SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
KEBIJAKAN
PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Disampaikan oleh:
Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan
3
Sistematika
Penyajian
TANTANGAN UTAMA PENGELOLAAN
SUMBER DAYA KESEHATAN
Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten
4
Harapan hidup pada
kelahiran (2018),
tahun 69 71 75 77 79 80 83
USA
India Indonesia Asia Timur
dan Pasifik1
Turki Australia
OECD
Angka kematian
maternal2 (2015),
per 100,000
kelahiran hidup
Source: World Bank, WHO Global Health Observatory
Angka kematian
bayi (2015)2, per
1,000 kelahiran hidup
Ditambah lagi,
Kasus Tuberculosis
tertinggi di dunia
Ke 2
jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak
menular, lebih tinggi dari
Asia Tenggara dengan rata-
rata 60 %
73%
dari populasi umur 15 tahun
ke atas merokok–
prevalensi tertinggi di antara
negara-negara ASEAN
39%
Prevalensi
stunting, %
357 305 221 180 170 69 60 25 24 7
57 39 27 23 22 15 9 6 7 2
2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
ASEAN Food and Nutrition Report
2021
33.1 32.4 28.8 27.7 26.7 21.8 19.7 19.6 13.3 4.4
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands
Ketersediaan SDM Gap Jumlah dan Jenis SDMK :
Perencanaan kebutuhan dan Pemenuhan
SDMK
Distribusi SDMK Gap Distribusi SDMK :
Kebijakan Redistribusi, Insentif di DTPK
Kompetensi
SDMK
Gap Kompetensi :
Pengembangan kompetensi, pelatihan,beasiswa,
PPDS, fellowship
Kinerja
SDMK
Gap Produktivitas :
Insentif , Sistem jenjang karier, sistem merit
Akses masyarakat terhadap SDM Kesehatan
Gap dapat menyebabkan terbatasnya akses masyarakat
terhadap pelayanan Kesehatan yang berkualitas
PENGELOLAAN
SDMK
Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di Indonesia
6
Kekurangan jumlah
Nakes secara
nasional
Distribusi SDMK
tidak merata
Kurangnya pelatihan
berbasis kompetensi
Kurangnya dokter di puskesmas
Indonesia bagian timur,
sementara di beberapa daerah over
supply
Kurangnya akses terhadap
pelatihan terakreditasi
Rendahnya penilaian dan
pelatihan berbasis
kompetensi
Rendahnya retensi nakes di
daerah, insentif ‘kurang menarik’
dan pola karir tidak jelas
671 (6,47%) puskesmas
tidak ada dokter
5.644 (54,45%) puskesmas
belum memiliki 9 Jenis Tenaga
Kesehatan secara lengkap
155 (24,26%) RSUD kab/kota belum
terpenuhi dengan 7 dokter spesialis
Pemerintah (pusat) memiliki
kewenangan terbatas untuk
melakukan redistribusi nakes di
Faskes milik Pemerintah Daerah
(UU23/2014)
Ratio dokter 0,67 / 1000 penduduk
Dokter spesialis 0,15/1000 penduduk
7
Sistematika
Penyajian
DASAR HUKUM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI JABFUNGKES
Kebijakan Pelatihan
1. REGULASI/ DASAR HUKUM
 UU NO. 5 TAHUN 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN)
 UU NO.36 TAHUN 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan
 PP NO.67 TAHUN 2019 Tentang
Pengelolaan Tenaga Kesehatan
 PP NO.17 TAHUN 2020 Tentang
Perubahan Atas PP NO. 11 TAHUN 2017
Tentang Manajemen PNS
 PERMENKES RI No.20 TAHUN 2015
Tentang Standar Kompetensi Manajerial
Jabatan Fungsional Sanitarian
 PERMENPAN No.71 Tahun 2021, ttgb
Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan
PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
PENGEMBANGAN MUTU KOMPETENSI
TENAGA KESEHATAN
AKREDITASI
PELATIHAN
(5 KOMPONEN)
 Rancangan
Pelatihan
 Peserta
 Pelatih
 Penyelenggara
 Tempat
penyelenggaan
AKREDITASI
INSTITUSI
PELATIHAN
(3 KOMPONEN)
 Administrasi dan
Manajemen
 Pelayanan Pelatihan
 Pelayanan
Penunjang Pelatihan
UU No. 36 tahun
2014 Pasal 31
PP No 67 tahun
2019 (ps.61-85)
PP no. 67 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Tenaga
Kesehatan
Pasal 79
(1) Setiap penyelenggaraan pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
ayat (2) huruf b harus terakreditasi dan
diselenggarakan oleh institusi
penyelenggara yang terakreditasi.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh pemerintah pusat.
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meliputi: a. akreditasi pelatihan;
dan b. akreditasi institusi penyelenggara
pelatihan.
Pasal 81
(1) Akreditasi institusi penyelenggara
pelatihan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 79 ayat (3) huruf b
dilakukan berdasarkan pengajuan
akreditasi dari institusi
penyelenggara pelatihan.
(2) Pengajuan akreditasi institusi
penyelenggara pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi komponen administrasi
dan manajemen, komponen
pelayanan pelatihan, dan komponen
pelayanan penunjang pelatihan
11
Sistematika
Penyajian
STRATEGI KEMENKES DALAM
TRANSFORMASI SDM KESEHATAN
TRANSFORMASI SDM KESEHATAN
DI DALAM TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
12
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkankesehatan
ibu, anak, keluarga
berencana dan kesehatan
reproduksi
Mempercepatperbaikan
