konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
Kebijakan KEMENKES dalam penurunan anak edNH.pdf
1. TANGERANG, 17-19 Oktober 2022
DIREKTUR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
KEBIJAKAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
DALAM PENURUNAN
MORBIDITAS DAN
MORTALITAS ANAK
DI INDONESIA
2. 2
Latar belakang
Secara global, penyakit menular, termasuk
pneumonia, diare dan malaria, serta
komplikasi kelahiran prematur, asfiksia dan
trauma lahir, serta kelainan kongenital tetap
menjadi penyebab utama kematian anak di
bawah 5 tahun.
Data WHO 2020, Indonesia berada di urutan ke
8 dunia untuk angka kematian terbanyak
pada anak usia ( r tahun yaitu: 110/ 1000
kelahiran hidup
Kondisi malnutrisi pada anak< 5 tahun → factor
risiko tertinggi kematian pada anak dengan
diare, pneumonia, malaria dll
Adanya penyakit infeksi Emerging dan re
emerging: Covid-19 menyebabkan kemat1an
- Adanya varian2 baru dari virus Omicron→
Covid-19 masih ada
Kesiapan tata laksana klinis di fasyankes
KEPDIRJEN No, HK.02.02/1/3305/2022 tentang AP-AKI
PICU dan ruang rawat
Obat2an
SDM
ATYPICAL PROGRESSIVE ACUTE KIDNEY INJURY: saat
ini menjadi perhatian Kementerian Kesehatan
karena meningkatnya kasus AKI di beberapa
wilayahIndonesia
Data IDAI: bulan September 2022→ 74 kasus
3. Permasalahan dalam layanan rujukan
3
Belum meratanya
kompetensi
layanan rujukan
Belum optimalnya
sarana, prasarana
& SDM layanan
rujukan
Belum optimalnya
system pelayanan,
mutu &
keselamatan
pasien
PENINGKATAN
AKSES & MUTU
LAYANAN
RUJUKAN
Belum terbangun
kepercayaan
masyarakat thd
layanan RS di
Indonesia
4. Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
4
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yangsehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkankesehatan ibu,
anak, keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi
Mempercepatperbaikan gizi
masyarakat
Memperbaiki
pengendalianpenyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan & pengendalian
obat dan makanan
6 kategori
utama
Outcome
RPJMN bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah raga,
anti rokok, sanitasi &
kebersihan lingkungan,
skrining penyakit,
kepatuhan pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap sasaran
usia, skrining stunting,
& peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171 kec.,
penyediaan 40 obat
esensial, pemenuhan
SDM kesehatan primer
Transformasi layanan
rujukan
Meningkatkan akses
dan mutu layanan
sekunder &tersier
Pembangunan RS di
Kawasan Timur, jejaring
pengampuan 6 layanan
unggulan, kemitraan
dengan world’s top
healthcare centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis lab,
tenaga cadangan
tanggap darurat, table
top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan
3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes lulusan
luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanansektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam negeri
14 vaksin rutin, top 10
obat, top 10 alkes by
volume & by value.
