Makalah ini membahas tentang bayi tabung dari sudut pandang Islam. Secara umum dijelaskan bahwa bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sel sperma di luar rahim dengan bantuan teknologi medis. Pandangan Islam mengenai hal ini belum sepenuhnya mengizinkan karena memisahkan proses pembuahan dari hubungan suami istri. Hukum bayi tabung menurut Islam masih diperdebatkan oleh ulama.
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungWarung Bidan
Makalah ini membahas pandangan agama terhadap bayi tabung. Secara umum membahas pengertian bayi tabung, cara pandang Islam yang membolehkan bayi tabung dengan sel sperma dan ovum pasangan suami istri sendiri namun melarangnya dengan donor, serta proses inseminasi buatan.
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMJM Networks
Dokumen tersebut membahas tentang relayasa genetika (bayi tabung) dan sistem imun. Secara ringkas, dibahas sejarah bayi tabung sejak tahun 1978 beserta prosesnya, kasus-kasus bayi tabung di berbagai negara termasuk Indonesia, serta penjelasan singkat tentang sistem imun tubuh untuk melindungi dari patogen luar.
Makalah ini membahas tentang bayi tabung dari sudut pandang Islam. Secara umum dijelaskan bahwa bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sel sperma di luar rahim dengan bantuan teknologi medis. Pandangan Islam mengenai hal ini belum sepenuhnya mengizinkan karena memisahkan proses pembuahan dari hubungan suami istri. Hukum bayi tabung menurut Islam masih diperdebatkan oleh ulama.
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungWarung Bidan
Makalah ini membahas pandangan agama terhadap bayi tabung. Secara umum membahas pengertian bayi tabung, cara pandang Islam yang membolehkan bayi tabung dengan sel sperma dan ovum pasangan suami istri sendiri namun melarangnya dengan donor, serta proses inseminasi buatan.
Makalah bayi tabung (rekayasagenetika ) dan sistem imunMJM Networks
Dokumen tersebut membahas tentang relayasa genetika (bayi tabung) dan sistem imun. Secara ringkas, dibahas sejarah bayi tabung sejak tahun 1978 beserta prosesnya, kasus-kasus bayi tabung di berbagai negara termasuk Indonesia, serta penjelasan singkat tentang sistem imun tubuh untuk melindungi dari patogen luar.
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba. Pembuahan sel telur (ovum) yang dilakukan di luar tubuh calon ibu. Awalnya tekhnik reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan infertile, yang mengalami kerusakan saluran telur. Namun saat ini indikasinya telah diperluas, antara lain jika calon ibu mempunyai lender mulut rahim yang abnormal, mutu calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau terhadap sperma, tidah kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini bias dilakukan.
Teks tersebut membahas tentang latar belakang dan tujuan penelitian mengenai hukum bayi tabung menurut Islam. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan bahwa banyak pasangan yang mengalami kesulitan reproduksi, dan bahwa teknologi bayi tabung dapat menjadi solusi, namun perlu dipahami hukumnya dalam pandangan Islam."
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu untuk mengatasi kesulitan memiliki anak karena kelainan organ reproduksi. Prosesnya meliputi stimulasi sel telur, pematangan dan pengambilan sel telur dan sperma, pembuahan di laboratorium, transfer embrio ke rahim ibu, dan penunjang kehamilan. Teknologi ini membantu pasangan yang tidak bisa memiliki anak secara alami meski memiliki risiko kegagalan dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, proses, dan hukum bayi tabung dan kloning dalam perspektif Islam. Dibahas pula proses bayi tabung meliputi pengambilan sel telur dan sperma serta hukumnya menurut beberapa lembaga."
Teks tersebut membahas pandangan agama terhadap inseminasi buatan, dimana Islam bersikap netral tetapi mengharamkan jika menggunakan donor sperma atau ovum. Kristen dan Katolik menolak karena dianggap tidak bermoral dan melanggar harkat manusia. Secara umum, agama-agama mengizinkan jika menggunakan sperma suami untuk membantu pasangan mandul memiliki keturunan.
Seminar membahaskan perspektif Islam terhadap penyewaan rahim. Ia mengkaji manfaat dan mudarat amalan ini, etika dalam sains perubatan Islam, dan pandangan ulama' tentang statusnya (haram atau boleh diterima dalam keadaan tertentu). Kebanyakan ulama' menganggap amalan ini haram kerana mudaratnya lebih besar daripada manfaat, dan ia bertentangan dengan etika Islam serta maqasid syariah.