gizi masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
(GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan &
pengendalian obat dan
makanan
6
kategori
utama
Outcome
RPJMN
bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah raga,
anti rokok, sanitasi &
kebersihan
lingkungan, skrining
penyakit, kepatuhan
pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap
sasaran usia, skrining
stunting, &
peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171
kec., penyediaan 40
obat esensial,
pemenuhan SDM
kesehatan primer
Transformasi layanan
rujukan
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan
sekunder & tersier
Pembangunan RS di
Kawasan Timur,
jejaring pengampuan
6 layanan unggulan,
kemitraan dengan
world’s top healthcare
centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis
lab, tenaga cadangan
tanggap darurat,
table top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes
lulusan luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanan sektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam
negeri 14 vaksin rutin,
top 10 obat, top 10
alkes by volume & by
value.
5 6
a b c d a b
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan
Pengembangan tenaga kesehatan
UU 36/2014
Tenaga Kesehatan
(Pasal 31 terkait Pelatihan
Tenaga Kesehatan)
PP 67/2019
Pengelolaan Tenaga Kesehatan
(Pasal 75-85 terkait
manajemen pelatihan)
“Meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau
menunjang pengembangan karier Tenaga
Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya”
Pelatihan Ketahanan Kesehatan menggunakan
platform digital adaptive learning
Pilar 5
Transformasi SDM Kesehatan
Peningkatan dan pengembangan
sumber daya manusia
Pilar 6
Transformasi Teknologi kesehatan
Pemanfaatan Teknologi dalam
akselerasi Peningkatan kompetensi
dan profesionalisme tenaga kesehatan
Pilar 3
Transformasi Sistem Ketahanan
Kesehatan
Penguatan
surveilans berbasis lab dan ketahanan
tanggap darurat
02/04/202
3
14
PROSES PELATIHAN TENAGA KESEHATAN
DENGAN PLATFORM PELATIHAN DIGITAL
15
Transformasi model pelatihan bidang kesehatan melalui
Interoperabilitas Sistem Informasi
 Satu platform pelatihan – Single Sign On
(SSO) integrated to SI-SDMK
 Platform pelatihan digital
KEMKES
(SUPER ADMIN)
Institusi
Pelatihan
(ADMIN)
Peserta / Nakes
(USER)
1. Data institusi Pelatihan
2. Kurikulum/ modul/media pelatihan
3. Data peserta (sebaran: jenis, lokasi, kompetensi/keahlian)
4. Data Pelatih sesuai Keahlian
5. Data Fasyankes Terlatih
6. Evaluasi Pelatihan
1. Status akreditasi
2. Status pelatihan
3. Daftar Pelatihan
4. Evaluasi Peserta 1. Profil (connected to SI-SDMK)
2. Data pelatihan
3. E-sertifikat
4. Status Kompetensi
5. Level pelatihan
6. Evaluasi Individu
16
Harmonisasi Angka Kredit dan SKP pada
sertifikat
Jumlah jpl
Jml Angka
Kredit
30-80 Jpl 1
81-160 2
161-480 3
481-640 6
641-960 9
> 690 15
Penilaian Angka Kredit
Berdasarkan Permenpan JF
Penilaian SKP
Berdasarkan Pedoman P2KB
dari KTKI
17
Sistematika
Penyajian KEBIJAKAN PELATIHAN SDM
KESEHATAN
Kebijakan
Pelatihan
PELATIHAN
Pelatihan merupakan proses
pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja, profesionalisme dan
menunjang pengembangan karir dengan
meminimalisir “gap kompetensi” SDM
dalam melaksanakan tugas & fungsinya.
Contoh:
JENIS
JABFUNG
Contoh Desain Pelatihan
KOMPETENSI
Tingkat Ketrampilan
dan Keahlian tenaga
sanitasi lingkungan
JENIS
PELATIHAN
Fungsional Kesehatan
Spesifik Keprofesian
Peningkatan Kinerja Organisasi
MUTU
NAKES
21
Roadmap
Peningkatan pelatihan yang sesuai jenjang dan kompetensi Nakes
1
2
3
Sekarang ada di sini
1
Pemetaan needs dan supply
pelatihan Nakes
2
Konsolidasi hasil pemetaan
kebutuhan pelatihan
3
Peningkatan akses pelatihan
Training Needs Analysis (TNA) Kurikulum Pelatihan
Konversi nilai pelatihan
NSPK
Platform pelatihan digital
P
A
R
A
L
E
L
22
Peningkatan Mutu Nakes
 Problem Statement
Pelatihan terstandar dan akreditasi yang mampu dinilai dalam peningkatan mutu Nakes
serta mampu diakses untuk tenaga kesehatan pada tahun 2023
“ “
Digitalisasi
Sistem Tenaga Kesehatan
Output
Profesi
Jabatan/
Organisasi
Training Need
Assessment (TNA)
PELATIHAN
1. Terstandar
2. Tercatat
3. Accessible
No Problem Intervensi Output
1 Gap
Kompetensi
Pemetaan Kebutuhan
Pelatihan (need and supply)
Training Needs Analysis (TNA)
berdasarkan program bagi 9 Nakes di
Puskesmas
2 Standardisasi
kurikulum
pelatihan dan
konversi nilai
Konsolidasi hasil pemetaan
kebutuhan pelatihan
1. Penyusunan kurikulum pelatihan
9 Nakes di Puskesmas yang
terstandardisasi tersedia di
SIAKPEL
2. Konversi pelatihan 9 Nakes di
Puskesmas bernilai satuan kredit
profesi (SKP)
3. Pembuatan NSPK sesuai kebutuhan
kompetensi nakes/ profesi
4 Akses Pelatihan Peningkatan akses pelatihan
oleh nakes di 34 provinsi
4. pelatihan berbasis digital
GAP
Kompetensi
