SlideShare a Scribd company logo
Jurnalistik Media Cetak
Dosen PJMK I.G.A.K Satrya Wibawa
Tugas Satu – Opini
Tanggal pengumpulan : 8 September 2014
Oleh :
Radyastuti 071211531019
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEMESTER GANJIL 2014/2015
Ikatan Pers Mahasiswa Bentuk Karakter Jurnalisme
Oleh : Radyastuti 071211531019
Media televisi adalah salah satu media massa paling efektif untuk menyebarkan informasi
dengan daya jangkau penonton yang luas. Melalui keunggulannya yang terletak pada audio dan
visual, televisi dipercaya mampu menyampaikan sebuah peristiwa secara detail dan aktual
daripada media lainnya. Serta mampu menghadirkan kebenaran dalam sebuah berita bagi
masyarakat luas. Namun seiring berjalannya waktu, kebenaran ini agaknya semakin sulit untuk
didapatkan. Beragam informasi yang ditayangkan tak lagi berisi data yang akurat. Berita yang
diturunkan ke mayarakat justru lebih sarat akan kepentingan politik dari pemilik media daripada
kepentingan publik.
Apabila hal ini terus berlangsung, akan ada pembodohan masyarakat secara massal dari
media kepada masyarakat. Sebab, media televisi mampu membawa masyarakat seolah-olah
berada pada peristiwa yang tengah disampaikan. Sehingga efek yang ditimbulkan lebih terasa.
Bila berita yang disampaikan tidak mengandung unsur kebenaran, maka wujud kesejahteraan
bagi masyarakat akan sulit untuk dicapai. Hal ini lah yang menjadi potret kondisi media massa di
Indonesia saat ini. Media televisi telah beralih fungsi menjadi senjata pamungkas bagi para
penguasa untuk mencapai tujuannya. Stasiun televisi yang menjunjung tagline “Terdepan
Mengabarkan” merupakan salah satu contoh nyata dari kondisi media televisi saat ini. Berita
yang diturunkan tak lagi berimbang dan terkesan berat sebelah. Sama halnya dengan stasiun
televisi tetangga sebelah. Lantas, apakah masih ada wujud nyata dari kebenaran dalam sebuah
pemberitaan di media massa?
Berkaca pada kondisi diatas, masyarakat sepatutnya tak berharap terlalu banyak untuk
memperoleh kebenaran murni dari media massa. Masyarakat harus mencari sendiri letak
kebenaran itu serta waspada akan pemberitaan yang menawarkan kebenaran „semu‟ semata.
Sebab dalam berita, kebenaran itu hampir tidak ada. Kebenaran dapat diibaratkan sebagai sebuah
inti sel dari bawang merah yang baru akan terlihat setelah mengalami pembesaran 400kali.
Dengan kata lain, kebenaran harus dikupas satu persatu layaknya mengupas bawang. Hal ini
dikarenakan lemahnya sikap para jurnalis dalam mengemban tugas mereka sebagai penyampai
kebenaran bagi masyarakat. Otoritas pemilik media dan kebijakan newsroom selalu menjadi
alasan utama bagi mereka untuk menjadi “penyampai hal yang masuk akal” –karakteristik berita
masa kini– seperti yang dikatakan oleh John Seeley Brown, mantan direktur Xerox. Mereka
mengesampingkan panggilan hati nurani sebagai seorang jurnalis yang seharusnya
menyampaikan kebenaran dan berbalik mengkhianati masyarakat dengan berita-berita yang jauh
dari kebenaran.
Kebenaran dalam media massa pada dasarnya masih berada pada posisi 30:50 dengan
komposisi perbandingan antara kebenaran serta kepentingan dan kebijakan newsroom dalam
pembuatan berita. Pasalnya kebenaran sendiri berasal dari fakta yang nantinya akan dikemas
sedemikian rupa untuk disampaikan pada masyarakat dalam bentuk berita. Sehingga apabila
ditanyakan ada atau tidak adanya kebenaran, jawabannya adalah ada. Namun harus diakui
memang, bahwa letak kebenaran dalam dunia jurnalisme pada dasarnya susah untuk dicapai.
Sehingga hal ini juga berdampak pada pemberitaan yang ada di media massa. Ditambah lagi
dengan alih fungsi media massa sebagai sebuah industri yang sarat akan untung dan rugi dunia
bisnis. Hal ini tentu saja berpengaruh bagi kinerja jurnalis kedepannya.
Oleh karena itu untuk menciptakan kebenaran dalam media massa, maka hal yang
pertama kali harus diperbaharui adalah kondisi mental dan karakter dari jurnalis itu sendiri.
Dimana perbaikan karakter ini dibangun melalui pembenahan bibit-bibit jurnalis yang ada pada
Ikatan Pers Mahasiswa (IPM). Pasalnya mahasiswa merupakan tonggak utama bagi
pembangunan sebuah bangsa untuk mencapai kesejahteraan. Melalui IPM, bibit unggul dapat
diciptakan dengan menjernihkan pikiran melalui beberapa hal mendasar yang kerap kali
dilupakan. Misalnya seperti apa tugas jurnalis sebenarnya, apa dampak dari pemberitaan yang
jauh dari nilai kebenaran bagi masyarakat, mereka bekerja untuk siapa, hingga bagaimana
mereka mengambil keputusan dalam pembuatan sebuah berita.
Dengan perbekalan yang cukup, bibit ini diharapkan mampu mengahasilkan jurnalis
yang mampu berpikir jernih dan netral dalam mengemban tugasnya. Mampu menuangkan
informasi dalam kata-kata dan diwujudkan melalui produksi berita yang berdasarkan fakta dan
akurasi data yang telah diverifikasi untuk kemudian disebarluaskan ke masyarakat. Harapannya
melalui penjernihan pikiran, jurnalis diharapkan mampu menyusun kata-kata yang lugas, bebas
dari subjektifitas dengan diwujudkan melalui pemberitaan yang berimbang. Sehingga apabila hal
ini dapat dilakukan, maka sistem pemberitaan yang jujur akan menjadi kebiasaan dan pada
akhirnya akan membentuk karakter jurnalis yang bermoral.

