Dokumen tersebut membahas tentang permulaan sastra Indonesia modern dan periodisasi sejarah sastra Indonesia modern. Ada beberapa pendapat tentang kapan permulaan sastra Indonesia modern dimulai, yaitu tahun 1945, 1928, 1908, dan 1920-an. Dokumen ini juga membandingkan beberapa pendapat tentang periodisasi sejarah sastra Indonesia modern.
Ilmu sastra memiliki tiga cabang ilmu, yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Teori sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari dasar-dasar pengertian tentang hal-hal yang berhubungan dengan sastra, misalnya hakikat sastra, genre sastra, aliran-aliran dan lain-lain. Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan sastra sejak lahir (awal) hingga sekarang. Kritik sastra adalah cabang ilmu sastra yang memberikan penilaian terhadap kualitas/mutu sebuah karya sastra.
Ilmu sastra memiliki tiga cabang ilmu, yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Teori sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari dasar-dasar pengertian tentang hal-hal yang berhubungan dengan sastra, misalnya hakikat sastra, genre sastra, aliran-aliran dan lain-lain. Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan sastra sejak lahir (awal) hingga sekarang. Kritik sastra adalah cabang ilmu sastra yang memberikan penilaian terhadap kualitas/mutu sebuah karya sastra.
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan untuk bangsa Indonesia. Bahasa yang mengalami berbagai penyerapan dan adaptasi dari bahasa lain sehingga memiliki keunikan dan keanekaragaman tersendiri. Bahasa Indonesia saat ini tidak hanya digunakan oleh bangsa Indonesia sepenuhnya karena bangsa Indonesia telah dipelajari dan digunakan oleh bangsa lain sebagai penutur asing. Perkembangan Bahasa Indonesia di luar negeri sudah cukup baik jika kita lihat dari banyaknya lembaga maupun pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing dan penggunaannya serta kendala yang di hadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan Bahasa Indonesia ke negera-negara lain, pengajaran yang di lakukan oleh beberapa lembaga-lembaga dan pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing terus meningkatkan dan memperbaiki mutu dan kualitasnya agar Bahasa Indonesia semakin dikenal oleh bangsa lain.
Pembelajaran BIPA pada dasarnya merupakan suatu proses perilaku belajar yang mengarah pada pembangkitan dan pengondisian motivasi peserta didik untuk mampu menguasai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Penguasaan bahasa Indonesia ini baik meliputi kemampuan penguasaan kosa kata, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa Indonesia. Berdasarkan kemampuannya, peserta didik dalam pembelajaran BIPA dapat diklasifikasikan atas tiga tingkatan, yakni siswa tingkat dasar (pemula), menengah, dan mahir. Hanya saja dalam makalah ini mengutamakan pembelajaran BIPA bagi peserta didik tingkat madya (menengah). Peserta didik BIPA tingkat madya (menengah) adalah pembelajar yang ingin dan ikut belajar bahasa Indonesia yang bukan berasal dari Indonesia, baik sudah pernah belajar bahasa Indonesia atau belum pernah belajar bahasa Indonesia. Di tingkat ini peserta didik tersebut adalah para peserta didik asing yang telah memiliki keterampilan dalam berbahasa indonesia secara umum. Pada kelas madya ini lebih dikhususkan terutama untuk membantu peserta untuk memahami teks-teks dalam berbahasa indonesia untuk berkomunikasi dalam berbahasa indonesia dan lancar dan secara alami. Pada tingkat ini, peserta didik disiapkan untuk lebih mendalami dalam menulis sebuah teks yang lebih kompleks dengan tetap memerhatikan tata bahasa.
Pada pembelajaran BIPA, metode serta media pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi pengajar. Pasalnya dengan tidak adanya metode serta media pembelajaran yang efektif dan efisien, maka pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak akan tersampaikan. Makalah ini akan menyajikan materi pembelajaran BIPA untuk peserta didik tingkat menengah, dengan menyajikan materi yang beragam terkait keterampilan menulis untuk penutur asing tingkat menengah..(cont)
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan untuk bangsa Indonesia. Bahasa yang mengalami berbagai penyerapan dan adaptasi dari bahasa lain sehingga memiliki keunikan dan keanekaragaman tersendiri. Bahasa Indonesia saat ini tidak hanya digunakan oleh bangsa Indonesia sepenuhnya karena bangsa Indonesia telah dipelajari dan digunakan oleh bangsa lain sebagai penutur asing. Perkembangan Bahasa Indonesia di luar negeri sudah cukup baik jika kita lihat dari banyaknya lembaga maupun pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing dan penggunaannya serta kendala yang di hadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan Bahasa Indonesia ke negera-negara lain, pengajaran yang di lakukan oleh beberapa lembaga-lembaga dan pusat pendidikan yang mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing terus meningkatkan dan memperbaiki mutu dan kualitasnya agar Bahasa Indonesia semakin dikenal oleh bangsa lain.
