Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8-10 Masehi di bawah pemerintahan Raja Balaputradewa, tetapi kemudian mengalami kemunduran akibat berbagai serangan dari kerajaan tetangga seperti Kerajaan Medang dan Majapahit serta bergesernya letak ibu kota dari dekat pantai. Kerajaan ini akhirnya runtuh pada abad ke-14 Masehi.
Lokasi kerajaan Sriwijaya berada di Palembang-Sumatra Selatan dengan pendirinya adalah Dapunta Hyang. Raja terkenalnya adalah Balaputradewa. Kerajaan ini bernafaskan agama Buddha dan budayanya dipengaruhi agama tersebut, sedangkan ekonominya berbasis perdagangan laut. Peninggalannya berupa sejumlah prasasti seperti Prasasti Kedukan Bukit, Telaga Batu, dan Talang Tuo.
Letak geografis Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7. Didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Nama Sriwijaya sendiri di ambil dari Bahasa sangsekerta Sri berarti Gemilang dan Wijaya Berarti Kejayaan, maka makna dari nama Sriwijaya adalah Kejayaan yang Gemilang.
Letak pusat kerajaan Sriwijaya ada berbagai pendapat. Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang, ada yang berpendapat di Jambi, bahkan ada yang berpendapat di luar Indonesia.
Akan tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya berlokasi di Palembang, di dekat pantai dan di tepi sungai Musi. Ketika pusat kerajaan di Palembang mulai menunujukan kemunduran, Sriwijaya pindah ke Jambi.
2. Bukti/sumber yang menceritakan Kerajaan Sriwijaya.
a. Prasasti
1. Prasasti kedukan bukit ( 683 M )
2. Prasasti Talang Tuo ( 684 M )
3. Prasasti Palas Pasemah
4. Prasasti Kota Kapur
5. Prasasti Rajendracolah
6. Prasasti Karang Berahi
b. Berita-berita
1. Berita Cina
2.Berita Chau-Yu-Kua
3. Kepercayaan atau agama yang dianut :Agama budha
Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Negara taklukkanya melepaskan diri seperti Ligor, Tanahkra, Tahang dll
2. Mundurnya perekonomian Sriwijaya karena bandar-bandar penting sudah melepaskan diri
3. Berulang kali diserang oleh kerajaan Thailand yang mengarahkan kekuasaanya ke arah selatan. Dan pengaruh kerajaan Singasari yang hubungan dengan Kerajaan Melayu.
Lokasi kerajaan Sriwijaya berada di Palembang-Sumatra Selatan dengan pendirinya adalah Dapunta Hyang. Raja terkenalnya adalah Balaputradewa. Kerajaan ini bernafaskan agama Buddha dan budayanya dipengaruhi agama tersebut, sedangkan ekonominya berbasis perdagangan laut. Peninggalannya berupa sejumlah prasasti seperti Prasasti Kedukan Bukit, Telaga Batu, dan Talang Tuo.
Letak geografis Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7. Didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Nama Sriwijaya sendiri di ambil dari Bahasa sangsekerta Sri berarti Gemilang dan Wijaya Berarti Kejayaan, maka makna dari nama Sriwijaya adalah Kejayaan yang Gemilang.
Letak pusat kerajaan Sriwijaya ada berbagai pendapat. Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang, ada yang berpendapat di Jambi, bahkan ada yang berpendapat di luar Indonesia.
Akan tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya berlokasi di Palembang, di dekat pantai dan di tepi sungai Musi. Ketika pusat kerajaan di Palembang mulai menunujukan kemunduran, Sriwijaya pindah ke Jambi.
