SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
          MUSYARAKAH
     Diajukan Untuk Memenuhi Tugas kelompok

        Pada Mata Kuliah “Akuntansi LKS”

        Jurusan EKIS-A Semester 6(ENAM)




                  Disusun oleh :

        HUSNUL KHOTIMAH (081400114)

     YOSEP HENDRI GUMILANG (081400137)




FAKULTAS SYARI'AH DAN EKONOMI ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN

               2011 M/1432 H

                        1
I.   PENDAHULUAN

     Seiring dengan berkembangnya sistem keuangan syariah yang ada di belahan dunia
membawa prospek yang baik khususnya bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama islam untuk senantiasa menggunakan fasilitas produk pembiayaan
keuangan yang berbasis syari’ah yang menerapkankan sistem bagi hasil bila mendapatkan
keuntungan dan saling menanggung resiko bila terjadi kerugian dalam usahanya, dengan
banyaknya produk yang ditawarkan dan banyaknya pula transaksi yang berkaitan dengan
pembiayaan syari’ah salah satunya produk yang sering terdengar oleh kita adalah pembiayaan
musyarakah dimana produk ini merupakan bagian dari akad tijarah yang bersifat Profit
(memaksimalisasikan keuntungan) .

     Pembiayaan musyarakah yang kian di minati oleh para nasabah dan pemodal untuk
berinvestasi dalam sebuah kegiatan usaha dimana system operasionalnya yaitu dengan
menggabungkan modal dari 2 pihak atau lebih baik berupa keahlian maupun berbentuk dana.

     Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai akad musyarakah alangkah baiknya kita simak dan
telusuri pada pembahasan makalah yang telah kami buat untuk memperkaya pengetahuan kita
tentang operasional keuangan syari’ah yang bedasarkan akan akad musyarakah didalam isi
makalah ini pun kami catat beberapa perlakuan akuntansi yang menyangkut masalah akad
musyarakah.




                                             2
II.   PEMBAHASAN




A. Pengertian musyarakah


Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dengan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko berdasarkan porsi kontribusi dana. Mitra pasif
adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah.

Istilah lain dari musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan.dalam musyarakah para mitra
sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu dan berkerja bersama
mengelola usaha tersebut. modal yang ada digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama sehingga tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau dipinjamkan
pada pihak lain tanpa seizin mitra lainnya.

Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam perkerjaan dan ia menjadi wakil mitra lain juga
sebagai agen bagi usaha kemitraan. sehingga seorang mitra tidak dapat lepas tangan dari aktivitas
yang dilakukan mitra lainnya dalam menjalankan aktivitas bisnis yang normal.

Dengan bergabunganya dua orang atau lebih, hasil yang diperoleh diharapkan jauh lebih baik
dibandingkan jika dilakukan sendiri, karena didukung oleh kemampuan akumulasi modal yang
lebih besar,relasi bisnis yang luas,keahlian yang beragam,wawasan yang lebih luas,pengendalian
yang lebih tinggi dan lain sebagainya.

Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati (baik presentase maupun periodenya harus secara tegas dan
jelas ditentukan di dalam perjanjian), sedangkan bila rugi akan didustribusikan pada para mitra
sesuai dengan porsi modal dari setiap mitra.hal tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan
syariah yaitu bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama
menanggung (berbagi) resiko.




                                               3
Pada dasarnya atas modal yang ditanamkan tidak boleh ada jaminan mitra lainnya karena
bertentangan dengan prinsip untung bersama resiko (al ghunmu bi al ghurmi). namun demikian,
untuk mencegah mitra melakukan kelalaian, melakukan kesalahan yang disengaja atau
melanggar perjanjian yang telah disepakati, diperbolehkan meminta jaminan dari mitra lain atau
pihak ketiga. Tentu saja jaminan ini baru dapat dicairkan apabila terbukti ia melakukan
penyimpangan.PSAK No.106 par 7 memberikan beberapa contoh kesalahan yang disengaja
yaitu;

a. Pelanggaran terhadap akad antara lain, penyalahgunaan dana investasi, manipulasi biaya dan
   pendapatan operasional.

b. Pelaksanaan yang tidak sesuai prinsip syariah

   Dalam musyarakah, dapat ditemukan aplikasi ajaran islam tentang ta’awun (gotong royong),
   ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. keadilan sangat terasa penentuan nisbah untuk
   pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal karena disesuaikan ada faktor
   lain misalnya keahlian, pengalaman, ketersedian waktu dan sebagainya.selain itu keuntungan
   yang dibagikan pada pemilik modal merupakan keuntungan riil, bukan merupakan nilai
   nominal yang telah ditetapkan sebelumnya seperti bunga dan riba.prinsip keadilan juga dirasa
   ketika orang yang punya modal lebih besar akan menanggung resiko finansial yang juga
   lebih besar.

Selain musyarakah, terdapat juga kontrak investasi untuk bidang pertanian yanga pada
prinsipnya sama dengan prinsip syirkah, bentuk kontrak bagi hasil yang ditetapkan pada tanaman
pertanian setahun dinamakan muzaraah.bila bibitnya berasal dari pemilik tanah maka disebut
mukhabarah. sedangkan bentuk kontrak bagi hasil yang ditetapkan pada tanaman pertanian
tahunan disebut musyaqat.

Untuk menghindari persengketaan dikemudian hari sebaiknya akad kerja sama dibuat secara
tertulis oleh para saksi. akad atau perjanjian tersebut harus mencakup beberapa aspek antara lain
dengan besaran modal dan penggunaannya (tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja diantara
mitra, nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian laba periode pembagiannya dan lain
sebagainya. apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, atau terjadi persengkataan, para pihak
dapat merujuk kepada kontrak yang telah disepakati bersama.