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (Bahasa Inggris: In Vitro Fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita.
Bayi pertama hasil IVF adalah, Louise Joy Brown yang dilahirkan di Inggris pada pukul 11.47 tanggal 25 Juli tahun 1978 di Oldham General Hospital melalui operasi Caesar yang telah direncanakan. Louise Joy Brown lahir dengan berat 2,608 kg.
Proses bayi tabung memiliki dampak positif dengan membantu pasangan subur namun juga risiko kesehatan. Hukum Islam hanya mengizinkan bayi tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri tanpa donor atau ibu pengganti. Pemerintah perlu aturan yang melindungi martabat reproduksi manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang genetika, rekayasa genetika seperti kloning, inseminasi buatan, dan bayi tabung, serta dampaknya terhadap kehidupan. Juga membahas tentang sistem imun tubuh yang terdiri atas sistem imun alami dan didapat untuk melawan patogen.
Presentasi mengenai bayi tabung atau in vitro fertilization yang mencakup hal-hal berikut: pengertian bayi tabung, sejarah bayi tabung, cara bayi tabung, proses bayi tabung, dampak positif dan negatif bayi tabung, serta pandangan Islam terhadap bayi tabung.
Bayi tabung pertama lahir di Inggris pada tahun 1978. Proses bayi tabung melibatkan pelepasan sel telur dari wanita, fertilisasi dengan sperma laki-laki di laboratorium, dan pemindahan embrio hasil fertilisasi ke rahim wanita untuk dibiakkan.
Dokumen tersebut membahas mengenai proses dan risiko program bayi tabung, termasuk pengambilan sel telur, pembuahan secara in vitro, pemantauan kehamilan, dan pemindahan hasil pembuahan. Disebutkan risiko yang mungkin timbul seperti keguguran, kehamilan di luar rahim, serta komplikasi kesehatan ibu dan bayi akibat stimulasi ovulasi berlebihan atau pengambilan sel telur.
Teks tersebut membahas tentang latar belakang dan tujuan penelitian mengenai hukum bayi tabung menurut Islam. Secara singkat, teks tersebut membahas tentang kesulitan reproduksi pasangan, kemajuan teknologi kedokteran untuk mengatasi hal tersebut, serta upaya untuk memahami hukum Islam mengenai bayi tabung."
Dokumen tersebut membahas tentang bayi tabung dari perspektif hukum Islam. Ia menjelaskan pengertian dan proses bayi tabung, peluang dan risikonya, serta hukum bayi tabung menurut pandangan ulama Islam. Secara ringkas, bayi tabung diijinkan apabila menggunakan sel telur dan sperma suami istri, namun dilarang menggunakan donor. Hukum ini didasarkan pada dalil-dalil Alquran dan hadis."
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba. Pembuahan sel telur (ovum) yang dilakukan di luar tubuh calon ibu. Awalnya tekhnik reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan infertile, yang mengalami kerusakan saluran telur. Namun saat ini indikasinya telah diperluas, antara lain jika calon ibu mempunyai lender mulut rahim yang abnormal, mutu calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau terhadap sperma, tidah kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan kesuburan yang tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini bias dilakukan.
Teks tersebut membahas tentang latar belakang dan tujuan penelitian mengenai hukum bayi tabung menurut Islam. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan bahwa banyak pasangan yang mengalami kesulitan reproduksi, dan bahwa teknologi bayi tabung dapat menjadi solusi, namun perlu dipahami hukumnya dalam pandangan Islam."
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu untuk mengatasi kesulitan memiliki anak karena kelainan organ reproduksi. Prosesnya meliputi stimulasi sel telur, pematangan dan pengambilan sel telur dan sperma, pembuahan di laboratorium, transfer embrio ke rahim ibu, dan penunjang kehamilan. Teknologi ini membantu pasangan yang tidak bisa memiliki anak secara alami meski memiliki risiko kegagalan dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, proses, dan hukum bayi tabung dan kloning dalam perspektif Islam. Dibahas pula proses bayi tabung meliputi pengambilan sel telur dan sperma serta hukumnya menurut beberapa lembaga."
