RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
Ips
1. KEDUDUKAN EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DAN
PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD
Dosen Pengampu: Tri Astuti,S.Pd, M,Pd.
Di Susun Oleh : Kelompok 10
1. Rizki Amalia (1401412066)
2. Ani Budiarti (1401412173)
3. Nurul Nisa (1401412373)
4. Sarah Hesti Afianti (1401412502)
Rombel: 4A
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
2. A. Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran IPS
Evaluasi sebagai suatu istilah teknis dalam dunia pendidikan yang
dapat dikatakan merupakan suatu fenomena baru.Usaha evaluasi yang
sistematis seperti yang dikembangkan pada saat ini belum berlangsung
lama,kegiatan sistematis untuk evaluasi belum berusia satu abad penuh,
ketika usaha tersebut pertama kali dilakukan oleh Rice pada akhir abad ke-
19.Pada waktu itu Rice melakukan penelitian mengenai hasil belajar
peserta didik menurut model yang dikenal seperti saat ini.
Istilah evaluasi menjadi lebih popular setelah belahan kedua abad
ke-20.Tayler pada mulanya masih menggunakan istilah pengukuran
(Measurenment) kemudian menggunakan istilah evaluasi.Sejak itulah
istilah evaluasi menguasai buku-buku teks pendidikan.Sejalan dengan
popularitas pemakaian istilah evaluasi berkembang pula bermacam
pengertian yang dianut setiap penulis dan itu bertentangan dengan
lainnya.(Renzulli, 197:49;Jeankins, 1976:6)/
Menurut Stake bahwa Evaluasi adalah pengkajian terhadap nilai
setiap program pengajaran.Pengkajian tersebut sangat tergantung dari
penilaian langsung, tes yang objektif, dan atas pertimbangan yang
subjektif.
Jadi menurut Stake dalam suatu kegiatan penilaian langsung
dilakukan oleh orang yang mengadakan evaluasi,persyaratan ini
penting untuk menjamin agar data yang diperoleh benar-benar berasal dari
sumber yang dimaksud,Selain itu Stake juga mensyaratkan agar suatu
evaluasi didasarkan atas data yang diperoleh dari tes tersebut bersifat
objektif.Persyaratan ketiga ialah adanya pertimbangan subjektif
(tertentu),secara sepintas,kriteria ketiga dan kedua dari Stake ini
bertentangan, tetapi sebetulnya tidak.Kriteria kedua berhubungan dengan
data yang dikumpulkan sedangkan kriteria yang ketiga berkenaan dengan
penentuan nilai terhadap data objektif yang dikumpulkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Evaluasi atau penilaian adalah suatu
proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi
3. suatu program, Jadi pada dasarnya yang dinilai adalah program, yaitu
suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, lengkap dengan
tujuan dari kegiatan tersebut dan aspek yang dinilai dari program itu ada
dua macam, yaitu tingkat keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan
program.
Pada program yang berkelanjutan dan berulang-ulang dalam
pelaksanaan sangat dibutuhkan adanya evaluasi sehingga dapat diketahui
efisien atau tidak program tersebut.Selain itu, adanya evaluasi dapat
diketahui apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.Setiap program
mempunyai tujuan yang telah ditetapkan,oleh karena itu kegunaan utama
dari evaluasi adalah untuk pengambilan keputusan dan
pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Dalam suatu proses belajar mengajar, yang melaksanakan evaluasi
adalah guru, yaitu orang yang merencanakan dana melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.Guru sebagai figure yang selalu berinteraksi dengan
murid memerlukan evaluasi formatif secara teratur agar dapat
memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar mengajar yang
dilaksanakan.Selain itu, gurulah yang paling menghayati permasalahan
yang dihadapi oleh murid-muridnya sehingga dapat mencari upaya cara
menanganinya.
Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi,yaitu :
1. Pengukuran
2. Penilaian atau tes
3. Pengambilan keputusan
I. Pengukuran
Menurut Popham (1975) dalam bukunya yang berjudul “Education
Evaluation” pada halaman 9 dari buku tersebut tertulis bahwa
pengukuran dalam pendidikan hanyalah sekedar penentuan derajat
yang dipunyai seseorang mengenai suatu cirri tertentu.Pada
hakikatnya pengukuran ialah penetuan kedudukan.Evaluasi adalah
penetuan nilai/harga.Jadi dapat disimpulkan dari perkataan Phopam
4. tersebut,pertama adalah jelas bahwa pengukuran hanya
membicarakan masalah kedudukan seseorang yang sedang
dikaji.Bagaimanakah kedudukannya dikelas berdasarkan hasil
pengukuran yang dilakukan.Apakah ia berada di tingkat
teratas, menengah, bawah dan sebagainya.
Hal kedua yang dapat kita peroleh dari pernyataan Phopam ialah
bahwa pengukuran berhubungan dengan angka.Pengertian angka di
sini bukanlah pengertian harfiah.Jadi tidak selalu dalam arti angka
1,2, 3 dan seterusnya seperti yang secara tradisional kita kenal.Juga
pengertian angka apabila kita mempergunakan huruf A,B,C dan
seterusnya.
Jadi dari keterangan yang diberikan oleh Popham tersebut bahwa
terdapat perbedaan antara evaluasi dan pengukuran.Walaupun tidak
selalu perlu tetapi kegiatan evaluasi melengkapi kegiatan
pengukuran artinya seorang guru baru melakukan pemberian
angka kepada peserta didik maka guru tersebut baru
melakukan kegiatan pengukuran dan belum melakukan
kegiatan evaluasi tetapi jika guru kemudian memberikan arti
lebih lanjut terhadap angka yang diberikan dalam arti harga
dari angka tersebut barulah guru tersebut dikatakan telah
melakukan pekerjaan evaluasi secara lengkap.
II. Tes
Untuk mengukur prestasi belajar diperlukan alat ukur yang disebut
tes.Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa,dalam tes prestasi belajar yang hendak diukur adalah tingkat
kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran yang telah
diajarkan oleh guru.
Syarat-syarat tes yang baik,yaitu:
tes yang baik mempunyai beberapa syarat-syarat penting sebagai
berikut :
5. a. Harus valid (sahih) atau hanya mengukur apa yang hendak
diukur.Tes untuk bidang studi IPS, setiap butir soalnya harus
mengukur hanya pengetahuan IPS saja,namun kadang-kadang
tidak semua soal yang ada hanya mengukur pengetahuan
IPS.Ada beberapa soal yang sebetulnya mengukur pengetahuan
agama atau bahasa.Jika ada tes yang mengukur lebih dari satu
aspek (misalnya, IPS, agama, dan bahasa) maka tes yang
demikian disebut tes yang kurang valid (kurang sahih)
b. Harus Andal (reliable), keandalan, dalam hal ini meliputi
kecermatan atau ketepatan dan keajegan dari hasil pengukuran
yang dilakukan.Sebuah tes dengan jumlah butir soal yang
mempunyai tingkat kesukaran sedang tentu akan member
informasi yang teliti, dibandingkan tes yang yang soalnya
sedikit dan tingkat kesukarannya rendah (mudah) atau berat
sukar (diluar target).Dengan kata lain, soal-soal sebuah tes
tidak boleh terlalu jauh diatas atau di bawah kemampuan siswa
dan tingkat kesukaran butir-butir soal sebaiknya homogen,
tidak terlalu mudah atau terlalu sukar.
III. Pengambilan Keputusan atau kebijaksanaan.
Ialah suatu tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga
berdasarkan data atau informasi yang telah diperoleh, atas dasar
pengukuran dan penilaian.
B. Evaluasi dan Pencapaian Tujuan Pembelajaran IPS
1. Identifikasi Tujuan
Identifikasi tujuan adalah kegiatan yang dilakukan untuk dapat
menentukan mana yang dimaksud dengan tujuan dan mana yang bukan.
Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan dari setiap
pendidikan di Indonesia, maka setiap tujuan pendidikan yang lebih rendah
harus mengacu kepada tujuna pendidikan nasional tersebut.
6. Tujuan pendidikan nasional dijabarkan menjadi tujuan pendidikan yang
lebih rendah tingkatannya dan lebih kecil ruang lingkupnya yang dinamakan
tujuan institusional. Tujuan institusional dijadikan landasan bagi
pengembangan kurikulum untuk mengembangkan tujuan yang lebih rendah
lagi tingkatannya dan lebih spesifik ruang lingkupnya, yaitu :
a. Tujuan kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang hendak dicapai oleh program
kurikulum tertentu. Tujuan kurikuler mempunyai tiga aspek utama yaitu aspek
perilaku, aspek isi dan aspek peserta didik.
b. Tujuan instruksional umum (TIU)
Tujuan instruksional umum merupakan tujuan yang hendak dicapai dari
suatu pokok bahasan tertentu. Tujuan instruksional dikatakan umum karena pokok
bahasan yang mejadi beban dalam tujuan ini masih bersifat umum dan belum siap
untuk keperluan kegiatan pengajaran di kelas. Aspek isi TIU ruang lingkupnya
lebih kecil dari aspek isi tujuan kurikuler. Aspek isi TIU melahirkan pokok
bahasan yang materi bahasannya masih sangat luas dan harus diuraikan lebih
lanjut untuk kegiatan belajar mengajar.(TPU merupakan penjabaran dari tujuan
kurikuler, artinya tujuan pembelajaran umum merupakan operasional dari tujuan
kurikuler).
c. Tujuan instruksional khusus
Tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan tingkatan tujuan yang
terendah dalam urutan heirarki tujuan.
1) Tujuan ini langsung berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu
kegiatan belajar mengajar
2) Tujuan ini adalah tujuan yang langsung diukur oleh suatu kegiatan evaluasi
3) Tujuan ini merupakan tujuan yang dijadikan landasan untuk dapat menentukan
apakah tujuan di atasnya telah tercapai atau tidak
4) Tujuan ini adalah yang harus dikembangkan oleh guru untuk kegiatan yang akan
dikembangkannya.
7. Keempat alasan tersebut memberikan kedudukan yang istimewa bagi TIK
dilihat dai evaluasi. Apabila rumusan TIK dilakukan secara tepat kegiatan
evaluasi menjadi lebih mudah.
Tujuan instruksional khusus juga memiliki aspek siswa, perilaku dan isi
dalam rumusannya. Aspek isi TIK dikembangkan dari aspek isi tujuan
instruksional umum dan pernyataan isi yang tercantum dalam pokok bahasan
(GBPP).
Aspek perilaku untuk TIK harus memperhatikan persyaratan pada
taksonomi tujuan pendidikan. Untuk IPS persyaratannya yang utama pada tujuan
ranah kognitif yaitu :
Bahwa karakteristik setiap jenjang kognitif dan perbedaan yang ada diantara setiap
jenjang tersebut betul-betul perlu dipahami
Penggunaan kata kerja yang terukur dan operasional
Suatu rumusan TIK ialah bahasa yang digunakan hendaknya bahasa yang sederhana
dan tidak mengandung berbagai penafsiran.
2. Hubungan Tujuan Instruksional Khusus dengan Soal
Soal yang dibuat untuk keperluan evaluasi belajar sangat berhubungan erat
dengan instruksional khusus yang dikembangkan. Artinya evaluasi langsung
menentukan apakah TIK yang kita kembangkan telah tercapai atau tidak.
Bentuk-Bentuk Evaluasi dalam Pengajaran IPS
1. Tes Bentuk Isian
1) Wujudnya
Terdapat kekosongan dalam butir soal perlu diisi. Siswa diminta mencari
sendiri bagian yang dapat melengkapi kekosongan itu.