                                               4
Apabila terjadi sengketa dan tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengkata maka
penyelesainya dilakukan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang, misalnya badan
arbitrasi syariah.




B. Jenis akad musyarakah

1. Syirkah Al-milk mengandung arti kepemilikan bersama (co-ownership) yang keberadaannya
    muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint ownership)
    atas suatu kekayaan (asset). misalnya dua orang atau lebih menerima warisan/hibah/wasiat
    sebidang tanah atau harta kekayaan atau perusahaan baik yang dapat dibagi atau tidak dibagi-
    bagi.

2. Syirkah Al-uqud yaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua orang atau lebih
    untuk berkerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.setiap mitra dapat berkontribusi dengan
    modal/dana dan atau dengan berkerja.serta berbagi keuntungan dan kerugian.syirkah jenis ini
    dapat dianggap sebagai kemitraan yang sesungguhnya,karena para pihak yang bersangkutan
    secara sukarela berkeinginan untuk membuat suatu kerja sama investasi dan berbagi untung
    dan resiko. berbeda dengan syirkah al milk, dalam berkerja sama jenis ini setiap mitra dapat
    bertindak sebagai wakil dari pihak lainnya Syirkah Al’uqud dapat dibagi menjadi sebagai
    berikut.

a. Syirkah Abdan adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih dari kalangan
    perkerja/professional dimana mereka sepakat berkerja sama mengerjakan suatu perkerjaan
    dan berbagi penghasilan yang diterima.

Para mitra mengkontribusikan keahlian dan tenaganya untuk mengelola bisnis tanpa
menyetorkan modal.hasil upah dari perkerjaan tersebut dibagi dengan hasil kesepakatan mereka.

Dalam syirkah abdan,jenis keahlian yang dimiliki para mitra dapat sama atau berbeda,demikian
juga dengan waktu yang dicurahkan atau lokasi kerja pun dapat sama atau berbeda.para mitra
bebas menentukan siapa menjadi pemimpin dan pelaksana.




                                               5
b. Syirkah wujuh adalah kerja sama antara dua pihak dimana masing-masing pihak sama sekali
   tidak menyertakan modal.mereka hanya menjalankan berdasarkan kepercayaan pihak
   ketiga.masing-masing menyumbangkan nama baik reputasi, credit worthiness,tanpa
   menyetorkan modal.

c. Syirkah inan adalah bentuk kerja sama di mana posisi dan komposisi pihak-pihak yang
   terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam hal modal maupun perkerjaan. Tanggung
   jawab para mitra dapat berbeda dalam pengelolaan usaha. setiap bertindak sebagai kuasa
   (agen) dari kemitraan itu, tetapi bukan merupakan penjamin bagi mitra usaha lainnya.namun
   demikian, kewajiban terhadap pihak ketiga adalah sendiri-sendiri, tidak di tanggung secara
   bersama-sama.dan syirkah bertindak sebagai agen untuk kepentingan pihak lain dan terbatas
   hanya pada hubungan diantara para mitra. artinya mitra hanya transaksi yang bersangkutan
   saja yang dapat mengajukan gugatan kepada pihak lain yang telah melakukan hubungan
   perjanjian dengannya.

d. Syirkah Mufawwadhah adalah bentuk kerja sama dimana posisi dan komposisi pihak-pihak
   yang terlibat di dalamnya harus sama, baik dalam hal modal, perkerjaan, agama, keuntungan
   maupun resiko kerugian. Masing-masing mitra memiliki kewenangan penuh untuk bertindak
   bagi dan atas nama pihak yang lain.konsenkuensinya setiap mitra sepenuhnya bertanggung
   jawab atas tindakan-tindakan hukum dan komitmen-komitmen dan para mitra lainnya dalam
   segala hal yang menyangkut kemitraan ini.




C. Jenis Musyarakah berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan

1. Musyarakah Permanen

      adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad(PSAK No.106 par 04)

2. Musyarakah menurun/Musyarakah mutanaqisah




                                               6
adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara
bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akaf
mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha musyarakah tersebut.

D. Sumber Hukum Akad Musyarakah

1) Al-Quran

“Maka mereka berserikat pada sepertiga (QS 4:12)

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian maka berbuat
zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjkaan amal
shaleh”(QS:38:24

2) As-Sunah

    Hadist qudsi:Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,sepanjang
salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.apabila seseorang berkhianat
terhadap lainnya maka aku keluar dari keduanya.”(HR.Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu
Hurairah)

“Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat sepanjang keduanya tidak saling
berkhianat”(HR.Muslim)

Berdasarkan keterangan al-quaran dan hadist tersebut,pada prinsipnya seluruh ahli fiqih sepakat
menetapakan     bahwa    hukum      musyarakah       adalah   mubah   .meskipun   mereka   masih
memperselisihkan keabsahan hukum dari beberapa jenis akad musyarakah.




E. Rukun dan ketentuan syariah dalam akad musyarakah

      Prinsip dasar yang dikembangkan dalam syirkah adalah prinsip kemitraan dan kerja sama
antara pihak-pihak yang terkait untuk meraih kemajuan bersama.unsur-unsur yang ada dalam
akad musyarakah atau rukun musyarakah ada empat,yaitu:

a) Pelaku terdiri atas para mitra


                                                 7
b) Objek musyarakah berupa modal dan kerja

c) Ijab dan qabul/serah terima

d) Nisbah keuntungan




Ketentuan syariah

1. Pelaku:para mitra harus cakap hukum dan baligh

2. Objek musyarakah

Objek musyarakah merupakan kensenkuensi dengan dilakukan akad musyarakah yaitu harus
modal dan kerja.

a. Modal

•   Modal yang diberikan harus tunai

•   Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai,emas,perak,asset perdagangan,atau asset
    tidak terwujud seperti lisensi,hak paten,dan sebagainya.

