SlideShare a Scribd company logo
Herawati suryanegara Page 1
EVALUASI PENDIDIKAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation, dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai penilaian. Dibawah ini terdapat beberapa
pengertian evaluasi pendidikan :
ī‚§ Evaluasi Pendidikan menurut Wikipedia The free Encyclopedia ,
Educational Evaluation is the evaluation process of characterizing and
appraising some aspects of an educational process.
Evaluasi pendidikan adalah proses mengevaluasi karakteristik dan menilai
beberapa aspek dari sebuah proses pendidikan. Dalam hal ini, evaluasi
pendidikan merupakan kegiatan professional yang perlu dilakukan oleh
pendidik bila berniat untuk meninjau dan meningkatkan pembelajaran,
ī‚§ Evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Ralph
Tyler dalam Arikunto ( 2007:3) menyatakan bahwa evaluasi merupakan
sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam
hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Cronbach dan
Stuffebean mengemukakan definisi yang lebih luas lagi yaitu, proses
evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi
digunakan untuk membuat keputusan.
ī‚§ Trianto (2010 : 252-254) ,menyatakan bahwa penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Tujuannya adalah mengukur
seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat
dihayati, diamalkan /direapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Herawati suryanegara Page 2
ī‚§ Menurut Permendiknas No. 66 th 2013 tentang Standar Penilaian
pendidikan menyatakan bahwa Penilaian Pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Prinsif penilaian meliputi :
ī‚§ Shahih
ī‚§ Objektif
ī‚§ Ekonomis
ī‚§ Transparan
ī‚§ Akuntabel
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
yang berdasarkan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM ditentukan
oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan :
ī‚§ Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)
ī‚§ Kompleksitas (identifikasi indicator; tingkat kesukaran dan kemudahan materi
ajar)
ī‚§ Kemampuan daya pendukung ; termasuk didalamnya sarana dan prasarana
sekolah.
Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti remedial.
B. Perkembangan konsep dan lingkup Sasaran Evaluasi/Penilaian
Keadaan konsep dan lingkup sasaran penilaian menurut Nana Sudjana dan
Ibrahim (2009:213-215),terbagi dalam masa :
ī‚§ Masa sebelum th.1930.
Kegiatan pengukuran dan penilaian sangat bersifat kuantitatif dan lebih
banyak diarahkan untuk memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam
bidang pendidikan , berbagai alat uji /tes diarahkan untuk mmengungkapkan
informasi tentang perbedaan individual antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya dalam setiap bidang studi. Dalam situasi ini hubungan antara
penilaian /pengukuran dan kurikulum sekolah hampir tidak ada. Hasil
Herawati suryanegara Page 3
pengukuran hanya mengungkap informasi tentang perbedaan-perbedaan
individual dan bukan tentang kualitas kurikulum atau system pendidikan.
ī‚§ Keadaan antara 1930 -1960
Pada masa ini mulai tumbuh kebutuhan untuk menghubungkan kegiatan
penilaian dengan upaya perbaikan kurikulum/system pendidikan. Ralph
W.Tyler adalah salah satu tokoh yang menghubungkan antara penilaian dan
perbaikan kurikulum. Menurut Tyler penilaian harus dilakukan sebelum dan
sesudah suatu system pendidikan dilaksanakan sehingga dapat dilihat ada
tidaknya perubahan perilaku yang terjadi. Dari kadar perubahan tingkah laku
dapat dilihat efektivitas sebuah system pendidikan dan bagian mana yang
perlu diperbaiki. Penilaian cenderung menggunakan patokan mutlak yang
disebut criterion-referended.
ī‚§ Perkembangan setelah th 1960
Pada masa kini penilaian diperlukan untuk mengetahui :
- Sejauh mana tujuan pendidikan berhasil dicapai
- Bagian mana dari kurikulum yang masih lemah, factor-faktor apa yang
menyebabkan dan bagaimana cara memperbaikinya
- Apakah kurikulum baru yang dikembangkan tersebut lebih unggul dari
kurikulum yang ada ditinjau dari berbagai segi.
C. Sasaran, Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2007:4-5) sasaran evaluasi unsur-unsurnya terdiri
dari :
ī‚§ Input
Input dapat berupa,kemampuan, kepribadian, sikap, dan intelegensi
ī‚§ Transformasi
Dalam transformasi terdapat unsure-unsur, Kurikulum/materi, metode
dan cara penilaian, sarana pendidikan/media, system administrasi,
guru, dan personel lainnya
ī‚§ Out put
Herawati suryanegara Page 4
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pencapaian prestasi belajar mereka selama
mengikuti program. Alat untuk mengukur pencapaian ini disebut
achievement test
Selanjutnya, umpan balik diperlukan untuk melihat hasil belajar siswa lebih
lanjut , yaitu evaluasi terhadap lulusan setelah terjun ke masyarakat. Apabila
input kita ibaratkan sebagai bahan mentah yang berupa para calon peserta
didik, maka evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal mereka.
Selanjutnya, out put bila kita ibaratkan sebagai bahan jadi, maka dapat kita
maksudkan sebagai para peserta didik hasil lulusan sekolah yang bersangkutan
yang merupakan hasil dari sebuah transformasi.Untuk dapat menentukan
apakah seseorang dapat lulus atau tidak, maka perlu diadakan kegiatan
penilaian sebagai penyaring kualitas.
Transformasi itu sendiri adalah mesin yang bertugas mengolah bahan mentah
menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud
dengan transformasi. Sekolah terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan
berhasil atau gagalnya sebagai transformasi. Unsur-unsur penentu berhasil
atau gagalnya sekolah sebagai transformasi adalah :
ī‚§ Siswa itu sendiri