2) Ragamnya (jenisnya)
a. Isian dan melengkapi
Ragam ini mempunyai ciri-ciri antara lain :
Berupa pertanyaan tak lengkap
Adanya ruangan / tempat untuk mengisi pertanyaan itu
b. Pertanyaan
8. Ragam ini diakhiri dengan tanda tanya, siswa diminta menuliskan
jawabanny dalam ruang yang tersedia secukupnya.
c. Identifikasi atau asosiasi
Ragam ini menghendaki jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dengan selalu menghubungkan dengan pertanyaan
pokok.
3) Keberatan terhadap bentuk isian
a. Sukar membuat soal yang mampu mengukur jenjang kemampuan
yang lebih tinggi dari pengingatan
b. Jawabannya sukar dipastikan sebagai satu-satunya jawaban, dengan
demikian kunci jawabannya pun sangat sukar ditentukan
c. Skornya memakan waktu lama
d. Skornya kurang terandalkan
e. Faktor subjektivitas iktu berpengaruh dalam penilaian, jadi tidak
objektif lagi.
2 Bentuk Pilihan Alternatif
Bentuk pilihan alternatif ditandai butiran soal yang diikuti oleh dua penilaian, dan
siswa diminta memilih salah satu dari padanya yang merupakan penilaian sendiri.
Beberapa ragam pilihan aternatif :
i. Ragam benar – salah
Ragam ini berupa pernyataan yang akan dinilai sebagai “benar” atau
“salah”.
ii. Ragam betul – salah
Ragam ini terdiri dari sebuah kalimat, perhitungan atau ungkapan lain
yang harus dinilai betul atau salah, tergantung pada tepat tidaknya
tulisannya atau tata bahasanya.
iii. Ragam ya – tidak
Ragam ini terdiri dari pertanyaan langsung yang harus dijawab dengan ya
atau tidak. Bentuk ini mempunyai kesamaan dengan bentuk Benar – Salah.
9. Perbedaannya hanya terletak pada jawabannya yaitu pada ragam Benar –
Salah, jawabannya adalah Benar atau Salah, sedangkan ragam ini
jawabannya adalah Ya atau Tidak.
iv. Ragam kelompok
Ragam ini terdiri dari satu item yang tidak lengkap dengan beberapa isian
sebagai pelengkap, yang masing-masingnya harus isian sebagai pelengkap,
yang masing-masingnya harus dinilai benar atau salah.
v. Ragam pembetulan
Dalam ragam ini siswa diminta untuk membetulkan setiap kesalahan
dalam soal-soal dengan jalan mengganti bagian yang digaris bawah
dengan yang benar.
3. Bentuk Menjodokan
Terdiri dari serangkaian premis, serangkaian jawaban, dan petunjuk menjodohkan
premis dengan jawaban-jawaban tersebut.
a. Wujudnya
Terdiri dari serangkaian premis, serangkaian jawaban, dan petunjuk
menjodohkan premis dengan jawaban-jawaban tersebut
b. Sistem penomoran
Tergantung pada sistem menjawab yaitu :
Di lembar jawaban atau
Langsung dalam buku soal
Apabila item “di lembar jawaban” yang dipakai maka baik premis maupun
jawaban diberi nomor atau tanda yang membedakan premis yang diberi
nomor sedangkan jawaban tidak. Di depan jawaban ada ruang untuk
menuliskan nomor jodohnya.
c. Sistem penjodohan
Ada dua sistem yaitu :
Penjodohan sempurna
Penjodohan tidak sempurna
Dalam sistem penjodohan sempurna, tiap satu butir dalam premis memiliki
satu jawaban sebagai jodohnya. Sedangkan dalam sistem penjodohan tidak
10. sempurna terdapat dua atau lebih butir dalam premis yang bersama
mempunyai satu pasangan (jodoh).
