SlideShare a Scribd company logo
PERUSAHAAN
DAN LANDASAN
AKAD/KONTRAK
PERTEMUAN KE 3
Galuh Tri Pambekti,
S.E.I., M.E.K, CRMP
PENDAHULUAN
• Dalam Islam mengajarkan bahwa tujuan perusahaan harus
tidak hanya untuk mencari profit (nilai materi) setinggi-
tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan
memberikan
benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal
organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan).
• Artinya pengelola perusahaan juga dapat memberikan
manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan
kerja, bantuan sosial (sedekah), dan bantuan lainnya.
• Disamping itu perusahaan harus menjunjung tinggi nilai-nilai
(akhlak mulia) dalam setiap aktivitas pengelolaan
perusahaan, sehingga dalam perusahaan tercipta
hubungan persaudaraan yang Islami, bukan sekadar
hubungan fungsional atau profesional, dengan tujuan
perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
ANATOMIBISNIS SYARIAH& KONVENSIONAL
Syariah Konvensional
 Aqidah Islam, menggunakan nilai-nilai
transendental
 asas sekuleris, memenggunakan nilai-
nilai material
 Dalam organisasi bisnis Islam
berorientasi pada profit dan
benefit (non materi),
pertumbuhan, keberlangsungan,
dan keberkahan
 berorientasi pada Profit,
pertumbuhan, dan keberlangsungan
 Strategi induk dalam organisasi
bisnis Islam terkait erat dengan
misi penciptaanmanusia di dunia
 visi dan misi organisasi
sekular ditetapkan
berdasarkanpada
kepentingan material belaka
 organisasi bisnis Islam harus ada
jaminan halal bagi setiap masukan,
prosesdan keluaran, dengan
mengedepankan produktivitas
dalam koridor syari’ah
 tidak ada jaminan halal bagi setiap
masukan, prosesdan keluaran,
atau lebih mengedepankan
produktivitas dalam koridor
manfaat dantidak ada jaminan
halal bagi setiap masukan, proses
dan keluaran keuangan
BENTUKORGANISASIPERUSAHAANSYARIAH
• Di dalam perekonomian Islam bentuk atau jenis dari organisasi-
organisasi bisnis (usaha) yang ada secara umum antara lain dapat
dikelompokkan menjadi tiga bentuk atau jenis utama, antara lain
yaitu jenis organisasi bisnis perusahaan perseorangan (sole
proprietorship), bentuk persekutuan (partnership),dan mudharabah.
Perusahaan
Syirkah
Wujuh ‘Inan Abdan Mufawadhah Mudharabah
Perseorangan
PERUSAHAANPERORANGAN (SOLE
PROPRIETORSHIP)
• Perusahaan perorangan (sole proprietorship) merupakan
format organisasi bisnis yang paling sederhana yang
hampir ada dalam setiap sistem ekonomi non-sosialis,
• Sistem ekonomi Islam mengizinkan perusahaan swasta
(private enterprise) yang dikelola oleh setiap individu dan
tidak mengikat mereka secara khusus, selama usaha atau
bisnis yang dijalankannya terikat dengan ketentuan
syari’ah.
• Dalam menjalankannya dan mengelolanya, sejauh ini
dapat diarahkan kepada setiap individu untuk memilih dan
menentukan jalan yang dikehendakinya. Baik yang terkait
dengan kepemilikan modal usaha, tenaga kerja sewa dan
faktor-faktor produksi lainnya, termasuk konsekuensi untuk
menghadapi segala resiko kerugian.
• Dalam ilmu fiqh Islam dalam konteks perusahaan perorangan
dapat disebut juga dengan usaha (amal) ataupun kerja
(kasb), sedangkan apabila pengusaha atau perusahaan itu
saling bergabung satu sama lainnya seperti firma, CV dan
PT maka mereka dapat dinamakan syarikat atau syirkah
(dalam bahasa Arab).
• Pengertian kerja dalam Islam dapat pula dibagi atas dua
macam
yaitu :
1. Kerja dalam arti luas (umum), yakni semua bentuk
usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi
atau nonmateri, intelektual atau fisik, maupun hal-hal
yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau
keakhiratan. Jadi dalam pandangan Islam pengertian
kerja sangat luas, mencakup seluruh pengerahan
potensi yang dimiliki oleh manusia.
2. Kerja dalam arti sempit (khusus), yakni
kerja untuk memenuhi tuntutan hidup
manusia berupa makanan, pakaian, dan
tempat tinggal (sandang, pangan dan
papan) yang merupakan kewajiban bagi
setiap orang yang harus ditunaikannya.
• “Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang
paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki-
laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang
mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)
KELEBIHAN& KEKURANGAN PERUSAHAANPERSEORANGAN
Kelebihan Kekurangan
 Pemilik bebas dalam mengambil
keputusan, sehingga keputusan dapat
secara cepat dilaksanakan.
 Seluruh keuntungan perusahaan
menjadi hak pemilik perusahaan
sepenuhnya
 Sifat kerahasiaan perusahaan dapat
terjamin, baik dalam hal keuangan
maupun dalam masalah proses
produksi
 Biasanya pemilik perusahaan lebih
giat berusaha untuk mencapai
tujuan perusahaan yang menjadi
miliknya itu
 Tanggung jawab pemilik perusahaan
tidak terbatas. Di sini seluruh harta
milik pribadi menjadi jaminan terhadap
hutang perusahaan
 Sumber keuangan perusahaan
terbatas, sebab usaha-usaha untuk
memperoleh sumber dana sangat
tergantung pada kemampuan
pemilik perusahaan saja.
 Kelangsungan usaha perusahaan
kurang terjamin, sebab jika
seandainya pemilik meninggal atau
terkena hukuman penjara, maka
perusahaan akan berhenti pula
aktivitasnya
 Pengelolaan manajemennya lebih
kompleks sebab semua aktivitas
manajemen seperti, pencarian kredit,
pembelanjaan, produksi, ketenaga
kerjaan serta pemasaran, dilakukan
oleh pemilik sendiri
Perusahaan
Syirkah
Wujuh ‘Inan Abdan Mufawadhah Mudharabah
Perseorangan
PERUSAHAAN PARTNERSHIP/ SYIRKAH
• Dari segi bahasa syirkah bermakna
pencampuran salah satu harta dengan
harta yang lain sehingga tidak dapat
dibedakan antara keduanya.
• Tetapi jumhur fuqaha menggunakan istilah
ini pada akad atau kontrak yang khusus
berkenaan dengan kemitrausahaan atau
kerjasama sekalipun tidak terjadi
percampuran harta atau saham
SYIRKAHMENURUT ULAMA
• Ulama Malikiyah: berpendapat syirkah merupakan
izin kedua belah pihak yang berkongsi dalam
pengurusan harta benda bersama dan setiap
pihak mempunyai hak pengurusan itu.
• Ulama Hambali: syirkah adalah perkongsian hak
atau pengelolaan.
• Ulama Syafiiyah: syirkah ialah tetapnya hak
pada sesuatu bagi dua orang atau lebih
secara memiliki bersama-sama.
• Ulama Hanafiyah: syirkah ialah satu kontrak
antara dua rekan kongsi dalam modal dan
