SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
nBerhadapan dengan Personaliti dan Sikap Manusia
Personaliti
Setiap orang mempunyai personaliti yang berbeza. Personaliti merujuk kepada sifat-sifat yang
ada dalam diri seseorang itu seperti cara dia berfikir, beraksi, beremosi, dan seumpamanya. Ada
yang suka berkawan, ramah mesra dan meluangkan masa dengan kawan-kawan. Ada yang suka
bersendirian atau berada dalam suasana yang sunyi. Ada yang suka berlagak manja, membelaibelai... Ada jugak yang berlagak seperti tiada perasaan dan sukar meluahkan apa yang dirasai
bila berdepan.
Sikap
Sikap ataupun attitude adalah suatu bentuk daripada perasaan iaitu sama ada menyokong ataupun
tidak menyokong sesuatu perkara. Contohnya, mungkin kita biasanya ramah tetapi bila hati diuji
kita lebih suka menyendiri. Mungkin kita suka bergurau senda tapi ada masa hati halus dan
mudah terluka. Ini merupakan sikap individu tersebut ketika menghadapi masalah.
Rokeach: Sikap, Kepercayaan, dan Nilai. Salah satu teori yang paling komprehensif mengenai sikap dan
perubahannya yaitu milik Milton Rokeach. Dia mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai
perilaku
manusia
berdasarkan
kepercayaan,
sikap
dan
nilai.
Rokeach percaya bahwa setiap orang mempunyai sistem yang tersusun dengan baik atas kepercayaan,
sikap dan nilai, yang menuntun perilaku. Belief adalah ratusan atau ribuan pernyataan yang kita buat
mengenai diri dan dunia. Kepercayaan dapat bersifat umum ataupun khusus, dan itu disusun dalam
sistem dalam hal sentralitas atau pentingnya terhadap ego. Pada pusat sistem kepercayaan yang
dibangun dengan baik itu, kepercayaan yang secara relatif tidak dapat berubah yang membentuk inti
sistem kepercayaan. Pada pinggiran sistem terbentang sejumlah kepercayaan yang tidak signifikan yang
dapat mudah berubah. Percaya bahwa orang tua kita bahagia dalam perkawinan kemungkinan cukup
penting, karena dampaknya yaitu banyak hal lain yang kita anggap benar. Percaya bahwa kita perlu
potong
rambut,
di
sisi
lain,
adalah
sampingan.
Semakin penting kepercayaan, semakin resisten untuk berubah dan semakin perubahan itu berdampak
terhadap keseluruhan sistem. Dengan kata lain, jika salah satu pusat kepercayaan kita berubah,
mengharap perubahan yang agak mendalam mengenai bagaimana kita memikirkan tentang banyak hal.
Inilah mengapa anak begitu terguncang ketika orang tua yang mereka asumsikan memiliki perkawinan
yang
bahagia
itu
bercerai.
Attitude adalah kelompok kepercayaan yang disusun disekitar obyek fokal dan menyarankan pada orang
untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap obyek tersebut. Kita mempunyai ratusan bahkan ribuan
kepercayaan dan mungkin ribuan sikap, yang masing-masing mengandung sejmlah kepercayaan
mengenai
sikap
obyek.
Rokeach percaya sikap merupakan dua jenis penting yang harus selalu dipandang bersamaan. Terdapat
sikap terhadap obyek dan sikap terhadap situasi. Perilaku orang dalam situasi tertentu merupakan
fungsi dari kedua kombinasi ini. Jika kita tidak berperilaku dalam situasi yang berlaku secara konsisten
dengan sikap kita terhadap hal tertentu, itu kemungkinan karena sikap kita terhadap situasi
mencegahnya. Contoh untuk jenis inkonsistensi ini yaitu makan makanan yang kita tidak suka saat kita
dijamu makan sebagai tamu. Poin disini bahwa perilaku merupakan fungsi dari berbagai rangkaian sikap,
dan sistem terdiri atas banyak kepercayaan yang berkumpul dalam sentralitasnya.
Rokeach percaya bahwa konsep tersebut dalam menjelaskan perilaku, nilai orang merupakan yang
paling penting.value adalah tipe kepercayaan khusus yang penting dalam sistem dan bertindak sebagai
penuntun kehidupan. Nilai ada dua macam, nilai instrumental seperti kerja keras dan kesetiaan,
merupakan garis penuntun bagi kehidupan yang menjadi dasar perilaku sehari-hari. Nilai terminal
adalah ujung tujuan kehidupan terhadap mana kita bekerja. Contoh antara lain kesehatan dan
kebahagiaan.
Komponen lain dalam sistem kepercayaan-sikap-nilai yang mengasumsikan keseluruhan yang sangat
penting yang konsep diri, kepercayaan orang mengenai diri. Ini merupakan jawaban atas pertanyaan
Siapa saya ?. konsep diri secara khusus penting dalam sistem sebagai ujung tujuan keseluruhan sistem
seseorang. Jadi, jika kepercayaan, sikap, dan nilai menyatakan komponen sistem, konsep diri adalah
yang
menuntun
tujuannya.
Rokeach pada dasarnya teoritisi konsistensi. Dia memasukkan sejumlah hipotesis signifikan mengenai
sikap, kepercayaan, dan nilai, tetapi dia menyimpulkan bahwa orang dituntun oleh kebutuhan untuk
konsisten dan bahwa inkonsistensi menciptakan tekanan untuk berubah. Rokeach memperluas
penjelasannya mengenai konsistensi paling jauh dibandingkan teori lain dalam aliran ini. Dengan
meletakkan sistem keseluruhan menjadi pertimabngan, dia melihat konsistensi sebagai hal yang sangat
kompleks.