1
2
3
23
Penetapan kebutuhan pelatihan saat ini
Standar
Kompetensi
Jabfungkes
Permintaan
Unit/ OP
GAP competence analysis
Profesi Jabfung Organisasi
1. Penetapan kebutuhan pelatihan dan jenis
nakes berdasarkan usulan unit
Penetapan kebutuhan pelatihan
yang akan dilaksanakan
Belum dilaksanakan
Mengacu kepada butir uraian
tugas/kompetensi pada regulasi standard:
- Permenpan  baru ada 8 Jabfung
- Standard Kompetensi Kerja (SKKNI)
- Standard Kompetensi Profesi
Penetapan Standard yang
akan diacu  Mekanisme
TNA
Pelatihan Terakreditasi (9 nakes dan Labkesmas)
- Januari - 21 September Th. 2022
3899
2618 2590
1250
929 909
683
468 463 377
65
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
Key Poin:
- Pelatihan diselengggarakan
sebagian besar merupakan
kebutuhan program
(Peningkatan
kerja/organisasi)
- Sumber Data Pelatihan
2022: Dashboard E-Sertifkat
Pelatihan 2022 (belum
Realtime)  kedepan
dirancang realtime (Platform
pelatihan digital)
- Sertifikat pelatihan hanya
angka kredit (belum
mengakomodir Satuan Kredit
Profesi/SKP)
Total = 14.251 orang
NASIONAL
9 JENIS TENAGA KESEHATAN
TEREGISTRASI
Sumber: KTKI per 9 Agustus 2022
Perawat Bidan Dokter
Umum
ATLM Kesmas Farmasi Gizi Kesling Dokter Gigi
RS PKM
493.699
279.212
87.548
40.041
29.482 27.344
17.853
18.268
33.665
SEBARAN 9 JENIS TENAGA KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES
MELAKUKAN
AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA PELATIHAN
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
Keputusan Kepala LAN
No.314/K.1/PDP.09/2021
sebagai Lembaga Pengakreditasi
Program Terakreditasi
AKREDITASI
INSTITUSI
53 Institusi Terakreditasi
tahun 2021 (31%)
23
Bapelkes
Daerah
10
RS Vertikal
7
UPT
Pelatihan
Kemenkes
10
Swasta
2
RSUD
1
Institusi
Pelatihan
Provinsi
170 Institusi Penyelenggara Pelatihan
BBPK & Bapelkes Kemenkes, Bapelkes Nusantara
Instalasi/ Unit Diklat RS, Yayasan/ Perseroan
Terbatas (PT)/ Lembaga lain
37 Institusi yg akan
diakreditasi tahun 2022
(40%)
40 Institusi yg akan
diakreditasi tahun 2023
(57%)
72 Institusi yg akan
diakreditasi tahun 2024
(100%)
28
Data Kurikulum Terstandar
di SIAKPEL
“Total Kurikulum terdaftar
332 kurikulum”
Kurikulum Pelatihan Per Nakes
Diklat teknis Profesi - PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
29
 Pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan yang lebih spesifik
dan terukur yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja sesuai kebutuhan
industri/pasar kerja.
 Pelatihan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan outcome) yang
pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan masing masing peserta pelatihan
berbasis kompetensi.
 Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit untuk
dilaksanakan menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan secara
terstruktur dan berdasarkan modul dan materi pelatihan yang telah tersedia, sehingga
sangat memungkinkan peserta pelatihan berlatih secara aktif dan mandiri.
 Keuntungan pelatihan berbasis kompetensi diantaranya adalah pelatihan kerja dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, praktis, dan ada kepastian pengakuan bagi peserta
pelatihan dari dunia usaha sebagai pengguna jasa.
30
MENGIKUTI PENGEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA
PEMBELAJARAN
(LAN RI, 2021)
Perubahan dari Training and
Development ke Learning and
Development
Pergeseran dari Orang yang memberikan
pelatihan (instruktur-lead) kepada Peserta
Pelatihan dan Dampak Pembelajaran pada
Kinerja Organisasi
Variasi kegiatan pengembangan
kompetensi, selain instruktur-lead
(diklat, workshop dan seminar) ke
assignment/workplace/experiential
learning serta juga social learning dalam
bentuk pembimbingan (coaching dan
mentoring)
10%
70%
20%
KLASIKAL
SOCIAL
LEARNIN
G
EXPERIENCE
LEARNING
1
2
3
Jabatan Fungsional
KESEHATAN 30
Jenis
30 Jenis Jabatan Fungsional Kesehatan
1. Administrator Kesehatan
2. Apoteker
3. Asisten Apoteker
4. Bidan
5. Dokter
6. Dokter Gigi
7. Dokter Pendidik Klinis
8. Entomolog Kesehatan
9. Epidemiolog Kesehatan
10. Fisikawan Medik
11. Fisioterapis
12. Nutrisionis
13. Okupasi Terapis
14. Ortotis Prostetis
15. Penyuluh Kesehatan Masy.
16. Perekam Medis
17. Perawat
18. Perawat Gigi
19. Pranata Laboratorium Kesehatan
20. Psikolog Klinis
21. Radiografer
22. Refraksionis Optisien
23. Tenaga Sanitasi Lingkungan
24. Teknisi Elektromedis
25. Terapis Wicara
26. Teknisi Transfusi Darah
27. Teknisi Gigi
28. Pembimbing Kesehatan Kerja
29. Penata Anestesi
30. Asisten penata Anestesi
1 Administrator Kesehatan 2.828
2 Apoteker 5.567
3 Asisten Apoteker 12.449
4 Asisten PenataAnestesi 179
5 Bidan 108.185
6 Dokter 29.715
7 Dokter Gigi 7.741
8 Dokter Pendidik Klinis 1.939
9 Entomolog Kesehatan 194
10 Epidemiolog Kesehatan 2.153
11 Fisikawan Medis 119
12 Fisioterapis 2.601
13 Nutrisionis 11.925