untung.
• Syirkah adalah keikutsertaan dua orang
atau lebih dalam suatu usaha tertentu
dengan sejumlah modal yang telah
ditetapkan berdasarkan perjanjian untuk
bersama-sama menjalankan suatu
usaha, pembagian keuntungan dan
kerugian dalam bagian yang ditentukan.
• Syirkah muwafadah, adalah para pihak yang berserikat
mencampurkan modal dan jumlah yang sama yakni Rp. X
dicampur dengan Rp. X.
• Syirkah ‘inan , para pihak yang berserikat mencampurkan
modal dalam jumlah tidak sama, misalnya Rp. X
dicampurkan dengan Rp. Y.
• Syirkah wujuh terjadi percampuran antara modal dengan
reputasi/nama baik seseorang.
• Syirkah abdan, yaitu pencampuran jasa-jasa antara orang
yang berserikat. Jadi pada bentuk syirkah abdan ini tidak
terjadi percampuran uang, akan tetapi yang terjadi adalah
percampuran keahlian/keterampilan dari pihak-pihak yang
berserikat.
• Syirkah mudarabah, terjadi percampuran antara modal
dengan jasa
keahlian/keterampilan dari pihak-pihak yang berserikat.
PERSEKUTUAN/KEMITRAAN/SYIRKAH
(PARTNERSHIP)
• Merupakan suatu hubungan antara dua orang atau
lebih untuk mendistribusikan laba (profit) atau kerugian
(losses) dari suatu bisnis atau usaha yang dijalankan
oleh seluruhnya atau salah satu dari mereka sebagai
pengelola atas yang lain.
• Bentuk kerjasama yang masing-masing pihak harus
memiliki andil modal dalam usaha dikenal dengan
istilah syirkatul
‘Inan atau Syirkatul mufawwadah.
• Bentuk persekutuan usaha, di mana seseorang memiliki
nama baik menjalankan usaha dengan menggunakan
modal orang lain dikenal dengan istilah persekutuan
syirkatul wujuh.
HAK-HAKDALAM PARTNERSHIP
• Setiap mitra memiliki hak untuk menjual barang-barang secara
kredit tanpa terlebih dahulu meminta izin secara tegas kepada mitra
lain, dengan demikian semua mitra menjadi terikat dengan
penjualan barang-barang dengan kredit tersebut.
• Setiap mitra berhak untuk menerapkan semua hak yang
dimiliki dan melaksanakan semua aktivitas bisnisnya sebagai
bagian dari usaha tersebut.
• Masing-masing mitra memiliki hak untuk mendapatkan uang
atau keuntungan yang kemudian dapat dipakai untuk
mengelola bisnis pribadinya, tanpa persetujuan pihak lain.
Secara eksplisit, hak-hak yang dimiliki para mitra adalah setiap mitra harus
mendapatkan izin dari semua mitra lain di dalam berbagai hal berikut :
• Meminjamkan uang perusahaan kepada pihak ketiga, ataupun
melakukan peminjaman modal untuk perusahaan dari pihak ketiga atau
dari seorang mitra.
• Membeli bahan-bahan yang akan dijual secara kredit melebihi dari total
likuiditas
bisnis setiap waktu.
• Mengajak pihak ketiga untuk menjadi mitra.
• Memebrikan sebagian modal perusahaan untuk membiayai bisnis lain.
• Menjalankan bisnis sendiri dengan mitra lain yang dapat mempengaruhi
hubungan bisnis pada setiap kapasitas.
• Kegiatan lain yang dapat merugikan kepentingan-kepentingan partner yang
lain
dalam bisnis.
KEWAJIBAN MITRA
• Para mitra bertanggung jawab secara luas kepada modal yang dimiliki,
termasuk dengan melakukan pinjaman dari luar. Artinya, jika suatu
persekutuan perusahaan tidak melakukan pinjaman dari sumber manapun,
maka dengan sendirinya hal itu hanya mengikat saham yang dimiliki saja.
Akan tetapi jika para mitra yang satu dengan yang lain menyetujui
meminjam uang dari luar, maka para pihak akan terikat kewajiban untuk
melakukan pembayaran kepada kreditur dan akan dapat dikenakan
kewajiban sesuai dengan komitmen yang disepakati.
• Tidak seorang pun (sesuai dengan ketentuan syari’ah) bertanggung
jawab atas kewajiban orang lain.
• Jika kredit diperoleh lebih dari total likuiditas yang ada dan sesudah itu
bisnis mengalami kerugian dan tidakbisa mengatasinya,maka kerugian
atas sejumlah pinjaman tersebut akan menjadi tanggungan semua mitra
dalam porsi yang sama dan bukan dibebankan berdasarkan rasio atau
perbandingan modal yang diikutsertakan.
MUDHARABAH
• Mudharabah adalah penanaman modal dari pemilik dana (shahibul
maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan
kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan
metode bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode
bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
IMPLIKASIPENGERTIANMUDHARABAH
• Persetujuan tidak terbatas hanya antara dua orang saja, akan tetapi dapat
lebih
dari jumlah tersebut.
• Dalam setiap persetujuan terdapat dua pihak yang terlibat. Pertama,
pihak penyedia modal usaha sebagai pihak utama (principal), dan
Kedua, pihak pengelola (yang menjalankan bisnis atau usaha) yang
disebut entrepeneur atau sebagai seorang agent.
• Dalam hal ini pihak pengelola dapat membawa modalnya sendiri untuk
kepentingan usaha yang dijalankannya, tetapi perlu mendapat persetujuan
dari pihak pemilik modal. Dalam hal ini, modal yang berada pada pihak
pengelola bukan merupakan suatu bentuk pinjaman, melainkan berfungsi
untuk menjalankan bisnis yang telah disepakati oleh pemilik modal
dengan kesepakatan mendapatkan porsi keuntungan dari bisnis tersebut.
SKEMA MUDHARABAH
Shahibul
Maal
Mudharib
Modal
100%
Skill
Proyek Bisnis
Pembagian
Keuntungan
Mudharabah termasuk akad amanah. Posisi mudharib sebagai amin
terhadap
modal yang dia bawa. Konsekuensi yang berlaku,
1. Mudharib tidak menanggung ganti rugi jika terjadi kerusakan
atau kegagalan proyek
2. Mudharib tidak diwajibkan menyerahkan jaminan.
3. Sohibul mal boleh saja meminta jamianan sebatas untuk
mengikat kepercayaan, danbukan untuk jaminan ganti rugi,
jika usahanya mengalami kegagalan.
4. Kecuali jika dia teledor dalam memegang modal, sehingga layak
disebut
tidak amanah
• Modal dari sohibul mal tidak boleh terutang (modal tidak
tunai).
• Kesiapan sohibul mal untuk menanggung resiko
kerugian. Berdasarkan
prinsip keseimbangan:
• “Hak keuntungan = tanggung jawab terhadap resiko
kerugian.”
• Prosentase pembagian keuntungan berdasarkan hasil,
bukan berdasarkan modal. Prosentase keuntungan
berdasarkan nilai modal, adalah riba.
• Hukum asal, tidak boleh menggabungkan antara hak
mendapat keuntungan dengan ujrah. Kecuali jika
mudharib melakukan kerja di luar lingkup proyek
mudharabah, dimana sifatnya insidental untuk satu
kasus, maka dia berhak mendapat ujrah untuk volume
