SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
 Instalasi
“ Menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (LIPI, 1987:)
Dapat didefinisikan sebagai susunan perlengkapan listrik yang bertalian
satu dengan yang lain, serta memiliki ciri terkoordinasi, untuk memenuhi
satu atau sejumlah tujuan tertentu ”.
 Penerangan Rumah
“ Penerangan rumah adalah penerangan listrik yang dimaksud untuk
memberikan penerangan (lampu) dan sumber tenaga listrik untuk
keperluan alat-alat rumah tangga “.
 Instalasi penerangan rumah
“ adalah susunan perlengkapan listrik yang berkaitan satu dengan lainnya,
sertamemiliki ciri terkoordinasi, dan bertujuan untuk memberikan
penerangan (lampu) dan sumber tenaga listrik untuk keperluan alat-alat
rumah tangga “.
1. Instalasi listrik
2. Instalasi Penangkap petir
3. Instalasi mesin pendingin
4. Instalasi air bersih/kotor
5. Instalasi telepon
6. Instalasi data
7. Instalasi gas
8. dll
 Berdasarkan pemakaian tenaga listrik dan
tegangannya, macam-macam instalasi listrik
adalah :
a. Menurut arus listrik yang disalurkan :
i. Instalasi arus searah ; Instalasi ini pada umumnya
bekerja bekerja pada tegangan 110V; 220V; atau
440V. Di Indonesia penggunaannya adalah industri
yang bekerja berdasarkan elektronika, PT. Kereta Api
Indonesia pada pelayanan KRL (Kereta Api Listrik).
ii. Instalasi arus bolak-balik ; Instalasi ini pada umumnya
bekerja pada tegangan : 125V; 220V; 330V; 500V;
1000V; 3000V; 5000V; 6000V; 10.000V; 15.000V. Di
Indonesia jaringan dari PT. PLN tegangan yang
digunakan adalah 220V; 380V; 6.000V; dan 20.000V.
Instalasi arus bolak-balik banyak dipakai untuk rumah
tangga, industri maupun bangunan komersil.
b. Berdasarkan tegangan yang digunakan.
i. Instalasi tegangan tinggi ; Dipergunakan pada
saluran transmisi, karena mengalirkan daya yang
besar pada tegangan tinggi.
ii. Instalasi tegangan menengah ; Dipergunakan
pada pusat pembangkit listrik arus bolak-balik
,pada saluran distribusi primer.
iii. Instalasi tegangan rendah ; Dipergunakan pada
saluran distribusi, instalasi penerangan rumah
tangga, PJU (Penerangan Jalan Umum), komersil.
c. Menurut pemakaian tenaga listrik
i. Instalasi penerangan / instalasi cahaya ; PT.PLN menggunakan
arus bolak-balik 127 Volt (sistem lama) dan mulai tahun 1980-
an dengan sistem 220 Volt.
ii. Instalasi tenaga ; Sistem lama PT.PLN menggunakan arus
bolak-balik 127 Volt dan sistem baru dengan tegangan 380
Volt, instalasi tenaga ini biasa dipakai bersama untuk
penerangan maupun tenaga
d. Instalasi listrik khusus ;
 Dipergunakan pada alat-alat, atau pada industri-
industri yang memerlukan tenaga listrik untuk
keperluan saluran seperti pada ;
i. Instalasi listrik pada kereta api, mobil, kapal laut,
pesawat terbang
ii. Instalasi listrik pada pemancar radio, TV telepon,
telegram, radar
iii. Instalasi listrik pada industri pertambangan dan lain-
lain
 Komponen Pokok Instalasi
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling
pokok dalam suatu rangkaian instalasi listrik. Untuk memudahkan
dalam pemasangan instalasi listrik komponen tersebut
dikelompokan :
a. Bahan Penghantar
b. Kotak Kontak
c. Fiting
d. Saklar
e. Pengaman
f. Peralatan Pelindung
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada
kondisi normal.
2. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin
keamanan system instalasi listrik.
3. Kontinuitas, komponen dapat bekerja secara terus menerus
pada kondisi normal.
1. Jenis bahan penghantar
Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik
Pada umumnya dari tembaga dan alumunium.
 Penghantar tembaga kemurniannya minimal
99,9%, tahanan jenis yang disyaratkan tidak
melebihi 0,017241 ohm mm2/m pada suhu 20 C
atau 58 siemens = 100 % IACS ( international
annealed copper standard ) dan Koefisien suhu
pada 20 C adalah 0,04% per derajat celcius. Bila
terjadi kenaikan suhu 10 C akan terjadi kenaikan
tahanan jenis 4%. Tembaga lunak dengan daya
hantar 100 % IACS memiliki kekuatan tarik 195 –
245 N/mm2. Tembaga keras memiliki kekuatan
tarik 390 – 440 N/mm2 atau 97 % IACS.
 Alumunium untuk penghantar kabel berisolasi harus memiliki kemurnian
minimal 99,9%.Tahanan jenis alumunium lunak untuk hantaran listrik telah
dibakukan, yaitu tidak boleh melebihi 0,028264 ohm mm2 /m pada suhu 20 C
atau sebesar 61 % IACS. Daya hantar alumunium juga dipengaruhi oleh keadaan
kekerasannya ,tetapi tak sebesar daya hantar tembaga. Alumunium lunak dengan
daya hantar 61% IACS, memiliki kekuatan tarik 60-70N/mm2. Alumunium keras
dengan kekuatan tarik 150-159N/mm2 . Karena daya hantar aluminium hanya
61 % IACS, maka untuk tahanan penghantar yang sama diperlukan luas
penampang aluminium :
x luas penghantar tembaga = 1,64 x luas penghantar tembaga
Jadi untuk penghantar bulat diperlukan penghantar aluminium dengan diameter :
= 1.28 x diameter tembaga
 Aluminium jauh lebih ringan dibandingkan tembaga, dimana berat jenis tembaga
adalah 8.9 jauh lebih besar dari aluminium yaitu 2.7.
1,64 x (2,7/8,9) x 100% = 50% dari berat tembaga.
 Jadi penghantar alumunium dibanding dengan tembaga akan 50% lebih ringan,
tetapi diameter akan 28% lebih besar dari penghantar tembaga . Hal ini berarti
penggunaan isolasi juga lebih besar 28 % dari tenbaga.
2. Kabel instalasi
2.1 Kabel lampu
kabel lampu digunakan untuk instalasi dalam
lampu dan armatur penerangan dalam keadaan
yang terlindung dan bebas dari pengaruh
tekanan atau puntiran ( PUIL 1987, ayat 502 B1)
dengan luas penampang penghantarnya minimal
0.5 mm2. contoh kabel lampu berisolasi PVC :
NYFA,NYFAF,NYFAZ dan NYFAD. Jenis kabel
diatas bisa digunakan sampai temperatur 70o C
dan jika kondisi armatur melebihi suhu tersebut
maka bisa digunakan jenis :
NYFAw,NYFAFw,NYFAZw dan NYFADw.
 2.2 Kabel rumah
 Untuk menghubungkan antar komponen instalasi
dalam rumah biasanya digunakan penghantar jenis
NYA dan NGA.
 Jenis NGA terdiri dari penghantar tembaga berlapis
timah putih dengan isolasi karet yang dilindungi
dengan anyaman benang. Jenis kabel ini sudah
jarang digunakan dalam instalasi rumah.
 Jenis NYA terdiri dari penghantar tembaga dengan
isolasi PVC. Diameter NYA lebih kecil dibandingkan
dengan NGA serta permukaan NYA lebih licin
sehinggga mudah di masukan dalam pipa pvc.
 Umur NYA lebih panjang, karena sifat isolasinya lebih
kuat dibanding NGA yang terbuat dari karet. dan
NYA lebih tahan terhadap bahan kimia dan tidak
menjalarkan api serta tahan sampai temeperatur 70
o C.
2.3 Kabel Instalasi Berselubung
 Jenis kabel instalasi berselubung contohnya adalah NYM, dimana
