SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................... i
Halaman Pengesahan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................ iv
Daftar Gambar ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
BAB II TUMOR EWING ............................................................................... 3
2.1. Anatomi Tulang ........................................................................... 3
2.2. Definisi Tumor Ewing................................................................... 4
2.3. Epidemiologi................................................................................. 5
2.4. Etiologi.......................................................................................... 5
2.5. Faktor Resiko................................................................................ 6
2.6. Klasifikasi...................................................................................... 7
2.7. Stadium......................................................................................... 7
2.8. Manifestasi Klinis ......................................................................... 8
2.9. Penegekan Diagnosis..................................................................... 9
2.10.Diagnosis Banding ..................................................................... 11
2.11. Penatalaksanaan........................................................................... 13
BAB III GAMBARAN RADIOGRAFIS PADA EWING TUMOR................. 15
2.1. Foto Polos ................................................................................... 15
2.2. MRI .............................................................................................. 18
2.3.CT Scan......................................................................................... 21
2.4.Bone Scan...................................................................................... 22
2.5. PET............................................................................................... 22
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... 23
Daftar Pustaka .................................................................................................. 24
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Predileksi Tumor Ewing ............................................................ 4
Gambar 3.1. Gambaran lesi poor marginated dengan
laminated periosteal reaction ..................................................... 15
Gambar 3.2. Gambaran sof tissue mass dan sunburst ..................................... 16
Gambar 3.3. Gambaran fraktur patologis ....................................................... 16
Gambar 3.4. Gambaran lesi litik dan cystic .................................................... 17
Gambar 3.5. Gambaran saucerization ............................................................ 17
Gambar 3.6. Honeycomb appearance ............................................................ 18
Gambar 3.7. Gambaran vertebrae plana........................................................... 18
Gambar 3.8. Gambaran invasi tumor ke sakrum ............................................ 19
Gambar 3.9. Gambaran tumor Ewing pada tulang iliac kiri ........................... 19
Gambar 3.10. T1 Coronal. Gambaran tumor Ewing pada tulang iliac kiri ..... 20
Gambar 3.11. Gambaran skip metastase ......................................................... 20
Gambar 3.12. Gambaran Codman’s triangle dan sunburst.............................. 21
Gambar 3.13. Gambaran CT Scan axial pada tumor Ewing .......................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor Ewing adalah suatu neoplasma ganas yang tumbuh cepat dan
berasal dari sel-sel primitif sumsum tulang.1 Tumor Ewing dijelaskan pertama kali
pada tahun 1921 oleh Dr. James Ewing (1866–1943), dimana penyakit ini berbeda
dengan limfoma dan jenis penyakit kanker lainnya pada masa itu.2
Frekuensi kejadian tumor Ewing sebanyak 5% dari seluruh tumor ganas
tulang, terutama ditemukan pada umur 10-20 tahun dan lebih sering pada laki-laki
daripada wanita.1 Lokasi paling sering adalah diafisis tulang panjang terutama
pelvis, femur, tibia, ulna, humerus, dan metatarsal. Frekuensi tumor Ewing di
Amerika Serikat tergantung juga pada usia pasien, dengan rasio 0,3 kasus per satu
juta anak untuk usia lebih muda dari 3 tahun dan 4,6 kasus per satu juta anak
untuk remaja usia sekitar 15 – 19 tahun.1,2,3
Penyebab tumor Ewing masih belum diketahui, namun diduga dipengaruhi
oleh adanya suatu kelainan genetik. Tumor Ewing dapat bermetastasis ke banyak
tempat, baik ke paru-paru maupun ke tulang lainnya.1,3 Gambaran klinis penyakit
ini sering mirip dengan osteomielitis akut atau kronik, seperti dijumpai adanya
gambaran klinis demam berulang, anemia ringan, leukositosis, peningkatan LED,
dan LDH. Pasien juga sering datang dengan keluhan benjolan yang tumbuh
dengan cepat dalam waktu beberapa minggu atau bulan disertai dengan nyeri.4
Selain itu juga disertai gejala sistemik lainnya seperti penurunan nafsu makan,
serta penurunan berat badan.1,3
Penyakit ini dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan radiologis berupa
X-ray, CT scan, ataupun MRI.5,6 Pemeriksaan laboratorium tidak jarang
menunjukkan leukositosis dan peningkatan laju endap darah. Secara mikroskopis
peyakit ini ditandai dengan sel yang berdiferensiasi buruk.1
Terapi yang disarankan adalah kombinasi radioterapi, kemoterapi, dan
pembedahan.1 Sejak penggunaan terapi kemoterapi dan radiasi, prognosis
kesembuhan tumor Ewing meningkat dan sekitar 50% penderita dapat bertahan
hidup sampai 5 tahun kedepan.
Gejala klinis tumor Ewing sulit dibedakan dengan tumor tulang lainnya,
sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menegakkan diagnosis
salah satunya adalah pemeriksaan radiologis. Maka dari itu sangat penting untuk
memahami bagaimana gambaran radiologis pada tumor Ewing sehingga penyakit
ini dapat ditangani lebih dini agar angka mortalitas tumor Ewing dapat
diturunkan.
BAB II
TUMOR EWING
2.1. Anatomi Tulang1,8
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai
lima fungsi utama, yaitu :
 Membentuk rangka badan;
 Sebagai tempat melekat otot;
 Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-
alat dalam, seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung dan paru-paru.
 Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam;
 Sebagai organ yang berfungsi sebagai jaringan hemopoietik untuk
memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan trombosit.
Lapisan terluar dari tulang (korteks) tersusun dari jaringan tulang yang
padat, sementara pada bagian dalam di dalam medulla berupa jaringan
sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagai
epiphyse yang berbatasan dengan metaphysis. Metaphysis merupakan
bagian dimana tulang tumbuh memanjang secara longitudinal. Bagian
tengah tulang dikenal sebagai diaphysis yang berbentuk silindris. Secara
garis besar, tulang dibagi atas:
1. Tulang panjang
Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan
humerus, dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang
berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan
suatu daerah yang sangat sering ditemukan adanya kelainan atau
penyakit, oleh karena daerah ini merupakan daerah metabolik yang aktif
dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan
perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan
pertumbuhan tulang.
2. Tulang pendek
Contoh tulang pendek antara lain adalah tulang vertebra dan tulang
karpal dan tulang tarsal.
3. Tulang pipih
Yang termasuk tulang pipih antara lain adalah tulang iga, scapula, dan
pelvis.
2.2. Definisi Tumor Ewing
Tumor Ewing adalah suatu tumor ganas yang jarang terjadi dimana sel
kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak. 2,9,10 Biasanya