More Related Content

Similar to Ikatan Pers Mahasiswa Bentuk Karakteristik Jurnalisme

Bab 1 NKP sespimmen POLRI
Bab 1 NKP sespimmen POLRIBab 1 NKP sespimmen POLRI
Bab 1 NKP sespimmen POLRI
Dadang DjokoKaryanto
 
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdfbahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
wam123aldi
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
febastream
 
MEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASI
MEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASIMEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASI
MEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASI
https://wartawatikeuangan.blogspot.com/
 
Media Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring JournalismMedia Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring Journalism
Yudha P Sunandar
 
Dwi Ayu.pptx
Dwi Ayu.pptxDwi Ayu.pptx
Dwi Ayu.pptx
IlilRohma
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media
LSP3I
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme KontemporerKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
Diana Amelia Bagti
 
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadiDampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
VJ Asenk
 
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa MembangunLaporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Budi Ragiel
 
Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ Penulisan Naskah Radi...
Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ  Penulisan Naskah Radi...Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ  Penulisan Naskah Radi...
Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ Penulisan Naskah Radi...
SyahnaAjeng
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas Media
LSP3I
 
Strategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasi
Strategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasiStrategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasi
Strategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasi
https://wartawatikeuangan.blogspot.com/
 
Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5
adminpancasilamanaje1
 
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negaraperanan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negarafauziprsty
 
Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)
AlfiahSeptianiSiradj
 
Artikel b.indo revisi 2 (1)
Artikel b.indo revisi 2  (1)Artikel b.indo revisi 2  (1)
Artikel b.indo revisi 2 (1)
AgungSFajar
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah

Similar to Ikatan Pers Mahasiswa Bentuk Karakteristik Jurnalisme (20)

