Kebijakan dan Strategi Penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) dalam upaya Mendukung Ketahanan Ekonomi dan Daya Saing Bangsa ini disajikan oleh unsur Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa ketika membahas rancangan indikator kinerja Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengawasan kolaboratifnya pada 21 Juni 2023
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
Materi disusun oleh Dr. FAHRURRAZI, M.Si.
untuk Diskusi Santai Seputar Perpres & PerLKPP No. 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Chanel Youtube : https://youtu.be/ejUpQgITVPU
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
Materi disusun oleh Dr. FAHRURRAZI, M.Si.
untuk Diskusi Santai Seputar Perpres & PerLKPP No. 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Chanel Youtube : https://youtu.be/ejUpQgITVPU
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Nurul Angreliany
Soal tryout sesuai Perpres Nomor 16 Tahun 2018 dan Perpres 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Soal ini dibuat versi 4 (bulan Agustus 2021)
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Nurul Angreliany
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta diklat pengadaan barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola, mulai dari pengertian, latar belakang, tujuan, kriteria, tipologi, sampai proses pelaksanaannya.
Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengdaaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Tatang Rustandar Wiraatmadja, Widyaiswara Ahli Utama di Pusdiklat PBJ LKPP.
Budget reform in Indonesia since 2003 has fundamentally changed the government's budget structure. From line items to performance-based budgets. The presentation also changed from T-account to I-account.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar.
Acuan yang dapat digunakan para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Persiapan Pengadaan dalam modul ini dengan mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Ir. Hardi Afriansyah, M.Si dan Tri Susanto, S.Hut, M.E.
Soal try out Sertifikasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah tingkat Dasar v4Nurul Angreliany
Soal tryout sesuai Perpres Nomor 16 Tahun 2018 dan Perpres 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Soal ini dibuat versi 4 (bulan Agustus 2021)
Materi 7 pelaksanaan pbj melalui swakelola versi 4Nurul Angreliany
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta diklat pengadaan barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola, mulai dari pengertian, latar belakang, tujuan, kriteria, tipologi, sampai proses pelaksanaannya.
Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengdaaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Tatang Rustandar Wiraatmadja, Widyaiswara Ahli Utama di Pusdiklat PBJ LKPP.
Budget reform in Indonesia since 2003 has fundamentally changed the government's budget structure. From line items to performance-based budgets. The presentation also changed from T-account to I-account.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar.
Acuan yang dapat digunakan para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Persiapan Pengadaan dalam modul ini dengan mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Ir. Hardi Afriansyah, M.Si dan Tri Susanto, S.Hut, M.E.
Slide ini berisi rancangan indikator kinerja Percepatan Peningkatan Penggunan Produk Dalam Negeri (P3DN) beserta pengawasan kolaboratifnya versi 21 Juni 2023.
Silahkan diberikan tanggapan jika Anda tertarik.
Bela Pengadaan adalah aplikasi yang dikelola oleh LKPP melalui kerja sama dengan Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik atau e-Marketplace. Program Bela Pengadaan merupakan program untuk mendukung program UMK Go Digital Melalui Proses Belanja Langsung K/L/PD kepada UMK yang tergabung dalam Marketplace.
Kertas Kerja Audit Kinerja P3DN v 1.0 ini dirancang untuk membantu Internal Auditor di Pemerintah Daerah dalam mengaudit kinerja P3DN di Pemerintah Daerah. Kami tunggu masukan Anda.
Fenomena penerapan manajemen kinerja yang terperangkap sebagai kegiatan administratif, kurang memberikan nilai, harus menjadi perhatian kita bersama. Pertanyaannya adalah: Bagaimanakah agar kita, pegawai sektor publik di Indonesia, dapat menerapkan manajemen kinerja yang memberikan nilai?
Bagaimanakah menjadi auditor millenial yang handal di masa depan? Pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran penting bagi kita semua, termasuk para auditor. Auditor millenial dapat mengambil pelajaran penting dari Pandemi Covid-19 ini, terutama bagaimana mereka bisa berperan di masa depan agar tetap sustain keberadaannya.
