Akad musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Akad ini memenuhi prinsip syariah dengan membagi keuntungan secara adil dan menanggung kerugian secara proporsional."
teori dan aplikasi akuntansinya. kami menyadur aplikasi akuntansinya dari buku pak Rizal. musyarakah belum diminati masyarakat. oleh karenanya, jumlah transaksi musyarakah di perbankan syariah masih nol.
semoga bermanfaat :)
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, rukun, dan macam-macam syirkah. Syirkah didefinisikan sebagai kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam berusaha yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama. Terdapat empat macam syirkah yaitu syirkah 'inan (modal dan tenaga), syirkah 'abdan (tenaga saja), syirkah wujuh (tenaga dan modal dari pihak ketiga), dan syirkah mufaw
teori dan aplikasi akuntansinya. kami menyadur aplikasi akuntansinya dari buku pak Rizal. musyarakah belum diminati masyarakat. oleh karenanya, jumlah transaksi musyarakah di perbankan syariah masih nol.
semoga bermanfaat :)
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, rukun, dan macam-macam syirkah. Syirkah didefinisikan sebagai kerja sama antara dua pihak atau lebih dalam berusaha yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama. Terdapat empat macam syirkah yaitu syirkah 'inan (modal dan tenaga), syirkah 'abdan (tenaga saja), syirkah wujuh (tenaga dan modal dari pihak ketiga), dan syirkah mufaw
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis akad syariah yang digunakan dalam asuransi syariah seperti tabarru', mudharabah, wakalah, dan musyarakah serta skema hubungan antara peserta, perusahaan asuransi syariah dan perusahaan reasuransi syariah dalam penerapan prinsip-prinsip syariah. Dokumen tersebut juga menjelaskan komposisi premi
pen. islam tingkatan 4,Gadaian dan syarikatAzrie Aj
Gadaian adalah barang bernilai yang dijadikan jaminan untuk pinjaman, yang hukumnya harus. Syarikat adalah perkongsian antara dua pihak atau lebih untuk usaha bersama, yang juga hukumnya harus. Kedua-duanya memerlukan ijab qabul, barang atau modal, serta orang dewasa waras untuk sah.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip dasar transaksi perbankan syariah seperti titipan (al-wadi'ah), bagi hasil (al-musyarakah dan al-mudharabah), jual beli (bai' al-murobahah, bai' as-salam, dan bai' al-istishna'), dan sewa (ijarah). Dokumen ini juga menjelaskan penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam produk dan layanan perbankan syariah."
Dokumen tersebut membahas produk-produk pembiayaan dan mekanisme yang digunakan dalam perbankan syariah seperti prinsip simpanan, bagi hasil, pengembalian keuntungan, sewa, pengambilan fee, dan biaya administrasi beserta contoh produk dan akad yang relevan dengan masing-masing prinsip. Terdapat juga penjelasan mengenai aktivitas operasional bank syariah dalam mengelola dana nasabah dan melakukan pembiayaan."
1. Lembaga Keuangan Syariah didefinisikan oleh Dewan Syariah Nasional sebagai lembaga yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan memiliki izin operasi sebagai lembaga keuangan syariah.
2. Empat prinsip hukum Muamalat adalah prinsip mubah, sukarela, manfaat dan menghindari mudarat, serta keadilan.
3. Tiga contoh transaksi yang haram zatnya adalah yang mengandung barang atau
Ringkasan dari presentasi tentang produk-produk perbankan syariah adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan peran bank konvensional dan syariah serta hubungan dengan nasabah masing-masing.
2. Menguraikan prinsip-prinsip akad yang digunakan dalam perbankan syariah seperti akad jual beli, sewa, bagi hasil, dan lainnya.
