1. Plt. Direktur Gizi dan KIA
KEBIJAKAN KESEHATAN DAN SISTEM RUJUKAN
PELAYANAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
10 Oktober 2022
2. Angka kematian ibu (AKI) & bayi (AKB) Indonesia masih jauh dari target RPJMN & SDGs
2
Sumber: SDKI, SP, SUPAS
AKI per 100.000 Kelahiran Hidup
AKB per 1.000 Kelahiran Hidup
57
46
35 34 32
24
16
12
1995 1999 2003 2007 2012 2017 2024 2030
390
334
307
228
359
360
259
305
183
70
1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 2024 2030
Target RPJMN Target SDGs
Target RPJMN Target SDGs
ARR 5.6%
ARR 5.6%
3. Jumlah & persentase kematian maternal neonatal di Indonesia
3
Sumber: Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) s/d 21 September 2022
417
319
210
132115105
78 73 68 67 65 64 63 59 54 52 49 45 45 39 38 35 32 30 27 25 23 21 20 14 13 13 8 2
JAWA
BARAT
JAWA
TIMUR
JAWA
TENGAH
BANTEN
SULAWESI
SELATAN
NUSA
TENGGARA
TIMUR
RIAU
DKI
JAKARTA
NUSA
TENGGARA
BARAT
ACEH
SUMATERA
UTARA
LAMPUNG
KALIMANTAN
BARAT
KALIMANTAN
TIMUR
SUMATERA
BARAT
KALIMANTAN
SELATAN
BALI
SULAWESI
TENGGARA
SUMATERA
SELATAN
SULAWESI
TENGAH
JAMBI
D
I
YOGYAKARTA
SULAWESI
BARAT
KALIMANTAN
TENGAH
PAPUA
KEP.
BANGKA
BELITUNG
KEP.
RIAU
MALUKU
UTARA
BENGKULU
MALUKU
KALIMANTAN
UTARA
PAPUA
BARAT
GORONTALO
SULAWESI
UTARA
Jumlah Kematian Maternal
5 provinsi menyumbang 50%
kematian ibu dan bayi
1. Jawa Barat
2. Jawa Timur
3. Jawa Tengah
4. Banten
5. Sulawesi Selatan
provinsi dengan persentase
kematian ibu dan bayi tertinggi
1. Aceh
2. Papua
3. Sulawesi Barat
4. Kep. Bangka Belitung
5. Kalimantan Utara
6. Kalimantan Timur
7. Kalimantan Selatan
8. Kalimantan Tengah
9. Sulawesi Selatan
10. NTT
SULAWESI
SELATAN
KALIMANTAN
SELATAN
NUSA
TENGGARA
TIMUR
ACEH
KALIMANTAN
TENGAH
BALI
SULAWESI
BARAT
KEP.
BANGKA
BELITUNG
PAPUA
D
I
YOGYAKARTA
JAMBI
NUSA
TENGGARA
BARAT
MALUKU
UTARA
JAWA
TIMUR
KALIMANTAN
TIMUR
JAWA
BARAT
TOTAL
DKI
JAKARTA
BENGKULU
RIAU
BANTEN
LAMPUNG
SUMATERA
BARAT
JAWA
TENGAH
KALIMANTAN
UTARA
KALIMANTAN
BARAT
SULAWESI
TENGGARA
KEP.
RIAU
GORONTALO
PAPUA
BARAT
SUMATERA
UTARA
SUMATERA
SELATAN
SULAWESI
TENGAH
MALUKU
SULAWESI
UTARA
Persentase Kematian Bayi
2158
1607
1012
773
508
495
437
348
316
313
307
304
302
272
222
206
197
184
163
162
148
11292 85 82 77 73 72 65 37 25 24 13 1
JAWA
BARAT
JAWA
TIMUR
JAWA
TENGAH
SULAWESI
SELATAN
BANTEN
NUSA
TENGGARA
TIMUR
ACEH
DKI
JAKARTA
LAMPUNG
NUSA
TENGGARA
BARAT
KALIMANTAN
SELATAN
SUMATERA
UTARA
RIAU
BALI
SUMATERA
BARAT
JAMBI
D
I
YOGYAKARTA
KALIMANTAN
TENGAH
KALIMANTAN
TIMUR
SUMATERA
SELATAN
KALIMANTAN
BARAT
SULAWESI
BARAT
KEP.
