KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
• 1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
• 3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
• 1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
• 3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Pada Trimester I, II, III meliputi kebutuhan
traveling, persiapan laktasi, persiapan persalinan, persiapan kelahiran, dan
memantau kesejahteraan janin
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan
adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan
fisik, mental dan sosial. Selain kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan
agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang
diperlukan ibu selama hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian, eliminasi,
seksual, mobilisasi & body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi,
traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan bayi,
ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, tanda bahaya dalam
kehamilan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dibahas satu persatu dalam makalh ini.
kebutuhan Traveling
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan
melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan
sirkulasi serta edema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk
pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika
mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak
mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan
yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan
dokter yang menyatakan cukup sehat untuk berpergian. Berpergian dapat menimbulkan
masalah lain, seperti konstipasi/diare karena asupan makanan dan minuman cenderung
berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan.
Kebutuhan Traveling Pada Ibu Hamil Trimester I, II, III
1. Boleh asal konsultasi lebih dahulu
2. waktu terbaik adalah pada usia kehamilan trimester II (minggu ke 13 sampai ke 28)
3. Trimester I akan menganggu karena mual, kelelahan, resiko abortus
4. Trimester III akan menganggu karena beban perut makin besar, kelelahan, resiko prematur.
2. 2.Persiapan Laktasi
Persiapan menyusui pada masa kehamilan meripakan hal yang penting karena
dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dam siap untuk menyusui bayinya. Untuk ibu hamil
sebaiknya masuk dalam kelas bimbingan persiapan menyusui (BPM)
Suatupusat pelayanan kesehatan seperti RS, RB dan puskesmas harus mempunyai kebijakan
yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui.
Pelayanan pada BPM terdiri atas :
~ Penyuluhan
Keunggulan ASI
Manfaat rawat gabung
Perawatan puting susu
Perawatan bayi
Gizi ibu hamil dan menyusui
Keluarga berencana
Persiapan psikologisibu untukmenuyusui padasaat kehamilan sangat berarti, karena
keputusan atau sikap yang positif harus sudah terjadi saat kehamilan atau bahkan jauh
sebelumnya. Banyak ibu yang memiliki masalah.Oleh karenanya bidan harusdapatmembuat
ibu tertarik dan simpati.
Langkah – langkah yang harus di ambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan
untuk menyusui adalah :
1. Setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu akan sikses dalam menyusui bayinya
2. Meyakinkan ibu akan keuntungan asi dan kerugian susu buatan/formila
3. Memecahkan masalah yang timbul dalam menyusui
4. Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan.
5. Memberikan kesempatan ibu untuk bertanya.
Pelayanan pemeriksaan payudara, perawatan putting susu dan senam hamil :
Tujuan pemeriksaan payudara adalah untuk mengetahui lebih dini adanya kelainan,
sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan. Pemeriksaan payudara
dilaksanakan pada kunjungan pertama ibu, dimulai dari inspeksi, dan palpasi.
Untuk menunjang keberhasilan menyusui maka pada saat kehamilan putting susu ibu perlu
diperiksa kelenturannya dengan cara :
1. Sebelum dipegang periksa dulu bentuk puting susu
2. Cubit areola di sisi puting susu dengan ibu jari dan telunjuk
3. 3. Dengan perlahan putting susu dan areola ditarik, untuk membentuk dot, bila putting susu
mudah dirtarik, berarti lentur, Tertarik sedikit berarti kurang lentur, masuk ke dalam berarti
berarti putting susu terbenam.
Putiing susu dapat dikoreksi dengan :
1. Gerakan hofman (sekarang tidak dianjurkan lagi)
2. Penggunaan pompa putting
Bila pompa putting tidak tersedia dapat dibuat dari modifikasi jarum suntik 10 cc, bagian
ujung jarum dipotong dan kemudian pendorong dimasukkan dari arah potongan tersebut.
Kemudian tarik putting perlahan sehingga ada tahanan dan dipertahankan selama 30 detik
sampai 1 menit. Lakukan beberapa kali dalam sehari.
Langkah – langkah menyusui yang benar :
1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting susu.