Kepercayaan secara umumnya bermaksud akuan akan benarnya terhadap sesuatu perkara.
Biasanya, seseorang yang menaruh kepercayaan ke atas sesuatu pekara itu akan disertai oleh
perasaan 'pasti' atau kepastian terhadap pekara yang berkenaan.
Kepercayaan dalam konteks psikologi adalah bermaksud suatu keadaan jiwa yang berkaitan
dengan sikap berkedudukan-memihak (propositional attitude). Manakala dalam konteks
agama pula, kepercayaan adalah sebahagian daripada batu asas pembangunan moral. Dalam
konteks ini, kepercayaan dikenali sebagai Akidah ataupun Iman.
Adapun kepercayaan itu dikatakan berkaitan dengan sikap berkedudukan-memihak, kerana ia
sentiasanya melibatkan penekanan, penuntutan, dan jangkaan daripada seorang individu
mengenai kebenaran sesuatu. Kebenaran yang dituntut itu mungkin sahih, dan mungkin palsu
secara objektif, tetapi bagi individu yang berkenaan ia adalah sahih.

Teori Sikap
Jun 26
Posted by Fenny Wongso
Ada beberapa teori yang membantu kita untuk memahami bagaimana sikap dibentuk dan
bagaimana sikap dapat berubah. Teori – teori tersebut tidak selalu bertentangan satu sama lain.
Adapun teori – teori yang dimaksud yaitu :
1. Teori belajar
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Carl Hovland dan rekannya. Asumsi di balik teori ini
adalah bahwa proses pembentukan sikap sama seperti pembentukan kebiasaan. Orang
mempelajari informasi dan fakta tentang objek sikap yang berbeda – beda dan mereka juga
mempelajari perasaan dan nilai yang diasosiasikan dengan fakta itu (Taylor, 2009).
Teori ini banyak menggunakan prosedur classical conditioning (Arthur Staats). Menurut Staats,
banyak sikap yang terbentuk secara classical conditioning. Keutamaan classical conditioning
sebagai suatu mekanisme bagi pembentukan sikap terletak pada kenyataan bahwa melalui
classical conditioning, individu akan dapat mempunyai reaksi – reakasi sikap yang kuat terhadap
objek – objek sosial bahakn tanpa pengalaman langsung. Misalnya, seorang anak sejak kecil
sudah diajari bahwa musik klasik adalah musik yang membosankan. Maka anak tersebut akan
mengimplementasikan informasi yang diterimanya dan membentuk sebuah sikap secara tidak
langsung terhadap musik klasik tersebut. Anak tersebut akan langsung menggambarkan musik
klasik sebagai musik yang membosankan. Pemikiran ini terus berkembang sampai nanti anak
tersebut dewasa. Musik klasik akan tetap menjad musik yang membosankan untuknya.
Proses belajar dasar juga berlaku untuk proses pembentukan sikap, yang dapat dilakukan melalui
beberapa cara, yaitu :
a. Association (asosiasi), yaitu penghubung dalam memori antara stimulus yang saling berkaitan.
Misalnya, guru sejarah menceritakan tentang peristwa G30S / PKI dengan nada marah dan penuh
permusuhan, kita akan membuat asosiasi antara perasaan negatif dengan kata “PKI”.
b. Reinforcement (penguatan), yaitu proses yang dilakukan seseorang dalam belajar
menunjukkan respons tertentu setelah ia diberi imbalan saat ia menunjukkan respons itu.
Misalnya, saat kita mendapat nilai A pada mata kuliah Psikologi Sosial dan gembira karenanya,
maka tindakan untuk mengikuti kelas psikologi sosial akan diperkuat, dan kita kemungkinan
besar akan semakin tertarik untuk mendalami ilmu psikologi di masa mendatang, begitu pula
sebaliknya.
c. Imitation (peniruan), yaitu bentuk belajar yang melibatkan pemikiran, perasaaan, atau perilaku
dengan cara meniru pemikiran, perasaan, dan perilaku orang lain. Misalnya, anak – anak
cenderung meniru sikap dan perilaku orang tuanya sewaktu kecil.
d. Message learning (belajar pesan), yaitu ide bahwa perubahan sikap tergantung pada proses
belajar indvidu terhadap isi dari komunikasi.
e. Transfer of effect (transfer efek), yaitu mengubah sikap dengan memindahkan efek yang
disosialisasikan dengan objek lain. Misalnya, mobil yang dipasangkan dengan wanita cantik
akan membuat kita percaya bahwa mobil itu bagus dan memiliki mobil itu akan membuat kita
mendapatkan penghargaan sosial. Dengan kata lain, orang mengtransfer perasaan atau afek yang
mereka rasakan tentang satu objek ke objek lain.

