Tarikh Penerbitan: 5 Januari 2022, oleh: SlideShare.net
PPPJ2363 Tamadun Islam Zaman Umawi dan Abbasi
"Pencerakinan Reflektif Tamadun Islam di Zaman Rasulullah"
Resensi Karya STIAUDA
Oleh: NADHILAH AL NASUHA MHD ADNAN, SYED MUHAMMAD HULAIMI SYED HASSAN ADLLI, NURUL NADIAH MUHAMAD NOOR & EZAD AZRAAI JAMSARI
Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC),
Fakulti Pengajian Islam, UKM Bangi
Penghargaan: Geran Penyelidikan GUP-2019-027
YouTube: https://youtu.be/QMnQkSUA-JI
Pencerakinan Reflektif Pengertian dan Konsep Tamadun IslamEzad Azraai Jamsari
Tarikh Penerbitan: 5 Januari 2022, oleh: SlideShare.net
PPPJ2363 Tamadun Islam Zaman Umawi dan Abbasi
"Pencerakinan Reflektif Pengertian dan Konsep Tamadun Islam"
Resensi Karya STIAUDA
Oleh: Siti Zulaikha Balqis Azmi, Balqis Nabilah Mohd Salimin & Mohammad Akmal Mohd Fauzi & Ezad Azraai Jamsari
Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC),
Fakulti Pengajian Islam, UKM Bangi
Penghargaan: Geran Penyelidikan GUP-2019-027
YouTube: https://youtu.be/HtDliPuNfS4
Tarikh Penerbitan: 5 Januari 2022, oleh: SlideShare.net
PPPJ2363 Tamadun Islam Zaman Umawi dan Abbasi
"Pencerakinan Reflektif Tamadun Islam Zaman Abbasi"
Resensi Karya STIAUDA
Oleh: MUHAMMAD IZZAD HELMY MUHAMMAD HARUN, NUR FATIN SYUHADA ZAMIR, FAIRUZ NAZIRAH RUSNI & EZAD AZRAAI JAMSARI
Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC),
Fakulti Pengajian Islam, UKM Bangi
Penghargaan: Geran Penyelidikan GUP-2019-027
YouTube: https://youtu.be/NqdTW6Q517w
Tarikh Penerbitan: 5 Januari 2022, oleh: SlideShare.net
PPPJ2363 Tamadun Islam Zaman Umawi dan Abbasi
"Pencerakinan Reflektif Tamadun Islam di Zaman Rasulullah"
Resensi Karya STIAUDA
Oleh: NADHILAH AL NASUHA MHD ADNAN, SYED MUHAMMAD HULAIMI SYED HASSAN ADLLI, NURUL NADIAH MUHAMAD NOOR & EZAD AZRAAI JAMSARI
Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC),
Fakulti Pengajian Islam, UKM Bangi
Penghargaan: Geran Penyelidikan GUP-2019-027
YouTube: https://youtu.be/QMnQkSUA-JI
Pencerakinan Reflektif Pengertian dan Konsep Tamadun IslamEzad Azraai Jamsari
Tarikh Penerbitan: 5 Januari 2022, oleh: SlideShare.net
PPPJ2363 Tamadun Islam Zaman Umawi dan Abbasi
"Pencerakinan Reflektif Pengertian dan Konsep Tamadun Islam"
Resensi Karya STIAUDA
Oleh: Siti Zulaikha Balqis Azmi, Balqis Nabilah Mohd Salimin & Mohammad Akmal Mohd Fauzi & Ezad Azraai Jamsari
Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC),
Fakulti Pengajian Islam, UKM Bangi
Penghargaan: Geran Penyelidikan GUP-2019-027
YouTube: https://youtu.be/HtDliPuNfS4
Tarikh Penerbitan: 5 Januari 2022, oleh: SlideShare.net
PPPJ2363 Tamadun Islam Zaman Umawi dan Abbasi
"Pencerakinan Reflektif Tamadun Islam Zaman Abbasi"
Resensi Karya STIAUDA
Oleh: MUHAMMAD IZZAD HELMY MUHAMMAD HARUN, NUR FATIN SYUHADA ZAMIR, FAIRUZ NAZIRAH RUSNI & EZAD AZRAAI JAMSARI
Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC),
Fakulti Pengajian Islam, UKM Bangi
Penghargaan: Geran Penyelidikan GUP-2019-027
YouTube: https://youtu.be/NqdTW6Q517w
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi IslamMuhammad Idris
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
Makalah Uang & Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Islam
The B2B Marketer's Lead Generation Field GuidePascal Bourhis
To learn how to track and identify your ideal buyer, amplify your efforts across multiple channels, and work with sales to capture different types of leads.