14 Okupasi Terapis 179
15 Ortotis Prostetis 41
16 Pembimbing Kesehatan Kerja 337
17 PenataAnestesi 194
18 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 5.692
19 Perawat 150.595
20 Perawat Gigi/ Terais Gigi dan Mulut 9.888
21 Perekam Medis 3.480
22 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.389
23 Psikolog Klinis 223
24 Radiografer 3.210
25 Refraksionis Optisien 439
26 Sanitarian 10.759
27 Teknisi Elektromedis 1.386
28 Teknisi Gigi 159
29 Teknisi Transfusi Darah 138
30 Terapis Wicara 128
TOTAL : 385.784
KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Melaksanakan
tugas pokok
Mencatat dan
menginventarisir
Mengumpulkan bukti
fisik hasil pelaksanaan
kegiatan
pelayanan/pekerjaan
sehari-hari sebagai dasar
untuk pengumpulan
angka kredit
MENGIKUTI
KETENTUAN
LAINNYA
Tugas lain
yang
diperintahkan
oleh atasan
KEWAJIBAN
JABFUNG
KEWAJIBAN JABFUNG
JABATAN TENAGA SANITASI
LINGKUNGAN
PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang
untuk melakukan kegiatan pelayanan di bidang
Kesehatan Lingkungan pada instansi pemerintah
Pejabat
Fungsional
Tenaga Sanitasi
Lingkungan
(TSL)
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014
Kesehatan lingkungan bahwa upaya tentang sanitasi lingkungan
mencakup 4 upaya, yaitu upaya penyehatan media lingkungan, upaya
pengamanan faktor resiko lingkungan, upaya pengendalian factor
lingkungan akibat vector dan binatang pembawa penyakit, serta
penyelenggaraan sanitasi lingkungan dalam keadaan tertentu (kondisi
matra dan perubahan iklim)
Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan di bidang kesehatan lingkungan pada
instansi pemerintah
Permen PAN RB no 71 tahun 2021
PELATIHAN JABFUNG TSL (55 jpl)
PERAN
Setelah mengikuti pelatihan ini,
peserta berperan sebagai pejabat
fungsional Tenaga Sanitasi
Lingkungan di institusi masing-
masing.
.
TUJUAN PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini,
peserta mampu melakukan kegiatan
bidang tenaga sanitasi lingkungan
sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
Reformasi Birokrasi (Permenpan RB)
Nomor 71 Tahun 2021
1. Menjelaskan regulasi jabatan fungsional tenaga
sanitasi lingkungan
2. Menjelaskan Kegiatan Jabfung Tenaga Sanitasi
Lingkungan sesuai jenjangnya
3. Mengimplementasikan Kode Etik Profesi Tenaga
Sanitasi Lingkungan
4. Membuat DUPAK Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan
5. Merencanakan Pengembangan Karir Jabfung Tenaga
Sanitasi Lingkungan
6. Menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Bidang Sanitasi
Lingkungan
7. Melakukan Persiapan UKOM Jabatan Fungsional
Tenaga Sanitasi Lingkungan
KOMPETENSI
yg harus dimiliki Pejabat Jabfung TSL
NO MATERI
WAKTU
JPL
T P PL
A. MATA PELATIHAN DASAR
1 Kebijakan Pengembangan Jabatan Fungsional Tenaga
Sanitasi Lingkungan
2 0 0 2
2 Kebijakan Pelatihan Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi
Lingkungan
2 0 0 2
Subtotal 4 0 0 4
B. MATA PELATIHAN INTI
1 Regulasi jabatan fungsional tenaga sanitasi
lingkungan
2 0 0 2
2 Kegiatan Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 6 0 8
3 Kode Etik Profesi Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 2 0 4
4 DUPAK Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 3 7 0 10
5 Pengembangan Karir Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 3 0 5
6 Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Bidang Sanitasi Lingkungan 2 6 0 8
7 Persiapan UKOM 2 6 0 8
Subtotal 15 30 0 45
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1 Building Learning Commitment (BLC) 0 2 0 2
2 Anti Korupsi 2 0 0 2
3 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 1 0 2
Subtotal 3 3 0 6
JUMLAH 22 33 0 55
STRUKTUR KURIKULUM
Kriteria
Kriteria peserta pelatihan Jabatan Fungsional Tenaga
Sanitasi Lingkungan adalah PNS yang telah diangkat
dalam Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan
Jumlah peserta :
Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal 30 orang
Peserta
Kriteria :
1. Memiliki kemampuan kediklatan, yaitu telah mengikuti pelatihan
calon widyaiswara atau AKTA atau TOT atau pelatihan TPPK.
2. Pendidikan S1 atau minimal setara dengan kriteria peserta, dengan
tambahan keahlian di bidang materi yang diajarkan.
3. Memahami kurikulum pelatihan jabatan fungsional sanitarian yang
telah distandarisasi. Menguasai materi yang disampaikan sesuai
dengan GBPP yang ditetapkan dalam kurikulum pelatihan.
Pelatih/fasilitator
Setiap peserta yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran ini minimal 95% dari keseluruhan
jumlah jam pembelajaran akan diberikan
sertifikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (SATU) dan
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
dan oleh panitia penyelenggara.
SERTIFIKASI
Kebijakan Pelatihan - jabfung SANITASI23.pptx
Kebijakan Pelatihan - jabfung SANITASI23.pptx