•   Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk non kas, maka harus ditemukan nilai tunainya
    dahulu dan harus disepakati bersama.

•   Modal yang diserahkan oleh setip mitra harus dicampur.tidak dibolehkan pemisahan modal
    dari masing-masing pihak untuk kepentingan khusus.

•   Dalam kondsi normal,setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan.

•   Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah,demikian juga meminjamkan
    uang kepada pihak ketiga dari modal musyarakah, menyumbangkan atau menghadiahkan
    uang tersebut.kecuali mitra lain menyepekatinya

•   Seorang mitra tidak di izinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan modal itu untuk
    kepentinganya sendiri.



                                                8
•    Pada prinsipnya musyarakah tidak ada boleh pinjaman modal seoramg mitra tidak bisa
     menjamin modal mitra lainnya.karena musyarakah berdasarkan prinsip ghunmu bi al ghurmi
     hak untuk mendapat keuntungan berhubungan dengan resiko.

•    Modal yang di tanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang
     dilarang oleh syariah

F. Hal-hal yang membatalkan musyarakah

Perkara yang membatalkan musyarakah terbagi atas dau hal.ada perkara yang membatalkan
musyarakah secara umum dan ada pula secara sebagian lainnya.

1.    Pembatalan musyarakah secara umum

a. Pembatalan dari salah seorang yang bersekutu atau adanya menghentikan suatu akad.

b. Meninggalnya salah seoarang syarik, atau hilangnya akal.dalam hal ini seorang yang
     meninggal atau hilangnya akal digantikan oleh seorang ahli warisnya yang cakap
     hukum(baligh dan berakal sehat)apabila disetujui oleh semua ahli waris lain dan orang
     lainnya.

c. Salah seorang syarik murtad atau membela dalam perang.

d. Seorang syarik gila

e. Modal musyarakah hilang dan habis

Apabila dikatakan modal hilang dan habis makanya akan dibubarkan atas kesepakatan untuk
berkerja sama dan dalam kegiatan operasional.dan dengan salah seoarng lainnya tidak ada
hubungan antara mitra lainnya

2. Pembatalan secara khusus dan sebagian lainnya

a. Harta syirkah rusak

Apabila harta syirkah rusak seluruhnya atau harta salah seoarang rusak sebelum dibelanjakan
maka perkongsian batal.



                                              9
b. Tidak ada kesamaan modal

Apabila tidak ada kesamaan modal dalam syirkah maka batal

G. Penetapan Nisbah Dalam Akad Musyarakah

Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara,yaitu

a) Pembagian keuntungan proosional sesuai modal

    Dengan cara ini,keuntungan harus dibagi di antara para mitra secara proposional sesuai
    modal yang disetorkan,tanpa memandang apakah jumlah perkerjaaan yang dilaksanakan
    oleh para mitra sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu menyetorkan modal lebih besar
    maka akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar.

b) Pembagian keuntungan tidak proposional dengan modal

    Dengan cara ini,dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang
    disetorkan,tapi juga tanggung jawab,pengalaman,kompetensi atau waktu kerja yang sangat
    lebih panjang.




Madzhab Hanafi dan Hambali beragumentasi bahwa keuntungan adalah bukan hanya hasil
modal,melainkan hasil inteaksi antara modal dan kerja.bila salah seoarang mitra lebih
berpengalaman ,ahli,dan teliti dan lainnya,dibolehkan baginya untuk mensyaratkan bagi dirinya
sendiri suatu bagian tambahan dari keuntungan sebagian ganti dari sumbangan kerja yang lebih
banyak.




   H. Perlakuan Akuntansi (Psak 106)

   Perlakuan akuntasi musyarakah akan dilihat dari dua sisi pelaku yaitu mitra aktif dan mitra
   pasif. Yang dimaksud dengan mitra aktif adalah pihak yang mengelola usaha musyarakah
   baik mengelola sendiri ataupun menunjuk pihak lain untuk mengelola atas namanya
   sedangkan mitra pasif adalah pihak yang tidak ikut mengelola usaha (biasanya adalah


                                                 10
lembaga keuangan). Mitra aktif adalah pihak yang bertanggung jawab untuk melkaukan
pengelolaan sehingga mitra aktif yang akan melakukan pencatatan akuntasi, atau jika dia
menunjuk pihak lain untuk ikut mengelola usaha maka pihak tersebut yang akan melakukan
pencatatan akuntansi.

Pada hakikatnya pencatatan atas semua transaksi usaha musyarakah harus dipisahkan dengan
pencatatan lainnya. Untuk memudahkan ilustrasi, kami akan mencatat transaksi usaha
musyarakah seolah-olah ditunjuk pihak lain untuk melakkukan pencatatan akuntansi,
walaupun pencatatannya masih dibawah mitra aktif. Dibawah ini adalah beberapa transaksi
pada musyarakah dalam jurnal menurut PSAK 106 :

 Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan maka jurnal :

    Dr. Kas/Piutang                                       xxx

       Kr. Pendapatan Bagi Hasil                          xxx

 Apabila dari investasi yang dilakukan rugi maka jurnal :

   Dr. Kerugian                                          xxx

       Kr. Penyisihan Kerugian                                   xxx

Akuntansi untuk pengelolaan musyarakah dilakukan oleh mitra aktif atau yang mewakilinya.

1. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif diakui sebagai dana syirkah
   temporer sebesar :

   a. Jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas dan jurnal :

       Dr. Kas                                               xxx

              Kr. Dana syirkah temporer                              xxx

       Selanjutnya untuk dana syirkah temporer harus di pisahkan (dalam bentuk sub ledger)
       antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif.