• Mengenai porsi bagi hasil, murni diserahkan kepada kesepakatan
kedua belah pihak. Dan boleh dikembalikan kepada urf. (Ma’ayir
Syariyah – AAOIFI, pasal (13) tentang mudharabah, ayat 6-7).
• Mudharabah boleh mutlak dan boleh terikat. Ini pendapat Abu
Hanifah
dan Imam Ahmad. Dalam Fiqh Sunah dinyatakan,
• Abu Hanifah dan Ahmad tidak mensyaratkan bahwa mudharabah
harus mutlak. Mereka mengatakan, “Sebagaimana mudharabah
boleh secara mutlak, boleh juga secara terikat.” (Fiqh Sunnah,
3/206).
• Dalam bagi hasil, semua harus transparan. Karena itu, pembagian
hasil harus
DIKETAHUI KEDUA BELAH PIHAK. IBNU RUSYD MENGATAKAN,
• Ulama dari berbagai negara sepakat bahwa amil tidak boleh mengambil
keuntungan bagiannya, kecuali dg melibatkan Rabbul Mal. Kehadiran
Rabbul Mal adalah syarat dalam pembagian harta dan amil berhak
mengambil jatahnya. (Fiqhus Sunah, 3/210)
KEBIJAKAN& TUJUANPERUSAHAAN SYARIAH
• Tujuan perusahaan islami adalah tercapainya maqoshid syariah yang
memiliki lima faktor, yaitu pencapaian agama, meningkatkan kualitas
sumber daya insani (SDI), meningkatkan kualitas ilmu, meningkatkan
kualitas keturunan dan meningkatkan kuantitas kekayaan.
• Dalam Islam tujuan beragama disebut maqoshid syariah. Maqoshid
syariah terbagi menjadi lima; Menjaga agama, menjaga nafs,
menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta.
• Imam Syatibi mengatakan bahwa kebutuhan pokok manusia ada lima,
yaitu menjaga agama, menjaga hidup, menjaga akal, menjaga
keturunan dan menjaga harta. Dalam rangka memenuhi lima
kebutuhan dasar tersebut maka manusia harus mengkonsumsi kelima
hal tersebut.
1. Perintah konsumsi untuk menjaga agama
2. Perintah konsumsi untuk menjaga jiwa
3. Perintah konsumsi untuk menjaga akal
4. Perintah konsumsi untuk menjaga keturunan
5. Perintah konsumsi untuk menjaga harta
FILOSOFIPERUSAHAANDALAM ISLAM
Kebutuha
n
Konsums
i
Melahirka
n
Permintaa
n
Membutuhka
n
Produksi
Melahirka
n
Industri
MAQASHID SYARIAHPERUSAHAAN
Perusahaan
Syariah
Dharuriyyat
Hajiyyat
Tahsiniyyat
DHARURIYYATDALAMPERUSAHAAN
• Dharuriyyat adalah memelihara kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
esensial bagi kehidupan manusia berkaitan dengan kelima unsur
pokok di atas dalam batas jangan sampai terancam eksistensinya.
Ini berarti bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan tingkat dharuriyyat
ini akan berakibat mengancam eksistensi kehidupan manusia.
• Faktor dharuriyyat dalam maqoshid syariah adalah menjaga
agama, menjaga jiwa raga, menjaga akal, menjaga keturunan dan
menjaga harta.
• Dalam perusahaan, jika suatu perusahaan memasukan dalam
Anggaran Dasarnya sebagai perusahaan islami, maka
perusahaan tersebut akan menjalankan perusahaan sesuai
kepada kepatuhan syariah. Perusahaan seperti ini jelas
perusahaan islami.
ANALOGI DHARURIYYAT
Dharuriyyat
Menjalankan
perusahaan
sesuai kepada
kepatuhan
syariah (Agama)
Penjualan
(Nafs)
Sistem
organisasi
perusahaan
(Aql)
Keuntungan
dan
Keberkahan
(Keturunan)
Modal dan
Manajemen
Keuangan
Perusahaan (Maal)
HAJIYYATDALAMPERUSAHAAN
• Maslahah hajiyyat adalah sesuatu yang sebaiknya ada agar
dalam melaksanakannya leluasa dan terhindar dari kesulitan.
Kalau sesuatu ini tidak ada, maka ia tidak akan menimbulkan
kerusakan atau kematian hanya saja akan mengakibatkan
kesempitan.
• Faktor hajiyyat apa saja dalam perusahaan yang sebaiknya
ada, agar perusahaan leluasa bergerak serta tidak
mengalami kesulitan dalam membangun hubungan
muamalah dengan pelanggannya.
TAHSINIYYATDALAM PERUSAHAAN
• Maslahah tahsiniyyat adalah sesuatu yang sebaiknya ada demi
keselarasan
dengan keharusan akhlak yang baik atau dengan adat.
• Kalau sesuatu ini tidak ada, maka tidak akan menimbulkan
kerusakan atau hilangnya sesuatu juga tidak akan menimbulkan
keburukan dalam melaksanakannya, hanya saja dinilai tidak pantas
dan tidak layak menurut ukuran tatakrama dan kesopanan.
• Tahsiniyyat dalam perusahaan pada umumnya menjadi perhatian
penting bagi perusahaan besar. Sebab pada tahap tahsiniyyat
inilah terdapat nilai lebih (competitive advantage) dari perusahaan
besar, khususnya perusahaan jasa seperti bank syariah.
PERINGKATDANCONTOHLIMAJENIS POKOK MASHLAHAH
PADAPERUSAHAAN
Peringkat/Jenis Primer (Dharuriyyah) Sekunder (Hajjiyyah) Tersier (Tahsiniyyah)
Agama (ad-Din)
dalam perspektif
perusahaan
Memelihara dan
melaksanakan
kewajiban keagamaan
yang masuk dalam
peringkat primer
seperti tidak
melanggar syariah
Melaksanakan
ketentuan agama,
dengan maksud
menghindari kesulitan,
seperti memenuhi
kriteria perusahaan
Islami
Mengikuti petunjuk
agama guna
menjunjung tinggi
martabat perusahaan,
sekaligus melengkapi
pelaksanaan kewajiban
kepada Allah. Misalnya
Berlabel syariah
Jiwa (al-Nafs) dalam
perspektif
perusahaan
Memenuhi kebutuhan
inti berupa penjualan
untuk
mempertahankan
perusahaan
Menjelaskan spesifikasi
produk/jasa untuk
jaminan halal dan
thoyib bagi konsumen
Mempercantik
kemasan produk/jasa
sehingga menarik
untuk dibeli
Akal (al-’Aql) dalam
perspektif perusahaan
Wajib adanya pemimpin
dan organisasi. Jika
ketentuan ini tidak
diindahkan, maka akan
berakibat terancamnya
eksistensi perusahaan
Dianjurkannya menuntut
ilmu profesi untuk seluruh
pimpinan dan staf.
Sekiranya hal itu tidak
dilakukan, tidak akan
merusak organisasi,
akan tetapi mempersulit
pengembang
Mengikuti asosiasi
perusahaan agar tidak
tertinggal dalam
perkembangan
informasi industri
terkait.
Keturunan (alNasl)
dalam perspektif
perusahaan
Mendapatkan
keuntungan dengan
keberkahan. Jika
diabaikan, maka
eksistensi
perusahaan sebagai
perusahaan islami
akan terancam
Ditetapkannya target
keuntungan
perusahaan dan SOP
keberkahan pada
saat terjadi akad
penjualan dan
diberikan hak garansi
pada pembeli.
Mem-promosikan
dengan jelas & baik,
produk serta jasa
yang di tawarkan.
Memperhatikan etika
tentang penjualan,
misal jangan menjual
barang yang telah di
pesan konsumen
Harta (al-Mal)
dalam perspektif
perusahaan
Syari’at tentang tata
cara permodalan
dan penggunaan
harta
Syari’at tentang
ketentuan bagi hasil
dan fee
Ketentuan tentang
menghindarkan diri
dari penipuan dan
suap
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahPengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahYISC Al-Azhar
 
