SlideShare a Scribd company logo
1/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kemenangan Makin Terang
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/01/kemenangan-makin-terang/ 1/3
Kemenangan Makin Terang
April 1st, 2014 by kafi
Oleh: Muhammad Rahmat Kurnia
Pertengahan bulan Maret 2014 lalu, saya bertemu dengan Ketua Umum Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Prof. Din Syamsuddin. Dalam kesempatan itu, saya berkata kepada beliau,
“Menarik sekali pernyataan Pak Din terkait air dalam Musyawarah Nasional Tarjih
Muhammadiyah ke-28 di Palembang pada akhir Februari lalu.”
Beliau pun segera menjawab, “Air seharusnya dikuasai negara dan tidak boleh diprivatisasi
apalagi dikuasai oleh pihak asing. Yang tidak boleh itu adalah mata air yang dikuasai oleh
swasta apalagi asing, khususnya perusahaan yang menjadikan masyarakat menjadi tidak lagi
dapat memanfaatkan air tersebut.”
Ketua Umum PP Muhammadiyah ini pun segera menambahkan, “Bahkan, kehilangan air.
Mereka tidak memiliki air untuk irigasi dan minum sehari-hari.”
Beliau juga menegaskan bahwa pihaknya sedang berjuang untuk menggugat Undang-undang
(UU) Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. “Sudah beberapa kali sidang,”
ungkapnya.
Saya menyampaikan kepada beliau, “Pak Din, memang saat ini liberalisasi dan privatisasi
terus berlangsung, termasuk penjualan panas bumi Ciremai kepada perusahaan AS, Chevron.
Begitu juga dengan sumber daya air. Padahal Rasulullah saw. mengatakan dalam hadis
riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad bahwa kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air,
padang gembalaan, dan api. Barang-barang tersebut secara syar’i tidak boleh diserahkan
kepada sekelompok orang, baik pribumi ataupun asing.” Beliau sepakat akan hal itu.
Dalam kesempatan berikutnya, saya berkesempatan menghadiri Forum Ukhuwah Islamiyah
yang merupakan forum rutin para pimpinan ormas/lembaga Islam yang diselenggarakan MUI
Pusat. Banyak persoalan yang diperbincangkan. Di antaranya tentang gonjang-ganjing
sertifikasi halal, RUU Jaminan Produk Halal, dan permasalahan keumatan lainnya. Berkaitan
dengan sertifikasi halal, MUI di antaranya dituding Tempo menerima kucuran dana dari
perusahaan sertifikasi di Australia yang nilainya mencapai Aus$ 78 juta atau sekitar 820 miliar.
Semua tuduhan tersebut dibantah dan diklarifikasi saat itu oleh Ketua MUI KH Amidhan. “Ini
upaya untuk mendiskreditkan ulama. Semua ini adalah fitnah,” pungkas Pak Amidhan.
Pada forum tersebut saya menyampaikan beberapa hal. Pertama: upaya untuk
mendiskreditkan ulama bukan hal yang baru. Bahkan beberapa tahun lalu setelah munculnya
fakwa MUI tentang keharaman paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (yang kelak
1/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kemenangan Makin Terang
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/01/kemenangan-makin-terang/ 2/3
dikenal dengan paham sipilis), kaum liberal menuntut pembubaran MUI. Begitu juga, saat ini.
Kedua: persoalannya adalah tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Oleh sebab itu, para
ulama, khususnya yang ada di MUI perlu melakukan introspeksi dan tidak melakukan perbuatan
yang justru akan menjadi pembenar bagi tuduhan tersebut.
Ketiga: berkaitan dengan sertifikasi halal itu merupakan tugas Pemerintah. Negara harus
menjamin kehalalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Hanya saja, pihak yang
paham tentang hukum halal dan haram itu, tentu saja, para ulama. Para ulama semestinya
yang mengeluarkan sertifikasi halal-haram sebagai hukum syariah terkait berbagai produk.
Seusai saya bicara, tidak tahu siapa yang berkomentar, dari belakang muncul celetukan,
“Kalau semua harus negara, ya harus Negara Islam. Kita ‘kan bukan Negara Islam.”