penyakit ini menyerang tulang panjang seperti pelvis, femur, humerus dan
tulang rusuk. Tumor Ewing juga dapat bermetastasis ke tempat lain seperti
sumsum tulang, paru-paru, ginjal, hati, kelenjar adrenal, dan jaringan lunak
lainnya.1,2,11
Gambar 2.1. Predileksi tumor Ewing6
Walaupun Ewing’s sarcoma jarang terjadi, namun penyakit ini dapat
menimbulkan keganasan sekunder (kambuh), terutama pada pasien yang
menjalani radioterapi.2 Ewing’s sarcoma dapat menyebar ketika sel tumor
memasuki darah dan mengikuti sirkulasi darah menuju ke bagian tubuh lain
sehingga sel tumor akan membentuk tumor sekunder (metastasis) di tempat
lain. Sel tumor juga dapat menyebar melalui sistem limfatik (dalam hal ini
termasuk kelenjar limfa di seluruh tubuh). Tumor juga dapat menyebar
dengan cara pertumbuhan langsung dari tumor primer membentuk “skip
metastases” (metastasis di sekitar kanker terhenti sementara, jauh dari lokasi
kanker, telah ditemukan sel kanker dengan progosis yang buruk) walaupun
hal ini jarang terjadi.2,10
2.3. Epidemiologi
Ewing’s sarcoma dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda,
dengan insiden tertinggi pada usia sekitar 10 sampai 20 tahun.1,2 Penyakit ini
merupakan penyakit kedua paling sering dari kelompok kanker tulang pada
anak-anak dan remaja.12 Sekitar 90% anak-anak yang menderita Ewing's
sarcoma akan menunjukkan kelainan pada gen 11 dan 22, yang biasanya
membantu dalam mendiagnosa penyakit ini. Penyakit ini jarang terjadi pada
anak dibawah umur 5 tahun dan dewasa diatas umur 30 tahun, namun lebih
jarang lagi pada dewasa diatas 40 tahun.2,10,11
Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita dengan
perbandingan 3:2. Sekitar 250 anak-anak dan remaja di US menderita
penyakit Ewing’s sarcoma setiap tahunnya. Frekuensi Ewing’s sarcoma di
Amerika Serikat tergantung juga pada usia pasien, dengan rasio 0,3 kasus
per satu juta anak untuk usia lebih muda dari 3 tahun dan 4,6 kasus per satu
juta anak untuk remaja usia sekitar 15 – 19 tahun. Penyakit ini juga lebih
banyak menyerang orang Kaukasoid daripada orang Asia dan orang
Amerika berkulit hitam.2,13
2.4. Etiologi
Penyebab Ewing’s sarcoma masih belum dapat dipastikan. Namun,
beberapa peneliti menemukan bahwa penyakit ini disebabkan karena
perubahan sel kromoson pada DNA yang akhirnya menyebabkan timbulnya
penyakit ini.2 Ewing’s sarcoma termasuk penyakit dengan kelainan genetik
akibat kesalahan rekombinasi kromosom yang dapat menyebabkan sel
normal berubah menjadi sel ganas. Ewing’s sarcoma terjadi akibat
translokasi kromosom 11 dan 22, dimana gen EWS pada kromoson 22
berpindah ke gen FLI1 pada kromoson 11 dan menyatu. Perpindahan ini
dinamakan translokasi 11; 22 [t(11; 22)]. Translokasi ini menghasilkan
potongan baru pada DNA.2,9,10
Walaupun terjadi translokasi kromosom, penyakit ini tidak diturunkan
dari orang tua kepada anaknya. Pasien yang menderita Ewing’s sarcoma
tidak mendapatkan penyakit tersebut dari orang tuanya dan tidak akan
menurunkan resiko menderita kanker ini kepada anaknya. Demikian pula
dengan saudara sedarah dari pasien yang menderita Ewing’s sarcoma tidak
memiliki resiko menderita Ewing’s sarcoma. EWS/FLI berfungsi sebagai
master regulator.2
2.5. Faktor Resiko13
Berbagai faktor resiko yang memungkinkan terjadinya Ewing tumor yaitu :
2.4.1.Ras / etnis
Tumor Ewing lebih serin terjadi pada penduduk berkulit putih.
Penyakit ini jarang terjadi pada penduduk Asia, Amerika, dan yang
sangat jarang terjadi yaitu pada penduduk Afrika. Alasan pasti ras /
etnis berperan sebagai faktor risiko terjadi tumor Ewing masih belum
diketahui
2.4.2.Jenis kelamin
Tumor Ewing lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan.
2.4.3.Usia
Tumor Ewing dapat terjadi pada semua usia, tetapi yang paling
sering terjadi yaitu pada usia remaja dan anak-anak. penyakit ini
sangat jarang terjadi pada usia dewasa.
2.6. Klasifikasi2
Tumor Ewing terbagi atas dua kelompok yaitu tumor Ewing pada
tulang dan tumor Ewing ekstraosseous. Tumor Ewing pada tulang biasanya
ditemukan pada tulang lengan, kaki, dada, tubuh, punggung, atau kepala.
Tumor Ewing pada tulang ini terbagi lagi menjadi 3 jenis yaitu : classic
Ewing’s sarcoma, Primitif Neuroektodermal Tumor (PNET), dan Askin
Tumor.
Tumor Ewing ektraosseous adalah tumor yang tumbuh pada jaringan
lunak. Tumor jenis ini ditemukan pada tubuh, lengan, kaki, kepala, dan
leher.
2.7. Stadium
Menurut lokalisasi, Ewing’s sarcoma dibagi atas 4 stadium, yaitu :
 Stadium 1
Sel kanker ditemukan di mata, kepala, dan atau leher, atau dekat organ
seks (kelamin) dan kandung kemih
 Stadium 2
Sel kanker terletak di satu tempat (selain stadium 1), lebih kecil dari 2
inchi, dan belum menyebar ke kelenjar limfa
 Stadium 3
Sel kanker terletak di satu tempat (selain stadium 1), lebih besar dari 2
inchi, dan telah menyebar ke kelenjar limfa di dekat sel kanker
 Stadium 4
Sel kanker telah menyebar dan ditemukan di lebih dari satu tempat ketika
pertama sekali penyakit ini didiagnosa
 Recurrent
Sel kanker timbul kembali (rekuren) setelah penyakit disembuhkan.
Penyakit ini dapat timbul di tempat dimana ia pertama sekali timbul
maupun di tempat lain
Stadium Ewing’s sarcoma yang digunakan untuk menentukan
perawatan dan memberikan indikasi mengenai kemungkinan prognosa baik
atau buruk dibagi atas 5 tahap, yaitu :
 Stadium 1A – tumor tingkat rendah (ringan) ditemukan hanya pada
lapisan keras tulang.
 Stadium 1B – tumor tingkat rendah (ringan) ditemukan memperluas diri
di sekitar jaringan lunak.
 Stadium 2A – tumor tingkat tinggi (berat) ditemukan hanya pada lapisan
keras tulang.
 Stadium 2B – tumor tingkat tinggi (berat) ditemukan memperluas diri di
sekitar jaringan lunak.
 Stadium 3 – tumor tingkat rendah (ringan) atau tinggi (berat) yang telah
bermetastasis.
2.8. Manifestasi Klinis2,13
2.7.1.Nyeri
Gejala utama tumor Ewing adalah nyeri pada daerah yang
mengalami pembengkakan. Rasa nyeri ini dapat disebabkan karena
penyebaran tumor dibawah lapisan terluar tulang (periosteum) atau
nyeri yang berasal dari fraktur tulang atau tulang yang merapuh akibat
tumor .
2.7.2.Massa atau benjolan
Sebagian besar tumor Ewing menyebabkan terjadinya suatu
benjoalan atau massa yang tedapat pada lengan atau kaki. Massa atau
benjoalan ini teraba lunak dan panas.
2.7.3.Gejala sistemik
Jika tumor telah menyebar, terjadi gejala sistemik akibat adanya
proses inflamasi berupa demam, mudah lelah, penurunan berat badan.
Tumor yang mengenai tulang belakang dapat menyebabkan terjadinya
kelumpuhan pada lengan dan tungkai, sedangkan tumor yang
menyebar ke paru-paru dapat menyebabkan sesak napas.
2.9. Penegakan Diagnosis
Tumor ewing biasanya ditemukan dari gejala yang dimiliki anak-anak atau
remaja. Jika tumor dicurigai, diperlukan pemeriksaan untuk mengkonfirmasi
diagnosis
2.8.1.Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan berbagai manifestasi klinis berupa
nyeri dan adanya suatu massa atau benjolan. Selain itu didapatkan
gejala sistemik berupa demam, mudah lelah, serta penurunan berat
badan.2,13
2.8.2.Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya suatu massa yang
teraba lunak, yang biasanya terlihat pada daerah lengan dan tungkai.2
2.8.3.Pemeriksaan Penunjang
a. Gambaran radiografis
 X-rays
Terlihat destruksi tulang pada daerah lesi terutama pada
diafisis disertai dengan pembentukan tulang baru sepanjang
diafisis tulang panjang berbentuk fusiform diluar lesi yang
merupakan suatu tanda khas yang disebut onion skin
appearance. Tumor dapat meluas sampai ke jaringan lunak
dengan garis-garis osifikasi yang berjalan radier disertai dengan
reaksi periosteal tulang yang memberikan gambaran yang
disebut sunburst periosteal reaction serta terdapat segitiga
Codman. Pada lesi yang jarang dengan sedikit atau tanpa
keterlibatan intramedular, adanya destruksi dengan gambaran
saucerization pada eksterior korteks merupakan suatu