5 6
a b c d a b
5. Ruang Lingkup Transformasi Kesehatan Rujukan: peningkatan akses dan
mutu layanan rujukan
9
INPUT
PROSES
OUTPUT
OUTCOME
• Ketersediaan TT RS
• Sarpras
• Obat
• SDM
• Standarisasi Pelayanan
• Stratifikasi & pengampuan
layanan prioritas
• Pendidikan & penelitian
• Teknologi digital
• Akreditasi RS
• Sister hospital dengan RS global
• Pengembangan layanan unggulan dan
menjadi Center of Excellence
Turunnya angka
kematian, kesakitan, &
kecacatan
Excellent service,
meningkatkan
daya saing global
Good Clinical Governance,
Good Corporate Governance
Peningkatan akses penduduk
terhadap fasilitas layanan rujukan
Kegiatan Prioritas 3
Pemenuhan sarana prasarana RS
Kegiatan Prioritas 1
Peningkatan mutu RS dan pengembangan
Center of Excellence
Kegiatan Prioritas 2
Penguatan tata kelola RS dan digitalisasi
layanan rujukan
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
• Mortality Rate turun
• Morbidity Rate turun
6. KONSEP TRANSFORMASI
LAYANAN RUJUKAN
Puskesmas
• SISRUTE
• Sistem rujukan
berbasis
kompetensi
Rumah
Sakit
• Peningkatan kompetensi manajerial
pimpinan RS
• Stratifikasi & jejaring Pengampuan dalam
pelayanan 7 penyakit prioritas
• Pemanfaatan teknologi dalam pelayanan
& pengampuan RS
• Mutu &
keselamatan
pasien
• Center of
excellence
• Sister hospital
Academic health
system
Kedaruratan Pra
Hospital
Dinas
Kesehatan
• Sarana dan prasarana
• Alat kesehatan dan
Obat
119
FK
Service outcome
Clinical outcome
7. KONSEP TRANSFORMASI LAYANAN RUJUKAN
7
• Peningkatan mutu dan
keselamatan Pasien di
RS
• Pengembangan Center
of Excellence
• Sister hospital
PENINGKATAN MUTU RS
DAN PENGEMBANGAN
CENTER OF EXCELLENCE
PENGUATAN TATA KELOLA
RS DAN DIGITALISASI
LAYANAN RUJUKAN
• Stratifikasi pelayanan
penyakit prioritas dan
pengembangan jejaring
pengampuan di RS
• Sistem rujukan berbasis
kompetensi
• Digitalisasi layanan rujukan
• Implementasi Academic
Health System
• Penguatan sarana
prasarana dan alkes di
RS
• Peningkatan obat
esensial di RS untuk
terapi 9 penyakit
prioritas
PENGUATAN SARANA
PRASARANA RS
8. KELAS
A & B
Kelas A:
4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima)
penunjang medik spesialis, 12
(dua belas) spesialis lain selain
spesialis dasar, dan 13 (tiga belas)
subspesialis
Kelas B:
4 (empat) spesialis dasar,4 (empat)
penunjang medik spesialis, 8
(delapan) spesialis lain selain
spesialis dasar, dan 2 (dua) sub
spesialis dasar
PERATURAN PEMERINTAH NO 47/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG RUMAH SAKIT
KELAS
C & D
PELAYANAN SPESIALISTIK
Kelas C:
4 (empat) spesialis dasar dan 4
(empat) penunjang medik spesialis
Kelas D:
2 (dua) spesialis dasar
PELAYANAN SPESIALISTIK
DAN SUBSPESIALISTIK
AKSES PELAYANAN KESEHATAN KEPADA
MASYARAKAT
KEMUDAHAN PELAKU USAHA DALAM
MENYEDIAKAN PELAYANAN KESEHATAN
KEMUDAHAN PEKERJA/TENAGA
KESEHATAN DALAM MEMPEROLEH
LAPANGAN KERJA & MENINGKATKAN
KOMPETENSI
01
02
03
KELAS A
KELAS D
KELAS B
KELAS C
1
2
Izin Mendirikan
Izin Operasional
Perizinan Berusaha
Sebelumnya
PP 47/2021
→ Kemampuan Pelayanan
→ Fasilitas Kesehatan
→ Sarana Penunjang
→ Sumber Daya Manusia
KLASIFIKASI RS
PENYELENGGARAAN
BIDANG RUMAH SAKIT
9. Perhitungan Tempat Tidur
Tempat Tidur Kelas Standar Jumlah tempat
tidur kelas standar
• 60% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit
milik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
• 40% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit
milik swasta.
