SlideShare a Scribd company logo
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN
PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 S.D 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh
WA ODE FITRIYANTI
PSW.B.2013.IB.0045
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna.
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . )
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..)
3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . )
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..)
3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . )
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..)
3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Wa Ode Fitriyanti
2. Nim : 2013. IB. 0045
3. Tempat/ tanggal lahir : Lapolea, 02 Maret 1995
4. Agama : Islam
5. Suku/ kebangsaan : Muna/Indonesia
6. Alamat : Desa Lapolea, Kec. Barangka, Kab. Muna Barat
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah /Ibu : La Ode Tamisi / Wa Haluminda, S.Pd.
2. Pekerjaan : PNS / PNS
3. Alamat : Desa Lapolea, Kec. Barangka, Kab. Muna Barat
C. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 4 Barangka tamat tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Barangka tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Barangka tamat tahun 2013
4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2013 sampai sekarang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat
dan ridhoNya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai tepat pada waktunya
dengan judul “Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menemui kesulitan
dan hambatan namun, berkat bimbingan dari selaku pembimbing I Wa Ode Siti
Asma, S.ST., M.Kes. dan Fitria Ningsih, S.ST selaku pembimbing II akhirnya karya
tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Laode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan sekaligus Penguji
Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Kabupaten Muna.
3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi di Akademi Kebidanan Paramata
Kabupaten Muna.
4. Ibu Sitti Nurazizah, Am. Keb selaku Kepala Ruangan Delima Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam
pengambilan data.
5. Kepada Ayahandaku La ode Tamisi dan Ibundaku Wa Haluminda, S.Pd. yang
telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis sehingga segala kendala
dapat saya hadapi.
6. Kakakku serta adikku yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti Pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat dan
kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT. memberikan imbalan
yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua,
Aamiiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Lembar Persetujuan....................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii
Riwayat Hidup .............................................................................................. iv
Kata Pengantar .............................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................ vii
Dafatar Tabel................................................................................................. ix
Intisari ........................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1. Tujuan umum .............................................................................. 4
2. Tujuan khusus ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1. Manfaat teoritis ........................................................................... 5
2. Manfaat praktis............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 6
A. Telaah Pustaka .................................................................................. 6
1. Persalinan.................................................................................... 6
2. Gawat Janin................................................................................. 9
B. Landasan Teori.................................................................................. 23
1. Persalinan.................................................................................... 23
2. Gawat Janin................................................................................. 23
3. Serotinus...................................................................................... 24
4. Partus lama.................................................................................. 25
5. Preeklampsi................................................................................. 26
6. Infeksi intrapartum...................................................................... 26
7. Perdarahan................................................................................... 27
C. Kerangka Konsep.............................................................................. 28
D. Pertanyaan Penelitian........................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 30
B. Subyek Penelitian.............................................................................. 30
C. Tempat dan waktu Penelitian............................................................ 30
D. Identifikasi Variabel Penelitian......................................................... 31
E. Variabel dan Definisi Operasional.................................................... 31
F. Instrument Penelitian ........................................................................ 32
G. Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 32
H. Jalannya Penelitian............................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 34
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian .................................................. 34
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 37
C. Pembahasan....................................................................................... 38
1. Serotinus...................................................................................... 38
2. Partus lama.................................................................................. 39
3. Preeklampsi................................................................................. 40
4. Infeksi intrapartum...................................................................... 41
5. Perdarahan................................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 44
A. Kesimpulan ....................................................................................... 44
B. Saran.................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 45
Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Variabel dan Devenisi Operasional……………………………………... 31
Tabel 2: Distribusi frekuensi kejadian gawat janin………………………………. 37
INTISARI
Wa Ode Fitriyanti, PSW.B.2013.IB.0045 “Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat
Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2014 s.d 2015” dibawah bimbingan oleh ibu Wa Ode Siti Asma dan ibu
Fitria Ningsih.
Latar belakang: Gawat Janin adalah denyut jantung janin diatas 160/menit atau di
bawah 100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang
kental pada awal persalinan. Penyebab dari Gawat janin yaitu bila persalinan
berlangsung lama, induksi persalinan dengan oksitosin, ada perdarahan, infeksi,
insufisiensi plasenta, posterm dan preeklampsi. Angka kejadian gawat janin tahun
2014 s.d 2015 yaitu sebanyak 33 0rang.