More Related Content

Similar to Kebijakan Pelatihan - jabfung SANITASI23.pptx

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptxKEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptx
RumahLukaSunandar
 
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
rosintauli1
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
puskkintamaniIII
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
Veniceaprilia
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
VikiHestiarini
 
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptxILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
erlina79
 
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptxMI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
EarlyOktaPratama
 

Similar to Kebijakan Pelatihan - jabfung SANITASI23.pptx (20)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptxKEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI TEKNIS NAKES_TPK 2023.pptx
 
Paparan KADINKES Kebijakan PIS-PK dalam mendukung SPM
Paparan KADINKES Kebijakan PIS-PK dalam mendukung SPMPaparan KADINKES Kebijakan PIS-PK dalam mendukung SPM
Paparan KADINKES Kebijakan PIS-PK dalam mendukung SPM
 
Sistem Kesehatan dan Komponen Pembiayaan-Safirina Aulia Rahmi
Sistem Kesehatan dan Komponen Pembiayaan-Safirina Aulia RahmiSistem Kesehatan dan Komponen Pembiayaan-Safirina Aulia Rahmi
Sistem Kesehatan dan Komponen Pembiayaan-Safirina Aulia Rahmi
 
Analisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxAnalisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptx
 
Peran Dinas kesehatan mendorong penggunaan peralatan medis 4.0.pptx
Peran Dinas kesehatan mendorong penggunaan peralatan medis 4.0.pptxPeran Dinas kesehatan mendorong penggunaan peralatan medis 4.0.pptx
Peran Dinas kesehatan mendorong penggunaan peralatan medis 4.0.pptx
 
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkpPelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
 
Transformasi layanan Primer dan SDM Kesehatan
Transformasi layanan Primer dan SDM KesehatanTransformasi layanan Primer dan SDM Kesehatan
Transformasi layanan Primer dan SDM Kesehatan
 
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptx
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
 
Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatanKebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
Kebijakan PIS PK dalam implementasi kesehatan
 
Sosialisasi KMK Juknis imntegrasi Layanan Primer .pptx
Sosialisasi KMK Juknis imntegrasi Layanan Primer .pptxSosialisasi KMK Juknis imntegrasi Layanan Primer .pptx
Sosialisasi KMK Juknis imntegrasi Layanan Primer .pptx
 
Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
 Andrew hidayat   4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam... Andrew hidayat   4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
 
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptxILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
ILPTatakelola Kemkes_Kebijakan ILP copy.pptx
 
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptxMI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
MI 3.29-30 agustus Kebijakan ILP_ Workshop PTM.pptx
 
Kebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasKebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmas
 
Kebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPKebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTP
 
Paparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final editPaparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final edit
 