2. Teori konsistensi kognitif
Teori ini berfokus pada keberadaaan sikap sesuai satu sama lainnya atau dengan sikap – sikap
yang lain. Teori ini memandang manusia sebagai pemroses informasi yang aktif yang mencoba
memahami seluruhnya atas apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan berbuat dimana mereka
secara aktif menyusun dan menafsirkan dunia tersebut untuk membuat kecocokan terhadap
inkonsistensi yang bisa terjadi di antara dan dalam sikap – sikap.
Ada beberapa teori spesifik yang menekankan arti penting dalam konsistensi kognitif, antara lain:
a. Teori keseimbangan
Pada dasarnya teori ini berkaitan dengan bagaimana sikap kita berkenaan dengan orang – orang
dan objek sikap yang konsisten. Teori ini melibatkan tiga elemen, yaitu : perceiver, orang lain,
dan objek lain. Ketiga elemen tersebut membentuk suatu kesatuan, dimana elemen – elemen
tersebut bisa membentuk suatu kombinasi yang menghasilkan hubungan seimbang / tidak
seimbang. Kondisi yang tidak seimbang akan menimbulkan ketegangan (tension) dan timbullah
tekanan yang mendorong untuk megubah organisasi kognitif sedemikian rupa sehingga tercipta
keadaan seimbang (Dayaksini, 2003).
b. Teori disonansi kognitif
Disonansi didefinisikan sebagai keadaan motivasional aversif yang terjadi saat beberapa perilaku
yang kita lakukan tidak konsisten dengan sikap kita. Disonansi selalu muncul terutama jika sikap
dan perilaku yang tak selaras itu adalah penting bagi diri kita (Aranson, 1968 ; Stone & Cooper,
2001).
Fokus dari teori ini adalah individu, yang menyelaraskan elemen-elemen kognisi, pemikiran atau
struktur. Terdapat dua elemen kognitif; dimana disonansi terjadi jika kedua elemen tidak cocok
sehingga menggangu logika dan pengharapan. Misalnya, seorang perokok yang mengerti bahwa
merokok dapat mengakibatkan penyakit kanker. Kognisi : “saya seorang perokok” tidak sesuai
dengan kognisi “merokok dapat mengakibtakan penyakit kanker”, karena itu membuat keadaan
disonansi.
Disonansi menghasilkan suatu ketegangan psikologis yang mendorong seseorang mengurangi
disonansi tersebut. Pengurangan disonansi dapat melalui tiga cara, yaitu :
1) Mengubah elemen tingkah laku
Misalnya, seorang perokok yang mengetahui bahaya merokok yang dapat mengakibatkan
penyakit kanker. Maka untuk menghilangkan disonansi, perokok itu berusaha tidak merokok lagi.
2) Mengubah elemen kognitif lingkungan
Misalnya, perokok itu meyakinkan teman – temannya / saudara – saudaranya bahwa merokok itu
tidak akan mengakibatkan penyakit kanker.
3) Menambah elemen kognitif baru
Misalnya, mencari pendapat teman lain yang mendukung pendapat bahwa merokok tidak akan
mengakibatkan penyakit kanker.

3. Teori persepsi diri
Teori ini berfokus pada individu yang mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan
dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi. Implikasinya adalah perubahan perilaku
yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah
berubah.
Misalnya, seseorang yang awalnya tidak bisa memasak tapi ia memasak setiap ada kesempatan
dan ia baru sadar kalau dirinya suka menyukai / hobi memasak.

4. Teori presentasi diri
Menurut teori ini, orang memiliki sutau kebutuhan untuk mengabsahkan aspek – aspek penting
dari konsep dirinya, terutama jika konsep dirinya terancam. Teori ini secara aktif mengelola self
– image atau kesan yang mereka berikan kepada orang lain.

5. Teori ekspektasi nilai
Teori ini mengasumsikan bahwa orang mengadopsi posisi (pandangan) berdasarkan penilaian
pro dan kontra (untung – rugi), yakni berdasarkan nilai yang mereka berikan pada kemungkinan
efeknya. Menurut teori ini, dalam pengadopsian sikap, orang cenderung memaksimalkan
penggunaan subjektif atas berbagai hasil yang diperkirakan, yang merupakan produk dari nilai
hasil tertentu dan pengharapan (ekspetandi) bahwa posisi ini akan menimbulkan hasil yang bagus
itu. Misalnya, Anda akan menentukan apakah Anda akan mendatangi pesta teman Anda nanti
malam atau belajar di rumah. Anda mungkin memikirkan berbagai macam akibat atau kegiatan
jika pergi ke pesta, nilai tentang akibat itu, dan pengharapan tentang akibat atau hasil itu.
Ringkasnya, teori ekspetansi nilai melihat pada keseimbangan insentif dan memprediksikan
bahwa dalam situasi di mana ada tujuan yang saling bertentangan, orang akan memilih posisi
yang memaksimalkan keuntungan buat mereka. Teori ini mengasumsikan bahwa orang adalah
pembuat keputusan yang penuh perhitungan, aktif, dan rasional (Sears, 2009).

Share this:




Twitter1
Facebook
Teori Perubahan Sikap
Jul 25
Posted by j4eyl
Usai perang dunia ke-2 hingga tahun 1960-an merupakan periode munculnya teori-teori
komunikasi massa pada intinya menyatakan bahwa media massa memiliki efek terbatas. Media
massa sudah tidak memiliki kekuatannya lagi sebagaimana periode teori masyarakat massa.
Berakhirnya era teori masyarakat massa ini ditandai dengan munculnya beberapa teori yang
menyatakan bahwa khalayak audien tidak mudah dipengaruhi oleh isi pesan media massa.
Beberapa teori penting muncul pada era ini adalah teori perubahan sikap (attitude change theory)
dari Carl Hovland, muncul pada awal tahun 1950-an dan teori penguatan (reinforcement theory)
dari Joseph Klapper, yang muncul pada tahun 1960-an. Carl Hovland adalah pendiri atau
penggagas awal penelitian eksperimental efek-efek komunikasi. Ia bekerja dengan tujuan untuk
membangun suatu dasar pemikiran (groundwork) mengenai hubungan antara stimuli komunikasi,
kecenderungan diri audien, dan perubahan pendapat. Pemikiran ini diharapkan dapat digunakan
dalam pengembangan teori-teori selanjutnya.
Teori perubahan sikap memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang terbentuk dan
bagaimana sikap itu dapat berubah melalui proses komunikasi dan bagaimana sikap itu dapat
mempengaruhi sikap tindak atau tingkah laku seseorang. Teori perubahan sikap ini antara lain
menyatakan bahwa seseorang akan mengalami ketidaknyamanan di dalam dirinya (mental
discomfort) bila ia dihadapkan pada informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan
keyakinannya. Keadaan tidak nyaman disebut dengan istilah disonansi, yang berasal dari kata
dissonance, yang berarti ketidakcocokan atau ketidaksesuaian sehingga disebut juga dengan teori
disonansi. Orang akan berupaya secara sadar atau tidak untuk membatasi atau mengurangi
ketidaknyamanan ini melalui tiga proses selektif, yaitu penerimaan informasi selektif, ingatan
selektif, dan persepsi selektif.
Teori lain yang muncul pada periode efek terbatas adalah teori reinforcement atau teori
penguatan dari Joseph Klapper. Dalam buku nya The Effect Of Mass Communication, teori
penguatan yang disusunnya berdasarkan berbagai bukti ilmiah dalam ilmu sosial yang
berkembang sebelum tahun1960-an. Klapper sendiri menyebut teorinya dengan nama
phenomenistic theory, namun orang lebih sering menyebutnya dengan teori penguatan karena
menekankan pada kekuatan media yang terbatas.
Menurut Klapper (1960), komunikasi massa bukanlah penyebab yang cukup kuat untuk
menimbulkan efek bagi audien, pengaruh komunikasi massa terjadi melalui berbagai faktor dan
pengaruh perantara. Berbagai faktor perantara menjadikan komunikasi massa sebagai salah satu
agen yang memberikan kontribusinya bagi timbulnya efek pada diri audien, namun bukan satusatunya penyebab utama. Pemikiran Klapper mengenai efek terbatas media massa disusun
sebelum tahun 1960, yaitu ketika televisi belum menjadi media massa. Di Indonesia, bahkan
televisi ketika itu belum diketahui wujudnya seeperti apa, namun pada tahun1960-an, televisi
mulai menjadi media massa di Amerika, yang berarti sebagian besar masyarakat sudah
menggunakan televisi. Kehadiran televisi sebagai media massa baru ternyata memberikan efek
besar kepada masyarakat, terutama yang berasal dari tayangan kekerasan yang menyebabkan
meningkatnya tindak kekerasan di kalangan masyarakat. Menurut Elisabeth Noelle-Neumann,
media massa memberikan efek terbatas kepada audien tidak dapat dipertahankan lagi.
James Potter mengemukakan beberapa efek tayangan televisi terhadap khalayak. Menurutnya,
menonton tayangan kekerasan di televisi dalam jangka pendek menimbulkan sikap agresif,
ketakutan dan perasaan tidak sensitif dan dalam jangka panjang akan meningkatkan agresivitas,
perasaan ketakutan (menjadi korban kejahatan), dan penerimaan yang semakin besar terhadap
tindak kekerasan. Namun, Potter menyatakan bahwa hasil penelitiannya tidak serta merta
mendukung kembalinya kekuatan media massa seperti pada era masyarakat massa karena efek
tersebut dimediasi oleh faktor yang bersifat individual, situasional, institusional, dan juga faktor
pesan, dan kesemuanya menjadikan gambaran terjadinya efek menjadi kompleks. Ia menegaskan
bahwa kekuatan media tidak dapat diabaikan, ia menyerukan suatu pendekatan sistematis yang
memperhatikan keseluruhan faktor dan juga metode yang menerima definisi kekerasan dan efek
yang lebih lengkap.
Daftar Pustaka : “Teori Komunikasi Massa”.

More Related Content

What's hot

Teori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikTeori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikLola Nurhidayaty
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"vidyatiara
 
Makalah psikologi kepribadian
Makalah psikologi kepribadianMakalah psikologi kepribadian
Makalah psikologi kepribadianAinul Mukarrob
 
sikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaansikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaanIkha Mardiyah
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)Jumari Awi
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Kurt lewin
Kurt lewinKurt lewin
Kurt lewinAfrils
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku IndividuKanaidi ken
 
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"Kanaidi ken
 
presentasi hubungan antarpribadi
presentasi hubungan antarpribadipresentasi hubungan antarpribadi
presentasi hubungan antarpribadiaisy12
 
Teori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifTeori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifBernard Ah Thau Tan
 
Hubungan Antarpribadi dalam Psikologi Sosial
Hubungan Antarpribadi dalam Psikologi SosialHubungan Antarpribadi dalam Psikologi Sosial
Hubungan Antarpribadi dalam Psikologi Sosialaisy12
 
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWIN
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWINPSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWIN
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWINNidha Khattatah
 
social cognitif
social cognitifsocial cognitif
social cognitifemri ardi
 
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu BuanaHubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu BuanaTiara II
 

What's hot (19)

Teori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & HumanistikTeori Behavioristik & Humanistik
Teori Behavioristik & Humanistik
 
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"
 
Makalah psikologi kepribadian
Makalah psikologi kepribadianMakalah psikologi kepribadian
Makalah psikologi kepribadian
 
sikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaansikap kerja dalam perusahaan
sikap kerja dalam perusahaan
 
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)3.  staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
3. staid ki-iv (konsep dasar perilaku)
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Kurt lewin
Kurt lewinKurt lewin
Kurt lewin
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
 
