pemeriksaan kadar hemoglobin selalu dilakukan sebelum suatu operasi/pembedahan dijalankan. Namun, apakah benar ini harus selalu dilakukan? Temukan jawabannya di terjemahan jurnal ini
Haruskah pemeriksaan hemoglobin preoperatif selalu dilakukan
1. HARUSKAH PEMERIKSAAN
HEMOGLOBIN PREOPERATIF
SELALU DILAKUKAN?
Oleh:
Hannan Khairu Anami
Harliady Dany Prabowo
Herlina
Lusy Elwinda
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
2. Diterjemahkan dari:
Should preoperative hemoglobin always be
obtained?
Bradly J. Narr, MD, and Daniel R.
Brown, MD, PhD
Dalam: Evidence-Based Practice of
Anesthesiology
Second Edition
3. Pendahuluan
Pemeriksaan hemoglobin preoperatif
pemeriksaan yang lazim dilakukan pada evaluasi
preoperatif
Dasar: lebih banyak tradisi/kebiasaan daripada
fakta
Pemeriksaan rutin:
dapat mendeteksi abnormalitas yang tidak
diperkirakan yang dapat diperbaiki
membantu mengindentifikasi kondisi kondisi yang
dapat meningkatkan resiko operasi
data dasar yang mempengaruhi tindakan perioperatif.
4. Fungsi hemoglobin transpor oksigen
Tingkat hemoglobin preoperatif prediksi
kebutuhan transfusi darah selama tindakan
operasi
Kadar Hb yang rendah :
meningkatnya morbiditas perioperatif pada pasien
bedah
pemulihan yang lebih lama dari prosedur operasi
akibat kehilangan darah
resiko infeksi post operatif yang lebih tinggi.
5. Terapi
Kadar hemoglobin dapat ditingkatkan dengan:
transfusi darah
stimulasi sumsum tulang
recombinant eritropoietin
Transfusi darah resiko infeksi, modulasi
imun, kelebihan volume cairan
Recombinant eritropoitin digunakan sebelum
suatu operasi elektif dengan kehilangan darah
yang signifikan
Recombinant eritropoitin tidak berguna untuk
pasien sakit kritis
6. Fakta
Praktek anestesi modern hukum “10 g/dl”
berdasarkan penelitian yang bersifat
anekdot dan penelitian kohort
Tahun 1960 dialisis ditemukan pasien
gagal ginjal dengan anemia berat dapat
mentolerir operasi dan anestesi hukum
“10g/dl” dievaluasi
7. Penelitian Operasi Sampel
(N)
2007 Kohort Operasi 310.311 Anemia 42,8%, Tingkat mortalitas 30 hari dan
retrospektif noncardiac polisitemia 0,2% kelainan jantung meningkat
dengan deviasi positif dan negatif
dari kadar hemoglobin normal;
1,6% peningkatan mortalitas 30
hari pasca operasi dengan setiap
persentase peningkatan atau
penurunan pada kadar hematokrit
dari rentang normal.
2001 Kohort Operasi 544 10% Tidak ada prediksi untuk kelainan
berurutan noncardiac kardiovaskular, paru, renal, hepar,
neurologis, kesulitan operasi,
operasi ulang, atau kematian
8. 2000 Prospektif Katarak 19.557 5,9% Tidak ada perbedaan
acak intraoperatif atau
pascaoperatif pada kondisi
kardiovaskular,
serebrovaskular, paru, atau
metabolik.
1989 Retrospektif Penggantia 86 4% Data dasar berguna untuk
n panggul keputusan transfusi, tidak
ada efek terhadap lama
rawat di rumah sakit.
9. 1988 Kohort Operasi 212 9% Tidak ada pembatalan,
berurutan berjalan komplikasi atau perawatan di
rumah sakit.
1987 Prospektif Operasi 2138 32% Berguna pada 22% transfusi
mayor dan sel darah merah (RBC) setelah
minor sedikit kehilangan darah
dengan perioperatif pada pasien
kecurigaan anemia atau kehilangan darah
abnormalita sedang perioperatif yang tidak
s diikuti dengan transfusi sel
hemoglobin darah merah pada pasien
dengan kadar hemoglobin
normal.
10. FAKTA HEMOGLOBIN
PRAOPERATIF MEMPREDIKSI
RESIKO TRANSFUSI
2/3 transfusi dilakukan pada periode
perioperatif
Pemeriksaan kadar hemoglobin praoperatif
memperkirakan kebutuhan transfusi pada
kasus-kasus yang berkaitan dengan
kehilangan darah yang banyak indikasi
transfusi
11. Area Perdebatan
eritropoietin rekombinan meningkatkan
hemoglobin praoperasi endogen secara berarti
Faris dkk Pasien yang diterapi dengan
eritropoietin dengan kadar HB 10g/dl – 13 g/dl
tidak ditemukan keuntungan yang signifikan
pasien ortopedik yang menjalani artroplasty
sendi secara elektif pemberian eritropoietin
secara signifikan telah meningkatkan
konsentrasi Hb perioperatif dan menurunkan
transfusi darah dibandingkan kelompok kontrol
12. Pada pasien dengan konsentrasi Hb
perioperatif yang menunjukkan perlunya terapi
perioperatif dosis, durasi terapi, biaya, rasio
risiko dan keuntungan antara terapi transfusi
konvensional dan terapi eritropoietin masih
belum diketahui.
Risiko terjadinya trombosis juga meningkat
dengan terapi eritropoitin
13. Pedoman dan Rekomendasi
Penulis
Penelitian prospektif secara acak pada
pasien yang menjalani operasi elektif tanpa
kehilangan darah yang signifikan tidak
menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah
sebelum operasi.
Tidak ada tes laboratorium rutin yang diperlukan
untuk evaluasi preanestesi.
Nilai dasar hemoglobin adalah prediktor transfusi
darah dalam prosedur yang melibatkan
kehilangan darah yang signifikan.
14. Keputusan untuk transfusi perioperatif harus
didasarkan pada konsentrasi
hemoglobin sebelum operasi, antisipasi
kehilangan darah, dan status kardiorespirasi.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan peran eritropoietin sebelum
prosedur elektif.