2. Bukti/sumber yang menceritakan Kerajaan Sriwijaya.
a. Prasasti
1. Prasasti kedukan bukit ( 683 M )
2. Prasasti Talang Tuo ( 684 M )
3. Prasasti Palas Pasemah
4. Prasasti Kota Kapur
5. Prasasti Rajendracolah
6. Prasasti Karang Berahi
b. Berita-berita
1. Berita Cina
2.Berita Chau-Yu-Kua
3. Kepercayaan atau agama yang dianut :Agama budha
Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Negara taklukkanya melepaskan diri seperti Ligor, Tanahkra, Tahang dll
2. Mundurnya perekonomian Sriwijaya karena bandar-bandar penting sudah melepaskan diri
3. Berulang kali diserang oleh kerajaan Thailand yang mengarahkan kekuasaanya ke arah selatan. Dan pengaruh kerajaan Singasari yang hubungan dengan Kerajaan Melayu.
Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya antara lain berita dari China, Arab, dan India serta prasasti dan candi yang ditemukan di Sumatra. Sriwijaya mengalami keruntuhan akibat diserang oleh Raja Rajendra Chola I dari Kerajaan Chola India selatan pada abad ke-11 M berdasarkan prasasti Tanjore.
Dokumen ini membahas tentang Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-1 hingga abad ke-15 Masehi. Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pendidikan agama Buddha Mahayana pada abad ke-7. Letak strategisnya di Selat Malaka membuat Sriwijaya sejahtera dari perdagangan, namun juga menimbulkan ancaman dari kerajaan lain yang ingin menguasainya. Sriwijaya jatuh akibat serangan berulang dari kerajaan l
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 Masehi dan berlokasi di sekitar Palembang, Jambi, dan Riau. Sumber sejarahnya berasal dari berita China, Arab, India, dan prasasti. Kerajaan ini mengalami kemunduran akibat serangan dari kerajaan lain, melepasnya daerah taklukan, dan kemungkinan tidak adanya pemimpin yang kuat.
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijayahanakamilah4
Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh sekitar 20 raja mulai abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Beberapa raja terkenal adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa pendiri kerajaan, Balaputradewa yang memperluas wilayah kekuasaan, dan Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa yang memerintah pada masa kejayaan K
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 M oleh Dapunta Hyang dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 M di bawah pemerintahan Balaputradewa. Sriwijaya menjadi pusat perkembangan agama Buddha Mahayana yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Faktor pendukung kemajuan Sriwijaya antara lain letak strategisnya, perdagangan antara India dan Cina, s
1. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kemaharajaan bahari yang berpusat di Sumatera dan mempengaruhi wilayah sekitarnya hingga Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Jawa, dan Kalimantan.
2. Kerajaan ini berkembang pada abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi berkat letak strategisnya di Selat Malaka yang menjadi jalur perdagangan internasional antara India dan Tiongkok.
3. P
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim pertama di Asia Tenggara yang berdiri pada abad ke-7 di Sumatera Selatan. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan, agama Buddha, dan pendidikan. Beberapa raja terkenalnya antara lain Dapunta Hyang Sri Jayanagara dan Dharmasetu. Sriwijaya mulai melemah akibat serangan dari kerajaan lain dan berkurangnya aktivitas perdagangan.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim pertama di Asia Tenggara yang berdiri pada abad ke-7 di Palembang dan memperluas wilayahnya hingga Sumatera, Semenanjung Malaya, Jawa, dan Kamboja. Kerajaan ini menerapkan sistem pemerintahan monarki dan meninggalkan berbagai prasasti dan candi sebagai bukti kekuasaannya.
Kerajaan Sriwijaya berkembang pada abad ke-7 di sekitar Palembang dan berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan agama Buddha yang makmur di Asia Tenggara. Namun kejayaannya mulai memudar pada abad ke-11.
Kerajaan Melayu merupakan kerajaan kuno yang berada di Pulau Sumatera berdasarkan catatan Dinasti Tang pada abad ke-7 M. Kerajaan ini kemudian dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 692 M dan menjadi bagian dari Sriwijaya hingga runtuhnya Sriwijaya akibat penaklukan oleh Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 M.
