Dokumen tersebut membahas sejarah vaksinasi yang berasal dari praktik inokulasi di Turki pada abad ke-18. Lady Mary Wortley Montagu memperkenalkan praktik ini ke Inggris setelah melihatnya dilakukan di Turki. Dokumen ini juga membahas bahaya bahan kimia yang digunakan dalam vaksin modern seperti merkuri dan garam aluminium, serta menyimpulkan bahwa vaksin kuno tidak menggunakan bahan berbah
Membahas mengenai pentingnya imunisasi, sejarah, serta isu tentang imunisasi.
Disusun oleh dr. Lina Nur Islamiyyah Yunus
di Ma'had al-Anshar Sleman
Sumber: Channel Telegram Qonitah Menyapa (https://telegram.me/majalahqonitah)
Converted by @happyislamcom
Setiap orang tua tentu memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga, merawat, dan membesarkan bayinya agar memiliki kondisi perkembangan yang normal. Dengan peran orang tua tersebut maka kondisi bayi yang masih rentan akan aman dan selalu terjaga kondisi kesehatannya sehingga tidak muncul berbagai macam bentuk permasalahan kesehatan termasuk gangguan tumbuh kembang anak. Diantara kedua orang tua, peran ibu lebih besar terhadap bayi sejak di dalam kandungan.
Apa Itu Imunisasi ?
Beberapa orang tua mungkin belum tau apa itu imunisasi dan manfaat yang ada dari proses yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten tersebut. Secara definisi, imunisasi adalah proses untuk menjadikan tubuh manusia kebal dengan sistem imun yang kuat terhadap penyakit tertentu. Untuk mendapatkan imun atau kekebalan pada penyakit maka proses imunisasi dilakukan dengan cara memasukan vaksin tertentu demi merangsang sistem imunitas tubuh terhadap penyakit tertentu.
Ada dua bentuk imunisasai yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh yakni imunisasi aktif dimana kekebalan tubuh dirangsang untuk memiliki imunitas terhadap penyakit tertentu dan imunisasi pasif ketika tubuh diberi antibodi langsung tanpa harus merangsang sistem imunitasnya. Imunisasi aktif merupakan proses yang kebanyakan dilakukan pada bayi dengan cara memasukan vaksin yang berisi virus atau bakteri lemak maupun protein mirip dengannya sehingga akan direspon oleh sistem imunitas tubuh untuk membuat antibodi yang akan diperlukan ketika ada invasi penyebab penyakit tersebut dikemudian hari.
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungWarung Bidan
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP BAYI TABUNG
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa inggris in vitro fertilisation) adalah sebuah tekhnik pembuatan dimana sel telur (ovum) dibuahi dilur tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-pandangan-agama-terhadap-bayi.html
Membahas mengenai pentingnya imunisasi, sejarah, serta isu tentang imunisasi.
Disusun oleh dr. Lina Nur Islamiyyah Yunus
di Ma'had al-Anshar Sleman
Sumber: Channel Telegram Qonitah Menyapa (https://telegram.me/majalahqonitah)
Converted by @happyislamcom
Setiap orang tua tentu memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga, merawat, dan membesarkan bayinya agar memiliki kondisi perkembangan yang normal. Dengan peran orang tua tersebut maka kondisi bayi yang masih rentan akan aman dan selalu terjaga kondisi kesehatannya sehingga tidak muncul berbagai macam bentuk permasalahan kesehatan termasuk gangguan tumbuh kembang anak. Diantara kedua orang tua, peran ibu lebih besar terhadap bayi sejak di dalam kandungan.
Apa Itu Imunisasi ?
Beberapa orang tua mungkin belum tau apa itu imunisasi dan manfaat yang ada dari proses yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten tersebut. Secara definisi, imunisasi adalah proses untuk menjadikan tubuh manusia kebal dengan sistem imun yang kuat terhadap penyakit tertentu. Untuk mendapatkan imun atau kekebalan pada penyakit maka proses imunisasi dilakukan dengan cara memasukan vaksin tertentu demi merangsang sistem imunitas tubuh terhadap penyakit tertentu.