Metode: penelitian deskriptif yaitu menggambarkan suatu kondisi atau fenomenan
yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu dengan jumlah populasi 33 orang
dan sampelnya sebanyak 81 orang dengan tekhnik dengan pengambila sampel total
sampling
Hasil: Dari 33 orang yang mengalami gawat janin, Postterm sebanyak 14 orang
(42,42%), Partus lama sebanyak 3 orang (9,09%), Preeklampsi sebanyak 7 orang
(21,21%), Infeksi sebanyak 6 orang ( 18,18%), dan Perdarahan sebanyak 3 orang
(9,09%).
Kesimpulan: penyebab gawat janin terbanyak yaitu pada Possterm sebanyak 14
orang (42,42%) dan penyebab yang terendah yaitu Partus lama sebanyak 3 orang
(9,09%).
Kata kunci: Gawat Janin, Postterm, Infeksi
Daftar pustaka: 17 literatur (2006-2015)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan
tinggi, disepanjang sepengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
WA ODE FITRIYANTI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. Gawat janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima
O2 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam
jangka waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal,
dengan usia gestasi aterm dan presentase kepala. Gawat janin dapat terjadi dalam
persalinan bila persalinan berlangsung lama, induksi persalinan dengan oksitosin, ada
perdarahan atau infeksi, insufisiensi plasenta, posterm dan preeklampsi
(Prawirohardjo, 2009).
Berdasarkan WHO (2012), penyebab utama kematian bayi baru lahir atau
neonatal di dunia antara lain bayi lahir premature 29%, sepsis dan pneumonia 25%,
dan 23% bayi lahir dengan asfiksia dan trauma. Asfiksia bayi baru lahir menempati
penyebab kematian bayi ke-3 di dunia dalam periode awal kehidupan (Rahayu, Dkk,
2014).
Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesiatahun 2007, setiap hari
lebih dari 400 bayi (0-11 bulan) meninggal di Indonesia dan angka kematian bayi
sebanyak 34/1000 kelahiran hidup, sebagian besar kematian bayi dan balita adalah
masalah yang terjadi pada bayi baru lahir atau neonatal (0-28 hari). Adapun masalah
neonatal yang terjadi meliputi asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi (Rahayu,
Dkk, 2014).
Dalam Kemenkes RI (2011) di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih
tinggi yaitu 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007-2008), sedangkan target MDGs
2015 adalah menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 23/1000 kelahiran hidup
(Herawati, 2013).
Jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2010-2012 cenderung
berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Kabupaten
Muna 79 orang, Kabupaten Kolaka 67 orang dan Konawe Selatan 59 orang,
sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Konawe 5 orang. Tahun 2011 jumlah
kematian Bayi mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai jumlah
jumlah 1.166 kematia bayi yang bila dibandingkan dengan tahun 2010 hanya sebesar
587 kematian. Kematian bayi yang tertinggi pada tahun 2011 terdapat di Kabupaten
Muna sebanyak 197 orang, di susun Kabupaten Buton 172 orang, Kabupaten Konawe
Selatan 167 orang, sedangkan yang terendah di Kabupaten Konawe Utara 17 orang.
Di tahun 2012 jumlah kematian Bayi mengalami penuruanan yang cukup signifikan
(664 orang) dibandingkan tahun 2011 (1.166 orang), jumlah tertinggi terjadi di
Kabupaten Buton (142) dan Bombana (78), sedangkan terendah di Kota Kendari (28)
dan Wakatobi serta Konawe Utara masing-masing dengan 31 orang bayi mati.
Kematian Neonatal di Sulawesi Tenggara pada tahun 2012 yaitu sebanyak 484,
Kabupaten Muna menempati urutan pertama dengan jumlah kematianneonatal
sebanyak 89 dan yang paling sedikit adalah Kota Kendari yaitu sebanyak 18,
sedangkan penyebab ke matian neonatal tersebut yang terbanyak adalah lain-lain
yaitu sebanyak 244, BBLR 120, asfiksia 189, sepsis 9, dan tetanus 3 (Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Muna tahun 2013 ada 4 orang,
tahun 2014 ada 1 orang dan pada tahun 2015 ada 2 orang. Sedangkan angka
kematian bayi (AKB) tahun 2013 sebanyak 39 0rang, tahun 2014 sebanyak 50
orang dan tahun 2015 sebanyak 35 orang. Sedangkan jumlah bayi lahir mati tahun
2013 sebanyak 70 orang, tahun 2014 sebanyak 66 orang dan tahun 2015 sebanyak
58 orang. Untuk jumlah kematian bayi tahun 2013 yaitu sebanyak 39 bayi, tahun
2014 sebanyak 50 bayi sedangkan tahun 2015 sebanyak 35 orang.