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M di Sumatra dan menjadi kekuatan maritim utama di Asia Tenggara. Lokasinya yang strategis di Selat Malaka memungkinkan perdagangan yang makmur dengan India dan Cina, namun pada akhirnya Sriwijaya jatuh akibat serangan dari kerajaan-kerajaan tetangga seperti Cola, Singhasari, dan Majapahit.
Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya setelah mengalahkan Jayakatwang dari Kediri dengan bantuan Mongol. Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang memerintah dari tahun 1350-1389 dengan wilayah kekuasaan meliputi sebagian besar Nusantara. Namun kemudian kekuasaan Majapahit mulai melemah setelah kematian Hayam Wuruk dan akhirnya runtuh p
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar tahun 500 M di sekitar Palembang, Sumatera. Sriwijaya berkembang menjadi kekuatan maritim yang kuat dengan wilayah kekuasaan membentang dari Kamboja hingga Sulawesi. Puncak kejayaannya terjadi pada abad ke-7-11 M sebelum akhirnya runtuh akibat serangan Kerajaan Chola dari India pada tahun 1025 M.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri pada abad ke-8 M di Jawa Tengah dengan ibu kota Medang Kamulan. Kerajaan ini diperintah oleh 3 wangsa yaitu Sanjaya, Syailendra, dan Isana. Kerajaan ini meninggalkan berbagai prasasti dan candi sebagai bukti keberadaannya.
Kerajaan Melayu dan Sriwijaya merupakan dua kerajaan besar di Sumatera pada abad ke-7 hingga ke-13. Kerajaan Melayu berpusat di Minanga, Dharmasraya, dan Suruaso, sedangkan Kerajaan Sriwijaya berpusat di Palembang dan berhasil menguasai perdagangan di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya mulai berdiri pada abad ke-7 dengan Raja Dapunta Hyang dan mencapai kejayaannya pada abad
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...Mulia Fathan
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu, dan Kerajaan Mataram Kuno di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya merupakan kemaharajaan maritim yang berpusat di Sumatera dan mempengaruhi wilayah sekitarnya pada abad ke-7 hingga ke-13. Kerajaan Melayu didirikan pada abad ke-6 di Sumatera Selatan sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya
Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya antara lain berita dari China, Arab, dan India serta prasasti dan candi yang ditemukan di Sumatra. Sriwijaya mengalami keruntuhan akibat diserang oleh Raja Rajendra Chola I dari Kerajaan Chola India selatan pada abad ke-11 M berdasarkan prasasti Tanjore.
Dokumen ini membahas tentang Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-1 hingga abad ke-15 Masehi. Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pendidikan agama Buddha Mahayana pada abad ke-7. Letak strategisnya di Selat Malaka membuat Sriwijaya sejahtera dari perdagangan, namun juga menimbulkan ancaman dari kerajaan lain yang ingin menguasainya. Sriwijaya jatuh akibat serangan berulang dari kerajaan l
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 Masehi dan berlokasi di sekitar Palembang, Jambi, dan Riau. Sumber sejarahnya berasal dari berita China, Arab, India, dan prasasti. Kerajaan ini mengalami kemunduran akibat serangan dari kerajaan lain, melepasnya daerah taklukan, dan kemungkinan tidak adanya pemimpin yang kuat.
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijayahanakamilah4
Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh sekitar 20 raja mulai abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Beberapa raja terkenal adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa pendiri kerajaan, Balaputradewa yang memperluas wilayah kekuasaan, dan Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa yang memerintah pada masa kejayaan K
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 M oleh Dapunta Hyang dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 M di bawah pemerintahan Balaputradewa. Sriwijaya menjadi pusat perkembangan agama Buddha Mahayana yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Faktor pendukung kemajuan Sriwijaya antara lain letak strategisnya, perdagangan antara India dan Cina, s
1. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kemaharajaan bahari yang berpusat di Sumatera dan mempengaruhi wilayah sekitarnya hingga Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Jawa, dan Kalimantan.