3. Menjelaskan produk pembiayaan syariah seperti mudharabah, m
Macam macam akad syari’ah dan simulasinyasulaiman musa
Dokumen tersebut membahas perbedaan akad syariah dan konvensional serta contoh simulasi beberapa akad syariah seperti murabahah, mudharabah, kafalah, rahn, imbt dan qordhul hasan pada koperasi. Beberapa poin kunci meliputi perbedaan hukum dan orientasi, jenis akad syariah dan contoh negosiasi parameter akad seperti harga, modal, nisbah bagi hasil dan jangka waktu.
Fatwa ini menetapkan bahwa pembiayaan musyarakah, yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha dengan berbagi keuntungan dan resiko sesuai kesepakatan, diijinkan oleh syariat Islam dan dapat dilakukan lembaga keuangan syariah sebagai pedoman, sejalan dengan prinsip keadilan dan kebersamaan dalam Islam.
Bab I menjelaskan ketentuan umum tentang akad, termasuk definisi akad dan jenis-jenis akad yang umum digunakan. Bab II menjelaskan asas-asas yang melandasi akad. Bab III membahas rukun dan syarat akad, kategori hukum akad, dan hal-hal yang dapat merusak keabsahan akad seperti paksaan dan tipuan.
Dokumen tersebut membahas produk-produk perbankan syariah. Ringkasannya adalah:
1. Dibahas prinsip-prinsip akad yang mendasari produk perbankan syariah seperti akad tabarru', akad tijarah, dan teori pertukaran.
2. Jelaskan produk-produk pembiayaan seperti pembiayaan ekuitas dan utang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
3. Dijelaskan produk-produk khusus seperti
Dokumen tersebut membahas tentang kemitraan bisnis dalam Islam, termasuk definisi kemitraan, prinsip-prinsipnya, dan bentuk-bentuk kemitraan bisnis yang diijinkan dalam Islam seperti musyarakah, mudharabah, muzara'ah, dan mukhabarah."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis akad syariah yang digunakan dalam asuransi syariah seperti tabarru', mudharabah, wakalah, dan musyarakah serta skema hubungan antara peserta, perusahaan asuransi syariah dan perusahaan reasuransi syariah dalam penerapan prinsip-prinsip syariah. Dokumen tersebut juga menjelaskan komposisi premi
pen. islam tingkatan 4,Gadaian dan syarikatAzrie Aj
Gadaian adalah barang bernilai yang dijadikan jaminan untuk pinjaman, yang hukumnya harus. Syarikat adalah perkongsian antara dua pihak atau lebih untuk usaha bersama, yang juga hukumnya harus. Kedua-duanya memerlukan ijab qabul, barang atau modal, serta orang dewasa waras untuk sah.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip dasar transaksi perbankan syariah seperti titipan (al-wadi'ah), bagi hasil (al-musyarakah dan al-mudharabah), jual beli (bai' al-murobahah, bai' as-salam, dan bai' al-istishna'), dan sewa (ijarah). Dokumen ini juga menjelaskan penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam produk dan layanan perbankan syariah."
Dokumen tersebut membahas produk-produk pembiayaan dan mekanisme yang digunakan dalam perbankan syariah seperti prinsip simpanan, bagi hasil, pengembalian keuntungan, sewa, pengambilan fee, dan biaya administrasi beserta contoh produk dan akad yang relevan dengan masing-masing prinsip. Terdapat juga penjelasan mengenai aktivitas operasional bank syariah dalam mengelola dana nasabah dan melakukan pembiayaan."
1. Lembaga Keuangan Syariah didefinisikan oleh Dewan Syariah Nasional sebagai lembaga yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan memiliki izin operasi sebagai lembaga keuangan syariah.
2. Empat prinsip hukum Muamalat adalah prinsip mubah, sukarela, manfaat dan menghindari mudarat, serta keadilan.
3. Tiga contoh transaksi yang haram zatnya adalah yang mengandung barang atau
Ringkasan dari presentasi tentang produk-produk perbankan syariah adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan peran bank konvensional dan syariah serta hubungan dengan nasabah masing-masing.
2. Menguraikan prinsip-prinsip akad yang digunakan dalam perbankan syariah seperti akad jual beli, sewa, bagi hasil, dan lainnya.