berselubung isolasi pvc dengan inti tembaga lebih dari satu.
Penggunaan kabel instalasi berselubung jika dibandingkan dengan
dalam pipa yaitu :
 Lebih mudah dibengkokan
 Lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas tajam
 Sambungan dengan alat pemakai dapat lebih rapat
 Jenis NYM memiliki luas penampang tiap inti adalah dari 1.5 mm2
sampai 10 mm2 dan berbentuk kawat tunggal, dan luas penampang 16
mm2 dan diatasnya berbentuk sejumlah kawat dipilin.
 Beberapa pengertian huruf yang digunakan pada kode kabel adalah :
◦ N : kabel standar dengan penghantar tembaga
◦ A : Berisolasi tunggal
◦ M : berselubung
◦ G : Isolasi karet
◦ NA : kabel standar dengan penghantar aluminium
◦ Y : Isolasi atau selubung PVC
◦ F : Perisai kawat baja pipih
◦ R : Perisai kawat baja bulat
◦ Gb : Spiral pita baja
◦ re : penghantar padat bulat
◦ rm : penghantar bulat kawat banyak
◦ se : penghantar padat bentuk sektor
◦ sm : penghantar kawat banyak bentuk sektor
Penghantar tembaga
Isolasi pvc :
Lapisan pembungkus inti
Selubung pvc :
NYA NYM NYY
Penghantar tembaga
Isolasi XLPE
Lapisan pembungkus inti
Selubung PVC
Penghantar
Isolasi
Lapisan pembungkus
Perisai kawat baja berlapis
Spiral pita baja berlapis seng
Selubung PVC
Penghantar NYFGbY
Penghantar N2XY
 contoh :
o NYA : Jenis kabel bersisolasi pvc berinti satu dari
tembaga
o NGA : Jenis kabel berinti satu tembaga berisolasi
karet
o NYM : Jenis kabel berselubung dengan inti lebih
dari satu dari tembaga berisolasi pvc
o NAYFGbY 4 x 120 SM 0,6/1 kV
Artinya : kabel jenis standar dengan penghantar
aluminium kawat banyak bentuk sektor,
berisolasi dan berselubung PVC, dengan perisai
kawat baja pipih dan spiral pita baja. Jumlah urat
empat, luas penampang nominal masing-masing
120 mm2, dan tegangan kerja nominal 0,6/1 kV.
 Kemampuan menghantar arus dari kabel
NYM dapat dijelaskan pada tabel 2,dimana
ini berlaku untuk semua kabel instalasi yang
berisolasi dan berselubung PVC termasuk
kabel fleksibel dengan penghantar tembaga
suhu maksimum 70oC pada suhukeliling
30oC.
 Sedangkan warna selubung luar kabel PVC
telah dibakukan sebagaimana ayat 720 G1
seperti dijelaskan pada tabel 3 berikut :
Luas penampang nominal
kabel
Kemampuan hantar
arus maksimum
Kemampuan hantar arus
nominal
maksimum pengaman
mm2 Amper Amper
1,5
2,5
4
6
10
16
25
35
50
70
95
120
150
185
240
300
19
25
34
44
61
82
108
134
167
207
249
291
334
380
450
520
20
25
35
50
63
80
100
125
160
224
250
300
355
355
425
500
Jenis kabel Tegangan nominal Warna selubung
•Kabel berselubung PVC untuk
instalasi tetap (misal NYM)
•Hantaran udara berselubung
PVC(misal NYMT)
•Kabel berselubung PVC
•Kabel berselubunh PVC
500 V
500 V
0,6 / 1 kV
di atas 1 kV
Putih
Hitam
Hitam
Merah
1. Kotak-kontak (stop kontak)
 Kotak kontak merupakan tempat untuk
mendapatkan sumber tegangan listrik yang
diperlukan untuk pesawat atau alat listrik.
Tegangan Sumber listrik ini diperoleh dari
hantaran fasa dan netaral yang berasal dari
PLN. Simbol dan jenis kotak kontak dapat
dilihat pada gambar 1.
2. Kontak Tusuk
 Kontak tusuk digunakan untuk menghubungkan pesawat atau alat listrik
yang dipasang tetap ataupun dapat dipindah-pindahkan. Jenis kontak
tusuk dapat dilihat pada gambar 2. Penggunaan dan pemasangan kontak
ada beberapa ketentuan antara lain :
a) Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak
netralnya ada disebelah kanan (ayat 206 B4).
b) Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di atas
lantai harus dilengkapi dengan tutup (ayat 840 C5)
c) Kotak-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup (ayat 511 B4)
d) Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran
pengaman (ayat 321 B1 sub b4)
e) Ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kotak
pengaman, tidak boleh dipasang kotak-kontak tanpa pengaman,
kecuali kotak-kontak tegangan rendah dan untuk pemisahan
pengaman (ayat 321 B1 sub b4)
f) Pada satu tusuk kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel yang
dapat dipindahpindah (ayat 511 A9 sub c)
g) Kemampuan kotak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan
daya yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A
(ayat 840 C6).
3. Kontak hubung bagi ( 1 )
 Kotak PHB harus dibuat dari bahan yang tidak dapat
terbakar, tahan lembab dan kukuh (ayat 610 A1).
 Pada setiap hantaran fasa keluar suatu perlengkapan
hubung bagi harus dipasang pengaman arus (ayat 602
D1).
 Pada hantaran netral tidak boleh dipasang pengaman arus,
kecuali bila potensial hantaran netralnya tidak selalu
mendekati potensial tanah.
 Setiap peralatan listrik, kecuali kotak -kontak dengan
kemampuan hantar arus nominal 16 A atau lebih, harus
merupakan rangkaian akhir tersendiri kecuali jika
peralatan tersebut bagian yang tidak terpisahkan dari
suatu unit instalasi (ayat 602 N1).
 Gambar 3a memperlihatkan diagram rangkaian akhir
sederhana untuk satu fasa, dan gambar 3b menunjukkan
bentuknya.
 Komponen-komponen penting dari kontak
hubung bagi adalah :
a. Kontak rel, (panel) berfungsi sebagai
terminal untuk menyambungkan pada
beberapa saluran ke beban.
b. Kotak pengaman
c. Kotak Sakelar yang merupakan satu
kesatuan dari kontak hubung bagi.
 Fiting adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut
penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga jenis : fiting langit-
langit, fiting gantung, dan fiting kedap air.
1. Fiting langit-langit : Pemasangan fiting langit-langit
ditempelkan pada langit-langit (eternit) dan dilengkapi dengan
roset. Roset diperlukan untuk meletakan/penyekerupan fiting
supaya kokoh kedudukannya pada langit-langit. ( gambar 4. )
2. Fiting gantung ; Pada fiting gantung dilengkapi dengan tali
snur yang berfungsi sebagai penahan beban bola lampu dan
kap lampu, serta untuk menahan konduktor dari tarikan beban
tersebut. Konstruksi dari fiting gantung dapat dilihat pada
gambar 5.
3. Fiting kedap air ; Fiting kedap air merupakan fiting yang tahan
terhadap resapan/rembesan air. Fiting jenis ini dipasang di
tempat lembab atau tempat yang mungkin bisa terkena air
misalnya fiting untuk di kamar mandi. Konstruksi fiting ini
terbuat dari porselin, dimana bagian kontaknya terbuat dari
logam kuningan atau tenbaga dan bagian ulirnya dilengkapi
dengan karet yang berbentuk cincin sebagai penahan air.
Konstruksi fiting kedap air dapat dilihat apada gambar 6.
 Sakelar dan pemisah berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan rangkaian listrik. Sakelar dan pemisah harus
memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