BANGKA
BELITUNG
BENGKULU
SULAWESI
TENGGARA
MALUKU
UTARA
PAPUA
BARAT
PAPUA
KEP.
RIAU
SULAWESI
TENGAH
GORONTALO
KALIMANTAN
UTARA
MALUKU
SULAWESI
UTARA
Jumlah Kematian Bayi
PAPUA
SULAWESI
BARAT
KEP.
BANGKA
BELITUNG
KALIMANTAN
UTARA
KALIMANTAN
TIMUR
NUSA
TENGGARA
TIMUR
MALUKU
UTARA
SULAWESI
TENGGARA
SULAWESI
SELATAN
BALI
KALIMANTAN
SELATAN
NUSA
TENGGARA
BARAT
KALIMANTAN
BARAT
KALIMANTAN
TENGAH
SULAWESI
TENGAH
ACEH
JAMBI
D
I
YOGYAKARTA
RIAU
JAWA
TIMUR
BANTEN
BENGKULU
SUMATERA
BARAT
JAWA
BARAT
KEP.
RIAU
DKI
JAKARTA
LAMPUNG
JAWA
TENGAH
MALUKU
GORONTALO
SUMATERA
SELATAN
SUMATERA
UTARA
PAPUA
BARAT
SULAWESI
UTARA
Persentase Kematian Maternal
4. 4
Sumber: Survei Google Sheet Hasil Kajian AMPSR di 159 Kab/Kota, 2022
Distribusi modifiable factors medis dan nonmedis
data kasus kematian maternal tahun 2021
Kematian maternal
tahun 2021
7.389
Kajian Nasional
Kematian dikaji= 492
Modifiable factors = 563
Medis = 345
Non medis = 218
Pulau Jawa
Kematian dikaji= 108
Modifiable factors = 113
Medis = 74
Non medis = 39
74
345
39
218
Pulau Jawa
Nasional
Non Medis
Medis
(39%)
(61%)
(35%)
(65%)
Faktor medis
Kendala Standar
Pelayanan RS
• Logistic,
• Ketrampilan SDM,
• Kepatuhan standar
pelayanan,
• Kedisiplinan jadwal
jaga tenaga medis)
Faktor non medis
Kendala di tingkat
masyarakat
• Terlambat mencari
pertolongan,
• Menolak
pengobatan,
• Biaya,
• Geografis, kapasitas
• Kapasitas r
Perawatan
5. 5
Key takeaways
• 53% modifiable factor
kematian ibu adalah
terlambat penanganan di
faskes rujukan (delay 3)
• Kendala terbanyak dalam
penanganan di faskes
terkait keterampilan
tenaga medis, kesiapan
logistic, alkes dan sarana
prasarana.
• 30% faktor terlambat
memutuskan di tingkat
keluarga dalam mencari
pertolongan (delay 1)
Distribusi modifiable factors kematian maternal di
tingkat nasional pada tahun 2021
Modifiable factors Absolut
% Modifiable factors
Per seluruh delay Per tiap delay
Delay
1
(34,2%)
Kendala mencari pertolongan 71 14 46
Kendala menolak pengobatan 36 6 20
Kendala sosial budaya 35 6 20
Kendala biaya 20 4 14
Delay
2
(14,4%)
Kendala mengakses transportasi termasuk
geografis 36 7 53
Kendala mengakses ruang perawatan
termasuk ICU 32 8 47
Delay
3
(51,4%)
Kendala logistik RS (obat, BHP, dll), alkes dan
sarpras yang berfungsi baik 71 15 29
Kendala kompetensi keterampilan klinis
tenaga medis dan tenaga kesehatan lain 67 17 33
Kendala kesesuaian dengan standar
(SOP/PPK/lainnya) 55 12 22
Kendala mendapatkan tatalaksana tepat
waktu (ketiadaan tenaga medis di tempat
sesuai jadwal jaga) 50 9 17
6. 6
Distribusi modifiable factors medis dan nonmedis
data kasus kematian perinatal tahun 2021
Kematian perinatal
tahun 2021
20.153
Nasional
kematian dikaji= 680
modifiable factor = 735
Medis = 362
Non medis = 373
Pulau Jawa
kematian dikaji = 206
modifiable factor = 259
Medis = 133
Non medis = 126
133
362
126
373
Pulau Jawa
Nasional
Non Medis Medis
(51%)
(49%)
(48%)
(51%)
Sumber: Survei Google Sheet Hasil Kajian AMPSR di 159 Kab/Kota, 2022
Faktor medis
Kendala Standar
Pelayanan RS
• Logistic,
• Ketrampilan SDM,
• Kepatuhan standar
pelayanan,
• Kedisiplinan jadwal
jaga tenaga medis
Faktor non medis
Kendala di tingkat