2. Bayi diletakkan menghadap payudara.
a. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah dan punggung ibu bersandar pada kursi
b. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkungsiku ( kepala tidak boleh menengadah, dan bokong menengadah, dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan )
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu didepan
d. Perut bayi menempel badan ibu, badan dan kepala bayi sedikit melengkung sehingga dapat
melingkari perut ibu, tidak hanya membelokkan kepala bayi
e. Kuping dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3. Payudara di pegang dengan ibu jari di atas putting dan jari yang lain menopang di bawahnya,
jangan menekan putting susu atau areolanya saja seperti memegang rokok.
4. Bayi diberi rangsanganuntukmembukamulutdengancara menyentuh pipi atausudut mulut
bayi dengan putting.
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat payudara dimasukkan ke mulut bayi.
a. Usahakan seluruh areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di
bwah langit-langit dan lidah bayi akan menekan.
b. Setelah bayi mulai menghisap payudara dengan irama perlahan namun kuat, maka payudara
tak perlu dipegang atau disangga lagi.
6. Melepas isapan
Bila satu payudara telah terasa kosong, jangan biarkan bayi terus menghisa sebab udara
akan masuk. Lepaskan isapan dan ganti dengan payudara yang lain.
Cara melepaskan isapan bayi :
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,
b. Dagu bayi ditekan ke bawah
7. Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian di oleskan pada putting susu.
4. 3. Persiapan Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester I, II, III
a. Membuat rencana persalinan
1) Tempat persalinan
2) Memilih tenaga kesehatan terlatih
3) Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
4) Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
5) Siapa yang akan menemani saat persalinan
6) Berapa banyak biaya yang dibutuhkandan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut
7) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada
b. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat
pengambilan keputusan tidak ada
c. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
d. Membuat rencana/pola menabung
e. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
4. Persiapan kelahiran bayi
Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan
Langkah I : Membuat rencana persalinan
Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana
persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat rencana
persalinan tersebut :
Tempat persalinan
Memilih tenaga kesehatan terlatih
Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
mengumpulkan biaya tersebut
Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada
Langkah II : Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan
pada saat pengambil keputusan tidak ada.
Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan :
Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga ?
Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama
tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan ?
Langkah III : Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
Setiap keluargaseharusnyamempunyai rencana transportasiuntuk ibu, jika ia mengalami
komplikasi dan perlu segera di rujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu
dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di bawah ini :
Dimana ibu akan bersalin (Desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit).
5. Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan
Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial
Langkah IV : Membuat rencana/pola menabung
Keluargaseharusnyadianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan
tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali
kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak
mempunyai dana yang diperlukan.
Langkah V : Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan
keluarganyadapatmengumpulkanbarang-barangsepertipembalut wanita atau kain, sabun,
seprai dan menyimpannya untuk persiapan persalinan.
5. MEMANTAU KESEJAHTERAAN JANIN
Biasanya pada ibu hamil trimester pertama belum terlalu memperhatikan tentang
perkembangan janin mereka. Namun baru pada trimester dua ibu hamil lebih
memperhatikan janin mereka dengan memantau perkembangannya. Contohnya seperti
pemeriksaan USG. Ibu itu dapat melihat gerakan janin yang ada di perut mereka baik dengan
3 dimensi maupun 4 dimensi. Jika terjadi ketidak normalan pada janin merekapun dapat
terlihat sehingga dapat untuk mengetahui sejak awal.
Selain itu ibu hamil juga bisa memantaunya dengan cara memeriksa pada bidan, di
situ akan diperiksa leopold dan akan didengar DJJ oleh bidan. Selain itu ibu hamil dapat
berkonsultasi baik keluhan maupun saran kepada ibu bidan.
Ibu hamilpun dapat memantau tumbuh kembang janinnya sendiri dengan cara lebih
memperhatikan makanannya apakah sudah cukup gizi atau belum. Pola istirahat pun dapat
lebih dijaga karena sebaiknya ibu hamil tidak boleh terlalu lelah, faktor lingkungan yang
bersih dan nyaman pun sangat diperluka bagi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sumber :
1. Varney, Helen. 1997.Varney Midwifery.
2. Hamilton, Persis Mary. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta.EGC.
3. Mochtar,Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC Maternitas.Jakarta.EGC.
4. Bobak. 2005. Keperawatan Maternitas.Jakarta.EGC.
5. Depkes RI. 2001. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan Persalinan
Dan Nifas. Jakarta.
6. 6. Maternal Dan Neonatal. Jakarta. YBP-SP.
7. Cunningham et al. 1995. Obstetri William. Jakarta. EGC.