Penelitian ini melaporkan hasil evaluasi 4.583 pasien TIA atau stroke ringan selama satu tahun di 61 lokasi di 21 negara. Ditemukan bahwa 87,6% pasien mendapat perawatan medis dalam 24 jam setelah gejala, dan 22% mengalami stroke berulang. Resiko terendah terjadi pada pasien dengan skor ABCD <4 dan tidak ada penyebab lain. Skor ABCD dan temuan infark serta arterosklerosis pada pencitraan otak dap
Studi ini mengevaluasi hubungan antara episode subklinis tingkat atrium cepat yang terdeteksi oleh alat pacu jantung dan risiko stroke iskemik. Dari 2.580 pasien yang diikuti selama rata-rata 2,5 tahun, 261 pasien (10,1%) mengalami episode subklinis tingkat atrium cepat dalam 3 bulan. Episode subklinis ini dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik atau emboli sistemik dan fibrilasi atrium klinis. Studi ini men
Angiografi koroner perkutan merupakan tindakan kateterisasi dengan menyemprotkan zat kontras ke dalam arteri koroner untuk melihat anatomi arteri koroner sehingga dapat mendeteksi ada atau tidaknya penyempitan (stenosis) yang dimonitor melalui sinar X
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Takayasu arteritis adalah vasculitis kronis yang menyebabkan stenosis atau aneurisma pada aorta dan cabang-cabang utamanya.
2. Gejala awal sering sistemik seperti fatigue dan demam, namun kemudian terjadi gangguan fungsi organ karena penyempitan atau oklusi pembuluh darah.
3. Diagnosa didasarkan pada temuan klinis dan pemeriksaan imaging seperti CT angiografi. Pengobatan utama
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit jantung koroner dan sindrom koroner akut, termasuk patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaannya.
2. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh akumulasi plak di arteri koroner yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sementara sindrom koroner akut meliputi berbagai komplikasi seperti angina tak stabil dan infark miokard.
3. Diagnosis didasarkan pada gejala
Studi ini mengevaluasi hubungan antara episode subklinis tingkat atrium cepat yang terdeteksi oleh alat pacu jantung dan risiko stroke iskemik. Dari 2.580 pasien yang diikuti selama rata-rata 2,5 tahun, 261 pasien (10,1%) mengalami episode subklinis tingkat atrium cepat dalam 3 bulan. Episode subklinis ini dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik atau emboli sistemik dan fibrilasi atrium klinis. Studi ini men
Angiografi koroner perkutan merupakan tindakan kateterisasi dengan menyemprotkan zat kontras ke dalam arteri koroner untuk melihat anatomi arteri koroner sehingga dapat mendeteksi ada atau tidaknya penyempitan (stenosis) yang dimonitor melalui sinar X
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Takayasu arteritis adalah vasculitis kronis yang menyebabkan stenosis atau aneurisma pada aorta dan cabang-cabang utamanya.
2. Gejala awal sering sistemik seperti fatigue dan demam, namun kemudian terjadi gangguan fungsi organ karena penyempitan atau oklusi pembuluh darah.
3. Diagnosa didasarkan pada temuan klinis dan pemeriksaan imaging seperti CT angiografi. Pengobatan utama
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit jantung koroner dan sindrom koroner akut, termasuk patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaannya.
2. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh akumulasi plak di arteri koroner yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sementara sindrom koroner akut meliputi berbagai komplikasi seperti angina tak stabil dan infark miokard.
3. Diagnosis didasarkan pada gejala
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan PustakaAris Rahmanda
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia yang ditandai dengan nyeri dada. Terdapat beberapa pilihan terapi seperti perkusi koronari, CABG, atau fibrinolitik untuk penanganan STEMI sesuai dengan indikasi masing-masing. Pilihan antara CABG dan PCI bergantung pada faktor seperti jumlah pembuluh darah yang terlibat, keadaan medis pasien, dan karakteristik penyakit.