Ada dua bentuk imunisasai yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh yakni imunisasi aktif dimana kekebalan tubuh dirangsang untuk memiliki imunitas terhadap penyakit tertentu dan imunisasi pasif ketika tubuh diberi antibodi langsung tanpa harus merangsang sistem imunitasnya. Imunisasi aktif merupakan proses yang kebanyakan dilakukan pada bayi dengan cara memasukan vaksin yang berisi virus atau bakteri lemak maupun protein mirip dengannya sehingga akan direspon oleh sistem imunitas tubuh untuk membuat antibodi yang akan diperlukan ketika ada invasi penyebab penyakit tersebut dikemudian hari.
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungWarung Bidan
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP BAYI TABUNG
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa inggris in vitro fertilisation) adalah sebuah tekhnik pembuatan dimana sel telur (ovum) dibuahi dilur tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-pandangan-agama-terhadap-bayi.html
Jawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslim
1. 24/3/2014 Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh Dokter Muslim | hennyzainal
http://drhennyzainal.wordpress.com/2011/10/17/jawaban-terhadap-uraian-vaksinasi-pertama-kali-olh-dokter-muslim/ 1/7
henny zainal"Its All About Informed Choice"
Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi
Pertama Kali oleh Dokter Muslim
Posted on Oktober 17, 2011
6
Tahnik sebagai im u nisasi Alam i V S V aksinasi
Modern
Bismillah. Assalamu’alaykum wa rahmatullah.
Perdebatan pro – kontra vaksin sepertinya kian memanas, mengingat dalam 1 minggu ke depan
adalah Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimana semakin banyak orangtua cerdas memilih uuntuk
menghindari vaksin. Berbagai macam alasan para orangtua untuk memilih mengatakan TIDAK
UNTUK VAKSINASI, kelompok ini lebih dikenal dengan kelompok kontra vaksinasi sebagai
kelompok minoritas. Diantara alas an mereka adalah kekhawatiran akan bahaya vaksin dan dari
segi halal/haramnya produk yang digunakan. Sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia, tentunya wajar sekali jika isu halal/tidaknya menjadi perhatian khusus para orangtua.
Dan hal tersebut pula yang saya kritisi kepada pihak Biofarma, sebagai produsen vaksin lokal.
Dimana sepengetahuan saya bahwa dalam menentukan halal/tidaknya sebuah produk, diwajibkan
proses audit dari LPPOM MUI. Namun ternyata, lembaga tersebut tidak pernah mengaudit dan
pihak Biofarma mengakui bahwa mereka tidak pernah meminta untuk diaudit. Aneh bukan?
Pengakuan ini saya peroleh ketika menghadiri debat pro-kontra imunisasi yang diselenggarakan
oleh majalah Ayahbunda di Jakarta.
Dalam 1 minggu menjelang dilaksanakannya PIN, situasi perdebatan semakin memanas. Kemudian
muncul sebuah argumentasi yang memojokkan pihak kontra vaksinasi melalui sebuah blog.
2. 24/3/2014 Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh Dokter Muslim | hennyzainal
http://drhennyzainal.wordpress.com/2011/10/17/jawaban-terhadap-uraian-vaksinasi-pertama-kali-olh-dokter-muslim/ 2/7
Uraian ini bukan untuk menyudutkan siapapun, lebih memberikan ketegasan sikap atas PRINSIP
DASAR ALASAN bagi pihak kontra dalam menolak vaksinasi. Saya akan mencoba menjabarkan
secara bertahap analisa dan jawaban atas argumentasi di bawah ini.
Dari sebuah blog yang saya baca, menuliskan bahwa “sistem imunisasi/vaksinasi berasal dari
dokter-dokter muslim zaman khalifah Turki Utsmani, dan cikal bakalnya sudah ada dari zaman
khilafah abbasiyah. Referensi informasi tersebut menurut penuturan si pengirim sumber email
ada pada buku “1001 Inventations Muslim Heritage in Our World” page 178. Tertera: “The
Anatolian Ottoman Turks knew about methods of vaccination, they called vaccination Ashi. or
engrafting, and they had inherited it form older turkic tribes”
Dalam hati, sejujurnya saya terkagum-kagum bahwa begitu hebatnya ilmuwan Islam namun hingga
saat ini dunia barat pun masih belum memberikan pengakuan kepada para ilmuwan Islam. Satu
kata yang menarik perhatian saya adalah “ENGRAFTING”. Saya memiliki latar belakang pendidikan
dokter umum dan kebetulan ayah adalah seorang dokter spesialis bedah, sehingga kata
“ENGRAFTING” sudah sering saya dengar sejak beranjak remaja.