Taking Action Against HIV Stigma and DiscriminationGiuseppe Fattori
Worldwide, people living or associated with HIV and AIDS are subject to stigma
and discrimination. They may lose their employment and livelihoods, property,
social status, children and friends. They may be given substandard care or even
refused care at health facilities.
KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB_NADIA AULIA SAHLA_2B_2201085027.pdfNadiaAS6
Assalamualaikum wr wb,
Saya Nadia Aulia Sahla , mahasiswa aktif prodi Pekom UHAMKA, ingin mengumpulkan hasil dari pengumpulan tugas akhir semester mata kuliah Kepemimpinan. Dalam tugas akhir ini, saya telah mengerjakan powerpoint mengenai Kepemimpinan Umar bin Khattab, seorang tokoh yang mempesona dan penuh inspirasi dalam dunia kepemimpinan.
Umar bin Khattab, sebagai salah satu sahabat Rasulullah SAW dan Khalifah kedua Islam, telah menunjukkan kualitas kepemimpinan yang luar biasa. Dalam ppt ini , kita bisa menggali dan memahami kepemimpinannya yang terkenal, seperti keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan integritas.
Saya menyadari bahwa nilai-nilai kepemimpinan yang diterapkan Umar bin Khattab masih relevan hingga saat ini. Bagi saya, beliau bukan hanya sosok sejarah, tetapi juga menjadi teladan bagi para pemimpin masa kini untuk menghadapi tantangan dalam dunia yang terus berkembang.
Saya ingin berterima kasih kepada dosen dan teman-teman sekelas yang telah memberikan dukungan dan inspirasi selama proses perkuliahan selama ini. Penugasan ini menambah wawasan bagi saya dalam memahami kepemimpinan yang menginspirasi, dan saya berharap hasilnya juga dapat memberikan manfaat bagi kalian.
Semoga penugasan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi langkah awal untuk memahami dan menerapkan kepemimpinan yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Terima kasih, Wassalamualaikum wr wb.
dua misi terpenting nabi muhammad. yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam dan sebagai penyempurna akhlak manusia. saya rangkum sedemikian rupa saya harap ini dapat bermanfaat
Nama : Jihan Afifah
NIM : 2201085025
Judul Topik : Kepemimpinan Umar bin Khattab
Mata Kuliah : Kepemimpinan
Dosen Pengampu : Bpk. Namin, M. Pd
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
1. UTS EKONOMI MIKRO ISLAM
KEBIJAKAN EKONOMI AL-FARUQ
(UMAR BIN KHATTAB)
NADIA RAHMATUL UMMAH
41102105
MPS 2011 C
2. PENDAHULUAN
Sungguh Islam itu adalah rahmatan lil ‘alamin, kasih sayang dan rahmat bagi seluruh
mahluk Allah di muka bumi ini, Islam mengajarkan berbagai hal agar hidup kita sebagai
manusia di dunia berkah selamat di dunia dan akhirat dengan pedoman hidup yang telah
dititipkan oleh Nabi Muhammad pada haji wada hari terakhir Nabi, yaitu Al-Quran dan
Hadits.
Islam juga merupakan agama yang komprehensip, mengatur semua aspek kehidupan
manusia yang telah disampaikan oleh Rasulullah. Salah satu bidang yang diatur dalam Islam
adalah bidang ekonomi . Dengan karunia dan kasih sayang Allah kepada kita, Dia mengutus
seorang Nabi dan juga khalifah-khalifah di muka bumi ini untuk mengatur tata ruang
kehidupan bersosial, berpolitik dan melakukan aktifitas ekonomi.
Dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 49 dijelaskan bahwa kita harus mentaati Allah
dan Rasul-Nya dan para pemimpin diantara kita, kemudian jika kita berlainan pendapat
tentang sesuatu maka berpegang teguhlah kita kepada Al-Quran dan As-Sunnah.
Dari ayat itu jelas bahwa adanya pemimpin bagi kita, yang seharusnya bisa
memimpin kita kepada jalan yang lebih baik, kepada kesejahteraan hidup, kepada keadilan
dalam hal apa pun.
Maka di muka bumi ada salah seorang khalifah yang bisa menjadi panutan para
pemimpin lain dan juga bagi kita semua. Bagaimana ia memimpin sebuah negara, bagaimana
cara ia mengatasi permasalahan umat dan juga krisis yang melanda negerinya. Dialah Umar
bin Khattab yang dijuluki Al-Faruq.
Dia memberikan contoh dan keteladanan seorang pemikir ekonomi, seorang khalifah
yang tugasnya adalah melayani umatnya.
3. MENGENAL SOSOK TAMPAN AL-FARUQ
“Ya Allah, jadikanlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang
ini. Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab”
Salah satu dari doa Rasulullah saat Islam masih dalam tahap awal masa penyebaran
dan belum sekuat sekarang. Bukti Allah menyayangi Nabi dan orang-orang yang mengikuti
Nabi-Nya dengan mengabulkan doa Rasulullah, Umar bin Khattab masuk Islam setelah
membaca kalam Allah surat Taha di rumah adiknya yang telah dahulu masuk Islam.
Sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.
Umar bin Khattab dilahirkan 30 tahun sebelum masa kenabian. Ia hidup selama 65
tahun yang 30 tahun dihabiskan dalam kejahiliyahan dengan menyembah berhala, yang
didalamnya dia tidak dikenal kecuali pernah menjadi wakil utusan bagi kaum Quraisy. Sebab,
jika terjadi perang di antara kaum Quraisy dan suku lain, maka mereka mengutus umar
sebagai utusan. Dan sebagaian lagi dihabiskan untuk menegakkan dan mengembangkan
agama Islam serta hanya menyembah kepada Allah SWT sampai akhir hayatnya.
Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi
besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat
dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.
KEPEMIMPINAN & KETELADANAN UMAR BIN KHATTAB
Ada beberapa alasan mengapa seseorang dijadikan seorang pemimpin oleh
masyarakatnya. Pertama, pemimpin diikuti karena posisi formalnya sehingga masyarakat
takut untuk menentang setiap kebijakannya. Kedua, pemimpin diikuti karena hubungan yang
dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat mengikutinya tanpa pertimbangan yang
rasional. Ketiga, pemimpin diikuti karena prestasi yang diraihnya, sehingga masyarakat
bangga atas prestasi yang dicapainya. Keempat, pemimpin diikuti karena membangun
kepercayaan diri masyarakat. Kelima, pemimpin diikuti karena menjadi contoh dari cita-cita
dan harapan hidup masyarakat.
Namun ada hal yang harus dibangun dari sebuah relasi antara pemimpin dan
masyarakat, yaitu trust atau kepercayaan. Inilah yang semakin kini semakin tergerus, pola
kepemimpinan dewasa ini semakin formalistik. Akibatnya, antara seorang pemimpin dan
masyarakat yang dipimpinnya terdapat jarak.
4. Hadirnya pemimpin adalah sebuah sunnatullah karena manusia memang diciptakan
sebagai khalifah di muka bumi ini, dari mulai kepemimpinan diri sendiri, keluarga,
masyarakat kecil sampai sebuah negara. Dari sejarah berbagai kepemimpinan kita dapat
menyimpulkan bahwa kepemimpinan yang berkarakter dan mempunyai integritas akan
dikenang dan dijadikan teladan sehingga nantinya akan mengantarkan sebuah negara pada
sebuah masa keemasan, dan ada tiga ciri pemimpin yang berkarakter1:
1. Pemimpin dengan keunggulan
Yaitu pemimpin yang dalam aktivitasnya selalu berusaha menghasilkan hal-hal yang
produktif dan berkualitas untuk menjadi unggul. Pemimpin seperti ini memiliki sense
of purpose, memiliki visi dan tujuan yang jelas.