Kebijakan Pelatihan - jabfung SANITASI23.pptx

  • 1. KEBIJAKAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Disampaikan oleh: Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan
  • 2.
  • 4. Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten 4 Harapan hidup pada kelahiran (2018), tahun 69 71 75 77 79 80 83 USA India Indonesia Asia Timur dan Pasifik1 Turki Australia OECD Angka kematian maternal2 (2015), per 100,000 kelahiran hidup Source: World Bank, WHO Global Health Observatory Angka kematian bayi (2015)2, per 1,000 kelahiran hidup Ditambah lagi, Kasus Tuberculosis tertinggi di dunia Ke 2 jumlah kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, lebih tinggi dari Asia Tenggara dengan rata- rata 60 % 73% dari populasi umur 15 tahun ke atas merokok– prevalensi tertinggi di antara negara-negara ASEAN 39% Prevalensi stunting, % 357 305 221 180 170 69 60 25 24 7 57 39 27 23 22 15 9 6 7 2 2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017 ASEAN Food and Nutrition Report 2021 33.1 32.4 28.8 27.7 26.7 21.8 19.7 19.6 13.3 4.4 1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands
  • 5. Ketersediaan SDM Gap Jumlah dan Jenis SDMK : Perencanaan kebutuhan dan Pemenuhan SDMK Distribusi SDMK Gap Distribusi SDMK : Kebijakan Redistribusi, Insentif di DTPK Kompetensi SDMK Gap Kompetensi : Pengembangan kompetensi, pelatihan,beasiswa, PPDS, fellowship Kinerja SDMK Gap Produktivitas : Insentif , Sistem jenjang karier, sistem merit Akses masyarakat terhadap SDM Kesehatan Gap dapat menyebabkan terbatasnya akses masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan yang berkualitas PENGELOLAAN SDMK
  • 6. Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di Indonesia 6 Kekurangan jumlah Nakes secara nasional Distribusi SDMK tidak merata Kurangnya pelatihan berbasis kompetensi Kurangnya dokter di puskesmas Indonesia bagian timur, sementara di beberapa daerah over supply Kurangnya akses terhadap pelatihan terakreditasi Rendahnya penilaian dan pelatihan berbasis kompetensi Rendahnya retensi nakes di daerah, insentif ‘kurang menarik’ dan pola karir tidak jelas 671 (6,47%) puskesmas tidak ada dokter 5.644 (54,45%) puskesmas belum memiliki 9 Jenis Tenaga Kesehatan secara lengkap 155 (24,26%) RSUD kab/kota belum terpenuhi dengan 7 dokter spesialis Pemerintah (pusat) memiliki kewenangan terbatas untuk melakukan redistribusi nakes di Faskes milik Pemerintah Daerah (UU23/2014) Ratio dokter 0,67 / 1000 penduduk Dokter spesialis 0,15/1000 penduduk
  • 8. Kebijakan Pelatihan 1. REGULASI/ DASAR HUKUM  UU NO. 5 TAHUN 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)  UU NO.36 TAHUN 2014 Tentang Tenaga Kesehatan  PP NO.67 TAHUN 2019 Tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan  PP NO.17 TAHUN 2020 Tentang Perubahan Atas PP NO. 11 TAHUN 2017 Tentang Manajemen PNS  PERMENKES RI No.20 TAHUN 2015 Tentang Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Sanitarian  PERMENPAN No.71 Tahun 2021, ttgb Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan
  • 10. PENGEMBANGAN MUTU KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN AKREDITASI PELATIHAN (5 KOMPONEN)  Rancangan Pelatihan  Peserta  Pelatih  Penyelenggara  Tempat penyelenggaan AKREDITASI INSTITUSI PELATIHAN (3 KOMPONEN)  Administrasi dan Manajemen  Pelayanan Pelatihan  Pelayanan Penunjang Pelatihan UU No. 36 tahun 2014 Pasal 31 PP No 67 tahun 2019 (ps.61-85) PP no. 67 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan Pasal 79 (1) Setiap penyelenggaraan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) huruf b harus terakreditasi dan diselenggarakan oleh institusi penyelenggara yang terakreditasi. (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemerintah pusat. (3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. akreditasi pelatihan; dan b. akreditasi institusi penyelenggara pelatihan. Pasal 81 (1) Akreditasi institusi penyelenggara pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (3) huruf b dilakukan berdasarkan pengajuan akreditasi dari institusi penyelenggara pelatihan. (2) Pengajuan akreditasi institusi penyelenggara pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi komponen administrasi dan manajemen, komponen pelayanan pelatihan, dan komponen pelayanan penunjang pelatihan
  • 12. TRANSFORMASI SDM KESEHATAN DI DALAM TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN 12 Visi Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan Meningkatkankesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi Mempercepatperbaikan gizi masyarakat Memperbaiki pengendalian penyakit Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Memperkuat sistem kesehatan & pengendalian obat dan makanan 6 kategori utama Outcome RPJMN bidang kesehatan Edukasi penduduk 7 kampanye utama: imunisasi, gizi seimbang, olah raga, anti rokok, sanitasi & kebersihan lingkungan, skrining penyakit, kepatuhan pengobatan Pencegahan primer Penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia. Pencegahan sekunder Skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining stunting, & peningkatan ANC untuk kesehatan ibu & bayi. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer Pembangunan Puskesmas di 171 kec., penyediaan 40 obat esensial, pemenuhan SDM kesehatan primer Transformasi layanan rujukan Meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder & tersier Pembangunan RS di Kawasan Timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, kemitraan dengan world’s top healthcare centers. Memperkuat ketahanan tanggap darurat Jejaring nasional surveilans berbasis lab, tenaga cadangan tanggap darurat, table top exercise kesiapsiagaan krisis. Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri. Transformasi SDM Kesehatan Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan. Transformasi teknologi kesehatan 1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan kesehatan 4 Meningkatkan ketahanan sektor farmasi & alat kesehatan Produksi dalam negeri 14 vaksin rutin, top 10 obat, top 10 alkes by volume & by value. 5 6 a b c d a b
