SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
Standar Nasional Indonesia
SNI 07-0329-2005
Baja profil I-beam proses canai panas
(Bj.P I-beam)
ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional
SNI 07-0329-2005
Daftar isi
Daftar isi............................................................................................................................ i
Prakata ............................................................................................................................. ii
Pendahuluan..................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup ............................................................................................................ 1
2 Acuan normatif............................................................................................................ 1
3 Istilah dan definisi ....................................................................................................... 1
4 Bahan baku................................................................................................................. 2
5 Syarat mutu ................................................................................................................ 2
6 Pengambilan contoh................................................................................................... 9
7 Cara uji ....................................................................................................................... 9
8 Syarat lulus uji ............................................................................................................ 10
9 Syarat penandaan ..................................................................................................... 11
Bibliografi.......................................................................................................................... 13
i
SNI 07-0329-2005
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja profil l-beam proses canai panas (Bj.P l-beam),
merupakan revisi dari SNI 07-0329-1989, Mutu dan cara uji baja bentuk I bertepi bulat canai
panas.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknik 5 S, Besi, Baja dan Produk Baja, merupakan hasil
konsensus yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2003, dihadiri oleh
pihak-pihak terkait (stake holder) seperti perguruan tinggi, pemerintah, balai uji, konsumen
dan produsen.
ii
SNI 07-0329-2005
Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam)
1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, bahan baku,
syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji dan syarat penandaan dari
baja profil l- beam proses canai panas (Bj.P I-beam).
2 Acuan normatif
SNI 07-0308-1989, Cara uji komposisi kimia baja karbon.
SNI 07-0358-1989, Peraturan umum pemeriksaan baja.
SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam.
SNI 07-0372-1989, Batang uji lengkung untuk bahan logam.
SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik logam.
SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan logam.
3 Istilah dan definisi
3.1
baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-Beam)
profil berpenampang I dihasilkan dari proses canai panas (Hot Rolling Mill)
3.2
bentuk bj. P I-beam
tinggi badan (H) lebih besar dari lebar sayap (B), tebal sayap (t2) tidak merata dari ujung
hingga pangkal radius (r) dan salah satu sisi setiap ujung sayap berbentuk bulat (Gambar
A.1)
3.3
ukuran nominal
ukuran sesuai yang ditetapkan dalam standar ini
3.4
toleransi
besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal
3.5
karat ringan
karat yang apabila digosok secara manual (sikat kawat) tidak menimbulkan cacat pada
permukaan
3.6
bj.P
baja profil
1 dari 13
SNI 07-0329-2005
3.7
bloom
bahan baku baja berpenampang bujur sangkar dengan sisi >150 mm
3.8
beam blank
bahan baku baja berpenampang huruf H
4 Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah beam blank, bloom, dan billet baja tuang kontinyu.
5 Syarat mutu
5.1 Bentuk penampang
5.1.1 Kesikuan ~Y (out of square)
Kesikuan adalah panjang bidang horizontal Bj P I-beam terhadap lebar bidang vertikal Bj P
I-beam. Besarnya penyimpangan kesikuan T pada Gambar 1 maksimum 2% dari B.
Keterangan gambar:
T adalah besarnya penyimpangan kesikuan dari B;
B adalah lebar bidang vertikal.
Gambar 1 Penampang kesikuan
5.1.2 Pusat sumbu badan S (web off center)
Kedudukan sumbu badan pada Gambar 2 dan penyimpangan yang diizinkan pusat sumbu
badan S untuk B < 300 mm adalah 3 mm.
B1 - B2
S =
2
2 dari 13
SNI 07-0329-2005
Keterangan gambar:
H adalah tinggi badan, cm;
S adalah pusat sumbu badan;
B1 adalah lebar sayap kiri, cm;
B2 adalah lebar sayap kanan, cm.
Gambar 2 Pusat sumbu badan
5.1.3 Kelurusan
Penyimpangan kelurusan atau kelengkungan yang diizinkan pada Gambar 3 adalah q
yang besarnya 0,2% x L (panjang nominal).