karakteristik tambahan yang dapat ditemukan pada tumor
Ewing.14
 Computed tomography (CT or CAT) scan
CT-Scan pada tulang bertujuan untuk mengevaluasi adanya
destruksi dan keterlibatan ekstra-osseus.14
 Magnetic resonance imaging (MRI) scan
Pemeriksaan MRI sangat membantu untuk mengetahui adanya
ekstensi ke jaringan lunak yang biasanya terjadi pada tumor
Ewing. MRI juga dapat dilakukan sebagai pilihan dalam
menentukan staging tumor dan evaluasi terhadap respon
kemoterapi dan radioterapi.13,14
 Bone scan
Pada pemeriksaan bone scan dapat ditunjukkan adanya
metastase tumor tulang ke bagian lain. Pada bone scan,
disuntikkan bahan radioaktif level rendah dalam jumlah yang
sedikit secara intravena. Daerah yang mengalami perubahan
bentuk tulang terlihat seperti “hot spots” karena bereaksi dengan
bahan radioaktif. Daerah ini dicurigai sebagai tempat
terdapatnya suatu kanker, tapi perlu dilakukan pemeriksaan lain
untuk menunjang hal ini.13,14
 Positron emission tomography (PET) scan
Pada pemeriksaan PET scan, diinjeksi fluorodeoxyglucose
(FDG) secara intravena. Pada pemeriksaan PET scan
ditunjukkan penyebaran tumor Ewing dan adanya area yang
abnormal.13,14
b. Biopsi13
 Biopsi Eksisional
Pada kasus yang jarang, jika tumor berupa massa yang sangat
kecil, dokter bedah dapat melakukan biopsi dengan
mengeluarkan tumor secara keseluruhan atau disebut biopsi
eksisional. Biopsi eksisional dilakukan dengan general
anestesi.
 Biopsi Insisional
Biopsi insisional merupak cara biopsi dengan mengambil
sedikit bagian dari tumor. Anestesi yang digunakan pada
biopsi insisional pada remaja dan orang dewasa dilakukan
dengan menggunakan lokal anestesi, sedangkan pada anak-
anak menggunakan general anestesi.
c. Aspirasi sumsum tulang belakang dan biopsi
Dilakukan jika sel kanker dicurigai telah menyebar ke tulang
belakang.
d. Sitogenetik
Pada pemeriksaan ini , kromosom dari sel tumor dilihat dengan
menggunakan mikroskop untuk mendeteksi berbagai perubahan
kromosom. Pada sel Ewing tumor biasanya terjadi translokasi
kromosom.
e. Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR)
RT-PCR sangat sensitif untuk mendeteksi translokasi kromosom
yang jumlahnya sangat sedikit yang tidak dapat dideteksi dengan
sitogenetik
f. Blood tests
Tidak ada pemeriksaan khusus pada Ewing tumor. Pemeriksaan
darah lengkap yang abnormal berupa penurunan kadar Hb dan
eritrosit biasanya menunjukkan bahwa penyebaran tumor sudah
mencapai ke sumsum tulang belakang. Peningkatan kadar LDH
(lactate dehydrogenase) menunjukkan bahwa kanker lebih sulit
untuk disembuhkan.
2.10. Diagnosis Banding2,3
2.9.1.Osteogenik sarkoma
Osteogenik sarkoma sering ditemukan pada usia dewasa muda dan
pada usia lebih dari 65 tahun. Osteogenik sarkoma dan tumor Ewing
merupakan tumor ganas tersering yang ditemukan pada anak anak.
Penderita seringkali datang dengan keluhan tumor yang besar atau
oleh karena terdapat fraktur patologis. Osteogenik sarkoma lebih
sering ditemukan pada metafisis tulang panjang terutama pada femur
distal dan tibia proksimal dan dapat pula ditemukan pada radius
distaldan humerus proksimal.
2.9.2.Osteomielitis
Terutama mengenai daerah tulang panjang, biasanya lesinya terdapat
pada metafisis. Gambaran klinisnya selain adanya nyeri dan
pembengkakan dapat pula disertai adanya demam dan malaise. Pada
X-Ray dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis dan sklerosis
tulang, penebalan periosteum, elevasi periosteum dan mungkin adanya
sekuestrum.
2.9.3.Granuloma Eosinofilik
Pada granuloma eosinofilik biasanya memiliki lesi yang jinak dengan
tampilan yang kurang agresif jika dibandingkan dengan tumor Ewing.
Pada foto X-Ray tampak batasnya lebih tegas serta gambaran
periosteal reactionnya mempunyai batas yang lebih tajam.
2.9.4.Multipel Mieloma
Kebanyakan ditemukan pada usia yang lebih tua dibandingkan pada
tumor Ewing yaitu pada usia 40-70 tahun. Gejala yang sering
ditemukan adalah nyeri yang menetap dan nyeri pinggang yang
kadang disertai nyeri radikuler serta kelemahan anggota gerak. Lokasi
tersering ditemukan pada tulang belakang, panggul, iga, sternum dan
tengkorak. Pada X-Ray tampak adanya multiple litic area dan punched
out lesion.
2.9.5.Sarkoma sel retikulum tulang
Sarkoma sel retikulum tulang atau retikulosarkoma dapat terjadi pada
setiap umur terutama pada umur diatas 20 tahun (30-40 tahun). Lokasi
retikulosarkoma terutama pada tulang panjang. Pada X-ray terlihat
bintik-bintik destruksi tulang yang biasanya ditemukan pada daerah
sumsum tulang. Pada pemeriksaan radioisotope ditemukan adanya lesi
yang multipel.
2.11. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tumor Ewing biasanya tergantung dari lokasi tumor,
adanya metastasis, tingkat derajat beratnya penyakit serta usia dan kondisi
kesehatan umum pasien. Alternatif terapi yang biasanya dilakukan berupa
kombinasi kemoterapi, kemoterapi yang dilanjutkan dengan pembedahan
(neoadjuvant kemoterapi), serta kombinasi radioterapi dan kemoterapi.1,2
2.9.1.Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan pertama dalam penanganan tumor
Ewing. Pemberian kemoterapi biasanya dilakukan setiap interval 3
minggu menggunakan kombinasi obat kemoterapi yang ada, yaitu :
 Cyclophosphamide.,
 Vincristine,
 Actynomicin-D,
 Doxorubicin,
 Ifosfamide, dan
 Etoposide
2.9.2.Radioterapi
Radioterapi dapat diberikan bersamaan dengan pembedahan dan atau
kemoterapi. Seperti halnya round-cells tumor lainnya, tumor Ewing
bersifat radiosensitif. Beberapa pasien dapat memperoleh penanganan
radioterapi saja, namun suatu trial mengemukakan adanya tingkat
kegagalan terapi yang sangat tinggi dan adanya relaps pada pemberian
radioterapi tunggal jika dibandingkan dengan prosedur pembedahan.
2.9.3.Pembedahan
Pada mulanya, pembedahan pada tumor Ewing terbatas pada reseksi
dari perluasan tumor pada tulang, seperti pada proximal fibula atau lesi
tulang iga. Penelitian yang berkembang saat ini adalah penggunaan sesering
mungkin neoadjuvant chemoterapy untuk menurunkan ukuran dari lesi
primer yang kemudian diikuti dengan reseksi secara luas. Radiasi post
operatif ditambahkan jika batas pembedahan yang dilakukan bersifat
intralesi atau marginal.
2.12. Prognosis
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosis dari seorang
pasien tumor Ewing yaitu faktor pre-treatment dan treatment response.
Faktor pre-treatment diantaranya adalah :10,11
 Lokasi tumor
Pasien dengan tumor Ewing di ekstremitas bagian distal memiliki
prognosis yang lebih baik dibandingkan yang lain. Pasien dengan tumor
Ewing di sakrum memiliki prognosis yang paling buruk.
 Ukuran tumor
Semakin besar ukuran tumor semakin buruk prognosis dari penyakit
tumor Ewing
 Usia penderita
Usia penderita dibawah 15 tahun memiliki prognosis yang jauh lebih
baik dibandingkan orang dewasa.
 Jenis kelamin
Penderita perempuan memiliki prognosis lebih baik daripada laki-laki
penderita tumor Ewing
 Serum LDH
Peningkatan serum LDH beraitan dengan ukuran tumor yang besar serta
tumor yang sudah bermetastasis sehingga prognosisnya lebih buruk.
 Metastase
Pasien dengan metastasis ke paru memiliki prognosis yang jauh lebih
baik dibandingkan tumor yang metastasis ke ekstrapulmonal
BAB III
GAMBARAN RADIOLOGIS PADA TUMOR EWING
3.1. Foto polos
Jika terdapat massa padat pada tulang yang dicurigai sebagai suatu
tumor tulang pada pasien, pemeriksaan radiografis berupa X-ray dapat
menjadi pemeriksaan pertama yang wajib dilakukan. Seorang radiolog dapat
mengetahui letak tumor tulang dari pemeriksaan ini dan dapat mengetahui
apakah ada kemungkinan tumor ini merupakan tumor Ewing. Tapi
pemeriksaan radiografi yang lain juga diperlukan untuk penegakan
diagnosis.13
Pada pemeriksaan X-ray, gambaran radiografi yang didapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu gambaran X-ray yang sering ditemukan ( > 30%
kasus), tidak sering ditemukan (10-30% kasus), dan yang jarang ditemukan
