Dokumen tersebut membahas tentang perlawanan berbagai kerajaan dan daerah di Indonesia terhadap penjajahan asing, khususnya Portugis dan Belanda, antara lain perlawanan Aceh, Ternate, Mataram, Banten, Makassar, Diponegoro, dan Padri. Dokumen ini juga menjelaskan sebab-sebab terjadinya perlawanan tersebut serta hasil perundingan damai antara pemerintahan lokal dengan penjajah.
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.
Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas yang sangat berat itu, Van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang hasil-hasilnya dapat laku di pasaran dunia secara paksa.
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMKDhia Imara
Silahkan akses untuk dijadikan acuan dalam membuat tugas sejarah ya adik-adik. Semoga bermanfaat. Sukses selalu untuk kalian. Semangat belajar gapai berkah dunia akhirat.
Menceritakan Sejarah tentang perlawanan kerajaan Goa terhadap VOC. VOC ingin menguasai Goa karena letaknya yang strategis untuk pelabuhan perdagangan pada masa itu.
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri maupun di Indonesia sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.
Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas yang sangat berat itu, Van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang hasil-hasilnya dapat laku di pasaran dunia secara paksa.
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMKDhia Imara
Silahkan akses untuk dijadikan acuan dalam membuat tugas sejarah ya adik-adik. Semoga bermanfaat. Sukses selalu untuk kalian. Semangat belajar gapai berkah dunia akhirat.
Menceritakan Sejarah tentang perlawanan kerajaan Goa terhadap VOC. VOC ingin menguasai Goa karena letaknya yang strategis untuk pelabuhan perdagangan pada masa itu.
Materi Fisika SMP kelas 7 meliputi bab Besaran dan pengukuran, Asam basa Garam, Unsur senyawa dan Campuran, Zat dan Karateristiknya, Pemuaian Zat, Kalor, Perubahan Fisika dan Kimia, Gerak
dapat di download di http://pakgurufisika.blogspot.com
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Dikki Wahyu Afandi E.D
kejahatan dan kerakusah VOc menimbulkan banyak masa baru dan melahirkan banyak hatters, khususnya banyak kerajaan Islam yang merasa dirugikan karen politik adu domba yang mereka lakukan serta terjadi banyak perlawanan setelahnya
1. IPS SEJARAH
PENGARUH KOLONIALISME DAN
IMPERALISME DI INDONESIA
Kelompok 1:
Amar Makrifah Saefudin (02)
Dindha Aulia Rachmaa (14)
Fajar Vila Fadhila (17)
Laila Amalia Fadhilah (23)
Rodli Nazal Akhsan (33)
Kelas VIII D
Tapel 2011/2012
2. 1) Perlawanan di Aceh terhadap Portugis
Keberhasilan Aceh untuk memperhatankan diri dari
ancaman Portugis disebabkan:
a. Aceh berhasil bersekutu dengan Turki, Persia, dan India.
b. Aceh memperoleh bantuan kapal, prajurit, dan makanan dari pedagang muslim
di Pulau Jawa.
c. Kapal Aceh dilengkapi persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh.
Di antara raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan adalah:
a. Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528)
b. Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568)
c. Sultan Iskandar Muda (1607–1636)
3. 2) Ternate melawan Portugis
Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini:
a) Portugis melakukan monopoli perdagangan.
b) Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
c) Portugis ingin menyebarkan agama Katholik, yang berarti bertentangan dengan
agama yang telah dianut oleh rakyat Ternate.
d) Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka.
e) Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
f) Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.
4. 1) Perlawanan Mataram (Perlawanan Sultan Agung)
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung
(1613–1645). Cita-cita Sultan Agung adalah menyatukan kerajaan-kerajaan Jawa di
bawah pimpinan Mataram.
Adapun sebab-sebab Mataram menyerang Batavia adalah:
(1) Mengusir Belanda dari tanah air Indonesia.
(2) Belanda sering merintangi perdagangan Mataram di Malaka.
(3) Belanda melaksanakan monopoli perdagangan.
Pada saat perlawanan Mangkubumi, terjadi kesepakatan damai dengan Belanda dengan
ditandatanganinya Perjanjian Giyanti (1755) yang isinya:
(1) Mataram dibagi menjadi dua yaitu Mataram Barat (Jogja) dan Mataram Timur
(Surakarta).
(2) Mangkubumi berkuasa di Mataram Barat dan Paku Buwono berkuasa di Mataram
Timur (Surakarta).