                                            11
b. Nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas, maka akan dicatat sebesar
       nilai wajarnya dan jurnal :

       Dr. Aset Nonkas                                    xxx

               Kr. Dana Syirkah Temporer                          xxx

       Apabila di akhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban
       depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama
       masa akad atau selama umur ekonomis. Sedangakan jika dikembalikan, yang
       mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai modal
       investasinya.

       Dr. Beban Depresiasi                        xxx

       Kr. Akumulasi Depresiasi                                   xxx

2. Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra aktif dan pasif saat mencatat pendapatan :

   Dr. Kas/Piutang                                    xxx

       Kr. Pendapatan                                         xxx

   Saat mencatat beban :

   Dr. Beban                                          xxx

       Kr. Pendapatan                                         xxx

   Jurnal penutup yang dibuat akhir priode (apabila di peroleh keuntungan ):

   Dr. Pendapatan                                     xxx

       Kr. Beban                                              xxx

       Kr. Pendapatan yang belum dibagikan                    xxx

   Jurnal ketika dibagi hasilkan kepada pemilik dana :

   Dr. Beban bagi hasil musyarakah                    xxx

                                           12
Kr. Utang bagi hasil musyarakah                         xxx

       Jurnal pada saat pengelolah dana membayar bagi hasil :

       Dr. utang bagi hasil musyarakah                       xxx

           Kr. Kas                                                 xxx

       Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum dibagikan dan beban bagi hasil di tutup.
       Jurnal :

       Dr. Pendapatan yang belum dibagikan                   xxx

           Kr. Baban bagi hasil                                    xxx

       Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian

       Dr. Pendapatan                                        xxx

       Dr. Penyisihan Kerugian                               xxx

           Kr. Beban                                               xxx

       Jika kerugian akibat kelalaian mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut
       tertanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha musyaraka. Jurnal :

       Dr. penyisihan kerugian mitra aktif                   xxx

           Kr. Kerugian yang belum dialokasikan                    xxx




III.   KESIMPULAN

   Bahwa investasi musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
menjalankan suatu usaha tertentu dengan tujuan mencari keuntungan di mana masing-masing
pihak memberikan kontribusi modal dan kerja. Hal ini akan membedakan antara musyarakah



                                              13
dengan mudharabah,di mana dalam mudharabah hanya salah satu pihak saja sebagai penyandang
dana.

    Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam perkerjaan dan ia menjadi wakil mitra lain
yaitu sebagai agen usaha kemitraan. Oleh karena itu, seorang mitra aktivitas bisnis yang normal.
Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra sesuai
dengan nisbah yang disepakati, sedangkan bila rugi akan didistribusikan pada para mitra sesuai
dengan porsi modal dari setiap mitra.

    Musyarakah adalah transaksi yang halal, karena disandarkan atas sumber hukum yang kuat
baik Al-Quran maupun As-sunah,sepanjang seluruh rukun dan ketentuan syariahnya terpenuhi.
Dan manfaat diantaranya bagi bank akan menagih kepada nasabah satu jumlah bunga.




                                   DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2011. Akuntansi Syari’ah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat




                                              14
15

More Related Content

What's hot (20)

Azas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama EkonomiAzas Azas Kerjasama Ekonomi
Azas Azas Kerjasama Ekonomi
 
pen. islam tingkatan 4,Gadaian dan syarikat
pen. islam tingkatan 4,Gadaian dan syarikatpen. islam tingkatan 4,Gadaian dan syarikat
pen. islam tingkatan 4,Gadaian dan syarikat
 
08 musyarakah
08 musyarakah08 musyarakah
08 musyarakah
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
5.2(3) syarikat abdan
5.2(3) syarikat abdan5.2(3) syarikat abdan
5.2(3) syarikat abdan
 
Akad
AkadAkad
Akad
 
Perbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect EditionPerbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect Edition
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkah
 
Makalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahMakalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariah
 
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHAKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
AKAD KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
 
Dasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ahDasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ah
 
5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt
 
Macam macam akad syari’ah dan simulasinya
Macam macam akad syari’ah dan simulasinyaMacam macam akad syari’ah dan simulasinya
Macam macam akad syari’ah dan simulasinya
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
obligasi syariah
obligasi syariah obligasi syariah
obligasi syariah
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Tentang akad syariah
Tentang akad syariahTentang akad syariah
Tentang akad syariah
 
akad mudharabah
akad mudharabahakad mudharabah
akad mudharabah
 
bab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaanbab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaan
 
KHI Buku II
KHI Buku IIKHI Buku II
KHI Buku II
 

Viewers also liked (7)

Akuntansi musyarakah
Akuntansi musyarakahAkuntansi musyarakah
Akuntansi musyarakah
 
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam OrganisasiManajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
 
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampusDokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
 
Makalah regresi berganda kelompok 4
Makalah regresi berganda kelompok 4Makalah regresi berganda kelompok 4
Makalah regresi berganda kelompok 4
 
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi bergandaPpt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 
MUSYARAKAH
MUSYARAKAHMUSYARAKAH
MUSYARAKAH
 

Similar to Kel.2 musyarokah

Apakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasil
Apakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasilApakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasil
Apakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasil
Wahilman Syahmi
 
pptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptx
pptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptxpptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptx
pptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptx
Himmalatul1
 
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi SyariahSistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Ani Yuliani
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...
Dimas Triadi
 

Similar to Kel.2 musyarokah (20)

MUSYARAKAH.pptx
MUSYARAKAH.pptxMUSYARAKAH.pptx
MUSYARAKAH.pptx
 
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnyaMacam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
 
Apakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasil
Apakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasilApakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasil
Apakah bank syariah ikut menanggung rugi dalam skema bagi hasil
 
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
7. Kerja Sama Bisnis Islami.pptx
 
Syirkah
SyirkahSyirkah
Syirkah
 
Resume Perbankan Syariah.pptx
Resume Perbankan Syariah.pptxResume Perbankan Syariah.pptx
Resume Perbankan Syariah.pptx
 
Bab_Syirkah.pptx
Bab_Syirkah.pptxBab_Syirkah.pptx
Bab_Syirkah.pptx
 
pptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptx
pptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptxpptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptx
pptmudarabah-150320232529-conversion-gate01.pptx
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ASPEK HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN,UNIVERS...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ASPEK HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN,UNIVERS...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ASPEK HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN,UNIVERS...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ASPEK HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN,UNIVERS...
 