3. Menjelaskan produk pembiayaan syariah seperti mudharabah, m
Macam macam akad syari’ah dan simulasinyasulaiman musa
Dokumen tersebut membahas perbedaan akad syariah dan konvensional serta contoh simulasi beberapa akad syariah seperti murabahah, mudharabah, kafalah, rahn, imbt dan qordhul hasan pada koperasi. Beberapa poin kunci meliputi perbedaan hukum dan orientasi, jenis akad syariah dan contoh negosiasi parameter akad seperti harga, modal, nisbah bagi hasil dan jangka waktu.
Fatwa ini menetapkan bahwa pembiayaan musyarakah, yaitu kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha dengan berbagi keuntungan dan resiko sesuai kesepakatan, diijinkan oleh syariat Islam dan dapat dilakukan lembaga keuangan syariah sebagai pedoman, sejalan dengan prinsip keadilan dan kebersamaan dalam Islam.
Bab I menjelaskan ketentuan umum tentang akad, termasuk definisi akad dan jenis-jenis akad yang umum digunakan. Bab II menjelaskan asas-asas yang melandasi akad. Bab III membahas rukun dan syarat akad, kategori hukum akad, dan hal-hal yang dapat merusak keabsahan akad seperti paksaan dan tipuan.
Dokumen tersebut membahas produk-produk perbankan syariah. Ringkasannya adalah:
1. Dibahas prinsip-prinsip akad yang mendasari produk perbankan syariah seperti akad tabarru', akad tijarah, dan teori pertukaran.
2. Jelaskan produk-produk pembiayaan seperti pembiayaan ekuitas dan utang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
3. Dijelaskan produk-produk khusus seperti
Dokumen tersebut membahas tentang kemitraan bisnis dalam Islam, termasuk definisi kemitraan, prinsip-prinsipnya, dan bentuk-bentuk kemitraan bisnis yang diijinkan dalam Islam seperti musyarakah, mudharabah, muzara'ah, dan mukhabarah."
Presentasi ini membahas berbagai konsep ekonomi syariah seperti kerjasama ekonomi dalam Islam, musyarakah, mudharabah, asuransi Islam, dan sistem perbankan Islam. Secara ringkas, presentasi ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi syariah dan berbagai bentuk kerjasama ekonomi yang diijinkan oleh agama Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian syirkah secara bahasa dan istilah, serta jenis-jenis syirkah seperti syirkah 'inan, syirkah wujuh, syirkah 'abdan, dan syirkah mudharabah. Syirkah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan pembagian keuntungan dan kerugian. Ada empat jenis syirkah yang dijelaskan berdasarkan kontribusi modal dan tenaga
Asuransi syariah adalah sistem saling tolong menolong antara para peserta melalui pembentukan dana yang dikelola secara syariah untuk menghadapi risiko tertentu. Dana peserta dikelola melalui akad-akad seperti tabarru', wakalah, dan mudharabah. Asuransi syariah memiliki prospek besar di Indonesia karena mayoritas penduduk muslim, tetapi tantangan utamanya adalah pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap asur
Dokumen tersebut membahas tentang syirkah atau serikat, perbankan syariah, asuransi syariah, dan lembaga keuangan non bank seperti koperasi dan BMT. Secara ringkas, syirkah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha dengan membagi keuntungan, perbankan syariah berbeda dengan konvensional karena tidak mengenal bunga, asuransi syariah diijinkan untuk kepentingan sosial, sedangkan koperasi dan
Konsep proteksi syariah Allianz - Allisya Protection Plus. Bersih berkah dan menenangkan. Masa depan yang indah perlu diproteksi dengan strategi yang tepat
Transaksi ekonomi dalam Islam meliputi syirkah, mudharabah, musaqah, muzara'ah, mukhabarah, asuransi, dan al-ijarah. Syirkah adalah kerjasama dalam modal atau kerja, sedangkan mudharabah adalah pemberian modal untuk diperdagangkan dengan pembagian keuntungan. Musaqah adalah kerjasama dalam mengelola kebun, sementara muzara'ah dan mukhabarah dalam bidang pertanian.