Materi ini disampaikan pada acara AuditZone di Poltek Keuangan STAN tanggal 15 Januari 2021. Semoga menginspirasi Anda semua.
I shared my presentation in TOP Digital Awards 2020. You can learn on what the challenges of internal auditors during Pandemic COVID-19 and how my office transformed digitally as an internal audit agency.
Slide ini akan menguraikan pentingnya memahami budaya dan peran pengawasan intern berbasis risiko dalam mempercepat penerapan manajemen risiko di kementerian/lembaga.
Video lengkapnya tentang materi ini ada di link youtube ini:
https://youtu.be/J9R74R2Pi18
https://youtu.be/BTYYVsVpZ84
This presentation is a concept to support the President of Indonesia in managing his/her accountability using advanced information technology. A prototype was developed. Therefore, this presentation also shows the weakness that observed when implemented. The successors who want to implement a similar system should learn from the experiences shown by this presentation. Learning from past experiences will enable the possibility to implement a similar system successfully in the future.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Kebijakan Strategi Penggunaan Produk Dalam Negeri
1. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGGUNAAN
PRODUK DALAM
NEGERI (PDN)
DALAM UPAYA MENDUKUNG
KETAHANAN EKONOMI DAN DAYA
SAING BANGSA
Direktorat Pengembangan Strategi dan
Kebijakan Pengadaan Umum
2.
3.
4. KETENTUAN
PENGGUNAAN
PRODUK DALAM
NEGERI
Berdasarkan Peraturan
Presiden No 16/2018 dan
Perubahannya
• menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap
uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas,
kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia
TUJUAN PENGADAAN
• MENINGKATKAN PERAN SERTA USAHA
MIKRO, USAHA KECIL, DAN KOPERASI
• Mendukung pelaksanaan penelitian dan
pemanfaatan barang/jasa hasil penelitian
• Meningkatkan peran pelaku usaha nasional
• Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif
• mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan
perluasan kesempatan berusaha
• meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan
• MENINGKATKAN PENGGUNAAN PRODUK
DALAM NEGERI
Perpres 12/21 – Pasal 4
5. KETENTUAN
PENGGUNAAN
PRODUK DALAM
NEGERI
Berdasarkan Peraturan
Presiden No 16/2018 dan
Perubahannya
KEWAJIBAN PENGUNAAN PRODUK
DALAM NEGERI
(1) Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah wajib
menggunakan produk dalam negeri, termasuk rancang
bangun dan perekayasaan nasional.
(2) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri dilakukan
apabila terdapat produk dalam negeri yang memiliki
penjumlahan nilai TKDN ditambah nilai BMP paling sedikit 40%.
(3) Nilai TKDN dan BMP mengacu kepada daftar inventarisasi PDN
yang diterbitkan Kemenperin.
(3a) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan pada tahap Perencanaan
Pengadaan, Persiapan Pengadaan, atau Pemilihan Penyedia.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3a)
dicantumkan dalam RUP, spesifikasi teknis/KAK, dan Dokumen
Pemilihan.
Perpres 12/21 – Pasal 66
6. KETENTUAN
PENGGUNAAN
PRODUK DALAM
NEGERI
Berdasarkan Peraturan
Presiden No 16/2018 dan
Perubahannya
PENCANTUMAN PRODUK DALAM
NEGERI DALAM E-KATALOG
Perpres 12/21 – Pasal 66
Pencantuman
PDN dalam
Katalog
Elektronik
Pasal
66 (6)
LKPP dan/atau K/L/PD
memperbanyak
pencantumanproduk
dalam negeri
dalam katalog
elektronik
Katalog
Elektronik
Pasal
72
Katalog elektronik
memuat informasi,
salah satunya produk
dalam negeri
7. UPAYA MENGAKSELERASI BELANJA PRODUK
DALAM NEGERI & PRODUK USAHA MIKRO,
KECIL & KOPERASI:
INPRES 2/2022
1. Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menggunakan PDN di K/L/PD.
2. Merencanakan, mengalokasikan, dan merealisasikan paling
sedikit 40% nilai anggaran belanja barang/jasa untuk
menggunakan produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dari
hasil produksi dalam negeri.