Teks tersebut membahas pandangan agama terhadap inseminasi buatan, dimana Islam bersikap netral tetapi mengharamkan jika menggunakan donor sperma atau ovum. Kristen dan Katolik menolak karena dianggap tidak bermoral dan melanggar harkat manusia. Secara umum, agama-agama mengizinkan jika menggunakan sperma suami untuk membantu pasangan mandul memiliki keturunan.
Seminar membahaskan perspektif Islam terhadap penyewaan rahim. Ia mengkaji manfaat dan mudarat amalan ini, etika dalam sains perubatan Islam, dan pandangan ulama' tentang statusnya (haram atau boleh diterima dalam keadaan tertentu). Kebanyakan ulama' menganggap amalan ini haram kerana mudaratnya lebih besar daripada manfaat, dan ia bertentangan dengan etika Islam serta maqasid syariah.
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (Bahasa Inggris: In Vitro Fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita.
Bayi pertama hasil IVF adalah, Louise Joy Brown yang dilahirkan di Inggris pada pukul 11.47 tanggal 25 Juli tahun 1978 di Oldham General Hospital melalui operasi Caesar yang telah direncanakan. Louise Joy Brown lahir dengan berat 2,608 kg.
Proses bayi tabung memiliki dampak positif dengan membantu pasangan subur namun juga risiko kesehatan. Hukum Islam hanya mengizinkan bayi tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri tanpa donor atau ibu pengganti. Pemerintah perlu aturan yang melindungi martabat reproduksi manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang genetika, rekayasa genetika seperti kloning, inseminasi buatan, dan bayi tabung, serta dampaknya terhadap kehidupan. Juga membahas tentang sistem imun tubuh yang terdiri atas sistem imun alami dan didapat untuk melawan patogen.
Presentasi mengenai bayi tabung atau in vitro fertilization yang mencakup hal-hal berikut: pengertian bayi tabung, sejarah bayi tabung, cara bayi tabung, proses bayi tabung, dampak positif dan negatif bayi tabung, serta pandangan Islam terhadap bayi tabung.
Bayi tabung pertama lahir di Inggris pada tahun 1978. Proses bayi tabung melibatkan pelepasan sel telur dari wanita, fertilisasi dengan sperma laki-laki di laboratorium, dan pemindahan embrio hasil fertilisasi ke rahim wanita untuk dibiakkan.
Dokumen tersebut membahas mengenai proses dan risiko program bayi tabung, termasuk pengambilan sel telur, pembuahan secara in vitro, pemantauan kehamilan, dan pemindahan hasil pembuahan. Disebutkan risiko yang mungkin timbul seperti keguguran, kehamilan di luar rahim, serta komplikasi kesehatan ibu dan bayi akibat stimulasi ovulasi berlebihan atau pengambilan sel telur.
Teks tersebut membahas tentang latar belakang dan tujuan penelitian mengenai hukum bayi tabung menurut Islam. Secara singkat, teks tersebut membahas tentang kesulitan reproduksi pasangan, kemajuan teknologi kedokteran untuk mengatasi hal tersebut, serta upaya untuk memahami hukum Islam mengenai bayi tabung."
Dokumen tersebut membahas tentang bayi tabung dari perspektif hukum Islam. Ia menjelaskan pengertian dan proses bayi tabung, peluang dan risikonya, serta hukum bayi tabung menurut pandangan ulama Islam. Secara ringkas, bayi tabung diijinkan apabila menggunakan sel telur dan sperma suami istri, namun dilarang menggunakan donor. Hukum ini didasarkan pada dalil-dalil Alquran dan hadis."
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxRoniIrawan15
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita. Teknik ini pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1978. Pandangan agama terhadap bayi tabung bervariasi, tetapi secara umum diperbolehkan jika menggunakan sel telur dan sperma pasangan suami istri, sedangkan menggunakan donor diharamkan karena dapat menimbulkan persoalan nasab dan hukum waris.
Dokumen tersebut membahas hukum Islam terkait inseminasi buatan, bayi tabung, dan kloning menurut para ulama. Secara ringkas, inseminasi buatan dan bayi tabung dihalalkan asalkan menggunakan sel telur dan sperma dari suami istri yang sah, sedangkan kloning manusia diharamkan karena berpotensi menghilangkan keanekaragaman dan nasab.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan prosedur bayi tabung. Secara singkat, bayi tabung adalah metode bantuan reproduksi dengan mengambil sel telur wanita dan melakukan pembuahan secara in vitro dengan sperma pria, sebelum ditanamkan kembali ke rahim untuk mengandung. Prosedur bayi tabung meliputi stimulasi sel telur, pengambilan sel telur dan sperma, pembuahan in vitro, dan transplantasi embrio ke rahim.