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
 
Atribusi sosial kel 7
Atribusi sosial kel 7Atribusi sosial kel 7
Atribusi sosial kel 7
 
Teori Atribusi
Teori Atribusi Teori Atribusi
Teori Atribusi
 
presentasi hubungan antarpribadi
presentasi hubungan antarpribadipresentasi hubungan antarpribadi
presentasi hubungan antarpribadi
 
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIALMAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
 
Teori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifTeori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitif
 
Hubungan Antarpribadi dalam Psikologi Sosial
Hubungan Antarpribadi dalam Psikologi SosialHubungan Antarpribadi dalam Psikologi Sosial
Hubungan Antarpribadi dalam Psikologi Sosial
 
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWIN
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWINPSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWIN
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI KURT LEWIN
 
social cognitif
social cognitifsocial cognitif
social cognitif
 
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu BuanaHubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
Hubungan Antar Pribadi Kelompok 15 Universitas Mercu Buana
 

Similar to Sikap manusia

Kelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikaKelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikavidyatiara
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia neelmakrufi
 
Perkembangan nilai dan sikap
Perkembangan nilai dan sikapPerkembangan nilai dan sikap
Perkembangan nilai dan sikapFani Diamanti
 
Materi pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuMateri pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuLaurenzoTalaud
 
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.pptKomunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.pptAdiKurniawan670637
 
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengMakalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Mentengkel1psikosos
 
Mental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / Purnabakti
Mental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / PurnabaktiMental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / Purnabakti
Mental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / PurnabaktiKanaidi ken
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumPotpotya Fitri
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikUlanJegeg
 
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKAPANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKAMira Veranita
 
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxDewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxAmaliaJuaddy
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdfBhinekaTemplate
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theorymankoma2012
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)pjj_kemenkes
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docMahasiswa
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docdanisyarkani
 

Similar to Sikap manusia (20)

Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
Kelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikaKelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sika
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia ne
 
Perkembangan nilai dan sikap
Perkembangan nilai dan sikapPerkembangan nilai dan sikap
Perkembangan nilai dan sikap
 
Materi pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuMateri pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmu
 
Pelaku komunikasi
Pelaku komunikasiPelaku komunikasi
Pelaku komunikasi
 
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.pptKomunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
 
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengMakalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
Mental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / Purnabakti
Mental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / PurnabaktiMental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / Purnabakti
Mental Switching: "Perubahan Sikap & Pola Pikir" - Pra Pensiun / Purnabakti
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKAPANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
 
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxDewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
 
Hubungan
HubunganHubungan
Hubungan
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theory
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
 