ī‚§ Guru dan personal lainnya
ī‚§ Bahan pelajaran
ī‚§ Metode mengajar dan system evaluasi
ī‚§ Sarana penunjang
ī‚§ System administrasi
Selanjutnya Suharsimi (2007-10-11)mengungkapkan tujuan dan fungsi evaluasi
adalah sebaga berikut :
1. Penilaian berfungsi selektif
Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan seleksi terhadap
siswanya unberbagai tujuan, antara lain :
ī‚§ Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
ī‚§ Memilih siswa yang dapat naik kelas atau tidak
Herawati suryanegara Page 5
ī‚§ Memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
ī‚§ Memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah
2. Penilaian berfungsi diagnostic
Dengan mengadakan penilaian, guru dapat mengetahui kelemahan siswa
dan mengetahui sebab kelemahan tersebut. Dengan mengadakan penilaian
maka mempermudah mencari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Hasil penilaian dapat digunakan untuk menentukan dengan pasti di kelompok
mana seorang siswa harus digunakan. Sekelompok siswa yang mempunyai
hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.
Sudjana (1989) mengungkapkan 4 prinsif evaluasi pendidikan, yaitu
o Evaluasi hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas
yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian,dan interpretasi hasil
penelitian
o Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
belajar mengajar
o Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam menggambarkan prestasi
dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus
menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif.
o Penilaian hasil belajar harus diikuti dengan tindak lanjut.
D. Pengertian Evaluasi Kuantitatif dan Evaluasi Kualitatif
Berikut ini adalah pengertian dari Evaluasi Kuantitatif :
ī‚§ Evaluasi kuantitatif menekankan paradigma bahwa suatu
variable/gejala dapat digambarkan secara teoritik.
Herawati suryanegara Page 6
ī‚§ Hasil dari evaluasi kuantitatif dapat berupa angka-angka hasil
pengukuran. Bahwa pendekatan kuantitatif adalah proses pengukuran
yang objektif yang menggunakan prosedur formal dan metode yang
fokus pada bidang yang sangat spesifik yaitu perkembangan anak yang
dapat dengan mudah diamati dan dicatat.
ī‚§ Informasi dikumpulkan pada satu waktu, dan hasilnya dapat digunakan
untuk membandingkan kinerja anak dalam grup dan usia yang
sama/sebaya. Hasil ini juga dapat menunjukkan apakah seorang anak
telah menguasai tujuan khusus yang ditetapkan atau tidak.
ī‚§ Ciri yang menonjol dari evaluasi kuantitatif adalah penggunaan
prosedur kuantitatif untuk mengumpulkan data sebagai konsekuensi
penerapan pemikiran paradigma positivisme. Sehingga model-model
evaluasi kuantitatif yang ada menekankan peran penting metodologi
kuantitatif dan penggunaan tes.
ī‚§ Ciri berikutnya dari model-model kuantitatif adalah tidak digunakannya
pendekatan proses dalam mengembangkan criteria evaluasi.
ī‚§ Prosedur evaluasi kuantitatif meliputi :
- Penentuanmasalahdanpertanyaan evaluasi
- Penentuan variable, jenis data dansumber data
- Penentuanmetodologi
- Pengembangan instrument
- Penentuan proses pengumpulan data
- Pengumpulan data dan proses pengolahan data
Adapun model evaluasi kualitatif selalu menempatkan proses
pelaksanaan kurikulum sebagai focus utama evaluasi. Oleh karena itulah
dimensi kegiatan dan proses lebih mendapatkan perhatian dibandingkan
dimensi lain. Hasil evaluasi kualitatif berupa peringkat, mis.sangat baik, baik,
sedang, kurang, sangat kurang
Said Hamid Hasan (1988 : 83 – 136) mengelompokan model evaluasi
sebagai berikut :
Herawati suryanegara Page 7
ī‚§ Model evaluasi kuantitaif : model Tyler,model teoritik, Tyler and
Maguire,model pendekatan sitem Alkin, model countinence stake, model
CIPP, model ekonomi makro.
ī‚§ Model evaluasi Kualitatif : model Studi Kasus, model Iluminatif, dan model
responsive.
E. Model Evaluasi Kuantitatif
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa evaluasi kuantitatif dapat
menggunakan beberapa model diantaranya :
1. Congruence Model
Penilaian model ini adalah usaha untuk memeriksa kesesuaian
(congruence) antara tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan hasil belajar
yang telah dicapai karena itu dapat kita sebut sebagai model Congruence.
Tyler dalam Nana Sudjana dan Ibrahim (2009 :238-239) hakekat
penilaian dimaksud sebagai kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-
tujuan pendidikan telah dapat dicapai siswa dalam bentuk hasil belajar
yang mereka perlihatkan pada akhir kegiatan pendidikan. Hal ini berarti
bahwa penilaian itu pada dasarnya ingin memperoleh gambaran mengenai
efektivitas dari system pendidikan dalam mencapai tujuan. Mengingat
tujuan pendidikan mencerminkan perubahan-perubahan tingkah laku
peserta didik, maka yang penting dalam proses penilaian adalah
memeriksa sejauh mana perubahan tingkah laku telah terjadi pada peserta
didik. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu diambil sehubungan dengan system pendidikan
dan siswa yang bersangkutan..
Penilaian tingkah laku yang dinilai mencakup aspek cognitive/ilmu
pengetahua, psikomotor/keterampilan dan afektive/sikap. Alat penilaian
yang digunakan berdasarkan pada tujuan mana yang hendak dicapai.,
karena itu penilaian tidak terbatas pada tes terulis saja, berbagai
kemungkinan alat penilaian perlu digunakan.
Model ini dibangun atas dua pemikiran yaitu:
Herawati suryanegara Page 8
ī‚§ Evaluasi ditujukan kepada tingkah laku peserta didik
ī‚§Evaluasi diadakan kepada peserta didik pada awal pembelajaran dan
sesudah melaksanakan pembelajaran (hasil belajar)
Dasar pemikiran tyler ini menjadikan guru harus menentukan pada