Bab 1 NKP sespimmen POLRI
Bab 1 NKP sespimmen POLRIBab 1 NKP sespimmen POLRI
Bab 1 NKP sespimmen POLRI
 
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdfbahan kabid aptika_perananpers.pdf
bahan kabid aptika_perananpers.pdf
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
 
MEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASI
MEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASIMEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASI
MEDIA PENTING SEBAGAI AJANG PROMOSI DAN EDUKASI
 
Media Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring JournalismMedia Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring Journalism
 
Dwi Ayu.pptx
Dwi Ayu.pptxDwi Ayu.pptx
Dwi Ayu.pptx
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme KontemporerKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
 
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadiDampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
 
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa MembangunLaporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
 
Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ Penulisan Naskah Radi...
Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ  Penulisan Naskah Radi...Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ  Penulisan Naskah Radi...
Syahna Ajeng Wismono Putri-01918143862-Manarita 3A-LPJ Penulisan Naskah Radi...
 
Literasi Media
Literasi MediaLiterasi Media
Literasi Media
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas Media
 
Makalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massaMakalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massa
 
Strategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasi
Strategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasiStrategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasi
Strategi IJK memanfaatkan media dan sekolah sebagai ajang edukasi
 
Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5
 
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negaraperanan komunikasi massa dalam peran warga negara
peranan komunikasi massa dalam peran warga negara
 
Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)Jurnalisme warga (citizen journalism)
Jurnalisme warga (citizen journalism)
 
Artikel b.indo revisi 2 (1)
Artikel b.indo revisi 2  (1)Artikel b.indo revisi 2  (1)
Artikel b.indo revisi 2 (1)
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 

More from Radyastuti

Message (1)
Message (1)Message (1)
Message (1)
Radyastuti
 
Analisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak Kecil
Analisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak KecilAnalisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak Kecil
Analisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak Kecil
Radyastuti
 
The Power of Social Media
The Power of Social MediaThe Power of Social Media
The Power of Social Media
Radyastuti
 
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia group
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia groupAnalisis konvergensi media pada kompas gramedia group
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia group
Radyastuti
 
Media and Representation
Media and RepresentationMedia and Representation
Media and Representation
Radyastuti
 
The Actuating - Management
The Actuating - ManagementThe Actuating - Management
The Actuating - Management
Radyastuti
 
Evolusi Teori Manajemen
Evolusi Teori ManajemenEvolusi Teori Manajemen
Evolusi Teori Manajemen
Radyastuti
 
Ilmu Pengetahuan & Life World
Ilmu Pengetahuan & Life WorldIlmu Pengetahuan & Life World
Ilmu Pengetahuan & Life World
Radyastuti
 
Hukum & Teori
Hukum & TeoriHukum & Teori
Hukum & Teori
Radyastuti
 
Metode Induksi
Metode InduksiMetode Induksi
Metode Induksi
Radyastuti
 
ABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSIABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSI
Radyastuti
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
Radyastuti
 
Sales promotion
Sales promotionSales promotion
Sales promotion
Radyastuti
 
6. bagan persepsi
6. bagan persepsi6. bagan persepsi
6. bagan persepsi
Radyastuti
 
5. persepsi komunikasi
5. persepsi komunikasi5. persepsi komunikasi
5. persepsi komunikasiRadyastuti
 
2.fungsi komunikasi
2.fungsi komunikasi2.fungsi komunikasi
2.fungsi komunikasi
Radyastuti
 
3. konseptualisasi komunikasi
3. konseptualisasi komunikasi3. konseptualisasi komunikasi
3. konseptualisasi komunikasi
Radyastuti
 
1.analisis komunikasi
1.analisis komunikasi1.analisis komunikasi
1.analisis komunikasi
Radyastuti
 

More from Radyastuti (18)

Message (1)
Message (1)Message (1)
Message (1)
 
Analisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak Kecil
Analisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak KecilAnalisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak Kecil
Analisis Pengaruh Media Massa Terhadap Anak Kecil
 
The Power of Social Media
The Power of Social MediaThe Power of Social Media
The Power of Social Media
 
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia group
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia groupAnalisis konvergensi media pada kompas gramedia group
Analisis konvergensi media pada kompas gramedia group
 
Media and Representation
Media and RepresentationMedia and Representation
Media and Representation
 
The Actuating - Management
The Actuating - ManagementThe Actuating - Management
The Actuating - Management
 
Evolusi Teori Manajemen
Evolusi Teori ManajemenEvolusi Teori Manajemen
Evolusi Teori Manajemen
 
Ilmu Pengetahuan & Life World
Ilmu Pengetahuan & Life WorldIlmu Pengetahuan & Life World
Ilmu Pengetahuan & Life World
 
Hukum & Teori
Hukum & TeoriHukum & Teori
Hukum & Teori
 
Metode Induksi
Metode InduksiMetode Induksi
Metode Induksi
 
ABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSIABDUKSI & DEDUKSI
ABDUKSI & DEDUKSI
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
 
Sales promotion
Sales promotionSales promotion
Sales promotion
 
6. bagan persepsi
6. bagan persepsi6. bagan persepsi
6. bagan persepsi
 
5. persepsi komunikasi
5. persepsi komunikasi5. persepsi komunikasi
5. persepsi komunikasi
 
2.fungsi komunikasi
2.fungsi komunikasi2.fungsi komunikasi
2.fungsi komunikasi
 
3. konseptualisasi komunikasi
3. konseptualisasi komunikasi3. konseptualisasi komunikasi
3. konseptualisasi komunikasi
 
1.analisis komunikasi
1.analisis komunikasi1.analisis komunikasi
1.analisis komunikasi
 