Keterangan gambar:
H adalah tinggi badan nominal, mm;
q adalah nilai maks yang diizinkan, mm.
Gambar 3 Penyimpangan kelurusan
5.2 Sifat tampak
Permukaan Bj.P l-Beam tidak boleh ada lipatan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya
boleh berkarat ringan atau cacat-cacat lainnya yang tidak merugikan pada penggunaan
akhir.
3 dari 13
SNI 07-0329-2005
4 dari 13
5.3 Dimensi dan toleransi
5.3.1 Panjang
Ukuran panjang nominal adalah 6 m, 9 m dan 12 m, adapun toleransi seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Ukuran panjang dan toleransi
No Ukuran panjang Toleransi
1. s/d 6 m 0, + 40 mm
2. di atas 6 m Setiap pertambahan panjang 1 m maka dari
toleransi nilai positip tersebut di atas
ditambah 5 mm
5.3.2 Berat
Toleransi berat per kelompok Bj. P I-Beam seperti Tabel 2.
Tabel 2 Toleransi berat perkelompok
No Tebal sayap tB
2B
(mm)
Toleransi berat
(%)
1. s/d 10 ± 5
2. di atas 10 ± 4
CATATAN
1. Kelompok harus terdiri dari ukuran yang sama
2. Jumlah batang dari tiap kelompok minimum 10 atau berat tiap kelompok
minimum 1 ton
5.3.3 Penampang
1) Ukuran penampang
Ukuran dan luas penampang, berat permeter panjang batang dan karakteristik penampang
dari Gambar 4 adalah seperti pada Tabel 3.
2) Toleransi
Toleransi ukuran penampang berdasarkan pada Gambar 4 adalah seperti Tabel 4.
Rumus:
Momen Inersia I = a.iP
2
P
Radius Girasi i = √ I/a
Modulus penampang Z = I/a
Luas penampang a = H.tB
1B + 2tB
2B (B – tB
1B) + 0,615 (rB
1PB
2
P – rB
2PB
2
P)
SNI 07-0329-2005
dengan:
II adalah momen inersia dalam cm4
;
ii adalah radius girasi dalam cm;
a adalah penampang dalam cm2
;
z adalah modulus penampang dalam cm3
;
e adalah jarak ekstrisinitas dalam cm.
Keterangan gambar:
H adalah tinggi badan;
B adalah lebar sayap;
t1 adalah tebal badan;
t2 adalah tebal sayap;
r1 adalah radius sudut;
r2 adalah radius sayap.
Gambar 4 Karaktersitik penampang
5 dari 13
SNI 07-0329-2005
Tabel 3 Ukuran dan karakteristik penampang
Sebagai informasiUkuran penampang
(mm)
Acuan terhadap besaran menurut sumbu lentur
terhadap x-x dan y-y
Penamaan H x B t1 t2
r1 r2 Luas
Penampang
cm2
Berat
kg/m
Cx Cy
Ix
cm4
Iy
cm4
ix
cm
iy
cm
Zx
cm3
Zy
cm3
100 x 50 4,5 6,8 4,5 2,7 10,6 8,34 0 0 171 12,2 4,01 1,07 34,2 4,88
I 100
100 x 75 5 8 7 3,5 16,43 12,9 0 0 281 47,3 4,14 1,70 56,2 12,6
I 125 125 x 75 5,5 9,5 9 4,5 20,45 16,1 0 0 538 57,5 5,13 1,68 86,0 15,3
I 140 140 x 66 5,6 8,6 5,7 3,4 18,2 14,3 0 0 573 35,2 5,31 1,4 81,9 10,7
150 x 75 5,5 9,5 9 4,5 21,83 17,1 0 0 819 57,5 6,12 1,62 109 15,3
I 150
150 x 125 8,5 14 13 6,5 46,15 36,2 0 0 1760 385 6,18 2,89 235 61,6
I 180 180 x 100 6 10 10 5 30,06 23,6 0 0 1670 138 7,45 2,14 186 27,5
200 x 90 7,5 11,3 7,5 4,5 33,4 26,2 0 0 2140 117 8,0 1,87 214 26
200 x 100 7 10 10 5 33,06 26,0 0 0 2170 138 7,45 2,05 217 27,7I 200
200 x 150 9 16 15 7,5 64,16 50,4 0 0 4460 753 8,34 3,43 446 100
7,5 12,5 12 6 48,79 38,3 0 0 5180 337 10,3 2,63 414 53,9
I 250 250 x 125
10 19 21 10,5 70,73 55,5 0 0 7310 538 10,2 2,76 585 86,0
6 dari 13
SNI 07-0329-2005
Tabel 3 (lanjutan)
Sebagai informasiUkuran penampang
(mm)
Acuan terhadap besaran menurut sumbu lentur
terhadap x-x dan y-y
Penamaan H x B t1 t2
r1 r2 Luas
Penampang
cm2
Berat
kg/m
Cx Cy
Ix
cm4
Iy
cm4
ix
cm
iy
cm
Zx
cm3
Zy
cm3
8 13 12 6 61,58 48,3 0 0 9480 588 12,4 3,09 632 78,4
10 18,5 19 9,5 83, 47 65,5 0 0 12700 886 12,3 3,26 849 118I 300 300 x 150
11,5 22 23 11,5 97,88 76,8 0 0 14700 1080 12,2 3,32 978 143
9 15 13 6,5 74,58 58,5 0 0 15200 702 14,3 3,07 870 93,5
I 350 350 x 50
12 24 25 12,5 111,1 87,2 0 0 22400 1180 14,2 3,26 1280 158
10 18 17 8,5 91,73 72,0 0 0 24100 864 16,2 3,07 1200 115
I 400 400 x 50
12,5 25 27 13,5 122,1 95,8 0 0 24100 1240 16,2 3,18 1580 165
11 20 19 9,5 116,8 91,7 0 0 39200 1510 18,3 3,72 2170 231
I 450 450 x 175
13 26 27 13,5 146,1 115 0 0 48800 2020 18,3 3,72 2170 231
13 25 25 12,5 169,4 133 0 0 98400 2460 24,1 3,81 3280 259
I 600 600 x 190
16 35 38 19 224,5 176 0 0 130000 3540 24,1 3,97 4330 373
7 dari 13
SNI 07-0329-2005
8 dari 13
Tabel 4 Toleransi ukuran penampang profil I-Beam
No Bagian profil Batas ukuran
(mm)
Toleransi
(mm)
1. Lebar sayap (B)
B<100
100 ≤ B <200
B ≥ 200
± 2,0
± 3,0
± 4,0
2. Tinggi badan (H)
H <100
100 ≤ H <200
200 ≤ H <400
H ≥ 400
±1,5
±2,0
±3,0
±4,0
B <130
t < 6,3
6,3 ≤ t <10
10 ≤ t <16
± 0,6
± 0,7
± 0,8
3.
Tebal
t = tB
1B, tB
2B
B ≥130
t < 6,3
6,3 ≤ t <10
10 ≤ t <16
16 ≤ t <25
t ≥ 25
± 0,7
± 0,8
± 1,0
± 1,2
± 1,5
5.4 Sifat mekanis
Nilai kuat tarik, batas ulur dan regangan Bj.P I-Beam ditetapkan seperti pada Tabel 5.
SNI 07-0329-2005
8 dari 13
Tabel 5 Sifat mekanis Bj.P I-Beam
Batas ulur
minimum
Kgf/mmP
2
P (N/mmP
2
P)
tebal baja (mm)
Kuat tarik
kgf/mmP
2
P
(N/mmP
2
P)
Nomor
batang
ujiKelas baja
t ≥ 16 16 < t ≤ 20
Ukuran
tebal baja
(mm)
Nomor
batang uji
Regangan
minimum
(%)
Uji
lengkung
Sudut
lengkung
Diameter
pelengkung
Bj.P 34