1. Dapat dilayani secara aman tanpa harus memerlukan alat
bantu
2. Jumlahnya harus sesuai hingga semua pekerjaan pelayanan,
pemeliharaan, dan perbaikan instalasi dapat dilakukan dengan
aman.
3. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar atau pemisah bergerak
harus tidak bertegangan (ayat 206 B1).
4. Harus tidak dapat terhubungkan sendiri karena pengaruh gaya
berat (ayat 206 B1).
5. Kemampuan sakelar minimal sesuai dengan gaya daya alat
yang dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat
840 C6).
6. Simbol atau lambang dari alat pemutus/penghubung ini dapat
dilihat pada gambar 7. Dari gambar tersebut dapat dilihat
konstruksi berbagai jenis sakelar, bentuk, serta cara
penggambarannya.
 Menurut konstruksinya sakelar dikelompokkan
menjadi : sakelar kontak, sakelar tumpuk atau
sakelar paket, sakelar sandung, sakelar tuas, dan
sakelar giling.
 Sedangkan ditinjau dari cara kerjanya (jenis alat
penghubungnya), dapat dikelompokkan menjadi
:sakelar putar, sakelar balik, sakelar tarik, sakelar
jungkit, dan sakelar tombol tekan.
 Jika ditinjau dari hubungan dan jenis alat
penghubung, sakelar dibedakan menjadi : sakelar
tunggal, sakelar dwi-kutub (kutub ganda), sakelar
tri-kutub, sakelar seri, sakelar tukar dan sakelar
silang.
 Penggolongan sakelar berdasarkan
penyambungannya dapat dijelaskan pada gambar
8.
 Penerangan listrik pada suatu bangunan dengan
sistem 1 fasa, lampu-lampu listrik yang digunakan
dikendalikan oleh saklar. Demikian juga peralatan
listrik lainnya seperti pemanas, pendingin udara,
pompa air dan lain-lain.
 Beberapa saklar yang sering digunakan sebagai
kendali peralatan listrik antara lain :
a. Saklar kutub tunggal
b. Saklar kutub ganda
c. Saklar kutub tiga
d. Saklar seri
e. Saklar kelompok
f. Saklar tukar
g. Saklar silang
 Gambar disamping menunjukan instalasi saklar kutub tunggal yang
mengendalikan sebuah lampu listrik dan sebuah stop kontak yang
menggunakan arde.
 Saluran fasa disambungkan ke ujung saklar, dan ujung saklar lainnya
disambungkan ke beban lampu listrik dan selanjutnya disambungkan
ke saluran netral.
 Saklar kutub tunggal mempunyai 1 tuas/ kontak dengan 2 posisi
yaitu posisi sambung berarti lampu menyala dan sebaliknya
lampu mati jika saklar dalam posisi lepas.
 Untuk penyambungan stop kontak satu fasa yang terdiri tiga
terminal, masing masing disambungkan secara langsung pada
saluran fasa (L), netral (N) dan arde (A).
 Dari gambar b, jumlah kabel yang diperlukan dapat dihitung.
 Pada gambar diatas jumlah kabel dinotasikan dalam angka
 Untuk mengendalikan beban listrik seperti pemanas pada
gambar di atas adalah menggunakan saklar kutub ganda.
 Saklar kutub ganda terdiri dari 4 terminal, dan beban pemanas
listrik terdiri dari 3 terminal.
 Pada saklar 2 terminal masuk masing-masing mendapatkan
saluran fasa (L) dan saluran netral (N).
 Sedangkan 2 terminal lainnya masingmasing disambungkan ke 2
terminal beban pemanas. Satu terminal lainnya pada bodi beban,
disambungkan secara langsung ke saluran arde.
 Saklar kutub tiga terdiri dari 3 terminal masuk dan 3 terminal
keluar. Saklar ini digunakan sebagai kendali beban tiga fasa.
 Terminal masuk dihubungkan ke jaringan tiga fasa L1, L2 dan
L3, sedangkan saluran keluar disambung-kan ke beban tiga
fasa misalnya motor tiga fasa daya kecil.
 Pada saklar ini terdapat 3 tuas / kontak yang dikopel, dengan
dua posisi yaitu posisi lepas dan sambung.
 Beban motor tiga fasa yang dikendalikan sebelumnya sudah
tersambung hubung Y dan delta (dalam gambar disamping
dihubung Y), sehingga 3 ujung belitan lainnya disambungkan ke
terminal saklar kutub tiga.
 Bodi dari motor dihubungkan ke arde, sebagai pengaman /
proteksi arus bocor.
 Saklar seri digunakan untuk mengendalikan dua lampu
listrik. Terdiri dari 3 terminal, yaitu 1 terminal masuk yang
disambung ke saluran fasa (L) dan 2 terminal keluar yang
masing-masing disambungkan ke lampu L1 dan lampu L2.
 Selanjutnya masing-masing ujung lainnya dari masing-
masing lampu L1 dan L2 disambungkan ke netral (N).
 Kondisi kedua lampu L1 dan L2 bisa dikendalikan oleh saklar seri
yaitu, :
a. Pada posisi 1, saklar I pada kondisi on dan saklar II pada posisi
off
b. Pada posisi 2, saklar I, II pada posisi on
c. Pada posisi 3, saklar I off dan saklar II posisi on.
 Saklar kelompok mengendalikan dua lampu listrik secara
bergantian.
 Terdiri dari 3 terminal, yaitu 1 terminal masuk yang disambung ke
saluran fasa (L) dan 2 terminal keluar yang masing-masing
disambungkan ke lampu L1 dan L2.
 Selanjutnya masing-masing ujunglainnya dari masing-masing
lampu L1 dan L2 disambung ke netral (N).
 Berbeda dengan saklar seri yang menggunakan 2 tuas / kontak,
saklar kelompok ini hanya memiliki 1 tuas / kontak. Jadi tidak
ada posisi sambung semua atau lepas semua.
 Kondisi kedua lampu L1 dan L2 bisa dikendalikan oleh saklar
kelompok seperti pada tabel berikut ini :
a. Pada posisi 0, semua lampu mati
b. Pada posisi 1, kelompok lampu I on
c. Pada posisi II, kelompok lampu II on
 Sebuah saklar tukar tidak bisa digunakan untuk mengendalikan
sebuah lampu, tetapi harus berpasangan artinya harus dengan
2 buah saklar tukar.
 Gambar diatas sebuah lampu yang dikendalikan oleh dua
saklar tukar dari dua tempat yang berbeda.
 Sepasang saklar tukar biasanya digunakan pada gang / koridor
yaitu sebuah saklar tukar pada ujung gang masuk dan lainnya
pada ujung gang keluar. Atau juga pada tangga dari lantai 1 ke
lantai 2 dan seterusnya, dan juga pada garasi.
 Saklar tukar sering disebut sebagai saklar hotel, karena didalam
hotel banyak terdapat koridor yang lampu-lampunya dikendalikan
dengan saklar tukar.
 Dalam penggunaannya saklar silang selalu dilengkapi dengan
sepasang (dua buah) saklar tukar untuk mengendalikan sebuah
lampu.
 Bila dikehendaki perluasan / penambahan, tempat kendali lampu
tinggal menambahkan sejumlah saklar silang saja, yang disambung
secara serial diantara saklar-saklar silang dengan ujung awal dan
ujung akhir yang merupakan pasangan saklar tukar.
No Posisi Saklar Kondisi
L
A B C
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
I
II
II
II
I
I
II
I
I
I
II
II
II
II
I
I
I
I
I
II
I
II
II
II
Mati
Nyala
Mati
Nyala
Mati
Nyala
Mati
Nyala
 Penggunaan saklar-saklar silang dan sepasang saklar tukar ini
biasa digunakan untuk mengendalikan lampu dari banyak tempat
/ posisi, seperti ruang tengah, mesjid dengan kendali lampu
pada pintu-pintu depan, samping kiri dan samping kanan.
 Pada koridor yang panjang, penerangan lampunya juga sering
menggunakan saklar-saklar ini.