Dokumen tersebut membahas konsep profit-lost sharing dan mudharabah dalam perbankan syariah. Profit-lost sharing adalah kesepakatan antara dua pihak untuk berbagi keuntungan dan kerugian dari suatu proyek bisnis. Mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik modal dan pengelola usaha di mana bagi hasil didistribusikan sesuai persentase yang disepakati. Dokumen menjelaskan penerapan skema mudharabah oleh bank syariah
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. PENGERTIAN MUSYARAKAH
•Bahasa : al-syirkah/al-ikhtilath (percampuran)
atau persekutuan dua orang atau lebih,
sehingga antara masing-masing sulit
dibedakan atau tidak dapat dipisahkan.
•Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana
3. Karakteristik Akad Musyarakah
• Modal musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara
kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud
seperti lisensi dan hak paten yang sesuai dengan syariah.
• Setiap mitra harus memberi kontribusi dalam modal dan
pekerjaan
4. Karakteristik Akad Musyarakah
•Keuntungan atau pendapatan musyarakah
dibagi di antara mitra musyarakah berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian musyarakah
dibagi diantara mitra musyarakah secara
proporsional berdasarkan modal yang
disetorkan
•Keuntungan dibagi menggunakan nisbah yang
disepakati dan menggunakan nilai realisasi
keuntungan
5. Karakteristik akad mudharabah
Jaminan modal
• Dalam pembiayaan musyarakah setiap mitra tidak dapat
menjamin modal mitra lainnya, namun setiap mitra dapat
meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas
kelalaian atau kesalahan yang di sengaja.
6. Karakteristik akad mudharabah
Perjanjian
•Untuk menghindari persengketaan di
kemudian hari, sebaiknya akad kerjasama
dibuat secara tertulis dan dihadiri para saksi.
Akad atau perjanjian tersebut harus mencakup
berbagai aspek antara lain terkait dengan
besaran modal dan penggunaannya (tujuan
usaha musyarakah), pembagian kerja diantara
mitra, nisbah yang digunakan sebagai dasar
pembagian laba, periode pembagian laba dan
lain sebagainya.
8. Hikmah akad musyarakah
• dalam musyarakah dapat ditemukan nilai ajaran Islam
tentang ta’awun (gotong royong), ukhuwah
(persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat terasa
ketika penentuan nisbah untuk pembagian keuntungan
yang bisa saja berbeda dari porsi modal karena
disesuaikan oleh faktor lain selain modal misalnya
keahlian, ketersediaan waktu dan sebagainya. Selain
itu keuntungan yang dibagikan kepada pemilik modal
merupakan keuntungan riil, bukan merupakan nilai
nominal yang telah ditetapkan sebelumnya seperti
bunga/riba. Prinsip keadilan juga terasa ketika hanya
orang yang punya modal saja yang dapat
dibebankan/menanggung resiko finansial.
9. Mitra 1Mitra 1 Mitra 2Mitra 2
Proyek
usaha
Proyek
usaha
keuntungankeuntungan
Bagi hasil keuntungan sesuai
porsi kontribusi modal (nisbah)
Bagi hasil keuntungan sesuai
porsi kontribusi modal (nisbah)
musyarakah
Laba Mitra1 Laba mitra2
Skema Musyarakah
10. Sifat Musyarakah
•Musyarakah permanen
Dalam musyarakah permanen bagian modal
setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
•Musyarakah menurun
Dalam musyarakah menurun, bagian modal
salah satu mitra akan dialihkan secara
bertahap kepada mitra lain, sehingga pada
akhir akad mitra yang lain akan memiliki
usaha tersebut secara penuh.