Persekutuan.pdf
Persekutuan.pdfPersekutuan.pdf
Persekutuan.pdf
 
Syirkah
SyirkahSyirkah
Syirkah
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
Hbl,5, fariz satiano, hapzi ali,aspek hukum lembaga pembiayaan, universitas m...
Hbl,5, fariz satiano, hapzi ali,aspek hukum lembaga pembiayaan, universitas m...Hbl,5, fariz satiano, hapzi ali,aspek hukum lembaga pembiayaan, universitas m...
Hbl,5, fariz satiano, hapzi ali,aspek hukum lembaga pembiayaan, universitas m...
 
Asuransi Syariah
Asuransi SyariahAsuransi Syariah
Asuransi Syariah
 
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi SyariahSistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
 
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buan...
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buan...Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buan...
Hbl, syifa ramadhanti, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu buan...
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, definisi dan jenis lemhaga pembiayaan dan manfa...
 
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
 
Pertemuan Ke 3 Perusahaan dan Landasan Akad Kontrak.pptx
Pertemuan Ke 3 Perusahaan dan Landasan Akad Kontrak.pptxPertemuan Ke 3 Perusahaan dan Landasan Akad Kontrak.pptx
Pertemuan Ke 3 Perusahaan dan Landasan Akad Kontrak.pptx
 
AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH.pptx
AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH.pptxAKUNTANSI ASURANSI SYARIAH.pptx
AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH.pptx
 

More from Mulyanah

Kel.15 zakat
Kel.15 zakatKel.15 zakat
Kel.15 zakat
Mulyanah
 
Kel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahnKel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahn
Mulyanah
 
Kel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalahKel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalah
Mulyanah
 
Kel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanKel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasan
Mulyanah
 
Kel.10 al kafalah
Kel.10 al  kafalahKel.10 al  kafalah
Kel.10 al kafalah
Mulyanah
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalah
Mulyanah
 
Kel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ahKel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ah
Mulyanah
 
Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’
Mulyanah
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarah
Mulyanah
 
Kel.3 murabahah
Kel.3 murabahahKel.3 murabahah
Kel.3 murabahah
Mulyanah
 
Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabah
Mulyanah
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakaf
Mulyanah
 
Kel.14 jualah
Kel.14 jualahKel.14 jualah
Kel.14 jualah
Mulyanah
 

More from Mulyanah (15)

Kel.15 zakat
Kel.15 zakatKel.15 zakat
Kel.15 zakat
 
Kel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahnKel.13 ar rahn
Kel.13 ar rahn
 
Kel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalahKel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalah
 
Kel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanKel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasan
 
Kel.10 al kafalah
Kel.10 al  kafalahKel.10 al  kafalah
Kel.10 al kafalah
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalah
 
Kel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ahKel.8 wadi'ah
Kel.8 wadi'ah
 
Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’Kel.5 istishna’
Kel.5 istishna’
 
Kel.7 sharf
Kel.7 sharfKel.7 sharf
Kel.7 sharf
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarah
 
Kel.4 salam
Kel.4 salamKel.4 salam
Kel.4 salam
 
Kel.3 murabahah
Kel.3 murabahahKel.3 murabahah
Kel.3 murabahah
 
Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabah
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakaf
 