Moderator ketika itu, KH Umar Shihab, segera mengambil-alih. Saya hanya sempat
mengatakan, “Memang negara itu wajib menerapkan syariah Islam.”
Berbeda dengan nuansa tersebut, semangat keislaman sangat tampak pada kalangan
intelektual. Pada 15 Maret 2014, saya mendapatkan nikmat besar dapat menghadiri acara
Halqah Intelektual Muslim di Institut Pertanian Bogor. Temanya sangat menarik, “Kerusakan
Demokrasi dan Keagungan Khilafah”. Peserta yang hadir adalah para mahasiswa
pascasarjana, doktor dan beberapa profesor. Sebagai pembicara, saya menyampaikan
betapa rusaknya demokrasi mulai dari sekularisme sebagai akarnya, liberalisme sebagai
prinsipnya, hingga kebobrokannya dalam realitas kehidupan saat ini. Begitu juga berkaitan
dengan Khilafah, saya menegaskan tentang prinsip Khilafah, hukum menegakkan Khilafah,
hingga keagungannya dalam berbagai bidang dalam kurun waktu dua belas abad. “Kaum
intelektual harus juga menguasai ilmu keislaman, berjuang dan mendukung penegakkan
syariah dan Khilafah,” pungkas saya.
Antusias! Antusiasme tersebut tergambar dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan.
Pertanyaan beragam. Ada pertanyaan yang mengandung unsur keingintahuan, klarifikasi,
hingga pertanyaan yang mempertanyakan. Ada yang bertanya tentang bagaimana sikap
terhadap partai Islam tapi berkoalisi dengan partai sekuler, metode penegakan Khilafah,
peluang keberhasilan menegakkan Khilafah, mekanisme kontrol dalam Khilafah, posisi
ilmuwan dalam konteks Khilafah, mengapa Hizbut Tahrir berjuangoutside of ring, cara
menyatukan umat yang saat ini sudah terkotak-kotak dalam berbagai paham dan organisasi,
dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan dan komentar yang muncul menggambarkan betapa
para intelektual yang hadir sudah pesimis dengan demokrasi, dan menaruh harapan besar
pada Khilafah untuk dapat menerapkan keadilan dan membawa kesejahteraan bagi umat
manusia.
Prof. Ari mengungkapkan komentarnya, “Syariah dan Khilafah harus merasuki para intelektual
Muslim. Acara ini lebih merupakan TOT (training of trainer) sehingga kita yang hadir harus
1/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kemenangan Makin Terang
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/01/kemenangan-makin-terang/ 3/3
menyampaikannya kepada yang lain.”
Kalau komentar serupa lahir dari seorang ulama barangkali merupakan perkara biasa.
Berbeda apabila komentar demikian keluar dari mulut seorang intelektual dan guru besar, tentu
merupakan hal yang luar biasa.
Hal senada diungkapkan oleh tokoh intelektual lain. “Saya sudah berkecimpung dengan
berbagai organisasi Islam. Untuk mencari kebenaran. Namun, hasilnya mengecewakan. Tidak
ada pembinaan umat yang kontinu dan fokus pada tujuan,” ungkap Prof. Amin Arif. Beliau
menambahkan, “Hingga akhirnya, saya berkenalan dengan Hizbut Tahrir. Saya melihat Hizbut
Tahrir serius membina umat untuk menegakkan Islam dengan syariah dan Khilafah. Saya
menaruh harapan kepada Hizbut Tahrir.”
Semangat berjuang pun terlihat. “Alhamdulillah, umur saya ini sudah hampir mencapai
maghrib. Pangkat pun sudah mentok semua,” begitu ungkap Prof. Istiqlal. Beliau melanjutkan,
“Alhamdulillah, saya bertemu dengan teman-teman yang berjuang untuk Islam. Saya akan
berikan sisa hidup ini untuk perjuangan Islam.”
Di tengah berbagai kalangan yang pesimis, ternyata harapan datangnya kemenangan semakin
terang. Allâhu Akbar.[]
Baca juga :
1. Talkshow Muslimah Peduli Umat: “Habis Gelap Terbitlah Terang dalam Naungan
Khilafah”
2. Penasehat Khamenei: Kemenangan Rezim Assad Kemenangan Bagi Iran
3. Demi Kemenangan, Ia “Gadaikan” Iman!
4. Jalan Terang Menuju Khilafah (Menjawab Keraguan)
5. Liqa’ Ulama Lampung: Bersama Ulama Songsong Kemenangan dengan Tegaknya
Khilafah