(<10% kasus). Gambaran X-ray yang sering ditemukan yaitu poor
margination, soft tissue involvement, permeative component, laminated
periosteal reaction (onion skin) ,dan sklerotik.5,6
Gambar 3.1. Gambaran lesi poor marginated dengan
laminated periosteal reaction (onion skin)5
Gambaran x-ray yang tidak sering ditemukan yaitu spiculated
periosteal reaction, penebalan korteks, litik, fraktur patologis, dan kistik
serta ekspansi tulang.5,6
Gambar 3.2. Gambaran soft tissue mass dan sunburst periosteal reaction5
Gambar 3.3. Gambaran fraktur patologis pada mid os fibula5
Gambar 3.4. Gambaran lesi litik dan cystic5
Gambaran x-ray yang jarang ditemukan (<10% kasus) pada tumor
Ewing yaitu kalsifikasi pada soft tissue, saucerization, honeycomb, sharp
margination, dan vertebrana plana.5,6
Gambar 3.5. Gambaran saucerization atau piring cawan,
sunburst periosteal reaction, dan Codman’s triangle.5
Gambar 3.6. Honeycomb appearance pada distal phalangeal5
Gambar 3.7. Gambaran vertebrae plana5
3.2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan suatu modalitas atau pemeriksaan tumor intramedulla
yang akurat untuk pasien dengan keganasan pada tulang yang dapat dilihat
dengan gambaran T1. Pada potongan transverse T2 dapat dilihat gambaran
tumor dan soft tissue disekitarnya serta hubungan dengan struktur
neurovaskular.6,14
Pemeriksaan MRI menunjukkan gambaran soft tissue secara detail dan
jelas. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang radiomagnetik, sehingga
tidak terpapar radiasi. Gelombang radio diabsorbsi oleh tubuh dan
menghasilkan gambaran MRI. Bahan kontras berupa gadolinium disuntikan
secara intravena untuk melihat detail gambar secara lebih baik.6,14
Pada pemeriksaan MRI, seluruh sinyal intensitas tumor baik
intraosseous atau ekstraosseus pada gambaran T1 dan T2 direkam. Juga
dievaluasi derajat dan peningkatan tumor pada gambaran T1 dengan
pemakaian kontras.6,13
A B
Gambar 3.8. (A).T2 axial (B). T1 axial dengan kontras. Gambaran invasi tumor ke sakrum dan soft tissue
mass6
Gambar 3.9. T1 coronal. Gambaran tumor Ewing pada tulang iliac kiri dengan soft tissue mass6
Seringkali, MRI scan dilakukan untuk lebih menggambarkan area
yang abnormal pada x-ray secara lebih detail. MRI scan biasanya dapat
mengetahui apakah ada kemungkinan tumor, infeksi, atau beberapa jenis
kerusakan tulang dari penyebab lain. MRI scan juga membantu menentukan
tingkat keparahan (staging) yang tepat dari tumor, karena mereka
memberikan tampilan rinci dari sumsum dalam tulang dan otot, lemak, dan
jaringan ikat di sekitar tumor. Penentuan tingkat keparahan (staging) tumor
sangat penting ketika merencanakan operasi atau terapi radiasi.
Gambar 3.10. T2 axial. Gambaran tumor Ewing pada tulang
iliac kiri dengan soft tissue mass6
Gambar 3.11. T1 coronal. Gambaran skip metastase pada distal femur6
3.3. Computed Tomography (CT) Scan
Pemeriksaan Computed Tomography (CT) Scan merupakan pemeriksaan
radiografi yang baik untuk menilai keadaan sendi, reaksi periosteal dan matriks
dari suatu lesi. Massa soft tissue (jaringan lunak) yang besar terlihat jelas pada CT
Scan terutama setelah pemberian kontras secara intravena.13
Gambaran 3.12. A-B. Gambaran Codman’s triangle periosteal reaction. C-D. Gambaran sunburst
periosteal reaction6
Gambar 3.13. Gambaran CT scan axial pada tumor Ewing6
A B C D
3.4. Bone scan
Pada pemeriksaan bone scan dapat ditunjukkan adanya metastase
tumor tulang ke bagian lain. Pada bone scan, disuntikkan bahan radioaktif
level rendah dalam jumlah yang sedikit secara intravena. Daerah yang
mengalami perubahan bentuk tulang terlihat seperti “hot spots” karena
bereaksi dengan bahan radioaktif. Daerah ini dicurigai sebagai tempat
terdapatnya suatu kanker, tapi perlu dilakukan pemeriksaan lain untuk
menunjang hal ini.13
3.5. Positron emission tomography (PET) scan
Pada pemeriksaan PET scan, diinjeksi fluorodeoxyglucose (FDG)
secara intravena. Pada pemeriksaan PET scan ditunjukkan penyebaran
tumor Ewing dan adanya area yang abnormal.13
BAB IV
KESIMPULAN
Tumor Ewing adalah suatu tumor ganas yang terjadi dimana sel kanker
dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak.2,9,10 Penyakit ini lebih sering
menyerang tulang panjang seperti pelvis, femur, humerus dan tulang rusuk.2
Penyakit ini merupakan penyakit kedua paling sering dari kelompok kanker tulang
pada anak-anak dan remaja.12
Penyebab tumor Ewing masih belum dapat dipastikan namun dicurigai
adanya pengaruh genetik akibat translokasi kromosom 11 dan 22. Berbagai faktor
resiko yang mempengaruhi penyakit ini diantaranya usia, jenis kelamin yaitu lebih
banyak terkena pada pria, serta ras / etnis Kaukasoid (kulit putih).2,9,13
Diagnosis tumor Ewing ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan
radiologis, dan pemeriksaan histopatologi. Gejala klinis tumor Ewing berupa
timbulnya benjolan disertai rasa nyeri serta adanya gejala sistemik berupa demam,
penurunan berat badan, serta penurunan nafsu makan. Pemeriksaan radiologi yang
dapat dilakukan yaitu foto polos, CT scan, MRI, bone scan, serta PET. 2,13,14
Pada pemeriksaan foto polos, dibagi menjadi tiga kategori yaitu gambaran
X-ray yang sering ditemukan, tidak sering ditemukan, serta jarang ditemukan.
Gambaran x-ray yang sering ditemukan yaitu poor margination, massa soft tissue,
laminated periosteal reaction (onion skin) ,dan sklerotik. Gambaran x-ray yang
tidak sering ditemukan yaitu spiculated periosteal reaction, penebalan korteks,
litik, fraktur patologis, dan kistik serta ekspansi tulang. Gambaran x-ray yang
jarang ditemukan (<10% kasus) pada tumor Ewing yaitu kalsifikasi pada soft
tissue, saucerization, honeycomb, sharp margination, dan vertebrana plana.5,6
Pemeriksaan MRI menunjukkan gambaran soft tissue secara detail dan jelas.
MRI juga dapat dilakukan sebagai pilihan dalam menentukan staging tumor dan
evaluasi terhadap respon kemoterapi dan radioterapi. Computed Tomography (CT)
Scan digunakan untuk menilai keadaan sendi, reaksi periosteal dan matriks dari
suatu lesi. Massa soft tissue (jaringan lunak) yang besar terlihat jelas pada CT
Scan terutama setelah pemberian kontras secara intravena.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad, C. Sistem Muskuloskeletal. Dalam : Sjamsuhidajat, R. & W. de
Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC. 2004. Hal. 938
2. Neormansyah, I. Gambaran Radiografis Ewing’s Sarcoma. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan. 2009.
3. Meyer, W. & N. Marina. Sarkoma Ewing / Neuroepitelioma Perifer. Dalam
: Behrman, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta : EGC.
2000. Hal. 1791
4. Mulatsih, S. & V. Farahdiba. Gambaran Klinis Osteomielitis Kronis pada
Ewing Sarcoma : Laporan Kasus. Sari Pediatri 2009; 11(1): 52-5
5. Reinus, W.R. & L. A. Gilula. Radiology of Ewing’s Sarcoma : Intergroup
Ewing’s Sarcoma Study (IESS). RadioGraphics 1984; 4(6): 929-44
6. Peersman, B., et al. Ewing’s Sarcoma : Imaging Features. JBR-BTR 2007;
90: 368-76
7. Bonakdakpour, A., et al. Diagnostic Imaging of Musculoskeletal Disease.
Philadelphia : Springer. 2010.
8. Rasjad, Choiruddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang
Lamimpatue. 2003.
9. Macmilan Cancer Support. Ewing Sarcoma in Children. 2013.
(www.macmillan.org.uk , Diakses 10 September 2013)
10. National Cancer Institute. Ewing Sarcoma Treatment. 2013.
(www.cancer.gov , Diakses 10 September 2013)
11. Cotteril, S. J., et al. Prognostic Factors in Ewing’s Tumor of Bone:
Analysis of 975 Patients From the European Intergroup Cooperative
Ewing’s Sarcoma Study Group. Journal of Clinical Oncology 2000;
18(17): 3108-14
12. Soekimin & R. K. Kamarlis. Ewing’s Sarcoma. Majalah Kedokteran
Nusantara 2008; 41(3): 219-21
13. American Cancer Society. Ewing Family of Tumors. 2013.
14. Strauss LG. Ewing Sarcoma Imaging. 2013