masyarakat
• Terlambat mencari
pertolongan,
• Menolak pengobatan,
• Kendala biaya,
• Geografis,
• kapasitas r Perawatan
7. 7
Key takeaways
Sedikit berbeda dengan
kematian maternal, faktor
terbanyak yaitu terlambat
mendapatkan
penanganan (delay 1 dan
2) sebesar 51%
Kendala terbanyak di faskes
terkait logistik RS dan
kendala kompetensi
ketrampilan klinis, di tk
masyarakat terlambat
memutuskan pencarian
pertolongan
Distribusi modifiable factors perinatal tahun 2021
Modifiable factors Absolut
% Modifiable factors
Per seluruh delay Per tiap delay
Delay
1
(32,4%)
Kendala mencari pertolongan 112 15 47
Kendala menolak pengobatan 59 8 25
Kendala sosial budaya 40 5 17
Kendala biaya 27 4 11
Delay
2
(18,4%)
Kendala mengakses ruang perawatan
termasuk NICU 77 10 57
Kendala mengakses transportasi termasuk
geografis 58 8 43
Delay
3
(49,2%) Kendala logistik di RS (obat-obatan, BHP. dll),
alkes dan sarpras yang berfungsi dengan
baik 115 16 32
Kendala kompetensi dan keterampilan
terlatih dari tenaga medis dan nakes
114 16 31
Kendala kesesuaian dengan standar
(SOP/PPK/ lainnya)
71 10 20
Kendala mendapat tatalaksana tepat waktu
(termasuk ketiadaan tenaga medis di tempat
sesuai jadwal jaga) 62 8 17
8. Distribusi tempat kematian banyak
terjadi di rumah sakit
81%
8%
6%
3% 2%
0% 0% 0%
0%
Rumah Sakit Rumah Ibu
Dalam Perjalanan Ke Faskes Puskesmas
Lainnya BelumTahu
BPS/Polindes Rumah Bersalin
Rumah Dukun (blank)
81% kematian ibu terjadi di Rumah Sakit 66 % kematian Neonatal terjadi di Rumah Sakit
Sumber: Maternal Perinatal Death NotIfication (MPDN), 2021
9. 9
Sejalan dengan delay 3, distribusi waktu
kematian banyak terjadi pada 24 jam pertama
perawatan
5%
12%
39%
43%
Tidak diketahui
Hari 8-28
Hari 2-7
Hari 1
Kematian neonatal
6%
18%
36%
40%
Tidak diketahui
Hari 8-28
Hari 2-7
Hari 1
Kematian maternal
10. 10
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan
ibu, anak, keluarga
berencana dan kesehatan
reproduksi
Mempercepat perbaikan
gizi masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
(GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan &
pengendalian obat dan
makanan
6
kategori
utama
Outcome
RPJMN
bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah raga,
anti rokok, sanitasi &
kebersihan
lingkungan, skrining
penyakit, kepatuhan
pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap
sasaran usia, skrining
stunting, &
peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu
& bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171
kec., penyediaan 40
obat esensial,
pemenuhan SDM
kesehatan primer
Transformasi layanan
rujukan
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan sekunder
& tersier
Pembangunan RS di
Kawasan Timur,
jejaring pengampuan
6 layanan unggulan,
kemitraan dengan
world’s top healthcare
centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis
lab, tenaga cadangan
tanggap darurat,
table top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes
lulusan luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanan sektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam
negeri 14 vaksin rutin,
top 10 obat, top 10
alkes by volume & by
value.