Ekonomi Makro Islam
Ekonomi Makro IslamEkonomi Makro Islam
Ekonomi Makro Islam
Muhammad Jamhuri
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
Desirobianisah
 
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islamInvestasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Yusuf Darismah
 
koordinasi dan rentang kendali
koordinasi dan rentang kendalikoordinasi dan rentang kendali
koordinasi dan rentang kendali
Arfan Ependi
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
Abida Muttaqiena
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
 
Etika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanEtika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusan
Nurkasim Muhammad
 
PPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESI
PPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESIPPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESI
PPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESI
NadyaNovles
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
allysaclaresta
 
Konsep uang dalam ekonomi islam
Konsep uang dalam ekonomi islamKonsep uang dalam ekonomi islam
Konsep uang dalam ekonomi islam
diya lala
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahAbida Muttaqiena
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uangYusron Blacklist
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
yy rahmat
 
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaShelly Intan Permatasari
 
Bunga bank dalam pandangan islam
Bunga bank dalam pandangan islamBunga bank dalam pandangan islam
Bunga bank dalam pandangan islam
Singgih Aji Purnomo
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
Uofa_Unsada
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
Muhammad Rizkye
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
iceu novida adinata
 

What's hot (20)

Pengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariahPengantar ilmu ekonomi syariah
Pengantar ilmu ekonomi syariah
 
Ekonomi Makro Islam
Ekonomi Makro IslamEkonomi Makro Islam
Ekonomi Makro Islam
 
Permintaan uang
Permintaan uangPermintaan uang
Permintaan uang
 
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islamInvestasi dan pasar modal dalam perspektif islam
Investasi dan pasar modal dalam perspektif islam
 
Ppt Ekonomi Koperasi
Ppt Ekonomi KoperasiPpt Ekonomi Koperasi
Ppt Ekonomi Koperasi
 
koordinasi dan rentang kendali
koordinasi dan rentang kendalikoordinasi dan rentang kendali
koordinasi dan rentang kendali
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Etika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanEtika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusan
 
PPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESI
PPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESIPPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESI
PPT PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT, ETIKA PROFESI
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
Konsep uang dalam ekonomi islam
Konsep uang dalam ekonomi islamKonsep uang dalam ekonomi islam
Konsep uang dalam ekonomi islam
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uang
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
 
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerjaBab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
Bab viii mengelola sumber daya manusia dan hubungan tenaga kerja
 
Bunga bank dalam pandangan islam
Bunga bank dalam pandangan islamBunga bank dalam pandangan islam
Bunga bank dalam pandangan islam
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 

Similar to Pertemuan Ke 3 Perusahaan dan Landasan Akad Kontrak.pptx

Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnyaMacam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Wahid Alimudin
 
Pengantar Bisnis
Pengantar BisnisPengantar Bisnis
Pengantar Bisnis
Febby HusbiramiÅldo
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
gagantika
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
Bonita Admaja
 
Kontroversi bunga dan riba (2)
Kontroversi bunga dan riba (2)Kontroversi bunga dan riba (2)
Kontroversi bunga dan riba (2)
Muhammad Khoirul Fuddin
 
Bentuk kepemilikan bisnis
Bentuk kepemilikan bisnisBentuk kepemilikan bisnis
Bentuk kepemilikan bisnis
Selfia Dewi
 