3. Menyampaikan program pengurangan impor paling lambat
pada tahun 2023 sampai dengan 5% bagi K/L/PD yang masih
melakukan pemenuhan belanja melalui impor
4. Menggunakan PDN yang memiliki nilai TKDN paling sedikit 25%
apabila terdapat PDN dengan penjumlahan nilai TKDN dan nilai
Bobot Manfaat Perusahaan minimal 40%.
5. Mencantumkan syarat wajib menggunakan PDN dan produk
yang dihasilkan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi/Industri
Kecil dan Menengah/Artisan pada semua kontrak kerja sama .
6. Memberikan preferensi harga dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah untuk pembelian PDN yang memiliki nilai TKDN paling
sedikit 25% sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
REALISASI PDN DAN
UMKK TA 2022
Realisasi PDN TA 2022 sebesar 430,66T telah
melebihi target Inpres 2/2022 400T rupiah
Realisasi UMKK TA 2022 yaitu 36,09% belum
memenuhi target Inpres 2/2022 40%
Hal - 7
8. DARI
TARGET
1JT
8 1 , 6 T
2.337.032
p e r 1 0 J a n u a r i 2 0 2 3
82.80% 8.11% 9.04%
PDN TKDN IMPOR
PRODUK
TAYANG
(2 2 3.113)
(2 .2 7 8.37 9) (2 48.5 6 7 )
TARGET DAN CAPAIAN TA 2022
Transaksi dan Produk Tayang Katalog Elektronik
9. ARAHAN PRESIDEN
JOKO WIDODO
TERKAIT PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH
REALISASI BELANJA PRODUK DALAM NEGERI
(PDN) PADA 2023 HARUS MENINGKAT
“Realisasi penggunaan Produk Dalam Negeri Tahun
2022 merupakan sebuah capaian yang bagus.
NAMUN, BELANJA PRODUK DALAM NEGERI TAHUN
2023 HARUS LEBIH TINGGI LAGI”
Disampaikan Dalam Rakor Monev Inpres 2/2022
Hal - 9
10. KEBIJAKAN
PENGADAAN TAHUN
ANGGARAN 2023
Peningkatan Penggunaan PDN
dan UMKK melalui
K/L/Pemda Melakukan Penyesuaian Perencanaan
Anggaran Berdasarkan Barang/Jasa PDN dan
UMK-K yang Tersedia Di Sistem E-Katalog
K/L/Pemda Melakukan Sinergi Untuk Mendorong
Adanya PDN dan UMK-K di Sistem E-Katalog Sesuai
Kebutuhan Realisasi Anggaran Pada Tahun 2023
Hal - 10
11. SURAT EDARAN KEPALA LKPP
NO.17 TAHUN 2022
DALAM RANGKA PELAKSANAAN PERCEPATAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
MENTERI/KEPALA
LEMBAGA/KEPALA DAERAH
MEMASTIKAN :
Penggunaan Produk Dalam Negeri
dengan memanfaatkan barang/jasa
dalam Katalog Elektronik. .
Paket Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang diperuntukkan bagi
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi
01
02
Peningkatan jumlah pelaku usaha dan
barang/jasa Produk Dalam Negeri
dalam Katalog Elektronik
03
Peningkatan belanja Produk Dalam
Negeri dan produk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi melalui E-purchasing.
04
13. PA/KPA
➢ Menugaskan PPK untuk
melakukan identifikasi
kebutuhan & penetapan
barang/jasa dengan
memperhatikan TKDN
(Wajib/Tidak
menggunakan PDN)
➢ Mencari informasi nilai
TKDN dari barang/jasa
yang dibutuhkan
➢ Menghitung target TKDN
yang akan ditentukan.