Sikap manusia

  • 1. nBerhadapan dengan Personaliti dan Sikap Manusia Personaliti Setiap orang mempunyai personaliti yang berbeza. Personaliti merujuk kepada sifat-sifat yang ada dalam diri seseorang itu seperti cara dia berfikir, beraksi, beremosi, dan seumpamanya. Ada yang suka berkawan, ramah mesra dan meluangkan masa dengan kawan-kawan. Ada yang suka bersendirian atau berada dalam suasana yang sunyi. Ada yang suka berlagak manja, membelaibelai... Ada jugak yang berlagak seperti tiada perasaan dan sukar meluahkan apa yang dirasai bila berdepan. Sikap Sikap ataupun attitude adalah suatu bentuk daripada perasaan iaitu sama ada menyokong ataupun tidak menyokong sesuatu perkara. Contohnya, mungkin kita biasanya ramah tetapi bila hati diuji kita lebih suka menyendiri. Mungkin kita suka bergurau senda tapi ada masa hati halus dan mudah terluka. Ini merupakan sikap individu tersebut ketika menghadapi masalah. Rokeach: Sikap, Kepercayaan, dan Nilai. Salah satu teori yang paling komprehensif mengenai sikap dan perubahannya yaitu milik Milton Rokeach. Dia mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai perilaku manusia berdasarkan kepercayaan, sikap dan nilai. Rokeach percaya bahwa setiap orang mempunyai sistem yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan nilai, yang menuntun perilaku. Belief adalah ratusan atau ribuan pernyataan yang kita buat mengenai diri dan dunia. Kepercayaan dapat bersifat umum ataupun khusus, dan itu disusun dalam sistem dalam hal sentralitas atau pentingnya terhadap ego. Pada pusat sistem kepercayaan yang dibangun dengan baik itu, kepercayaan yang secara relatif tidak dapat berubah yang membentuk inti sistem kepercayaan. Pada pinggiran sistem terbentang sejumlah kepercayaan yang tidak signifikan yang dapat mudah berubah. Percaya bahwa orang tua kita bahagia dalam perkawinan kemungkinan cukup penting, karena dampaknya yaitu banyak hal lain yang kita anggap benar. Percaya bahwa kita perlu potong rambut, di sisi lain, adalah sampingan. Semakin penting kepercayaan, semakin resisten untuk berubah dan semakin perubahan itu berdampak terhadap keseluruhan sistem. Dengan kata lain, jika salah satu pusat kepercayaan kita berubah, mengharap perubahan yang agak mendalam mengenai bagaimana kita memikirkan tentang banyak hal. Inilah mengapa anak begitu terguncang ketika orang tua yang mereka asumsikan memiliki perkawinan yang bahagia itu bercerai. Attitude adalah kelompok kepercayaan yang disusun disekitar obyek fokal dan menyarankan pada orang untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap obyek tersebut. Kita mempunyai ratusan bahkan ribuan kepercayaan dan mungkin ribuan sikap, yang masing-masing mengandung sejmlah kepercayaan mengenai sikap obyek. Rokeach percaya sikap merupakan dua jenis penting yang harus selalu dipandang bersamaan. Terdapat sikap terhadap obyek dan sikap terhadap situasi. Perilaku orang dalam situasi tertentu merupakan fungsi dari kedua kombinasi ini. Jika kita tidak berperilaku dalam situasi yang berlaku secara konsisten dengan sikap kita terhadap hal tertentu, itu kemungkinan karena sikap kita terhadap situasi mencegahnya. Contoh untuk jenis inkonsistensi ini yaitu makan makanan yang kita tidak suka saat kita dijamu makan sebagai tamu. Poin disini bahwa perilaku merupakan fungsi dari berbagai rangkaian sikap, dan sistem terdiri atas banyak kepercayaan yang berkumpul dalam sentralitasnya.
  • 2. Rokeach percaya bahwa konsep tersebut dalam menjelaskan perilaku, nilai orang merupakan yang paling penting.value adalah tipe kepercayaan khusus yang penting dalam sistem dan bertindak sebagai penuntun kehidupan. Nilai ada dua macam, nilai instrumental seperti kerja keras dan kesetiaan, merupakan garis penuntun bagi kehidupan yang menjadi dasar perilaku sehari-hari. Nilai terminal adalah ujung tujuan kehidupan terhadap mana kita bekerja. Contoh antara lain kesehatan dan kebahagiaan. Komponen lain dalam sistem kepercayaan-sikap-nilai yang mengasumsikan keseluruhan yang sangat penting yang konsep diri, kepercayaan orang mengenai diri. Ini merupakan jawaban atas pertanyaan Siapa saya ?. konsep diri secara khusus penting dalam sistem sebagai ujung tujuan keseluruhan sistem seseorang. Jadi, jika kepercayaan, sikap, dan nilai menyatakan komponen sistem, konsep diri adalah yang menuntun tujuannya. Rokeach pada dasarnya teoritisi konsistensi. Dia memasukkan sejumlah hipotesis signifikan mengenai sikap, kepercayaan, dan nilai, tetapi dia menyimpulkan bahwa orang dituntun oleh kebutuhan untuk konsisten dan bahwa inkonsistensi menciptakan tekanan untuk berubah. Rokeach memperluas penjelasannya mengenai konsistensi paling jauh dibandingkan teori lain dalam aliran ini. Dengan meletakkan sistem keseluruhan menjadi pertimabngan, dia melihat konsistensi sebagai hal yang sangat kompleks. Kepercayaan secara umumnya bermaksud akuan akan benarnya terhadap sesuatu perkara. Biasanya, seseorang yang menaruh kepercayaan ke atas sesuatu pekara itu akan disertai oleh perasaan 'pasti' atau kepastian terhadap pekara yang berkenaan. Kepercayaan dalam konteks psikologi adalah bermaksud suatu keadaan jiwa yang berkaitan dengan sikap berkedudukan-memihak (propositional attitude). Manakala dalam konteks agama pula, kepercayaan adalah sebahagian daripada batu asas pembangunan moral. Dalam konteks ini, kepercayaan dikenali sebagai Akidah ataupun Iman. Adapun kepercayaan itu dikatakan berkaitan dengan sikap berkedudukan-memihak, kerana ia sentiasanya melibatkan penekanan, penuntutan, dan jangkaan daripada seorang individu mengenai kebenaran sesuatu. Kebenaran yang dituntut itu mungkin sahih, dan mungkin palsu secara objektif, tetapi bagi individu yang berkenaan ia adalah sahih. Teori Sikap Jun 26 Posted by Fenny Wongso Ada beberapa teori yang membantu kita untuk memahami bagaimana sikap dibentuk dan bagaimana sikap dapat berubah. Teori – teori tersebut tidak selalu bertentangan satu sama lain. Adapun teori – teori yang dimaksud yaitu : 1. Teori belajar