(SS 34)
21
(205)
20
(195)
34 – 44
(330 –
430)
t ≤ 5
5 < t ≤ 16
16 < t ≤ 20
No. 5
No. 1A
No. 1A
26
21
26
180º 0,5 t No. 1
Bj.P 41
(SS 41)
25
(245)
24
(235)
41 – 52
(400 –
510)
t ≤ 5
5 < t ≤ 16
16 < t ≤ 20
No. 5
No. 1A
No. 1A
21
17
21
180º 1,5 x t No. 1
Bj.P 50
(SS 50)
29
(285)
28
(275)
50 – 60
(400 –
510)
t ≤ 5
5 < t ≤ 16
16 < t ≤ 20
No. 5
No. 1A
No. 1A
19
15
19
180º 2 x t No. 1
Bj.P 50
(SS 50)
41
(400)
40
(390)
55 min
(540)
t ≤ 5
5 < t ≤ 16
16 < t ≤ 20
No. 5
No. 1A
No. 1A
21
17
21
180º 2 x t No. 1
SNI 07-0329-2005
5.5 Komposisi kimia
Komposisi kimia Bj.P I-Beam adalah seperti Tabel 6.
Tabel 6 Komposisi kimia Bj.P I-Beam
Komposisi kimia (%)
Kelas C Mn P S
Bj.P 34
(SS 34)
Bj.P 41
(SS 41)
- - maks. 0,050 maks. 0,050
Bj.P 50
(SS 50)
Bj.P 55
(SS 55)
maks. 0,30 maks. 1,60 maks. 0,040 maks. 0,040
6 Pengambilan contoh
6.1 Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang
6.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasan oleh pihak produsen/penjual untuk
melakukan tugas.
6.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random).
6.4 Tiap nomor leburan minimal diambil satu contoh untuk uji tarik dan uji lengkung
dengan panjang 1 (satu) meter.
6.5 Kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda tetapi dengan ukuran dan kelas
baja yang sama, setiap 50 ton minimal diambil 1 contoh uji dan untuk setiap kelipatan 50 ton
diambil 1 (satu) contoh uji dan maksimum 5 contoh.
7 Cara Uji
7.1 Uji sifat tampak
Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa menggunakan alat bantu untuk memeriksa
adanya cacat-cacat.
7.2 Uji ukuran dan bentuk
7.2.1 Bagian Bj.P I-Beam yang diukur adalah lebar sayap (B), tebal sayap ( t2 ), tinggi
badan (H), tebal badan ( t-i ), sesuai dengan dimensinya (lihat Tabel 3) dan untuk toleransi
(lihat Tabel 4). Pengukuran dilakukan pada 3 titik dan nilai yang diambil merupakan harga
rata-ratanya.
7.2.2 Penentuan bentuk kesikuan (out of square) diukur dengan alat siku
9 dari 13
SNI 07-0329-2005
7.3 Uji sifat mekanis
7.3.1 Posisi pengambilan benda uji
Posisi pengambilan benda uji tarik dan lengkung sesuai dengan Gambar 6.
Pengambilan bagian yang akan diuji tarik dan uji lengkung dari contoh uji di ambil sesuai
dengan SNI 07-0358-1989, Peraturan umum pemeriksaan baja.
Keterangan gambar:
H adalah tinggi badan dalam cm.
Gambar 6 Posisi pengambilan benda uji
7.3.2 Uji tarik
Uji tarik dilakukan sesuai dengan SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam dengan
batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam.
7.3.3 Uji lengkung
Uji lengkung dilakukan sesuai dengan SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan, dengan
batang uji lengkung sesuai SNI 07-0372-1989, Batang uji lengkung untuk bahan logam.
7.4 Uji komposisi kimia
Pengujian komposisi kimia dapat dilakukan sesuai dengan SNI 07-0308-1989, Cara uji
komposisi kimia baja karbon. Atau dapat menggunakan spektrometer.
8 Syarat lulus uji
8.1 Kelompok dinyatakan iuius uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut
memenuhi persyaratan butir 5 (syarat mutu).
8.2 Apabila sebagian syarat-syarat tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan uji ulang
dengan mengambil contoh sejumlah dua kali contoh pertama yang gagal.
8.3 Apabila dalam uji ulang salah satu syarat mutu tidak dipenuhi maka kelompok
tersebut dinyatakan tidak luius uji.
10 dari 13
SNI 07-0329-2005
9 Syarat penandaan
9.1 Setiap batang Bj.P I-Beam harus diberi tanda (marking) yang tidak mudah hilang dan
menunjukan inisial pabrik pembuat. Setiap batang Bj.P I-Beam harus diberi label yang
mencantumkan:
Nama (inisial) pabrik pembuat, ukuran produk, kelas baja nomor leburan (nomor heat),
tanggal produksi.
Khusus untuk ukuran sampai dengan 125 mm penandaan hanya menggunakan label dan
dicantumkan pada bundel/kelompok.
9.2 Setiap batang Bj.P I-Beam harus diberi tanda pada salah satu ujung
penampangnya dengan warna (cat) yang tidak mudah hilang sesuai kelas baja seperti
Tabel 7.
Tabel 7 Warna penandaan
Kelas baja Kode warna
Bj.P 34 (SS. 34) hijau
Bj.P 41 (SS. 41) kuning
Bj.P 50 (SS. 50) biru
Bj.P 55 (SS. 55) abu-abu
11 dari 13
SNI 07-0329-2005
Lampiran A
(normatif)
Bentuk baja profil I-beam proses canai panas (Bj. P I-beam)
Keterangan gambar:
H adalah tinggi badan;
B adalah lebar sayap;
t1 adalah tebal badan;
t2 adalah tebal sayap;
r1 adalah radius sudut;
r2 adalah radius sayap.
Gambar A.1 Bentuk Bj. P I-Beam
12 dari 13
SNI 07-0329-2005
Bibliografi
SNI 07-0422-1989, Mutu dan cara uji billet baja tuang kontinyu.
JIS G 3192-2000, Dimensions, mass, and permissible variations of hot rolled steel sections.
JIS G 3101 -2004, Rolled steel for general structure.
ASTM A 36/A36M-04, Standard specifications for carbon structural steel.
DIN 1025-1995, Steel sections, hot rolled narrow l-beam channel, dimensions weight static
properties.
13 dari 13