More Related Content

Similar to laporan kasus ewing sarkoma.docx

Tugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : KankerTugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : KankerAri Intan
 
SUMSUM TULANG (PART02)
SUMSUM TULANG (PART02)SUMSUM TULANG (PART02)
SUMSUM TULANG (PART02)Linquini_
 
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjK 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjFaringgaAlHafez2
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9ermawijaya
 
teknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptxteknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptxnovinurfaika
 
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
Kanker ganas tulang   jatim fair 2017Kanker ganas tulang   jatim fair 2017
Kanker ganas tulang jatim fair 2017basuki-ortho
 
Makalah muskulus praktek
Makalah muskulus praktekMakalah muskulus praktek
Makalah muskulus praktekguntur96
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidawangsw
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidKANDA IZUL
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Neoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanNeoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanABD. RAHMAN
 
140899028 fraktur
140899028 fraktur140899028 fraktur
140899028 frakturjihan26
 
Document1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisDocument1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisMartin Pa Docc
 

Similar to laporan kasus ewing sarkoma.docx (20)

Tugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : KankerTugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : Kanker
 
SUMSUM TULANG (PART02)
SUMSUM TULANG (PART02)SUMSUM TULANG (PART02)
SUMSUM TULANG (PART02)
 
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
 
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjK 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
Bab i & 2
Bab i & 2Bab i & 2
Bab i & 2
 
Karsinoma tulang
Karsinoma tulangKarsinoma tulang
Karsinoma tulang
 
teknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptxteknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptx
 
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUNA skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
 
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
Kanker ganas tulang   jatim fair 2017Kanker ganas tulang   jatim fair 2017
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
 
Makalah muskulus praktek
Makalah muskulus praktekMakalah muskulus praktek
Makalah muskulus praktek
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
 
Neoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanNeoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasan
 
Tumor otak 1
Tumor otak 1Tumor otak 1
Tumor otak 1
 
140899028 fraktur
140899028 fraktur140899028 fraktur
140899028 fraktur
 
Document1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr crurisDocument1 tugas tr cruris
Document1 tugas tr cruris
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis
Yataba askep osteomilitis dan borsistisYataba askep osteomilitis dan borsistis
Yataba askep osteomilitis dan borsistis
 

Recently uploaded

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 

Recently uploaded (20)