Semangat pemimpin dalam sebuah perbaikan ini diwujudkan dengan adanya upaya
yang terus-menerus memaksimalkan potensi, kemampuan dan keterampilan, serta
selalu mencoba menjadi yang terbaik. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah yang
mengatakan bahwa “beruntunglah bagi orang yang kondisi sekarang lebih baik dari
hari kemarin dan hari esoknya lebih baik dari hari ini”, dan ini merupakan continous
improvement.
2. Memimpin dengan Profesional
Seorang profesional adalah orang menyadari betul arah hidupnya. Pemimpin seperti
ini biasanya menyenangi pekerjaannya sehingga jika ada tugas yang datang secara
tiba-tiba maka ia akan siap siaga untuk mengerjakan tugas itu. Seorang profesional itu
maun bekerja keras serta memiliki berbagai macam gagasan dan ide untuk mencapai
tujuannya.
Dunia berkembang dan tantangan-tantangan yang dihadapi semakin kompleks, jika
tidak dibarengi dengan profesionalitas maka bersiaplah untuk tersisih dari persaingan.
3. Memimpin dengan Kepedulian
Pemimpin seperti ini senantiasa berpikir jauh ke depan dan mempersiapkan
transformasi kepemimpinannya dengan sebaik mungkin. Bukan hanya dirinya saja
yang dia pikirkan, melainkan peduli dengan orang lain, terutama kepada masa depan
orang yang dipimpin. Pemimpin yang peduli adalah mereka yang telah menunjukkan
kepedulian yang tinggi terhadap sesama, jauh sebelum mereka menjadi pemimpin.
1
Menurut Kemal Azis Stamboel dalam bukunya yang berjudul Leading with Urgency and Effective Decisions,
terbitan Grasindo, Jakarta 2011. Halaman 36.
5. Umar bin Khattab, seorang pemimpin yang memiliki kepedulian terhadap rakyatnya,
ia memanggul sendiri sekarung gandum ketika mendapati seorang ibu memasak batu
untuk menghentikan tangisan anaknya yang lapar. Jika ada perasaan empati seperti
ini, tentu rakyat akan sangat cinta kepada pemimpin.
Visi besar akan masa depan bangsa, keteladanan, konsisten antara perkataan dan
perbuatan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah kepemimpinan, dan itulah yang
sangat diharapkan bagi rakyat, dan ini dibuktikan lagi oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Umar dikenal sebagai seorang yang kaku dan keras juga baik hati, ia tidak akan rela
melihat orang di sekelilingnya menderita kelaparan dan sengsara karena kemiskinan.
6. KEBIJAKAN EKONOMI UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab dikenal sebagai salah satu tokoh ekonomi Islam. Dalam sejarah
pada masa Umar inilah sebagai masa gemilang peradaban Islam dalam perkembangan politik
maupun ekonomi.
Jika diperhatikan aktifitas mayoritas penduduk Arab dapat diklasifikasikan pada tiga hal:
1. Perdagangan, Mayoritas aktifitas perdagangan bangsa Arab adalah di perkotaan, dan
mereka memiliki pasar musiman untuk berdagang berbagai jenis barang kebutuhan.
Pasar musiman ini didatangi oleh orang yang ingin berdagang dan melakukan jual-
beli. Perdagangan merupakan aktifitas ekonomi utama bagi mereka. Itu disebabkan
karena Makkah merupakan bumi tandus, tidak ada air dan tanaman. Sedangkan
penduduknya memiliki kehormatan dalam pandangan orang Arab, sehingga mereka
tidak memperlakukan kafilah mereka dengan buruk. Disamping itu letak geografinya
yang menghubungkan antara daerah-daerah penting dalam perekonomian, yaitu Syam
(Yordania, Palestina, dan Libia), Yaman, dan Habasyah (Ethopia)
2. Pertanian; Terdapat aktifitas pertanian disebagian daerah yang subur di jazirah Arab,
seperti Yaman, Thaif, daerah utara dan sebagian lahan pertanian di Hijaz dan
pertengahan jazirah. Diantara daerah pertanian yang penting adalah daerah Madinah
dan sekitarnya. Kurma dan gandum merupaka dua hasil pertanian terpenting di
Madinah. Akan tetapi sarana prasarana yang digunakan masih sederhana dan
konvensional.
