusia baik untuk kegiatan individu, kegiatan kerja maupun
kegiatan umum.
• gedung perkantoran, pasar tempat tinggal , dan bangunan industri
seluruhnya memerlukan tenaga listrik, apakah untuk penerangan ,
mesin pendingin ruangan, tenaga gerak alat produksi, sarana
pengaman , transportasi dan alat penunjang lainnya.
• Penggunaan listrik sangat luas dalam segala segi kehidupan manusia
• Dapatmenimbulkan malapetaka bagi kehidupan manusia baik
berupa kecelakaan, timbulnya kebakaran dan terganggunya proses
produksi. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan-tindakan
pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya bahaya-bahaya
akibat listrik.
3. Pengawasan Keselamatan Kerja listrik
• Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 2 ayat (2) butir
q adalah pada setiap tempat kerja dimana listrik dibangkitkan, dirubah,
dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan dan pada pasal 3
ayat (1) butir q dinyatakan bahwa : dengan peraturan perundang-
undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja untuk
mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
• Keputusan .Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep-75/MEN/2004
tentang Pemberlakuan SNI No: SNI-04--0225-2000 mengenai Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL.2000) di tempat kerja, adalah dimulai
dari kegiatan perencanaan; pemasangan, pemeriksaan, pengujian,
pelayanan, dan pemeliharaan terhadap obyek instlasi listrik arus kuat
dengan tegangan > 25 volt dan dayanya > 100 watt. Pengawasan
Keselamatan Kerja Listrik untuk tempat kerja dimulai dari titik meter dan
jika di tempat kerja tenaga listrik dibangkitkan sendiri maka secara
keseluruhan pengawasan dimulai dari titik pembangkit sampai ke titik
beban.
4. Tujuan pengawasan instalasi listrik di
tempat kerja
• adalah untuk menghindari, mencegah dan
mengurangi sebanyak mungkin kecelakaan
serta bahaya kebakaran terhadap manusia dan
harta benda akibat dari gagalnya atau salah
bekerjanya suatu sistem kelistrikan dan
peralatan listrik.
5. Panas dan bunga api (percikan api) dapat menjadi sumber
kebakaran dan biasanya disebabkan oleh :
• penyambungan yang tidak benar
• kualitas bahan dan peralatan instalasi yang kurang baik
• perencanaan/pemasangan instalasi yang kurang sempurna
yang disebabkan oleh terlalu cepat ingin selesai
• kemampuan yang kurang memadai, kelalaian
• kecerobohan pemakai listrik dalam hal melakukan
pembesaran sekering , pemasangan steker yang
menumpuk, penyantolan / penyadapan dan atau
penambahan saluran instalasi
• kurangnya pemeliharaan
Pengaruh arus listrik yang mengalir
dalam penghantar
6.
7. • Secara umum kecelakaan yang terjadi pada
pembangkit tenaga listrik , saluran transmisi,.saluran
distribusi dan instlasi listrik lainnya berhubungan
dengan keadaan mesin, alat kerja dan perlatan kerja
lainnya, keadaan ruangan, sifat pekerjaan dan cara
kerja.
• Berdasarkan keadaan di atas maka dalam
menempatkan perlengkapan listrik , tidak boleh
ditempatkan di daerah lembab atau basah, daerah atau
ruangan yang mengandung gas, uap, debu, cairan atau
zat lain yang dapat merusak perlengkapan listrik dan
ruangan yang suhunya melebihi batas normal.
8. Bahaya listrik bagi manusia
• Ada empat jenis cidera utama akibat listrik: tersengat
listrik (electrical shock), luka bakar (burn) , meninggal
karena sengatan listrik (electrocution), dan jatuh (fall).
Beberapa cidera bisa saja tidak terlihat secara visual.
• Pada umumnya faktor-faktor yang menyebabkan
manusia mengalami kecelakan listrik antara lain :
kurangnya keterampilan seseorang tentang kelistrikan;
kondisi yang tidak sehat, mengantuk, mabuk, dll;
mengabaikan perawatan & pemeliharaan alat;
kecerobohan di waktu kerja; menganggap remeh
pekerjaan; percikan api.
9. Sengatan/kejutan listrik (electrical
shock)
• faktor meninggal karena listrik sebagai
penyebab nomor 3 terbesar meninggal dunia
di tempat kerja. Dan penyebab 12% dari
semua kasus meningggal dunia pada pekerja-
pekerja yang masih muda.
10. Beratnya “shock” listrik tergantung dari beberapa faktor,
yaitu:
1. Besarnya arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh. Makin
besar arus listrik semakin besar sengatan listrik.
Besarnya arus (mA) Reaksi pada tubuh manusia
0 - 0,9 Belum dirasakan pengaruhnya,hanya menggelitik
1,0 - 1,2 Baru terasa adanya arus listrik
1,3 - 1,6 Mulai terasa seakan-akan ada yang merayap di tangan
1,7 - 6,0 Tangan sampai ke siku merasa kesemutan
6,1 - 8,0 Tangan mulai kaku, rasa kesemutan mulai bertambah
13 - 15,0 Rasa sakit tidak tertahankan penghantar masih dapat dilepas
dengan gaya yang besar sekali
15 - 20 Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar
20 - 50 Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia
50 - 100 Batas arus yang dapat menyebabkan kematian
11. Beratnya “shock” listrik tergantung dari beberapa faktor,
yaitu:
2. Jalur masuknya arus ke dalam tubuh.
3. Lamanya sengatan listrik.
4. Tegangan, tegangan di atas 50 V AC atau 120
V DC (PUIL) merupakan batas bahaya untuk
tubuh manusia. Tegangan listrik yang tinggi
dapat menyebabkan tubuh terbakar, saluran
darah dalam dapat membeku dan syaraf
pada titik kontak dapat rusak.
13. Beratnya “shock” listrik tergantung dari beberapa
faktor, yaitu:
6. Pertolongan yang terkena shock.
14. Luka bakar karena listrik
Tegangan yang tinggi dapat menyebabkan luka
bakar yang sangat parah. Kebakaran tubuh karena
listrik adalah salah satu cidera yang paling serius
yang dialami.
15. Upaya yang harus dilakukan dari bahaya listrik
• (1) pengenalan lingkungan kerja ( Recognition);
(2) Evaluasi lingkungan kerja ( Evaluation);
(3) Pengendalian lingkungan kerja (Environmental
Control Measures).
Apabila tidak mengenali, mengevaluasi dan
mengendalikan bahaya maka kemungkinan
mengalami cidera atau meninggal karena listrik ,
terbakar atau terjatuh sangat besar sekali.
16. Untuk pencegahan terhadap bahaya listrik bisa
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
• Berilah tanda bahaya pada aliran listrik yang berbahaya , misalnya di
pagar;
• Untuk pencegahan terhadap sentuhan langsung adalah : usahakan
melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan tidak
bertegangan , setiap bagian yang harus ditutup/dilindungi atau
diisolasi/disekat dan jika tidak mungkin untuk ditutup dan diisolasi
harus diberi tanda peringatan; pakailah alas kaki dari bahan isolasi
atau gunakanlah peralatan kerja yangberisolasi; dilarang
menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengering atau
terkelupas
• Untuk pencegahan terhadap sentuhan tidak langsung adalah :
bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang cocok; semua bagian
konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral
sistem listrik di sumbernya harus dibumikan .