More Related Content

Similar to Instalasi Listrik Rumah

Komponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikKomponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikErdhikapradigma
 
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...Fiqi Mutiah
 
Kabel tenaga listrik
Kabel tenaga listrikKabel tenaga listrik
Kabel tenaga listrikDaeng Bergen
 
Natalia Fabiola Kumaat
Natalia Fabiola KumaatNatalia Fabiola Kumaat
Natalia Fabiola Kumaatnataliakumaat
 
JENIS - JENIS KABEL.pdf
JENIS - JENIS KABEL.pdfJENIS - JENIS KABEL.pdf
JENIS - JENIS KABEL.pdfLashondaPayne1
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa Simon Patabang
 
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053PT. PLN (Persero)
 
8 a kabel arus kuat 1
8 a kabel arus kuat 18 a kabel arus kuat 1
8 a kabel arus kuat 1Edi Sutanto
 
Instalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestikInstalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestikUbud Alvian
 
BASIC ELECTRICAL.pptx
BASIC ELECTRICAL.pptxBASIC ELECTRICAL.pptx
BASIC ELECTRICAL.pptxssuserb3faba
 

Similar to Instalasi Listrik Rumah (20)

Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis   jenis kawat dan kabel pengantarJenis   jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
 
Jenis jenis kabel
Jenis jenis kabelJenis jenis kabel
Jenis jenis kabel
 
Kabel
KabelKabel
Kabel
 
Komponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikKomponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrik
 
Transmisi 3
Transmisi 3Transmisi 3
Transmisi 3
 
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
Teknik Tegangan Tinggi - Kabel tenaga listrik teori dan aplikasi prof,ir. sya...
 