Jika merujuk pada kamus kedokteran maka kata tersebut memiliki arti melakukan penanaman pada
bagian tubuh, bisa kulit dan sebagainya.
Lalu karena semakin penasaran akan istilah ASHI / ENGRAFTING di jaman tersebut, maka saya
telusuri mbah google demi memuaskan keingintahuan. Prinsip dasar saya bahwa ilmu yang
diterima haruslah seimbang, dalam arti cek dan ricek adalah penting.
Sebagai kelanjutan kisah terhadap blog tersebut, maka mari kita lanjutkan hingga selesai uraian
tersebut yah.
“Informasi berikutnya adalah Lady Mary Wortley Montagu (1689- 1762), istri dari duta besar
Inggris untuk Turki saat itu, membawa system vaksinasi ke Inggris untuk memerangi smallpox,
tapi ditolak oleh pemerintahan Inggris saat itu.
Untuk informasi mengenai Lady Mary ini, bisa juga dibaca di:
www/.psychologytoday.com/blog/child-myths/200909/lady-mary-wortley-
montagucontributor-public-health
Berikut kutipan tulisan pada URL tersebut:
“Lady Mary Wortley Montagu was a pretty girl until she had smallpox at age 26 and was left
with many pitted scars on her face and no eyelashes. Her only brother died of the disease. Despite
her disfigurement, Lady Wortley Montagu recovered her health and energy. (And we should
remember that plenty of other people had smallpox scars on their faces at that time, so the
impact was not exactly what it would be if someone today had the same appearance.) With her
husband, who was the British Ambassador to Turkey, and their little son and daughter, she
traveled to what was then part of the Ottoman Empire.
She watched with interest as Turkish women carried out a method of inoculation for smallpox.
This she described in letters to her family back in England. The Turks waited until cool fall
3. 24/3/2014 Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh Dokter Muslim | hennyzainal
http://drhennyzainal.wordpress.com/2011/10/17/jawaban-terhadap-uraian-vaksinasi-pertama-kali-olh-dokter-muslim/ 3/7
weather came after the heat of the summer was over. They inoculated children by using the
purulent matter from the sores of a person who had become infected with smallpox. Cutting into
5 or 6 veins (on the legs or upper parts of the arms), they poked the smallpox matter into the
incision and then bandaged the site. The children seemed fine for some days, developed a fever
for a few more days, and then generally recovered — immune to smallpox. Lady Wortley
Montagu decided to have her own young son inoculated, accepting the fact that a small number
of children were harmed by the inoculation, and he recovered well— immune to smallpox.
Returning to England, Lady Wortley Montagu began efforts at public education about
inoculation. Her friendship with the then Princess of Wales, later Queen Caroline, was a great
support to her work (although it’ s probably the case that Lady Mary could have accomplished
more if she’d had fewer boyfriends, who didn’t seem to mind the lack of eyelashes). Because of
these efforts, the British public was prepared to pay attention 30 years later when Edward
Jenner published his evidence about smallpox vaccination.”
Semakin penasaran dengan kisah diatas, maka saya telusuri lebih jauh tentang smallpox, Edward
jenner dan ashi Turkic tribes. Pencarian akhirnya membuat saya menemukan link
inihttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1200696/ dimana dalam link ini merupakan
jurnal ilmiah akan sejarah Edward Jenner sebagai penemu vaksin cacar air/smallpox.
Dalam pengkajian lebih lanjut, semakin memperkuat keyakinan saya bahwa vaksin saat ini dengan
teknologi modern memang berbahaya tidak hanya bagi orangtua namun juga bagi bayi dan anak-
anak.