11. Jenis Musyarakah
1. Syirkah Al Milk merupakan kepemilikan bersama
dan keberadaannya muncul apabila dua orang atau
lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint
ownership) atas suatu kekayaan (asset) tanpa telah
membuat perjanjian kemitraan yang resmi.
a. Apabila harta bersama (warisan/hibah/wasiat)
dapat dibagi, namun para mitra memutuskan untuk
tetap memilikinya bersama, maka syirkah Al Milk
tersebut bersifat ikhtiari (sukarela/voluntary).
b. Apabila barang tersebut tidak dapat dibagi-bagi
dan mereka terpaksa harus memilikinya bersama,
maka syirkah Al Milk tersebut bersifat jabari (tidak
sukarela/involuntary atau terpaksa).
12. Jenis Musyarakah
2. Syirkah Al ’uqud (kontrak), yaitu kemitraan yang tercipta dengan
kesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra dapat berkontribusi
dengan modal/modal dan atau kerja, serta berbagi keuntungan
dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap sebagai
kemitraan yang sesungguhnya, karena para pihak yang
bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat
suatu kerjasama investasi dan berbagi untung dan risiko.
Berbeda dengan syirkah al milk, dalam kerjasama jenis ini setiap
mitra dapat bertindak sebagai wakil dari pihak lainnya.
Syirkah Al’uqud dibagi menjadi:
• Syirkah Abdan
• Syirkah Wujuh
• Syirkah ‘Inan
• Syirkah Mufawwadhah
13. Syirkah Al ’uqud (kontrak),
1. Syirkah Abdan
Syirkah abdan (syirkah fisik)/syirkah a’mal (syirkah
kerja)/ syirkah shanaa’i (syirkah para tukang)/
syirkah taqabbul (syirkah penerimaan). Merupakan
bentuk syirkah antara dua pihak atau lebih dari
kalangan pekerja/profesional dimana mereka
sepakat untuk bekerja sama mengerjakan suatu
pekerjaan dan berbagi penghasilan yang diterima.
•Contoh: kerjasama antara para akuntan, dokter, ahli
hukum, tukang jahit, tukang bangunan dan lainnya
14. Syirkah Al ’uqud (kontrak),
2. Syirkah Wujuh
kerjasama antara dua pihak di mana masing-
masing pihak sama sekali tidak menyertakan
modal. Mereka menjalankan usahanya
berdasar kan kepercayaan pihak ketiga.
Setiap mitra menyumbangkan nama baik,
reputasi, creditworthiness, tanpa menyetorkan
modal.
15. Syirkah Al ’uqud (kontrak),
3. Syirkah ’inan
sebuah persekutuan di mana posisi dan komposisi pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik
dalam hal modal maupun pekerjaan.
• setiap mitra bertindak sebagai agen untuk kepentingan
pihak lain (mutual agency), karena tindakan yang
dilakukan atas nama mitra lain harus berdasarkan
pengakuan hukum.
16. Syirkah Al ’uqud (kontrak),
4. Syirkah mufawwadhah
sebuah persekutuan di mana posisi dan komposisi pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya harus sama, baik dalam
hal modal, pekerjaan, agama, keuntungan maupun resiko
kerugian.
Bentuk syirkah ini mirip seperti firma, namun dalam firma
jumlah modal yang disetorkan tidak harus sama
17. Dasar Syariah
• Al Qur’an
Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS.an-Nisa:12)
”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian
yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal
shaleh.” QS.Shad:24
• As Sunnah
Hadits Qudsi dari Abu Hurairah: ”Aku (Allah) adalah pihak ketiga
dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah seorang dari
keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seseorang
berkhianat terhadap lainnya maka Aku keluar dari keduanya.”
(HR.Abu Dawud dan al-Hakim dari Abu Hurairah).
18. Rukun Musyarakah
1. Pelaku (para mitra)
2. Obyek musyarakah
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
4. Nisbah keuntungan
19. Ketentuan Syariah
1. Pelaku
a) Para mitra harus cakap hukum
b) Setiap mitra dianggap sebagai wakil dari mitra lain dan dari usaha
kerjasama
2. Obyek Musyarakah
a) Modal
b) Kerja
20. Ketentuan Syariah
1. Modal
• Modal yang diberikan harus tunai.
• Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas, perak,
atau aset perdagangan
• Jika modal dalam bentuk non kas, maka harus menggunakan
nilai tunainya
• Modal yang diserahkan oleh setiap mitra harus dicampur.
• Dalam kondisi normal, setiap mitra memiliki hak untuk
mengelola aset kemitraan.
• Mitra tidak boleh meminjam uang atas nama usaha
musyarakah, demikian juga meminjamkan uang kepada pihak
ketiga
• Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan modal itu untuk kepentingannya sendiri
• Pada prinsipnya dalam musyarakah tidak boleh ada
penjaminan modal,
• Modal yang ditanamkan tidak boleh digunakan untuk
membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh syariah.
21. Ketentuan Syariah
2. Kerja
• Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah,
• Tidak dibenarkan bila salah seorang di antara mitra
menyatakan tidak ikut serta menangani pekerjaan dalam
kemitraan tersebut.
• porsi kerja antara satu mitra dengan mitra lainnya tidak
harus sama.
• Setiap mitra bekerja atas nama pribadi atau mewakili
mitranya.
• Para mitra harus menjalankan usaha sesuai dengan
syariah.
• Seorang mitra yang melaksanakan pekerjaan di luar
wilayah tugas yang ia sepakati, berhak mempekerjakan
orang lain untuk menangani pekerjaan tersebut.
• Jika seorang mitra mempekerjakan pekerja lain untuk
melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya, biaya yang
timbul harus ditanggungnya sendiri.
22. Ketentuan Syariah
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul) Akad
dapat dilakukan secara lisan atau secara tertulis,
melalui korespondensi atau menggunakan cara cara
komunikasi modern. Namun bentuk perjanjian
musyarakah secara tertulis lebih baik dengan
disaksikan oleh saksi-saksi yang memenuhi syarat
untuk menghindari persengketaan di kemudian hari.
23. Ketentuan Syariah
Nisbah
a. Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan dan harus
disepakati oleh para mitra diawal akad
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak.
c. Keuntungan harus dapat dikuantifikasi dan ditentukan dasar
perhitungan keuntungan
d. Keuntungan yang dibagikan tidak boleh menggunakan nilai
proyeksi akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi
keuntungan,
e. Mitra tidak dapat menentukan bagian keuntungannya sendiri
dengan menyatakan nilai nominal tertentu
f. Pada prinsipnya keuntungan milik para mitra namun
Diperbolehkan mengalokasikan keuntungan untuk pihak ketiga
bila disepakati
• Kerugian
kerugian akan dibagi secara proporsional sesuai dengan porsi
modal dari masing masing mitra.
24. Berakhirnya akad musyarakah
Jika :
• salah seorang mitra menghentikan akad,
• salah seorang mitra meninggal, atau hilang akal. Dalam hal ini mitra
yang meninggal atau hilang akal dapat digantikan oleh salah seorang
ahli warisnya yang cakap hukum (baligh dan berakal sehat) apabila
disetujui oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya..
• modal musyarakah hilang/habis.
25. Penentuan Nisbah
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Menurut pendapat ini, keuntungan harus dibagi di
antara para mitra secara proporsional sesuai modal
yang disetorkan, tanpa memandang apakah jumlah
pekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra sama
ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak
menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut
akan mendapatkan proporsi laba yang lebih besar.
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan
modal
Menurut pendapat ini, dalam penentuan nisbah yang
dipertimbangkan bukan hanya modal yang disetorkan,
tapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi
atau waktu kerja yang lebih panjang.
26. Akuntansi untuk Mitra
Aktif/Pasif• Pengakuan Investasi Musyarakah
Investasi musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau
aset nonkas untuk usaha musyarakah.
