TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELUARGA & MASYARAKAT"
Dokumen ini membahas tentang tanggung jawab individu terhadap keluarga dan masyarakat menurut ajaran Islam berdasarkan beberapa ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi. Ayat-ayat Al-Qur'an yang dibahas antara lain QS At-Tahrim 6, QS Taha 132, dan QS An-Nisa 36 yang menegaskan tanggung jawab untuk menjaga keluarga dari api neraka
1. “ TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELUARGA
& MASYARAKAT “
Dosen Pengampu: Shobah Shofariyani Iryanti, M.Pd
Mata Kuliah
Materi Al-Qur’an Hadist di Madrasah
Aliyah
2. KELOMPOK 6
1
VINA AYU LESTARI
NIM : 2007015007
2
ISNI DAIMATUL MAGFIROH
3
MAULIDIA PUTRI
APRILLIA
NIM : 2007015134 NIM: 2007015020
4. Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) merupakan keadaan untuk wajib
menanggung segala sesuatunya. Dalam hal ini, jika
dijabarkan tanggung jawab adalah kesadaran
seseorang akan kewajiban untuk menanggung
segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya.
Sikap tanggung jawab akan terbentuk, seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
berasal dari dalam hati dan kemauan sendiri untuk
melakukan suatu kewajiban.
PENGERTIAN TANGGUNG
JAWAB
5. Tanggung Jawab Kepada
Keluarga & Masyarakat
Tanggung Jawab kepada Keluarga
Contoh bertanggung jawab dalam keluarga adalah dengan selalu menjaga nama baik
keluarga, dengan cara: (1) memelihara kebersihan, kenyamanan, keamanan dalam
keluarga. (2) mematuhi aturan yang telah ditetapkan bersama-sama. (3) bertingkah laku
sesuai norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga. (4) Menjaga keharmonisan
keluarga dengan saling menyayangi, menghormati, dan menghargai.
Tanggung Jawab kepada Lingkungan dan Masyarakat
Contohnya: (1) Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat,
misalnya menjaga kebersihkan lingkungan, menjaga keamanan, dan ketertiban dalam
masyarakat. (2) Tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan/norma
yang berlaku. (3) Berani melaporkan kejadian yang merugikan masyarakat kepada yang
berwenang. (4) Menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya.
6. QS. At-Tahrim : 6
01
Terjemahan Ayat: “Wahai orang-orang yang
beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia
perintahkankepada mereka dan selalu
ْمُكَسُفْنَا ا ْٰۤوُق ا ْوُنَمٰا َْنيِذَّال اَهُّي َاٰٰۤي
َّنال اَهُد ْوُق َّو اًر َان ْمُكْيِلْه َا َو
ا َو ُس ا
َّ
ّل ٌد اَدِش ٌظ َ
َلِغ ٌةَكِئٰٰٓلَم اَهْيَلَع ُةَر اَج ِحْل
ُهَرَمَا ٰۤاَم َ ه
ّٰللا َن ْوُصْعَي
ْم
َن ْوُرَمْؤُي اَم َن ْوُلَعْفَي َو
7. Penjelasan Ayat:
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada umat
manusia yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya agar
mereka menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka
yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu,
yaitu dengan taat dan patuh melaksanakan perintah dan
meninggalkan larangan-Nya dan mengajarkan kepada
keluarganya supaya mereka melaksanakan perintah
agama dan meninggalkan apa yang dilarangannya,
sehingga mereka selamat dari kobaran api neraka
8. Tafsir Al-Jalalain
QS. At-Tahrim : 6
(Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri kalian dan keluarga
kalian) dengan mengarahkan mereka kepada jalan ketaatan kepada
Allah (dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia) orang-
orang kafir (dan batu) seperti berhala-berhala yang mereka sembah
adalah sebagian dari bahan bakar neraka itu. Atau dengan kata lain
api neraka itu sangat panas, sehingga hal-hal tersebut dapat terbakar.
BerbedaDalam ayat ini terkandung ancaman bagi orang-orang
mukmin supaya jangan murtad; dan juga ayat ini merupakan
ancaman pula bagi orang-orang munafik yaitu, mereka yang mengaku
beriman dengan lisannya tetapi hati mereka masih tetap kafir.
9. QS. At-Taha : 132
02
Terjemahan Ayat: “Dan perintahkanlah keluargamu
melaksanakan shalat dan sabar dalam
mengerjakan- nya. Kami tidak meminta rezeki
kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah
bagi orang yang bertakwa (QS. Ṭaha 132).
10. Penjelasan Ayat:
Pada ayat ini Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan umatnya agar menyeru kepada
keluarganya untuk melaksanakan salat dan bersabar.
Maksudnya menyelamatkan keluarganya dari siksa api neraka
dengan melaksanakan salat diikuti dengan kesabaran dalam
melaksanakannya
Tafsir Ibnu Jalalain QS. Thaha :132
(Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan
bersabarlah kamu) teguh dan sabarlah kamu (dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta kepadamu) tidak
membebankan kepadamu (rezeki) untuk dirimu dan tidak pula
untuk orang lain (Kamilah yang memberi rezeki kepadamu.