Prinsip dasar ASHI atau Inokulasi pada jaman itu hampir sama dengan prinsip vaksinasi alamiah
yang masyarakat lakukan terhadap campak. Tentunya ayah bunda pernah mendengar anjuran
banyak pihak bahwa jika ada yang sakit campak, maka biarkanlah anak kita tertular dengan
demikian anak akan memiliki antibody terhadap penyakit tersebut dengan sendirinya.
Nah ASHI, memang memaparkan penyakit terhadap orang sehat dengan cara melakukan sayatan
pada kulit daerah subkutan dan memberikan bagian dari cacar air kedalamnya. Mirip namun tak
sama.
Kemudian bisa dibaca pula uraian mengenai peran wanita tersebut diatas dalam dunia kesehatan
masyarakat pada link ini eurpub.oxfordjournals.org/content/18/4/353.full
Setelah tuntas membaca dan mengkaji, Alhamdulillah keyakinan saya tidak berubah bahkan
semakin menguatkan bahwa vaksin modern yang dipergunakan saat ini memang berbahaya.
Mereka telah salah memahami bahwa penolakan kami adalah pada prinsip vaksinasinya. Padahal,
penolakan kami adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya didalam vaksin modern tersebut.
Jika dianalisa dari tindakan vaksinasi “kuno”, bisa kita pahami bahwa jaman itu mereka TIDAK
menggunakan bahan-bahan kimia seperti merkuri, garam alumunim, atau bahkan menggunakan
media hewan haram dalam proses pengembangbiakkan kuman/virus.
Bagaimanapun dalam hati kecil saya saat membaca dan mencari tahu lebih jauh, berpegangan pada
prinsip bahwa seorang MUSLIM akan menghindari penggunaan bahan haram dan berbahaya. Dan
itu TERBUKTI.
4. 24/3/2014 Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh Dokter Muslim | hennyzainal
http://drhennyzainal.wordpress.com/2011/10/17/jawaban-terhadap-uraian-vaksinasi-pertama-kali-olh-dokter-muslim/ 4/7
Untuk mengetahui bagaimana peran garam alumunium dalam tubuh, silakan dibaca penelitian ini
dimana garam alumunium yang disuntikkan kedalam tubuh seekor tikus memberikan kerusakan
bahkan kehancuran dari sel setiap organ tikus tersebut. Dosis yang digunakan tentunya disesuaikan
dengan tubuh tikus tersebut. Lalu bagaimana dengan tubuh seorang bayi yang dilakukan berulang
kali?
Link terhadap penelitian alum atau garam alumunium bisa dibaca disini :
- http://therefusers.com/refusers-newsroom/aluminum-based-adjuvants-cause-cell-death-and-
release-of-host-cell-dna/
- http://www.sciencedaily.com/releases/2011/07 /1107 17 204910.htm
- http://www.nature.com/nm/journal/v17 /n8/full/nm.2403.html
- http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/21568886/
Link diatas hanyalah mengenai fakta akan bahaya garam alumunium yang digunakan sebagai bahan
adjuvant di SEMUA vaksin. Untuk bahan vaksin lainnya, silakan ayah bunda telusuri mbah google
dan belajar menganalisa sendiri yaahh..
Mari dilanjutkan uraian dari blog diatas : “Adalagi informasi lainnya. Untuk vaksinasi dasar,
Indonesia telah berhasil membuat vaksin sendiri, sudah terbukti uji klinis dan epidemiloginya,
bahkan dieskpor untuk kepentingan regional Asia Tenggara, di Biofarma, Bandung.
Masalah yang berkembang dan mencuat belakangan adalah vaksinasi tambahan, termasuk
meningitis untuk calon jamaah haji atau vaksin HPV, yang masih diproduksi oleh produsen luar
negeri semisal GSK.
*menurut penuturan seorang guru ngaji bahwa kebetulan beliau bekerja di balai POM, sudah ada
vaksin meningitis yang halal untuk calon jemaah haji*”
Mengenai vaksin meningitis, ayah bunda bisa baca sendiri di harian Republika edisi Jumat tanggal
14 Oktober 2011. Vaksin tersebut bahkan baru-baru ini kembali dikritisi oleh Mantan Menkes Siti
Fadhillah Sapari bahwa semua vaksin tersebut tetap mengandung bahan haram alias babi. So,
menurut saya dalam mencari sebuah informasi bukan sekedar berbicara dengan seseorang yang
ilmunya terbatas.