  • 3. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Carl Hovland dan rekannya. Asumsi di balik teori ini adalah bahwa proses pembentukan sikap sama seperti pembentukan kebiasaan. Orang mempelajari informasi dan fakta tentang objek sikap yang berbeda – beda dan mereka juga mempelajari perasaan dan nilai yang diasosiasikan dengan fakta itu (Taylor, 2009). Teori ini banyak menggunakan prosedur classical conditioning (Arthur Staats). Menurut Staats, banyak sikap yang terbentuk secara classical conditioning. Keutamaan classical conditioning sebagai suatu mekanisme bagi pembentukan sikap terletak pada kenyataan bahwa melalui classical conditioning, individu akan dapat mempunyai reaksi – reakasi sikap yang kuat terhadap objek – objek sosial bahakn tanpa pengalaman langsung. Misalnya, seorang anak sejak kecil sudah diajari bahwa musik klasik adalah musik yang membosankan. Maka anak tersebut akan mengimplementasikan informasi yang diterimanya dan membentuk sebuah sikap secara tidak langsung terhadap musik klasik tersebut. Anak tersebut akan langsung menggambarkan musik klasik sebagai musik yang membosankan. Pemikiran ini terus berkembang sampai nanti anak tersebut dewasa. Musik klasik akan tetap menjad musik yang membosankan untuknya. Proses belajar dasar juga berlaku untuk proses pembentukan sikap, yang dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : a. Association (asosiasi), yaitu penghubung dalam memori antara stimulus yang saling berkaitan. Misalnya, guru sejarah menceritakan tentang peristwa G30S / PKI dengan nada marah dan penuh permusuhan, kita akan membuat asosiasi antara perasaan negatif dengan kata “PKI”. b. Reinforcement (penguatan), yaitu proses yang dilakukan seseorang dalam belajar menunjukkan respons tertentu setelah ia diberi imbalan saat ia menunjukkan respons itu. Misalnya, saat kita mendapat nilai A pada mata kuliah Psikologi Sosial dan gembira karenanya, maka tindakan untuk mengikuti kelas psikologi sosial akan diperkuat, dan kita kemungkinan besar akan semakin tertarik untuk mendalami ilmu psikologi di masa mendatang, begitu pula sebaliknya. c. Imitation (peniruan), yaitu bentuk belajar yang melibatkan pemikiran, perasaaan, atau perilaku dengan cara meniru pemikiran, perasaan, dan perilaku orang lain. Misalnya, anak – anak cenderung meniru sikap dan perilaku orang tuanya sewaktu kecil. d. Message learning (belajar pesan), yaitu ide bahwa perubahan sikap tergantung pada proses belajar indvidu terhadap isi dari komunikasi. e. Transfer of effect (transfer efek), yaitu mengubah sikap dengan memindahkan efek yang disosialisasikan dengan objek lain. Misalnya, mobil yang dipasangkan dengan wanita cantik akan membuat kita percaya bahwa mobil itu bagus dan memiliki mobil itu akan membuat kita mendapatkan penghargaan sosial. Dengan kata lain, orang mengtransfer perasaan atau afek yang mereka rasakan tentang satu objek ke objek lain. 2. Teori konsistensi kognitif
  • 4. Teori ini berfokus pada keberadaaan sikap sesuai satu sama lainnya atau dengan sikap – sikap yang lain. Teori ini memandang manusia sebagai pemroses informasi yang aktif yang mencoba memahami seluruhnya atas apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan berbuat dimana mereka secara aktif menyusun dan menafsirkan dunia tersebut untuk membuat kecocokan terhadap inkonsistensi yang bisa terjadi di antara dan dalam sikap – sikap. Ada beberapa teori spesifik yang menekankan arti penting dalam konsistensi kognitif, antara lain: a. Teori keseimbangan Pada dasarnya teori ini berkaitan dengan bagaimana sikap kita berkenaan dengan orang – orang dan objek sikap yang konsisten. Teori ini melibatkan tiga elemen, yaitu : perceiver, orang lain, dan objek lain. Ketiga elemen tersebut membentuk suatu kesatuan, dimana elemen – elemen tersebut bisa membentuk suatu kombinasi yang menghasilkan hubungan seimbang / tidak seimbang. Kondisi yang tidak seimbang akan menimbulkan ketegangan (tension) dan timbullah tekanan yang mendorong untuk megubah organisasi kognitif sedemikian rupa sehingga tercipta keadaan seimbang (Dayaksini, 2003). b. Teori disonansi kognitif Disonansi didefinisikan sebagai keadaan motivasional aversif yang terjadi saat beberapa perilaku yang kita lakukan tidak konsisten dengan sikap kita. Disonansi selalu muncul terutama jika sikap dan perilaku yang tak selaras itu adalah penting bagi diri kita (Aranson, 1968 ; Stone & Cooper, 2001). Fokus dari teori ini adalah individu, yang menyelaraskan elemen-elemen kognisi, pemikiran atau struktur. Terdapat dua elemen kognitif; dimana disonansi terjadi jika kedua elemen tidak cocok sehingga menggangu logika dan pengharapan. Misalnya, seorang perokok yang mengerti bahwa merokok dapat mengakibatkan penyakit kanker. Kognisi : “saya seorang perokok” tidak sesuai dengan kognisi “merokok dapat mengakibtakan penyakit kanker”, karena itu membuat keadaan disonansi. Disonansi menghasilkan suatu ketegangan psikologis yang mendorong seseorang mengurangi disonansi tersebut. Pengurangan disonansi dapat melalui tiga cara, yaitu : 1) Mengubah elemen tingkah laku Misalnya, seorang perokok yang mengetahui bahaya merokok yang dapat mengakibatkan penyakit kanker. Maka untuk menghilangkan disonansi, perokok itu berusaha tidak merokok lagi. 2) Mengubah elemen kognitif lingkungan Misalnya, perokok itu meyakinkan teman – temannya / saudara – saudaranya bahwa merokok itu tidak akan mengakibatkan penyakit kanker. 3) Menambah elemen kognitif baru