  • 13. Peningkatan kompetensi melalui pelatihan Pengembangan tenaga kesehatan UU 36/2014 Tenaga Kesehatan (Pasal 31 terkait Pelatihan Tenaga Kesehatan) PP 67/2019 Pengelolaan Tenaga Kesehatan (Pasal 75-85 terkait manajemen pelatihan) “Meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang pengembangan karier Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya” Pelatihan Ketahanan Kesehatan menggunakan platform digital adaptive learning Pilar 5 Transformasi SDM Kesehatan Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia Pilar 6 Transformasi Teknologi kesehatan Pemanfaatan Teknologi dalam akselerasi Peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan Pilar 3 Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan Penguatan surveilans berbasis lab dan ketahanan tanggap darurat
  • 14. 02/04/202 3 14 PROSES PELATIHAN TENAGA KESEHATAN DENGAN PLATFORM PELATIHAN DIGITAL
  • 15. 15 Transformasi model pelatihan bidang kesehatan melalui Interoperabilitas Sistem Informasi  Satu platform pelatihan – Single Sign On (SSO) integrated to SI-SDMK  Platform pelatihan digital KEMKES (SUPER ADMIN) Institusi Pelatihan (ADMIN) Peserta / Nakes (USER) 1. Data institusi Pelatihan 2. Kurikulum/ modul/media pelatihan 3. Data peserta (sebaran: jenis, lokasi, kompetensi/keahlian) 4. Data Pelatih sesuai Keahlian 5. Data Fasyankes Terlatih 6. Evaluasi Pelatihan 1. Status akreditasi 2. Status pelatihan 3. Daftar Pelatihan 4. Evaluasi Peserta 1. Profil (connected to SI-SDMK) 2. Data pelatihan 3. E-sertifikat 4. Status Kompetensi 5. Level pelatihan 6. Evaluasi Individu
  • 16. 16 Harmonisasi Angka Kredit dan SKP pada sertifikat Jumlah jpl Jml Angka Kredit 30-80 Jpl 1 81-160 2 161-480 3 481-640 6 641-960 9 > 690 15 Penilaian Angka Kredit Berdasarkan Permenpan JF Penilaian SKP Berdasarkan Pedoman P2KB dari KTKI
  • 18. Kebijakan Pelatihan PELATIHAN Pelatihan merupakan proses pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi, kinerja, profesionalisme dan menunjang pengembangan karir dengan meminimalisir “gap kompetensi” SDM dalam melaksanakan tugas & fungsinya.
  • 20. JENIS JABFUNG Contoh Desain Pelatihan KOMPETENSI Tingkat Ketrampilan dan Keahlian tenaga sanitasi lingkungan JENIS PELATIHAN Fungsional Kesehatan Spesifik Keprofesian Peningkatan Kinerja Organisasi MUTU NAKES
  • 21. 21 Roadmap Peningkatan pelatihan yang sesuai jenjang dan kompetensi Nakes 1 2 3 Sekarang ada di sini 1 Pemetaan needs dan supply pelatihan Nakes 2 Konsolidasi hasil pemetaan kebutuhan pelatihan 3 Peningkatan akses pelatihan Training Needs Analysis (TNA) Kurikulum Pelatihan Konversi nilai pelatihan NSPK Platform pelatihan digital P A R A L E L
  • 22. 22 Peningkatan Mutu Nakes  Problem Statement Pelatihan terstandar dan akreditasi yang mampu dinilai dalam peningkatan mutu Nakes serta mampu diakses untuk tenaga kesehatan pada tahun 2023 “ “ Digitalisasi Sistem Tenaga Kesehatan Output Profesi Jabatan/ Organisasi Training Need Assessment (TNA) PELATIHAN 1. Terstandar 2. Tercatat 3. Accessible No Problem Intervensi Output 1 Gap Kompetensi Pemetaan Kebutuhan Pelatihan (need and supply) Training Needs Analysis (TNA) berdasarkan program bagi 9 Nakes di Puskesmas 2 Standardisasi kurikulum pelatihan dan konversi nilai Konsolidasi hasil pemetaan kebutuhan pelatihan 1. Penyusunan kurikulum pelatihan 9 Nakes di Puskesmas yang terstandardisasi tersedia di SIAKPEL 2. Konversi pelatihan 9 Nakes di Puskesmas bernilai satuan kredit profesi (SKP) 3. Pembuatan NSPK sesuai kebutuhan kompetensi nakes/ profesi 4 Akses Pelatihan Peningkatan akses pelatihan oleh nakes di 34 provinsi 4. pelatihan berbasis digital GAP Kompetensi 1 2 3
  • 23. 23 Penetapan kebutuhan pelatihan saat ini Standar Kompetensi Jabfungkes Permintaan Unit/ OP GAP competence analysis Profesi Jabfung Organisasi 1. Penetapan kebutuhan pelatihan dan jenis nakes berdasarkan usulan unit Penetapan kebutuhan pelatihan yang akan dilaksanakan Belum dilaksanakan Mengacu kepada butir uraian tugas/kompetensi pada regulasi standard: - Permenpan  baru ada 8 Jabfung - Standard Kompetensi Kerja (SKKNI) - Standard Kompetensi Profesi Penetapan Standard yang akan diacu  Mekanisme TNA
  • 24. Pelatihan Terakreditasi (9 nakes dan Labkesmas) - Januari - 21 September Th. 2022 3899 2618 2590 1250 929 909 683 468 463 377 65 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Key Poin: - Pelatihan diselengggarakan sebagian besar merupakan kebutuhan program (Peningkatan kerja/organisasi) - Sumber Data Pelatihan 2022: Dashboard E-Sertifkat Pelatihan 2022 (belum Realtime)  kedepan dirancang realtime (Platform pelatihan digital) - Sertifikat pelatihan hanya angka kredit (belum mengakomodir Satuan Kredit Profesi/SKP) Total = 14.251 orang
  • 25. NASIONAL 9 JENIS TENAGA KESEHATAN TEREGISTRASI Sumber: KTKI per 9 Agustus 2022 Perawat Bidan Dokter Umum ATLM Kesmas Farmasi Gizi Kesling Dokter Gigi RS PKM 493.699 279.212 87.548 40.041 29.482 27.344 17.853 18.268 33.665 SEBARAN 9 JENIS TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
  • 26. DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES MELAKUKAN AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA PELATIHAN This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY Keputusan Kepala LAN No.314/K.1/PDP.09/2021 sebagai Lembaga Pengakreditasi Program Terakreditasi
  • 27. AKREDITASI INSTITUSI 53 Institusi Terakreditasi tahun 2021 (31%) 23 Bapelkes Daerah 10 RS Vertikal 7 UPT Pelatihan Kemenkes 10 Swasta 2 RSUD 1 Institusi Pelatihan Provinsi 170 Institusi Penyelenggara Pelatihan BBPK & Bapelkes Kemenkes, Bapelkes Nusantara Instalasi/ Unit Diklat RS, Yayasan/ Perseroan Terbatas (PT)/ Lembaga lain 37 Institusi yg akan diakreditasi tahun 2022 (40%) 40 Institusi yg akan diakreditasi tahun 2023 (57%) 72 Institusi yg akan diakreditasi tahun 2024 (100%)
  • 28. 28 Data Kurikulum Terstandar di SIAKPEL “Total Kurikulum terdaftar 332 kurikulum” Kurikulum Pelatihan Per Nakes
  • 29. Diklat teknis Profesi - PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI 29  Pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan yang lebih spesifik dan terukur yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja sesuai kebutuhan industri/pasar kerja.  Pelatihan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan outcome) yang pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan masing masing peserta pelatihan berbasis kompetensi.  Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit untuk dilaksanakan menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan secara terstruktur dan berdasarkan modul dan materi pelatihan yang telah tersedia, sehingga sangat memungkinkan peserta pelatihan berlatih secara aktif dan mandiri.  Keuntungan pelatihan berbasis kompetensi diantaranya adalah pelatihan kerja dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, praktis, dan ada kepastian pengakuan bagi peserta pelatihan dari dunia usaha sebagai pengguna jasa.