Kel.14 jualah
Kel.14 jualahKel.14 jualah
Kel.14 jualah
 

Kel.2 musyarokah

  • 1. MAKALAH MUSYARAKAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas kelompok Pada Mata Kuliah “Akuntansi LKS” Jurusan EKIS-A Semester 6(ENAM) Disusun oleh : HUSNUL KHOTIMAH (081400114) YOSEP HENDRI GUMILANG (081400137) FAKULTAS SYARI'AH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI “SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN 2011 M/1432 H 1
  • 2. I. PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya sistem keuangan syariah yang ada di belahan dunia membawa prospek yang baik khususnya bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam untuk senantiasa menggunakan fasilitas produk pembiayaan keuangan yang berbasis syari’ah yang menerapkankan sistem bagi hasil bila mendapatkan keuntungan dan saling menanggung resiko bila terjadi kerugian dalam usahanya, dengan banyaknya produk yang ditawarkan dan banyaknya pula transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan syari’ah salah satunya produk yang sering terdengar oleh kita adalah pembiayaan musyarakah dimana produk ini merupakan bagian dari akad tijarah yang bersifat Profit (memaksimalisasikan keuntungan) . Pembiayaan musyarakah yang kian di minati oleh para nasabah dan pemodal untuk berinvestasi dalam sebuah kegiatan usaha dimana system operasionalnya yaitu dengan menggabungkan modal dari 2 pihak atau lebih baik berupa keahlian maupun berbentuk dana. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai akad musyarakah alangkah baiknya kita simak dan telusuri pada pembahasan makalah yang telah kami buat untuk memperkaya pengetahuan kita tentang operasional keuangan syari’ah yang bedasarkan akan akad musyarakah didalam isi makalah ini pun kami catat beberapa perlakuan akuntansi yang menyangkut masalah akad musyarakah. 2
  • 3. II. PEMBAHASAN A. Pengertian musyarakah Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dengan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko berdasarkan porsi kontribusi dana. Mitra pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah. Istilah lain dari musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan.dalam musyarakah para mitra sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu dan berkerja bersama mengelola usaha tersebut. modal yang ada digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama sehingga tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi atau dipinjamkan pada pihak lain tanpa seizin mitra lainnya. Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam perkerjaan dan ia menjadi wakil mitra lain juga sebagai agen bagi usaha kemitraan. sehingga seorang mitra tidak dapat lepas tangan dari aktivitas yang dilakukan mitra lainnya dalam menjalankan aktivitas bisnis yang normal. Dengan bergabunganya dua orang atau lebih, hasil yang diperoleh diharapkan jauh lebih baik dibandingkan jika dilakukan sendiri, karena didukung oleh kemampuan akumulasi modal yang lebih besar,relasi bisnis yang luas,keahlian yang beragam,wawasan yang lebih luas,pengendalian yang lebih tinggi dan lain sebagainya. Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra sesuai dengan nisbah yang telah disepakati (baik presentase maupun periodenya harus secara tegas dan jelas ditentukan di dalam perjanjian), sedangkan bila rugi akan didustribusikan pada para mitra sesuai dengan porsi modal dari setiap mitra.hal tersebut sesuai dengan prinsip sistem keuangan syariah yaitu bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus bersama-sama menanggung (berbagi) resiko. 3
  • 4. Pada dasarnya atas modal yang ditanamkan tidak boleh ada jaminan mitra lainnya karena bertentangan dengan prinsip untung bersama resiko (al ghunmu bi al ghurmi). namun demikian, untuk mencegah mitra melakukan kelalaian, melakukan kesalahan yang disengaja atau melanggar perjanjian yang telah disepakati, diperbolehkan meminta jaminan dari mitra lain atau pihak ketiga. Tentu saja jaminan ini baru dapat dicairkan apabila terbukti ia melakukan penyimpangan.PSAK No.106 par 7 memberikan beberapa contoh kesalahan yang disengaja yaitu; a. Pelanggaran terhadap akad antara lain, penyalahgunaan dana investasi, manipulasi biaya dan pendapatan operasional. b. Pelaksanaan yang tidak sesuai prinsip syariah Dalam musyarakah, dapat ditemukan aplikasi ajaran islam tentang ta’awun (gotong royong), ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. keadilan sangat terasa penentuan nisbah untuk pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal karena disesuaikan ada faktor lain misalnya keahlian, pengalaman, ketersedian waktu dan sebagainya.selain itu keuntungan yang dibagikan pada pemilik modal merupakan keuntungan riil, bukan merupakan nilai nominal yang telah ditetapkan sebelumnya seperti bunga dan riba.prinsip keadilan juga dirasa ketika orang yang punya modal lebih besar akan menanggung resiko finansial yang juga lebih besar. Selain musyarakah, terdapat juga kontrak investasi untuk bidang pertanian yanga pada prinsipnya sama dengan prinsip syirkah, bentuk kontrak bagi hasil yang ditetapkan pada tanaman pertanian setahun dinamakan muzaraah.bila bibitnya berasal dari pemilik tanah maka disebut mukhabarah. sedangkan bentuk kontrak bagi hasil yang ditetapkan pada tanaman pertanian tahunan disebut musyaqat. Untuk menghindari persengketaan dikemudian hari sebaiknya akad kerja sama dibuat secara tertulis oleh para saksi. akad atau perjanjian tersebut harus mencakup beberapa aspek antara lain dengan besaran modal dan penggunaannya (tujuan usaha musyarakah), pembagian kerja diantara mitra, nisbah yang digunakan sebagai dasar pembagian laba periode pembagiannya dan lain sebagainya. apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, atau terjadi persengkataan, para pihak dapat merujuk kepada kontrak yang telah disepakati bersama. 4