Berdasarkan Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015 jumlah kejadian gawat janin dalam persalinan
berjumlah 33 orang, yaitu pada tahun 2014 berjumlah 14 kasus dan 2015 berjumlah
19 kasus. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
identifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Berapa persentase penyebab kejadian gawat janin
pada ibu bersalin Di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 sampai dengan 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi penyebab kejadian gawat janin pada ibu bersalin di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014
sampai dengan 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan serotinus di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
b. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan partus lama di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
c. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan preeklampsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
d. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan infeksi dalam persalinan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015.
e. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin
dengan perdarahan di Ruang Delima Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat
dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan dengan identifikasi penyebab
terjadinya gawat janin.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam
upaya memperluas wawasan tentang gawat janin.
b. Bagi Profesi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi pembaca
untuk menambah pengetahuan dan berguna untuk penelitian lain sebagai
dasar atau pembanding untuk penelitian lain sebagai dasar atau pembanding
untuk penelitian tahap berikutnya.
c. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai bahan literatur atau referensi pada pembuatan
proposal selanjutnya.
d. Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi secara obyektif tentang gawat janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2009).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan
keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan
ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah
memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu
bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin
(Prawirohardjo, 2009).
b. Tahapan Persalinan
1) Kala I
Kala I disebut juga kala pembukaan yaitu di mulai dari his persalinan yang
adekuat sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm). pada kala I
his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu, sehingga ia masih dapat berjalan. Lambat laun his
bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan
lebih lama. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his di bagi dalam 2
fase:
a) Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat ialah 0 sanpai 3 cm.
b) Fase aktif : pada fase ini pembukaan lebih cepat. Pada fase ini dapat
dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:
(1) Fase akselerasi (percepatan): dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai
dalam waktu 2 jam.
(2) Fase dilatasi maksimal (kemajuan maksimal): dari pembukaan 4-9
cm yang di capai dalam waktu 2 jam.
(3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan): dari pembukaan 9-10 cm
yang dicapai dalam waktu 2 jam.
His dalam fase ini lebih kuat dan perlangsungannya tidak boleh lebih
dari 7 jam. Fase-fase tersebut di jumpai pada primigravida, sedangkan
multigravida juga terjadi demikian akan tetapi fase laten dan fase aktif
terjadi lebih pendek.
2) Kala II
Kala II disebut juga kala pengeluaran yang dimulai dari saat pembukaan
serviks lengkap sampai bayi lahir. Pada kala II his menjadi lebih kuat,
kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit sekali.
Karena biasanya kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada
his di rasakan tekanan dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan dan juga wanita
merasakan tekanan pada rectum, hingga buang air besar. Pada akhir kala II
sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai dasar panggul yaitu perineum
menonjol, vulva membuka, rektum membuka. Di puncak his, bagian kecil
dari kepala janin nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu his
berhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu. Maju dan surutnya
kepala berlangsung terus sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang
oleh vulva, sehingga tak dapat mundur lagi. Saat ini di sebut juga kepala
keluar pintu, karena pada his berikutnya disertai dengan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah
simpisis dan ubun-ubun besar, dahi, muka serta dagu melewati perineum.
Pada saat ini bagi primigravida, perineum biasanya tak dapat menahan
regangan yang kuat ini, sehingga robek pada pinggir depannya, setelah
kepala seluruhnya lahir dan istrahat sebentar, maka his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota bayi. Lamanya kala II untuk
primigravida kira-kira 120 menit, sedangkan multigravida kira-kira 60
menit.
3) Kala III
Kala III disebut juga kala uri yaitu dimulai dari saat bayi lahir sampai uri
(plasenta) lahir. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri
agak di atas pusat. Beberapa menit setelah bayi lahir, his timbul lagi yang
dinamakan his his pelepasan uri untuk melepaskan plasenta dari dinding
uterus. Biasanya plasenta lepas dari 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
4) Kala IV
Kala IV ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir. Petugas atau bidan harus
tinggal bersama ibu dan bayi baru lahir untuk memastikan bahwa
keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat
untuk melakukan stabilisasi (Tesno, 2006).
