Sejarah lengkap tentang kerajaan Sriwijaya mulai dari Awal berdiri,Politik yang berkembang, Ekonomi, Sosial Dan Budaya,Kemaritiman dan Bagaimana Keruntuhan kerajaan Sriwijaya titambah dengan peninggalannya.
Berisi sejarah singkat tentang sriwijaya, mulai dari awal berdiri higga masa kemundurannya. selain itu juga dilengkapi dengan peningglaln - peninggalan kerajaan sriwijaya.
Sejarah lengkap tentang kerajaan Sriwijaya mulai dari Awal berdiri,Politik yang berkembang, Ekonomi, Sosial Dan Budaya,Kemaritiman dan Bagaimana Keruntuhan kerajaan Sriwijaya titambah dengan peninggalannya.
Berisi sejarah singkat tentang sriwijaya, mulai dari awal berdiri higga masa kemundurannya. selain itu juga dilengkapi dengan peningglaln - peninggalan kerajaan sriwijaya.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
2. Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang
pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi
pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan
membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya,Sumaters, jawa dan pesisir Kalimantan. Dalam
bahasa sanksekerta Sri berarti "bercahaya" atau "gemilang",
dan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka
nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-
gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini
berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing,
menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan
tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua
mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu
Prasati kedukan bukit di Palembang, bertarikh 682.
Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah
bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa
peperangan di antaranya tahun 1025 serangan Rajendra
Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan
3. Berdasarkan berbagai sumber sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks
dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam pikiran Budha Wajrayana
digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti Siddhayatra
abad ke-7 sepertiPrasati Talang Tuo menggambarkan ritual Budha untuk
memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra,
anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya. Prasasti Telaga Batu
menggambarkan kerumitan dan tingkatan jabatan pejabat kerajaan,
sementara Prasasti Bukit Kapur menyebutkan keperkasaan balatentara
Sriwijaya atas Jawa. Semua prasasti ini menggunakan bahasa melayu
kuno, leluhur bahasa Melayu dan bahasa indonesia modern. Sejak abad
ke-7, bahasa Melayu kuno telah digunakan di Nusantara. Ditandai dengan
ditemukannya berbagai prasasti Sriwijaya dan beberapa prasasti
berbahasa Melayu Kuno di tempat lain, seperti yang ditemukan di pulau
Jawa. Hubungan dagang yang dilakukan berbagai suku bangsa Nusantara
menjadi wahana penyebaran bahasa Melayu, karena bahasa ini menjadi
alat komunikasi bagi kaum pedagang. Sejak saat itu, bahasa Melayu
menjadi lingua franca dan digunakan secara meluas oleh banyak penutur
di Kepulauan Nusantara.[
Meskipun disebut memiliki kekuatan ekonomi dan keperkasaan militer,
Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung
4. Kemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim. Mengandalkan pada
kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur
perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis
sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal
dagang, memungut cukai, serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan
kekuasaanya.
Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah
melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara,
antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja,
Vietnam, dan Filipina.Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda,
menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan
perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal
yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan
dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.
Berdasarkan sumber catatan sejarah dari Arab, Sriwijaya disebut dengan
nama Sribuza. Pada tahun 955 M, Al Masudi, seorang musafir (pengelana)
sekaligus sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya. Dalam
catatan itu, digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang
kaya raya, dengan tentara yang sangat banyak. Disebutkan kapal yang
5. Sriwijaya menjual barang barang produksinya sperti emas,
perak, gading, penyu, kemenyan, kapur barus, lada , dan
damara.
Faktor yang mempengaruhi itu antara lain
1. Letaknya strategis pada jalur perdagangan India-Cina
2. Sriwijaya telah menguasai Selat Malaka, Selat Sunda,
Semenanjung Malaya, dan Tanah Genting Kra sebagai
pusat perdagangan.
3. Hasil Bumi Sriwijaya dan sekitarnya sebagai mata
perdagangan yang berharga, terutama rempah rempah dan
emas yang tersedia banyak.
4. Armada lautnya kuat sehingga mampu menjalin hubungan
dan kerja sama dengan kerajaan India dan Cina.
5. Pendapatan Sriwijaya melimpah ruah yang berasal dari bea
cukai barang dagangan, bea cukai kapal asing melalui
bandarnya, upeti para pedagang dan raja taklukan, dan
hasil bumi serta hasil Perdagangan sendiri
6. Pada saat Kerajaan Sriwijaya diperintah oleh marawijaya
Tunggawarman , putra dari Sri Sudamaniwarmadewa juga
telah menjalin hubungan dengan kerajaan Colamandala
(India Selatan). Hubungan itu semula baik namun melihat
perkembangan kerajaan Sriwijaya yang sangat pesat
menimbulkan iri hati dan dianggap menyaingi
perdagangan Kerajaan Colamandala, maka hubungan
baik itu menjadi retak. Ketegangan hubungan itu terjadi
ketika Kerajaan Colamandala diperintah oleh
Rajendracoladewa dan Sriwijaya diperintah oleh Sri
Sanggramawijayatunggawarman.
Pada tahun 1023 Sriwijaya dan Kedah diserang oleh
rajendracola, dan diulangi lagi serangan itu pada tahun
1030 sehingga raja Sriwijaya dapat ditawan. Hal itu
diterangkan oleh prasasti Raja Rajendracola di tanjore
(India Selatan). Menurut berita China, Kerajaan Sriwijaya
mengalami masa keruntuhan pada akhir abad ke 12. Hal
7. Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa factor-
faktor antara lain :
1. Berulang kali Kerajaan Sriwijaya diserang oleh kerajaan Colamandala
dari India dan juga adanya serangan dari kerajaan dari Pulau jawa sehingga
kekuasaannya semakin lemah.
2. Terdesak oleh perkembangan dari Kerajaan di Thailand yang terus
meluaskan pengaruhnya kea rah selatan (Semenanjung malaka) dan
pengaruh kerajaan Singasari yang menjalin hubungan dengan Kerajaan
melayu.
3. Karena Kerajaan Sriwijaya lemah, maka daerah-daerah taklukannya
perlahan-lahan melepaskan satu persatu.
4. Letak daerah Palembang yang makin jauh dari laut menyebabkan daerah
itu kurang strategis lagi bagi pusat perdagangan nasional maupun
internasional.
5. Mundurnya perekonomian dan perdagangan Kerajaan Sriwijaya karena
banyaknya Bandar-bandar penting sudha melepaskan diri dari pengaruh
kerajaan Sriwijaya
8. •Dapunta Hyan Srijayanasa (terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit
tahun 683 Masehi dan Prasasti Talang Tuwo tahun 684 Masehi).
•Sri Indrawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 724 Masehi.
•Rudrawikrama (terdapat dalam Berita Cina tahun 728 Masehi).
•Wishnu (terdapat dalam Prasasti Ligor tahun 775 Masehi).
•Maharaja (terdapat dalam Berita Arab tahun 851 Masehi).
•Balaputera Dewa (terdapat dalam Prasasti Nalanda tahun 860 Masehi).
•Sri Udayadityawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 960 Masehi).
•Sri Udayaditya (terdapat dalam Berita Cina tahun 962 Masehi).
•Sri Sudamaniwarmadewa (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044
Masehi).
•Marawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044
Masehi).
•Sri Sanggaramawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Chola
tahun 1044 Masehi).
.
9. Peninggalan kerajaan sriwijaya
Candi Muara Takus di
Ibukota Sriwijaya
Candi Gumpung, candi Buddha
di Muaro Jambi, Kerajaan
Melayu yang ditaklukkan
Sriwijaya.