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 

laporan kasus ewing sarkoma.docx

  • 1. DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul.................................................................................................... i Halaman Pengesahan.......................................................................................... ii Kata Pengantar ................................................................................................... iii Daftar Isi............................................................................................................ iv Daftar Gambar ................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 BAB II TUMOR EWING ............................................................................... 3 2.1. Anatomi Tulang ........................................................................... 3 2.2. Definisi Tumor Ewing................................................................... 4 2.3. Epidemiologi................................................................................. 5 2.4. Etiologi.......................................................................................... 5
  • 2. 2.5. Faktor Resiko................................................................................ 6 2.6. Klasifikasi...................................................................................... 7 2.7. Stadium......................................................................................... 7 2.8. Manifestasi Klinis ......................................................................... 8 2.9. Penegekan Diagnosis..................................................................... 9 2.10.Diagnosis Banding ..................................................................... 11 2.11. Penatalaksanaan........................................................................... 13 BAB III GAMBARAN RADIOGRAFIS PADA EWING TUMOR................. 15 2.1. Foto Polos ................................................................................... 15 2.2. MRI .............................................................................................. 18 2.3.CT Scan......................................................................................... 21 2.4.Bone Scan...................................................................................... 22 2.5. PET............................................................................................... 22 BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... 23 Daftar Pustaka .................................................................................................. 24 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Predileksi Tumor Ewing ............................................................ 4 Gambar 3.1. Gambaran lesi poor marginated dengan laminated periosteal reaction ..................................................... 15 Gambar 3.2. Gambaran sof tissue mass dan sunburst ..................................... 16 Gambar 3.3. Gambaran fraktur patologis ....................................................... 16 Gambar 3.4. Gambaran lesi litik dan cystic .................................................... 17 Gambar 3.5. Gambaran saucerization ............................................................ 17 Gambar 3.6. Honeycomb appearance ............................................................ 18 Gambar 3.7. Gambaran vertebrae plana........................................................... 18 Gambar 3.8. Gambaran invasi tumor ke sakrum ............................................ 19 Gambar 3.9. Gambaran tumor Ewing pada tulang iliac kiri ........................... 19 Gambar 3.10. T1 Coronal. Gambaran tumor Ewing pada tulang iliac kiri ..... 20
  • 3. Gambar 3.11. Gambaran skip metastase ......................................................... 20 Gambar 3.12. Gambaran Codman’s triangle dan sunburst.............................. 21 Gambar 3.13. Gambaran CT Scan axial pada tumor Ewing .......................... 21 BAB I PENDAHULUAN Tumor Ewing adalah suatu neoplasma ganas yang tumbuh cepat dan berasal dari sel-sel primitif sumsum tulang.1 Tumor Ewing dijelaskan pertama kali pada tahun 1921 oleh Dr. James Ewing (1866–1943), dimana penyakit ini berbeda dengan limfoma dan jenis penyakit kanker lainnya pada masa itu.2 Frekuensi kejadian tumor Ewing sebanyak 5% dari seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan pada umur 10-20 tahun dan lebih sering pada laki-laki daripada wanita.1 Lokasi paling sering adalah diafisis tulang panjang terutama pelvis, femur, tibia, ulna, humerus, dan metatarsal. Frekuensi tumor Ewing di Amerika Serikat tergantung juga pada usia pasien, dengan rasio 0,3 kasus per satu juta anak untuk usia lebih muda dari 3 tahun dan 4,6 kasus per satu juta anak untuk remaja usia sekitar 15 – 19 tahun.1,2,3 Penyebab tumor Ewing masih belum diketahui, namun diduga dipengaruhi
  • 4. oleh adanya suatu kelainan genetik. Tumor Ewing dapat bermetastasis ke banyak tempat, baik ke paru-paru maupun ke tulang lainnya.1,3 Gambaran klinis penyakit ini sering mirip dengan osteomielitis akut atau kronik, seperti dijumpai adanya gambaran klinis demam berulang, anemia ringan, leukositosis, peningkatan LED, dan LDH. Pasien juga sering datang dengan keluhan benjolan yang tumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa minggu atau bulan disertai dengan nyeri.4 Selain itu juga disertai gejala sistemik lainnya seperti penurunan nafsu makan, serta penurunan berat badan.1,3 Penyakit ini dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan radiologis berupa X-ray, CT scan, ataupun MRI.5,6 Pemeriksaan laboratorium tidak jarang menunjukkan leukositosis dan peningkatan laju endap darah. Secara mikroskopis peyakit ini ditandai dengan sel yang berdiferensiasi buruk.1 Terapi yang disarankan adalah kombinasi radioterapi, kemoterapi, dan pembedahan.1 Sejak penggunaan terapi kemoterapi dan radiasi, prognosis kesembuhan tumor Ewing meningkat dan sekitar 50% penderita dapat bertahan hidup sampai 5 tahun kedepan. Gejala klinis tumor Ewing sulit dibedakan dengan tumor tulang lainnya, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menegakkan diagnosis salah satunya adalah pemeriksaan radiologis. Maka dari itu sangat penting untuk memahami bagaimana gambaran radiologis pada tumor Ewing sehingga penyakit ini dapat ditangani lebih dini agar angka mortalitas tumor Ewing dapat diturunkan.
  • 5. BAB II TUMOR EWING 2.1. Anatomi Tulang1,8 Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai lima fungsi utama, yaitu :  Membentuk rangka badan;  Sebagai tempat melekat otot;  Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat- alat dalam, seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung dan paru-paru.  Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam;  Sebagai organ yang berfungsi sebagai jaringan hemopoietik untuk memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan trombosit. Lapisan terluar dari tulang (korteks) tersusun dari jaringan tulang yang
  • 6. padat, sementara pada bagian dalam di dalam medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagai epiphyse yang berbatasan dengan metaphysis. Metaphysis merupakan bagian dimana tulang tumbuh memanjang secara longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal sebagai diaphysis yang berbentuk silindris. Secara garis besar, tulang dibagi atas: 1. Tulang panjang Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan humerus, dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan suatu daerah yang sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh karena daerah ini merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah. Kerusakan atau kelainan perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang. 2. Tulang pendek Contoh tulang pendek antara lain adalah tulang vertebra dan tulang karpal dan tulang tarsal. 3. Tulang pipih Yang termasuk tulang pipih antara lain adalah tulang iga, scapula, dan pelvis. 2.2. Definisi Tumor Ewing Tumor Ewing adalah suatu tumor ganas yang jarang terjadi dimana sel kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak. 2,9,10 Biasanya penyakit ini menyerang tulang panjang seperti pelvis, femur, humerus dan tulang rusuk. Tumor Ewing juga dapat bermetastasis ke tempat lain seperti sumsum tulang, paru-paru, ginjal, hati, kelenjar adrenal, dan jaringan lunak
  • 7. lainnya.1,2,11 Gambar 2.1. Predileksi tumor Ewing6 Walaupun Ewing’s sarcoma jarang terjadi, namun penyakit ini dapat menimbulkan keganasan sekunder (kambuh), terutama pada pasien yang menjalani radioterapi.2 Ewing’s sarcoma dapat menyebar ketika sel tumor memasuki darah dan mengikuti sirkulasi darah menuju ke bagian tubuh lain sehingga sel tumor akan membentuk tumor sekunder (metastasis) di tempat lain. Sel tumor juga dapat menyebar melalui sistem limfatik (dalam hal ini termasuk kelenjar limfa di seluruh tubuh). Tumor juga dapat menyebar dengan cara pertumbuhan langsung dari tumor primer membentuk “skip metastases” (metastasis di sekitar kanker terhenti sementara, jauh dari lokasi kanker, telah ditemukan sel kanker dengan progosis yang buruk) walaupun hal ini jarang terjadi.2,10 2.3. Epidemiologi Ewing’s sarcoma dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda, dengan insiden tertinggi pada usia sekitar 10 sampai 20 tahun.1,2 Penyakit ini
  • 8. merupakan penyakit kedua paling sering dari kelompok kanker tulang pada anak-anak dan remaja.12 Sekitar 90% anak-anak yang menderita Ewing's sarcoma akan menunjukkan kelainan pada gen 11 dan 22, yang biasanya membantu dalam mendiagnosa penyakit ini. Penyakit ini jarang terjadi pada anak dibawah umur 5 tahun dan dewasa diatas umur 30 tahun, namun lebih jarang lagi pada dewasa diatas 40 tahun.2,10,11 Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita dengan perbandingan 3:2. Sekitar 250 anak-anak dan remaja di US menderita penyakit Ewing’s sarcoma setiap tahunnya. Frekuensi Ewing’s sarcoma di Amerika Serikat tergantung juga pada usia pasien, dengan rasio 0,3 kasus per satu juta anak untuk usia lebih muda dari 3 tahun dan 4,6 kasus per satu juta anak untuk remaja usia sekitar 15 – 19 tahun. Penyakit ini juga lebih banyak menyerang orang Kaukasoid daripada orang Asia dan orang Amerika berkulit hitam.2,13 2.4. Etiologi Penyebab Ewing’s sarcoma masih belum dapat dipastikan. Namun, beberapa peneliti menemukan bahwa penyakit ini disebabkan karena perubahan sel kromoson pada DNA yang akhirnya menyebabkan timbulnya penyakit ini.2 Ewing’s sarcoma termasuk penyakit dengan kelainan genetik akibat kesalahan rekombinasi kromosom yang dapat menyebabkan sel normal berubah menjadi sel ganas. Ewing’s sarcoma terjadi akibat translokasi kromosom 11 dan 22, dimana gen EWS pada kromoson 22 berpindah ke gen FLI1 pada kromoson 11 dan menyatu. Perpindahan ini dinamakan translokasi 11; 22 [t(11; 22)]. Translokasi ini menghasilkan potongan baru pada DNA.2,9,10 Walaupun terjadi translokasi kromosom, penyakit ini tidak diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Pasien yang menderita Ewing’s sarcoma tidak mendapatkan penyakit tersebut dari orang tuanya dan tidak akan menurunkan resiko menderita kanker ini kepada anaknya. Demikian pula
