Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini pasien stroke hemoragik. Terdapat penjelasan mengenai definisi, jenis, klasifikasi, etiologi, algoritma penatalaksanaan, dan faktor prognostik stroke hemoragik. Juga dibahas mengenai penggunaan skor Siriraj dan Modified Early Warning Score (MEWS) untuk deteksi dini perburukan kondisi pasien stroke hemoragik. MEWS dapat memantau beberapa parameter seperti nadi, pernafasan, tekan
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. NS. Dyah Untari M.Kep. Sp kep MB
Jakarta, 28 Desember 1979
Pengalaman Kerja
Praktisi Keperawatan (kepala Ruang) di Unit stroke RSPAD Gatot
Soebroto 2001-2021
Anggota Komite etik Penelitian RSPAD Gatot Soebroto (2018-saat
ini )
dyah.untari123@gmail.com
Pendidikan :
1. S1 Kep UI th 2006
2. S2 spesialis UI th 2018
Pengalaman :
1. Sebagai pembicara webminar PPNI 48 tahun 2020
2. Sebagai Pembicara di RSPAD gatot soebroto seminar nasional
2019-sekarang
3. Pengertian
• suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara
mendadak dengan tanda dan gejala klinik, baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam
atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak (WHO, 2010)
4. Stroke hemoragik disebabkan oleh pendarahan ke
otak akibat pecahnya pembuluh darah. Stroke
hemoragik dikaitkan dengan morbiditas yang
parah dan mortalitas yang tinggi.Perkembangan
stroke hemoragik dikaitkan dengan hasil yang
lebih buruk. Diagnosis dan pengobatan dini
penting mengingat perluasan perdarahan yang
cepat, menyebabkan penurunan kesadaran secara
tiba-tiba dan disfungsi neurologis.
5. 9/25/2022 5
Prevalensi
Who, selama 2000-2016 stroke adalah
peringkat kedua setelah serangan
jantung di dunia .
jumlah pasien meningkat setiap
tahunnya dengan jumlah dari tahun
2000-2016 sebanyak 4,55 juta dari 596
juta penduduk.
In Asia, the highest mortality rate for
stroke patients in Mongolia reaches
222.6/100,000 people per year and
Indonesia reaches 193.3/100,000 people
per year
WHO, 2018
6. 6
Stroke hemoragik menyumbang 10% sampai 20% dari
stroke setiap tahun. Tingkat kematian ICH tergantung
pada kemanjuran perawatan kritis
Insidennya sekitar 12% sampai 15% kasus per 1.00.000 per
tahun. Insidennya tinggi di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah dan Asia. Insiden lebih sering
terjadi pada pria dan meningkat seiring bertambahnya
usia
Persentase perdarahan pada stroke adalah 8-15% di
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia dan 18% hingga
24% di Jepang dan Korea..
12. Apa yang terjadi pada stroke
•O T A K
PERLU MAKANAN YANG CUKUP
DAN TERATUR
TIAP MENIT : 800 CC OKSIGEN
100 MGR GLUKOSA
TERHENTI
30 DETIK
TERHENTI
3 MENIT
TERHENTI
8 MENIT
SEL
TERGANGGU
KECACATAN
MENINGGAL
SEL MATI
BERAT :
1.200 - 1.400 GRAM (2 % BB)
15. • Angka kejadian stroke hemoragik berdasarkan area basal ganglia
(50%), cerebral lobes (10% to 20%), the thalamus (15%), pons and the
brain stem (10% to 20%), and the cerebellum(10%)
• Hematoma mengganggu neuron dan glia menyebabkan oligaemia dan
membebaskan neurotransmitter yang mengakibatkan adanya edema
atau pembengkakan yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
intracranial
• hematoma membesar dalam 3 jam sampai 12 jam.
Pembesaran hematoma terjadi dalam 3 jam pada sepertiga
kasus. Edema perihematomal meningkat dalam 24 jam,
mencapai puncaknya sekitar 5-6 hari, dan berlangsung hingga
14 hari.
16. Etiologi Stroke Hemoragik
• Perdarahan dari arteri atau vena intrakranial seperti yang terjadi
karena hipertensi,
• ruptur aneurisma,
• malformasi arteriovenosa,
• gangguan hemoragik.