More Related Content

What's hot

Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Aziz Adi
 
Baja 1 pertemuan 3
Baja 1  pertemuan 3Baja 1  pertemuan 3
Baja 1 pertemuan 3FeraLestari3
 
106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpurRahmad Saputra
 
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Athif Muhammad
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton iwina athfi
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaKayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaFenny Bernavida
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanAgus Tri
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungWSKT
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 

What's hot (20)

Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
 
Baja 1 pertemuan 3
Baja 1  pertemuan 3Baja 1  pertemuan 3
Baja 1 pertemuan 3
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Baja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilmanBaja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilman
 
106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur
 
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia ) Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
Jenis jenis kayu ( Kelas Kekuatan & Keawetan & Berat Jenis Kayu Indonesia )
 
Hand out struktur beton i
Hand out struktur beton iHand out struktur beton i
Hand out struktur beton i
 
perhitungan bekisting
perhitungan bekistingperhitungan bekisting
perhitungan bekisting
 
Pelat Lantai
Pelat LantaiPelat Lantai
Pelat Lantai
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi IndonesiaKayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
Kayu Jati Untuk Konstruksi Indonesia
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatanModul 2. teknologi konstruksi jembatan
Modul 2. teknologi konstruksi jembatan
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Balok lentur dan geser baja
Balok lentur dan geser  bajaBalok lentur dan geser  baja
Balok lentur dan geser baja
 

Similar to 7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas

09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdfWahyu360392
 
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deliBarryPrima2
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Surya BS
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonMira Pemayun
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonRyan Pradana
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxAdwityaBhaskara
 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonYusrizal Mahendra
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRAmrih Prayogo
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-bautandangsadewa
 
4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahanrasa016
 
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptDetail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptOnniLinoarfrino1
 
Time Schedule Proyek Konstruksi
Time Schedule Proyek KonstruksiTime Schedule Proyek Konstruksi
Time Schedule Proyek Konstruksizaimamaghfiroh
 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGAAmrih Prayogo
 

Similar to 7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas (20)

09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
 
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
Pengujian kuat tarik_baja_beton (umum)
 
BAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETONBAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETON
 
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
 
Baut dan-mur
Baut dan-murBaut dan-mur
Baut dan-mur
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
 
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIRBAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
BAB III PENGUKURAN DIAMETER MUR DAN GEOMETRI ULIR
 
Fauji ponzeka dan rahmad la ode
Fauji ponzeka dan rahmad la odeFauji ponzeka dan rahmad la ode
Fauji ponzeka dan rahmad la ode
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan4d handout-teori-pembentukan-bahan
4d handout-teori-pembentukan-bahan
 
Kerja Pelat
Kerja PelatKerja Pelat
Kerja Pelat
 
Detail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.pptDetail Tulangan Transversal1.ppt
Detail Tulangan Transversal1.ppt
 
Time Schedule Proyek Konstruksi
Time Schedule Proyek KonstruksiTime Schedule Proyek Konstruksi
Time Schedule Proyek Konstruksi
 
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGABAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
BAB II PENGUKURAN RODA GIGI DAN PLAT SEGITIGA
 

More from KHRISTIAN MAUKO

1.Buku instalasi bio gas rumah tangga
1.Buku instalasi bio gas rumah tangga1.Buku instalasi bio gas rumah tangga
1.Buku instalasi bio gas rumah tanggaKHRISTIAN MAUKO
 
2.Biogas pembuatan-konstruks
2.Biogas pembuatan-konstruks2.Biogas pembuatan-konstruks
2.Biogas pembuatan-konstruksKHRISTIAN MAUKO
 
4. struktur baja metode lrfd
4. struktur baja metode lrfd4. struktur baja metode lrfd
4. struktur baja metode lrfdKHRISTIAN MAUKO
 
5. struktu beton bertulang istimawan
5. struktu beton bertulang istimawan5. struktu beton bertulang istimawan
5. struktu beton bertulang istimawanKHRISTIAN MAUKO
 
8. sistem rangka tahan gempa
8. sistem rangka tahan gempa8. sistem rangka tahan gempa
8. sistem rangka tahan gempaKHRISTIAN MAUKO
 
