1. Testing dan Komisioning adalah serangkaian pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik sebelum dioperasikan untuk memastikan keamanan.
2. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memastikan pemasangan peralatan dan kabel sesuai standar.
3. Pengujian mencakup kondisi sambungan kabel, pipa, dan peralatan untuk memastikan kehandalan sistem.
2. Testing dan Komisioning
• Pekerjaan Instalasi Listrik yang telah selesai dikerjakan
dan akan dioperasikan, tidak boleh langsung
dioperasikan.
• Pada saat akan dioperasikan harus dipastikan bahwa
instalasi tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan.
• Untuk meyakinkan bahwa instalasi listrik tersebut benar-
benar aman dioperasikan, keberadaannya harus telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan teknis yang
ditentukan.
• Testing dan Komisioning dilakukan agar diketahui,
apakah instalasi listrik telah memenuhi ketentuan dan
persyaratan teknis yang ditentukan, perlu dilakukan
pemeriksaan dan pengujian atau disebut.
3. 1. Testing dan Komisioning
(Commissioning test) adalah serangkaian
kegiatan pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik yang telah selesai
dikerjakan dan hendak dioperasikan.
2. Dengan hasil pemeriksaan dan pengujian
yang baik, maka diyakini bahwa instalasi
listrik aman pada saat dioperasikan,
yaitu aman bagi manusia, bangunan
dan bagi instalasi itu sendiri.
4. Pedoman Umum
1. Tujuan komisioning suatu instalasi tenaga listrik ialah :
Untuk mendapatkan suatu instalasi tenaga listrik
yang masing-masing alatnya maupun sebagai suatu
sistem, telah berfungsi dengan baik dan memenuhi
kontrak.
2. Tim komisioning adalah tim yang intinya terdiri dari
tenaga PLN dan LMK kemudian dibantu oleh unit-unit
PLN lain mempunyai tugas mengevaluasi hasil uji-uji
komisioning.
3. Sebelum komisioning dilakukan proyek ataupun
kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan
seluruh dokumen dan informasi lengkap yang
diperlukan pada pengujian serta penilaiannya.
5. 4. Penerimaan suatu instalasi meliputi: Persetujuan
terhadap spesifikasi, persetujuan terhadap tipe alat,
persetujuan pengujian fabrik, persetujuan pada
komisioning dan pengujian, persetujuan pada
operasi dalam masa garansi.
5. Pengujian individual merupakan kegiatan pada
komisioning yang menyangkut: Pengujian
karakteristik sistem dan kerja masing-masing
peralatan.
8. Semua alat uji harus memenuhi ketentuan, masa
kalibrasi masih berlaku dan meter atau alat ukur
yang digunakan memenuhi klasnya.
6. PENGUJIAN FISIK
INSTALASI PENERANGAN
DAN TENAGA
Pengujian fisik instalasi listrik penerangan
dan tenaga didahului dengan pemeriksaan
secara fisik (yang terlihat mata) keadaan
instalasi listrik, apakah sudah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam
PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik)
yang meliputi:
7. Keadaan tata letak pemasangan
perlengkapan instalasi listrik, meliputi :
• Kotak sekring atau PHB (Perangkat hubung bagi) harus
dipasang di tempat yang jelas terlihat dan mudah dicapai
serta dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Kotak
sekring dapat dipasang pada tembok, tiang kayu atau dinding
papan dengan ketinggian 175 cm dari lantai.
• Saklar, kotak kontak dan alat listrik lainnya harus
dipasang di tempat yang tidak mudah terkena siraman
air.
• Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m
tingginya dari lantai harus dilengkapi dengan tutup.
• Pemasangan perlengkapan instalasi listrik harus cukup
kuat atau tidak mudah goyah.
8. Pemasangan kabel instalasi listrik,
yang meliputi :
• Kabel berisolasi tunggal misalnya NYA atau NGA
harus dipasang di dalam pipa pelindung baik di
dalam atau di atas tembok, kecuali jika dipasang di
atas plafon dapat menggunakan isolator rol.
• Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 1,5
mm2 atau 2,5 mm2, jarak antara dua isolator rol
maksimum 1 m. Untuk kabel yang mempunyai
luas penampang 4 mm2 atau lebih, jarak antara
dua isolator rol maksimum 6 m. Kabel tidak boleh
dibelitkan pada isolator rol, kecuali pada ujung
tarikan rentang.
9. Pemasangan kabel instalasi listrik, yang
meliputi : (lanjutan)
• Kabel berisolasi ganda, misalnya NYM dapat
dipasang di dalam pipa atau tanpa pipa, baik di
luar tembok maupun di dalam tembok.
• Kabel fleksibel hanya dapat digunakan pada
peralatan listrik yang dapat dipindah-pindahkan,
misal untuk TV, almari es, dan sebagainya.
• Fitting gantung harus menggunakan kabel
fleksibel yang dilengkapi tali penggantung.
(NYPLYw).
10. Penggunaan warna pada kabel, yang meliputi :
• Warna loreng hijau-kuning digunakan untuk
menandai penghantar pembumian (grounding).