awal kegiatan, bahwa dari proses pembelajaran yang dibawakannya
perubahan tingkah laku apa yang ingin dicapainya.dengan demikian guru
biasanya mengadakan pre test dan post test. Karena menekankan adanya
pre test dan post test maka model ini disebut juga model black box (kotak
Hitam).
Menurut Tyler dalam Nana Sudjana dan Ibrahim (2009 : 242) ada 4
langkah pokok yang harus dilakukan adalah :
a. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi
Sehubungan teset diadakan untuk memeriksa sejauh mana tujuan yang
telah dirumuskan telah dapat dicapai, maka perlu masing-masing tujuan
diperjelas rumusannya sehingga memberikan arah yang lebih tegas
didalam proses perencanaan penilaian yang akan dievaluasi.
b. Menetapkan “test situation” yang diperlukan.
Menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan
untuk menunjukan tingkah laku yang berhubungan dengan
tujuan.situasi dapat berbentuk demonstrasi menggunakan media,
memecahkan persoalan secara tertulis, memimpin kegiatan
kelompok,dan sebagainya.
c. Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan
Berdasarkan tujuan dan test situasi yang telah ditetapkan dalam
langkah-langkah sebelumnya, maka ditetapkan dan disusun alat-alat
penilaian yang cocok untuk digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah
laku yang tergambar dalam tujuan tersebut.
d. Menggunakan hasil penelitian
Untuk kepentingan bimbingan siswa maupun untuk perbaikan system.
Herawati suryanegara Page 9
Tindak lanjut dari penilaian ini adalah pemberian bimbingan dapat
berupa remedial untuk peserta didik yang masih dianggap belum
berhasil dan mengadakan pengayaan untuk peserta didik yang
dianggap berhasil mencapai tujuan. Hasil penilaian dapat digunakan
untuk menyempurnakan system bimbingan siswa dan untuk
memberikan informasi kepada fihak-fihak diluar pendidikan mengenai
hasil yang telah dicapai.
2. Educational System Evaluation Model
Ruang lingkup model evaluasi ini lebih luas dari model Tyler.
Tokoh – tokoh penilaian ini antara lain Daniel L. Stuflebeam, Robert E.
Stake dan Malcom M.
Hakekat penilaian ini adalah bahwa keberhasilan dalam mencapai
tujuan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor yang mempengaruhi
konsep penilaian. Penilaian menurut model ini bermaksud
membandingkan performance dari berbagai dimensi system yang
dikembangkan dengan sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai
pada suatu deskripsi dan judgement mengenai system yang dinilai
tersebut.
Model penilaian ini menekankan pentingnya system penilaian yang
menyeluruh terhadap dimensi-dimensi yang berpengaruh terhadap hasil
yang akan dicapai tidak semata pada aspek hasil yang dicapai saja.
Pendekatan yang ditempuh oleh model ini dalam pelaksanaan
evaluasi adalah :
ī‚§ Membandingkan performance setiap dimensi system dengan criteria
intern system itu sendiri
ī‚§ Membandingkan performance setiap dimensi system dengan criteria
ekstern diluar system itu sendiri.
Robert E. Stake dalam Nana Sudjana dan Ibrahim (2009:244-245)
Dalam The Countenance of educational Evaluation, mengemukakan
bahwa from relative judgement as well as from absolute judgement, we
Herawati suryanegara Page 10
obtain an overall or composite rating of merit, a rating to be used in
making an educational dicision. Stake berpandangan bahwa kegiatan
penilaian tidak hanya berakhir pada suatu deskripsi tentang keadaan
dari sesuatu yang dinilainya , melainkan harus sampai pada suatu
judgement mengenai baik-buruk, efektif tidaknya suatu system. Dalam
mengadakan judgement, kita dapat menggunakan standard yang
mutlak yang sudah ditetapkan, ataupun standard relative dalam bentuk
perbandingan dengan system pendidikan yang lain. Hal ini berbeda
tentunya dengan model Tyler yang tidak meninginkan adanya
perbandingan.
Stake membagi objek penilaian atas 3 katagori :
ī‚§ Antecedents
Dimensi ini meliputi sumber/modal/input ; tenaga, keuangan,
karakteristik siswa, dan tujuan yang ingin dicapai
ī‚§ Transactions
Dimensi ini mencakup rencana kegiatan, proses pelaksanaan,
bentuk interaksi anatara guru dan siswa dsb.
ī‚§ Outcomes
Dimensi ini menilai hasil yang dicapai siswa, reaksi guru terhadap
system tersebut dan efek samping dari system yang
bersangkutan.
.
3. Model CIPP
Model CIPP dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam dan rekan pada
tahun 1960. Model ini unik karena memungkinkan evaluator untuk
mengevaluasi program pada tahap yang berbeda yaitu; sebelum program
dimulai untuk membantu evaluator menilai kebutuhan apa yang diperlukan
dan pada akhir program untuk menilai apakah sebuah program telah
berjalan efektif atau tidak.
Dalam Wikipidia The free Encyclopedia, Stufflebeam
mengembangkan model CIPP (singkatan dari 4 dimensi evaluasi) dimana
penilaian atas pendidikan meliputi 4 dimensi evaluasi yaitu:
Herawati suryanegara Page 11
ī‚§ Evaluasi Context
Tujuan utama dari evaluasi context adalah untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan evaluan. Evaluator mengidentifikasi berbagai factor
guru, peserta didik, manajemen, fasilitas kerja, suasana kerja,
peraturan, peran komite sekolah, masyarakat dan factor lain yang
mungkin berpengaruh terhadap kurikulum.
ī‚§ Evaluasi Input
Evaluasi ini penting karena untuk pemberian pertimbangan terhadap
keberhasilan pelaksnaan kurikulum. Evaluator menentukan tingkat
kemanfaatan berbagai factor yang dikaji dalam konteks pelaksanaan
kurikulum. Pertimbangan mengenai ini menjadi dasar bagi evaluator
untuk menentukan apakah perlu ada revisi atau pergantian kurikulum.
ī‚§ Process
Evaluasi proses adalah evaluasi mengenai pelaksanaan dari suatu
inovasi kurikulum. Evaluator mengumpulkan berbagai informasi