10.portal beton bertulang
10.portal beton bertulang10.portal beton bertulang
10.portal beton bertulangKHRISTIAN MAUKO
 
11.plat & rangka dgn sap2000 v9
11.plat & rangka dgn sap2000 v911.plat & rangka dgn sap2000 v9
11.plat & rangka dgn sap2000 v9KHRISTIAN MAUKO
 
12. petunjuk perkerasan jalan raya
12. petunjuk perkerasan jalan raya12. petunjuk perkerasan jalan raya
12. petunjuk perkerasan jalan rayaKHRISTIAN MAUKO
 
13. perhitungan struktur jembatan
13. perhitungan struktur jembatan13. perhitungan struktur jembatan
13. perhitungan struktur jembatanKHRISTIAN MAUKO
 
14. perhitungan profil beton bertulang
14. perhitungan profil beton bertulang14. perhitungan profil beton bertulang
14. perhitungan profil beton bertulangKHRISTIAN MAUKO
 
15. perhitungan n lentur
15. perhitungan n lentur15. perhitungan n lentur
15. perhitungan n lenturKHRISTIAN MAUKO
 
16. penyelesaian mekanika tanah
16. penyelesaian mekanika tanah 16. penyelesaian mekanika tanah
16. penyelesaian mekanika tanah KHRISTIAN MAUKO
 
17. pengantar teknik pondasi
17. pengantar teknik pondasi17. pengantar teknik pondasi
17. pengantar teknik pondasiKHRISTIAN MAUKO
 
19. metode kerja bangunan sipil
19. metode kerja bangunan sipil19. metode kerja bangunan sipil
19. metode kerja bangunan sipilKHRISTIAN MAUKO
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014KHRISTIAN MAUKO
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKHRISTIAN MAUKO
 

More from KHRISTIAN MAUKO (20)

1.Buku instalasi bio gas rumah tangga
1.Buku instalasi bio gas rumah tangga1.Buku instalasi bio gas rumah tangga
1.Buku instalasi bio gas rumah tangga
 
2.Biogas pembuatan-konstruks
2.Biogas pembuatan-konstruks2.Biogas pembuatan-konstruks
2.Biogas pembuatan-konstruks
 
3. tabel baja jimmy
3. tabel baja jimmy3. tabel baja jimmy
3. tabel baja jimmy
 
4. struktur baja metode lrfd
4. struktur baja metode lrfd4. struktur baja metode lrfd
4. struktur baja metode lrfd
 
5. struktu beton bertulang istimawan
5. struktu beton bertulang istimawan5. struktu beton bertulang istimawan
5. struktu beton bertulang istimawan
 
6.soal beton pbi
6.soal beton pbi6.soal beton pbi
6.soal beton pbi
 
8. sistem rangka tahan gempa
8. sistem rangka tahan gempa8. sistem rangka tahan gempa
8. sistem rangka tahan gempa
 
9. ppbbi 1984
9. ppbbi 19849. ppbbi 1984
9. ppbbi 1984
 
10.portal beton bertulang
10.portal beton bertulang10.portal beton bertulang
10.portal beton bertulang
 
11.plat & rangka dgn sap2000 v9
11.plat & rangka dgn sap2000 v911.plat & rangka dgn sap2000 v9
11.plat & rangka dgn sap2000 v9
 
12. petunjuk perkerasan jalan raya
12. petunjuk perkerasan jalan raya12. petunjuk perkerasan jalan raya
12. petunjuk perkerasan jalan raya
 
13. perhitungan struktur jembatan
13. perhitungan struktur jembatan13. perhitungan struktur jembatan
13. perhitungan struktur jembatan
 
14. perhitungan profil beton bertulang
14. perhitungan profil beton bertulang14. perhitungan profil beton bertulang
14. perhitungan profil beton bertulang
 
15. perhitungan n lentur
15. perhitungan n lentur15. perhitungan n lentur
15. perhitungan n lentur
 
16. penyelesaian mekanika tanah
16. penyelesaian mekanika tanah 16. penyelesaian mekanika tanah
16. penyelesaian mekanika tanah
 
17. pengantar teknik pondasi
17. pengantar teknik pondasi17. pengantar teknik pondasi
17. pengantar teknik pondasi
 
18. pbi 1971
18. pbi 197118. pbi 1971
18. pbi 1971
 
19. metode kerja bangunan sipil
19. metode kerja bangunan sipil19. metode kerja bangunan sipil
19. metode kerja bangunan sipil
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
 