Pengukuran investasi musyarakah:
Pencatatan ketika mitra aktif mengeluarkan biaya pra akad:
Dr. Uang muka akad xxx
Cr. Kas xxx
Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Investasi musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Beban Musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
27. Akuntansi untuk Mitra
Aktif/Pasif• apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah
yang diserahkan; dan dicatat:
Dr. Investasi Musyarakah – Kas xxx
Cr. Kas xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas
yang diserahkan lebih besar dari nilai buku, maka selisihnya
akan dicatat dalam akun selisih penilaian asset
musyarakah:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Selisih penilaian aset musyarakah xxx
Cr. Aset non kas xxx
28. Akuntansi untuk Mitra
Aktif/PasifPencatatan amortisasi selisih penilaian asset musyarakah
adalah sebagai berikut:
Dr. Selisih penilaian asset musyarakah xxx
Cr Keuntungan xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas
yang diserahkan lebih kecil dari nilai buku, maka
selisihnya dicatat sebagai kerugian:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
29. Akuntansi untuk Mitra
Aktif/Pasif
• Apabila investasi dalam bentuk aset non-kas dan diakhir akad
akan diterima kembali maka atas aset nonkas musyarakah
disusutkan berdasarkan nilai wajar tersebut.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx
Apabila dari investasi musyarakah diperoleh
keuntungan Jurnal:
Dr. Kas/Piutang xxx
Cr. Pendapatan investasi musyarakah xxx
Apabila dari investasi yang dilakukan rugi, jurnal:
Dr. Kerugian xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
30. Akuntansi untuk Mitra
Aktif/Pasif
• Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset
non-kas, dan diakhir akad dikembalikan dalam bentuk
kas sebesar nilai wajar aset non kas yang disepakati
ketika aset tersebut diserahkan. Ketika akad
musyarakah berakhir, aset nonkas akan
dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan atau
kerugian dari penjualan aktiva ini (selisih antara nilai
buku dengan nilai jual) didistribusikan pada setiap
mitra sesuai kesepakatan.
• Jika untung maka akan dicatat:
Dr. Piutang xxx
Cr. Pendapatan xxx
• Jika rugi, akan dicatat:
Dr. Kerugian xxx
Cr Penyisihan Kerugian xxx
31. Akuntansi untuk Mitra Aktif/Pasif
• Pencatatan di akhir akad:
1. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa kas:
- Jika tidak ada kerugian, Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
- Jika ada kerugian, jurnal:
Dr. Kas xxx
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
2. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan
dalam bentuk aset non kas yang sama pada akhir akad:
- Jika tidak ada kerugian, jurnal:
Dr. Aset non-kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
- Jika ada kerugian, maka perusahaan harus menyetorkan uang
sebesar nilai kerugian, jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr. Kas xxx
Dr. Aset non kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
32. Akuntansi untuk Mitra
Aktif/Pasif
3. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan
dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar
ketika aset non kas diserahkan,
- Jika tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan
aset nonkas menghasilkan keuntungan;
Dr. Kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr.Piutang xxx
- Jika ada penyisihan kerugian dan penjualan aset
nonkas menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr. Piutang xxx
33. Akuntansi untuk Mitra
Aktif/Pasif
•Penyajian
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut
yang terkait dengan usaha musyarakah dalam
laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh
mitra aktif disajikan sebagai investasi
musyarakah
(b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian
aset nonkas yang diserahkan pada nilai wajar
disajikan sebagai pos lawan (contra account)
dari investasi musyarakah.
34. Akuntansi untuk Pengelola Dana
1. Pengukuran investasi musyarakah:
Dr. Uang muka akad xxx
Cr. Kas xxx
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya
studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian investasi
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra.
• Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Investasi musyarakah xxx
Cr. Uang muka akad xxx
• Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sebagai bagian
investasi musyarakah
Dr. Beban xxx
Cr. Uang muka akad xxx
35. Akuntansi untuk Pengelola Dana
• Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif atau mitra aktif
diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar:
(a) jumlah yang diterima untuk penerimaan dalam bentuk kas,
Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Dana syirkah Temporer xxx
• dana syirkah temporer harus dipisahkan (dalam bentuk sub
ledger) antara dana yang berasal dari mitra aktif atau mitra pasif.