mengenai keterlaksanaan implementasi kurikulum, berbagai kekuatan
dan kelemahan proses implementasi. Evaluator harus merekam
berbagai pengaruh variable input terhadap proses.
ī‚§ Product
Adapun tujuan utama dari evaluasi hasil adalah untuk menentukan
sejauh mana kurikulum yang diimplementasikan tersebut telah dapat
memenuhi kebutuhan kelompok yang menggunakannya. Evaluator
mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai hasil belajar,
membandingkannya dengan standard dan mengambil keputusan
mengenai status kurikulum (direvisi, diganti atau dilanjutkan).
Sehubungan dengan dimensi yang dinilai dalam evaluasi model ini, jenis
data yang diperlukan adalah data objektif (skor hasil tes) juga data subjektif
atau judgemental data (pandangan para guru, reaksi para siswa dll). Model
CIPP mencoba menghubungkan program evaluasi dengan pengambilan
keputusan. Hasil evaluasi bertujuan untuk memberikan analisa dan dasar yang
rasional untuk diambilnya sebuah keputusan.
Herawati suryanegara Page 12
Ke-empat aspek evaluasi CIPP diatas diatas membantu para pembuat
keputusan untuk menjawab pertanyaan :
o What should we do?
o How should we do it ?
o Are we doing it as planned?
o Did the programme work?
Dengan demikian hasil evaluasi ke-empat dimensi dapat memberikan
arahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, apa yang harus kita lakukan?,
bagaimana cara kita melakukannya? Apakah kita telah melakukan semua yang
telah direncanakan? Dan bagaiman program-program itu telah dilaksanakan.
Dengan demikian para pengambil keputusan akan lebih mampu menetapkan
keputusan, apak program akan dilanjutkan, dimodifikasi, atau dibatalkan sama
sekali.
Model CIPP memungkinkan kita untuk mengajukan pertanyaan formatif
pada awal program , kemudian memberi kita panduan tentang bagaimana untuk
mengevaluasi dampak dari program tersebut dengan memungkinkan kita untuk
mengajukan pertanyaan sumatif pada semua aspek program .
â€ĸ Konteks : Apa yang perlu dilakukan ? Vs. Apakah kebutuhan penting
ditujukan ?
â€ĸ Input : Bagaimana itu dilakukan? Vs. Apakah desain dipertahankan
digunakan ?
â€ĸ Proses : Apakah hal itu dilakukan ? Vs. Apakah desain baik dieksekusi ?
Produk : Apakah berhasil ? Vs. Apakah upaya sukses
F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Evaluasi dapat dilakukan melalui teknik :
o Non test : skala penilaian ( rating scale), kuesioner, daftar cek (check list),
wawancara (interview), pengamatan (observation).
o Teknik test : test sumatif, test formatif , dan test diagnostic.
Sesuai dengan Permendiknas no. 66 th 2013 tentang Standar Penilaian
pendidikan , mekanisme dan prosedur penilaian meliputi :
Herawati suryanegara Page 13
a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan /lembaga
mandiri
b. Penilain hasil belajar dilakukan dalam bentuk :
ī‚§ Penilaian otentik ; dilakukan guru secara berkelanjutan
ī‚§ Penilaian diri : dilakukan peserta didik
ī‚§ Penilaian projek : dilakukan pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
ī‚§ Ulangan harian : dilakukan pendidik
ī‚§ Ulangan tengah semester : dilakukan oleh pendidik dibawah
koordinasi satuan pendidikan
ī‚§ Ujian Tingkat kompetensi : dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
menggunakan kisi-kisi dari pemerintah
ī‚§ Ujian Mutu Tingkat Kompetensi : dilakukan dengan metode survey
oleh pemerintah
ī‚§ Ujian Sekolah : dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai peraturan
perundang-undangan
ī‚§ Ujian nasional : dilakukan oleh pemerintah sesuai perundang-
undangan.
Syarat-syarat penyusunan Evaluasi yang baik harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
ī‚§ Validitas
Sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
akan diukur atau sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Data hasil
evaluasi yang sesuai dengan kenyataan disebut data valid.
ī‚§ Reliabilitas
Berasal dari bahasa Inggris yaitu reliable yang artinya dapat dipercaya/ajeg
yang sifatnya tidak berubah dari waktu ke waktu. Menurut Wikipedia, The
Free Encyclopedia, kehandalan alat pengukuran adalah sejauh mana ukuran
menghasilkan hasil yang sama bila digunakan berulang kali untuk mengukur
hal yang sama. Jika alat ukur tidak dapat diandalkan maka pengukuran
menjadi tidak efektive. Suatu alat evaluasi baik tes maupun non test disebut
Herawati suryanegara Page 14
reliable bila hasilnya relative tetap jika digunakan untuk subjek dengan
karakteristik yang sama secara berulang-ulang.
ī‚§ Objektifitas
Penilaian tidak dipengaruhi unsure pribadi
ī‚§ Praktibilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah :
- Mudah dilaksanakan
- Mudah pemeriksaannya
- Dilengkapi petunjuk yang jelas
- Ekonomis, dimana pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan
biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
ī‚§ Kemampuan membandingkan
Tes yang baik harus mampu membedakan kemampuan anak sesuai dengan
tingkat kepandaian siswa.
Herawati suryanegara Page 15
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
http://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page. (n.d.). Retrieved September 15, 2014
CIPP Model of evaluation. (n.d.). Retrieved September 10, 2014, from Wikipedia
The Free Encyclopedia: http://en.wikipedia.org
Permendiknas no 66 ( 2013) tentantang Standar Penilaian
Quantitative Approach to Evaluation and Assessment. (n.d.). Retrieved
September 12, 2014, from
http://olms1.cte.jhu.edu/olms/output/page.php?id=308
Sudjana, N., & Ibrahim. (2009). Penelitian dan penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar baru Algensindo.
Trianto. (2010). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kharisma Putu Utama.