Recently uploaded

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 

Recently uploaded (7)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 

7.sni 07 0329-2005 baja profil i-beam proses canai panas

  • 1. Standar Nasional Indonesia SNI 07-0329-2005 Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) ICS 77.140.10 Badan Standardisasi Nasional
  • 2.
  • 3. SNI 07-0329-2005 Daftar isi Daftar isi............................................................................................................................ i Prakata ............................................................................................................................. ii Pendahuluan..................................................................................................................... iii 1 Ruang lingkup ............................................................................................................ 1 2 Acuan normatif............................................................................................................ 1 3 Istilah dan definisi ....................................................................................................... 1 4 Bahan baku................................................................................................................. 2 5 Syarat mutu ................................................................................................................ 2 6 Pengambilan contoh................................................................................................... 9 7 Cara uji ....................................................................................................................... 9 8 Syarat lulus uji ............................................................................................................ 10 9 Syarat penandaan ..................................................................................................... 11 Bibliografi.......................................................................................................................... 13 i
  • 4. SNI 07-0329-2005 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja profil l-beam proses canai panas (Bj.P l-beam), merupakan revisi dari SNI 07-0329-1989, Mutu dan cara uji baja bentuk I bertepi bulat canai panas. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik 5 S, Besi, Baja dan Produk Baja, merupakan hasil konsensus yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2003, dihadiri oleh pihak-pihak terkait (stake holder) seperti perguruan tinggi, pemerintah, balai uji, konsumen dan produsen. ii
  • 5. SNI 07-0329-2005 Baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-beam) 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, bahan baku, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji dan syarat penandaan dari baja profil l- beam proses canai panas (Bj.P I-beam). 2 Acuan normatif SNI 07-0308-1989, Cara uji komposisi kimia baja karbon. SNI 07-0358-1989, Peraturan umum pemeriksaan baja. SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam. SNI 07-0372-1989, Batang uji lengkung untuk bahan logam. SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik logam. SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan logam. 3 Istilah dan definisi 3.1 baja profil I-beam proses canai panas (Bj.P I-Beam) profil berpenampang I dihasilkan dari proses canai panas (Hot Rolling Mill) 3.2 bentuk bj. P I-beam tinggi badan (H) lebih besar dari lebar sayap (B), tebal sayap (t2) tidak merata dari ujung hingga pangkal radius (r) dan salah satu sisi setiap ujung sayap berbentuk bulat (Gambar A.1) 3.3 ukuran nominal ukuran sesuai yang ditetapkan dalam standar ini 3.4 toleransi besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal 3.5 karat ringan karat yang apabila digosok secara manual (sikat kawat) tidak menimbulkan cacat pada permukaan 3.6 bj.P baja profil 1 dari 13
  • 6. SNI 07-0329-2005 3.7 bloom bahan baku baja berpenampang bujur sangkar dengan sisi >150 mm 3.8 beam blank bahan baku baja berpenampang huruf H 4 Bahan baku Bahan baku yang digunakan adalah beam blank, bloom, dan billet baja tuang kontinyu. 5 Syarat mutu 5.1 Bentuk penampang 5.1.1 Kesikuan ~Y (out of square) Kesikuan adalah panjang bidang horizontal Bj P I-beam terhadap lebar bidang vertikal Bj P I-beam. Besarnya penyimpangan kesikuan T pada Gambar 1 maksimum 2% dari B. Keterangan gambar: T adalah besarnya penyimpangan kesikuan dari B; B adalah lebar bidang vertikal. Gambar 1 Penampang kesikuan 5.1.2 Pusat sumbu badan S (web off center) Kedudukan sumbu badan pada Gambar 2 dan penyimpangan yang diizinkan pusat sumbu badan S untuk B < 300 mm adalah 3 mm. B1 - B2 S = 2 2 dari 13