5 6
a b c d
a b
11. Intervensi program penurunan AKI dan AKB
berdasarkan hasil audit maternal dan perinatal surveilans dan respon
11
Penyebab
kematian
Status kematian
yang dapat
dicegah
Faktor yang dapat diperbaiki
untuk kematian yang dapat
dicegah
Rekomendasi
Ibu
• Eklampsia
• Perdarahan
• Infeksi
Terdapat perawatan
suboptimal,
tatalaksana sesuai
standar AKAN
membuat
perbedaan outcome
Faktor risiko:
• Ibu hamil dalam usia terlalu
tua > 35 tahun/ hamil > 4
kali/ obese/ riwayat retensio
plasenta/ anemia/ bayi
kembar/ hipertensi/ ketuban
pecah dini/ diabetes/ infeksi
rubella, TORCH,
zikka/perilaku merokok,
alkohol
• Persalinan lama
• Bayi lahir premature
Pusat
• Pemberdayaan masyarakat
• Implementasi Skrining Layak
Hamil
• Pemenuhan kebutuhan obat
• Pemenuhan dokter di FKTP dan
Sp.OG, Sp.A di RS
• Pemenuhan RS PONEK
• Pemenuhan UTD
• Pemenuhan NICU
• Sisem rujukan maternal neonatal
tidak berjenjang
• Review kematian tingkat pusat
• Interoperabilitas aplikasi di
tingkat Kemenkes
Bayi Baru Lahir
• BBLR
• Asfiksia
• Kel kongenital
Faktor penyedia layanan
• Kendala logistik RS (obat,
BHP, dll), alkes dan sarpras
yang berfungsi baik
• Kendala kompetensi
keterampilan klinis
Provinsi dan Kab/Kota
• Peningkatan Kualitas ANC
• Peningkatan sistem informasi
• Penerapan program P4K
• Pembentukan Pokja AKI AKB
level Prov dan Kab/Kota
• Penyedian system informasi
Faktor keluarga atau pasien
terlambat mencari pertolongan
Kampanye Gerakan sayangi ibu hamil
Skrining Skrining WUS
Skrining Ibu Hamil
Skrining Bayi Baru Lahir
Tatalaksana Tatalaksana faktor risiko WUS
Tatalaksana komplikasi ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir
Rujukan Rujukan terencana
Rujukan kegawat-daruratan
Input Analisis Intervensi
Kematian ibu dan
bayi baru lahir
Audit Maternal Perinatal – Surveilans dan Respon Intervensi program penurunan AKI dan AKB
Dashboard AKI AKB
Data kematian Cakupan Intervensi Kesiapan Faskes
12. Program penurunan AKI AKB
12
Level Program Sasaran
Masyarakat 1
Gerakan masyarakat sayangi ibu hamil
Pendampingan ibu hamil anemia, hipertensi, obesitas, BBLR
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
FKTP
2
Skrining layak hamil
Wanita Usia Subur melakukan skrining layak hamil
Wanita usia subur
3
Tatalaksana WUS Tidak Layak Hamil
Pelayanan KB, pengobatan anemia, hipertensi, obsesitas
Wanita usia subur
4
Skrining kehamilan
Pelaksanaan antenatal care dengan dokter, termasuk skrining preeclampsia, anemia, IMT , diabetes dan
penggunaan USG
Ibu hamil
5
Tindakan Prarujukan ibu hamil komplikasi medis
Rujukan ibu hamil anemia, preeklampsia, obesitas dan diabetes
Ibu hamil
6
Skrining bayi baru lahir
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Skrining Penyalkit Jantung Bawaan (PJB) kritis
Bayi baru lahir
7
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
Persalinan normal, persalinan dengan penyulit di daerah terpencil, manajemen BBLR > 2.000 gram
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
FKRTL 8
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensi (PONEK)
Persalinan dengan penyulit, manajemen BBLR < 2.000 gram
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
9
Program Bantu Rujuk
Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) pelayanan maternal neonatal