20. Tindakan pembedahan pada kasus ICH terjadi
bila :
• Pasien dengan Pasien dengan perdarahan serebelar
(diameter> 3 cm) yang memburuk secara neurologis atau
yang memiliki tanda-tanda kerusakan batang otak harus
menjalani kraniektomi suboksipital dan evakuasi
hematoma dengan pembedahan
• Pasien dengan ICH supratentorial yang menyebabkan
pergeseran garis tengah dan / atau herniasi dengan
gangguan kesadaran atau memburuk secara neurologis
harus menjalani evakuasi bedah hematoma dalam waktu
72 jam setelah timbulnya gejala, kecuali mereka
bergantung pada orang lain untuk aktivitas sehari-hari
sebelum acara atau GCS mereka <6 (kecuali ini karena
hidrosefalus).
• Pasien dengan hidrosefalus yang bergejala dari obstruksi
ventrikel harus menjalani.
21. Managemen tatalaksana Stroke Hemoragik
1. Managemen tekanan darah
2. Managemen untuk menurunkan tekanan intracranial
3. Therapy hemostatik
4. Antipileptik therapi
5. Tindakan pembedahan
22. Faktor prognostik yang buruk adalah koma, hematoma besar dengan volume lebih dari 30cc,
perdarahan intraventrikular, perdarahan fossa posterior, usia tua lebih dari 80 tahun,
hiperglikemia, dan penyakit ginjal kronis
Skor ICH diperkenalkan oleh Hemphil et al. memprediksi kematian.
Poin yang diberikan adalah 2 poin untuk GCS 3-4, 1 poin untuk GCS 5-12, 0 poin untuk GCS13-
15,
1 poin untuk >80 tahun, 0 poin untuk <80 tahun,
1 poin untuk lokasi infratentorial, 0 poin untuk lokasi supratentorial,
1 poin untuk volume ICH >30cc, 0 poin untuk volume <30cc.
1 poin untuk perdarahan intraventrikular dan 0 poin untuk tidak adanya perdarahan
intraventrikular.
Mortalitas
Persentasi skor adalah sebagai: 0% untuk skor 0, 13% untuk skor 1, 26% untuk skor 2, 72%
untuk skor 3, 97% untuk skor 4, dan 100% untuk skor 5 dan 6.
23. Deteksi dini pada pasien stroke hemoragik
Siriraj score dan ( Early warning score for Stroke
hemoragik)
24. Siriraj Score
• Penegakan diagnosis stroke perdarahan atau stroke iskemik memerlukan alat
penunjang seperti CT scan kepala sebagai pemeriksaan wajib yang tidak
dipunyai oleh semua daerah.
• Skor Siriraj telah dikembangkan sekitar tahun 1984-1985 di Rumah Sakit
Siriraj, Thailand, untuk membedakan stroke perdarahan atau stroke iskemik.
• Banyak penelitian menunjukkan hasil bervariasi, karena perbedaan kondisi
daerah, prevalensi stroke, jumlah sampel, dan metode penelitian. Skor Siriraj
dikatakan tidak cukup sensitif pada penelitian di Jakarta. Namun, penelitian
terakhir di India menyimpulkan skor Siriraj masih dapat digunakan untuk
membedakan stroke perdarahan dan stroke iskemik, terutama di daerah yang
belum memiliki fasilitas CT scan kepala.
25.
26. Nilai skor Siriraj lebih dari 1 (satu)
mengindikasikan perdarahan
intraserebral supratentorial,
sedangkan nilai di bawah -1 (minus
satu) mengindikasikan infark serebri.
Nilai antara 1 dan -1 menunjukkan
hasil belum jelas, sehingga
membutuhkan CT scan kepala
27. Contoh kasus
Seorang laki laki datang ke Ugd dengan keluhan kepala pusing, muntah
sebelum ke rs dan saat datang kesadaran soporokoma , dilakukan
pemeriksaan tanda vital didapatkan bahwa Tekanan darah pasien
200/100mmHg, Nadi 100x/menit RR 25x/menit, pasien memiliki
Riwayat darah tinggi dan jarang minum obat berapakah nilai sisiraj
score dan masuk dalam kategori stroke apa
X = 2,5xS + (2xM) + (2xN)+ (0,1xD) -(3xA)- 12
X = 2,5x2 + (2x 1)+ (2x 1) + (0,1x 200) – (3x1)-12
X = 5 +2 +2 + 20 -2-13
X= 29-2-13
X = 14
Pasien masuk dalam kategori stroke hemoragik
28. Pendahuluan
Tingginya angka kematian akibat stroke berkaitan dengan memburuknya kondisi pasien. Perburukan
kondisi pasien adalah suatu kondisi yang membahayakan pasien, bertambahnya lama rawat dan
terjadinya kecacatan pada tubuh
Perburukan juga dapat meningkatkan risiko kecacatan pasien bahkan kematian pasien, sehingga
harus segera dirujuk ke unit perawatan intensif (ICU)
Deteriorasi pada pasien dapat ditentukan berdasarkan kondisi klinis yang memburuk. berupa
kelainan tanda vital. Untuk itu, pasien memerlukan perhatian dan strategi khusus untuk mencegah
perburukan ini di unit gawat darurat dengan menggunakan skor peringatan dini yang dimodifikasi
(MEWS)
29. Hurtado et al., (2016) menyatakan bahwa
MEWS dapat digunakan oleh perawat di unit
gawat darurat, perawatan umum dan sebagai
alat triase ketika tenaga medis ingin menentukan
apakah pasien perlu dirawat di rumah sakit atau
tidak dan menentukan unit tempat pasien akan
dirawat
Galen et al., (2016) MEWS merupakan prediktor kuat
untuk memprediksi rawat inap setelah 30 hari, dan
menyimpulkan bahwa MEWS dapat memprediksi
penurunan sebesar 83% dengan nilai prediksi negatif
sebesar 98,1%, yang menunjukkan bahwa MEWS
dapat diandalkan sebagai alat skrining
suppiah et al., (2014) menyatakan
bahwa MEWS dapat memprediksi
prognosis yang buruk dengan nilai
AUC sebesar 0,924. Penulis
menemukan bahwa jika skor MEWS
lebih dari > 3, maka sensitivitasnya
95,5%, spesifisitasnya 90,8%.