Haruskah pemeriksaan hemoglobin preoperatif selalu dilakukanhannankh
pemeriksaan kadar hemoglobin selalu dilakukan sebelum suatu operasi/pembedahan dijalankan. Namun, apakah benar ini harus selalu dilakukan? Temukan jawabannya di terjemahan jurnal ini
Dokumen tersebut membahas tentang sindroma koroner akut dan penyakit jantung iskemik kronis. Sindroma koroner akut merupakan penyumbatan arteri koroner secara akut yang menyebabkan infark miokardium, sedangkan penyakit jantung iskemik kronis ditandai dengan nyeri dada yang berulang akibat penyempitan pembuluh darah jantung secara bertahap. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, patof
1. Dokumen tersebut berisi ringkasan penyakit gagal jantung kongestif (CHF) yang mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan pendukung, komplikasi, dan penatalaksanaan CHF.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke yang meliputi definisi, epidemiologi, aetiology, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, dan penanganan medis stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan sirkulasi darah otak yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti hipertensi dan dapat diprediksi melalui pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi trombolisis, obat antiplate
1. Penelitian ini membandingkan kemanjuran dan keamanan ekstrak Ginkgo biloba EGb 761 dengan betahistin dalam mengobati gejala vertigo.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua obat sama efektifnya dalam mengurangi gejala vertigo, dengan EGb 761 lebih baik ditoleransi dibanding betahistin.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Ginkgo biloba EGb 761 setidaknya s
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya.
This study compared the clinical manifestations of 71 patients with ocular myasthenia gravis (MG) to those with generalized MG. Patients with generalized MG had a higher rate of other autoimmune diseases and required long-term steroid treatment more often than those with ocular MG alone. Both groups experienced similar ophthalmic symptoms. The study recommends regular eye exams for all MG patients due to risks from autoimmune diseases and long-term steroid use.
Penyakit Jantung Koroner - Tinjauan PustakaAris Rahmanda
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia yang ditandai dengan nyeri dada. Terdapat beberapa pilihan terapi seperti perkusi koronari, CABG, atau fibrinolitik untuk penanganan STEMI sesuai dengan indikasi masing-masing. Pilihan antara CABG dan PCI bergantung pada faktor seperti jumlah pembuluh darah yang terlibat, keadaan medis pasien, dan karakteristik penyakit.
Haruskah pemeriksaan hemoglobin preoperatif selalu dilakukanhannankh
pemeriksaan kadar hemoglobin selalu dilakukan sebelum suatu operasi/pembedahan dijalankan. Namun, apakah benar ini harus selalu dilakukan? Temukan jawabannya di terjemahan jurnal ini
Dokumen tersebut membahas tentang sindroma koroner akut dan penyakit jantung iskemik kronis. Sindroma koroner akut merupakan penyumbatan arteri koroner secara akut yang menyebabkan infark miokardium, sedangkan penyakit jantung iskemik kronis ditandai dengan nyeri dada yang berulang akibat penyempitan pembuluh darah jantung secara bertahap. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, patof
1. Dokumen tersebut berisi ringkasan penyakit gagal jantung kongestif (CHF) yang mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan pendukung, komplikasi, dan penatalaksanaan CHF.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke yang meliputi definisi, epidemiologi, aetiology, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, dan penanganan medis stroke. Secara ringkas, stroke terjadi akibat gangguan sirkulasi darah otak yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti hipertensi dan dapat diprediksi melalui pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi trombolisis, obat antiplate
1. Penelitian ini membandingkan kemanjuran dan keamanan ekstrak Ginkgo biloba EGb 761 dengan betahistin dalam mengobati gejala vertigo.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua obat sama efektifnya dalam mengurangi gejala vertigo, dengan EGb 761 lebih baik ditoleransi dibanding betahistin.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Ginkgo biloba EGb 761 setidaknya s
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya.
This study compared the clinical manifestations of 71 patients with ocular myasthenia gravis (MG) to those with generalized MG. Patients with generalized MG had a higher rate of other autoimmune diseases and required long-term steroid treatment more often than those with ocular MG alone. Both groups experienced similar ophthalmic symptoms. The study recommends regular eye exams for all MG patients due to risks from autoimmune diseases and long-term steroid use.