2. Kerajaan ini berkembang pada abad ke-7 hingga abad ke-13 Masehi berkat letak strategisnya di Selat Malaka yang menjadi jalur perdagangan internasional antara India dan Tiongkok.
3. P
Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim pertama di Asia Tenggara yang berdiri pada abad ke-7 di Sumatera Selatan. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan, agama Buddha, dan pendidikan. Beberapa raja terkenalnya antara lain Dapunta Hyang Sri Jayanagara dan Dharmasetu. Sriwijaya mulai melemah akibat serangan dari kerajaan lain dan berkurangnya aktivitas perdagangan.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim pertama di Asia Tenggara yang berdiri pada abad ke-7 di Palembang dan memperluas wilayahnya hingga Sumatera, Semenanjung Malaya, Jawa, dan Kamboja. Kerajaan ini menerapkan sistem pemerintahan monarki dan meninggalkan berbagai prasasti dan candi sebagai bukti kekuasaannya.
Kerajaan Sriwijaya berkembang pada abad ke-7 di sekitar Palembang dan berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan agama Buddha yang makmur di Asia Tenggara. Namun kejayaannya mulai memudar pada abad ke-11.
Kerajaan Melayu merupakan kerajaan kuno yang berada di Pulau Sumatera berdasarkan catatan Dinasti Tang pada abad ke-7 M. Kerajaan ini kemudian dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 692 M dan menjadi bagian dari Sriwijaya hingga runtuhnya Sriwijaya akibat penaklukan oleh Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 M.
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M di Sumatra dan menjadi kekuatan maritim utama di Asia Tenggara. Lokasinya yang strategis di Selat Malaka memungkinkan perdagangan yang makmur dengan India dan Cina, namun pada akhirnya Sriwijaya jatuh akibat serangan dari kerajaan-kerajaan tetangga seperti Cola, Singhasari, dan Majapahit.
Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya setelah mengalahkan Jayakatwang dari Kediri dengan bantuan Mongol. Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk yang memerintah dari tahun 1350-1389 dengan wilayah kekuasaan meliputi sebagian besar Nusantara. Namun kemudian kekuasaan Majapahit mulai melemah setelah kematian Hayam Wuruk dan akhirnya runtuh p
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar tahun 500 M di sekitar Palembang, Sumatera. Sriwijaya berkembang menjadi kekuatan maritim yang kuat dengan wilayah kekuasaan membentang dari Kamboja hingga Sulawesi. Puncak kejayaannya terjadi pada abad ke-7-11 M sebelum akhirnya runtuh akibat serangan Kerajaan Chola dari India pada tahun 1025 M.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri pada abad ke-8 M di Jawa Tengah dengan ibu kota Medang Kamulan. Kerajaan ini diperintah oleh 3 wangsa yaitu Sanjaya, Syailendra, dan Isana. Kerajaan ini meninggalkan berbagai prasasti dan candi sebagai bukti keberadaannya.
Kerajaan Melayu dan Sriwijaya merupakan dua kerajaan besar di Sumatera pada abad ke-7 hingga ke-13. Kerajaan Melayu berpusat di Minanga, Dharmasraya, dan Suruaso, sedangkan Kerajaan Sriwijaya berpusat di Palembang dan berhasil menguasai perdagangan di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya mulai berdiri pada abad ke-7 dengan Raja Dapunta Hyang dan mencapai kejayaannya pada abad
Sejarah - Kerajaan Bercorak Hindu-Budha (Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu ...Mulia Fathan
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu, dan Kerajaan Mataram Kuno di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya merupakan kemaharajaan maritim yang berpusat di Sumatera dan mempengaruhi wilayah sekitarnya pada abad ke-7 hingga ke-13. Kerajaan Melayu didirikan pada abad ke-6 di Sumatera Selatan sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya
Dokumen tersebut membahas tentang Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 hingga ke-11 Masehi, meliputi latar belakang pembentukannya, struktur pemerintahan, pengaruh budaya, kehidupan sosial, ekonomi dan politik, serta penyebab runtuhnya kerajaan. Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara berkat letak strategisnya di jalur perdagangan internasional.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang berpusat di Sumatera dan meluas ke wilayah sekitarnya seperti Semenanjung Malaya hingga abad ke-7 sampai ke-15 Masehi. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan internasional dan agama Buddha di Asia Tenggara.
Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 Masehi di Sumatera oleh Dapunta Hyang. Sriwijaya menjadi kekaisaran maritim yang kuat dengan pengaruh yang meliputi sebagian besar Asia Tenggara hingga India dan Tiongkok, tetapi kemudian mulai melemah akibat serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Jawa dan Chola.
Lokasi kerajaan Sriwijaya berada di Palembang-Sumatra Selatan dengan pendirinya adalah Dapunta Hyang. Raja terkenalnya adalah Balaputradewa. Kerajaan ini bernafaskan agama Buddha dan budayanya dipengaruhi agama tersebut, sedangkan ekonominya berbasis perdagangan laut. Peninggalannya berupa sejumlah prasasti seperti Prasasti Kedukan Bukit, Telaga Batu, dan Talang Tuo.
Kerajaan Sriwijaya berkembang karena letaknya di Selat Malaka yang strategis untuk perdagangan internasional. Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-11 Masehi. Prasasti-prasasti Sriwijaya menunjukkan penaklukannya terhadap wilayah sekitar. Namun, Sriwijaya mulai melemah akibat serangan dari kerajaan Jawa, Cola, dan berkembangnya kerajaan Islam
(Tugas sejarah indonesia) masuknya Hindu Budha ke Indonesiashafira auliani33
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas teori penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia serta beberapa kerajaan Hindu-Buddha awal di Indonesia seperti Kutai, Tarumanagara, Kalingga, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singasari dan Majapahit.
2. Kerajaan-kerajaan tersebut berkembang pada abad-abad pertengahan di berbagai wilayah Indonesia seperti Kalimantan, Jawa, dan Sumater
Kerajaan Sriwijaya berpusat di sekitar Palembang, Sumatera. Kerajaan ini makmur berkat strategi lokasi, perdagangan maritim, dan keruntuhan kerajaan Funan. Sriwijaya dipengaruhi budaya India dan menganut agama Buddha. Kerajaan ini mengendalikan perdagangan antara India dan Tiongkok sampai mulai melemah akibat serangan dari kerajaan lain pada abad ke-11-14.
2. 1. Letak Kerajaan
Dilihat dari letak geografis, daerah Kerajaan
Sriwijaya mempunyai letak yang sangat strategis,
yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan
antara India dan Cina. Di samping itu, letak Kerajaan
Sriwijaya dekat dengan Selat Malak yang
merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-
daerah di Asia Tenggara. Hasil bumi Kerajaan
Sriwijaya merupakan modal utama bagi
masyarakatnya untuk terjun dalam aktifitas
pelayaran dan perdagangan.
3.
4. 2. Sumber Sejarah
Peninggalan :
a.
Ditemukan di dekat Kota Palembang dan berangka tahun 683 Masehi.
Berisi cerita tentang Raja Sriwijaya (Dapunta Hyang) yang mengadakan
perjalanan suci dari Minanga Tamwan untuk mendapatkan Siddhayatra
dan keberhasilnya memakmurkan Kerajaan Srwijaya.
5. B. Prasasti Talang Tuo
Ditemukan di sebelah barat Kota Palembang dan berangka tahun
684 Masehi. Prasasti ini menceritakan pembuatan Taman
Srikseta oleh Raja Dapunta Hyang untuk kemamkmuran rakyat.
6. c. Prasasti Telaga Batu
Ditemukan di dekat Kota Palembang dan tidak berangka tahun.
