Dokumen tersebut membahas hubungan antara ilmu dan moral. Secara filosofis, ilmu dibatasi oleh pertimbangan moral baik dalam tahap pengembangan konsep maupun penerapannya. Beberapa pandangan menyatakan bahwa ilmu harus bebas nilai agar mencapai kebenaran, namun pandangan lain berpendapat bahwa ilmu selalu terkait dengan nilai sehingga pengembangannya juga mempertimbangkan aspek nilai.

1. ILMU DAN MORAL
Oleh :
KHOIRUN NISA’
ROFIATUL MUFIDAH

2. • Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya,
sedangkan moral pada dasarnya adalah petunjuk-petunjuk
tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia.
• Oleh karena itu, ilmu tidak bisa dilepaskan dari moral, sebab
ilmu tanpa moral seperti kapal tanpa kompas.
• Hasil-hasil kegiatan keilmuan memberikan alternatif-alternatif
untuk membuat keputusan politik dengan berkiblat kepada
pertimbangan-pertimbangan moral.

3. • Dalam penerapan hubungan antara cara penggunaan ilmu
dengan kaidah moral, para ilmuwan terbagi kedalam 2
golongan pendapat :
1. Ilmuwan golongan pertama menginginkan bahwa ilmu
harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik itu secara
ontologis maupun aksiologis.
2. Ilmuwan golongan kedua sebaliknya berpendapat bahwa
netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada
metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya
kegiatan keilmuan haruslah berlandaskan pada asas-asas
moral.

4. Ilmu Bebas dari Nilai
• Suatu ilmu pengetahuan dituntut untuk
bebas nilai “value free”.
• Bebas nilai adalah suatu tuntutan yang
ditujukan kepada ilmu pengetahuan agar
ilmu pengetahuan dikembangkan dengan
tidak memperhatikan nilai-nilai diluar ilmu
pengetahuan. Supaya ilmu pengetahuan
mengandung kebenaran yang utuh.
• Nilai lain diluar ilmu pengetahuan itu
sendiri seperti nilai budaya, moral, agama,
politik, dan sebagainya.
• Dengan kata lain, ilmu pengetahuan
harus murni dikembangkan dengan
pertimbangan ilmiah berdasarkan nilai
khusus yang diwujudkan ilmu
pengetahuan. Karena kebenaran
dijunjung tinggi sebagai nilai, maka
kebenaran itu dikejar secara murni dan
semua nilai lain dikesampingkan.
• Ilmu pengetahuan yang bebas nilai juga
bertujuan agar ilmu pengetahuan dapat
mencapai kebenaran ilmiah yang
objektif dan rasional.

5. Ilmu Harus Terikat Nilai
• Berbeda dengan ilmu yang bebas nilai,
ilmu yang tidak bebas nilai “value bond ”
memandang bahwa, ilmu itu selalu terikat
dengan nilai dan harus dikembangkan
dengan mempertimbangkan aspek nilai.
• Perkembangan nilai tidak lepas dari nilai-
nilai ekonomis, sosial, religius, dll.
• Salah satu filosof yang memegangi teori
value bond adalah Jurgen Habermas.
• Dalam pandangan Habermas bahwa ilmu,
sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas
nilai, karena ilmu selalu ada kepentingan-
kepentingan tertentu, yakni nilai rasional
antara manusia dan alam, manusia dan
manusia, manusia dan nilai penghormatan
terhadap manusia.

6. • Secara filsafat dapat dikatakan bahwa dalam tahap pengembangan konsep terdapat
masalah moral yang ditinjau dari segi ontologi keilmuan, sedangkan dalam tahap
penerapan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuan.
• Ontologi diartikan sebagai pengkajian mengenai hakikat realitas dari objek yang
ditelaah dalam membuahkan pengetahuan.
• Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.

7. Ilmu Terikat Secara Ontologisnya
• Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka ontologi adalah kajian filosofis tentang
hakikat keberadaan ilmu pengetahuan, apa dan bagaimana sebenarnya ilmu pengetahuan itu.
• Aspek ontologis mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis, ilmu
membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang berada dalam
jangkauan pengalaman manusia, dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.
• Secara ontologis, dalam pemilihan wujud yang akan dijadikan objek penelaahannya, ilmu
dibimbing oleh kaidah moral yang berasaskan tidak mengubah kodrat manusia, tidak
merendahkan martabat manusia, dan tidak mencampuri masalah kehidupan.

8. Ilmu Terikat Secara Aksiologisnya
• Aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakekat nilai yang umumnya
ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
• Aksiologi memberikan jawaban untuk
apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan.
• Dikatakan bahwa aksiologi dipahami
sebagai teori nilai, serta ilmu
pengetahuan yang menyelubungi esensi
atau nilai esensi.
• Secara aksiologis, ilmu harus
digunakan dan dimanfaatkan
untuk kemaslahatan manusia
dengan jalan meningkatkan taraf
hidupnya dan dengan
memperhatikan kodrat manusia,
martabat manusia, dan
keseimbangan / kelestarian alam.

9. Kesimpulan
• Ilmu dan moral memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Ilmu bisa menjadi malapetaka bagi
manusia jika seseorang memanfaatkannya dengan tidak bermoral atau tidak mengindahkan
nilai-nilai moral yang ada. Tetapi, sebaliknya ilmu akan menjadi rahmat bagi kehidupan manusia
jika dimanfaatkan secara benar dan tepat serta mengindahkan aspek moral.
• Menurut pandangan ilmu bebas nilai, jika ilmu tidak bebas nilai maka perkembangan ilmu akan
terhambat karena terikat nilai- nilai yang ada.
• Menurut pandangan ilmu terikat nilai, ilmu itu selalu terikat dengan nilai dan harus
dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Jika lahirnya ilmu saja terkait dengan
nilai, maka ilmu itu sendiri tidak mungkin bekerja lepas dari nilai.
• Wibisomo mengatakan bahwa aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran,
sedangkan etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penelitian
ilmu.

10. THANK YOU FOR
LISTENING !
ANY QUESTIONS ?