More Related Content

Similar to EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx

MODUL
MODULMODUL
P19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptx
P19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptxP19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptx
P19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptx
IbnuNizamSoamole1
 
Pengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasiPengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasi
tri_setiawan77
 
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaranNuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaranOperator Warnet Vast Raha
 
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaranNuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaranOperator Warnet Vast Raha
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihanvinaserevina
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Non Formal Education
 
evalusi pendidikan.pptx
evalusi pendidikan.pptxevalusi pendidikan.pptx
evalusi pendidikan.pptx
FirmanMiftakhul
 
Tri nopita sari
Tri nopita sariTri nopita sari
Tri nopita sari
Tri Nopita Sari
 
Format dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaianFormat dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaianRia Dwi Pratiwi
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Rozak Sains'synister
 
Mengenal Asesmen
Mengenal AsesmenMengenal Asesmen
Mengenal Asesmen
Made Rai Adnyana
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Septian Muna Barakati
 
Konsep pengembangan media pembelajaran
Konsep pengembangan media pembelajaranKonsep pengembangan media pembelajaran
Konsep pengembangan media pembelajaran
siti sangidah
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiOperator Warnet Vast Raha
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
mas iwan
 
22 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-2020080322 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-20200803
Ian Andrian
 
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasiPengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
Pesa Desgamalia
 

Similar to EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx (20)

MODUL
MODULMODUL
MODUL
 
Gogo
GogoGogo
Gogo
 
P19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptx
P19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptxP19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptx
P19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptx
 
Pengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasiPengembangan sistem evaluasi
Pengembangan sistem evaluasi
 
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaranNuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaran
 
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaranNuraeni  pentingnya penilaian dalam pembelajaran
Nuraeni pentingnya penilaian dalam pembelajaran
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
evalusi pendidikan.pptx
evalusi pendidikan.pptxevalusi pendidikan.pptx
evalusi pendidikan.pptx
 
Tri nopita sari
Tri nopita sariTri nopita sari
Tri nopita sari
 
Format dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaianFormat dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaian
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Mengenal Asesmen
Mengenal AsesmenMengenal Asesmen
Mengenal Asesmen
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Konsep pengembangan media pembelajaran
Konsep pengembangan media pembelajaranKonsep pengembangan media pembelajaran
Konsep pengembangan media pembelajaran
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
 
22 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-2020080322 article text-47-2-10-20200803
22 article text-47-2-10-20200803
 
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasiPengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
 

Recently uploaded

Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 

Recently uploaded (20)

Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 

EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx

  • 1. Herawati suryanegara Page 1 EVALUASI PENDIDIKAN A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation, dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai penilaian. Dibawah ini terdapat beberapa pengertian evaluasi pendidikan : ī‚§ Evaluasi Pendidikan menurut Wikipedia The free Encyclopedia , Educational Evaluation is the evaluation process of characterizing and appraising some aspects of an educational process. Evaluasi pendidikan adalah proses mengevaluasi karakteristik dan menilai beberapa aspek dari sebuah proses pendidikan. Dalam hal ini, evaluasi pendidikan merupakan kegiatan professional yang perlu dilakukan oleh pendidik bila berniat untuk meninjau dan meningkatkan pembelajaran, ī‚§ Evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Ralph Tyler dalam Arikunto ( 2007:3) menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Cronbach dan Stuffebean mengemukakan definisi yang lebih luas lagi yaitu, proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. ī‚§ Trianto (2010 : 252-254) ,menyatakan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Tujuannya adalah mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat dihayati, diamalkan /direapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
  • 2. Herawati suryanegara Page 2 ī‚§ Menurut Permendiknas No. 66 th 2013 tentang Standar Penilaian pendidikan menyatakan bahwa Penilaian Pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsif penilaian meliputi : ī‚§ Shahih ī‚§ Objektif ī‚§ Ekonomis ī‚§ Transparan ī‚§ Akuntabel Pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria (PAK) yang berdasarkan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan : ī‚§ Intake (kemampuan rata-rata peserta didik) ī‚§ Kompleksitas (identifikasi indicator; tingkat kesukaran dan kemudahan materi ajar) ī‚§ Kemampuan daya pendukung ; termasuk didalamnya sarana dan prasarana sekolah. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti remedial. B. Perkembangan konsep dan lingkup Sasaran Evaluasi/Penilaian Keadaan konsep dan lingkup sasaran penilaian menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2009:213-215),terbagi dalam masa : ī‚§ Masa sebelum th.1930. Kegiatan pengukuran dan penilaian sangat bersifat kuantitatif dan lebih banyak diarahkan untuk memeriksa perbedaan-perbedaan individual. Dalam bidang pendidikan , berbagai alat uji /tes diarahkan untuk mmengungkapkan informasi tentang perbedaan individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam setiap bidang studi. Dalam situasi ini hubungan antara penilaian /pengukuran dan kurikulum sekolah hampir tidak ada. Hasil
  • 3. Herawati suryanegara Page 3 pengukuran hanya mengungkap informasi tentang perbedaan-perbedaan individual dan bukan tentang kualitas kurikulum atau system pendidikan. ī‚§ Keadaan antara 1930 -1960 Pada masa ini mulai tumbuh kebutuhan untuk menghubungkan kegiatan penilaian dengan upaya perbaikan kurikulum/system pendidikan. Ralph W.Tyler adalah salah satu tokoh yang menghubungkan antara penilaian dan perbaikan kurikulum. Menurut Tyler penilaian harus dilakukan sebelum dan sesudah suatu system pendidikan dilaksanakan sehingga dapat dilihat ada tidaknya perubahan perilaku yang terjadi. Dari kadar perubahan tingkah laku dapat dilihat efektivitas sebuah system pendidikan dan bagian mana yang perlu diperbaiki. Penilaian cenderung menggunakan patokan mutlak yang disebut criterion-referended. ī‚§ Perkembangan setelah th 1960 Pada masa kini penilaian diperlukan untuk mengetahui : - Sejauh mana tujuan pendidikan berhasil dicapai - Bagian mana dari kurikulum yang masih lemah, factor-faktor apa yang menyebabkan dan bagaimana cara memperbaikinya - Apakah kurikulum baru yang dikembangkan tersebut lebih unggul dari kurikulum yang ada ditinjau dari berbagai segi. C. Sasaran, Tujuan dan Fungsi Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2007:4-5) sasaran evaluasi unsur-unsurnya terdiri dari : ī‚§ Input Input dapat berupa,kemampuan, kepribadian, sikap, dan intelegensi ī‚§ Transformasi Dalam transformasi terdapat unsure-unsur, Kurikulum/materi, metode dan cara penilaian, sarana pendidikan/media, system administrasi, guru, dan personel lainnya ī‚§ Out put
  • 4. Herawati suryanegara Page 4 Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat untuk mengukur pencapaian ini disebut achievement test Selanjutnya, umpan balik diperlukan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut , yaitu evaluasi terhadap lulusan setelah terjun ke masyarakat. Apabila input kita ibaratkan sebagai bahan mentah yang berupa para calon peserta didik, maka evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal mereka. Selanjutnya, out put bila kita ibaratkan sebagai bahan jadi, maka dapat kita maksudkan sebagai para peserta didik hasil lulusan sekolah yang bersangkutan yang merupakan hasil dari sebuah transformasi.Untuk dapat menentukan apakah seseorang dapat lulus atau tidak, maka perlu diadakan kegiatan penilaian sebagai penyaring kualitas. Transformasi itu sendiri adalah mesin yang bertugas mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Sekolah terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai transformasi. Unsur-unsur penentu berhasil atau gagalnya sekolah sebagai transformasi adalah : ī‚§ Siswa itu sendiri ī‚§ Guru dan personal lainnya ī‚§ Bahan pelajaran ī‚§ Metode mengajar dan system evaluasi ī‚§ Sarana penunjang ī‚§ System administrasi Selanjutnya Suharsimi (2007-10-11)mengungkapkan tujuan dan fungsi evaluasi adalah sebaga berikut : 1. Penilaian berfungsi selektif Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan seleksi terhadap siswanya unberbagai tujuan, antara lain : ī‚§ Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu ī‚§ Memilih siswa yang dapat naik kelas atau tidak
  • 5. Herawati suryanegara Page 5 ī‚§ Memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa ī‚§ Memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah 2. Penilaian berfungsi diagnostic Dengan mengadakan penilaian, guru dapat mengetahui kelemahan siswa dan mengetahui sebab kelemahan tersebut. Dengan mengadakan penilaian maka mempermudah mencari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut. 3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan Hasil penilaian dapat digunakan untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus digunakan. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar. 4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Sudjana (1989) mengungkapkan 4 prinsif evaluasi pendidikan, yaitu o Evaluasi hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian,dan interpretasi hasil penelitian o Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar o Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. o Penilaian hasil belajar harus diikuti dengan tindak lanjut. D. Pengertian Evaluasi Kuantitatif dan Evaluasi Kualitatif Berikut ini adalah pengertian dari Evaluasi Kuantitatif : ī‚§ Evaluasi kuantitatif menekankan paradigma bahwa suatu variable/gejala dapat digambarkan secara teoritik.