4. Pilihan Ganda
A. Wujud tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda terdiri dari :
o Item atau pokok soal
Berbentuk : a. Pertanyaan pengantar
b. Pernyataan tak lengkap
B. Jawaban-jawaban
Berbentuk : a. jawaban yang diusulkan
b. Pengisian / pelengkap pernyataan
Jawaban terdiri dari :
a. Kunci, yaitu jawaban atau jawaban-jawaban yang benar, dan
b. Distractor atau pengecoh, yaitu jawaban yang tidak benar atau yang
menyesatkan
Kunci dan distractor option dengan bentuk pilihan ganda :
a. Aspek yang lebih tinggi dapat diukur
b. Kemungkinan benar karena tebakan lebih kecil
c. Ragam variasi / bentuk dapat dibuat banyak
d. Jawaban tidak harus mutlak benar, tetapi dapat berupa yang paling
benar atau dapat pula mengandung beberapa jawaban yang memang
benar semuanya.
C. Beberapa kritik terhadap bentuk tes objektif pilihan ganda dan b-S
1. Ragam jawaban yang benar
Salah satu dari kemungkinan itu mutlak benar, sementara yang lainnya
mutlak salah.
2. Ragam jawaban yang paling benar (palin baik)
Kemungkinan jawabannya benar dengan tingkat kebenaran yang
berbeda. Yang paling tinggi tingkat kebenaranya itulah yang paling
benar.
3. Ragam banyak jawaban
11. Soal memiliki beberapa jawaban yang benar.
4. Ragam pernyataan tak lengkap (melengkapi pernyataan)
Ragam ini sering digunakan,dibandingkan bentuk pertanyaan.
5. Ragam negatif (perkecualian)
Ragam ini biasanya dipakai untuk bahan-bahan yang jawaban
benarnya ada beberapa yang sama bobotnya, maka jawaban yang
nampak “distractor” justru menjadi kunci dalam soal itu. Jawaban itu
dapat berupa “yang salah sama sekali” atau yang benar tapi dengan
bobot yang sangat kurang dibanding dengan yang lainnya.
6. Ragam jawaban terpadu
Ragam ini sama dengan ragam no.3, apabila menggunakan metode
penilaian (skoring) satu soal satu nilai.
A. Jika nomor 1,2,3 benar
B. Jika nomor 1 dan 3 benar
C. Jika hanya nomor 4 yang benar
D. Jika semuanya benar
Ragam ini mempunyai beberapa versi :
a) Bentuk urutan, misalnya :
Urutan kronologis suatu peristiwa
Urutan rank
Urutan berat jenis zat dan sebagainya
b) Bentuk organisasi bagian
Biasanya terdapat pada bahasan, yakni mengatur urutan
kalimat menjadi satu keseluruhan yang logis. Pada bentuk ini
nampak kekurangan dalam pemberian nilai karena hanya satu
nilai untuk tiap soal.
D. Menurut wujud soalnya :
I. Bentuk melengkapi X pilihan
Pernyataan dalam pokok soal tidak lengkap. Untuk melengkapinya
disediakan beberapa kemungkinan bagian.
II. Bentuk analisis hubungan antar – hal
12. Pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang terlebih dahulu harus
dinilai betul atau salah. Kalau ternyata keduanya batul, barulah diteliti
dan tidaknya hubungan sebab – akibat di dalamnya.
III. Bentuk melengkapi ganda
Pertanyaan dalam bentuk ini tidak lengkap. Kelengkapannya
memiliki beberapa unsur yang penempatannya terpisah menurut
peraturan/ketentuan yan telah ditetapkan sebelumnya.
IV. Bentuk pemakaian, gambar dan grafik
Pokok soal terdiri dari diagram, gambar atau grafik yang dijabarkan
beberapa soal. Jawaban soal-soal tersebut harus dicari dalam diagram,
gambar atau grafik itu.
V. Analisis data
Pokok soal berupa suatu masalah (kasus) yang ingin dicarikan
penyelesaiannya /jawabannya.
13. DAFTAR PUSTAKA
Sardiyo, Sugandi Didih, Ischak.2007.Pendidikan IPS SD.Jakarta:Universitas
Terbuka
Soewarso. 2013. Pendidikan IPS. Salatiga : Widya Sari Press