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
baru lahir
13. STRA
TEGI MENINGKATKAN PELAYANAN MATERNAL, NEONATAL DAN BAYI
Menyediakan Informasi Pelayanan Kesehatan Melalui Media Komunikasi Online mengenai :
Sistem Informasi Rujukan (termasuk aplikasi Sisrute)
Ketersediaan Tenaga
Medis (dokter, spesialis,
sub spesialis)
Ketersediaan
Pelayanan
Ketersediaan Sarana,
Prasarana dan Alat
Kesehatan dan obat
Pedoman Kriteria
Rujukan berbasis
Kompetensi fasyankes
KOMPETENSI FASYANKES
Informasi
jadwal
dokter
Ketersediaan
Tempat Tidur
Kosong (real time)
Ketersediaan
Komunikasi
Proses Rujukan
Ketersediaan
Komunikasi/
Konsultasi
jarak jauh
Tracking
ambulance
Ketersediaan
darah
15. 15
LEVEL
KEMAMPUAN
KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN
LEVEL I
FKTP Non Mampu PONED
• Mampu menolong Persalinan , melakukan resusitasi neonatus sebelum dirujuk
• Menangani bayi baru lahir normal: taksiran berat janin 2500 – 4000 gram, Presentasi belakang
kepala, Lahir spontan, Usia kehamilan 37-40 minggu,, Stabil respiro-kardio-vaskuler
• Kompetensi Tim (Dokter Umum, Bidan,
Perawat atau Dokter dan 2 bidan)
• Pengecualian daerah sulit akses dapat
dengan 2 penolong
LEVEL II
FKTP Mampu PONED
• Mampu melayani persalinan dan Gadar Matneo 24/7
• Menangani bayi baru lahir normal, taksiran berat janin 2000 – 4000 gram, Presentasi belakang
kepala, Lahir spontan, Usia kehamilan 37-40 minggu,, Stabil respiro-kardio-vaskuler
Kompetensi Tim (Dokter Umum, Bidan,
Perawat atau Dokter dan 2 bidan)
LEVEL III
Pelayanan Spesialistis
• Mampu perawatan neonatus Late Preterm Infants (usia kehamilan 34minggu dan atau berat lahir
1600 gram), stabil respiro-kardio-vaskuler dengan tunjangan akses vena perifer untuk nutrisi,
cairan, elektrolit dan obat-obatan
Ketenagaan mampu PONEK 24/7 (Dokter
Spesialis Anak, SpOG dan SpAN)
LEVEL IV
Pelayanan Subspesialistis Dasar
• Kemampuan Level III, ditambahkan :
Mampu perawatan neonatus:
Usia kehamilan > 28 minggu dan atau berat lahir >1000gram
Mampu menangani kasus bedah neonatus sederhana dalam tata laksana stoma
Mampu menangani kasus PJB non sianosis
Fasilitas NICU dengan fasilitas yang dapat mendukung perawatan dengan alat ventilator
konvensional lengkap, fasilitas diagnosti dan obat-obatan penunjangnya (menurut leveling AAP
2004 adalah level IIIa)
Tunjangan akses vena perifer dan sentral untuk pemberian nutrisi, cairan, elektrolit dan obat-
obatan.
Ketenagaan Mampu PONEK (Level III)
ditambah dokter spesialis anak konsultan
atau minimal fellow neonatologi
LEVEL V
Pelayanan multisubspesialistis/subspesialistis
lengkap
• Kemampuan Level IV ditambahkan :
Mampu perawatan neonatus:
Tanpa batasan usia kehamilan dan atau berat lahir
Mampu menangani kasus bedah neonatus kompleks
Mampu menangani kasus PJB sianosis yang memerlukan tindakan bedah jantung
dengan atau tanpa ECMO
Fasilitas NICU dengan fasilitas yang dapat mendukung perawatan dengan alat
ventilator High Frequency Oscillation, fasilitas diagnosti dan obat-obatan penunjangnya
Ketenagaan LEVEL 4 DITAMBAH:
• Dokter subspesialis lengkap untuk
menangani kasus maternal neonatal,
tidak terbatas di bidang anestesi,
kebidanan dan anak saja, tetapi juga
disiplin ilmu lain.