Prasasti ini menceritakan tentang kutukan-kutukan terhadap
siapa pun yang melakukan kejahatan dan yang tidak taat
terhadap raja.
7. D. Prasasti Karang Berahi
Ditemukan di Karang Berahi (Provinsi Jambi) dan berangka tahun
868 Masehi. Prasasti ini menceritakan tentang permintaan
kepada dewa untuk menghukum setiap orang yang orang
melakukan kejahatan terhadap Kerajaan Sriwijaya.
8. e. Prasasti Kota Kapur
Ditemukan di Kota Kapur (Pulau Bangka) dan berangka tahun 686
Masehi. Prasasti ini menceritakan tentang usaha Kerajaan
Sriwijaya dalam menundukkan Pulau Jawa, yaitu Kerajaan
Tarumanegara yang dianggap tidak setia kepada Kerajaan
Sriwijaya.
9. F. Prasasti Palas Pasemah
Ditemukan di Palas Pasemah (Provinsi Lampung) dan tidak
berangka tahun. Prasasti ini mencertitakan bahwa daerah
Lampung Selatan telah diduduki oleh Kerajaan Sriwijaya pada
akhir abad ke-7 Masehi
10. g. Bukit Siguntang
Bukit Siguntang berada di Kota Palembang merupakan komplek
pemakaman raja-raja Kerajaan Sriwijaya. Ditemukan peninggalan
Kerajaan Sriwijaya dalam bentuk arca Budha Sakyamurni yang
mengunakan jubah dan Prasasti Bukit Siguntang berisikan
tentang peperangan yang banyak merenggut nyawa.
11. i. Prasasti Amoghpasha
• Ditemukan di provinsi Jambi dan berangka tahun 1286 M. Isi dari prasasti
ini menyebutkan bahwa raja
• Kertanegara telah menghadiahkan arca amogapasha pada raja
Suwarnabhumi yang bernama Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. Raja dan
rakyatnya sangat gembira.
12. 3. Raja-Raja
• 1. Dapunta Hyan Srijayanasa (terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 Masehi dan
Prasasti Talang Tuwo tahun 684 Masehi)
2. Sri Indrawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 724 Masehi
3. Rudrawikrama (terdapat dalam Berita Cina tahun 728 Masehi)
4. Wishnu (terdapat dalam Prasasti Ligor tahun 775 Masehi
5. Maharaja (terdapat dalam Berita Arab tahun 851 Masehi)
6. Balaputera Dewa (terdapat dalam Prasasti Nalanda tahun 860 Masehi)
7. Sri Udayadityawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 960 Masehi)
8. Sri Udayaditya (terdapat dalam Berita Cina tahun 962 Masehi)
9. Sri Sudamaniwarmadewa (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi)
10. Marawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044 Masehi)
11. Sri Sanggaramawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Chola tahun 1044 Masehi)
13. 4. Puncak Kejayaan
• Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan
pada masa pemerintahan Balaputradewa. Ia
mengadakan hubungan dengan
raja Dewapaladewa dari India. Dalam prasasti
Nalanda yang berasal dari sekitar tahun 860 M
disebutkan bahwa Balaputradewa mengajukan
permintaan kepada raja Dewapaladewa dari
Benggala untuk mendirikan biara bagi para
mahasiswa dan pendeta Sriwijaya yang belajar
di Nalanda. Balaputradewa adalah
putra Samaratungga dari
Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa
Tengah tahun 812 – 824 M.