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini pasien stroke hemoragik. Terdapat penjelasan mengenai definisi, jenis, klasifikasi, etiologi, algoritma penatalaksanaan, dan faktor prognostik stroke hemoragik. Juga dibahas mengenai penggunaan skor Siriraj dan Modified Early Warning Score (MEWS) untuk deteksi dini perburukan kondisi pasien stroke hemoragik. MEWS dapat memantau beberapa parameter seperti nadi, pernafasan, tekan
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akutAn Ita
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut. Hipertensi sering muncul pada pasien stroke akut dan perlu ditangani, terutama sebelum pemberian trombolisis untuk mencegah perdarahan. Beberapa obat antihipertensi seperti labetalol dapat digunakan, dengan tujuan menurunkan tekanan darah sekitar 20%.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan hipertensi krisis yang meliputi hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi. Hipertensi emergensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang disertai kerusakan organ target sedangkan hipertensi urgensi hanya menunjukkan peningkatan tekanan darah tanpa kerusakan organ target. Penurunan tekanan darah harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah komplikasi pada hip
1. ACS-HF (acute decompensated HF in the setting of ACS) sangat terkait dengan hasil jangka pendek dan jangka panjang yang lebih buruk dibandingkan populasi pasca ACS lainnya atau etiologi dari HF akut lainnya.
2. Bukti terkini mendukung penggunaan ACEi, ARB, MRAs, dan beta blocker dalam pengobatan ACS-HF setelah stabilnya kondisi pasien, sedangkan peran agen antihiperglikemik masih perlu
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or minor stroke
1. KEPANITRAAN KLINIK STASE NEUROLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
6
Pembimbing : dr. Susanto, Sp.S
Disusun Oleh : Eltanin Vanriri
2. PENDAHULUAN
Transient Ischemic
Attack
Gangguan Fungsi Akut Serebral, gejala < 24 jam,
penyebab trombus atau emboli
Studi dilakukan antara tahun 1997 & 2003
diperkirakan bahwa risiko stroke 12-20 % selama 3
bulan pertama setelah serangan transient ischemic (
TIA ) atau stroke ringan .
Perubahan manajemen TIA : Unit Khusus,
pelaksanaan investigasi langsung, & pengobatan
yang cepat dengan agen antitrombotik dan strategi
pencegahan stroke lainnya .
Profile saat ini, faktor penyebab, dan Jangka pendek
( 1 tahun) dan jangka pendek ( 5 tahun ) pasien
TIA/stroke iskemik ringan untuk memperbaiki resiko
terjadinya kembali stroke dilihat dari konteks
pencegahan dan pengobatan.Penelitian ini
melaporkan data 1 tahun terakhir.
3. BAHAN DAN METODE
Kriteria
18 tahun atau lebih
lebih tua dan telah
telah memiliki
riwayat TIA atau
stroke ringan
dalam 7 hari
Hasil skor ABCD,
temuan pada
pencitraan otak ,
dan penyebab TIA
atau stroke ringan
ringan dengan
risiko stroke
berulang selama
periode 1 tahun .
Triage dasar risiko stroke yang dinilai
oleh ABCD skor
• Skor Risiko stroke yang dinilai oleh
ABCD :
a. Usia, 60 tahun atau lebih tua
b.Tekanan darah,140/90 mmHg atau
lebih tinggi
c.Temuan klinis, kelemahan unilateral
atau gangguan berbicara
d.Durasi gejala, 10-59 menit
e.Ada atau tidaknya diabetes
f.Durasi dari gejala lebih dari 60
menit point 2
Skor 0-7
4 atau lebih gejala
memerlukan perawatan
segera.
Metode :
Menggunakan
studi analisis
Kaplan Meier,
penelitian Kohort
Dilaksanakan di
21 negara , 61
lokasi,
diambil dari
pasien dengan
riwayat TIA
Data : UGD, unit
stroke, klinik
harian, dan klinik
rawat jalan
4. EVALUASI
Spesialis stroke
mengumpulkan data
pasien prospektif
Formulir kasus
berbasis Web
Standar (Wawancara
setiap bulannya)
Jika pasien sulit
untuk tindak lanjut
Dokter atau keluarga
diwawancarai
melalui telpon
Gejala klinis selama
serangan, terjadinya
kapan dan
karakteristik
sosiodemografi
Riwayat medis
diperoleh, lakukan
pemeriksaan fisik
Status merokok,
tekanan darah,
profil lipid
Pencitraan otak
dan jantung
6. HASIL
• Data yang telah terkumpul, terdaftar 4.789 pasien di
61 lokasi di 21 negara .Sebanyak 78,4 % dari pasien
dievaluasi oleh spesialis stroke dalam waktu 24 jam
setelah onset gejala . Sebanyak 33,4 % dari pasien
memiliki infark otak akut, 23,2 % memiliki setidaknya
satu ekstrakranial atau stenosis intrakranial dari 50 %
atau lebih , dan 10,4 % memiliki fibrilasi atrium .