5. 2) Banten melawan VOC
VOC dalam menghadapi Sultan Ageng Tirtayasa menggunakan
politik devide et impera, yaitu mengadu domba antara Sultan
Ageng Tirtayasa dengan putranya yang bernama Sultan Haji
yang dibantu oleh VOC.
Setelah pertempuran selesai, Sultan Haji melakukan
perundingan dengan VOC yang isinya:
a) Sultan Haji harus mengganti biaya perang.
b) Banten harus mengakui di bawah kekuasaan VOC.
c) Kecuali VOC, pedagang lain dilarang berdagang di Banten.
d) Kepulauan Maluku tertutup bagi pedagang Banten.
6. 3) Makassar melawan VOC
Dalam perang tahun 1667 VOC melaksanakan politik devide et impera, yaitu
mengadu domba antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka (Raja Bone).
Akhirnya, pada waktu itu Sultan Hasanudin dipaksa menandatangani perjanjian
Bongaya (1667) yang isinya:
a) Makassar mengakui kekuasaan VOC.
b) VOC memegang monopoli perdagangan di Makassar.
c) Aru Palaka dijadikan Raja Bone.
d) Makassar harus melepaskan Bugis dan Bone.
e) Makassar harus membayar biaya perang VOC.
Karena kegigihannya melawan VOC, Sultan Hasanuddin
dijuluki “Ayam Jantan dari Timur”.
7. 4) Perlawanan Diponegoro (1825–1830)
Sebab-sebab umum Perang Diponegoro:
a) Penderitaan rakyat sangat berat karena adanya bermacam macam pajak.
b) Raja dan kalangan istana benci kepada Belanda karena wilayah
Mataram makin dipersempit.
c) Ulama kecewa karena peradaban Barat mulai memasuki kalangan Islam.
d) Bangsawan kecewa karena tidak boleh menyewakan tanahnya.
e) Belanda ikut campur dalam urusan pemerintahan.
Adapun sebab-sebab khusus perang Diponegoro adalah
rencana pembuatan jalan yang melintasi tanah makam leluhur
pengeran Diponegoro tidak meminta ijin terlebih dahulu kepada
Pangeran Diponegoro.
8. Belanda menggunakan siasat benteng stelsel dalam melumpuhkan
perlawanan Pangeran Diponegoro. Tujuan dari sistem
benteng stelsel adalah:
a) Mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro.
b) Memecah belah pasukan Diponegoro.
c) Mencegah masuknya bantuan untuk pasukan Diponegoro.
d) Bagi Belanda sendiri dapat memperlancar hubungan antara
Belanda jika mendapat serangan dari pasukan Diponegoro.
e) Memperlemah pasukan Diponegoro.
Pada tahun 1830 Belanda mengadakan tipu
muslihat dengan mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding.
Dalam perundingan itu Pangeran Diponegoro ditangkap.
9. 5) Perang Padri (1821–1837)
Sebab umum terjadinya perang Padri adalah
a) Pertentangan antara kaum Padri dan kaum adat.
b) Belanda membantu kaum adat.
Perang yang terjadi dapat dibagi menjadi dua tahap.
a) Tahap pertama (1821–1825)
b) Tahap kedua (1830–1837)
Mula-mula kaum Padri mendapat banyak kemenangan. Pada tahun 1834 Belanda
mengerahkan pasukan untuk menggempur pusat pertahanan kaum Padri di Bonjol.
Pada tanggal 25 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol tertangkap, kemudian
diasingkan di Minahasa sampai wafatnya. Dengan menyerahnya Imam Bonjol
bukan berarti perang selesai, perang tetap berlanjut walaupun tidak lagi
mengganggu usaha Belanda untuk menguasai Minangkabau.
10. 1) Perlawanan Aceh (1873–1904).
2) Perlawanan Pattimura.
3) Perlawanan Bali/puputan margarana (1846–1849).
4) Perlawanan di Batak (Tapanuli) dipimpin Sisingamangaraja XII pada tahun
1878–1907.
5) Perlawanan di Lampung dilakukan oleh Raden Intan I (1826) dan Imba Kusuma.
(1832), serta Raden Intan II (1834).
6) Perlawanan di Palembang tahun 1819–1825 dipimpin oleh Sultan Najamudin
dan Sultan Badarudin.
7) Perlawanan di Bone di bawah pimpinan Raja Bone Supa dan Ternate.