  • 5. Misalnya, mencari pendapat teman lain yang mendukung pendapat bahwa merokok tidak akan mengakibatkan penyakit kanker. 3. Teori persepsi diri Teori ini berfokus pada individu yang mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi. Implikasinya adalah perubahan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah. Misalnya, seseorang yang awalnya tidak bisa memasak tapi ia memasak setiap ada kesempatan dan ia baru sadar kalau dirinya suka menyukai / hobi memasak. 4. Teori presentasi diri Menurut teori ini, orang memiliki sutau kebutuhan untuk mengabsahkan aspek – aspek penting dari konsep dirinya, terutama jika konsep dirinya terancam. Teori ini secara aktif mengelola self – image atau kesan yang mereka berikan kepada orang lain. 5. Teori ekspektasi nilai Teori ini mengasumsikan bahwa orang mengadopsi posisi (pandangan) berdasarkan penilaian pro dan kontra (untung – rugi), yakni berdasarkan nilai yang mereka berikan pada kemungkinan efeknya. Menurut teori ini, dalam pengadopsian sikap, orang cenderung memaksimalkan penggunaan subjektif atas berbagai hasil yang diperkirakan, yang merupakan produk dari nilai hasil tertentu dan pengharapan (ekspetandi) bahwa posisi ini akan menimbulkan hasil yang bagus itu. Misalnya, Anda akan menentukan apakah Anda akan mendatangi pesta teman Anda nanti malam atau belajar di rumah. Anda mungkin memikirkan berbagai macam akibat atau kegiatan jika pergi ke pesta, nilai tentang akibat itu, dan pengharapan tentang akibat atau hasil itu. Ringkasnya, teori ekspetansi nilai melihat pada keseimbangan insentif dan memprediksikan bahwa dalam situasi di mana ada tujuan yang saling bertentangan, orang akan memilih posisi yang memaksimalkan keuntungan buat mereka. Teori ini mengasumsikan bahwa orang adalah pembuat keputusan yang penuh perhitungan, aktif, dan rasional (Sears, 2009). Share this:    Twitter1 Facebook
  • 6. Teori Perubahan Sikap Jul 25 Posted by j4eyl Usai perang dunia ke-2 hingga tahun 1960-an merupakan periode munculnya teori-teori komunikasi massa pada intinya menyatakan bahwa media massa memiliki efek terbatas. Media massa sudah tidak memiliki kekuatannya lagi sebagaimana periode teori masyarakat massa. Berakhirnya era teori masyarakat massa ini ditandai dengan munculnya beberapa teori yang menyatakan bahwa khalayak audien tidak mudah dipengaruhi oleh isi pesan media massa. Beberapa teori penting muncul pada era ini adalah teori perubahan sikap (attitude change theory) dari Carl Hovland, muncul pada awal tahun 1950-an dan teori penguatan (reinforcement theory) dari Joseph Klapper, yang muncul pada tahun 1960-an. Carl Hovland adalah pendiri atau penggagas awal penelitian eksperimental efek-efek komunikasi. Ia bekerja dengan tujuan untuk membangun suatu dasar pemikiran (groundwork) mengenai hubungan antara stimuli komunikasi, kecenderungan diri audien, dan perubahan pendapat. Pemikiran ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan teori-teori selanjutnya. Teori perubahan sikap memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui proses komunikasi dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap tindak atau tingkah laku seseorang. Teori perubahan sikap ini antara lain menyatakan bahwa seseorang akan mengalami ketidaknyamanan di dalam dirinya (mental discomfort) bila ia dihadapkan pada informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan keyakinannya. Keadaan tidak nyaman disebut dengan istilah disonansi, yang berasal dari kata dissonance, yang berarti ketidakcocokan atau ketidaksesuaian sehingga disebut juga dengan teori disonansi. Orang akan berupaya secara sadar atau tidak untuk membatasi atau mengurangi ketidaknyamanan ini melalui tiga proses selektif, yaitu penerimaan informasi selektif, ingatan selektif, dan persepsi selektif. Teori lain yang muncul pada periode efek terbatas adalah teori reinforcement atau teori penguatan dari Joseph Klapper. Dalam buku nya The Effect Of Mass Communication, teori penguatan yang disusunnya berdasarkan berbagai bukti ilmiah dalam ilmu sosial yang berkembang sebelum tahun1960-an. Klapper sendiri menyebut teorinya dengan nama phenomenistic theory, namun orang lebih sering menyebutnya dengan teori penguatan karena menekankan pada kekuatan media yang terbatas. Menurut Klapper (1960), komunikasi massa bukanlah penyebab yang cukup kuat untuk menimbulkan efek bagi audien, pengaruh komunikasi massa terjadi melalui berbagai faktor dan pengaruh perantara. Berbagai faktor perantara menjadikan komunikasi massa sebagai salah satu agen yang memberikan kontribusinya bagi timbulnya efek pada diri audien, namun bukan satusatunya penyebab utama. Pemikiran Klapper mengenai efek terbatas media massa disusun sebelum tahun 1960, yaitu ketika televisi belum menjadi media massa. Di Indonesia, bahkan televisi ketika itu belum diketahui wujudnya seeperti apa, namun pada tahun1960-an, televisi mulai menjadi media massa di Amerika, yang berarti sebagian besar masyarakat sudah menggunakan televisi. Kehadiran televisi sebagai media massa baru ternyata memberikan efek
  • 7. besar kepada masyarakat, terutama yang berasal dari tayangan kekerasan yang menyebabkan meningkatnya tindak kekerasan di kalangan masyarakat. Menurut Elisabeth Noelle-Neumann, media massa memberikan efek terbatas kepada audien tidak dapat dipertahankan lagi. James Potter mengemukakan beberapa efek tayangan televisi terhadap khalayak. Menurutnya, menonton tayangan kekerasan di televisi dalam jangka pendek menimbulkan sikap agresif, ketakutan dan perasaan tidak sensitif dan dalam jangka panjang akan meningkatkan agresivitas, perasaan ketakutan (menjadi korban kejahatan), dan penerimaan yang semakin besar terhadap tindak kekerasan. Namun, Potter menyatakan bahwa hasil penelitiannya tidak serta merta mendukung kembalinya kekuatan media massa seperti pada era masyarakat massa karena efek tersebut dimediasi oleh faktor yang bersifat individual, situasional, institusional, dan juga faktor pesan, dan kesemuanya menjadikan gambaran terjadinya efek menjadi kompleks. Ia menegaskan bahwa kekuatan media tidak dapat diabaikan, ia menyerukan suatu pendekatan sistematis yang memperhatikan keseluruhan faktor dan juga metode yang menerima definisi kekerasan dan efek yang lebih lengkap. Daftar Pustaka : “Teori Komunikasi Massa”.