(b) nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas,
Jurnal:
Dr. Aset non-kas xxx
Cr. Dana Syirkah Temporer xxx
36. Akuntansi untuk Pengelola Dana
• Apabila diakhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang
mencatat beban depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar
nilai wajar dan disusutkan selama masa akad atau selama umur
ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang mencatat beban
depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai
modal investasinya.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx
Sebelum pembagian laba, pengelola akan mengakui
pendapatan dan beban dimana dicatat dengan cara yang tidak
berbeda dengan akuntansi konvensional. Jurnal penutup:
Dr. Pendapatan xxx
Cr. Beban xxx
Cr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
37. Akuntansi untuk Pengelola Dana
Pencatatan untuk pembagian laba untuk mitra
aktif/pasif :
Dr. Beban bagi hasil xxx
Cr. Utang xxx
Pada saat pembagian laba tersebut dibagikan
Dr. Utang xxx
Cr. Kas xxx
Pada akhir periode, akun pendapatan yang belum
dibagikan dan beban bagi hasil ditutup. Jurnal:
Dr. Pendapatan belum dibagihasilkan xxx
Cr. Beban bagi hasil xxx
38. Akuntansi untuk Pengelola Dana
•Jika pengelola mengakui adanya kerugian, jurnal
penutup:
Dr. Pendapatan xxx
Dr. Kerugian yang belum dialokasikan xxx
Cr. Beban xxx
•Untuk pengakuan pendisitribusian kerugian,Jurnal:
Dr. Penyisihan kerugian xxx
Cr Kerugian yang belum dialokasikan xxx
39. Akuntansi untuk Pengelola Dana
• Pencatatan yang dilakukan pada akhir akad:
1. Apabila dana investasi yang diserahkan kas, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
2. Apabila dana investasi yang diserahkan berupa aset non-kas,
dan diakhir akad dikembalikan, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Aset nonkas xxx
Jika aset harus dikembalikan, dan terjadi kerugian maka harus
menyerahkan kas untuk menutup kerugian. Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
40. Akuntansi untuk Pengelola Dana
3. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset non-kas, dan
diakhir akad dikembalikan dalam bentuk kas, maka aset nonkas
harus dilikuidasi/dijual terlebih dahulu dan keuntungan atau kerugian
dari penjualan aktiva didistribusikan pada setiap mitra sesuai
kesepakatan. Jika penjualan menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Cr. Aset non kas xxx
Cr. Keuntungan xxx
Dr. Keuntungan xxx
Cr. Utang xxx
Jika penjualan tersebut menghasilkan kerugian, :
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
Dr. Piutang xxx
Cr. Kerugian xxx
41. Akuntansi untuk Pengelola Dana
4. Ketika Pelunasan, asumsi tidak ada penyisihan
kerugian dan dari penjualan aset non-kas mengalami
kerugian:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas xxx
Cr. Piutang xxx
• Ketika Pelunasan, asumsi ada penyisihan kerugian
dan dari penjualan aset non-kas mengalami kerugian:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Kas/Kewajiban xxx
Cr. Piutang xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
42. Akuntansi untuk Pengelola Dana
• Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah menurun
(dengan pengembalian modal mitra secara bertahap)
dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas
yang diserahkan untuk usaha musyarakah pada awal
akad ditambah dengan jumlah modal syirkah temporer
yang telah dikembalikan kepada mitra pasif, dan
dikurangi kerugian (jika ada).
43. Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penyajian
Pengelola menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait
dengan usaha musyarakah dalam laporan keuangan:
(a) Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang
diterima dari mitra pasif disajikan sebagai investasi musyarakah;
(b) Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan
sebagai unsur dana syirkah temporer;
(c) Selisih penilaian aset musyarakah, disajikan sebagai unsur
ekuitas.
Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi
musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada:
(a) isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana,
pembagian hasil usaha,aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain;
(b) pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.