  • 7. SNI 07-0329-2005 Keterangan gambar: H adalah tinggi badan, cm; S adalah pusat sumbu badan; B1 adalah lebar sayap kiri, cm; B2 adalah lebar sayap kanan, cm. Gambar 2 Pusat sumbu badan 5.1.3 Kelurusan Penyimpangan kelurusan atau kelengkungan yang diizinkan pada Gambar 3 adalah q yang besarnya 0,2% x L (panjang nominal). Keterangan gambar: H adalah tinggi badan nominal, mm; q adalah nilai maks yang diizinkan, mm. Gambar 3 Penyimpangan kelurusan 5.2 Sifat tampak Permukaan Bj.P l-Beam tidak boleh ada lipatan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya boleh berkarat ringan atau cacat-cacat lainnya yang tidak merugikan pada penggunaan akhir. 3 dari 13
  • 8. SNI 07-0329-2005 4 dari 13 5.3 Dimensi dan toleransi 5.3.1 Panjang Ukuran panjang nominal adalah 6 m, 9 m dan 12 m, adapun toleransi seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Ukuran panjang dan toleransi No Ukuran panjang Toleransi 1. s/d 6 m 0, + 40 mm 2. di atas 6 m Setiap pertambahan panjang 1 m maka dari toleransi nilai positip tersebut di atas ditambah 5 mm 5.3.2 Berat Toleransi berat per kelompok Bj. P I-Beam seperti Tabel 2. Tabel 2 Toleransi berat perkelompok No Tebal sayap tB 2B (mm) Toleransi berat (%) 1. s/d 10 ± 5 2. di atas 10 ± 4 CATATAN 1. Kelompok harus terdiri dari ukuran yang sama 2. Jumlah batang dari tiap kelompok minimum 10 atau berat tiap kelompok minimum 1 ton 5.3.3 Penampang 1) Ukuran penampang Ukuran dan luas penampang, berat permeter panjang batang dan karakteristik penampang dari Gambar 4 adalah seperti pada Tabel 3. 2) Toleransi Toleransi ukuran penampang berdasarkan pada Gambar 4 adalah seperti Tabel 4. Rumus: Momen Inersia I = a.iP 2 P Radius Girasi i = √ I/a Modulus penampang Z = I/a Luas penampang a = H.tB 1B + 2tB 2B (B – tB 1B) + 0,615 (rB 1PB 2 P – rB 2PB 2 P)
  • 9. SNI 07-0329-2005 dengan: II adalah momen inersia dalam cm4 ; ii adalah radius girasi dalam cm; a adalah penampang dalam cm2 ; z adalah modulus penampang dalam cm3 ; e adalah jarak ekstrisinitas dalam cm. Keterangan gambar: H adalah tinggi badan; B adalah lebar sayap; t1 adalah tebal badan; t2 adalah tebal sayap; r1 adalah radius sudut; r2 adalah radius sayap. Gambar 4 Karaktersitik penampang 5 dari 13
  • 10. SNI 07-0329-2005 Tabel 3 Ukuran dan karakteristik penampang Sebagai informasiUkuran penampang (mm) Acuan terhadap besaran menurut sumbu lentur terhadap x-x dan y-y Penamaan H x B t1 t2 r1 r2 Luas Penampang cm2 Berat kg/m Cx Cy Ix cm4 Iy cm4 ix cm iy cm Zx cm3 Zy cm3 100 x 50 4,5 6,8 4,5 2,7 10,6 8,34 0 0 171 12,2 4,01 1,07 34,2 4,88 I 100 100 x 75 5 8 7 3,5 16,43 12,9 0 0 281 47,3 4,14 1,70 56,2 12,6 I 125 125 x 75 5,5 9,5 9 4,5 20,45 16,1 0 0 538 57,5 5,13 1,68 86,0 15,3 I 140 140 x 66 5,6 8,6 5,7 3,4 18,2 14,3 0 0 573 35,2 5,31 1,4 81,9 10,7 150 x 75 5,5 9,5 9 4,5 21,83 17,1 0 0 819 57,5 6,12 1,62 109 15,3 I 150 150 x 125 8,5 14 13 6,5 46,15 36,2 0 0 1760 385 6,18 2,89 235 61,6 I 180 180 x 100 6 10 10 5 30,06 23,6 0 0 1670 138 7,45 2,14 186 27,5 200 x 90 7,5 11,3 7,5 4,5 33,4 26,2 0 0 2140 117 8,0 1,87 214 26 200 x 100 7 10 10 5 33,06 26,0 0 0 2170 138 7,45 2,05 217 27,7I 200 200 x 150 9 16 15 7,5 64,16 50,4 0 0 4460 753 8,34 3,43 446 100 7,5 12,5 12 6 48,79 38,3 0 0 5180 337 10,3 2,63 414 53,9 I 250 250 x 125 10 19 21 10,5 70,73 55,5 0 0 7310 538 10,2 2,76 585 86,0 6 dari 13
  • 11. SNI 07-0329-2005 Tabel 3 (lanjutan) Sebagai informasiUkuran penampang (mm) Acuan terhadap besaran menurut sumbu lentur terhadap x-x dan y-y Penamaan H x B t1 t2 r1 r2 Luas Penampang cm2 Berat kg/m Cx Cy Ix cm4 Iy cm4 ix cm iy cm Zx cm3 Zy cm3 8 13 12 6 61,58 48,3 0 0 9480 588 12,4 3,09 632 78,4 10 18,5 19 9,5 83, 47 65,5 0 0 12700 886 12,3 3,26 849 118I 300 300 x 150 11,5 22 23 11,5 97,88 76,8 0 0 14700 1080 12,2 3,32 978 143 9 15 13 6,5 74,58 58,5 0 0 15200 702 14,3 3,07 870 93,5 I 350 350 x 50 12 24 25 12,5 111,1 87,2 0 0 22400 1180 14,2 3,26 1280 158 10 18 17 8,5 91,73 72,0 0 0 24100 864 16,2 3,07 1200 115 I 400 400 x 50 12,5 25 27 13,5 122,1 95,8 0 0 24100 1240 16,2 3,18 1580 165 11 20 19 9,5 116,8 91,7 0 0 39200 1510 18,3 3,72 2170 231 I 450 450 x 175 13 26 27 13,5 146,1 115 0 0 48800 2020 18,3 3,72 2170 231 13 25 25 12,5 169,4 133 0 0 98400 2460 24,1 3,81 3280 259 I 600 600 x 190 16 35 38 19 224,5 176 0 0 130000 3540 24,1 3,97 4330 373 7 dari 13
  • 12. SNI 07-0329-2005 8 dari 13 Tabel 4 Toleransi ukuran penampang profil I-Beam No Bagian profil Batas ukuran (mm) Toleransi (mm) 1. Lebar sayap (B) B<100 100 ≤ B <200 B ≥ 200 ± 2,0 ± 3,0 ± 4,0 2. Tinggi badan (H) H <100 100 ≤ H <200 200 ≤ H <400 H ≥ 400 ±1,5 ±2,0 ±3,0 ±4,0 B <130 t < 6,3 6,3 ≤ t <10 10 ≤ t <16 ± 0,6 ± 0,7 ± 0,8 3. Tebal t = tB 1B, tB 2B B ≥130 t < 6,3 6,3 ≤ t <10 10 ≤ t <16 16 ≤ t <25 t ≥ 25 ± 0,7 ± 0,8 ± 1,0 ± 1,2 ± 1,5 5.4 Sifat mekanis Nilai kuat tarik, batas ulur dan regangan Bj.P I-Beam ditetapkan seperti pada Tabel 5.
  • 13.