• Untuk Neonatus termasuk subspesialistik
dibidang tata laksana:
• Bedah neonatal kompleks (leveling
menurut AAP 2004 adalah level IIIc)
• PJB sianosis yang memerlukan tindakan
bedah jantung kompleks dengan atau
tanpa ECMO
TINGKATAN PELAYANAN NEONATAL
(Draft Revisi Pedoman PONED-PONEK, rekomendasi UKK Neonatologi)
16. • usia hamil 37– 40 minggu
• ibu usia 20 -35 tahun
• kehamilan tunggal
• presentasi belakang kepala
• Usia ibu ≤16 atau ≥35 tahun
• Anak terkecil ≤2 tahun
• Usia kehamilan 37 – 40 minggu,
• Riwayat persalinan sebelumnya partus spontan
• Prolaps tali pusat
• Anemia dalam kehamilan (Hb<10)
• Gangguan darah lain dalam kehamilan
• Gangguan air ketuban (oligo/hidramnion)
• Infeksi dalam kehamilan (termasuk HIV, sifilis
dan hepatitis B)
• Diabetes dalam kehamilan
• Kehamilan dengan penyakit medis lain yang
sederhana
• Gawat janin
• Riwayat obstetrik jelek atau terdapat komplikasi
pada persalinan yang lalu (riwayat vakum/forsep,
HPP dan atau transfusi)
• Riwayat gagal hamil berulang (≥2 kali)
• Riwayat operasi rahim (SC / miomektomi)
• Hamil dengan obesitas atau gizi kurang
• Hipertensi dalam kehamilan
• Preeklampsia/eklampsia tanpa komplikasi
kompleks
• Kehamilan multipel
• Curiga cephalopelvic disproportion
• kelainan presentasi janin
• Kelainan jantung
• Plasenta previa pada bekas SC
• ARDS dan gangguan pernapasan
lainnya
• Acute fatty liver
• Gangguan pembekuan darah
• Kelainan jantung berat
• Kelainan paru berat
• Kehamilan yang butuh bedah jantung atau
bedah saraf
• Komplikasi medis maupun akibat kehamilan
yang melibatkan lebih dari 2 sistem organ
• Pertumbuhan janin terhambat/Pertumbuhan janin
berlebih (makrosomia)
• Janin meninggal
• Perdarahan antepartum
• Plasenta previa dan solusio plasenta
• Curiga ruptur uteri
• Ketuban pecah dini
• Persalinan preterm < 37 minggu
• Persalinan post date >41minggu
• Persalinan lama / lewat ‘garis waspada’ partograf
• taksiran berat janin 2500 - 4000 gram
• tidak ada komplikasi Ibu maupun janin
• Persalinan ≥4 kali
• Terlalu lama punya anak pertama ≥4 tahun
• Interval kehamilan >10 tahun
• Gangguan autoimun dan
hematologi kompleks
• Preeklampsia perawatan
konservatif
• Preeklampsia berat/eklampsia
dengan komplikasi
• Plasenta akreta
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
LEVEL 4 LEVEL 5
TINGKATAN PELAYANAN MATERNAL
Cth kasus tidak terbatas pada kasus-kasus tertulis dibawah ini
17. Kemampuan PONED dan PONEK dalam pemenuhan sampai tahun 2024
Level 1 Level 2
Level 3 Level 4 Level 5
Puskesmas
non-PONED
Puskesmas
PONED
RS Kab/Kot RS Provinsi RS Vertikal
Pelayanan dasar & tanpa penyulit
*Tidak ada
PONED
Pelayanan 24/7 & persalinan tanpa
penyulit & BBLR >2.000 g
*DTPK: +penyulit ringan
Pelayanan spesialistik
Pelayanan Subspesialistik
Pelayanan Kasus Kompleksitas Tinggi
TARGET 2022 2023 2024
PONED PER TAHUN 1.740 1.455 1006
PONEK PER TAHUN 16 244 330
18. Strata PONED di FKTP
18
KEMATIAN PENYEBAB
Strata Pelayanan
FKTP NON PONED
Strata Pelayanan
FKTP PONED
Ibu Perdarahan ante,
intra, post partum
• Skrining ibu dengan masalah medis
dan komplikasi obstetri rujuk
• Persalinan Normal rujukan pada
masalah medis/obstetri masa
persalinan yang tidak terencana di
lokasi tanpa FKTP Mampu PONED
• Skrining ibu dengan masalah medis dan
komplikasi obstetri rujuk
• Persalinan Normal 24/7 rujukan pada masalah
medis/obstetri masa persalinan
Hipertensi
Infeksi
Bayi BLLR/ Prematur • FKTP tidak siap memberikan
pelayanan resusitasi, stabilisasi, dan
transportasi neonatus 24 jam dalam
sehari, 7 hari dalam seminggu
• Memiliki tenaga Kesehatan : Dokter
umum, perawat, Bidan
• Tidak ada faskes PONED di area
terdekat
• Tata laksana BBLR 2000-2499 gram
• FKTP mampu dan siap memberikan pelayanan
resusitasi, stabilisasi, dan transportasi neonatus
24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu
• Jarak FKTP dan FKRTL ≤30 menit
• Memiliki tenaga Kesehatan : Dokter umum,
perawat, Bidan yang telah mengikuti dan lulus
pelatihan kegawatdaruratan maternal neonatal
(Kemkes/ IDAI/ POGI)
Asfiksia
Kelainan
Kongenital
Kardiovaskuler
Kelainan
Kongenital Saraf
19. No STRATA Pelayanan SDM Sarana. prasarana. alkes
1 FKTP
Non
PONED
• ANC, PNC
• Persalinan normal pada usia
kehamilan 37 - < 41 minggu dengan
taksiran berat bayi 2500 - 4000 gr.