Alhamdulillah informasi ini saya dapatkan LANGSUNG dari bu DR. dr Siti Fadhillah Sapari, SpJK
(K) sebagai mantan menkes lohh.. Ditambah dengan pengakuan dari Biofarma bahwa mereka
TIDAK PERNAH diaudit oleh pihak yang berwenang dan dalam hal ini adalah LP POM MUI.
Kalimat terakhir yang mendorong saya untuk meluruskan informasi dari blog tersebut adalah
pernyataan bahwa seseorang yang bukan berasal dari kedokteran sebagaimana tertulis
demikian“apalagi kalau munculnya dari orang-orang yang bukan ahlinya, atau bahkan ga
punya background pendidikan kedokteran sama sekali.”
Buat saya, seorang dokter atau bukan – ia punya kemampuan untuk BELAJAR dari siapapun. Gelar
5. 24/3/2014 Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh Dokter Muslim | hennyzainal
http://drhennyzainal.wordpress.com/2011/10/17/jawaban-terhadap-uraian-vaksinasi-pertama-kali-olh-dokter-muslim/ 5/7
dan sebagainya bukan jaminan bahwa individu tersebut akan berkata benar. Belajar adalah kata
kunci yang luar biasa. Bahkan Rasulullah shalallahu alayhi wa salam menyuruh kita untuk tidak
taqlid atau belajar seperti kerbau dicucuk hidungnya, dimana apapun perkataan seseorang yang
dianggap pintar langsung dijadikan hukum tanpa mempelajari lebih jauh. Dan Alhamdulillah
informasi yang saya terima justru berasal dari sosok-sosok yang memiliki kompetensi tinggi,
seperti DR. dr. Siti Fadhillah Sapari, SpJK(K) dan Prof. DR. Hasyim dari LP POM MUI.
Kritikan tajam saya tujukan pada kalimat ini “sorry to say, maap- maap yeee kalo agak kasar,
menurut saya, orang tua yang menganggap tidak mengimunisasi anaknya adalah pilihan terbaik
dan adalah hak dia untuk memilih untuk tidak mengimunisasi adalah orang tua yang LUPA, lupa
bahwasanya ada HAK ORANG LAIN untuk merasa aman dari ancaman penyakit yang
mematikan.”
Sebagai seorang dokter, saya memahami dengan baik bahwa jika kuman yang disuntikkan dalam
tubuh seseorang dengan daya tahan tubuh yang menurun maka kuman/virus tersebut menjadi
aktif bahkan menginfeksi tubuh yang menerima vaksin tersebut. Dalam hal ini, siapakah yang
berjalan-jalan membawa bahan penyakit dan memiliki resiko memberikan penularan kepada anak
lainnya yang sehat? Sehat tanpa bahan kimia, sehat karena ibunya memberikan pengobatan ala
Rasulullah shalallahu alayhi wasalam?
Ditambah lagi pengakuan dari salah seorang karyawan Biofarma bahwa penyimpanan vaksin
tersebut di beberapa wilayah pelosok Indonesia TIDAK MEMENUHI STANDAR, sehingga
kemungkinan vaksin rusak atau terkontaminasi sangat besar.
Kembali pada kisah di blog tersebut “mau ngutip kalimat temennya ayah, beliau punya
background pendidikan kedokteran dan sedang mengambil jenjang spesialis, aaahh:
“اَﻠﻟّﻪ sdh Mengaruniakan akal buat kita, ilmu pengetahuan manusia sudah tahu tentang
vaksinasi, kampanye sudah dijalankan, digratiskan lagi oleh pemerintah. Secara rasional, ga ada
alasan lagi untuk ga vaksinasi jadi, anggapan bahwa imunisasi / vaksinasi berasal dari
kedokteran barat yang penuh konspirasi untuk melemahkan umat muslim, gimana?”
Sebagai seorang dokter, walaupun dokter umum, satu hal yang saya ketahui bahwa pribadi muslim
diberikan akal dan pikiran pertama kali yang dilakukannya adalah MEY AKINI AY AT-AY AT ALLAH
dan RASULNY A. Selanjutnya baru kewajiban untuk mengkaji dan telaah.