TEMPAT TIDUR PERAWATAN INTENSIF
Paling sedikit 10% dari seluruh tempat tidur
a. 6% untuk pelayanan unit perawatan intensif/ICU; dan
b. 4% untuk pelayanan intensif lain yang terdiri atas
perawatan intensif neonatus dan perawatan intensif
pediatrik (NICU dan PICU).
paling lambat
1 Januari 2023
RS UMUM
TEMPAT TIDUR PERAWATAN INTENSIF paling lambat
1 Januari 2023
RS KHUSUS
a. paling sedikit 10%dari seluruh jumlah total TT
b. RS tidak menyediakan layanan PICU, NICU, ICCU dan RICU menyediakan
TT ICU sejumlah 10%
c. RS Khusus mata, RS Khusus Gilut ,RS Khusus THT-KL tidak wajib
memenuhi TT intensif
d. RS jiwa berupa Unit Pelayanan Intensif Psikiatri sebesar 10%
e. RS jiwa yang menyelenggarakan pelayanan diluar kekhususannya wajib →
• 10% dari total TT yang dipergunakan sesuai dengan Kekhususannya
• intensif sejumlah 6% dari total TT di luar kekhususannya.
10. KEWAJIBAN RS DALAM PENYEDIAAN PELAYANAN ANAK TERMASUK
INTENSIF ANAK (PICU & NICU)
12. DRAFT LEVEL/KLASIFIKASI PELAYANAN PICU
Setiap PICU harus mampu memberikan pelayanan intensif dasar.
PICU
LEVEL III
PICU
LEVEL I
PICU
LEVEL II
merupakan pelayanan PICU dengan
kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh rumah sakit.
Setiap rumah sakit harus mampu memberikan
pengelolaan resusitatif untuk pasien gawat,
tunjangan kardio-respirasi dan pemantauan dan
pencegahan penyulit pada pasien medik dan
bedah yang berisiko
merupakan pelayanan PICU dengan
kemampuan lanjutan yang melebihi
kemampuan dan sumber daya
pelayanan intensif level I.
merupakan rujukan tertinggi PICU, mampu
menyediakan perawatan pediatrik definitif
yang bersifat kompleks, progresif, berubah
dengan cepat, baik bersifat medis, operasi,
maupun gangguan traumatik, termasuk
kelainan genetik/ bawaan yang sering
membutuhkan pendekatan yang bersifat
multidisipliner.
Penanggung Jawab:
Sesuai urutan ketersediaan :
1. Dokter Spesialis anak Konsultan ERIA
sesuai dengan ketentuan dari kolegium
terkait
2. Dokter spesialis anak yang telah mengikuti
fellowship dibidang ERIA yang diakui oleh
kolegium atau Memiliki sertifikasi
Penanggung Jawab :
Sesuai urutan ketersediaan :
1. Dokter spesialis anak yang telah
mengikuti fellowship dibidang ERIA
yang diakui oleh kolegium
2. Dokter spesialis anak yang telah
mengikuti pelatihan dasar RESCUE dan
atau APRC
Memiliki sertifikasi konsultan
ERIA sesuai dengan
ketentuan dari kolegium
terkait
Kemampuan:
• Tatalaksana ventilasi
mekanik (invasif atau non-
invasif)
• pemantauan invasif
kardiovaskuler dalam
usaha penunjang hidup
Kemampuan:
• menangani tunjangan
ventilasi mekanik
• melakukan dukungan/
bantuan hidup lain.
