Makalah ini membahas tentang peran masjid kampus. Ia menjelaskan pengertian masjid, sejarah masjid pada masa Nabi Muhammad, peran masjid, dan fungsi masjid baik di masa Nabi maupun saat ini. Makalah ini bertujuan untuk memperdalam wawasan tentang peranan penting masjid di kampus."
1. MAKALAH
PERAN MASJID KAMPUS
Dosen Pengampu : Ginanjar Ganeswara, M.Pd
Semester 1/E PGSD
Seruni Khairunisa (037118140)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
TAHUN 2018
2. i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini di buat dari hasil pembelajaran penulis terhadap referensi-referensi yang
penulis dapatkan, baik berupa buku dan sumber-sumber lainnya. Penulis tertarik pada peran masjid kampus karena, penulis dapat
memberikan diri untuk menyusun makalah ini dengan judul “ Peran Mesjid Kampus”.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi di antaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam tentang
sirkulasi darah yang ada didalam tubuh mahluk hidup, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan
keterbukaan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
3. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1
1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
1. Pengertian Masjid .............................................................................................. 3
2. Sejarah Masjid ................................................................................................... 4
3. Peran Masjid ..................................................................................................... 5
4. Fungsi Masjid .................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................ 11
1. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 1
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, tetapi
memiliki beragam fungsi. Menurut pakar kebudayaan Islam asal Palestina itu, sejak
zaman Nabi Muhammad Saw. masjid tidak hanya berfungsi hanya sebagai tempat
ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf. Masjid Nabawi juga berfungsi
sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan
sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan..
Rasulullah menjadikan masjid sebagai sentra utama seluruh aktivitas
keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan
pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik,
strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Pendek
kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah rilual juga dijadikan
tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai barikut:
a. Apa Pengertian dari Masjid
b. Apa Fungsi Masjid di Jaman Nabi
c. Apa Fungsi Masjid di Jaman Sekarang
d. Problematika Masjid di jaman Sekarang
e. Bagaimana solusi dari problematika tersebut
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Masa Khulafa’
Rossidin
b. Untuk memperdalam wawasan keilmuan mengenai Masjid
Segala puji hanya milik Allah semata yanga telah memberikan dan
mengajarkan manusia dengan qalam dan mengajarkan manusia apa yang belum
diketahuinya, serta berkat rahmat dan hidayah-Nya pada akhirrnya penyusun dapat
menyelesaikan penulisan ini, yang berjudul ”Masjid dan Permasalahannya”.
Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada sang pendidik
manusia, yang telah membawa manusia dari alam kebodohan kepada alam yang
terang benderang oleh ilmu pengetahuan yakni Nabi Besar Muhammad SAW.
5. 2
Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah kepada keluarganya, para
sahabatnya, para tabiin dan tabiut tabiin serta kepada umatnya yang selalu
berpegang teguh menjalankan ajarannya.
Dalam makalah yang sederhana ini penyusun akan membahas mengenai
pengertian dari masjid, fungsi dan peran masjid baik dimasa Nabi maupun dimasa
kini, problematika masjid dan solusinya.
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik dari segi bahasa maupun dari segi pembahasannya, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan memperbaiki penulisan
ini.
Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman,
pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penyusun
dalam penulisan makalah ini, mudah-mudhan apa yang telah diberikan dibalas oleh
Allah SWT. Amin.
Bogor, 04 Desember 2018
Penyusun
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Masjid
Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata mosque ini berasal
dari kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Dan kata mosque kemudian menjadi
populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
Masjid berasal dari kata sajada yang artinya tempat sujud atau tempat
menyembah Allah swt. Secara teknis sujud (sujudun) adalah meletakkan kening ke
tanah. Secara maknawi, jika kepada Tuhan sujud mengandung arti menyem-bah,
jika kepada selain Tuhan, sujud mengandung arti hormat kepada sesuatu yang
dipandang besar atau agung. Sedangkan sajadah dari kata sajjadatun menga-ndung
arti tempat yang banyak dipergunakan untuk sujud, kemudian mengerucut artinya
menjadi selembar kain atau karpet yang dibuat khusus untuk salat orang per orang.
Oleh karena itu karpet masjid yang sangat lebar, meski fungsinya sama tetapi
tidak disebut sajadah. Adapun masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum
dan arti khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan
untuk sujud dinamakan masjid. Setiap muslim boleh melakukan salat diwil-ayah
manapun terkecuali di atas kuburan di tempat-tempat najis dan tempat yang
menurut syariat islam tidak sesuai untuk dijadikan solat.
Rassullullah saw bersabda:
“Setiap bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud (masjid”)
(HR. Muslim)
Pada hadis yang lain Pasululah bersabda pula:
“Telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaannya bersih”.