Dokumen tersebut membahas hukum inseminasi buatan dan bayi tabung dalam Islam. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa inseminasi buatan dengan sperma atau ovum suami istri diijinkan asalkan pasangan tersebut membutuhkannya, sedangkan inseminasi dengan donor dilarang karena bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Modul ini membahas tentang etika dan pandangan agama yang berkaitan dengan kesehatan seperti keluarga berencana, kloning, bayi tabung, transfusi darah, transplantasi organ, dan kesehatan lingkungan. Topik-topik tersebut dibahas dari perspektif agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha beserta hukum dan pandangan masing-masing agama.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bayi tabung sebagai teknik pembuahan sel telur di luar tubuh, sejarahnya dimulai dari penemuan teknik pengawetan sperma, tujuannya untuk membantu pasangan subur, serta proses dan dampaknya baik positif maupun negatif.
Modul ini membahas tentang topik-topik kesehatan keluarga berencana, seperti penggunaan alat kontrasepsi dan pandangan agama terhadapnya, teknik bayi tabung, serta donor darah dan transplantasi organ. Topik-topik ini dibahas dengan menjelaskan definisi, proses, dan pandangan hukum agama terkait praktik-praktik tersebut.
Dokumen tersebut membahas mengenai proses bayi tabung uji atau IVF, yang merupakan teknologi bantuan reproduksi untuk membantu pasangan yang mengalami masalah kesuburan. Prosesnya melibatkan persenyawaan ovum dan sperma di luar tubuh, sebelum embrio dipindahkan ke rahim. Dokumen juga membahas tentang sejarah, metode, indikasi, komplikasi, tingkat keberhasilan, dan pandangan Islam terhadap IVF.
Similar to Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA (20)
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
1. BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pasangan suami-istri yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum dapat dikaruniai
anak. Mereka pun gelisah. Usia sudah semakin tua, tetapi belum mempunyai anak. Ajaran
syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan menganjurkan untuk
senantiasa berikhtiar (usaha) serta bertawakkal dalam menggapai karunia Allah SWT. Allah
telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi. Termasuk kesulitan dalam mempunyai
keturunan (anak).
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami pula
(hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Akan
tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau
tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak
dapat diatasi dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami
lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak
dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya sel
sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan
kelahiran dan menghambat suami isteri untuk mempunyai anak. Padahal Islam telah
menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan kaum muslimin pun telah disunnahkan
melakukannya.
Namun dengan teknologi Sekarang ini sudah muncul berbagai kecanggihan yang dapat di
gunakan untuk mengatasi kendala-kendala kehidupan terkhusus pada kesulitan mempunyai
anak dengan berbagai faktor penyebab, baik penyebab yang telah dipaparkan sebelumnya
ataupun yang dipengaru oleh faktor usia ataupun faktor-faktor penyebab lainnya. Dengan
kemajuan teknologi yang telah diciptakan oleh manusia itu sendiri pada bidang kedokteran
dan ilmu biologi moderen yang telah berhasil menciptakan teknologi yang disebut bayi
tabung/inseminasi buatan. Dengan cara inseminasi butan inilah pasangan yang telah menikah
bertahun-tahun dapat menggunakan inseminasi sebagai solusi untuk mendapatkan keturunan
(anak).
Pada dasarnya orang-orang memuji pada bidang teknologi tersebut. Namum mereka
belum tahu pasti apakah produk-produk teknologi yang dipergunakan tersebut dapat
dibenarkan menurut pandangan islam. Oleh karena hal tersebut diatas, untuk mengetahui
lebih banyak mengenai bayi tabung/inseminasi menurut pandangan islam. Maka akan
disajikan pembahasan bayi tabung tersebut dalam bentuk karya tulis ilmiah (makalah) yang di
beri judul Pandangan Islam terhadap Bayi Tabung.
ii
2. B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka permasalahan yang
muncul berkaitan dengan bayi tabung/inseminasi ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan bayi tabung/inseminasi buatan?