Dalam kondisi tidak adanya FKTP
PONED di lokasi tersebut
Dokter umum 1 Oksigen konsentrator + nasal kanul 2
Bidan 3 T-piece resuscitator (mix safe) + sungkup 1
Perawat umum 3 Balon mengembang sendiri ukuran
neonatus dan dewasa
1
Non rebreathing mask 1
Glucometer stick 1
Stetoskop neonatus 1
Infant warmer 1
Pulse oxymeter neonatus dan dewasa 1
2 FKTP
PONED
• Pelayanan resusitasi. stabilisasi dan
transportasi 24 jam/7 hari
• ANC, PNC
• Persalinan normal pada usia
kehamilan 37 - < 41 minggu dengan
taksiran berat bayi 2500 - 4000 gr.
• Tatalaksana BBLR 2000 – < 2.500 gr
• Khusus DTPK ditambah kompetensi
signal function
Dokter umum terlatih
kegawatdaruratan
maternal neonatal
2 Infussion pump* 1
Perawat terlatih
kegawatdaruratan
maternal neonatal
3 Syringe pump* 1
Inkubator* 1
Bidan terlatih
kegawatdaruratan
maternal neonatal
3
Analis 1
* Tidak ada di PMK 43/2019 tentang Puskesmas
Standar pelayanan PONED di Puskesmas
20. 20
Standar Alat dan SDM PONED
Dasar Pratama
No
Keterangan Harga
Puskesmas
non-PONED
Puskesmas
PONED
1 Oxygen concentrator portable + nasal kanul 27.0000.000 2 2
2 T-piece resuscitator (mix safe) + sungkup* 45.000.000 1 1
3 Balon mengembang sendiri neonatus dan dewasa 5.200.000 1 1
4 Non rebreathing mask 40.000 1 1
5 Glucometer stick 400.000 1 1
6 Stetoskop neonatus 450.000 1 1
7 Pulse oxymeter neonatus dan dewasa 8.500.000 1 1
8 Infant warmer 57.000.000 1
9 Syringe pump* * 15.000.000 1
10 Infusion pump** 15.000.000 1
11 Inkubator ** 75.000.000 1
113.590.000 275.590.000
• Alat yang memerlukan
penambahan
keterampilan berupa
pelatihan.
** Alat tidak termasuk
standar Puskesmas
berdasarkan Permenkes
43/2019
21. Program Bantu Rujuk
21
Roadmap Sisrute KEGIATAN IMPLEMENTASI SISRUTE
• Sosialisasi daring penggunaan
SISRUTE bagi FKTP dan FKTL
• Simulasi registrasi new user
SISRUTE
• Simulasi pemanfaatan SISRUTE
Jumlah
Seluruh FKTP
Jumlah
Seluruh FKTL
FKTP
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2022
FKTL
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2022
FKTP
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2023
FKTL
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2023
FKTP
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2024
FKTL
Menggunakan
SISRUTE Tahun
2024
10260 3112 1271 1723 4104 2440 7182 3112
Untuk mengatasi kendala akses dan pembiayaan, telah disediakan tempat tunggu kelahiran, transportasi
rujukan dan program Jaminan Persalinan (Jampersal)
23. Flow Rencana Pengembangan SISRUTE
MATNEO
Kondisi Pasien (input di
SISRUTE / Bridging
dengan SIMRS)
Rule
(Data Dasar dari OP dan SIMATNEO )
Informasi Kompetensi
Faskes (Data Dasar
dari RS Online)
Diagnosis : xxx
kondisi klinis
Rujukan : yyy
Diagnosa : xxx
Indikasi Medis / Rujukan yyy
Primer
Diagnosa – kondisi klinis – Level 1
Diagnosa – kondisi klinis – Level 2
Sekunder
Diagnosa – kondisi klinis – Level 3
Tersier
Diagnosa – kondisi klinis – Level 4
Diagnosa – kondisi klinis – Level 5
* List Faskes :
- Sesuai Leveling
- Sesuai Rule
• Jarak
• Waktu Tempuh
Editor's Notes
Dari total kematian maternal yang dikaji pada tahun 2021 (492) menghasilkan identifikasi modifiable factor (medik dan non medik) sebanyak 473.