• Warna biru digunakan untuk menandai penghantar
netral atau kawat tengah. Untuk menghindari
kesalahan, warna biru tidak boleh digunakan untuk
menandai penghantar lainnya.
• Untuk instalasi listrik 3 fasa warna kabel yang
digunakan: merah untuk fase R, kuning untuk fase S
dan hitam untuk fase T.
• Untuk instalasi listrik 1 fase, kabel yang digunakan
dipilih salah satu dari 3 warna itu.
13. Penggunaan kabel NYM
• Untuk kabel berjenis isolasi ganda misalnya
NYM berlaku ketentuan seperti pada Tabel di
bawah ini.
14. Pemeriksaan pada terminal dan
sambungan kabel
• Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan di
dalam kotak sambung dan tidak boleh di dalam
pipa. Sambungan kabel harus kuat dan dibalut
dengan benang/isolasi yang cukup sehingga dapat
ditutup dengan lasdop secara kuat.
• Kabel-kabel yang disambung harus diberi toleransi
panjang secukupnya guna mempermudah
perbaikannya.
• Dua penghantar (kabel) dari jenis logam yang
berlainan tidak boleh disambungkan.
15. Pemeriksaan pada terminal dan
sambungan kabel (lanjutan)
• Sambungan penghantar pada terminal harus
terjamin baik dan tidak merusak penghantar.
Menyambung kabel fleksibel harus menggunakan
sambung tekan (termasuk jenis sekrup), sambung
solder atau sambung puntir. Sepatu kabel harus
disambungkan dengan mur baut secara baik.
• Sambungan puntir harus dibuat dengan
menggunakan penyambung puntir atau dengan cara
dilas/disolder. Sebelum dilas/disolder, sambungan
tersebut harus dipuntir dahulu agar diperoleh
sambungan yang baik secara mekanis dan listrik
16. Pemeriksaan pada pipa instalasi
• Pipa instalasi harus dibuat dari bahan yang tahan
terhadap tekanan mekanis, tahan terhadap
panas, tidak menjalarkan api, dan tahan kelembaban,
misalnya baja, PVC atau bahan lain yang sederajat.
• Permukaan dalam dan luar pipa instalasi
haruslah licin dan rata, tidak boleh terdapat lubang
atau tonjolan yang tajam atau cacat lainnya. Bagian
dalam maupun luar pipa tersebut harus dilindungi
secara baik terhadap karat.
17. Pemeriksaan pada pipa instalasi (lanjutan)
• Pada bagian dalam dan pada ujung dari bagian
penyambung pipa tidak boleh terdapat bagian yang
tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir tempat
penghantar ditarik harus licin dan tidak tajam. Pada ujung
bebas pipa yang terbuat dari baja harus dipasang selubung
masuk (tule) yang berbentuk baik dan terbuat dari bahan
yang awet.
• Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus dapat
disambung dengan baik. Bila perlu dibengkokkan harus
mempunyai jari lengkung sekurang-kurangnya tiga kali garis
tengah luar pipa tersebut. Pembengkokan pipa harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
penggepengan.
18. Pemeriksaan pada pipa instalasi (lanjutan)
• Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus
tahan terhadap tekanan mekanis. Pipa jika
dibengkokkan, ditekan, kena pukulan, atau dalam
suhu di atas normal selama ataupun sesudah
pemasangan, tidak boleh menjadi retak atau pecah
ataupun berubah bentuknya sehingga pemasangan
penghantar di dalamnya menjadi sukar atau
penghantar akan rusak di dalamnya.
• Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan
terbuka, yang terdapat dalam jarak jangkauan
tangan harus dibumikan dengan baik, kecuali jika
pipa tersebut digunakan untuk menyelubingi kabel
berisolasi ganda atau kawat pembumian.
19. Pemeriksaan pada pipa instalasi (lanjutan)
• Pipa instalasi harus dipasang tegak lurus atau
mendatar.
• Pipa dan perlengkapannya yang tidak bersifat kedap
gas, harus mempunyai ventilasi serta jalan keluar
pengeringan pada tempat di mana ada kemungkinan
cairan embun akan berkumpul. Lubang pengeringan atau
ventilasi tersebut tidak boleh dibuat pada pipa itu sendiri.
• Perlengkapan seperti kotak periksa, kotak tarik, suku
bengkok, suku siku, dan suku T harus dipasang
sedemikian rupa sehingga penarikan kembali penghantar
atau pemasangan penghantar tambahan tetap
dimungkinkan.
20. Pemeriksaan pada pipa instalasi (lanjutan)
• Pipa instalasi yang tidak ditanam dalam tembok,
harus dipasang secara baik menggunakan alat
penopang dan klem pipa yang cocok, sehingga pipa
terpasang secara kokoh. Jarak antara tempat
pemasangan klem pipa tidak boleh melebihi 1 m.
• Pipa PVC tidak boleh digunakan pada ruangan
dengan suhu melebihi 600 C. Pipa logam yang
dilapisi dengan bahan isolasi dianggap sebagai pipa
bukan logam