  • 9. dengan saudara sedarah dari pasien yang menderita Ewing’s sarcoma tidak memiliki resiko menderita Ewing’s sarcoma. EWS/FLI berfungsi sebagai master regulator.2 2.5. Faktor Resiko13 Berbagai faktor resiko yang memungkinkan terjadinya Ewing tumor yaitu : 2.4.1.Ras / etnis Tumor Ewing lebih serin terjadi pada penduduk berkulit putih. Penyakit ini jarang terjadi pada penduduk Asia, Amerika, dan yang sangat jarang terjadi yaitu pada penduduk Afrika. Alasan pasti ras / etnis berperan sebagai faktor risiko terjadi tumor Ewing masih belum diketahui 2.4.2.Jenis kelamin Tumor Ewing lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. 2.4.3.Usia Tumor Ewing dapat terjadi pada semua usia, tetapi yang paling sering terjadi yaitu pada usia remaja dan anak-anak. penyakit ini sangat jarang terjadi pada usia dewasa. 2.6. Klasifikasi2 Tumor Ewing terbagi atas dua kelompok yaitu tumor Ewing pada tulang dan tumor Ewing ekstraosseous. Tumor Ewing pada tulang biasanya ditemukan pada tulang lengan, kaki, dada, tubuh, punggung, atau kepala. Tumor Ewing pada tulang ini terbagi lagi menjadi 3 jenis yaitu : classic Ewing’s sarcoma, Primitif Neuroektodermal Tumor (PNET), dan Askin Tumor. Tumor Ewing ektraosseous adalah tumor yang tumbuh pada jaringan lunak. Tumor jenis ini ditemukan pada tubuh, lengan, kaki, kepala, dan leher. 2.7. Stadium
  • 10. Menurut lokalisasi, Ewing’s sarcoma dibagi atas 4 stadium, yaitu :  Stadium 1 Sel kanker ditemukan di mata, kepala, dan atau leher, atau dekat organ seks (kelamin) dan kandung kemih  Stadium 2 Sel kanker terletak di satu tempat (selain stadium 1), lebih kecil dari 2 inchi, dan belum menyebar ke kelenjar limfa  Stadium 3 Sel kanker terletak di satu tempat (selain stadium 1), lebih besar dari 2 inchi, dan telah menyebar ke kelenjar limfa di dekat sel kanker  Stadium 4 Sel kanker telah menyebar dan ditemukan di lebih dari satu tempat ketika pertama sekali penyakit ini didiagnosa  Recurrent Sel kanker timbul kembali (rekuren) setelah penyakit disembuhkan. Penyakit ini dapat timbul di tempat dimana ia pertama sekali timbul maupun di tempat lain Stadium Ewing’s sarcoma yang digunakan untuk menentukan perawatan dan memberikan indikasi mengenai kemungkinan prognosa baik atau buruk dibagi atas 5 tahap, yaitu :  Stadium 1A – tumor tingkat rendah (ringan) ditemukan hanya pada lapisan keras tulang.  Stadium 1B – tumor tingkat rendah (ringan) ditemukan memperluas diri di sekitar jaringan lunak.  Stadium 2A – tumor tingkat tinggi (berat) ditemukan hanya pada lapisan keras tulang.  Stadium 2B – tumor tingkat tinggi (berat) ditemukan memperluas diri di sekitar jaringan lunak.  Stadium 3 – tumor tingkat rendah (ringan) atau tinggi (berat) yang telah bermetastasis.
  • 11. 2.8. Manifestasi Klinis2,13 2.7.1.Nyeri Gejala utama tumor Ewing adalah nyeri pada daerah yang mengalami pembengkakan. Rasa nyeri ini dapat disebabkan karena penyebaran tumor dibawah lapisan terluar tulang (periosteum) atau nyeri yang berasal dari fraktur tulang atau tulang yang merapuh akibat tumor . 2.7.2.Massa atau benjolan Sebagian besar tumor Ewing menyebabkan terjadinya suatu benjoalan atau massa yang tedapat pada lengan atau kaki. Massa atau benjoalan ini teraba lunak dan panas. 2.7.3.Gejala sistemik Jika tumor telah menyebar, terjadi gejala sistemik akibat adanya proses inflamasi berupa demam, mudah lelah, penurunan berat badan. Tumor yang mengenai tulang belakang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan pada lengan dan tungkai, sedangkan tumor yang menyebar ke paru-paru dapat menyebabkan sesak napas. 2.9. Penegakan Diagnosis Tumor ewing biasanya ditemukan dari gejala yang dimiliki anak-anak atau remaja. Jika tumor dicurigai, diperlukan pemeriksaan untuk mengkonfirmasi diagnosis 2.8.1.Anamnesis Dari anamnesis didapatkan berbagai manifestasi klinis berupa nyeri dan adanya suatu massa atau benjolan. Selain itu didapatkan gejala sistemik berupa demam, mudah lelah, serta penurunan berat badan.2,13 2.8.2.Pemeriksaan Fisik Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya suatu massa yang
  • 12. teraba lunak, yang biasanya terlihat pada daerah lengan dan tungkai.2 2.8.3.Pemeriksaan Penunjang a. Gambaran radiografis  X-rays Terlihat destruksi tulang pada daerah lesi terutama pada diafisis disertai dengan pembentukan tulang baru sepanjang diafisis tulang panjang berbentuk fusiform diluar lesi yang merupakan suatu tanda khas yang disebut onion skin appearance. Tumor dapat meluas sampai ke jaringan lunak dengan garis-garis osifikasi yang berjalan radier disertai dengan reaksi periosteal tulang yang memberikan gambaran yang disebut sunburst periosteal reaction serta terdapat segitiga Codman. Pada lesi yang jarang dengan sedikit atau tanpa keterlibatan intramedular, adanya destruksi dengan gambaran saucerization pada eksterior korteks merupakan suatu karakteristik tambahan yang dapat ditemukan pada tumor Ewing.14  Computed tomography (CT or CAT) scan CT-Scan pada tulang bertujuan untuk mengevaluasi adanya destruksi dan keterlibatan ekstra-osseus.14  Magnetic resonance imaging (MRI) scan Pemeriksaan MRI sangat membantu untuk mengetahui adanya ekstensi ke jaringan lunak yang biasanya terjadi pada tumor Ewing. MRI juga dapat dilakukan sebagai pilihan dalam menentukan staging tumor dan evaluasi terhadap respon kemoterapi dan radioterapi.13,14  Bone scan Pada pemeriksaan bone scan dapat ditunjukkan adanya metastase tumor tulang ke bagian lain. Pada bone scan, disuntikkan bahan radioaktif level rendah dalam jumlah yang sedikit secara intravena. Daerah yang mengalami perubahan
  • 13. bentuk tulang terlihat seperti “hot spots” karena bereaksi dengan bahan radioaktif. Daerah ini dicurigai sebagai tempat terdapatnya suatu kanker, tapi perlu dilakukan pemeriksaan lain untuk menunjang hal ini.13,14  Positron emission tomography (PET) scan Pada pemeriksaan PET scan, diinjeksi fluorodeoxyglucose (FDG) secara intravena. Pada pemeriksaan PET scan ditunjukkan penyebaran tumor Ewing dan adanya area yang abnormal.13,14 b. Biopsi13  Biopsi Eksisional Pada kasus yang jarang, jika tumor berupa massa yang sangat kecil, dokter bedah dapat melakukan biopsi dengan mengeluarkan tumor secara keseluruhan atau disebut biopsi eksisional. Biopsi eksisional dilakukan dengan general anestesi.  Biopsi Insisional Biopsi insisional merupak cara biopsi dengan mengambil sedikit bagian dari tumor. Anestesi yang digunakan pada biopsi insisional pada remaja dan orang dewasa dilakukan dengan menggunakan lokal anestesi, sedangkan pada anak- anak menggunakan general anestesi. c. Aspirasi sumsum tulang belakang dan biopsi Dilakukan jika sel kanker dicurigai telah menyebar ke tulang belakang. d. Sitogenetik Pada pemeriksaan ini , kromosom dari sel tumor dilihat dengan menggunakan mikroskop untuk mendeteksi berbagai perubahan kromosom. Pada sel Ewing tumor biasanya terjadi translokasi kromosom.
  • 14. e. Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) RT-PCR sangat sensitif untuk mendeteksi translokasi kromosom yang jumlahnya sangat sedikit yang tidak dapat dideteksi dengan sitogenetik f. Blood tests Tidak ada pemeriksaan khusus pada Ewing tumor. Pemeriksaan darah lengkap yang abnormal berupa penurunan kadar Hb dan eritrosit biasanya menunjukkan bahwa penyebaran tumor sudah mencapai ke sumsum tulang belakang. Peningkatan kadar LDH (lactate dehydrogenase) menunjukkan bahwa kanker lebih sulit untuk disembuhkan. 2.10. Diagnosis Banding2,3 2.9.1.Osteogenik sarkoma Osteogenik sarkoma sering ditemukan pada usia dewasa muda dan pada usia lebih dari 65 tahun. Osteogenik sarkoma dan tumor Ewing merupakan tumor ganas tersering yang ditemukan pada anak anak. Penderita seringkali datang dengan keluhan tumor yang besar atau oleh karena terdapat fraktur patologis. Osteogenik sarkoma lebih sering ditemukan pada metafisis tulang panjang terutama pada femur distal dan tibia proksimal dan dapat pula ditemukan pada radius distaldan humerus proksimal. 2.9.2.Osteomielitis Terutama mengenai daerah tulang panjang, biasanya lesinya terdapat pada metafisis. Gambaran klinisnya selain adanya nyeri dan pembengkakan dapat pula disertai adanya demam dan malaise. Pada X-Ray dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis dan sklerosis tulang, penebalan periosteum, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuestrum. 2.9.3.Granuloma Eosinofilik Pada granuloma eosinofilik biasanya memiliki lesi yang jinak dengan
  • 15. tampilan yang kurang agresif jika dibandingkan dengan tumor Ewing. Pada foto X-Ray tampak batasnya lebih tegas serta gambaran periosteal reactionnya mempunyai batas yang lebih tajam. 2.9.4.Multipel Mieloma Kebanyakan ditemukan pada usia yang lebih tua dibandingkan pada tumor Ewing yaitu pada usia 40-70 tahun. Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri yang menetap dan nyeri pinggang yang kadang disertai nyeri radikuler serta kelemahan anggota gerak. Lokasi tersering ditemukan pada tulang belakang, panggul, iga, sternum dan tengkorak. Pada X-Ray tampak adanya multiple litic area dan punched out lesion. 2.9.5.Sarkoma sel retikulum tulang Sarkoma sel retikulum tulang atau retikulosarkoma dapat terjadi pada setiap umur terutama pada umur diatas 20 tahun (30-40 tahun). Lokasi retikulosarkoma terutama pada tulang panjang. Pada X-ray terlihat bintik-bintik destruksi tulang yang biasanya ditemukan pada daerah sumsum tulang. Pada pemeriksaan radioisotope ditemukan adanya lesi yang multipel. 2.11. Penatalaksanaan Penatalaksanaan tumor Ewing biasanya tergantung dari lokasi tumor, adanya metastasis, tingkat derajat beratnya penyakit serta usia dan kondisi kesehatan umum pasien. Alternatif terapi yang biasanya dilakukan berupa kombinasi kemoterapi, kemoterapi yang dilanjutkan dengan pembedahan (neoadjuvant kemoterapi), serta kombinasi radioterapi dan kemoterapi.1,2 2.9.1.Kemoterapi Kemoterapi merupakan pilihan pertama dalam penanganan tumor Ewing. Pemberian kemoterapi biasanya dilakukan setiap interval 3 minggu menggunakan kombinasi obat kemoterapi yang ada, yaitu :  Cyclophosphamide.,  Vincristine,