  • 6. Herawati suryanegara Page 6 ī‚§ Hasil dari evaluasi kuantitatif dapat berupa angka-angka hasil pengukuran. Bahwa pendekatan kuantitatif adalah proses pengukuran yang objektif yang menggunakan prosedur formal dan metode yang fokus pada bidang yang sangat spesifik yaitu perkembangan anak yang dapat dengan mudah diamati dan dicatat. ī‚§ Informasi dikumpulkan pada satu waktu, dan hasilnya dapat digunakan untuk membandingkan kinerja anak dalam grup dan usia yang sama/sebaya. Hasil ini juga dapat menunjukkan apakah seorang anak telah menguasai tujuan khusus yang ditetapkan atau tidak. ī‚§ Ciri yang menonjol dari evaluasi kuantitatif adalah penggunaan prosedur kuantitatif untuk mengumpulkan data sebagai konsekuensi penerapan pemikiran paradigma positivisme. Sehingga model-model evaluasi kuantitatif yang ada menekankan peran penting metodologi kuantitatif dan penggunaan tes. ī‚§ Ciri berikutnya dari model-model kuantitatif adalah tidak digunakannya pendekatan proses dalam mengembangkan criteria evaluasi. ī‚§ Prosedur evaluasi kuantitatif meliputi : - Penentuanmasalahdanpertanyaan evaluasi - Penentuan variable, jenis data dansumber data - Penentuanmetodologi - Pengembangan instrument - Penentuan proses pengumpulan data - Pengumpulan data dan proses pengolahan data Adapun model evaluasi kualitatif selalu menempatkan proses pelaksanaan kurikulum sebagai focus utama evaluasi. Oleh karena itulah dimensi kegiatan dan proses lebih mendapatkan perhatian dibandingkan dimensi lain. Hasil evaluasi kualitatif berupa peringkat, mis.sangat baik, baik, sedang, kurang, sangat kurang Said Hamid Hasan (1988 : 83 – 136) mengelompokan model evaluasi sebagai berikut :
  • 7. Herawati suryanegara Page 7 ī‚§ Model evaluasi kuantitaif : model Tyler,model teoritik, Tyler and Maguire,model pendekatan sitem Alkin, model countinence stake, model CIPP, model ekonomi makro. ī‚§ Model evaluasi Kualitatif : model Studi Kasus, model Iluminatif, dan model responsive. E. Model Evaluasi Kuantitatif Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa evaluasi kuantitatif dapat menggunakan beberapa model diantaranya : 1. Congruence Model Penilaian model ini adalah usaha untuk memeriksa kesesuaian (congruence) antara tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan hasil belajar yang telah dicapai karena itu dapat kita sebut sebagai model Congruence. Tyler dalam Nana Sudjana dan Ibrahim (2009 :238-239) hakekat penilaian dimaksud sebagai kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan- tujuan pendidikan telah dapat dicapai siswa dalam bentuk hasil belajar yang mereka perlihatkan pada akhir kegiatan pendidikan. Hal ini berarti bahwa penilaian itu pada dasarnya ingin memperoleh gambaran mengenai efektivitas dari system pendidikan dalam mencapai tujuan. Mengingat tujuan pendidikan mencerminkan perubahan-perubahan tingkah laku peserta didik, maka yang penting dalam proses penilaian adalah memeriksa sejauh mana perubahan tingkah laku telah terjadi pada peserta didik. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu diambil sehubungan dengan system pendidikan dan siswa yang bersangkutan.. Penilaian tingkah laku yang dinilai mencakup aspek cognitive/ilmu pengetahua, psikomotor/keterampilan dan afektive/sikap. Alat penilaian yang digunakan berdasarkan pada tujuan mana yang hendak dicapai., karena itu penilaian tidak terbatas pada tes terulis saja, berbagai kemungkinan alat penilaian perlu digunakan. Model ini dibangun atas dua pemikiran yaitu:
  • 8. Herawati suryanegara Page 8 ī‚§ Evaluasi ditujukan kepada tingkah laku peserta didik ī‚§Evaluasi diadakan kepada peserta didik pada awal pembelajaran dan sesudah melaksanakan pembelajaran (hasil belajar) Dasar pemikiran tyler ini menjadikan guru harus menentukan pada awal kegiatan, bahwa dari proses pembelajaran yang dibawakannya perubahan tingkah laku apa yang ingin dicapainya.dengan demikian guru biasanya mengadakan pre test dan post test. Karena menekankan adanya pre test dan post test maka model ini disebut juga model black box (kotak Hitam). Menurut Tyler dalam Nana Sudjana dan Ibrahim (2009 : 242) ada 4 langkah pokok yang harus dilakukan adalah : a. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi Sehubungan teset diadakan untuk memeriksa sejauh mana tujuan yang telah dirumuskan telah dapat dicapai, maka perlu masing-masing tujuan diperjelas rumusannya sehingga memberikan arah yang lebih tegas didalam proses perencanaan penilaian yang akan dievaluasi. b. Menetapkan “test situation” yang diperlukan. Menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan.situasi dapat berbentuk demonstrasi menggunakan media, memecahkan persoalan secara tertulis, memimpin kegiatan kelompok,dan sebagainya. c. Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan Berdasarkan tujuan dan test situasi yang telah ditetapkan dalam langkah-langkah sebelumnya, maka ditetapkan dan disusun alat-alat penilaian yang cocok untuk digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan tersebut. d. Menggunakan hasil penelitian Untuk kepentingan bimbingan siswa maupun untuk perbaikan system.
  • 9. Herawati suryanegara Page 9 Tindak lanjut dari penilaian ini adalah pemberian bimbingan dapat berupa remedial untuk peserta didik yang masih dianggap belum berhasil dan mengadakan pengayaan untuk peserta didik yang dianggap berhasil mencapai tujuan. Hasil penilaian dapat digunakan untuk menyempurnakan system bimbingan siswa dan untuk memberikan informasi kepada fihak-fihak diluar pendidikan mengenai hasil yang telah dicapai. 2. Educational System Evaluation Model Ruang lingkup model evaluasi ini lebih luas dari model Tyler. Tokoh – tokoh penilaian ini antara lain Daniel L. Stuflebeam, Robert E. Stake dan Malcom M. Hakekat penilaian ini adalah bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor yang mempengaruhi konsep penilaian. Penilaian menurut model ini bermaksud membandingkan performance dari berbagai dimensi system yang dikembangkan dengan sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan judgement mengenai system yang dinilai tersebut. Model penilaian ini menekankan pentingnya system penilaian yang menyeluruh terhadap dimensi-dimensi yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai tidak semata pada aspek hasil yang dicapai saja. Pendekatan yang ditempuh oleh model ini dalam pelaksanaan evaluasi adalah : ī‚§ Membandingkan performance setiap dimensi system dengan criteria intern system itu sendiri ī‚§ Membandingkan performance setiap dimensi system dengan criteria ekstern diluar system itu sendiri. Robert E. Stake dalam Nana Sudjana dan Ibrahim (2009:244-245) Dalam The Countenance of educational Evaluation, mengemukakan bahwa from relative judgement as well as from absolute judgement, we