3. Industri; Kegiatan industri merupakan kegiatan ekonomi paling lemah di negeri Arab
dan paling sedikit perannya. Mayoritas kegiatan industri adalah sebagai profesi
sederhana yang pada umumnya dilakukan oleh oleh para budak dan orang-orang
Yahudi. Diantara profesi ini yang sangat menonjol adalah tukang besi, tukang kayu,
pertenunan dan pembuatan senjata.
Pemerintahan Umar bin Khattab dikenal dengan pemerintahan yang bersih ditopang
dengan karakteristik pribadi yang tegas dan berwibawa sehingga terbentuk kondisi
kenegaraan yang damai, kesejahteraan rakyat semakin baik daripada masa sebelumnya. Hal
ini dapat dibuktikan dengan kondisi perekonomian dan pendapatan masyarakat Arab pada
masa itu dapat digolongkan pada taraf perekonomian yang merata. Kekayaan dan
kemakmuran tersebut mereka dapatkan dari harta rampasan perang (ghonimah), pajak tanah
(kharaj), pajak perdagangan/bea cukai (usyur), zakat, pajak tanggungan (jizyah).
7. Sebelum ia menjadi khalifah pun Umar bin Khattab sudah menampakkan keadilannya,
ketidaksukaannya pada kecurangan dalam perdagangan dan ketidaksukaanya pada pemerasan
hak-hak kaum fakir miskin.
Ada beberapa kebijakan Umar bin Khattab ketika menjabat sebagai khalifah yang harus
digaris bawahi bagi kita seorang pejuang ekonomi islam, diantaranya:
1. Baitul Mal
Dalam pemerintahan, kontribusi yang terbesar adalah membentuk perangkat administrasi
yang baik untuk menjalankan roda pemerintahan yang besar. Pada masa jabatannya, Umar
mendirikan institusi administratif yang hampir tidak mungkin dilakukan pada abad ketujuh
sesudah masehi. Baitul Maal secara tidak langsung bertugas sebagai pelaksana kebijakan
fiskal Negara Islam dan Khalifah adalah yang berkuasa penuh atas dana tersebut, tetapi ia
tidak diperbolehkan menggunakannya untuk pengeluaran pribadi. Dan beliau tidak
mengambil keuntungan materi atas posisinya yang biasa dilakukan oleh pemerintah zaman
sekarang. Islam telah meletakkan sistem khusus untuk membiayai misi perluasan Islam, yaitu
menyerahkan diri dan harta demi panggilan jihad fisabilillah.Ketika harta rampasan perang
dihalalkan bagi para pejuang, maka dengan demikian modal untuk misi perluasan bukan
hanya dari Baitul Maal. Peran Baitul Maal bukan saja untuk pembiayaan peperangan, tetapi
yang terpenting adalah pengabdian diri dan harta. Properti Baitul Maal dianggap sebagai
“harta kaum muslim”, sedangkan Khalifah dan amil-amilnya hanyalah pemegang
kepercayaan. Jadi, merupakan tanggung jawab negara untuk menyediakan tunjangan yang
berkesinambungan untuk janda, anak yatim, anak terlantar, membiayai penguburan orang
miskin, membayar utang orang-orang bangkrut.
2. Kepemilikan Tanah
Sepanjang pemerintahan Umar banyak daerah yang ditaklukkan melalui perjanjian damai.