  • 5. Apabila terjadi sengketa dan tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengkata maka penyelesainya dilakukan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang, misalnya badan arbitrasi syariah. B. Jenis akad musyarakah 1. Syirkah Al-milk mengandung arti kepemilikan bersama (co-ownership) yang keberadaannya muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint ownership) atas suatu kekayaan (asset). misalnya dua orang atau lebih menerima warisan/hibah/wasiat sebidang tanah atau harta kekayaan atau perusahaan baik yang dapat dibagi atau tidak dibagi- bagi. 2. Syirkah Al-uqud yaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua orang atau lebih untuk berkerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.setiap mitra dapat berkontribusi dengan modal/dana dan atau dengan berkerja.serta berbagi keuntungan dan kerugian.syirkah jenis ini dapat dianggap sebagai kemitraan yang sesungguhnya,karena para pihak yang bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat suatu kerja sama investasi dan berbagi untung dan resiko. berbeda dengan syirkah al milk, dalam berkerja sama jenis ini setiap mitra dapat bertindak sebagai wakil dari pihak lainnya Syirkah Al’uqud dapat dibagi menjadi sebagai berikut. a. Syirkah Abdan adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih dari kalangan perkerja/professional dimana mereka sepakat berkerja sama mengerjakan suatu perkerjaan dan berbagi penghasilan yang diterima. Para mitra mengkontribusikan keahlian dan tenaganya untuk mengelola bisnis tanpa menyetorkan modal.hasil upah dari perkerjaan tersebut dibagi dengan hasil kesepakatan mereka. Dalam syirkah abdan,jenis keahlian yang dimiliki para mitra dapat sama atau berbeda,demikian juga dengan waktu yang dicurahkan atau lokasi kerja pun dapat sama atau berbeda.para mitra bebas menentukan siapa menjadi pemimpin dan pelaksana. 5
  • 6. b. Syirkah wujuh adalah kerja sama antara dua pihak dimana masing-masing pihak sama sekali tidak menyertakan modal.mereka hanya menjalankan berdasarkan kepercayaan pihak ketiga.masing-masing menyumbangkan nama baik reputasi, credit worthiness,tanpa menyetorkan modal. c. Syirkah inan adalah bentuk kerja sama di mana posisi dan komposisi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam hal modal maupun perkerjaan. Tanggung jawab para mitra dapat berbeda dalam pengelolaan usaha. setiap bertindak sebagai kuasa (agen) dari kemitraan itu, tetapi bukan merupakan penjamin bagi mitra usaha lainnya.namun demikian, kewajiban terhadap pihak ketiga adalah sendiri-sendiri, tidak di tanggung secara bersama-sama.dan syirkah bertindak sebagai agen untuk kepentingan pihak lain dan terbatas hanya pada hubungan diantara para mitra. artinya mitra hanya transaksi yang bersangkutan saja yang dapat mengajukan gugatan kepada pihak lain yang telah melakukan hubungan perjanjian dengannya. d. Syirkah Mufawwadhah adalah bentuk kerja sama dimana posisi dan komposisi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya harus sama, baik dalam hal modal, perkerjaan, agama, keuntungan maupun resiko kerugian. Masing-masing mitra memiliki kewenangan penuh untuk bertindak bagi dan atas nama pihak yang lain.konsenkuensinya setiap mitra sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakan-tindakan hukum dan komitmen-komitmen dan para mitra lainnya dalam segala hal yang menyangkut kemitraan ini. C. Jenis Musyarakah berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan 1. Musyarakah Permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan saat akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad(PSAK No.106 par 04) 2. Musyarakah menurun/Musyarakah mutanaqisah 6
  • 7. adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akaf mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha musyarakah tersebut. D. Sumber Hukum Akad Musyarakah 1) Al-Quran “Maka mereka berserikat pada sepertiga (QS 4:12) “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian maka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjkaan amal shaleh”(QS:38:24 2) As-Sunah Hadist qudsi:Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat,sepanjang salah seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka aku keluar dari keduanya.”(HR.Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah) “Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat sepanjang keduanya tidak saling berkhianat”(HR.Muslim) Berdasarkan keterangan al-quaran dan hadist tersebut,pada prinsipnya seluruh ahli fiqih sepakat menetapakan bahwa hukum musyarakah adalah mubah .meskipun mereka masih memperselisihkan keabsahan hukum dari beberapa jenis akad musyarakah. E. Rukun dan ketentuan syariah dalam akad musyarakah Prinsip dasar yang dikembangkan dalam syirkah adalah prinsip kemitraan dan kerja sama antara pihak-pihak yang terkait untuk meraih kemajuan bersama.unsur-unsur yang ada dalam akad musyarakah atau rukun musyarakah ada empat,yaitu: a) Pelaku terdiri atas para mitra 7
  • 8. b) Objek musyarakah berupa modal dan kerja c) Ijab dan qabul/serah terima d) Nisbah keuntungan Ketentuan syariah 1. Pelaku:para mitra harus cakap hukum dan baligh 2. Objek musyarakah Objek musyarakah merupakan kensenkuensi dengan dilakukan akad musyarakah yaitu harus modal dan kerja. a. Modal • Modal yang diberikan harus tunai • Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai,emas,perak,asset perdagangan,atau asset tidak terwujud seperti lisensi,hak paten,dan sebagainya. • Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk non kas, maka harus ditemukan nilai tunainya dahulu dan harus disepakati bersama. • Modal yang diserahkan oleh setip mitra harus dicampur.tidak dibolehkan pemisahan modal dari masing-masing pihak untuk kepentingan khusus. • Dalam kondsi normal,setiap mitra memiliki hak untuk mengelola aset kemitraan. • Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha musyarakah,demikian juga meminjamkan uang kepada pihak ketiga dari modal musyarakah, menyumbangkan atau menghadiahkan uang tersebut.kecuali mitra lain menyepekatinya • Seorang mitra tidak di izinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan modal itu untuk kepentinganya sendiri. 8
  • 9. Pada prinsipnya musyarakah tidak ada boleh pinjaman modal seoramg mitra tidak bisa menjamin modal mitra lainnya.karena musyarakah berdasarkan prinsip ghunmu bi al ghurmi hak untuk mendapat keuntungan berhubungan dengan resiko. • Modal yang di tanamkan tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah F. Hal-hal yang membatalkan musyarakah Perkara yang membatalkan musyarakah terbagi atas dau hal.ada perkara yang membatalkan musyarakah secara umum dan ada pula secara sebagian lainnya. 1. Pembatalan musyarakah secara umum a. Pembatalan dari salah seorang yang bersekutu atau adanya menghentikan suatu akad. b. Meninggalnya salah seoarang syarik, atau hilangnya akal.dalam hal ini seorang yang meninggal atau hilangnya akal digantikan oleh seorang ahli warisnya yang cakap hukum(baligh dan berakal sehat)apabila disetujui oleh semua ahli waris lain dan orang lainnya. c. Salah seorang syarik murtad atau membela dalam perang. d. Seorang syarik gila e. Modal musyarakah hilang dan habis Apabila dikatakan modal hilang dan habis makanya akan dibubarkan atas kesepakatan untuk berkerja sama dan dalam kegiatan operasional.dan dengan salah seoarng lainnya tidak ada hubungan antara mitra lainnya 2. Pembatalan secara khusus dan sebagian lainnya a. Harta syirkah rusak Apabila harta syirkah rusak seluruhnya atau harta salah seoarang rusak sebelum dibelanjakan maka perkongsian batal. 9