Pembelajaran BIPA pada dasarnya merupakan suatu proses perilaku belajar yang mengarah pada pembangkitan dan pengondisian motivasi peserta didik untuk mampu menguasai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Penguasaan bahasa Indonesia ini baik meliputi kemampuan penguasaan kosa kata, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa Indonesia. Berdasarkan kemampuannya, peserta didik dalam pembelajaran BIPA dapat diklasifikasikan atas tiga tingkatan, yakni siswa tingkat dasar (pemula), menengah, dan mahir. Hanya saja dalam makalah ini mengutamakan pembelajaran BIPA bagi peserta didik tingkat madya (menengah). Peserta didik BIPA tingkat madya (menengah) adalah pembelajar yang ingin dan ikut belajar bahasa Indonesia yang bukan berasal dari Indonesia, baik sudah pernah belajar bahasa Indonesia atau belum pernah belajar bahasa Indonesia. Di tingkat ini peserta didik tersebut adalah para peserta didik asing yang telah memiliki keterampilan dalam berbahasa indonesia secara umum. Pada kelas madya ini lebih dikhususkan terutama untuk membantu peserta untuk memahami teks-teks dalam berbahasa indonesia untuk berkomunikasi dalam berbahasa indonesia dan lancar dan secara alami. Pada tingkat ini, peserta didik disiapkan untuk lebih mendalami dalam menulis sebuah teks yang lebih kompleks dengan tetap memerhatikan tata bahasa.
Pada pembelajaran BIPA, metode serta media pembelajaran merupakan hal penting yang harus diperhatikan bagi pengajar. Pasalnya dengan tidak adanya metode serta media pembelajaran yang efektif dan efisien, maka pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak akan tersampaikan. Makalah ini akan menyajikan materi pembelajaran BIPA untuk peserta didik tingkat menengah, dengan menyajikan materi yang beragam terkait keterampilan menulis untuk penutur asing tingkat menengah..(cont)
RUMUSAN MASALAH sebagai berikut :
- Bagaimana konsep tentang bahasa ?
- Bagaimana sejarah bahasa Indonesia ?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia ?
- Bagaimana bentuk ragam bahasa Indonesia ?
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
Assalamu'alaikum Wr Wb
Kami dari kelompok 4 yang beranggotakan:
1. Sekarwati (33020210037)
2. Muh klasin (33020210051)
Akan memaparkan PPT kami yang berjudul "Studi Tafsir Al-Quran Indonesia"
Sejak Sutan Takdir Alisjahbana (STA) menyatakan gagasannya untuk memberikan sekat antara sejarah kebudayaan pre-Indonesia (masa sebelum akhir abad ke-19) dengan kebudayaan Indonesia (awal abad ke-20 hingga kini), dengan sendirinya menjadikan keterputusan sejarah antara dua masa kesusastraan tersebut. Bagi generasi muda yang menerima pengajaran sastra di lingkungan sekolah, seakan ada gambaran bahwa kebudayaan (sastra) Indonesia baru lahir di tahun 1900 sehingga mengubur-tenggelamkan perjalanan sejarah kebudayaan (sastra) Indonesia yang telah berproses dan bermutasi selama ratusan tahun.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Kelompok 1 sastra indonesia modern
1. Kelompok 1
Anggota Kelompok :
1. Giri Seno Aji ( K7113090 )
2. Nurul Annisa S (
K7113164 )
3. Puput Tri W ( K7113174 )
4. Rahmatia Kurnia F ( K7113175 )
2. A. Masa Permulaan Sastra
Indonesia Modern
B. Periodisasi Sejarah Sastra
Indonesia Modern
3. A. Masa Permulaan Sastra Indonesia
Modern
Sejarah sastra Indonesia berbicara tentang
seluk beluk kehidupan sastra, kelahiran dan
perkembangan yang terjadi dalam dunia
sastra, lengkap dengan karya-karya sastra
yang ditulis dalam bahasa Indonesia sejak
kelahirannnya sampai perkembangannya
yang mutakhir atau kira-kira dekade 20-an
hingga awal abad XXI.