Dan akibat yang baik itu) yakni pahala surga (hanyalah bagi
ketakwaan) bagi orang yang bertakwa.
11. QS. Nisa : 36
03
Terjemahan Ayat: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan
berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong
dan membanggakan diri”.
12. Penjelasan Ayat:
Secara umum ayat ini menjelaskan tentang kewajiban
manusia kepada Allah Ta’ala dan kepada sesamanya.
Perintah ibadah ini bukan hanya ibadah ritual (maḥḍah)
yaitu ibadah yang cara, kadar dan waktunya telah
ditentukan Allah dan Rasul-Nya, seperti salat, zakat, puasa,
dan haji. Namun disamping itu juga ibadah mencakup
ibadah gairu mahdah.
Dalam ayat ini Allah mengatur kewajiban manusia untuk
berbuat baik kepada kedua orang tua dan kerabat
dekat,jauh, maupun tetangga sekitar.
Selain itu Allah juga menyeru untuk berbuat baik kepada
anak yatim dan orang-orang miskin.
13. Penjelasan Ayat:
Tafsir QS. An-Nisa : 36
(Sembahlah olehmu Allah) dengan mengesakan-Nya (dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan suatu pun juga.) (Dan berbuat baiklah kepada
kedua ibu bapak) dengan berbakti dan bersikap lemah lembut (kepada karib
kerabat) atau kaum keluarga (anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang karib) artinya yang dekat kepadamu dalam bertetangga atau dalam
pertalian darah (dan kepada tetangga yang jauh) artinya yang jauh daripadamu
dalam kehidupan bertetangga atau dalam pertalian darah (dan teman sejawat)
teman seperjalanan atau satu profesi bahkan ada pula yang mengatakan istri
(ibnu sabil) yaitu yang kehabisan biaya dalam perjalanannya (dan apa-apa yang
kamu miliki) di antara hamba sahaya. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong) atau takabur (membanggakan diri) terhadap
manusia dengan kekayaannya.
15. TERJEMAHAN
HADIST
“Dari ‘Abdullāh bin ‘Umar bahwa dia mendengar
Rasūlullāh telah bersabda: “Setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta
pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.
Imām (kepala Negara) adalah pemimpin yang
akan dim- inta pertanggung jawaban atas
rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya
adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah
pemimpin di dalam urusan rumah tangga
suaminya dan akan diminta per- tanggung
jawaban atas urusan rumah tangga tersebut.
Seorang pembantu adalah pemimpin dalam
urusan harta tuannya dan akan diminta
— HR. AL-BÜKHARI
16. KESIMPULAN
Sikap dan perilaku yang dapat
dilakukan sebagai penghayatan dan
pengamalan QS. At-Taḥrim ayat 6
sebagai berikut:
a) Selalu taat dan patuh
melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya.
b) Berperilaku taat dan patuh kepada
perintah Allah dengan dimulai dari
diri sendiri kemudian orang lain.
Sikap dan perilaku penghayatan
dalam QS. Taha ayat 132:
a) Selalu mendidik keluarga untuk
melaksanakan salat dan bersabar
dalam pelaksanaannya.
b) Sebelum mendidik, menyuruh
keluarga untuk melaksanakan salat,
terlebih dahulu seseorang
melaksanakannya.
QS. An-Nisa ayat 36 sebagai berikut:
a) Selalu beribadah baik dalam artian sempit
(maḥḍah) dan luas (gairu maḥḍah).
b) Selalu berbakti kepada kedua orang tua.
c) Selalu berbuat baik kepada kerabat deket,
kepada anak yatim, orang-orang miskin,
dan tetangga dekat/jauh.
d) Setiap dari manusia memiliki tanggung
jawabnya masing-masing,
17. REFERENSI
Dalia, U. W. (2020). Analisis hukum Islam terhadap tanggung jawab bimbingan agama keluarga dalam kepemimpinan suami
muallaf: studi kasus di desa Kendung kecamatan SKRIPSI : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/42209
Fadlilah, D. (2019). PROSES PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS BERBASIS MASALAH SOSIAL DI KELAS XI
MAN 2 TASIKMALAYA. Tesis :Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Izzati, D. N. (2019). Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim (66) ayat 6. SKRIPSI : UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM, 1–139.
Labaso, S. I. (2018). Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-Quran Dan Hadis. Jurnal Pendidikan Agama Islam,
15(1), 52–69. https://doi.org/10.14421/jpai.2018.151-04
Melia, A. (2017). Nilai – Nilai Pendidikan Dalam Keluarga Muslim Menurut Al-Qur’an Suratat-Tahrim Ayat 6 dan Asy-
Syu’ara Ayat 214. Skripsi : UIN Raden Intan Lampung
RG, S., & Mahmud, H. (2017). Membentuk Karakter Generasi Muda Melalui Institusi Keluarga Di Era Digital. Kelola:
Journal of Islamic Education Management, 2(2), 127–142. https://doi.org/10.24256/kelola.v2i2.435