More Related Content

Similar to Kemenangan makin terang

Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HPentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HAlat_Survey_Pemetaan
 
Jicmi 2013 2000 intelektual mendukung khilafah
Jicmi 2013  2000 intelektual mendukung khilafahJicmi 2013  2000 intelektual mendukung khilafah
Jicmi 2013 2000 intelektual mendukung khilafahRizky Faisal
 
Urgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah KampusUrgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah Kampus
Mohamad Khaidir
 
Teruslah melangkah
Teruslah melangkahTeruslah melangkah
Teruslah melangkahRizky Faisal
 
perkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdfperkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdf
EkoPriyojadmiko
 
HTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafah
HTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafahHTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafah
HTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafahRizky Faisal
 
Perpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihan
Perpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihanPerpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihan
Perpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihanRa Hardianto
 
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6
adminpancasilamanaje1
 
Soal tes tertulis
Soal tes tertulisSoal tes tertulis
Soal tes tertulis
'Ismail Al-Asyari
 
Berjuang untuk khilafah di seluruh dunia
Berjuang untuk khilafah di seluruh duniaBerjuang untuk khilafah di seluruh dunia
Berjuang untuk khilafah di seluruh duniaRizky Faisal
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
Helmi Wahidi
 
2014 tetap optimis dan sabar
2014  tetap optimis dan sabar2014  tetap optimis dan sabar
2014 tetap optimis dan sabarRizky Faisal
 
Kemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptx
Kemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptxKemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptx
Kemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptx
fadhilahtsaqilaakhya
 
Nahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikNahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikMoh Imron Aja
 
penyelewengan ajaran martabat tujuh
penyelewengan ajaran martabat tujuhpenyelewengan ajaran martabat tujuh
penyelewengan ajaran martabat tujuh
R&R Darulkautsar
 
Hassan Ko Nakata Kritik Konsep Nasionalisme
Hassan Ko Nakata Kritik Konsep NasionalismeHassan Ko Nakata Kritik Konsep Nasionalisme
Hassan Ko Nakata Kritik Konsep NasionalismeRizky Faisal
 
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafahUlama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafahFlamencoRizky
 
Ilusi negara-islam
Ilusi negara-islamIlusi negara-islam
Ilusi negara-islam
Kammi Daerah Serang
 
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
KOPIGarut1
 

Similar to Kemenangan makin terang (20)

Wawasan kebangsaan
Wawasan kebangsaanWawasan kebangsaan
Wawasan kebangsaan
 
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 HPentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
Pentingnya Muktamar Khilafah 1434 H
 
Jicmi 2013 2000 intelektual mendukung khilafah
Jicmi 2013  2000 intelektual mendukung khilafahJicmi 2013  2000 intelektual mendukung khilafah
Jicmi 2013 2000 intelektual mendukung khilafah
 
Urgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah KampusUrgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah Kampus
 
Teruslah melangkah
Teruslah melangkahTeruslah melangkah
Teruslah melangkah
 
perkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdfperkembangan maslalahah.pdf
perkembangan maslalahah.pdf
 
HTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafah
HTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafahHTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafah
HTI serukan intelektual sebagai penyambung lidah umat tegakkan khilafah
 
Perpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihan
Perpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihanPerpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihan
Perpecahan mesti-diiringi-dengan-ancaman-berbeda-halnya-perselisihan
 
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6
 
Soal tes tertulis
Soal tes tertulisSoal tes tertulis
Soal tes tertulis
 
Berjuang untuk khilafah di seluruh dunia
Berjuang untuk khilafah di seluruh duniaBerjuang untuk khilafah di seluruh dunia
Berjuang untuk khilafah di seluruh dunia
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
 
2014 tetap optimis dan sabar
2014  tetap optimis dan sabar2014  tetap optimis dan sabar
2014 tetap optimis dan sabar
 
Kemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptx
Kemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptxKemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptx
Kemuhammadiyahan_Mohd Akhiar.pptx
 
Nahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikNahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politik
 
penyelewengan ajaran martabat tujuh
penyelewengan ajaran martabat tujuhpenyelewengan ajaran martabat tujuh
penyelewengan ajaran martabat tujuh
 
Hassan Ko Nakata Kritik Konsep Nasionalisme
Hassan Ko Nakata Kritik Konsep NasionalismeHassan Ko Nakata Kritik Konsep Nasionalisme
Hassan Ko Nakata Kritik Konsep Nasionalisme
 
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafahUlama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
 
Ilusi negara-islam
Ilusi negara-islamIlusi negara-islam
Ilusi negara-islam
 
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
1559-Article Text-2725-1-10-20201013 (1).pdf
 