Memberikan pelayanan tertinggi
termasuk dukungan/bantuan hidup
multi-sistem kompleks dalam jangka
waktu tak terbatas. Pelayanan PICU
level III meliputi ventilasi mekanik,
terapi sulih ginjal, terapi
ekstrakorporal dan pemantauan
kardiovaskular invasif termasuk
pelayanan pasca bedah jantung
Sumber: draft pedoman rawat inap/yanmed/Oktober 2022
Perbandingan SDM secara umum :
DPJP Utama : TT = 1: 14
Perawat : pasien = 1:1
13. PERALATAN PICU
14
No Jenis Peralatan Standar Minimal Peralatan
Level I Level II Level III
1 Ventilator mekanik yang compatible bagi bayi dan anak disertai dengan sirkuit/tubing yang
sesuai (invasif)
+ (sederhana)
1: 1 TT
+ (canggih)
1: 1 TT
+ (canggih)
1: 1 TT
2 Ventilator non-invasif (high flow nasal canule (HFNC)/CPAP) yang compatible bagi bayi dan
anak disertai dengan sirkuit/tubing yang sesuai
+ + +
3 Alat hisap + + +
4 Alat ventilasi manual + + +
5 Set penunjang jalan napas + + +
6 Trolley emergensi (termasuk ETT) + + +
7 Peralatan akses vaskular + + +
8 Monitor invasif
9 a. Tekanan darah - + +
10 a. Tekanan vena sentral - + +
11 Monitor non-invasif
12 Tekanan darah + + +
13 Bedside monitor +
1:1TT
+
1:1 TT
+
1:1TT
14
Sumber: draft pedoman rawat inap/yanmed/Oktober 2022
14. PERALATAN PICU
15
No Jenis Peralatan Standar Minimal Peralatan
Level I Level II Level III
1 Advanced Hemodynamic Monitoring (Monitoring Cardiac Output Continue) - +/- +
2 EKG + + +
3 Saturasi oksigen (pulse oxymeter) + + +
4 Kapnografi + + +
5 Pengukur Suhu + + +
6 EEG - + +
7 Defibrilator + + +
8 alat pacu jantung + + +
9 Alat pengatur suhu pasien + + +
10 Peralatan drain toraks dan waterseal drainage + + +
11 Pompa infus dan pompa syringe + + +
12 Bronchoscopy - +/- +
13 Monitoring cardiac output non invasiv - +/- +
14 Monitoring Oksigenasi cerebral - +/- +
Echochardiografi/ USG 3 probe - + +
Peralatan portable untuk transportasi + + +
Tempat tidur khusus bertimbangan - +/- +
Timbangan bayi + + +
Kasur decubitus +/- +/- +
Lemari / kabinet pasien + + +
Sumber: draft pedoman rawat inap/yanmed/desember 2021
15. PERALATAN DASAR ICU
16
No Jenis Peralatan Standar Minimal Peralatan
Level I Level II Level III
Lampu untuk tindakan + + +
2 Meja tindakan + + +
3 Set bedah minor + + +
4 Vena viewer + + +
5 Warm blanket + + +
6 Hemodialisa - + +
7 CRRT - +/- +
8 Ventilator portable + + +
9 Peralatan radiologi portable** + + +
10 Point of care testing (POCT)/ pemeriksaan laboratorium secara bedside
11 POCT Analisa gas darah +** + +
12 POCT Gula darah sewaktu +** + +
13 POCT laktat +** + +
14
POCT elektrolit +** + +
Sumber: draft pedoman rawat inap/yanmed/desember 2021
17. 20
PNPK dapat di lihat dan di unduh pada web
https://yankes.kemkes.go.id/produkhukum?id=2
ATAU
http://jdih.kemkes.go.id/
18. KESIMPULAN DAN HARAPAN
• Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan anak serta menurunkan angka kematian dan
kesakitan pada anak, maka perlu dilakukan penguatan pelayanan kegawatdaruratan anak dalam
bentuk teamwork yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter dan perawat.
• Saat ini sedang dilakukan trasnformasi layanan kesehatan termasuk layanan rujukan yang salah
satu prioritasnya adalah melalui Pengampuan Pelayanan Ibu dan Anak
• Dengan terbitnya pp 47/2021, maka seluruh rs wajib memiliki sdm dokter spesialis anak dan
layanan intensif anak yaitu nicu dan picu, sehingga diharapkan kebutuhan pelayanan intensif anak
di indonesia dapat terpenuhi secara merata
• PICU level I merupakan pelayanan picu dengan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh rumah
sakit.
• Diharapkan dengan adanya standarisasi layanan dapat meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien di RS
• Perlu penguatan dan pemenuhan sdm serta sarana prasarana dalam mendukung pelayanan icu
yang berkualitas
• perlu dukungan organisasi profesi dalam pemenuhan kompetensi baik dokter anak, dokter dan
pearawat dalam mendukung pemenuhan pelayanan intensif anak di rs