  • 30. 30 MENGIKUTI PENGEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN (LAN RI, 2021) Perubahan dari Training and Development ke Learning and Development Pergeseran dari Orang yang memberikan pelatihan (instruktur-lead) kepada Peserta Pelatihan dan Dampak Pembelajaran pada Kinerja Organisasi Variasi kegiatan pengembangan kompetensi, selain instruktur-lead (diklat, workshop dan seminar) ke assignment/workplace/experiential learning serta juga social learning dalam bentuk pembimbingan (coaching dan mentoring) 10% 70% 20% KLASIKAL SOCIAL LEARNIN G EXPERIENCE LEARNING 1 2 3
  • 32. 30 Jenis Jabatan Fungsional Kesehatan 1. Administrator Kesehatan 2. Apoteker 3. Asisten Apoteker 4. Bidan 5. Dokter 6. Dokter Gigi 7. Dokter Pendidik Klinis 8. Entomolog Kesehatan 9. Epidemiolog Kesehatan 10. Fisikawan Medik 11. Fisioterapis 12. Nutrisionis 13. Okupasi Terapis 14. Ortotis Prostetis 15. Penyuluh Kesehatan Masy. 16. Perekam Medis 17. Perawat 18. Perawat Gigi 19. Pranata Laboratorium Kesehatan 20. Psikolog Klinis 21. Radiografer 22. Refraksionis Optisien 23. Tenaga Sanitasi Lingkungan 24. Teknisi Elektromedis 25. Terapis Wicara 26. Teknisi Transfusi Darah 27. Teknisi Gigi 28. Pembimbing Kesehatan Kerja 29. Penata Anestesi 30. Asisten penata Anestesi
  • 33. 1 Administrator Kesehatan 2.828 2 Apoteker 5.567 3 Asisten Apoteker 12.449 4 Asisten PenataAnestesi 179 5 Bidan 108.185 6 Dokter 29.715 7 Dokter Gigi 7.741 8 Dokter Pendidik Klinis 1.939 9 Entomolog Kesehatan 194 10 Epidemiolog Kesehatan 2.153 11 Fisikawan Medis 119 12 Fisioterapis 2.601 13 Nutrisionis 11.925 14 Okupasi Terapis 179 15 Ortotis Prostetis 41 16 Pembimbing Kesehatan Kerja 337 17 PenataAnestesi 194 18 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 5.692 19 Perawat 150.595 20 Perawat Gigi/ Terais Gigi dan Mulut 9.888 21 Perekam Medis 3.480 22 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.389 23 Psikolog Klinis 223 24 Radiografer 3.210 25 Refraksionis Optisien 439 26 Sanitarian 10.759 27 Teknisi Elektromedis 1.386 28 Teknisi Gigi 159 29 Teknisi Transfusi Darah 138 30 Terapis Wicara 128 TOTAL : 385.784
  • 34. KEWAJIBAN PEJABAT FUNGSIONAL Melaksanakan tugas pokok Mencatat dan menginventarisir Mengumpulkan bukti fisik hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan/pekerjaan sehari-hari sebagai dasar untuk pengumpulan angka kredit MENGIKUTI KETENTUAN LAINNYA Tugas lain yang diperintahkan oleh atasan KEWAJIBAN JABFUNG KEWAJIBAN JABFUNG
  • 36. PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang Berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan di bidang Kesehatan Lingkungan pada instansi pemerintah Pejabat Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan (TSL) Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 Kesehatan lingkungan bahwa upaya tentang sanitasi lingkungan mencakup 4 upaya, yaitu upaya penyehatan media lingkungan, upaya pengamanan faktor resiko lingkungan, upaya pengendalian factor lingkungan akibat vector dan binatang pembawa penyakit, serta penyelenggaraan sanitasi lingkungan dalam keadaan tertentu (kondisi matra dan perubahan iklim) Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan di bidang kesehatan lingkungan pada instansi pemerintah Permen PAN RB no 71 tahun 2021
  • 37. PELATIHAN JABFUNG TSL (55 jpl) PERAN Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai pejabat fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan di institusi masing- masing. . TUJUAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan kegiatan bidang tenaga sanitasi lingkungan sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 71 Tahun 2021
  • 38. 1. Menjelaskan regulasi jabatan fungsional tenaga sanitasi lingkungan 2. Menjelaskan Kegiatan Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan sesuai jenjangnya 3. Mengimplementasikan Kode Etik Profesi Tenaga Sanitasi Lingkungan 4. Membuat DUPAK Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 5. Merencanakan Pengembangan Karir Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 6. Menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Bidang Sanitasi Lingkungan 7. Melakukan Persiapan UKOM Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan KOMPETENSI yg harus dimiliki Pejabat Jabfung TSL
  • 39. NO MATERI WAKTU JPL T P PL A. MATA PELATIHAN DASAR 1 Kebijakan Pengembangan Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 0 0 2 2 Kebijakan Pelatihan Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 0 0 2 Subtotal 4 0 0 4 B. MATA PELATIHAN INTI 1 Regulasi jabatan fungsional tenaga sanitasi lingkungan 2 0 0 2 2 Kegiatan Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 6 0 8 3 Kode Etik Profesi Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 2 0 4 4 DUPAK Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 3 7 0 10 5 Pengembangan Karir Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 3 0 5 6 Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Bidang Sanitasi Lingkungan 2 6 0 8 7 Persiapan UKOM 2 6 0 8 Subtotal 15 30 0 45 C. MATA PELATIHAN PENUNJANG 1 Building Learning Commitment (BLC) 0 2 0 2 2 Anti Korupsi 2 0 0 2 3 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 1 0 2 Subtotal 3 3 0 6 JUMLAH 22 33 0 55 STRUKTUR KURIKULUM
  • 40. Kriteria Kriteria peserta pelatihan Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan adalah PNS yang telah diangkat dalam Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan Jumlah peserta : Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal 30 orang Peserta
  • 41. Kriteria : 1. Memiliki kemampuan kediklatan, yaitu telah mengikuti pelatihan calon widyaiswara atau AKTA atau TOT atau pelatihan TPPK. 2. Pendidikan S1 atau minimal setara dengan kriteria peserta, dengan tambahan keahlian di bidang materi yang diajarkan. 3. Memahami kurikulum pelatihan jabatan fungsional sanitarian yang telah distandarisasi. Menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan GBPP yang ditetapkan dalam kurikulum pelatihan. Pelatih/fasilitator
  • 42. Setiap peserta yang telah menyelesaikan proses pembelajaran ini minimal 95% dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran akan diberikan sertifikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (SATU) dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan oleh panitia penyelenggara. SERTIFIKASI