Penaklukan ini banyak menimbulkan masalah baru. Utamanya adalah berhubungan dengan
kebijakan negara tentang kepemilikan tanah yang ditaklukkan. Dari sinilah muncul
permasalahan bagaimana pembagiannya, diantara sahabat ada yang menuntut agar kekayaan
tersebut didistribusikan kepada para pejuang, sementara yang lain menolak. Setelah
mengalami perdebatan yang panjang, Umar memutuskan bahwa tanah masih bisa ditempati
oleh penduduknya dengan memberlakukan tanah tersebut sebagai fa’i2, dan prinsip yang
2
Segala harta kekayaan kaum kafir yang dikuasai oleh kaum muslimin tanpa peperangan. (buku pintar
ekonomi syariah)
8. sama diadopsi untuk kasus-kasus yang akan datang. Umar menetapkan peraturan yang
berhubungan dengan tanah sebagai berikut:
1. Wilayah Irak yang ditaklukkan dengan kekuatan menjadi milik orang muslim dan
kepemilikan ini tidak dapat diganggu gugat, sedangkan bagian yang berada dibawah
perjanjian damai tetap dimiliki oleh pemilik sebelumnya dan kepemilikan tersebut
dapat dialihkan.
2. Kharaj dibebankan kepada semua tanah yang berada dibawah kategori pertama,
meskipun pemilik tanah tersebut memluk agama Islam. Dengan demikian, tanah
seperi itu tidsak dapat dikonversi menjadi tanah usyur.
3. Bekas pemilik tanah diberi hak kepemilikan selama mereka membayar kharaj dan
jizyah
4. Tanah yang tidak ditempati atau ditanami (tanah mati) atau tanah yang diklaim
kembali (seperti Basra)s bila ditanami oleh orang muslim diperlakukan sebagai tanah
usyur
5. Di Sawad (Irak), kharaj dibebankan sebesar satu dirham dan satu rofz (satu ukuran
lokal) gandum dan barley (jenis gandum) dengan anggapan tanah tersebut dapat
dilalui air . Harga yang lebih tinggi dikenakan kepada ratbah (rempah atau cengkeh)
dan perkebunan
6. Di Mesir menurut sebuah perjanjian amar, dibebankan dua dinar, bahkan hingga tiga
Irdab gandum, dua qist untuk minyak, cuka, dan maddu. Rancangan ini sudah
disetujui oleh Khalifah
Perjanjian Damaskus (Syiria) menetapkan pembayaran tunai, pembagian tanah dengan
kaum Muslim. Beban perkepala sebesar satu dinar dan beban jarib (unit berat) yang
diproduksi per jarib (ukuran) tanah.3
3. Zakat
Ketika jabatan diserahkan kepada Umar, kewajiban untuk membayar zakat telah kembali
normal setelah dinetralkan oleh Abu Bakar ra dengan memerangi mereka yang membangka.
Setelah itu, Umar lebih berkonsentrasi dengan persoalan penerapannya yang dipercayakan
kepadanya. Dalam sebuah riwayat, Umar juga meringankan zakat tanaman, karena tidak
semua yang dipanen dapat mengembalikan modal usaha petani. Dengan demikian tidak
3
Majid, M. Nazori, Pemikiran Ekonomi Islam, halaman 191
9. semua buah yang dihasilkan bumi harus dikenakan zakat karena dikhawatirkan berkurang
untuk kebutuhan pokok. Dengan demikian Umar telah meletakkan dasar-dasar keadilan untuk
penarikan zakat. Beliau telah memberikan petunjuk – dengan melihat situasi dan kondisi –
agar benar-benar memperhatikan ketika pengambilan zakat.
4. Usyur
‘Usyur adalah pajak yang dikenakan atas barang-barang dagangan yang masuk ke negara
Islam, atau datang dari negara Islam itu sendiri. Peraturan usyr ini telah ada sejak zaman
sebelum Islam, yaitu seperti yangditerapkan oleh orang-orang Yunani.
‘Usyur belum sempat dikenal pada masa Rasulullah dan Abu Bakar. Permulaan
diterapkannya ‘usyur di negara Islam adalah di masa Umar bin Khattab, yang berlandaskan
demi penegakan keadilan. ‘Usyur telah diambil dari para pedagang kaum muslimin jika
mereka mendatangi daerah lawan. Maka dalam rangka penerapan perlakuan yang seimbang
terhadap mereka, Umar bin Khattab memutuskan untuk memperlakukan pedagang non
muslim dengan perlakukan yang sama jika mereka masuk ke negara Islam.