Bangun-Bangun Usaha Ekonomi
Bangun-Bangun Usaha EkonomiBangun-Bangun Usaha Ekonomi
Bangun-Bangun Usaha Ekonomi
Mega Gyanti
 
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanEtika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Alvin Tokan
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Indra Hendiyana
 
Klasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usahaKlasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usaha
PRIMADANU WICAKSONO
 
Klasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usahaKlasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usaha
PRIMADANU WICAKSONO
 
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi SyariahSistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi SyariahAni Yuliani
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillRietz Wiguna
 
Ppt mku kel.13
Ppt mku kel.13Ppt mku kel.13
Ppt mku kel.13
JuliaPuspita1
 
Ppt kelompok 3 mkuk
Ppt kelompok 3 mkukPpt kelompok 3 mkuk
Ppt kelompok 3 mkukhaningtia
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Janu W
 
Kewirausahaan Aspek Hukum
Kewirausahaan Aspek HukumKewirausahaan Aspek Hukum
Kewirausahaan Aspek Hukum
Vedo Yudistira
 
Kel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahKel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahMulyanah
 

Similar to Pertemuan Ke 3 Perusahaan dan Landasan Akad Kontrak.pptx (20)

Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnyaMacam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
Macam macam perusahaan syariah dan landasan akadnya
 
Pengantar Bisnis
Pengantar BisnisPengantar Bisnis
Pengantar Bisnis
 
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
Forum quiz be & gg minggu 6,waldy gagantika,hapzi ali,ethical decision ma...
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
 
Kontroversi bunga dan riba (2)
Kontroversi bunga dan riba (2)Kontroversi bunga dan riba (2)
Kontroversi bunga dan riba (2)
 
Bentuk kepemilikan bisnis
Bentuk kepemilikan bisnisBentuk kepemilikan bisnis
Bentuk kepemilikan bisnis
 
Bangun-Bangun Usaha Ekonomi
Bangun-Bangun Usaha EkonomiBangun-Bangun Usaha Ekonomi
Bangun-Bangun Usaha Ekonomi
 
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanEtika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
 
Klasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usahaKlasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usaha
 
Klasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usahaKlasifikasi berbagai jenis usaha
Klasifikasi berbagai jenis usaha
 
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi SyariahSistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
Sistem Ekonomi Islam_Koperasi Syariah
 
Harits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskillHarits wiguna materi softskill
Harits wiguna materi softskill
 
Ppt mku kel.13
Ppt mku kel.13Ppt mku kel.13
Ppt mku kel.13
 
Ppt kelompok 3 mkuk
Ppt kelompok 3 mkukPpt kelompok 3 mkuk
Ppt kelompok 3 mkuk
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
Tugas soft skill 2 by j anu eka w .
 
Kewirausahaan Aspek Hukum
Kewirausahaan Aspek HukumKewirausahaan Aspek Hukum
Kewirausahaan Aspek Hukum
 
Kel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahKel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokah
 

More from 19920606201903202019

Introduction to Topic Research for Undergraduate.pptx
Introduction to Topic Research for Undergraduate.pptxIntroduction to Topic Research for Undergraduate.pptx
Introduction to Topic Research for Undergraduate.pptx
19920606201903202019
 
National Income National Income National Income
National Income National Income National IncomeNational Income National Income National Income
National Income National Income National Income
19920606201903202019
 
Ragam transaksi.ppsx
Ragam transaksi.ppsxRagam transaksi.ppsx
Ragam transaksi.ppsx
19920606201903202019
 
Materi Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).ppt
Materi Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).pptMateri Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).ppt
Materi Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).ppt
19920606201903202019
 
Pertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.ppt
Pertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptPertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.ppt
Pertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.ppt
19920606201903202019
 
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptxTime_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
19920606201903202019
 
Manajemen-Modal-Bank-Syariah.ppt
Manajemen-Modal-Bank-Syariah.pptManajemen-Modal-Bank-Syariah.ppt
Manajemen-Modal-Bank-Syariah.ppt
19920606201903202019
 

More from 19920606201903202019 (7)

Introduction to Topic Research for Undergraduate.pptx
Introduction to Topic Research for Undergraduate.pptxIntroduction to Topic Research for Undergraduate.pptx
Introduction to Topic Research for Undergraduate.pptx
 
National Income National Income National Income
National Income National Income National IncomeNational Income National Income National Income
National Income National Income National Income
 
Ragam transaksi.ppsx
Ragam transaksi.ppsxRagam transaksi.ppsx
Ragam transaksi.ppsx
 
Materi Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).ppt
Materi Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).pptMateri Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).ppt
Materi Pengayaan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (1).ppt
 
Pertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.ppt
Pertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.pptPertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.ppt
Pertemuan Ke-2 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.ppt
 
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptxTime_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
 
Manajemen-Modal-Bank-Syariah.ppt
Manajemen-Modal-Bank-Syariah.pptManajemen-Modal-Bank-Syariah.ppt
Manajemen-Modal-Bank-Syariah.ppt
 

Recently uploaded

EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
MrBready
 

Recently uploaded (13)

EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
 

Pertemuan Ke 3 Perusahaan dan Landasan Akad Kontrak.pptx

  • 1. PERUSAHAAN DAN LANDASAN AKAD/KONTRAK PERTEMUAN KE 3 Galuh Tri Pambekti, S.E.I., M.E.K, CRMP
  • 2. PENDAHULUAN • Dalam Islam mengajarkan bahwa tujuan perusahaan harus tidak hanya untuk mencari profit (nilai materi) setinggi- tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan). • Artinya pengelola perusahaan juga dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah), dan bantuan lainnya. • Disamping itu perusahaan harus menjunjung tinggi nilai-nilai (akhlak mulia) dalam setiap aktivitas pengelolaan perusahaan, sehingga dalam perusahaan tercipta hubungan persaudaraan yang Islami, bukan sekadar hubungan fungsional atau profesional, dengan tujuan perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
  • 3. ANATOMIBISNIS SYARIAH& KONVENSIONAL Syariah Konvensional  Aqidah Islam, menggunakan nilai-nilai transendental  asas sekuleris, memenggunakan nilai- nilai material  Dalam organisasi bisnis Islam berorientasi pada profit dan benefit (non materi), pertumbuhan, keberlangsungan, dan keberkahan  berorientasi pada Profit, pertumbuhan, dan keberlangsungan  Strategi induk dalam organisasi bisnis Islam terkait erat dengan misi penciptaanmanusia di dunia  visi dan misi organisasi sekular ditetapkan berdasarkanpada kepentingan material belaka  organisasi bisnis Islam harus ada jaminan halal bagi setiap masukan, prosesdan keluaran, dengan mengedepankan produktivitas dalam koridor syari’ah  tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, prosesdan keluaran, atau lebih mengedepankan produktivitas dalam koridor manfaat dantidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses dan keluaran keuangan
  • 4. BENTUKORGANISASIPERUSAHAANSYARIAH • Di dalam perekonomian Islam bentuk atau jenis dari organisasi- organisasi bisnis (usaha) yang ada secara umum antara lain dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk atau jenis utama, antara lain yaitu jenis organisasi bisnis perusahaan perseorangan (sole proprietorship), bentuk persekutuan (partnership),dan mudharabah.
  • 5. Perusahaan Syirkah Wujuh ‘Inan Abdan Mufawadhah Mudharabah Perseorangan
  • 6. PERUSAHAANPERORANGAN (SOLE PROPRIETORSHIP) • Perusahaan perorangan (sole proprietorship) merupakan format organisasi bisnis yang paling sederhana yang hampir ada dalam setiap sistem ekonomi non-sosialis, • Sistem ekonomi Islam mengizinkan perusahaan swasta (private enterprise) yang dikelola oleh setiap individu dan tidak mengikat mereka secara khusus, selama usaha atau bisnis yang dijalankannya terikat dengan ketentuan syari’ah. • Dalam menjalankannya dan mengelolanya, sejauh ini dapat diarahkan kepada setiap individu untuk memilih dan menentukan jalan yang dikehendakinya. Baik yang terkait dengan kepemilikan modal usaha, tenaga kerja sewa dan faktor-faktor produksi lainnya, termasuk konsekuensi untuk menghadapi segala resiko kerugian.
  • 7. • Dalam ilmu fiqh Islam dalam konteks perusahaan perorangan dapat disebut juga dengan usaha (amal) ataupun kerja (kasb), sedangkan apabila pengusaha atau perusahaan itu saling bergabung satu sama lainnya seperti firma, CV dan PT maka mereka dapat dinamakan syarikat atau syirkah (dalam bahasa Arab). • Pengertian kerja dalam Islam dapat pula dibagi atas dua macam yaitu : 1. Kerja dalam arti luas (umum), yakni semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau nonmateri, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau keakhiratan. Jadi dalam pandangan Islam pengertian kerja sangat luas, mencakup seluruh pengerahan potensi yang dimiliki oleh manusia.
  • 8. 2. Kerja dalam arti sempit (khusus), yakni kerja untuk memenuhi tuntutan hidup manusia berupa makanan, pakaian, dan tempat tinggal (sandang, pangan dan papan) yang merupakan kewajiban bagi setiap orang yang harus ditunaikannya. • “Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki- laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)
  • 9. KELEBIHAN& KEKURANGAN PERUSAHAANPERSEORANGAN Kelebihan Kekurangan  Pemilik bebas dalam mengambil keputusan, sehingga keputusan dapat secara cepat dilaksanakan.  Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan sepenuhnya  Sifat kerahasiaan perusahaan dapat terjamin, baik dalam hal keuangan maupun dalam masalah proses produksi  Biasanya pemilik perusahaan lebih giat berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan yang menjadi miliknya itu  Tanggung jawab pemilik perusahaan tidak terbatas. Di sini seluruh harta milik pribadi menjadi jaminan terhadap hutang perusahaan  Sumber keuangan perusahaan terbatas, sebab usaha-usaha untuk memperoleh sumber dana sangat tergantung pada kemampuan pemilik perusahaan saja.  Kelangsungan usaha perusahaan kurang terjamin, sebab jika seandainya pemilik meninggal atau terkena hukuman penjara, maka perusahaan akan berhenti pula aktivitasnya  Pengelolaan manajemennya lebih kompleks sebab semua aktivitas manajemen seperti, pencarian kredit, pembelanjaan, produksi, ketenaga kerjaan serta pemasaran, dilakukan oleh pemilik sendiri
  • 10. Perusahaan Syirkah Wujuh ‘Inan Abdan Mufawadhah Mudharabah Perseorangan
  • 11. PERUSAHAAN PARTNERSHIP/ SYIRKAH • Dari segi bahasa syirkah bermakna pencampuran salah satu harta dengan harta yang lain sehingga tidak dapat dibedakan antara keduanya. • Tetapi jumhur fuqaha menggunakan istilah ini pada akad atau kontrak yang khusus berkenaan dengan kemitrausahaan atau kerjasama sekalipun tidak terjadi percampuran harta atau saham
  • 12. SYIRKAHMENURUT ULAMA • Ulama Malikiyah: berpendapat syirkah merupakan izin kedua belah pihak yang berkongsi dalam pengurusan harta benda bersama dan setiap pihak mempunyai hak pengurusan itu. • Ulama Hambali: syirkah adalah perkongsian hak atau pengelolaan. • Ulama Syafiiyah: syirkah ialah tetapnya hak pada sesuatu bagi dua orang atau lebih secara memiliki bersama-sama. • Ulama Hanafiyah: syirkah ialah satu kontrak antara dua rekan kongsi dalam modal dan untung.