4. 1. Pengertian Sastra Indonesia Modern
Menurut Soemawidagdo (1966:62), sastra Indonesia
adalah Sastra yang “ditulis buat pertama kalinya
dalam bahasa Indonesia”, sastra yang berisi
“masalah-masalah yang dikemukakan di dalamnnya
haruslah masalah-masalah Indonesia” , sastra yang
“Pengarangnya haruslah bangsa Indonesia”.
Dan kata modern sekedar untuk menunjukkan
betapa intensifnya pengaruh barat terhadap
perkembangan dan kehidupan kesusastraan pada
masa itu.
5. 2. Permulaan Sastra Indonesia Modern
Dalam garis besarnya ada 4 macam pendapat yaitu :
1. Slametmuljana (1953:17) berpendapat bahwa
Indonesia yang resmi haruslah dimulai tahun
1945. Karena negara republik Indonesia baru ada
sejak diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia pada tahun 1945 dan
bersamaan dengan bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa resmi negara Rebuplik Indonesia
dan yang dicantumkan dalam UUD 1945.
6. 2. Umar Junus berpendapat bahwa sastra Indonesia
baru mulai berkembang pada sekitar 28 Oktober
1928 yaitu saat diikrarkan Tri Sumpah Pemuda.
3. Nugroho Notosusanto berpendapat tentang sastra
Indonesia bermula setelah ditetapkan bahwa tanggal
20 Mei 1908 sebagai hasil hari Kebangkitan Nasional
maka berarti bahwa setiap kegiatan bangsa
Indonesia sejak saat itu sudah didorong oleh aspirasi
nasional.
4. Fachruddin Ambo Enre, Ajip Rosidi, H.B. Jassin,
dan A. Teeuw berpendapat bahwa sastra Indonesia
Modern mulai berkembang sekitar tahun 20an.
7. B. Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia
Modern
1. Masalah Periodisasi
Adapun beberapa perbedaan periodisasi yang
pernah dikemukakan orang antara lain :
8. 1. Periodisasi Bujung Saleh 2. Periodisasi H.B. Jassin
1. Sebelum tahun 20-an
2. Antara tahun 20-an hingga tahun
33
3. Tahun 1933 hingga Mei 1942
4. Mei 1942 hingga sekarang
1. Sastra melayu lama
2. Sastra Indonesia Modern
3. Angkatan 20
4. Angkatan 33 atau Pujangga Baru
5. Angkatan 45, mulai sejak 1942
6. Angkatan 66, mulai kira-kira tahun
1955
3. Periodisasi Nugroho Notosusanto 4. Periodisasi Ajip Rosidi
1. Sastra Melayu lama
2. Sastra Indonesia Modern
a. Masa kebangkitan
a.) Periode ‘20
b.) Periode ‘33
c.) Periode ‘42
b. Masa perkembangan
a.) Periode ‘45
b.) Periode ’50
1. Sastra Nusantara Klasik (Sastra
dari berbagai bahasa daerah
dinusantara)
2. Sastra Indonesia Modern
a. Masa kelahiran (Masa
Kebangkitan)
a.) Periode awal sampai 1933
b.) Periode 1933 sampai 1942
c.) Periode 1942 sampai 1945
b. Masa Perkembangan
a.) Periode 1945 sampai 1953
b.) Periode 1953 sampai 1961
9. 2. Periodisasi Sastra Indonesia Modern
Periodisasi sejarah sastra Indonesia Modern sebagai
berikut :
a. Sastra melayu lama/klasik
b. Sastra Indonesia Modern
1) Periode tahun ’20
a) Angkatan Balai Pustaka
b) Sastra diluar Balai Pustaka
2) Periode tahun ‘30
a) Angkatan Pujangga Baru
b) Sastra diluar Pujangga Baru
3) Periode tahun ‘42
10. 4) Periode tahun ‘45
a) Angkatan 45
b) Sastra diluar angkatan ‘45
5) Periode tahun ‘50
6) Periode tahun ‘66
7) Periode tahun ‘70
8) Periode tahun 2000