  • 14. SNI 07-0329-2005 8 dari 13 Tabel 5 Sifat mekanis Bj.P I-Beam Batas ulur minimum Kgf/mmP 2 P (N/mmP 2 P) tebal baja (mm) Kuat tarik kgf/mmP 2 P (N/mmP 2 P) Nomor batang ujiKelas baja t ≥ 16 16 < t ≤ 20 Ukuran tebal baja (mm) Nomor batang uji Regangan minimum (%) Uji lengkung Sudut lengkung Diameter pelengkung Bj.P 34 (SS 34) 21 (205) 20 (195) 34 – 44 (330 – 430) t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20 No. 5 No. 1A No. 1A 26 21 26 180º 0,5 t No. 1 Bj.P 41 (SS 41) 25 (245) 24 (235) 41 – 52 (400 – 510) t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20 No. 5 No. 1A No. 1A 21 17 21 180º 1,5 x t No. 1 Bj.P 50 (SS 50) 29 (285) 28 (275) 50 – 60 (400 – 510) t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20 No. 5 No. 1A No. 1A 19 15 19 180º 2 x t No. 1 Bj.P 50 (SS 50) 41 (400) 40 (390) 55 min (540) t ≤ 5 5 < t ≤ 16 16 < t ≤ 20 No. 5 No. 1A No. 1A 21 17 21 180º 2 x t No. 1
  • 15. SNI 07-0329-2005 5.5 Komposisi kimia Komposisi kimia Bj.P I-Beam adalah seperti Tabel 6. Tabel 6 Komposisi kimia Bj.P I-Beam Komposisi kimia (%) Kelas C Mn P S Bj.P 34 (SS 34) Bj.P 41 (SS 41) - - maks. 0,050 maks. 0,050 Bj.P 50 (SS 50) Bj.P 55 (SS 55) maks. 0,30 maks. 1,60 maks. 0,040 maks. 0,040 6 Pengambilan contoh 6.1 Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang 6.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasan oleh pihak produsen/penjual untuk melakukan tugas. 6.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random). 6.4 Tiap nomor leburan minimal diambil satu contoh untuk uji tarik dan uji lengkung dengan panjang 1 (satu) meter. 6.5 Kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda tetapi dengan ukuran dan kelas baja yang sama, setiap 50 ton minimal diambil 1 contoh uji dan untuk setiap kelipatan 50 ton diambil 1 (satu) contoh uji dan maksimum 5 contoh. 7 Cara Uji 7.1 Uji sifat tampak Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa menggunakan alat bantu untuk memeriksa adanya cacat-cacat. 7.2 Uji ukuran dan bentuk 7.2.1 Bagian Bj.P I-Beam yang diukur adalah lebar sayap (B), tebal sayap ( t2 ), tinggi badan (H), tebal badan ( t-i ), sesuai dengan dimensinya (lihat Tabel 3) dan untuk toleransi (lihat Tabel 4). Pengukuran dilakukan pada 3 titik dan nilai yang diambil merupakan harga rata-ratanya. 7.2.2 Penentuan bentuk kesikuan (out of square) diukur dengan alat siku 9 dari 13
  • 16. SNI 07-0329-2005 7.3 Uji sifat mekanis 7.3.1 Posisi pengambilan benda uji Posisi pengambilan benda uji tarik dan lengkung sesuai dengan Gambar 6. Pengambilan bagian yang akan diuji tarik dan uji lengkung dari contoh uji di ambil sesuai dengan SNI 07-0358-1989, Peraturan umum pemeriksaan baja. Keterangan gambar: H adalah tinggi badan dalam cm. Gambar 6 Posisi pengambilan benda uji 7.3.2 Uji tarik Uji tarik dilakukan sesuai dengan SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam dengan batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam. 7.3.3 Uji lengkung Uji lengkung dilakukan sesuai dengan SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan, dengan batang uji lengkung sesuai SNI 07-0372-1989, Batang uji lengkung untuk bahan logam. 7.4 Uji komposisi kimia Pengujian komposisi kimia dapat dilakukan sesuai dengan SNI 07-0308-1989, Cara uji komposisi kimia baja karbon. Atau dapat menggunakan spektrometer. 8 Syarat lulus uji 8.1 Kelompok dinyatakan iuius uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut memenuhi persyaratan butir 5 (syarat mutu). 8.2 Apabila sebagian syarat-syarat tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan uji ulang dengan mengambil contoh sejumlah dua kali contoh pertama yang gagal. 8.3 Apabila dalam uji ulang salah satu syarat mutu tidak dipenuhi maka kelompok tersebut dinyatakan tidak luius uji. 10 dari 13
  • 17. SNI 07-0329-2005 9 Syarat penandaan 9.1 Setiap batang Bj.P I-Beam harus diberi tanda (marking) yang tidak mudah hilang dan menunjukan inisial pabrik pembuat. Setiap batang Bj.P I-Beam harus diberi label yang mencantumkan: Nama (inisial) pabrik pembuat, ukuran produk, kelas baja nomor leburan (nomor heat), tanggal produksi. Khusus untuk ukuran sampai dengan 125 mm penandaan hanya menggunakan label dan dicantumkan pada bundel/kelompok. 9.2 Setiap batang Bj.P I-Beam harus diberi tanda pada salah satu ujung penampangnya dengan warna (cat) yang tidak mudah hilang sesuai kelas baja seperti Tabel 7. Tabel 7 Warna penandaan Kelas baja Kode warna Bj.P 34 (SS. 34) hijau Bj.P 41 (SS. 41) kuning Bj.P 50 (SS. 50) biru Bj.P 55 (SS. 55) abu-abu 11 dari 13
  • 18. SNI 07-0329-2005 Lampiran A (normatif) Bentuk baja profil I-beam proses canai panas (Bj. P I-beam) Keterangan gambar: H adalah tinggi badan; B adalah lebar sayap; t1 adalah tebal badan; t2 adalah tebal sayap; r1 adalah radius sudut; r2 adalah radius sayap. Gambar A.1 Bentuk Bj. P I-Beam 12 dari 13
  • 19. SNI 07-0329-2005 Bibliografi SNI 07-0422-1989, Mutu dan cara uji billet baja tuang kontinyu. JIS G 3192-2000, Dimensions, mass, and permissible variations of hot rolled steel sections. JIS G 3101 -2004, Rolled steel for general structure. ASTM A 36/A36M-04, Standard specifications for carbon structural steel. DIN 1025-1995, Steel sections, hot rolled narrow l-beam channel, dimensions weight static properties. 13 dari 13