Saya dan barisan orangtua kontra vaksin kimia telah memilih ASI sebagai vaksin alami, karena
kami meyakini QS. AL BAqarah : 233 dan dari ayat tersebut kami kaji lebih jauh. Saya pribadi
membutuhkan waktu 7 tahun untuk meyakini bahwa inilah maksud dari ayat Allah subhanahu wa
ta’ala itu, bahwa ASI adalah VAKSIN ALAMI bagi setiap anak manusia yang lahir di muka bumi.
Bukti ilmiahnya apa? Silakan membaca pada link dibawah ini, bahwa dr Albert Sabin pada awal
merintis percobaan vaksin polio – beliau menggunakan kolostrum manusia dan sapi sebagai obat.
Jurnal ini menunjukkan bahwa hewan yang terinfeksi oleh polio, 84% sembuh dengan pemberian
kolostrum.
http://pediatrics.aappublications.org/content/29/1/105.full.pdf+html
6. 24/3/2014 Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh Dokter Muslim | hennyzainal
http://drhennyzainal.wordpress.com/2011/10/17/jawaban-terhadap-uraian-vaksinasi-pertama-kali-olh-dokter-muslim/ 6/7
sholichin
Oktober 2 7 ,
2 01 1 Balas
← 10 Kekeliruan Dalam Komunikasi
Pada bagian akhir penulis menyampaikan, “Silahkan menilai dan menjawab sendiri yaaaa”
Maka saya menjawab, “Betul sekali. Mari silakan menilai, megkaji dan menjawab sendiri.
Kebenaran hanyalah milik Allah subhanahu wa ta’ala semata dan kelemahan adalah dalam diri saya
sebagai penulis. BELAJAR dan DO’A untuk mendapatkan cahaya kebenaran. Semoga ayah bunda
tidak membutuhkan waktu selama 7 tahun seperti saya dalam meyakini kebenaran tersebut.”
Sekali lagi bukanlah sekedar halal/haram semata namun bahan kimia didalam vaksin tersebutlah
yang mendorong kami untuk mengatakan dengan lantang “NO TO VACCINE”.
Beri rating:
411 7 9 Rate This
Ditandai: ashi, bahaya
vaksin, engrafting, vakksin
Posted in: Dunia Laktasi
6 Responses “Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh
Dokter Muslim” →
Alhamdulillah…semakin mendpat pencerahan tentang imunisasi
Alhamdulillah jika menjadi manfaat Semoga semakin banyak bayi dan
anak yg bisa diselamatkan dr bahayanya vaksin ini
Memuat...
Related
GERAKAN PEDULI ASI Kesabaran dalam Perjalanan Panjang nan
Berliku
Tips Pemberian ASI Bagi Wanita Bekerja
In "Dunia Laktasi"
In "Catatan Hidupku"
In "Dunia Sehat"
7. 24/3/2014 Jawaban terhadap Uraian Vaksinasi Pertama Kali oleh Dokter Muslim | hennyzainal
http://drhennyzainal.wordpress.com/2011/10/17/jawaban-terhadap-uraian-vaksinasi-pertama-kali-olh-dokter-muslim/ 7/7
Henny Zainal
Nov em ber 2 ,
2 01 1
Balas
Henny Zainal
Nov em ber 2 ,
2 01 1 Balas
fetrisia
Nov em ber 2 ,
2 01 1 Balas
Henny Zainal
Nov em ber 2 ,
2 01 1 Balas
Alhamdulillah ^__^
trims infonya sgt brmnfaat krn mmg sy jg sdg mncri2 informasi mngenai
vaksin & imunisasi tp stlh mmbca ini smua,insyaallah sy pun stju dan akan
brkata ” No vaccination for our baby”
Alhamdulillah.. Sehatkan anak kita cukup dg menggunakan bahan alami
dan sehat ^__^
1 Trackback For This Post
Seminar IMUN is ASI « Metode Terpadu Pembentukan Karakter Unggulan Sejak Dini →
Desem ber 2 1 st, 2 01 1 → 1 0:2 4 AM
[...] 2. Tanggapan atas link nomor 1 ( kontra imunisasi ) [...]