2. Bagaimanakah pandangan islam megenai bayi tabung/inseminasi buatan?
3. Apakah hukum bayi tabung menurut pandangan islam?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah yang muncul dalam pembahasan makalah ini maka tujuan dari
penulisan ini yaitu untuk mengetahui pandangan islam tentang bayi tabung
ii
3. BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Proses Bayi Tabung/Inseminasi buatan
Teknologi kedokteran modern semakin canggih. Salah satu tren yang berkembang saat ini
adalah fenomena bayi tabung. Bayi tabung dikenal dengan istilah pembuahan in vitro atau
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai in vitro fertilisation. Ini adalah sebuah teknik
pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita.
Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yang terbentuk di
dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk membantu pasangan subur
yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma pria. Secara
teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur wanita dengan alat yang disebut
“laparoscop” (temuan dr. Patrick C. Steptoe dari Inggris).
Bayi tabung merupakan terjemahan dari artificial insemination. Artificial artinya buatan
atau tiruan secara teknologi bukan secara alamiah, sedangkan insemination berasal dari kata
latin “inseminatus” artinya pemasukan atau penyimpanan. Kata talqih yang sama
pengertiannya dengan inseminasi, diambil oleh dokter ahli kandungan bangsa Arab, dalam
upaya pembuahan terhadap wanita yang menginginkan kehamilan. Jadi dapat di katakan
bahwa bayi tabung merupakan bayi hasil konsepsinya (dari pertemuan antara sel telur dan
sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di
laboratorium. Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai dengan tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat
sedemikian rupa sehingga temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosesnya
mula-mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan
sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil
tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat
persis seperti dalam rahim. Setelah pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa
saat dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim
wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di
dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tersebut akan mengalami kehamilan ,perkembangan
selama kehamilan seperti biasa.
Bayi tabung pertama lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris,
25 Juli 1978 atas pertolongan Dr. Robert G. Edwards dan Patrick C. Steptoe. Sejak itu, klinik
untuk bayi tabung berkembang pesat. Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang
membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akibat kelainan pada organ
reproduksi anak pada wanita.
ii
4. B.
Jenis-Jenis Proses Bayi Tabung
1.
Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri.
Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami-istri dari pembuahan bakal anak.
Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan. Keterarahan
perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana diajarkan oleh Gereja tidak berlaku lagi.
Dengan demikian teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai hukum alam yang
terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan antara persetubuhan dan
pembuahan ini, maka bisa muncul banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari
kemajuan ilmu kedokteran di bidang pro-kreasi manusia.
2.
Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.
Ada kemungkinan bahwa benih dari suami-istri tidak bisa dipindahkan ke dalam rahim
sang istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan-alasan lain. Dalam kasus ini, maka
diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk mengandung anak bagi pasangan tadi.
Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan banyak persyaratan untuk melindungi
kepentingan semua pihak yang terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta
imbalan uang yang sangat besar. Suami-istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda,
sehat dan punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya belum ada
ketentuan hukumnya, sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin
mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran, maka pastilah sulit dipecahkan.
3.
Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti bahwa sel
telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan. Itu berarti bahwa
benih yang mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui seorang donor.
Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari
orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma
dari orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau
wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi dengan orang
itu. Ketiga, apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan.
Masih banyak masalah lain lagi yang bisa muncul.
4.
Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank-bank sperma.
Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank-bank tersebut. Bahkan orang
bisa menjual-belikan benih-benih itu dengan harga yang sangat mahal misalnya karena benih
dari seorang pemenang Nobel di bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank
sperma adalah akibat lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah
menyimpannya dan memperdagangkannya seolah-olah benih manusia itu suatu benda
ekonomis.
ii
5. Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non-komersial. Sementara itu bankbank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang menginginkan pembuahan
artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan
data mutu intelektual dari pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak
diberitahukan kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.
C. Bayi Tabung dalam Pandangan Islam
Masalah bayi tabung (Athfaalul Anaabib) ini menurut pandangan Islam termasuk
masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik di dalam AlQur’an dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Oleh karena itu, dalam
menyelesaikan masalah ini hendak dikaji menurut Hukum Islam dengan menggunakan
metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad (mujtahidin), agar dapat
ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
merupakan sumber pokok hukum Islam. Namun, kajian masalah mengenai bayi tabung ini
sebaiknya menggunakan pendekatan multi disipliner oleh para ulama dan cendikiawan
muslim dari berbagai disiplin ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum
yang benar-benar proporsional dan mendasar. Misalnya menggunakan ahli kedokteran,
peternakan, biologi, hukum, agama dan etika.
Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air telah menetapkan
fatwa tentang bayi tabung/inseminasi buatan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwany pada tanggal 13 Juni 1979 menetapkan
4 keputusan terkait masalah bayi tabung, diantaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya
mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Asal
keadaan suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan
untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil
memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih
“Hajat (kebutuhan yang sangat penting) diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa.
Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehklan melakukan hal-hal yang terlarang”.
2. Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suamiistri yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena dikemudian
hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan
(khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang
mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini akan menimbulkan
masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan.
ii
6. 4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang sah hal
tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin antar
lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam Forum
Munas di Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang ditetapkan
ulama NU terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya :
1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita tersebut ternyata
bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal itu didasarkan
pada sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak
ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan
dengan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) didalam rahim
perempuan yang tidak halal baginya.”
2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya
tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani Muhtaram adalah mani yang
keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’. Terkait mani yang
dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar
II/113. “Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani)
dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat
atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.”
3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara mengeluarkannya
termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung
menjadi mubah (boleh).
Berikut ini dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk mengharamkan
inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut:
Surat Al-Isra ayat 70 :
“Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Surat At-Tin ayat 4 :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk
yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan
lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia
ii
7. bisa menghormati martabatnya sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia.
Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat
manusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi.
D. Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung
Maslahahnya dari bayi tabung adalah bias membantu pasangan suami istri yang
keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami atau istri
menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur.Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit
atau ejakulasinya terlalu lemah.Namun akibat(mafsadah) dari bayi tabung adalah:
Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin
dan kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal dan
haram dikawini) dan kewarisan.
Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran
sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.
Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam rumah
tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang sangat unik
yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter/mental si anak
dengan bapak ibunya.
Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung
dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak adopsi yang pada
umumnya diketahui asal dan nasabnya.
Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi tabung
lewat ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang
punya benihnya,sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak
dengan ibunya secara alami
Surat Al-Lugman ayat 14
Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor sperma atau ovum menurut hukum
islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi.UU Perkawinan pasal
42 No.1/1974:”Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan yang sah”maka memberikan pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan
donor dapat dipandang sah karena ia terlahir dari perkawinan yang sah.Tetapi inseminasi
buatan dengan sperma atau ovum donor tidak di izinkan karena tidak sesuai dengan
Pancasila,UUD 1945 pasal 29 ayat 1.
Asumsi Menteri Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk kalangan agama
nantinya bias menerima bayi tabung seperti halnya KB.Namun harus diingat bahwa kalangan
agama bias menerima KB karena pemerintah tidak memaksakan alat/cara KB yang
ii
8. bertentangan dengan agama.Contohnya : Sterilisasi,Abortus.Oleh karena itu pemerintah
diharapkan mengizinkan praktek bayi tabung yang tidak bertentangan dengan agama.
E. Hukum-Hukum Tentang Bayi Tabung
Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan (Bayi Tabung):
·
Jika benihnya berasal dari suami istri
Jika benihnya berasal dari suami istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer embrio dan
diimplantasikan ke dalam rahim istri maka anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis
mempunyai status sebagai anak sah (keturunan genetik)dari pasangan tersebut. Akibatnya
memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara yuridis
status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang mempunyai
benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini suami dari
istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sahnya melalui tes golongan
darah atau dengan jalan tes DNA.
·
Jika salah satu benihnya berasal dari donor
Jika suami mandul dan istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer
embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur istri akan dibuahi dengan sperma dari
donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim
istri.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU
No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.
·
Jika semua benihnya dari donor
Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada perkawinan,
tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat dalam perkawinan
maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari pasangan suami istri tersebut karena
dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah.
F. Undang-Undang Bayi Tabung
Salah satu aturan tentang bayi tabung terdapat dalam pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan yang berbunyi:
Ayat 1
Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu
uami istri mendapat keturunan
Ayat 2
Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat
dilaksanakan oleh pasangan suami istri yang sah, dengan ketentuan:
ii
9. 1. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam
rahimistri darimana ovum itu berasal
2 2. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
3. Ada sarana kesehatan tertentu
Ayat 3
Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan diluar cara alami sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditentukan dengan P.P
G. Inseminasi Buatan di Pandang dari Aspek Medis, Legal,Etik dan HAM
Aspek Medis
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang menyinggung
masalah ini. Dalam Undang-Undang No. 23 /1992 tenang Kesehatan, pada pasal 16
disebutkan, hasil pembuahan sperma dan sel telur di luar cara alami dari suami atau istri yang
bersangkutan harus ditanamkan dalam rahim istri dari mana sel telur itu berasal. Hal ini
menjawab pertanyaan tentang kemungkinan dilakukannya pendonoran embrio. Jika mengacu
pada UU No.23/1992 tentang Kesehatan, upaya pendonoran jelas tidak mungkin.