disebutkan bahwa MEWS memiliki
kelebihan yaitu dapat digunakan
untuk memperoleh skor prognostik
baru, penggunaan mudah dan cepat
Penelitian terkait Modification Early warning score untuk deteksi perburukan stroke
30. Definisi Modificated Early warning score
(MEWS) stroke
• MEWS dapat digunakan pada semua pasien di UGD, rawat inap untuk
memungkinkan deteksi dini perburukan klinis dan kebutuhan potensial untuk
tingkat perawatan yang lebih tinggi. Modified Early Warning System (MEWS)
adalah alat yang dirancang untuk mengidentifikasi pasien dengan kondisi
menurun.
31. MEWS Stroke
Area yang di observasi :
1. Nadi
2. Pernafasan
3. Tekanan darah sistolik
4. Suhu
5. Tingkat Kesadaran
32.
33.
34. Peter Cristian S.dr. 2015. Modified Early Warning Score (MEWS) for
clinical deterioreation diakses pada tanggal 8 Des 2021 dari
www.mdclc.com/modified-early-warning-score-mews-clinical-
deteriorition
35. References
1.Ojaghihaghighi S, Vahdati SS, Mikaeilpour A, Ramouz A. Comparison of neurological clinical manifestation in patients with hemorrhagic and ischemic stroke. World J Emerg Med. 2017;8(1):34-38. [PMC free
article] [PubMed]
2.Chen S, Zeng L, Hu Z. Progressing haemorrhagic stroke: categories, causes, mechanisms and managements. J Neurol. 2014 Nov;261(11):2061-78. [PMC free article] [PubMed]
3.An SJ, Kim TJ, Yoon BW. Epidemiology, Risk Factors, and Clinical Features of Intracerebral Hemorrhage: An Update. J Stroke. 2017 Jan;19(1):3-10. [PMC free article] [PubMed]
4.Aronowski J, Zhao X. Molecular pathophysiology of cerebral hemorrhage: secondary brain injury. Stroke. 2011 Jun;42(6):1781-6. [PMC free article] [PubMed]
5.Matsuyama T, Okuchi K, Seki T, Higuchi T, Murao Y. Perimesencephalic nonaneurysmal subarachnoid hemorrhage caused by physical exertion. Neurol Med Chir (Tokyo). 2006 Jun;46(6):277-81; discussion
281-2. [PubMed]
6.Coelho LG, Costa JM, Silva EI. Non-aneurysmal spontaneous subarachnoid hemorrhage: perimesencephalic versus non-perimesencephalic. Rev Bras Ter Intensiva. 2016 Jun;28(2):141-6. [PMC free article]
[PubMed]
7.Fekadu G, Chelkeba L, Kebede A. Risk factors, clinical presentations and predictors of stroke among adult patients admitted to stroke unit of Jimma university medical center, south west Ethiopia: prospective
observational study. BMC Neurol. 2019 Aug 07;19(1):187. [PMC free article] [PubMed]
8. Peter Cristian S.dr. 2015. Modified Early Warning Score (MEWS) for clinical deterioreation diakses pada tanggal 8 Des 2021 dari www.mdclc.com/modified-early-warning-score-mews-clinical-deteriorition
9. Pedoman Pengendalian Stroke, kemenkes 2013