  • 13. • Syirkah adalah keikutsertaan dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu dengan sejumlah modal yang telah ditetapkan berdasarkan perjanjian untuk bersama-sama menjalankan suatu usaha, pembagian keuntungan dan kerugian dalam bagian yang ditentukan.
  • 14. • Syirkah muwafadah, adalah para pihak yang berserikat mencampurkan modal dan jumlah yang sama yakni Rp. X dicampur dengan Rp. X. • Syirkah ‘inan , para pihak yang berserikat mencampurkan modal dalam jumlah tidak sama, misalnya Rp. X dicampurkan dengan Rp. Y. • Syirkah wujuh terjadi percampuran antara modal dengan reputasi/nama baik seseorang. • Syirkah abdan, yaitu pencampuran jasa-jasa antara orang yang berserikat. Jadi pada bentuk syirkah abdan ini tidak terjadi percampuran uang, akan tetapi yang terjadi adalah percampuran keahlian/keterampilan dari pihak-pihak yang berserikat. • Syirkah mudarabah, terjadi percampuran antara modal dengan jasa keahlian/keterampilan dari pihak-pihak yang berserikat.
  • 15. PERSEKUTUAN/KEMITRAAN/SYIRKAH (PARTNERSHIP) • Merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih untuk mendistribusikan laba (profit) atau kerugian (losses) dari suatu bisnis atau usaha yang dijalankan oleh seluruhnya atau salah satu dari mereka sebagai pengelola atas yang lain. • Bentuk kerjasama yang masing-masing pihak harus memiliki andil modal dalam usaha dikenal dengan istilah syirkatul ‘Inan atau Syirkatul mufawwadah. • Bentuk persekutuan usaha, di mana seseorang memiliki nama baik menjalankan usaha dengan menggunakan modal orang lain dikenal dengan istilah persekutuan syirkatul wujuh.
  • 16. HAK-HAKDALAM PARTNERSHIP • Setiap mitra memiliki hak untuk menjual barang-barang secara kredit tanpa terlebih dahulu meminta izin secara tegas kepada mitra lain, dengan demikian semua mitra menjadi terikat dengan penjualan barang-barang dengan kredit tersebut. • Setiap mitra berhak untuk menerapkan semua hak yang dimiliki dan melaksanakan semua aktivitas bisnisnya sebagai bagian dari usaha tersebut. • Masing-masing mitra memiliki hak untuk mendapatkan uang atau keuntungan yang kemudian dapat dipakai untuk mengelola bisnis pribadinya, tanpa persetujuan pihak lain.
  • 17. Secara eksplisit, hak-hak yang dimiliki para mitra adalah setiap mitra harus mendapatkan izin dari semua mitra lain di dalam berbagai hal berikut : • Meminjamkan uang perusahaan kepada pihak ketiga, ataupun melakukan peminjaman modal untuk perusahaan dari pihak ketiga atau dari seorang mitra. • Membeli bahan-bahan yang akan dijual secara kredit melebihi dari total likuiditas bisnis setiap waktu. • Mengajak pihak ketiga untuk menjadi mitra. • Memebrikan sebagian modal perusahaan untuk membiayai bisnis lain. • Menjalankan bisnis sendiri dengan mitra lain yang dapat mempengaruhi hubungan bisnis pada setiap kapasitas. • Kegiatan lain yang dapat merugikan kepentingan-kepentingan partner yang lain dalam bisnis.
  • 18. KEWAJIBAN MITRA • Para mitra bertanggung jawab secara luas kepada modal yang dimiliki, termasuk dengan melakukan pinjaman dari luar. Artinya, jika suatu persekutuan perusahaan tidak melakukan pinjaman dari sumber manapun, maka dengan sendirinya hal itu hanya mengikat saham yang dimiliki saja. Akan tetapi jika para mitra yang satu dengan yang lain menyetujui meminjam uang dari luar, maka para pihak akan terikat kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada kreditur dan akan dapat dikenakan kewajiban sesuai dengan komitmen yang disepakati. • Tidak seorang pun (sesuai dengan ketentuan syari’ah) bertanggung jawab atas kewajiban orang lain. • Jika kredit diperoleh lebih dari total likuiditas yang ada dan sesudah itu bisnis mengalami kerugian dan tidakbisa mengatasinya,maka kerugian atas sejumlah pinjaman tersebut akan menjadi tanggungan semua mitra dalam porsi yang sama dan bukan dibebankan berdasarkan rasio atau perbandingan modal yang diikutsertakan.
  • 19. MUDHARABAH • Mudharabah adalah penanaman modal dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
  • 20. IMPLIKASIPENGERTIANMUDHARABAH • Persetujuan tidak terbatas hanya antara dua orang saja, akan tetapi dapat lebih dari jumlah tersebut. • Dalam setiap persetujuan terdapat dua pihak yang terlibat. Pertama, pihak penyedia modal usaha sebagai pihak utama (principal), dan Kedua, pihak pengelola (yang menjalankan bisnis atau usaha) yang disebut entrepeneur atau sebagai seorang agent. • Dalam hal ini pihak pengelola dapat membawa modalnya sendiri untuk kepentingan usaha yang dijalankannya, tetapi perlu mendapat persetujuan dari pihak pemilik modal. Dalam hal ini, modal yang berada pada pihak pengelola bukan merupakan suatu bentuk pinjaman, melainkan berfungsi untuk menjalankan bisnis yang telah disepakati oleh pemilik modal dengan kesepakatan mendapatkan porsi keuntungan dari bisnis tersebut.
  • 22. Mudharabah termasuk akad amanah. Posisi mudharib sebagai amin terhadap modal yang dia bawa. Konsekuensi yang berlaku, 1. Mudharib tidak menanggung ganti rugi jika terjadi kerusakan atau kegagalan proyek 2. Mudharib tidak diwajibkan menyerahkan jaminan. 3. Sohibul mal boleh saja meminta jamianan sebatas untuk mengikat kepercayaan, danbukan untuk jaminan ganti rugi, jika usahanya mengalami kegagalan. 4. Kecuali jika dia teledor dalam memegang modal, sehingga layak disebut tidak amanah
  • 23. • Modal dari sohibul mal tidak boleh terutang (modal tidak tunai). • Kesiapan sohibul mal untuk menanggung resiko kerugian. Berdasarkan prinsip keseimbangan: • “Hak keuntungan = tanggung jawab terhadap resiko kerugian.” • Prosentase pembagian keuntungan berdasarkan hasil, bukan berdasarkan modal. Prosentase keuntungan berdasarkan nilai modal, adalah riba. • Hukum asal, tidak boleh menggabungkan antara hak mendapat keuntungan dengan ujrah. Kecuali jika mudharib melakukan kerja di luar lingkup proyek mudharabah, dimana sifatnya insidental untuk satu kasus, maka dia berhak mendapat ujrah untuk volume