Distribusi pembayaran negara pada masa Umar, dapat diurai sebagai berikut :
o Pendapatan Zakat dan Usyr, umumnya didistribusikan dalam tingkat lokal jika
kelebihan penerimaan sudah disimpan di Baitul Maal pusat dan sudah
dibagikan ke delapan kelompok yang disebutkan secara jelas dalam al-Quran.
o Pendapatan Shadaqah, dibagikan pada orang yang sangat membutuhkan dan
fakir miskin atau untuk membiayai kegiatan mereka dalam mencari
kesejahteraan tanpa diskriminasi.
o Pendapatan yang diperoleh dari kharaj, fai, usr, dan sewa tetap tahunan tanah
digunakan untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan (allowances),
serta menutupi pengeluaran operasional administrasi, kebutuhan militer dan
seterusnya.
o Pendapatan yang didapat dari semua sumber dikeluarkan untuk para pekerja,
pemeliharaan anak-anak terlantar dan dana sosial lainnya.
5. Mata Uang
Pada masa Nabi dan sepanjang masa Khulafa ar-Rosyidin mata uang asing dengan
berbagai bobot sudah dikenal di Arabia, seperti dinar, sebuah koin emas dan dirham sebuah
10. koin perak. Bobot dinar adalah sama dengan satu mistqal atau sama dengan dua puluh qirat
atau seratus grain barley. Bobot dirham tidak seragam. Untuk menghindari kebingungan ,
Umar menetapkan bahwa dirham perak seberat 14 qirat dan satu mistqol adalah tujuh per
sepuluh.
Ada beberapa catatan dalam hal penerbitan mata uang pada masa Khalifah Umar yang
penjelasannya sebagaimana berikut:
1. Penerbitan uang pada masa Umar hanya terbatas pada dirham, sementara dinar tidak
dicetak melainkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan
2. Percetakan dirham tidak dengan ukiran ala Arab murni, namun dicetak dengan ala
Ajam dengan penambahan ungkapan-ungkpan Arab. Dan penting bahwa uang
tersebut sesuai dengan tolak ukur syari’ah (enam daniq) dan dicetak dengan murni,
selamat dari kecurangan yang diderita oleh dirham pada masa pemerintahan Persia.
3. Beberapa sumber tidak menyebutkan bahwa Umar mengumumkan dirham yang
dicetaknya tersebut sebagai mata uang resmi dan meniadakan muamalah dengan
dirham yang lain.4
Penerbitan merupakan masalah yang dilindungi oleh kaedah-kaedah umu syari’at
Islam. Sebab penerbitan uang dan penentuan jumlahnya merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan kemaslahatan umat, sedangkan bermain-main dalam penerbitan
uang akan berdampak pada terjadinya kemudhorotan umat. misalnya hilangnya
kepercayaan terhadap terhadap mata uang, terjadinya pemalsuan, pembengkakan nilai
uang (inflasi).
6. Jizyah
Sumber pajak lain pada masa Umar adalah jizyah yang dipungut dari non muslim
yang hidup di bawah pemerintahan Islam tapi tidak mau masuk Islam. Pajak yang dikenakan
pada mereka merupakan pengganti dari imbalan atas fasilitas ekonomi, sosial dan layanan
kesejahteraan yang mereka terima dari pemerintahan Islam juga sebagai jaminan dan
keamanan hidup dan harta mereka. Pajak ini mirip dengan zakat fitrah yang dipungut dari
muslim setiap tahun.
Perjanjian dengan umat non muslim – ahlu dzimmah – tersebut dapat memberikan
jaminan keamanan baik untuk diri mereka, harta dan agama. Selain merupakan kewajiban
4
Makalah seminar kelas hukum bisnis dan syariah
11. dari Allah SWT, jizyah juga merupakan dasar-dasar penegak hukum agar para kafir dzimmi
itu dapat menikmati perlindungan dari negara Islam, seperti pembangunan, pelayanan dan
fasilitas yang ada, maka mereka harus ikut berpartisipasi dalam mengelola harta kekayaan
umum.