More from Rizky Faisal

As ‘mencengkram’ jawa barat
As ‘mencengkram’ jawa baratAs ‘mencengkram’ jawa barat
As ‘mencengkram’ jawa baratRizky Faisal
 
Yaman pun negeri asal para ilmuwan
Yaman pun negeri asal para ilmuwanYaman pun negeri asal para ilmuwan
Yaman pun negeri asal para ilmuwanRizky Faisal
 
Mesir negeri para ilmuwan
Mesir negeri para ilmuwanMesir negeri para ilmuwan
Mesir negeri para ilmuwanRizky Faisal
 
Beberapa agenda penjajahan gaya baru
Beberapa agenda penjajahan gaya baruBeberapa agenda penjajahan gaya baru
Beberapa agenda penjajahan gaya baruRizky Faisal
 
Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!
Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!
Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!Rizky Faisal
 
Five myths about ukraine
Five myths about ukraineFive myths about ukraine
Five myths about ukraineRizky Faisal
 
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasiUstadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasiRizky Faisal
 
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluPerubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluRizky Faisal
 
Soal jawab seputar zakat perdagangan
Soal jawab seputar zakat perdaganganSoal jawab seputar zakat perdagangan
Soal jawab seputar zakat perdaganganRizky Faisal
 
Demokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modal
Demokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modalDemokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modal
Demokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modalRizky Faisal
 
Dibalik rencana kedatangan obama ke saudi
Dibalik rencana kedatangan obama ke saudiDibalik rencana kedatangan obama ke saudi
Dibalik rencana kedatangan obama ke saudiRizky Faisal
 
Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham
Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham
Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham Rizky Faisal
 
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi Rizky Faisal
 
Beratnya amanah kepemimpinan
Beratnya amanah kepemimpinanBeratnya amanah kepemimpinan
Beratnya amanah kepemimpinanRizky Faisal
 
Jawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslim
Jawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslimJawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslim
Jawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslimRizky Faisal
 
Keterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul muslimin
Keterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul musliminKeterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul muslimin
Keterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul musliminRizky Faisal
 
Sistem sekuler lahirkan perempuan jahat
Sistem sekuler lahirkan perempuan jahatSistem sekuler lahirkan perempuan jahat
Sistem sekuler lahirkan perempuan jahatRizky Faisal
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Rizky Faisal
 
Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis
Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis
Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis Rizky Faisal
 

More from Rizky Faisal (20)

As ‘mencengkram’ jawa barat
As ‘mencengkram’ jawa baratAs ‘mencengkram’ jawa barat
As ‘mencengkram’ jawa barat
 
Yaman pun negeri asal para ilmuwan
Yaman pun negeri asal para ilmuwanYaman pun negeri asal para ilmuwan
Yaman pun negeri asal para ilmuwan
 
Mesir negeri para ilmuwan
Mesir negeri para ilmuwanMesir negeri para ilmuwan
Mesir negeri para ilmuwan
 
Beberapa agenda penjajahan gaya baru
Beberapa agenda penjajahan gaya baruBeberapa agenda penjajahan gaya baru
Beberapa agenda penjajahan gaya baru
 
Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!
Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!
Ironi indonesia tanah airku; tanah masih ngontrak, air masih beli!
 
Five myths about ukraine
Five myths about ukraineFive myths about ukraine
Five myths about ukraine
 
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasiUstadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
 
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluPerubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
 
Soal jawab seputar zakat perdagangan
Soal jawab seputar zakat perdaganganSoal jawab seputar zakat perdagangan
Soal jawab seputar zakat perdagangan
 
Demokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modal
Demokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modalDemokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modal
Demokrasi sistem bobrok dan berpihak pada pemilik modal
 
Dibalik rencana kedatangan obama ke saudi
Dibalik rencana kedatangan obama ke saudiDibalik rencana kedatangan obama ke saudi
Dibalik rencana kedatangan obama ke saudi
 
Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham
Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham
Bagaimana mengubah mata uang ke dinar dirham
 
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi
 
Beratnya amanah kepemimpinan
Beratnya amanah kepemimpinanBeratnya amanah kepemimpinan
Beratnya amanah kepemimpinan
 
Jawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslim
Jawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslimJawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslim
Jawaban terhadap uraian vaksinasi pertama kali oleh dokter muslim
 
Keterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul muslimin
Keterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul musliminKeterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul muslimin
Keterlaluan, mesir vonis mati 529 anggota ikhwanul muslimin
 