Satu kematian maternal dapat memiliki > 1 modifiable factors baik dari sisi medik maupun non medik
Dalam analisis kali ini tidak dapat ditentukan kematian maternal mana yang memiliki modifiable factors yang lebih dari 1, karena kab/kota melaporkan secara agregat.
Pembelajaran dari analisis kajian kematian 2021 mendorong Kemkes membuat laporan pengkajian kasus kematian maternal dan perinatal secara individual (dimulai dari Jan –Jun 2022), sehingga dapat diidentifikasi kematian yang memiliki modifiable factors lebih dari 1
Dari total kematian perinatal yang dikaji pada tahun 2021 (680) menghasilkan identifikasi modifiable factor (medik dan non medik) sebanyak 473
Faktor medis dan non-medis memiliki kontribusi yang sebanding terhadap kejadian kematian perinatal di Indonesia
Satu kematian perinatal dapat memiliki > 1 modifiable factors baik dari sisi medik maupun non medik
Dalam analisis kali ini tidak dapat ditentukan kematian maternal mana yang memiliki modifiable factors yang lebih dari 1, karena kab/kota melaporkan secara agregat.
Pembelajaran dari analisis kajian kematian 2021 mendorong Kemkes membuat laporan pengkajian kasus kematian maternal dan perinatal secara individual (dimulai dari Jan –Jun 2022), sehingga dapat diidentifikasi kematian yang memiliki modifiable factors lebih dari 1
Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi. Kementerian Kesehatan melihat perlunya perbaikan sistem, sehingga saat ini sedang dilaksanakan transformasi di bidang kesehatan yakni transformasi; 1) Layanan Primer, 2) Layanan Rujukan, 3) Sistem Ketahanan Kesehatan, 4) Sistem Pembiayaan Kesehatan, 5) SDM Kesehatan, dan 6) Teknologi Kesehatan. Transformasi layanan primer merupakan pilar penting yang dilakukan melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder, peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan primer. Transformasi layanan primer mengacu pada strategi global percepatan pelayanan kesehatan yang berfokus pada pendekatan siklus hidup (people-center) secara terintegrasi untuk mewujudkan pelayanan yang lebih komprehensif, responsif dan terjangkau. Dalam upaya mewujudkan transformasi kesehatan tersebut gizi memiliki peran signifikan.
Faktor risiko yang dapat dicegah. Bumil anemia, bumil perdarahan, hamil lbh 4 kali, kehamiulan premature.
Faktor modifiable factor 3 terlambat
Rekomendasi ditulis hasil dari hasil ampsr
Perlu bersurat dari program ke Dit Yanfar, justifikasi anti hipertensi untuk FKTP
Salah 1 strategi untuk memperkuat sistim rujukan maternal neonatal adalah dengan menyediakan informasi pelayanan kesehatan melalui media komunikasi online. Misalnya dengan Aplikasi Sisrute. Dalam aplikasi disediakan informasi tentang ketersediaan layanan, SDM, sarana prasaran, informasi jadwal dokter, komunikasi proses rujukan, konsultasi jarak jauh, dll
Cth kasus tidak terbatas pada kasus-kasus tertulis dibawah ini
Pertolongan persalinan normal taksiran berat lahir 2500 - 4000 g dan/atau usia kehamilan ≥37 - <41 minggu
Tata laksana BBLR 2000-2499 gram
FKTP mampu dan siap memberikan pelayanan resusitasi, stabilisasi, dan transportasi neonatus 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu
Jarak FKTP dan FKRTL ≤30 menit
Memiliki tenaga Kesehatan : Dokter umum, perawat, Bidan yang telah mengikuti dan lulus pelatihan kegawatdaruratan maternal neonatal (kemkes/ IDAI/ POGI)
Total ke bawah
Dit Tatakelola Yankes sudah mensosialisasikan SISRUTE secara nasional pd tgl 8-9 April yang diikuti 34 dinkes prov dan 500 dinkes kab/kota serta 3000 Fasyankes
Perencanaan ke depan seperti road map Tabel ini diharapkan FKTP dan FKTL secara mayoritas tahun 2024 sudah memanfaatkan Sisrute dalam melakukan rujukan maternal dan neonatal
Perlu dilaksanakan simulasi new registrasi SISRUTE dan simulasi Pemanfaatan SISRUTE. Bimtek tidak hanya oleh Kementerian Kesehatan namun peran Dinkes Prov/Kab Kota lebih utama sebagai pengawas wilayah kerjanya masing-masing