Adapun pembayarannya dilakukan setelah tiba masa panen, agar sesuai dengan situasi
dan kondisi ahlu dzimmah. Mereka dapat membayar setelah sumber untuk membayar jizyah
telah tersedia, yaitu hasil bumi yang telah dipanen. Dengan demikian, hal itu memberikan
kemudahan dan keringanan kepada mereka.5
7. Alokasi dan Pendapatan Negara
Khalifah Umar mengklasifikasikan pendapatan negara menjadi empat bagian, yaitu:
o Pendapatan zakat dan usyur. Pendapatan ini didistribusikan di tingkat lokal
dan jika terdapat surplus, sisa pendapatan tersebut disimpan di baitul mal pusat
dan dibagikan kepada delan ashnaf seperti yang telah ditentukan oleh al-
Quran.
o Pendapatan khums dan sedekah pendapatan ini didistribusikan kepada para
fakir miskin atau untuk membiayai kesejahteraan mereka tanpa membedakan
apakah ia seorang muslim atau bukan. Dalam sebuah riwayat, diperjalanan
menuju Damaskus Khalifah Umar bertemu dengan seorang Nasrani yang
menderita penyakit kaki gajah. Melihat hal tersebut, khalifah umar segera
memerintahkan pegawainya agar memberikan dana kepada oirang tersebut
yang diambilkan dari hasil pendapatan sedekah dan makanan yang diambilkan
dari persediaan untuk para petugas.
o Pendapatan kharaj, fa’i, jizyah, ‘usyur dan sewa tanah. Pendapatan ini
digunakan untuk membayar dana pensiunan dan dana bantuan serta menutupi
biaya opraasional administrasi, kebutuhan militer dan sebagainya.
o Pendapatan lail-lain. pendapatan ini digunakan untuk membayar para pekerja,
pemeliharaa anak-anak terlantar, dan dana sosial lainnya.6
5
Makalah tentang kebijakan ekonomi khalifah Umar bin Khattab, ditulis oleh Naili Rahmawati M. Ag, staf
pengajar fakultas syariah IAIN Mataram
6
Karim, Adiwarman Azhar, Sejarah pemikiran Ekonomi Islam. Halaman 74
12. PENUTUP
Seorang pemimpin patutlah memiliki sikap peduli kepada rakyatnya seperti yang
dicontohkan oleh khalifah Umar bin Khattab.
Sebagai khalifah kedua, Umar bin Khattab sukses dalam mengatur pemerintahan dan
ekonomi negara. Mungkin tidak salah jika dikatakan bahwa Umar bin Khattab telah
menunjukkan kepada dunia bahwa penerapan syari’at yang suci ini sama sekali tidak
menghalangi daya kreatif dan inovasi sang pemimpin tertinggi sebuah negara dalam
mewujudkan negara yang damai dan makmur. Syari’at disamping memberikan batasan ,
patron dan rambu-rambu agar setiap kebijakan tidak menjadi sumber laknat, juga
memberikan dorongan dan motivasi yang sangat kuat kepada pemimpin untuk bekerja keras
mewujudkan apa yang paling mashlahat bagi rakyatnya.
Umar sebagai pemimpin khalifah berhasil responif terhadap permasalahan-permasalahan
dan kasus-kasus yang terdapat dalam masyarakat Islam terkhusus pada masalah
perekonomian dengan mencetuskan beberapa kebijakan ekonomi yang tidak memihak
dengan prinsip keadilan yang telah diatur dalam al-Quran, as-Sunnah dan ijma’ sahabat.
Kebijakan-kebijakan yang diambil pada masa Umar secara garis besar dihimpun dalam
delapan bentuk, yaitu:
1. Pembentukan baitul mal
2. Kepemilikan tanah
3. Zakat
4. Usyur
5. Mata uang
6. Sodaqah orang non muslim
7. Klasifikasi dan alokasi pendapatan negara
Semua kebijakan yang diputuskan mengenahi ketujuh bentuk di atas, terbukti menjadi
landasan awal bagi kemajuan periode Umar diberbagai sektor ekonomi dengan ketegasan dan
pengawasannya terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut.7
7
Makalah Seminar Kelas Hukum dan Bisnis Syariah