  • 24. • Mengenai porsi bagi hasil, murni diserahkan kepada kesepakatan kedua belah pihak. Dan boleh dikembalikan kepada urf. (Ma’ayir Syariyah – AAOIFI, pasal (13) tentang mudharabah, ayat 6-7). • Mudharabah boleh mutlak dan boleh terikat. Ini pendapat Abu Hanifah dan Imam Ahmad. Dalam Fiqh Sunah dinyatakan, • Abu Hanifah dan Ahmad tidak mensyaratkan bahwa mudharabah harus mutlak. Mereka mengatakan, “Sebagaimana mudharabah boleh secara mutlak, boleh juga secara terikat.” (Fiqh Sunnah, 3/206).
  • 25. • Dalam bagi hasil, semua harus transparan. Karena itu, pembagian hasil harus DIKETAHUI KEDUA BELAH PIHAK. IBNU RUSYD MENGATAKAN, • Ulama dari berbagai negara sepakat bahwa amil tidak boleh mengambil keuntungan bagiannya, kecuali dg melibatkan Rabbul Mal. Kehadiran Rabbul Mal adalah syarat dalam pembagian harta dan amil berhak mengambil jatahnya. (Fiqhus Sunah, 3/210)
  • 26.
  • 27. KEBIJAKAN& TUJUANPERUSAHAAN SYARIAH • Tujuan perusahaan islami adalah tercapainya maqoshid syariah yang memiliki lima faktor, yaitu pencapaian agama, meningkatkan kualitas sumber daya insani (SDI), meningkatkan kualitas ilmu, meningkatkan kualitas keturunan dan meningkatkan kuantitas kekayaan. • Dalam Islam tujuan beragama disebut maqoshid syariah. Maqoshid syariah terbagi menjadi lima; Menjaga agama, menjaga nafs, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta. • Imam Syatibi mengatakan bahwa kebutuhan pokok manusia ada lima, yaitu menjaga agama, menjaga hidup, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta. Dalam rangka memenuhi lima kebutuhan dasar tersebut maka manusia harus mengkonsumsi kelima hal tersebut. 1. Perintah konsumsi untuk menjaga agama 2. Perintah konsumsi untuk menjaga jiwa 3. Perintah konsumsi untuk menjaga akal 4. Perintah konsumsi untuk menjaga keturunan 5. Perintah konsumsi untuk menjaga harta
  • 30. DHARURIYYATDALAMPERUSAHAAN • Dharuriyyat adalah memelihara kebutuhan-kebutuhan yang bersifat esensial bagi kehidupan manusia berkaitan dengan kelima unsur pokok di atas dalam batas jangan sampai terancam eksistensinya. Ini berarti bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan tingkat dharuriyyat ini akan berakibat mengancam eksistensi kehidupan manusia. • Faktor dharuriyyat dalam maqoshid syariah adalah menjaga agama, menjaga jiwa raga, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta. • Dalam perusahaan, jika suatu perusahaan memasukan dalam Anggaran Dasarnya sebagai perusahaan islami, maka perusahaan tersebut akan menjalankan perusahaan sesuai kepada kepatuhan syariah. Perusahaan seperti ini jelas perusahaan islami.
  • 31. ANALOGI DHARURIYYAT Dharuriyyat Menjalankan perusahaan sesuai kepada kepatuhan syariah (Agama) Penjualan (Nafs) Sistem organisasi perusahaan (Aql) Keuntungan dan Keberkahan (Keturunan) Modal dan Manajemen Keuangan Perusahaan (Maal)
  • 32. HAJIYYATDALAMPERUSAHAAN • Maslahah hajiyyat adalah sesuatu yang sebaiknya ada agar dalam melaksanakannya leluasa dan terhindar dari kesulitan. Kalau sesuatu ini tidak ada, maka ia tidak akan menimbulkan kerusakan atau kematian hanya saja akan mengakibatkan kesempitan. • Faktor hajiyyat apa saja dalam perusahaan yang sebaiknya ada, agar perusahaan leluasa bergerak serta tidak mengalami kesulitan dalam membangun hubungan muamalah dengan pelanggannya.
  • 33. TAHSINIYYATDALAM PERUSAHAAN • Maslahah tahsiniyyat adalah sesuatu yang sebaiknya ada demi keselarasan dengan keharusan akhlak yang baik atau dengan adat. • Kalau sesuatu ini tidak ada, maka tidak akan menimbulkan kerusakan atau hilangnya sesuatu juga tidak akan menimbulkan keburukan dalam melaksanakannya, hanya saja dinilai tidak pantas dan tidak layak menurut ukuran tatakrama dan kesopanan. • Tahsiniyyat dalam perusahaan pada umumnya menjadi perhatian penting bagi perusahaan besar. Sebab pada tahap tahsiniyyat inilah terdapat nilai lebih (competitive advantage) dari perusahaan besar, khususnya perusahaan jasa seperti bank syariah.
  • 34. PERINGKATDANCONTOHLIMAJENIS POKOK MASHLAHAH PADAPERUSAHAAN Peringkat/Jenis Primer (Dharuriyyah) Sekunder (Hajjiyyah) Tersier (Tahsiniyyah) Agama (ad-Din) dalam perspektif perusahaan Memelihara dan melaksanakan kewajiban keagamaan yang masuk dalam peringkat primer seperti tidak melanggar syariah Melaksanakan ketentuan agama, dengan maksud menghindari kesulitan, seperti memenuhi kriteria perusahaan Islami Mengikuti petunjuk agama guna menjunjung tinggi martabat perusahaan, sekaligus melengkapi pelaksanaan kewajiban kepada Allah. Misalnya Berlabel syariah Jiwa (al-Nafs) dalam perspektif perusahaan Memenuhi kebutuhan inti berupa penjualan untuk mempertahankan perusahaan Menjelaskan spesifikasi produk/jasa untuk jaminan halal dan thoyib bagi konsumen Mempercantik kemasan produk/jasa sehingga menarik untuk dibeli Akal (al-’Aql) dalam perspektif perusahaan Wajib adanya pemimpin dan organisasi. Jika ketentuan ini tidak diindahkan, maka akan berakibat terancamnya eksistensi perusahaan Dianjurkannya menuntut ilmu profesi untuk seluruh pimpinan dan staf. Sekiranya hal itu tidak dilakukan, tidak akan merusak organisasi, akan tetapi mempersulit pengembang Mengikuti asosiasi perusahaan agar tidak tertinggal dalam perkembangan informasi industri terkait.
  • 35. Keturunan (alNasl) dalam perspektif perusahaan Mendapatkan keuntungan dengan keberkahan. Jika diabaikan, maka eksistensi perusahaan sebagai perusahaan islami akan terancam Ditetapkannya target keuntungan perusahaan dan SOP keberkahan pada saat terjadi akad penjualan dan diberikan hak garansi pada pembeli. Mem-promosikan dengan jelas & baik, produk serta jasa yang di tawarkan. Memperhatikan etika tentang penjualan, misal jangan menjual barang yang telah di pesan konsumen Harta (al-Mal) dalam perspektif perusahaan Syari’at tentang tata cara permodalan dan penggunaan harta Syari’at tentang ketentuan bagi hasil dan fee Ketentuan tentang menghindarkan diri dari penipuan dan suap