Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab dan amanah kepemimpinan dalam Islam. Dokumen menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang besar di mana pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Dokumen juga menyebutkan beberapa hadis Nabi Muhammad SAW tentang tanggung jawab kepemimpinan dan akibat buruk bagi pemimpin yang tidak melaksanakan amanahnya atau yang berkhianat
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Mush'ab Abdurrahman
Islam itu datang dengan membawa visi mulia sebagai rahmatan lil alamin. Sedangkan Khilafah sebagai institusi yang akan mentebarkan kerahmatan lil alamin tersebut
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Mush'ab Abdurrahman
Islam itu datang dengan membawa visi mulia sebagai rahmatan lil alamin. Sedangkan Khilafah sebagai institusi yang akan mentebarkan kerahmatan lil alamin tersebut
Kelayakan & Ciri2 Pemimpin Terbaik Menurut IslamAr Rayyan
Membincangkan tentang kelayakan serta ciri2 pemimpin terbaik menurut perspektif Islam. Terdapat juga tambahan mengenai hak & tanggungjawab pemimpin dalam negara Islam.
KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB_NADIA AULIA SAHLA_2B_2201085027.pdfNadiaAS6
Assalamualaikum wr wb,
Saya Nadia Aulia Sahla , mahasiswa aktif prodi Pekom UHAMKA, ingin mengumpulkan hasil dari pengumpulan tugas akhir semester mata kuliah Kepemimpinan. Dalam tugas akhir ini, saya telah mengerjakan powerpoint mengenai Kepemimpinan Umar bin Khattab, seorang tokoh yang mempesona dan penuh inspirasi dalam dunia kepemimpinan.
Umar bin Khattab, sebagai salah satu sahabat Rasulullah SAW dan Khalifah kedua Islam, telah menunjukkan kualitas kepemimpinan yang luar biasa. Dalam ppt ini , kita bisa menggali dan memahami kepemimpinannya yang terkenal, seperti keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan integritas.
Saya menyadari bahwa nilai-nilai kepemimpinan yang diterapkan Umar bin Khattab masih relevan hingga saat ini. Bagi saya, beliau bukan hanya sosok sejarah, tetapi juga menjadi teladan bagi para pemimpin masa kini untuk menghadapi tantangan dalam dunia yang terus berkembang.
Saya ingin berterima kasih kepada dosen dan teman-teman sekelas yang telah memberikan dukungan dan inspirasi selama proses perkuliahan selama ini. Penugasan ini menambah wawasan bagi saya dalam memahami kepemimpinan yang menginspirasi, dan saya berharap hasilnya juga dapat memberikan manfaat bagi kalian.
Semoga penugasan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi langkah awal untuk memahami dan menerapkan kepemimpinan yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Terima kasih, Wassalamualaikum wr wb.
1. 25/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Beratnya Amanah Kepemimpinan
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/25/beratnya-amanah-kepemimpinan/ 1/2
Beratnya Amanah Kepemimpinan
March 25th, 2014 by kafi
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Kepemimpinan—baik dalam level pribadi, masyarakat ataupun negara—adalah amanah.
Sesuai dengan sabda Rasul SAW di atas, siapa saja yang memegang amanah kepemimpinan
ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di akhirat nanti.
Hakikat kepemimpinan tercermin dalam sabda Rasulullah SAW berikut, “Sayyid al-qawm
khadimuhum (Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka).” (HR Abu Nu‘aim).
*****
Tahun ini adalah tahun pemilu di tanah air. Melalui pemilu, banyak orang bernafsu—bahkan
dengan segala cara—untuk menjadi pemimpin, baik sebagai wakil rakyat ataupun penguasa.
Fenomena ini bertolak belakang dengan generasi salafush-shalih pada masa lalu, yang
umumnya takut dengan amanah kepemimpinan (kekuasaan). Pasalnya, berbeda dengan
generasi hari ini, generasi Muslim pada masa lalu amat paham tentang betapa beratnya
amanah kekuasaan. Banyak nash yang menegaskan demikian. Rasulullah SAW, misalnya,
bersabda, “Tidak seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk memelihara dan
mengurusi kemaslahatan rakyat, lalu dia tidak melingkupi rakyat dengan nasihat, kecuali ia
tidak akan mencium bau surga.” (HR al-Bukhari).
Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidaklah seorang penguasa diserahi urusan kaum Muslim,
kemudian ia mati, sedangkan ia menelantarkan urusan tersebut, kecuali Allah
mengharamkan surga untuk dirinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Terkait dengan hadits ini, Imam Fudhail bin Iyadh menuturkan, “Hadits ini merupakan ancaman
bagi siapa saja yang diserahi Allah SWT untuk mengurus urusan kaum Muslim, baik urusan
agama maupun dunia, kemudian ia berkhianat. Jika seseorang berkhianat terhadap suatu
urusan yang telah diserahkan kepadanya maka ia telah terjatuh pada dosa besar dan akan
dijauhkan dari surga. Penelantaran itu bisa berbentuk tidak menjelaskan urusan-urusan agama
kepada umat, tidak menjaga syariah Allah dari unsur-unsur yang bisa merusak kesuciannya,
mengubah-ubah makna ayat-ayat Allah dan mengabaikan hudûd (hukum-hukum Allah).
Penelantaran itu juga bisa berwujud pengabaian terhadap hak-hak umat, tidak menjaga
keamanan mereka, tidak berjihad untuk mengusir musuh-musuh mereka dan tidak
menegakkan keadilan di tengah-tengah mereka. Setiap orang yang melakukan hal ini
dipandang telah mengkhianati umat.” (Imam an-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim).
2. 25/3/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Beratnya Amanah Kepemimpinan
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/03/25/beratnya-amanah-kepemimpinan/ 2/2
Selain itu, jika pemimpin (penguasa/pejabat/wakil rakyat) menzalimi rakyat dan tidak
menyayangi mereka, pemimpin seperti inilah seburuk-buruknya pemimpin. Rasul SAW
bersabda, “Sesungguhnya seburuk-buruk pemimpin adalah al-Hathamah (mereka yang
menzalimi rakyatnya dan tidak menyayangi mereka).” (HR Muslim).
Karena itu, Islam sangat mendorong agar para pemimpin/penguasa selalu bersikap adil.
Sayangnya, pemimpin adil tidak mungkin lahir dari rahim sistem demokrasi sekuler yang
memang kufur. Sistem zalim ini hanya bisa menghasilkan para pemimpin zalim, tidak amanah
dan jauh dari sifat adil. Pemimpin yang adil hanya mungkin lahir dari rahim sistem yang juga
adil. Itulah sistem Islam yang diterapkan dalam institusi pemerintahan Islam (Khilafah).
Sejak Rasulullah SAW diutus, tidak ada masyarakat yang mampu melahirkan para penguasa
yang amanah dan adil kecuali dalam masyarakat yang menerapkan sistem Islam. Kita
mengenal Khulafaur Rasyidin yang terkenal dalam kearifan, keberanian dan ketegasannya
dalam membela Islam dan kaum Muslim. Mereka adalah negarawan-negarawan ulung yang
sangat dicintai oleh rakyatnya dan ditakuti oleh lawan-lawannya. Mereka juga termasyhur
sebagai pemimpin yang memiliki budi pekerti yang agung dan luhur Khalifah Abu Bakar ash-
Shiddiq adalah sosok penguasa yang terkenal sabar dan lembut. Namun, beliau juga terkenal
sebagai pemimpin yang berani dan tegas. Tatkala sebagian kaum Muslim menolak kewajiban
zakat, beliau segera memerintahkan kaum Muslim untuk memerangi mereka. Meskipun
pendapatnya sempat disanggah oleh Umar bin al-Khaththab, beliau tetap bergeming dengan
pendapatnya. Stabilitas dan kewibawaan Negara Islam harus dipertahankan meskipun harus
mengambil risiko perang. Khalifah Umar bin al-Khaththab sendiri terkenal sebagai penguasa
yang tegas dan sangat disiplin. Beliau tidak segan-segan merampas harta para pejabatnya
yang ditengarai berasal dari jalan yang tidak benar (Lihat: Târîkh al-Islâm, II/388; dan Tahdzîb
at-Tahdzîb, XII/267).
Tidakkah kita merindukan kembali kehadiran sistem Islam di tengah-tengah kita yang bisa
melahirkan para pemimpin yang adil dan amanah?
Wama tawfiqi illa bilLah. [] abi
Baca juga :
1. Amanah Kepemimpinan
2. Kepemimpinan yang Kuat dan Amanah
3. Kepemimpinan Ulama
4. Bersama Hadits asy-Syarif: Mengapa Engkau Sia-Siakan Amanah Itu?
5. Akibat Menyia-Nyiakan Amanah