Dalam analisis multivariat , beberapa infark pada
pencitraan otak ,aterosklerosis , dan ABCD skor
6 atau 7 yang masing-masing terkait dengan lebih
7. Karakteristi dasar dari
pasien
† Skor dimodifikasi
dengan skala ranking
dari 0 sampai 6, (0
menunjukkan tidak ada
gejala , 1 tidak ada cacat
, dan 6 kematian }.
‡ Indeks massa tubuh
adalah berat badan
dalam kilogram dibagi
dengan kuadrat dari
tinggi badan dalam
meter .
Di evaluasi oleh ahli
stroke dalam 24 jam
setelah onset gejala
8. Hasil pemeriksaan temuan
utama selama evaluasi dan
perawatan segera sebelum
dilaksanakan penelitian
• Data pasien yang hilang saat
proses evaluasi .Misalnya , 4028
pasien menjalani pencitraan
ekstrakranial , stenosis yang
tersedia hanya 3.993 pasien . CT
menunjukkan computed tomografi ,
DWI pencitraan difusi , EKG
elektrokardiografi , MRA magnetic
resonance angiography , TEE
transesophageal echocardiography
,dan TTE transthoracic
echocardiography .
• † Sebanyak 23,2 % dari pasien
memiliki setidaknya satu
ekstrakranial atau intrakranial
stenosis dari 50 % atau lebih
• .‡ Setiap fibrilasi atrium termasuk
sebelumnya dan baru didiagnosa
atrial fibrilasi .
9. Satu tahun Penilaian
• Persentase merupakan perkiraan
Kaplan - Meier .
• † perdarahan Cukup parah Koroner
Occluded( GUSTO ) definisi :
perdarahan yang membutuhkan
transfusi darah , tetapi
tidakmenyebabkan kompromi
hemodinamik membutuhkan
intervensi .Perdarahan Mayor
• ‡ didefinisikan menurut definisi
GUSTO untuk parah pendarahan :
didokumentasikan perdarahan
intrakranial atau perdarahan yang
menyebabkan kompromi
hemodinamik yang membutuhkan
darah atau cairan pengganti ,
dukungan inotropik , perangkat
bantuan ventrikel , intervensi bedah
( selain vaskular perbaikan situs )
,atau resusitasi cardiopulmonary
untuk mempertahankan curah
jantung yang cukup .
• Hasil utama
10.
11. KESIMPULAN
Sebanyak 4.583
pasien di 61 lokasi
dan di 21 negara,
87,6% mendapat
perhatian medis
dalam waktu 24 jam
setelah onset gejala
dalam kurung waktu
panjang yang
diobservasi selama
satu tahun
22 % stroke
berulang terjadi
pada pasien dengan
skor ABCD < 4 dan
penyebab lain yang
masih dapat dicegah.
Keterbatasan
penelitian dalam hal
situs web berbasis
standar tidak dipilih
secara acak jadi
terlalu banyak atau
berlebihan dalam
rekrutmen sehingga
tidak semua pasien
tidak dimasukkan
dalam penelitian
karena
keterbatasan
sumber daya.
Tingkat terjadinya
kardiovaskuler
sangat rendah
setelah terjadinya
TIA atau stroke
ringan.
Skor ABCD baik
untuk digunakan
dalam penilaian
stroke dengan nilai
4 atau lebih akan
terjadi sekitar 20 %
resiko stroke
berulang.
Ditemukannya
infark pada
neuroimaging dan
arteroskelrosis
merupakan indikator
terjadinya stroke
berulang.