  • 16.  Actynomicin-D,  Doxorubicin,  Ifosfamide, dan  Etoposide 2.9.2.Radioterapi Radioterapi dapat diberikan bersamaan dengan pembedahan dan atau kemoterapi. Seperti halnya round-cells tumor lainnya, tumor Ewing bersifat radiosensitif. Beberapa pasien dapat memperoleh penanganan radioterapi saja, namun suatu trial mengemukakan adanya tingkat kegagalan terapi yang sangat tinggi dan adanya relaps pada pemberian radioterapi tunggal jika dibandingkan dengan prosedur pembedahan. 2.9.3.Pembedahan Pada mulanya, pembedahan pada tumor Ewing terbatas pada reseksi dari perluasan tumor pada tulang, seperti pada proximal fibula atau lesi tulang iga. Penelitian yang berkembang saat ini adalah penggunaan sesering mungkin neoadjuvant chemoterapy untuk menurunkan ukuran dari lesi primer yang kemudian diikuti dengan reseksi secara luas. Radiasi post operatif ditambahkan jika batas pembedahan yang dilakukan bersifat intralesi atau marginal. 2.12. Prognosis Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosis dari seorang pasien tumor Ewing yaitu faktor pre-treatment dan treatment response. Faktor pre-treatment diantaranya adalah :10,11  Lokasi tumor Pasien dengan tumor Ewing di ekstremitas bagian distal memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan yang lain. Pasien dengan tumor Ewing di sakrum memiliki prognosis yang paling buruk.  Ukuran tumor Semakin besar ukuran tumor semakin buruk prognosis dari penyakit tumor Ewing
  • 17.  Usia penderita Usia penderita dibawah 15 tahun memiliki prognosis yang jauh lebih baik dibandingkan orang dewasa.  Jenis kelamin Penderita perempuan memiliki prognosis lebih baik daripada laki-laki penderita tumor Ewing  Serum LDH Peningkatan serum LDH beraitan dengan ukuran tumor yang besar serta tumor yang sudah bermetastasis sehingga prognosisnya lebih buruk.  Metastase Pasien dengan metastasis ke paru memiliki prognosis yang jauh lebih baik dibandingkan tumor yang metastasis ke ekstrapulmonal BAB III GAMBARAN RADIOLOGIS PADA TUMOR EWING 3.1. Foto polos Jika terdapat massa padat pada tulang yang dicurigai sebagai suatu tumor tulang pada pasien, pemeriksaan radiografis berupa X-ray dapat menjadi pemeriksaan pertama yang wajib dilakukan. Seorang radiolog dapat mengetahui letak tumor tulang dari pemeriksaan ini dan dapat mengetahui apakah ada kemungkinan tumor ini merupakan tumor Ewing. Tapi pemeriksaan radiografi yang lain juga diperlukan untuk penegakan diagnosis.13 Pada pemeriksaan X-ray, gambaran radiografi yang didapat dibagi
  • 18. menjadi tiga kategori, yaitu gambaran X-ray yang sering ditemukan ( > 30% kasus), tidak sering ditemukan (10-30% kasus), dan yang jarang ditemukan (<10% kasus). Gambaran X-ray yang sering ditemukan yaitu poor margination, soft tissue involvement, permeative component, laminated periosteal reaction (onion skin) ,dan sklerotik.5,6 Gambar 3.1. Gambaran lesi poor marginated dengan laminated periosteal reaction (onion skin)5 Gambaran x-ray yang tidak sering ditemukan yaitu spiculated periosteal reaction, penebalan korteks, litik, fraktur patologis, dan kistik serta ekspansi tulang.5,6
  • 19. Gambar 3.2. Gambaran soft tissue mass dan sunburst periosteal reaction5 Gambar 3.3. Gambaran fraktur patologis pada mid os fibula5
  • 20. Gambar 3.4. Gambaran lesi litik dan cystic5 Gambaran x-ray yang jarang ditemukan (<10% kasus) pada tumor Ewing yaitu kalsifikasi pada soft tissue, saucerization, honeycomb, sharp margination, dan vertebrana plana.5,6 Gambar 3.5. Gambaran saucerization atau piring cawan, sunburst periosteal reaction, dan Codman’s triangle.5
  • 21. Gambar 3.6. Honeycomb appearance pada distal phalangeal5 Gambar 3.7. Gambaran vertebrae plana5 3.2. Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI merupakan suatu modalitas atau pemeriksaan tumor intramedulla yang akurat untuk pasien dengan keganasan pada tulang yang dapat dilihat dengan gambaran T1. Pada potongan transverse T2 dapat dilihat gambaran tumor dan soft tissue disekitarnya serta hubungan dengan struktur neurovaskular.6,14 Pemeriksaan MRI menunjukkan gambaran soft tissue secara detail dan jelas. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang radiomagnetik, sehingga
  • 22. tidak terpapar radiasi. Gelombang radio diabsorbsi oleh tubuh dan menghasilkan gambaran MRI. Bahan kontras berupa gadolinium disuntikan secara intravena untuk melihat detail gambar secara lebih baik.6,14 Pada pemeriksaan MRI, seluruh sinyal intensitas tumor baik intraosseous atau ekstraosseus pada gambaran T1 dan T2 direkam. Juga dievaluasi derajat dan peningkatan tumor pada gambaran T1 dengan pemakaian kontras.6,13 A B Gambar 3.8. (A).T2 axial (B). T1 axial dengan kontras. Gambaran invasi tumor ke sakrum dan soft tissue mass6 Gambar 3.9. T1 coronal. Gambaran tumor Ewing pada tulang iliac kiri dengan soft tissue mass6
  • 23. Seringkali, MRI scan dilakukan untuk lebih menggambarkan area yang abnormal pada x-ray secara lebih detail. MRI scan biasanya dapat mengetahui apakah ada kemungkinan tumor, infeksi, atau beberapa jenis kerusakan tulang dari penyebab lain. MRI scan juga membantu menentukan tingkat keparahan (staging) yang tepat dari tumor, karena mereka memberikan tampilan rinci dari sumsum dalam tulang dan otot, lemak, dan jaringan ikat di sekitar tumor. Penentuan tingkat keparahan (staging) tumor sangat penting ketika merencanakan operasi atau terapi radiasi. Gambar 3.10. T2 axial. Gambaran tumor Ewing pada tulang iliac kiri dengan soft tissue mass6 Gambar 3.11. T1 coronal. Gambaran skip metastase pada distal femur6
  • 24. 3.3. Computed Tomography (CT) Scan Pemeriksaan Computed Tomography (CT) Scan merupakan pemeriksaan radiografi yang baik untuk menilai keadaan sendi, reaksi periosteal dan matriks dari suatu lesi. Massa soft tissue (jaringan lunak) yang besar terlihat jelas pada CT Scan terutama setelah pemberian kontras secara intravena.13 Gambaran 3.12. A-B. Gambaran Codman’s triangle periosteal reaction. C-D. Gambaran sunburst periosteal reaction6 Gambar 3.13. Gambaran CT scan axial pada tumor Ewing6 A B C D
  • 25. 3.4. Bone scan Pada pemeriksaan bone scan dapat ditunjukkan adanya metastase tumor tulang ke bagian lain. Pada bone scan, disuntikkan bahan radioaktif level rendah dalam jumlah yang sedikit secara intravena. Daerah yang mengalami perubahan bentuk tulang terlihat seperti “hot spots” karena bereaksi dengan bahan radioaktif. Daerah ini dicurigai sebagai tempat terdapatnya suatu kanker, tapi perlu dilakukan pemeriksaan lain untuk menunjang hal ini.13 3.5. Positron emission tomography (PET) scan Pada pemeriksaan PET scan, diinjeksi fluorodeoxyglucose (FDG) secara intravena. Pada pemeriksaan PET scan ditunjukkan penyebaran tumor Ewing dan adanya area yang abnormal.13
  • 26. BAB IV KESIMPULAN Tumor Ewing adalah suatu tumor ganas yang terjadi dimana sel kanker dapat ditemukan pada tulang maupun jaringan lunak.2,9,10 Penyakit ini lebih sering menyerang tulang panjang seperti pelvis, femur, humerus dan tulang rusuk.2 Penyakit ini merupakan penyakit kedua paling sering dari kelompok kanker tulang pada anak-anak dan remaja.12 Penyebab tumor Ewing masih belum dapat dipastikan namun dicurigai adanya pengaruh genetik akibat translokasi kromosom 11 dan 22. Berbagai faktor resiko yang mempengaruhi penyakit ini diantaranya usia, jenis kelamin yaitu lebih banyak terkena pada pria, serta ras / etnis Kaukasoid (kulit putih).2,9,13 Diagnosis tumor Ewing ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan radiologis, dan pemeriksaan histopatologi. Gejala klinis tumor Ewing berupa timbulnya benjolan disertai rasa nyeri serta adanya gejala sistemik berupa demam, penurunan berat badan, serta penurunan nafsu makan. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu foto polos, CT scan, MRI, bone scan, serta PET. 2,13,14 Pada pemeriksaan foto polos, dibagi menjadi tiga kategori yaitu gambaran X-ray yang sering ditemukan, tidak sering ditemukan, serta jarang ditemukan. Gambaran x-ray yang sering ditemukan yaitu poor margination, massa soft tissue, laminated periosteal reaction (onion skin) ,dan sklerotik. Gambaran x-ray yang tidak sering ditemukan yaitu spiculated periosteal reaction, penebalan korteks, litik, fraktur patologis, dan kistik serta ekspansi tulang. Gambaran x-ray yang jarang ditemukan (<10% kasus) pada tumor Ewing yaitu kalsifikasi pada soft tissue, saucerization, honeycomb, sharp margination, dan vertebrana plana.5,6 Pemeriksaan MRI menunjukkan gambaran soft tissue secara detail dan jelas. MRI juga dapat dilakukan sebagai pilihan dalam menentukan staging tumor dan evaluasi terhadap respon kemoterapi dan radioterapi. Computed Tomography (CT) Scan digunakan untuk menilai keadaan sendi, reaksi periosteal dan matriks dari suatu lesi. Massa soft tissue (jaringan lunak) yang besar terlihat jelas pada CT Scan terutama setelah pemberian kontras secara intravena.
  • 27. DAFTAR PUSTAKA 1. Rasjad, C. Sistem Muskuloskeletal. Dalam : Sjamsuhidajat, R. & W. de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC. 2004. Hal. 938 2. Neormansyah, I. Gambaran Radiografis Ewing’s Sarcoma. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan. 2009. 3. Meyer, W. & N. Marina. Sarkoma Ewing / Neuroepitelioma Perifer. Dalam : Behrman, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta : EGC. 2000. Hal. 1791 4. Mulatsih, S. & V. Farahdiba. Gambaran Klinis Osteomielitis Kronis pada Ewing Sarcoma : Laporan Kasus. Sari Pediatri 2009; 11(1): 52-5 5. Reinus, W.R. & L. A. Gilula. Radiology of Ewing’s Sarcoma : Intergroup Ewing’s Sarcoma Study (IESS). RadioGraphics 1984; 4(6): 929-44 6. Peersman, B., et al. Ewing’s Sarcoma : Imaging Features. JBR-BTR 2007; 90: 368-76 7. Bonakdakpour, A., et al. Diagnostic Imaging of Musculoskeletal Disease. Philadelphia : Springer. 2010. 8. Rasjad, Choiruddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang Lamimpatue. 2003. 9. Macmilan Cancer Support. Ewing Sarcoma in Children. 2013. (www.macmillan.org.uk , Diakses 10 September 2013) 10. National Cancer Institute. Ewing Sarcoma Treatment. 2013. (www.cancer.gov , Diakses 10 September 2013) 11. Cotteril, S. J., et al. Prognostic Factors in Ewing’s Tumor of Bone: Analysis of 975 Patients From the European Intergroup Cooperative Ewing’s Sarcoma Study Group. Journal of Clinical Oncology 2000; 18(17): 3108-14 12. Soekimin & R. K. Kamarlis. Ewing’s Sarcoma. Majalah Kedokteran Nusantara 2008; 41(3): 219-21 13. American Cancer Society. Ewing Family of Tumors. 2013. 14. Strauss LG. Ewing Sarcoma Imaging. 2013