Kabel tenaga listrik
Kabel tenaga listrikKabel tenaga listrik
Kabel tenaga listrik
 
Natalia Fabiola Kumaat
Natalia Fabiola KumaatNatalia Fabiola Kumaat
Natalia Fabiola Kumaat
 
JENIS - JENIS KABEL.pdf
JENIS - JENIS KABEL.pdfJENIS - JENIS KABEL.pdf
JENIS - JENIS KABEL.pdf
 
Kabel
KabelKabel
Kabel
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
 
8 a kabel arus kuat 1
8 a kabel arus kuat 18 a kabel arus kuat 1
8 a kabel arus kuat 1
 
Kabel
KabelKabel
Kabel
 
ahmad syaifur rahman.pptx
ahmad syaifur rahman.pptxahmad syaifur rahman.pptx
ahmad syaifur rahman.pptx
 
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Instalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestikInstalasi listrik domestik
Instalasi listrik domestik
 
BASIC ELECTRICAL.pptx
BASIC ELECTRICAL.pptxBASIC ELECTRICAL.pptx
BASIC ELECTRICAL.pptx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Instalasi Listrik Rumah

  • 1.
  • 2.  Instalasi “ Menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (LIPI, 1987:) Dapat didefinisikan sebagai susunan perlengkapan listrik yang bertalian satu dengan yang lain, serta memiliki ciri terkoordinasi, untuk memenuhi satu atau sejumlah tujuan tertentu ”.  Penerangan Rumah “ Penerangan rumah adalah penerangan listrik yang dimaksud untuk memberikan penerangan (lampu) dan sumber tenaga listrik untuk keperluan alat-alat rumah tangga “.  Instalasi penerangan rumah “ adalah susunan perlengkapan listrik yang berkaitan satu dengan lainnya, sertamemiliki ciri terkoordinasi, dan bertujuan untuk memberikan penerangan (lampu) dan sumber tenaga listrik untuk keperluan alat-alat rumah tangga “.
  • 3. 1. Instalasi listrik 2. Instalasi Penangkap petir 3. Instalasi mesin pendingin 4. Instalasi air bersih/kotor 5. Instalasi telepon 6. Instalasi data 7. Instalasi gas 8. dll
  • 4.  Berdasarkan pemakaian tenaga listrik dan tegangannya, macam-macam instalasi listrik adalah : a. Menurut arus listrik yang disalurkan : i. Instalasi arus searah ; Instalasi ini pada umumnya bekerja bekerja pada tegangan 110V; 220V; atau 440V. Di Indonesia penggunaannya adalah industri yang bekerja berdasarkan elektronika, PT. Kereta Api Indonesia pada pelayanan KRL (Kereta Api Listrik). ii. Instalasi arus bolak-balik ; Instalasi ini pada umumnya bekerja pada tegangan : 125V; 220V; 330V; 500V; 1000V; 3000V; 5000V; 6000V; 10.000V; 15.000V. Di Indonesia jaringan dari PT. PLN tegangan yang digunakan adalah 220V; 380V; 6.000V; dan 20.000V. Instalasi arus bolak-balik banyak dipakai untuk rumah tangga, industri maupun bangunan komersil.
  • 5. b. Berdasarkan tegangan yang digunakan. i. Instalasi tegangan tinggi ; Dipergunakan pada saluran transmisi, karena mengalirkan daya yang besar pada tegangan tinggi. ii. Instalasi tegangan menengah ; Dipergunakan pada pusat pembangkit listrik arus bolak-balik ,pada saluran distribusi primer. iii. Instalasi tegangan rendah ; Dipergunakan pada saluran distribusi, instalasi penerangan rumah tangga, PJU (Penerangan Jalan Umum), komersil.
  • 6. c. Menurut pemakaian tenaga listrik i. Instalasi penerangan / instalasi cahaya ; PT.PLN menggunakan arus bolak-balik 127 Volt (sistem lama) dan mulai tahun 1980- an dengan sistem 220 Volt. ii. Instalasi tenaga ; Sistem lama PT.PLN menggunakan arus bolak-balik 127 Volt dan sistem baru dengan tegangan 380 Volt, instalasi tenaga ini biasa dipakai bersama untuk penerangan maupun tenaga d. Instalasi listrik khusus ;  Dipergunakan pada alat-alat, atau pada industri- industri yang memerlukan tenaga listrik untuk keperluan saluran seperti pada ; i. Instalasi listrik pada kereta api, mobil, kapal laut, pesawat terbang ii. Instalasi listrik pada pemancar radio, TV telepon, telegram, radar iii. Instalasi listrik pada industri pertambangan dan lain- lain
  • 7.  Komponen Pokok Instalasi Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi listrik. Untuk memudahkan dalam pemasangan instalasi listrik komponen tersebut dikelompokan : a. Bahan Penghantar b. Kotak Kontak c. Fiting d. Saklar e. Pengaman f. Peralatan Pelindung Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi normal. 2. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan system instalasi listrik. 3. Kontinuitas, komponen dapat bekerja secara terus menerus pada kondisi normal.
  • 8. 1. Jenis bahan penghantar Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik Pada umumnya dari tembaga dan alumunium.  Penghantar tembaga kemurniannya minimal 99,9%, tahanan jenis yang disyaratkan tidak melebihi 0,017241 ohm mm2/m pada suhu 20 C atau 58 siemens = 100 % IACS ( international annealed copper standard ) dan Koefisien suhu pada 20 C adalah 0,04% per derajat celcius. Bila terjadi kenaikan suhu 10 C akan terjadi kenaikan tahanan jenis 4%. Tembaga lunak dengan daya hantar 100 % IACS memiliki kekuatan tarik 195 – 245 N/mm2. Tembaga keras memiliki kekuatan tarik 390 – 440 N/mm2 atau 97 % IACS.