PERENCANAAN PERSIAPAN
PPK
➢ Penyusunan Spek/KAK,
HPS, rancangan kontrak
memperhatikan TKDN
➢ Memastikan nilai TKDN
yang menjadi target (cek
daftar inventarisasi dan
perhitungan estimasi)
Pokja/PP
➢ Mencantumkan
persyaratan TKDN dalam
dokumen pemilihan
Pokja/PP
➢ Evaluasi Dokumen
Penawaran
➢ Memeriksa data dukung
TKDN,cek daftar
inventarisasi B/J, cek
perhitungan TKDN,hitung
preferensi harga
Penyedia
➢ Mengajukan penawaran
TKDN barang; Komitmen
TKDN Ja sa
TENDER
Penyedia
➢ Melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan
penawaran (TKDN Barang
dan komitmen TKDN
Jasa)
PPK
➢ Monitoring pelaksanaan
pekerjaan
(mengumpulkan bukti
untuk menghitung
capaian TKDN,mencatat
setiap ketidaksesuaian)
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
SERAH TERIMA
Penyedia
➢ Menyerahkan pekerjaan
sesuai dengan kontrak
PPK
➢ Menerima pekerjaan
(evaluasi capaian TKDN
vs penawaran TKDN)
➢ Menetapkan sanksi jika
terdapat ketidaksesuaian
APIP
➢ Melakukan Pengawasan
PENERAPAN TKDN DALAM SETIAP TAHAPAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
14. IDENTIFIKASI KEWAJIBAN
PENGGUNAAN PDN PADA TAHAP
PERENCANAAN PENGADAAN
• PA selaku penanggung jawab kegiatan dalam penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran, yang didalamnya terdapat pengadaan
barang/jasa, telah mempertimbangkan ketersediaan barang/jasa
yang dibutuhkan dalam bentuk produk/jasa dalam negeri
• PA memerintahkan KPA/PPK untuk merencanakan penggunaan
produk dalam negeri dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK
barang/jasa.
• PA/KPA menugaskan PPK melakukan Identifikasi kebutuhan
Barang/Jasa, dengan mempertimbangkan nilai TKDN dan BMP.
Dalam melakukan identifikasi kebutuhan, PPK mengakses portal P3DN
Kemenperin untuk mengecek nilai TKDN dan BMP.
• Dalam hal barang/jasa yang yang dibutuhkan memiliki nilai
TKDN+BMP paling sedikit 40%, maka wajib menggunakan produk
dalam negeri.
• Pemaketan pada RUP dilakukan dengan tag Produk Dalam Negeri
15. IDENTIFIKASI KEWAJIBAN
PENGGUNAAN PDN PADA TAHAP
PERSIAPAN PENGADAAN
• PPK melakukan mereviu Spesifikasi Teknis/KAK yang
sudah disusun pada tahap perencanaan pengadaan.
• Dalam melakukan reviu, PPK mengakses portal P3DN
Kemenperin untuk mengecek kembali nilai TKDN dan
BMP.
• Dalam hal barang/jasa yang yang dibutuhkan
memiliki nilai TKDN+BMP paling sedikit 40%, maka
wajib menggunakan produk dalam negeri.
• PA memerintahkan PPK/Pokja pemilihan untuk
memberikan preferensi harga kepada produk Dalam
negeri yang memiliki nilai TKDN lebih besar dari 25%,
bagi Pengadaan di atas Rp 1 Miliar.
16. PREFERENSI HARGA
• Pemberian Preferensi Harga kepada produk Dalam negeri yang memiliki nilai TKDN
lebih besar dari 25%, bagi Pengadaan di atas Rp 1 Miliar.
• Nilai preferensi yang diberikan paling tinggi 25%.
• penetapan pemenang berdasarkan urutan harga terendah Hasil Evaluasi Akhir (HEA);
Perpres 12/21 – Pasal 67
18. Pengawasan Penggunaan PDN
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
31
Perpres 16/18 jo. Perpres 12/21 – Pasal 76 ayat (1) s.d (4)
1) Menteri/kepala lembaga/kepala daerah wajib melakukan pengawasan
PengadaanBarang/Jasa melalui aparat pengawasan internal pada K/L/PD
masing-masing.
2) Pengawasan dapat dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, pemantauan,
evaluasi, dan/atau penyelenggaraan whistleblowing system.
3) Pengawasan Pengadaan Barang/Jasa sejak perencanaan, persiapan,
pemilihan Penyedia, pelaksanaan Kontrak, dan serah terima pekerjaan.