Sistem sekuler lahirkan perempuan jahat
Sistem sekuler lahirkan perempuan jahatSistem sekuler lahirkan perempuan jahat
Sistem sekuler lahirkan perempuan jahat
 
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
 
Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis
Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis
Kaitkan pemilu dengan teroris, upaya bnpt agar tetap eksis
 
Apa itu khilafah
Apa itu khilafah Apa itu khilafah
Apa itu khilafah
 

Kemenangan makin terang

  • 1. 1/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kemenangan Makin Terang http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/01/kemenangan-makin-terang/ 1/3 Kemenangan Makin Terang April 1st, 2014 by kafi Oleh: Muhammad Rahmat Kurnia Pertengahan bulan Maret 2014 lalu, saya bertemu dengan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Din Syamsuddin. Dalam kesempatan itu, saya berkata kepada beliau, “Menarik sekali pernyataan Pak Din terkait air dalam Musyawarah Nasional Tarjih Muhammadiyah ke-28 di Palembang pada akhir Februari lalu.” Beliau pun segera menjawab, “Air seharusnya dikuasai negara dan tidak boleh diprivatisasi apalagi dikuasai oleh pihak asing. Yang tidak boleh itu adalah mata air yang dikuasai oleh swasta apalagi asing, khususnya perusahaan yang menjadikan masyarakat menjadi tidak lagi dapat memanfaatkan air tersebut.” Ketua Umum PP Muhammadiyah ini pun segera menambahkan, “Bahkan, kehilangan air. Mereka tidak memiliki air untuk irigasi dan minum sehari-hari.” Beliau juga menegaskan bahwa pihaknya sedang berjuang untuk menggugat Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. “Sudah beberapa kali sidang,” ungkapnya. Saya menyampaikan kepada beliau, “Pak Din, memang saat ini liberalisasi dan privatisasi terus berlangsung, termasuk penjualan panas bumi Ciremai kepada perusahaan AS, Chevron. Begitu juga dengan sumber daya air. Padahal Rasulullah saw. mengatakan dalam hadis riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad bahwa kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang gembalaan, dan api. Barang-barang tersebut secara syar’i tidak boleh diserahkan kepada sekelompok orang, baik pribumi ataupun asing.” Beliau sepakat akan hal itu. Dalam kesempatan berikutnya, saya berkesempatan menghadiri Forum Ukhuwah Islamiyah yang merupakan forum rutin para pimpinan ormas/lembaga Islam yang diselenggarakan MUI Pusat. Banyak persoalan yang diperbincangkan. Di antaranya tentang gonjang-ganjing sertifikasi halal, RUU Jaminan Produk Halal, dan permasalahan keumatan lainnya. Berkaitan dengan sertifikasi halal, MUI di antaranya dituding Tempo menerima kucuran dana dari perusahaan sertifikasi di Australia yang nilainya mencapai Aus$ 78 juta atau sekitar 820 miliar. Semua tuduhan tersebut dibantah dan diklarifikasi saat itu oleh Ketua MUI KH Amidhan. “Ini upaya untuk mendiskreditkan ulama. Semua ini adalah fitnah,” pungkas Pak Amidhan. Pada forum tersebut saya menyampaikan beberapa hal. Pertama: upaya untuk mendiskreditkan ulama bukan hal yang baru. Bahkan beberapa tahun lalu setelah munculnya fakwa MUI tentang keharaman paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (yang kelak
  • 2. 1/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kemenangan Makin Terang http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/01/kemenangan-makin-terang/ 2/3 dikenal dengan paham sipilis), kaum liberal menuntut pembubaran MUI. Begitu juga, saat ini. Kedua: persoalannya adalah tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Oleh sebab itu, para ulama, khususnya yang ada di MUI perlu melakukan introspeksi dan tidak melakukan perbuatan yang justru akan menjadi pembenar bagi tuduhan tersebut. Ketiga: berkaitan dengan sertifikasi halal itu merupakan tugas Pemerintah. Negara harus menjamin kehalalan produk yang beredar di tengah masyarakat. Hanya saja, pihak yang paham tentang hukum halal dan haram itu, tentu saja, para ulama. Para ulama semestinya yang mengeluarkan sertifikasi