  • 9.  Alumunium untuk penghantar kabel berisolasi harus memiliki kemurnian minimal 99,9%.Tahanan jenis alumunium lunak untuk hantaran listrik telah dibakukan, yaitu tidak boleh melebihi 0,028264 ohm mm2 /m pada suhu 20 C atau sebesar 61 % IACS. Daya hantar alumunium juga dipengaruhi oleh keadaan kekerasannya ,tetapi tak sebesar daya hantar tembaga. Alumunium lunak dengan daya hantar 61% IACS, memiliki kekuatan tarik 60-70N/mm2. Alumunium keras dengan kekuatan tarik 150-159N/mm2 . Karena daya hantar aluminium hanya 61 % IACS, maka untuk tahanan penghantar yang sama diperlukan luas penampang aluminium : x luas penghantar tembaga = 1,64 x luas penghantar tembaga Jadi untuk penghantar bulat diperlukan penghantar aluminium dengan diameter : = 1.28 x diameter tembaga  Aluminium jauh lebih ringan dibandingkan tembaga, dimana berat jenis tembaga adalah 8.9 jauh lebih besar dari aluminium yaitu 2.7. 1,64 x (2,7/8,9) x 100% = 50% dari berat tembaga.  Jadi penghantar alumunium dibanding dengan tembaga akan 50% lebih ringan, tetapi diameter akan 28% lebih besar dari penghantar tembaga . Hal ini berarti penggunaan isolasi juga lebih besar 28 % dari tenbaga.
  • 10. 2. Kabel instalasi 2.1 Kabel lampu kabel lampu digunakan untuk instalasi dalam lampu dan armatur penerangan dalam keadaan yang terlindung dan bebas dari pengaruh tekanan atau puntiran ( PUIL 1987, ayat 502 B1) dengan luas penampang penghantarnya minimal 0.5 mm2. contoh kabel lampu berisolasi PVC : NYFA,NYFAF,NYFAZ dan NYFAD. Jenis kabel diatas bisa digunakan sampai temperatur 70o C dan jika kondisi armatur melebihi suhu tersebut maka bisa digunakan jenis : NYFAw,NYFAFw,NYFAZw dan NYFADw.
  • 11.  2.2 Kabel rumah  Untuk menghubungkan antar komponen instalasi dalam rumah biasanya digunakan penghantar jenis NYA dan NGA.  Jenis NGA terdiri dari penghantar tembaga berlapis timah putih dengan isolasi karet yang dilindungi dengan anyaman benang. Jenis kabel ini sudah jarang digunakan dalam instalasi rumah.  Jenis NYA terdiri dari penghantar tembaga dengan isolasi PVC. Diameter NYA lebih kecil dibandingkan dengan NGA serta permukaan NYA lebih licin sehinggga mudah di masukan dalam pipa pvc.  Umur NYA lebih panjang, karena sifat isolasinya lebih kuat dibanding NGA yang terbuat dari karet. dan NYA lebih tahan terhadap bahan kimia dan tidak menjalarkan api serta tahan sampai temeperatur 70 o C.
  • 12. 2.3 Kabel Instalasi Berselubung  Jenis kabel instalasi berselubung contohnya adalah NYM, dimana berselubung isolasi pvc dengan inti tembaga lebih dari satu. Penggunaan kabel instalasi berselubung jika dibandingkan dengan dalam pipa yaitu :  Lebih mudah dibengkokan  Lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas tajam  Sambungan dengan alat pemakai dapat lebih rapat  Jenis NYM memiliki luas penampang tiap inti adalah dari 1.5 mm2 sampai 10 mm2 dan berbentuk kawat tunggal, dan luas penampang 16 mm2 dan diatasnya berbentuk sejumlah kawat dipilin.  Beberapa pengertian huruf yang digunakan pada kode kabel adalah : ◦ N : kabel standar dengan penghantar tembaga ◦ A : Berisolasi tunggal ◦ M : berselubung ◦ G : Isolasi karet ◦ NA : kabel standar dengan penghantar aluminium ◦ Y : Isolasi atau selubung PVC ◦ F : Perisai kawat baja pipih ◦ R : Perisai kawat baja bulat ◦ Gb : Spiral pita baja ◦ re : penghantar padat bulat ◦ rm : penghantar bulat kawat banyak ◦ se : penghantar padat bentuk sektor ◦ sm : penghantar kawat banyak bentuk sektor
  • 13. Penghantar tembaga Isolasi pvc : Lapisan pembungkus inti Selubung pvc : NYA NYM NYY
  • 14. Penghantar tembaga Isolasi XLPE Lapisan pembungkus inti Selubung PVC Penghantar Isolasi Lapisan pembungkus Perisai kawat baja berlapis Spiral pita baja berlapis seng Selubung PVC Penghantar NYFGbY Penghantar N2XY
  • 15.  contoh : o NYA : Jenis kabel bersisolasi pvc berinti satu dari tembaga o NGA : Jenis kabel berinti satu tembaga berisolasi karet o NYM : Jenis kabel berselubung dengan inti lebih dari satu dari tembaga berisolasi pvc o NAYFGbY 4 x 120 SM 0,6/1 kV Artinya : kabel jenis standar dengan penghantar aluminium kawat banyak bentuk sektor, berisolasi dan berselubung PVC, dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita baja. Jumlah urat empat, luas penampang nominal masing-masing 120 mm2, dan tegangan kerja nominal 0,6/1 kV.
  • 16.  Kemampuan menghantar arus dari kabel NYM dapat dijelaskan pada tabel 2,dimana ini berlaku untuk semua kabel instalasi yang berisolasi dan berselubung PVC termasuk kabel fleksibel dengan penghantar tembaga suhu maksimum 70oC pada suhukeliling 30oC.  Sedangkan warna selubung luar kabel PVC telah dibakukan sebagaimana ayat 720 G1 seperti dijelaskan pada tabel 3 berikut :
  • 17. Luas penampang nominal kabel Kemampuan hantar arus maksimum Kemampuan hantar arus nominal maksimum pengaman mm2 Amper Amper 1,5 2,5 4 6 10 16 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300 19 25 34 44 61 82 108 134 167 207 249 291 334 380 450 520 20 25 35 50 63 80 100 125 160 224 250 300 355 355 425 500
  • 18. Jenis kabel Tegangan nominal Warna selubung •Kabel berselubung PVC untuk instalasi tetap (misal NYM) •Hantaran udara berselubung PVC(misal NYMT) •Kabel berselubung PVC •Kabel berselubunh PVC 500 V 500 V 0,6 / 1 kV di atas 1 kV Putih Hitam Hitam Merah
  • 19. 1. Kotak-kontak (stop kontak)  Kotak kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang diperlukan untuk pesawat atau alat listrik. Tegangan Sumber listrik ini diperoleh dari hantaran fasa dan netaral yang berasal dari PLN. Simbol dan jenis kotak kontak dapat dilihat pada gambar 1.