14. • Sriwijaya pernah pula menjadi pusat pendidikan dan
pengembangan agama Budha. Seorang biksu Budha
dari Cina bernama I-tsing pada tahun 671 berangkat
dari Kanton ke India untuk belajar agama Budha. Ia
singgah di Sriwijaya selama enam bulan untuk
belajar bahasa sansekerta. Di Sriwijaya mengajar
seorang guru agama Budha terkenal
bernama Sakyakirti yang menulis buku berjudul
Hastadandasastra. Para biksu Cina yang hendak
belajar agama ke India dianjurkan untuk belajar di
Sriwijaya selama 1 – 2 tahun. Pada masa berikutnya,
yaitu pada tahun 717 dua pendeta Tantris
bernama Wajrabodhi dan Amoghawajra datang ke
Sriwijaya. Kemudian, antara tahun 1011-1023 M
datang pula pendeta dari Tibet
bernama Attisa untuk belajar agama Budha kepada
mahaguru di Sriwijaya bernama Dharmakirti.
15. • Catatan lain menuliskan bahwa Sriwijaya maju dalam bidang
agraris. Ini disimpulkan dari seorang ahli dari Bangsa
Persia yang bernama Abu Zaid Hasan yang mendapat
keterangan dari Sujaimana, seorang pedagang Arab. Abu
Zaid menulis bahwasanya Kerajaan Zabaj (Sriwijaya -sebutan
Sriwijaya oleh bangsa Arab pada masa itu-) memiliki tanah
yang subur dan kekuasaaan yang luas hingga ke
seberang lautan.
• Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia
Tenggara sepanjang abad ke-10, akan tetapi pada akhir abad
iniKerajaan Medang di Jawa Timur tumbuh menjadi kekuatan
bahari baru dan mulai menantang dominasi Sriwijaya. Berita
Tiongkok dari Dinasti Song menyebut Kerajaan Sriwijaya di
Sumatra dengan nama San-fo-tsi, sedangkan Kerajaan
Medangdi Jawa dengan nama Cho-po. Dikisahkan
bahwa, San-fo-tsi dan Cho-po terlibat persaingan untuk
menguasai Asia Tenggara. Kedua negeri itu saling mengirim
duta besar ke Tiongkok. Utusan San-fo-tsi yang berangkat
tahun 988 tertahan di pelabuhan Kanton ketika hendak
pulang, karena negerinya diserang oleh balatentara Jawa.
Serangan dari Jawa ini diduga berlangsung sekitar tahun 990-
an, yaitu antara tahun 988 dan 992 pada masa
pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa.
16. 5. Runtuhnya Sriwijaya
• Setelah Raja Balaputradewa wafat, tidak ada raja yang cakap
untuk memerintah Kerajaan Sriwijaya. Hal tersebut
menyebabkan Kerajaan Sriwijaya semakin mengalami
kemunduran.
• Akibat pengendapan lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi
dan sungai lainya, akhirnya Kota Palembang semakin jauh dari
laut
• Akibat semakin jauhnya Kota Palembang dari laut
menyebabkab daerah tersebut tidak strategis lagi. Kapal-kapal
dagang lebih memilih singgah di tempat lain. Hal tersebut
menyebabkan kegiatan perdagangan berkunrang dan
pendapatan kerajaan dari pajak menurun.
17. • Akibat semakin melemahnya perekonomian Kerajaan
Sriwijaya maka penguasa kerajaan tidak mampu lagi
mengontrol daerah kekuasaanya. Daerah kekuasaan Kerajaan
Sriwijaya yang telah melepaskan diri adalah Jawa Tengah dan
Melayu.
• Serangan yang dilakukan oleh Raja Teguh Darmawangsa dari
Kerajaan Medang atas wilayah Sriwijaya bagian selatan pada
tahun 992.Serangan yang dilakukan oleh Kerajaan
Colamandala dari India Selatan atas Semenanjung Malaka
pada tahun 1017.Pendudukan yang dilakukan oleh Raja
Kertanegara dari Singosari atas wiayah Melayu pada tahun
1270. Pendudukan ini dikenal sebagai Ekspedisi
Pamalayu.Pendudukan yang dilakukan Kerajaan Majapahit
atas seluruh wilayah Sriwijaya pada tahun 1377. Pendudukan
tersebut dalam upaya mewujudkan kesatuan Nusantara.