(HR. Muslim)
Hadits yang yang lain diriwayatkan oleh Bukhari: 323 dan selainnya dari Jabir
bin Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku: aku
dimenangkan dengan perasaan takut yang menimpa musuhku dengan jarak sebulan
perjalanan, bumi dijadikan bagiku sebagai mesjid dan suci, siapa pun dari umatku
yang menjumpai waktu shalat maka shalatlah….” (HR.Bukhari)
Sedangkan masjid dalam pengertian khusus adalah tempat atau bangunan yang
dibangun khusus untuk menjalankan ibadah, terutama salat berjamaah. Pengertian
ini juga mengerucut menjadi, masjid yang digunakan untuk salat Jum'at disebut
Masjid Jami`. Karena salat Jum`at diikuti oleh orang banyak maka masjid Jami`
biasanya besar. Sedangkan masjid yang hanya digunakan untuk salat lima waktu,
7. 4
bisa di1 perkampungan, bisa juga di kantor atau di tempat umum, dan biasanya
tidak terlalu besar atau bahkan kecil sesuai dengan keperluan, disebut Musholla,
artinya tempat salat. Di beberapa daerah, musholla terkadang diberi nama langgar
atau surau.
Jika menengok sejarah Nabi, ada tujuh langkah strategis yang dilakukan oleh Rasul
dalam membangun masyarakat Madani di Madinah.
No Langkah Strategis Yang Dilakukan oleh Rasul Dalam Membangun Masyarakat Madani
1. Mendirikan Masjid
2. Mengikat Persaudaraan Antar Komunitas Muslim,
3. Mengikat Perjanjian Dengan Masyarakat Non Muslim
4. Membangun Sistem Politik (Syura)
5. Meletakkan Sistem Dasar Ekonomi
6. Membangun Keteladanan Pada Elit Masyarakat
7. Menjadikan Ajaran Islam Sebagai Sistem Nilai Dalam Masyarakat
Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama membangun
masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai tempat salat, atau tempat
berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah) tertentu, tetapi masjid sebagai majlis
untuk memotifisir atau mengendalikan seluruh masyarakat (Pusat Pengendalian
Masyarakat). Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah Allah
(Baitullah) atau bahkan rumah masyarakat (bait al jami`).
2. Sejarah Masjid pada masa Nabi Muhammad Saw
“Masjid itu merupakan sebuah ruang terbuka yang luas, keempat temboknya
dibuat dari batu bata dan tanah. Atapnya sebagian terdiri dari daun kurma dan yang
sebagian lagi dibiarkan terbuka. Salah satu bagian lagi digunakan untuk tempat
orang-orang fakir-miskin yang tidak punya tempat tinggal. Tidak ada penerangan
dalam masjid itu pada malam hari. Hanya pada waktu salat Isya‟ diadakan
penerangan dengan membakar jerami. Yang demikian itu berjalan selama sembilan
tahun. Sesudah itu, kemudian baru digunakan lampu-lampu yang dipasang pada
batang-batang kurma yang dijadikan penopang atap itu. Sebenarnya tempat-tempat
1
Harahap, Sofyan Syarfi. 1993. Manajemen Masjid; Suatu Pendekatan Teoritis dan
Organisatoris. Yogyakarta: PT Dana BAkti Wakaf
8. 5
tinggal nabi sendiri tidak mewah keadaannya dibandingkan daripada masjid,
meskipun tempat tinggal nabi sudah sepatutnya lebih tertutup. Selesai membangun
masjid dan tempat-tempat tinggal, Muhammad pindah dari rumah Abu Ayub ke
tempat ini. Sekarang terpikir olehnya akan kehidupan baru yang harus segera dimulai
yang telah membawanya dan membawa dakwahnya itu harus melangkah lebih lebar.
Ia melihat adanya suku-suku yang saling bertentangan dalam kota ini, yang tidak
dikenal pada saat ia berada di Mekah. Namun ia juga melihat semua kabilah dan
suku itu merindukan adanya suatu kehidupan damai dan tenteram, jauh dari segala
pertentangan dan kebencian, yang pada masa lampau telah memecah belah mereka.
Kota ini akan membawa ketenteraman pada masa yang akan datang, yang diharapkan
akan lebih kaya dan lebih terpandang dari pada Mekah.”
3. Peran Masjid
Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan membentuk
karakter mahasiswa untuk beradaban Indonesia yang unggul. Dengan adanya masjid
kampus diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk
pengembangan kompetensi diri, memupuk dan memperkuat karakter diri melalui
kajian-kajian keagamaan islam, peribadatan maupun sebagai pusat syiar islam
kepada masyarakat luas. Peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada aktifitas
akhirat saja tetapi mempadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi.
Dalam perkemba-ngannya yang terakhir, masjid mulai memperlihatkan aktivitas
oprasional menuju keragaman dan kesempurnaan kegiatan. Mohammad Nuh,
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pernah
menjelaskan tentang peran penting masjid dalam sebuah perguruan
tinggi. Sedikitnya ada tiga diantaranya:
Peran pertama : Adalah pencipta atmosfir kesejukan. Kalau atmosfir sejuk
tanaman akan tumbuh dengan baik. Benih-benih kemuliaan
akan tumbuh subur.