Aspek Legal
Jika salah satu benihnya berasal dari donor Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka
dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel
telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi
pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak
sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami
tidak menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps.
250 KUHPer.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU
No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer Permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan
inseminasi berasal dari orang lain atau orang yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini
belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segera dibentuk peraturan perundangundangan yang secara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer
embrio ini pada manusia mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah
yang dilarang
ii
10. BAB I
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Inseminasi adalah teknik pembuahan (fertilisasi) antara sperma suami dan sel telur isteri
yang masing-masing diambil kemudian disatukan di luar kandungan (in vitro) – sebagai
lawan “di dalam kandungan” (in vivo).
Secara hukum, bayi yang dihasilkan dari inseminasi ini memiliki dua macam yakni
diperbolehkan dengan catatan sperma yang diambil merupakan sperma yang berasal dari
suami istri yang sah, dan ditanam dalam rahim istri tersebut (bukan rahim orang lain) dan
tidak diperbolehkan, jika seperma yang diambil berasal dari laki-laki lain begitu pula dari
wanita lain.
B. Saran:
Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah / Sperma dan Bank Ovum
untuk pembuatan bayi tabung, karena selain bertentangan dengan Pancasila dan
UUD 1945, juga bertentangan dengan norma agama dan moral,serta merendahkan harkat
manusia sejajar dengan hewan yang diinseminasitanpa perlu adanya perkawinan.
ii
11. DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Rahman, Roli. Khamza H. 2007. Menjaga Akidah dan Akhlak. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
2. Fauziyah R.A, lilis. Setyawan, Andi. 2007. Kebenaran Al-qur’an dan hadis. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
3. http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/05/13/pandangan-islam-terhadap-bayitabung/
4. http://keperawatanreligionnovihermawati.wordpress.com/
5. Ibrahim, Tatang. 1994. Fiqih. Bandung: CV. ARMICO.
6. Rahman, Abdul H. Rofiq, Ahmad. 1988. Fiqih. Bandung: CV. ARMICO .
ii
12. KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber dari segala sesuatu yang bersifat mulia.
Sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang Maha Cahaya, penabur cahaya
ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan, sang kekasih tercinta yang tak terbatas
pencahayaan cinta-Nya bagi umat, Allah SWT.
Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan serta
menyampaikan kepada kita semua ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya, serta makin
terus terbukti kebenarannya.
Dengan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan inspirasi kepada kami sehingga makalah yang berjudul
“Pandangan Islam terhadap bayi tabung” ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Dengan penuh kesadaran diri dan kerendahan hati, kami menyadari bahwa hanya
Allah-lah yang memiliki kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang
belum tergali dan belum kita ketahui. Oleh karenanya kami senantiasa mengharapkan kritik
dan saran membangun dari teman-teman dan pembaca sekalian sehingga mampu menjalin
sinergi yang pada akhirnya akan membuat pemikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi
dimasa yang akan datang, bukan hanya untuk Islam namun juga untuk kemajuan umat
manusia.
Raha, November 2013
Penyusun
ii
13. TUGAS : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH
PANDANGAN ISLAM
TERHADAP BAYI TABUNG
OLEH:
NAMA
: WA ODE WAHYUNI
NIM
: 2013.IB.0043
TINGKAT
: I A.
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013
ii
14. DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan proses bayi tabung................................................................................... 3
B. jenis jenis proses bayi tabung........................................................................................... 4
C. bayi tabung dalam pandangan islam............................................................................... 3
D. manfaat dan akibat bayi tabung....................................................................................
7
E. hukum tentang bayi tabung............................................................................................ 8
F. udang-undang bayi tabung................................................................................................. 8
G. inseminasi buatan dari aspek medis.................................................................................. 9
H. Nifas menurut islam........................................................................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................10
3.2 SARAN............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
ii