halal-haram sebagai hukum syariah terkait berbagai produk. Seusai saya bicara, tidak tahu siapa yang berkomentar, dari belakang muncul celetukan, “Kalau semua harus negara, ya harus Negara Islam. Kita ‘kan bukan Negara Islam.” Moderator ketika itu, KH Umar Shihab, segera mengambil-alih. Saya hanya sempat mengatakan, “Memang negara itu wajib menerapkan syariah Islam.” Berbeda dengan nuansa tersebut, semangat keislaman sangat tampak pada kalangan intelektual. Pada 15 Maret 2014, saya mendapatkan nikmat besar dapat menghadiri acara Halqah Intelektual Muslim di Institut Pertanian Bogor. Temanya sangat menarik, “Kerusakan Demokrasi dan Keagungan Khilafah”. Peserta yang hadir adalah para mahasiswa pascasarjana, doktor dan beberapa profesor. Sebagai pembicara, saya menyampaikan betapa rusaknya demokrasi mulai dari sekularisme sebagai akarnya, liberalisme sebagai prinsipnya, hingga kebobrokannya dalam realitas kehidupan saat ini. Begitu juga berkaitan dengan Khilafah, saya menegaskan tentang prinsip Khilafah, hukum menegakkan Khilafah, hingga keagungannya dalam berbagai bidang dalam kurun waktu dua belas abad. “Kaum intelektual harus juga menguasai ilmu keislaman, berjuang dan mendukung penegakkan syariah dan Khilafah,” pungkas saya. Antusias! Antusiasme tersebut tergambar dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan. Pertanyaan beragam. Ada pertanyaan yang mengandung unsur keingintahuan, klarifikasi, hingga pertanyaan yang mempertanyakan. Ada yang bertanya tentang bagaimana sikap terhadap partai Islam tapi berkoalisi dengan partai sekuler, metode penegakan Khilafah, peluang keberhasilan menegakkan Khilafah, mekanisme kontrol dalam Khilafah, posisi ilmuwan dalam konteks Khilafah, mengapa Hizbut Tahrir berjuangoutside of ring, cara menyatukan umat yang saat ini sudah terkotak-kotak dalam berbagai paham dan organisasi, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan dan komentar yang muncul menggambarkan betapa para intelektual yang hadir sudah pesimis dengan demokrasi, dan menaruh harapan besar pada Khilafah untuk dapat menerapkan keadilan dan membawa kesejahteraan bagi umat manusia. Prof. Ari mengungkapkan komentarnya, “Syariah dan Khilafah harus merasuki para intelektual Muslim. Acara ini lebih merupakan TOT (training of trainer) sehingga kita yang hadir harus
  • 3. 1/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Kemenangan Makin Terang http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/01/kemenangan-makin-terang/ 3/3 menyampaikannya kepada yang lain.” Kalau komentar serupa lahir dari seorang ulama barangkali merupakan perkara biasa. Berbeda apabila komentar demikian keluar dari mulut seorang intelektual dan guru besar, tentu merupakan hal yang luar biasa. Hal senada diungkapkan oleh tokoh intelektual lain. “Saya sudah berkecimpung dengan berbagai organisasi Islam. Untuk mencari kebenaran. Namun, hasilnya mengecewakan. Tidak ada pembinaan umat yang kontinu dan fokus pada tujuan,” ungkap Prof. Amin Arif. Beliau menambahkan, “Hingga akhirnya, saya berkenalan dengan Hizbut Tahrir. Saya melihat Hizbut Tahrir serius membina umat untuk menegakkan Islam dengan syariah dan Khilafah. Saya menaruh harapan kepada Hizbut Tahrir.” Semangat berjuang pun terlihat. “Alhamdulillah, umur saya ini sudah hampir mencapai maghrib. Pangkat pun sudah mentok semua,” begitu ungkap Prof. Istiqlal. Beliau melanjutkan, “Alhamdulillah, saya bertemu dengan teman-teman yang berjuang untuk Islam. Saya akan berikan sisa hidup ini untuk perjuangan Islam.” Di tengah berbagai kalangan yang pesimis, ternyata harapan datangnya kemenangan semakin terang. Allâhu Akbar.[] Baca juga : 1. Talkshow Muslimah Peduli Umat: “Habis Gelap Terbitlah Terang dalam Naungan Khilafah” 2. Penasehat Khamenei: Kemenangan Rezim Assad Kemenangan Bagi Iran 3. Demi Kemenangan, Ia “Gadaikan” Iman! 4. Jalan Terang Menuju Khilafah (Menjawab Keraguan) 5. Liqa’ Ulama Lampung: Bersama Ulama Songsong Kemenangan dengan Tegaknya Khilafah