Peran kedua : Adalah masjid kampus harus ikut terlibat dalam proses menanam
dan menyemai benih-benih kemuliaan. Masjid kampus dapat
9. 6
berperan serta mulai dari hal-hal seherhana seperti membantu
proses pendaftaran mahasiswa baru, memberi informasi tempat
kos, membantu mencari informasi keringanan biaya kuliah,
bimbingan awal akademik, terlibat dalam pendidikan
keagamaan dan hal lainnya.
Peran ketiga: Yang tidak kalah pentingnya adalah ikut mencari benih kebaikan.
Mendikbud mengungkapkan bahwa masjid kampus bisa
memberikan layanan bagi anak-anak sekolah, mulai dari sekolah
dasar hingga sekolah menengah sebab mereka adalah benih-benih
yang luar biasa. Mendikbud berpesan agar masjid kampus juga
dapat memberikan manfaat untuk semua warga kampus, tidak
hanya bagi yang satu akidah. Masjid kampus jangan sampai
hanya bisa dirasakan satu spektrum, siapaun hendaknya bisa
merasakan manfaat Masjid Kampus.
4. Fungsi Mesjid
Fungsi Masjid Kampus Bagi Anda yang aktif di masjid kampus, Anda dapat
menangkap pelbagai pesan dari masjid kampus. Dan bagi Anda yang belum aktif di
masjid kampus, Anda pun dapat merasakan penciptaan suasana religius dari masjid
kampus.
1) Fungsi Masjid di Masa Nabi
Masjid di masa Rasulullah saw bukan hanya sebagai tempat penyaluran
emosi religius semata ia telah dijadikan pusat aktivitas umat. yang lebih strategis
lagi, pada zaman Rasul, masjid adalah pusat pengem-bangan masyarakat dimana
setiap hari masyarakat berjumpa dan mendengar arahan-arahan dari Rasul
tentang berbagai hal, prinsip- prinsip keberagamaan, tentang sistem masyarakat
baru, juga ayat-ayat Qur'an yang baru turun. Di dalam masjid pula terjadi
interaksi antar pemikiran dan antar karakter manusia. Azan yang
dikumandangkan lima kali sehari sangat efektif mempertemukan masyarakat
dalam membangun kebersamaan
2. Fungsi Masjid di Masa Kini
Masjid dimasa kini memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan
umat Islam, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tempat beribadah, Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat
sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat.
10. 7
b. Sebagai tempat menuntut ilmu, Masjid berfungsi sebagai tempat untuk
belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ain bagi
umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial,
humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
c. Sebagai tempat pembinaan jamaah, Dengan adanya umat Islam di
sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan
potensi dan kepemimpinan umat.
d. Sebagai pusat dawah dan kebudayaan Islam, Masjid merupakan jantung
kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dawah
islamiyah dan budaya islami.
Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas
jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan
management yang baik. Tegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan
peran Masjid dengan memberi warna dan nafas modern. Artiny: “Hanya yang
memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-
orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk”. (QS Attaubah ayat 18).
11. 8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa, yang dimaksud masjid adalah
tempat atau bangunan yang dibangun khusus kaum muslimin (orang islam) untuk
menjalankan ibadah kepada Allah swt, terutama salat berjamaah.
Mengingat telah bergesernya peran dan fungsi masjid, maka optimalisasi
fungsi masjid harus segera dilakukan. Optimalisasi fungsi masjid, baik pada tingkat
Intensifikasi maupun ekstensifikasi, pada gilirannya dapal bermanfaat bagi
pembinaan masyarakat, bukan saja dalam aspek kegiatan ibadah mual tapi juga bagi
pembinaan aspek wawasan sosial, politik dan ekonomi serta wawasan-wawasan
lainnya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
Isyarat teologis yang menyatakan bahwa masjid itu adalah Rumah Tuhan
sesungguhnya memberikan makna bahwa masjid tidak lagi mengikat individu
sebagai sosok pemiliknya, lapi merupakan gambaran ko-lektifitas yang terikat pada
semangat ketuhanan yang universal. Pola pembinaan umat yang dilakukan
Rasulullah yang berbasis di masjid hingga kini diikuti oleh pengurus dan pengelola
masjid di seluruh dunia, termasuk di tanah air.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syarfi. 1993. Manajemen Masjid; Suatu Pendekatan Teoritis dan
Organisatoris. Yogyakarta: PT Dana BAkti Wakaf
Ayub, Moh.E. Mukhsin MK. Ramlan Marjoned. 2001. Manajemen Masjid; Petunjuk
Praktis bagi Para Pengurus. Jakarta: Gema Insani Press