  • 10. Herawati suryanegara Page 10 obtain an overall or composite rating of merit, a rating to be used in making an educational dicision. Stake berpandangan bahwa kegiatan penilaian tidak hanya berakhir pada suatu deskripsi tentang keadaan dari sesuatu yang dinilainya , melainkan harus sampai pada suatu judgement mengenai baik-buruk, efektif tidaknya suatu system. Dalam mengadakan judgement, kita dapat menggunakan standard yang mutlak yang sudah ditetapkan, ataupun standard relative dalam bentuk perbandingan dengan system pendidikan yang lain. Hal ini berbeda tentunya dengan model Tyler yang tidak meninginkan adanya perbandingan. Stake membagi objek penilaian atas 3 katagori : ī‚§ Antecedents Dimensi ini meliputi sumber/modal/input ; tenaga, keuangan, karakteristik siswa, dan tujuan yang ingin dicapai ī‚§ Transactions Dimensi ini mencakup rencana kegiatan, proses pelaksanaan, bentuk interaksi anatara guru dan siswa dsb. ī‚§ Outcomes Dimensi ini menilai hasil yang dicapai siswa, reaksi guru terhadap system tersebut dan efek samping dari system yang bersangkutan. . 3. Model CIPP Model CIPP dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam dan rekan pada tahun 1960. Model ini unik karena memungkinkan evaluator untuk mengevaluasi program pada tahap yang berbeda yaitu; sebelum program dimulai untuk membantu evaluator menilai kebutuhan apa yang diperlukan dan pada akhir program untuk menilai apakah sebuah program telah berjalan efektif atau tidak. Dalam Wikipidia The free Encyclopedia, Stufflebeam mengembangkan model CIPP (singkatan dari 4 dimensi evaluasi) dimana penilaian atas pendidikan meliputi 4 dimensi evaluasi yaitu:
  • 11. Herawati suryanegara Page 11 ī‚§ Evaluasi Context Tujuan utama dari evaluasi context adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan evaluan. Evaluator mengidentifikasi berbagai factor guru, peserta didik, manajemen, fasilitas kerja, suasana kerja, peraturan, peran komite sekolah, masyarakat dan factor lain yang mungkin berpengaruh terhadap kurikulum. ī‚§ Evaluasi Input Evaluasi ini penting karena untuk pemberian pertimbangan terhadap keberhasilan pelaksnaan kurikulum. Evaluator menentukan tingkat kemanfaatan berbagai factor yang dikaji dalam konteks pelaksanaan kurikulum. Pertimbangan mengenai ini menjadi dasar bagi evaluator untuk menentukan apakah perlu ada revisi atau pergantian kurikulum. ī‚§ Process Evaluasi proses adalah evaluasi mengenai pelaksanaan dari suatu inovasi kurikulum. Evaluator mengumpulkan berbagai informasi mengenai keterlaksanaan implementasi kurikulum, berbagai kekuatan dan kelemahan proses implementasi. Evaluator harus merekam berbagai pengaruh variable input terhadap proses. ī‚§ Product Adapun tujuan utama dari evaluasi hasil adalah untuk menentukan sejauh mana kurikulum yang diimplementasikan tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan kelompok yang menggunakannya. Evaluator mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai hasil belajar, membandingkannya dengan standard dan mengambil keputusan mengenai status kurikulum (direvisi, diganti atau dilanjutkan). Sehubungan dengan dimensi yang dinilai dalam evaluasi model ini, jenis data yang diperlukan adalah data objektif (skor hasil tes) juga data subjektif atau judgemental data (pandangan para guru, reaksi para siswa dll). Model CIPP mencoba menghubungkan program evaluasi dengan pengambilan keputusan. Hasil evaluasi bertujuan untuk memberikan analisa dan dasar yang rasional untuk diambilnya sebuah keputusan.
  • 12. Herawati suryanegara Page 12 Ke-empat aspek evaluasi CIPP diatas diatas membantu para pembuat keputusan untuk menjawab pertanyaan : o What should we do? o How should we do it ? o Are we doing it as planned? o Did the programme work? Dengan demikian hasil evaluasi ke-empat dimensi dapat memberikan arahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, apa yang harus kita lakukan?, bagaimana cara kita melakukannya? Apakah kita telah melakukan semua yang telah direncanakan? Dan bagaiman program-program itu telah dilaksanakan. Dengan demikian para pengambil keputusan akan lebih mampu menetapkan keputusan, apak program akan dilanjutkan, dimodifikasi, atau dibatalkan sama sekali. Model CIPP memungkinkan kita untuk mengajukan pertanyaan formatif pada awal program , kemudian memberi kita panduan tentang bagaimana untuk mengevaluasi dampak dari program tersebut dengan memungkinkan kita untuk mengajukan pertanyaan sumatif pada semua aspek program . â€ĸ Konteks : Apa yang perlu dilakukan ? Vs. Apakah kebutuhan penting ditujukan ? â€ĸ Input : Bagaimana itu dilakukan? Vs. Apakah desain dipertahankan digunakan ? â€ĸ Proses : Apakah hal itu dilakukan ? Vs. Apakah desain baik dieksekusi ? Produk : Apakah berhasil ? Vs. Apakah upaya sukses F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian Evaluasi dapat dilakukan melalui teknik : o Non test : skala penilaian ( rating scale), kuesioner, daftar cek (check list), wawancara (interview), pengamatan (observation). o Teknik test : test sumatif, test formatif , dan test diagnostic. Sesuai dengan Permendiknas no. 66 th 2013 tentang Standar Penilaian pendidikan , mekanisme dan prosedur penilaian meliputi :
  • 13. Herawati suryanegara Page 13 a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan /lembaga mandiri b. Penilain hasil belajar dilakukan dalam bentuk : ī‚§ Penilaian otentik ; dilakukan guru secara berkelanjutan ī‚§ Penilaian diri : dilakukan peserta didik ī‚§ Penilaian projek : dilakukan pendidik untuk tiap akhir bab atau tema ī‚§ Ulangan harian : dilakukan pendidik ī‚§ Ulangan tengah semester : dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan ī‚§ Ujian Tingkat kompetensi : dilakukan oleh satuan pendidikan dengan menggunakan kisi-kisi dari pemerintah ī‚§ Ujian Mutu Tingkat Kompetensi : dilakukan dengan metode survey oleh pemerintah ī‚§ Ujian Sekolah : dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai peraturan perundang-undangan ī‚§ Ujian nasional : dilakukan oleh pemerintah sesuai perundang- undangan. Syarat-syarat penyusunan Evaluasi yang baik harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut : ī‚§ Validitas Sebuah tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang akan diukur atau sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Data hasil evaluasi yang sesuai dengan kenyataan disebut data valid. ī‚§ Reliabilitas Berasal dari bahasa Inggris yaitu reliable yang artinya dapat dipercaya/ajeg yang sifatnya tidak berubah dari waktu ke waktu. Menurut Wikipedia, The Free Encyclopedia, kehandalan alat pengukuran adalah sejauh mana ukuran menghasilkan hasil yang sama bila digunakan berulang kali untuk mengukur hal yang sama. Jika alat ukur tidak dapat diandalkan maka pengukuran menjadi tidak efektive. Suatu alat evaluasi baik tes maupun non test disebut
  • 14. Herawati suryanegara Page 14 reliable bila hasilnya relative tetap jika digunakan untuk subjek dengan karakteristik yang sama secara berulang-ulang. ī‚§ Objektifitas Penilaian tidak dipengaruhi unsure pribadi ī‚§ Praktibilitas Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah : - Mudah dilaksanakan - Mudah pemeriksaannya - Dilengkapi petunjuk yang jelas - Ekonomis, dimana pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. ī‚§ Kemampuan membandingkan Tes yang baik harus mampu membedakan kemampuan anak sesuai dengan tingkat kepandaian siswa.
  • 15. Herawati suryanegara Page 15 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. http://en.wikipedia.org/wiki/Main_Page. (n.d.). Retrieved September 15, 2014 CIPP Model of evaluation. (n.d.). Retrieved September 10, 2014, from Wikipedia The Free Encyclopedia: http://en.wikipedia.org Permendiknas no 66 ( 2013) tentantang Standar Penilaian Quantitative Approach to Evaluation and Assessment. (n.d.). Retrieved September 12, 2014, from http://olms1.cte.jhu.edu/olms/output/page.php?id=308 Sudjana, N., & Ibrahim. (2009). Penelitian dan penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar baru Algensindo. Trianto. (2010). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kharisma Putu Utama.