  • 20.
  • 21.
  • 22. 2. Kontak Tusuk  Kontak tusuk digunakan untuk menghubungkan pesawat atau alat listrik yang dipasang tetap ataupun dapat dipindah-pindahkan. Jenis kontak tusuk dapat dilihat pada gambar 2. Penggunaan dan pemasangan kontak ada beberapa ketentuan antara lain : a) Kotak-kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada disebelah kanan (ayat 206 B4). b) Kotak-kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter di atas lantai harus dilengkapi dengan tutup (ayat 840 C5) c) Kotak-kontak yang dipasang dilantai harus tertutup (ayat 511 B4) d) Kotak-kontak dinding dengan pengaman harus dipasang hantaran pengaman (ayat 321 B1 sub b4) e) Ruangan yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kotak pengaman, tidak boleh dipasang kotak-kontak tanpa pengaman, kecuali kotak-kontak tegangan rendah dan untuk pemisahan pengaman (ayat 321 B1 sub b4) f) Pada satu tusuk kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat dipindahpindah (ayat 511 A9 sub c) g) Kemampuan kotak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840 C6).
  • 23. 3. Kontak hubung bagi ( 1 )  Kotak PHB harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kukuh (ayat 610 A1).  Pada setiap hantaran fasa keluar suatu perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman arus (ayat 602 D1).  Pada hantaran netral tidak boleh dipasang pengaman arus, kecuali bila potensial hantaran netralnya tidak selalu mendekati potensial tanah.  Setiap peralatan listrik, kecuali kotak -kontak dengan kemampuan hantar arus nominal 16 A atau lebih, harus merupakan rangkaian akhir tersendiri kecuali jika peralatan tersebut bagian yang tidak terpisahkan dari suatu unit instalasi (ayat 602 N1).  Gambar 3a memperlihatkan diagram rangkaian akhir sederhana untuk satu fasa, dan gambar 3b menunjukkan bentuknya.
  • 24.  Komponen-komponen penting dari kontak hubung bagi adalah : a. Kontak rel, (panel) berfungsi sebagai terminal untuk menyambungkan pada beberapa saluran ke beban. b. Kotak pengaman c. Kotak Sakelar yang merupakan satu kesatuan dari kontak hubung bagi.
  • 25.  Fiting adalah tempat memasang bola lampu listrik, dan menurut penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga jenis : fiting langit- langit, fiting gantung, dan fiting kedap air. 1. Fiting langit-langit : Pemasangan fiting langit-langit ditempelkan pada langit-langit (eternit) dan dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan untuk meletakan/penyekerupan fiting supaya kokoh kedudukannya pada langit-langit. ( gambar 4. ) 2. Fiting gantung ; Pada fiting gantung dilengkapi dengan tali snur yang berfungsi sebagai penahan beban bola lampu dan kap lampu, serta untuk menahan konduktor dari tarikan beban tersebut. Konstruksi dari fiting gantung dapat dilihat pada gambar 5. 3. Fiting kedap air ; Fiting kedap air merupakan fiting yang tahan terhadap resapan/rembesan air. Fiting jenis ini dipasang di tempat lembab atau tempat yang mungkin bisa terkena air misalnya fiting untuk di kamar mandi. Konstruksi fiting ini terbuat dari porselin, dimana bagian kontaknya terbuat dari logam kuningan atau tenbaga dan bagian ulirnya dilengkapi dengan karet yang berbentuk cincin sebagai penahan air. Konstruksi fiting kedap air dapat dilihat apada gambar 6.
  • 26.
  • 27.
  • 28.  Sakelar dan pemisah berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik. Sakelar dan pemisah harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain : 1. Dapat dilayani secara aman tanpa harus memerlukan alat bantu 2. Jumlahnya harus sesuai hingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan, dan perbaikan instalasi dapat dilakukan dengan aman. 3. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar atau pemisah bergerak harus tidak bertegangan (ayat 206 B1). 4. Harus tidak dapat terhubungkan sendiri karena pengaruh gaya berat (ayat 206 B1). 5. Kemampuan sakelar minimal sesuai dengan gaya daya alat yang dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A (ayat 840 C6). 6. Simbol atau lambang dari alat pemutus/penghubung ini dapat dilihat pada gambar 7. Dari gambar tersebut dapat dilihat konstruksi berbagai jenis sakelar, bentuk, serta cara penggambarannya.
  • 29.  Menurut konstruksinya sakelar dikelompokkan menjadi : sakelar kontak, sakelar tumpuk atau sakelar paket, sakelar sandung, sakelar tuas, dan sakelar giling.  Sedangkan ditinjau dari cara kerjanya (jenis alat penghubungnya), dapat dikelompokkan menjadi :sakelar putar, sakelar balik, sakelar tarik, sakelar jungkit, dan sakelar tombol tekan.  Jika ditinjau dari hubungan dan jenis alat penghubung, sakelar dibedakan menjadi : sakelar tunggal, sakelar dwi-kutub (kutub ganda), sakelar tri-kutub, sakelar seri, sakelar tukar dan sakelar silang.  Penggolongan sakelar berdasarkan penyambungannya dapat dijelaskan pada gambar 8.
  • 30.