4) Ruang lingkup pengawasan Pengadaan Barang/Jasa meliputi:
a. pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya;
b. kepatuhan terhadap peraturan;
c. pencapaian TKDN;
d. penggunaan produk dalam negeri;
e. pencadangan dan peruntukan paket untuk usaha kecil; dan
f. PengadaanBerkelanjutan.
19. SANKSI
32
PP 29/2018, Pasal 107
1) PPK yang tidak menggunakan Produk Dalam Negeri dengan TKDN paling
sedikit 25% dalam hal terdapat Produk Dalam Negeri yang memiliki
penjumlahan nilai TKDN dan nilai BMP paling sedikit 40%, dikenakan
sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif; dan/atau
c. pemberhentian dari jabatan pengadaan Barang/Jasa.
2) Pemberian sanksi dilakukan berdasarkan surat rekomendasi dari APIP
serta pejabat pengawas internal dan Tim P3DN.
3) Sanksi peringatan tertulis dikenakan terhadap pelanggaran pertama
sampai dengan pelanggaran ketiga.
4) Sanksi denda administratif dikenakan terhadap pelanggaran keempat.
Sanksi denda administratif sebesar 1% dari nilai kontrak pengadaan
Barang/Jasa dengan nilai paling tinggi Rp 500 juta.
5) Sanksi pemberhentian dari jabatan pengadaan Barang/Jasa dikenakan
terhadap pelanggaran kelima.
21. AFIRMASI KEBIJAKAN
PENINGKATAN
PENGGUNAAN PDN
dan UMK
melalui pengoptimalan
belanja untuk produk dalam
negeri dan UMKK
Penggunaan PDN:
Pemberlakuan Preferensi Harga untuk:
• Barang;
• Pekerjaan Konstruksi;
• Jasa Konsultansi; dan
• Jasa Lainnya.
Pada proses pemaketan:
kewajiban mengalokasikan 40% anggaran belanja
untuk UMKK
21
01
02
03
PERUBAHAN PERPRES 16/2018
Jo. PERPRES 12/2021
Prioritas 1 Wajib untuk Produk dengan Nilai TKDN
≥ 25% apabila terdapat PDN dengan
TKDN + BMP ≥ 40%;
Apabila Prioritas 1 tidak tersedia, dapat
menggunakan PDN dengan TKDN
dan/atau PDN yang dinyatakan oleh
Pelaku Usaha Dalam Negeri sebagai
PDN (self declare);
Apabila Prioritas 1 dan 2 tidak tersedia,
dapat menggunakan impor
Prioritas 2
Prioritas 3
22. PERLUASAN PENGGUNAAN
KATALOG ELEKTRONIK
untuk mendorong pencatatan
transaksi pengadaan dan penerapan
kebijakan penggunaan PDN dan
UMKK
Kewajiban e-purchasing dengan
mengutamakan penggunaan Produk
Dalam Negeri dan Produk hasil produksi
dari UMK Koperasi
Pemanfaatan Katalog Elektronik
untuk BLU/BLUD, BUMN/BUMD, BUMDes,
Pemerintah Desa, PTN-BH, serta instansi/
institusi lain
Kewajiban untuk menggunakan Katalog
Elektronik untuk Swakelola.
Mengubah ketentuan Toko Daring,
Toko Daring menjadi bagian dari
government catalogue (Katalog Elektronik)
01
02
03
04
PERUBAHAN PERPRES 16/2018
Jo. PERPRES 12/2021
E-Purchasing
Pembelian barang/jasa melalui sistem katalog
elektronik berlaku untuk Barang, Jasa Lainnya,
Pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultansi
05
23. SANKSI
Menambah klausul pelanggaran:
1. tidak memenuhi ketentuan TKDN;
2. tidak memenuhi ketentuan
penggunaan Produk Dalam Negeri
Dikenakan sanksi:
1. pengurangan pembayaran
sebesar selisih antara TKDN
penawaran dengan TKDN
pelaksanaan paling tinggi 15%;
2. pembayaran denda 3x nilai
barang yang diimpor
PENGADUAN DAN
02
23
Menambah ketentuan bahwa
pimpinan instansi yang
menerima pengaduan
memproses secara
administrasi terlebih dahulu
01
PERUBAHAN PERPRES 16/2018
Jo. PERPRES 12/2021