Ikatan Pers Mahasiswa Bentuk Karakteristik Jurnalisme

  • 1. Jurnalistik Media Cetak Dosen PJMK I.G.A.K Satrya Wibawa Tugas Satu – Opini Tanggal pengumpulan : 8 September 2014 Oleh : Radyastuti 071211531019 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GANJIL 2014/2015
  • 2. Ikatan Pers Mahasiswa Bentuk Karakter Jurnalisme Oleh : Radyastuti 071211531019 Media televisi adalah salah satu media massa paling efektif untuk menyebarkan informasi dengan daya jangkau penonton yang luas. Melalui keunggulannya yang terletak pada audio dan visual, televisi dipercaya mampu menyampaikan sebuah peristiwa secara detail dan aktual daripada media lainnya. Serta mampu menghadirkan kebenaran dalam sebuah berita bagi masyarakat luas. Namun seiring berjalannya waktu, kebenaran ini agaknya semakin sulit untuk didapatkan. Beragam informasi yang ditayangkan tak lagi berisi data yang akurat. Berita yang diturunkan ke mayarakat justru lebih sarat akan kepentingan politik dari pemilik media daripada kepentingan publik. Apabila hal ini terus berlangsung, akan ada pembodohan masyarakat secara massal dari media kepada masyarakat. Sebab, media televisi mampu membawa masyarakat seolah-olah berada pada peristiwa yang tengah disampaikan. Sehingga efek yang ditimbulkan lebih terasa. Bila berita yang disampaikan tidak mengandung unsur kebenaran, maka wujud kesejahteraan bagi masyarakat akan sulit untuk dicapai. Hal ini lah yang menjadi potret kondisi media massa di Indonesia saat ini. Media televisi telah beralih fungsi menjadi senjata pamungkas bagi para penguasa untuk mencapai tujuannya. Stasiun televisi yang menjunjung tagline “Terdepan Mengabarkan” merupakan salah satu contoh nyata dari kondisi media televisi saat ini. Berita yang diturunkan tak lagi berimbang dan terkesan berat sebelah. Sama halnya dengan stasiun televisi tetangga sebelah. Lantas, apakah masih ada wujud nyata dari kebenaran dalam sebuah pemberitaan di media massa? Berkaca pada kondisi diatas, masyarakat sepatutnya tak berharap terlalu banyak untuk memperoleh kebenaran murni dari media massa. Masyarakat harus mencari sendiri letak kebenaran itu serta waspada akan pemberitaan yang menawarkan kebenaran „semu‟ semata. Sebab dalam berita, kebenaran itu hampir tidak ada. Kebenaran dapat diibaratkan sebagai sebuah inti sel dari bawang merah yang baru akan terlihat setelah mengalami pembesaran 400kali. Dengan kata lain, kebenaran harus dikupas satu persatu layaknya mengupas bawang. Hal ini dikarenakan lemahnya sikap para jurnalis dalam mengemban tugas mereka sebagai penyampai kebenaran bagi masyarakat. Otoritas pemilik media dan kebijakan newsroom selalu menjadi alasan utama bagi mereka untuk menjadi “penyampai hal yang masuk akal” –karakteristik berita
  • 3. masa kini– seperti yang dikatakan oleh John Seeley Brown, mantan direktur Xerox. Mereka mengesampingkan panggilan hati nurani sebagai seorang jurnalis yang seharusnya menyampaikan kebenaran dan berbalik mengkhianati masyarakat dengan berita-berita yang jauh dari kebenaran. Kebenaran dalam media massa pada dasarnya masih berada pada posisi 30:50 dengan komposisi perbandingan antara kebenaran serta kepentingan dan kebijakan newsroom dalam pembuatan berita. Pasalnya kebenaran sendiri berasal dari fakta yang nantinya akan dikemas sedemikian rupa untuk disampaikan pada masyarakat dalam bentuk berita. Sehingga apabila ditanyakan ada atau tidak adanya kebenaran, jawabannya adalah ada. Namun harus diakui memang, bahwa letak kebenaran dalam dunia jurnalisme pada dasarnya susah untuk dicapai. Sehingga hal ini juga berdampak pada pemberitaan yang ada di media massa. Ditambah lagi dengan alih fungsi media massa sebagai sebuah industri yang sarat akan untung dan rugi dunia bisnis. Hal ini tentu saja berpengaruh bagi kinerja jurnalis kedepannya. Oleh karena itu untuk menciptakan kebenaran dalam media massa, maka hal yang pertama kali harus diperbaharui adalah kondisi mental dan karakter dari jurnalis itu sendiri. Dimana perbaikan karakter ini dibangun melalui pembenahan bibit-bibit jurnalis yang ada pada Ikatan Pers Mahasiswa (IPM). Pasalnya mahasiswa merupakan tonggak utama bagi pembangunan sebuah bangsa untuk mencapai kesejahteraan. Melalui IPM, bibit unggul dapat diciptakan dengan menjernihkan pikiran melalui beberapa hal mendasar yang kerap kali dilupakan. Misalnya seperti apa tugas jurnalis sebenarnya, apa dampak dari pemberitaan yang jauh dari nilai kebenaran bagi masyarakat, mereka bekerja untuk siapa, hingga bagaimana mereka mengambil keputusan dalam pembuatan sebuah berita. Dengan perbekalan yang cukup, bibit ini diharapkan mampu mengahasilkan jurnalis yang mampu berpikir jernih dan netral dalam mengemban tugasnya. Mampu menuangkan informasi dalam kata-kata dan diwujudkan melalui produksi berita yang berdasarkan fakta dan akurasi data yang telah diverifikasi untuk kemudian disebarluaskan ke masyarakat. Harapannya melalui penjernihan pikiran, jurnalis diharapkan mampu menyusun kata-kata yang lugas, bebas dari subjektifitas dengan diwujudkan melalui pemberitaan yang berimbang. Sehingga apabila hal ini dapat dilakukan, maka sistem pemberitaan yang jujur akan menjadi kebiasaan dan pada akhirnya akan membentuk karakter jurnalis yang bermoral.