  • 31.  Penerangan listrik pada suatu bangunan dengan sistem 1 fasa, lampu-lampu listrik yang digunakan dikendalikan oleh saklar. Demikian juga peralatan listrik lainnya seperti pemanas, pendingin udara, pompa air dan lain-lain.  Beberapa saklar yang sering digunakan sebagai kendali peralatan listrik antara lain : a. Saklar kutub tunggal b. Saklar kutub ganda c. Saklar kutub tiga d. Saklar seri e. Saklar kelompok f. Saklar tukar g. Saklar silang
  • 32.  Gambar disamping menunjukan instalasi saklar kutub tunggal yang mengendalikan sebuah lampu listrik dan sebuah stop kontak yang menggunakan arde.  Saluran fasa disambungkan ke ujung saklar, dan ujung saklar lainnya disambungkan ke beban lampu listrik dan selanjutnya disambungkan ke saluran netral.
  • 33.  Saklar kutub tunggal mempunyai 1 tuas/ kontak dengan 2 posisi yaitu posisi sambung berarti lampu menyala dan sebaliknya lampu mati jika saklar dalam posisi lepas.  Untuk penyambungan stop kontak satu fasa yang terdiri tiga terminal, masing masing disambungkan secara langsung pada saluran fasa (L), netral (N) dan arde (A).  Dari gambar b, jumlah kabel yang diperlukan dapat dihitung.
  • 34.  Pada gambar diatas jumlah kabel dinotasikan dalam angka
  • 35.  Untuk mengendalikan beban listrik seperti pemanas pada gambar di atas adalah menggunakan saklar kutub ganda.  Saklar kutub ganda terdiri dari 4 terminal, dan beban pemanas listrik terdiri dari 3 terminal.
  • 36.  Pada saklar 2 terminal masuk masing-masing mendapatkan saluran fasa (L) dan saluran netral (N).  Sedangkan 2 terminal lainnya masingmasing disambungkan ke 2 terminal beban pemanas. Satu terminal lainnya pada bodi beban, disambungkan secara langsung ke saluran arde.
  • 37.
  • 38.  Saklar kutub tiga terdiri dari 3 terminal masuk dan 3 terminal keluar. Saklar ini digunakan sebagai kendali beban tiga fasa.  Terminal masuk dihubungkan ke jaringan tiga fasa L1, L2 dan L3, sedangkan saluran keluar disambung-kan ke beban tiga fasa misalnya motor tiga fasa daya kecil.
  • 39.  Pada saklar ini terdapat 3 tuas / kontak yang dikopel, dengan dua posisi yaitu posisi lepas dan sambung.  Beban motor tiga fasa yang dikendalikan sebelumnya sudah tersambung hubung Y dan delta (dalam gambar disamping dihubung Y), sehingga 3 ujung belitan lainnya disambungkan ke terminal saklar kutub tiga.  Bodi dari motor dihubungkan ke arde, sebagai pengaman / proteksi arus bocor.
  • 40.
  • 41.  Saklar seri digunakan untuk mengendalikan dua lampu listrik. Terdiri dari 3 terminal, yaitu 1 terminal masuk yang disambung ke saluran fasa (L) dan 2 terminal keluar yang masing-masing disambungkan ke lampu L1 dan lampu L2.  Selanjutnya masing-masing ujung lainnya dari masing- masing lampu L1 dan L2 disambungkan ke netral (N).
  • 42.  Kondisi kedua lampu L1 dan L2 bisa dikendalikan oleh saklar seri yaitu, : a. Pada posisi 1, saklar I pada kondisi on dan saklar II pada posisi off b. Pada posisi 2, saklar I, II pada posisi on c. Pada posisi 3, saklar I off dan saklar II posisi on.
  • 43.
  • 44.  Saklar kelompok mengendalikan dua lampu listrik secara bergantian.  Terdiri dari 3 terminal, yaitu 1 terminal masuk yang disambung ke saluran fasa (L) dan 2 terminal keluar yang masing-masing disambungkan ke lampu L1 dan L2.  Selanjutnya masing-masing ujunglainnya dari masing-masing lampu L1 dan L2 disambung ke netral (N).
  • 45.  Berbeda dengan saklar seri yang menggunakan 2 tuas / kontak, saklar kelompok ini hanya memiliki 1 tuas / kontak. Jadi tidak ada posisi sambung semua atau lepas semua.  Kondisi kedua lampu L1 dan L2 bisa dikendalikan oleh saklar kelompok seperti pada tabel berikut ini : a. Pada posisi 0, semua lampu mati b. Pada posisi 1, kelompok lampu I on c. Pada posisi II, kelompok lampu II on
  • 46.
  • 47.  Sebuah saklar tukar tidak bisa digunakan untuk mengendalikan sebuah lampu, tetapi harus berpasangan artinya harus dengan 2 buah saklar tukar.  Gambar diatas sebuah lampu yang dikendalikan oleh dua saklar tukar dari dua tempat yang berbeda.
  • 48.  Sepasang saklar tukar biasanya digunakan pada gang / koridor yaitu sebuah saklar tukar pada ujung gang masuk dan lainnya pada ujung gang keluar. Atau juga pada tangga dari lantai 1 ke lantai 2 dan seterusnya, dan juga pada garasi.  Saklar tukar sering disebut sebagai saklar hotel, karena didalam hotel banyak terdapat koridor yang lampu-lampunya dikendalikan dengan saklar tukar.
  • 49.
  • 50.  Dalam penggunaannya saklar silang selalu dilengkapi dengan sepasang (dua buah) saklar tukar untuk mengendalikan sebuah lampu.  Bila dikehendaki perluasan / penambahan, tempat kendali lampu tinggal menambahkan sejumlah saklar silang saja, yang disambung secara serial diantara saklar-saklar silang dengan ujung awal dan ujung akhir yang merupakan pasangan saklar tukar.
  • 51. No Posisi Saklar Kondisi L A B C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. I II II II I I II I I I II II II II I I I I I II I II II II Mati Nyala Mati Nyala Mati Nyala Mati Nyala
  • 52.  Penggunaan saklar-saklar silang dan sepasang saklar tukar ini biasa digunakan untuk mengendalikan lampu dari banyak tempat / posisi, seperti ruang tengah, mesjid dengan kendali lampu pada pintu-pintu depan, samping kiri dan samping kanan.  Pada koridor yang panjang, penerangan lampunya juga sering menggunakan saklar-saklar ini.