  • 10. b. Tidak ada kesamaan modal Apabila tidak ada kesamaan modal dalam syirkah maka batal G. Penetapan Nisbah Dalam Akad Musyarakah Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara,yaitu a) Pembagian keuntungan proosional sesuai modal Dengan cara ini,keuntungan harus dibagi di antara para mitra secara proposional sesuai modal yang disetorkan,tanpa memandang apakah jumlah perkerjaaan yang dilaksanakan oleh para mitra sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu menyetorkan modal lebih besar maka akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar. b) Pembagian keuntungan tidak proposional dengan modal Dengan cara ini,dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang disetorkan,tapi juga tanggung jawab,pengalaman,kompetensi atau waktu kerja yang sangat lebih panjang. Madzhab Hanafi dan Hambali beragumentasi bahwa keuntungan adalah bukan hanya hasil modal,melainkan hasil inteaksi antara modal dan kerja.bila salah seoarang mitra lebih berpengalaman ,ahli,dan teliti dan lainnya,dibolehkan baginya untuk mensyaratkan bagi dirinya sendiri suatu bagian tambahan dari keuntungan sebagian ganti dari sumbangan kerja yang lebih banyak. H. Perlakuan Akuntansi (Psak 106) Perlakuan akuntasi musyarakah akan dilihat dari dua sisi pelaku yaitu mitra aktif dan mitra pasif. Yang dimaksud dengan mitra aktif adalah pihak yang mengelola usaha musyarakah baik mengelola sendiri ataupun menunjuk pihak lain untuk mengelola atas namanya sedangkan mitra pasif adalah pihak yang tidak ikut mengelola usaha (biasanya adalah 10
  • 11. lembaga keuangan). Mitra aktif adalah pihak yang bertanggung jawab untuk melkaukan pengelolaan sehingga mitra aktif yang akan melakukan pencatatan akuntasi, atau jika dia menunjuk pihak lain untuk ikut mengelola usaha maka pihak tersebut yang akan melakukan pencatatan akuntansi. Pada hakikatnya pencatatan atas semua transaksi usaha musyarakah harus dipisahkan dengan pencatatan lainnya. Untuk memudahkan ilustrasi, kami akan mencatat transaksi usaha musyarakah seolah-olah ditunjuk pihak lain untuk melakkukan pencatatan akuntansi, walaupun pencatatannya masih dibawah mitra aktif. Dibawah ini adalah beberapa transaksi pada musyarakah dalam jurnal menurut PSAK 106 :  Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan maka jurnal : Dr. Kas/Piutang xxx Kr. Pendapatan Bagi Hasil xxx  Apabila dari investasi yang dilakukan rugi maka jurnal : Dr. Kerugian xxx Kr. Penyisihan Kerugian xxx Akuntansi untuk pengelolaan musyarakah dilakukan oleh mitra aktif atau yang mewakilinya. 1. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar : a. Jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas dan jurnal : Dr. Kas xxx Kr. Dana syirkah temporer xxx Selanjutnya untuk dana syirkah temporer harus di pisahkan (dalam bentuk sub ledger) antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif. 11
  • 12. b. Nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas, maka akan dicatat sebesar nilai wajarnya dan jurnal : Dr. Aset Nonkas xxx Kr. Dana Syirkah Temporer xxx Apabila di akhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama masa akad atau selama umur ekonomis. Sedangakan jika dikembalikan, yang mencatat beban depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai modal investasinya. Dr. Beban Depresiasi xxx Kr. Akumulasi Depresiasi xxx 2. Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra aktif dan pasif saat mencatat pendapatan : Dr. Kas/Piutang xxx Kr. Pendapatan xxx Saat mencatat beban : Dr. Beban xxx Kr. Pendapatan xxx Jurnal penutup yang dibuat akhir priode (apabila di peroleh keuntungan ): Dr. Pendapatan xxx Kr. Beban xxx Kr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx Jurnal ketika dibagi hasilkan kepada pemilik dana : Dr. Beban bagi hasil musyarakah xxx 12
  • 13. Kr. Utang bagi hasil musyarakah xxx Jurnal pada saat pengelolah dana membayar bagi hasil : Dr. utang bagi hasil musyarakah xxx Kr. Kas xxx Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum dibagikan dan beban bagi hasil di tutup. Jurnal : Dr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx Kr. Baban bagi hasil xxx Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian Dr. Pendapatan xxx Dr. Penyisihan Kerugian xxx Kr. Beban xxx Jika kerugian akibat kelalaian mitra aktif atau pengelola usaha, maka kerugian tersebut tertanggung oleh mitra aktif atau pengelola usaha musyaraka. Jurnal : Dr. penyisihan kerugian mitra aktif xxx Kr. Kerugian yang belum dialokasikan xxx III. KESIMPULAN Bahwa investasi musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menjalankan suatu usaha tertentu dengan tujuan mencari keuntungan di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi modal dan kerja. Hal ini akan membedakan antara musyarakah 13
  • 14. dengan mudharabah,di mana dalam mudharabah hanya salah satu pihak saja sebagai penyandang dana. Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam perkerjaan dan ia menjadi wakil mitra lain yaitu sebagai agen usaha kemitraan. Oleh karena itu, seorang mitra aktivitas bisnis yang normal. Apabila usaha tersebut untung maka keuntungan akan dibagikan kepada para mitra sesuai dengan nisbah yang disepakati, sedangkan bila rugi akan didistribusikan pada para mitra sesuai dengan porsi modal dari setiap mitra. Musyarakah adalah transaksi yang halal, karena disandarkan atas sumber hukum yang kuat baik Al-Quran maupun As-sunah,sepanjang seluruh rukun dan ketentuan syariahnya terpenuhi. Dan manfaat diantaranya bagi bank akan menagih kepada nasabah satu jumlah bunga. DAFTAR PUSTAKA Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2011. Akuntansi Syari’ah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat 14
  • 15. 15