2. Gawat Janin
a. Pengertian Gawat Janin
Gawat janin adalah Denyut Jantung Janin kurang dari 100 per menit atau
lebih dari 180 permenit dan air ketuban hijau kental (Prawirohardjo, 2010).
Gawat janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima O2 cukup,
sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka
waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal,
dengan usia gestasi aterm dan presentase kepala (Prawirohardjo, 2009).
Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan, tapi definisi
istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran
obstetrik tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio
sesarea atau persalinan buatan lainnya. Keadaan janin biasanya dinilai dengan
menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya
mekonium di dalam cairan amnion. Sering dianggap DJJ yang abnormal,
terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis.
Untuk kepentingan klinik perlu di tetapkan kriteria apa yang dimaksud dengan
gawat janin. Disebut gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin diatas
160/menit atau di bawah 100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau
keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan (Prawirohardjo, 2011)
b. Penyebab Gawat Janin
1) Persalinan lama
Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai
persalinan yang abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3
golongan yaitu kelainan tenaga (kelainan his), his yang tidak normal
dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir
yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga
persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Kelainan janin,
persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan
dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir, kelainan dalam
ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan
atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2011).
Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan
berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada
multipara. Persalinan lama selalu memberikan risiko atau penyulit bagi
ibu dan janin yang sedang di kandungnya. Kontraksi rahim selama 24 jam
tersebut telah dapat menganggu aliran darah menuju janin, sehingga janin
dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya. beberapa keadaan yang
terjadi pada ibu yang mengalami partus macet atau partus lama bisa
menyebabkan kehabisan tenaga dan ibu bisa dehidrasi yang dapat
menyebabkan asfiksia pada bayi dikarenakan aliran darah ibu melalui
plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang (Dewi,
2011).
2) Serotinus
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan
yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada
siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir
diketahui dengan pasti. Diagnose usia kehamilan lebih dari 42 minggu di
dapatkan dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri
serial. Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak
diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai benyebabnya
yaitu cacat bawaan atau ancefalus, defisiensi sulfatase plasenta,
pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolik anti
prostaglandin seperti albutamol, progestin, asam mefenamat dan
sebagainya, penurunan kadar estrogen, factor hormonal yaitu kadar
progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan,
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang (Nugroho, 2012).
Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu)
berpengaruh terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat
badan kurang dari semestinya atau meninggal dalam kandungan karena
kekurangan zat makanan dan oksigen (Gilang, Dkk, 2010).
Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin
tidak segera dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa
oligohidramnion. Dimana kelainan cairan amnion ini mengakibatkan
gawat janin, keluarnya mekonium, juga tali pusat tertekan sehingga
menyebabkan kematian janin mendadak (Hermawati, 2013).
3) Perdarahan
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi
plasenta (letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau
pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta
sebelum bayi lahir. Perdarahan merupakan perdarahan pada kehamilan
diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan (sebelum bayi di lahirkan)
(Prawirohardjo, 2009).
Perdarahan antepartum dapat disebabkan plasenta previa dan solutio
plasenta, yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara
otomatis menyebabkan penurunan oksigen parsial, turunnya oksigen
parsial terjadi perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak
sempurna dan meninggalkan hasil asam laktat dan asam piruvat.
Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan
melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin dari 7,20-7,15.
Perdarahan yang menggangu sirkulasi retroplasenta (Gilang, Dkk, 2010).
a) Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Gejala perdarahan awal plasenta previa, pada umumnya
hanya berupa perdarahan bercak atau ringan dan umumnya berhenti
secara spontan (Prawirohardo, 2009)
b) Solusio Plasenta
Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin di lahirkan.
Defenisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi di atas 22
minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta di
mulai dengan terjadinya perdarahan dalam desisua basalis yang
menyebabkan hematoma retroplasenter (Prawirohardjo, 2009).
4) Induksi Oksitosin
Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang
belum inpartu, baik secara operatif maupun medicinal, untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim, sehingga terjadi persalinan berbeda dengan
akselerasi persalinan, dimana pada akselerasi persalinan tindakan-
tindakan tersebut di kerjakan pada wanita hamil yang sudah inpartu.
(Prawiroharjo, 2007).
Pemberian oksitosin yang tidak terpantau dan diawasi pemberiannya
sehingga his atau kontraksi yang ditimbulkan lebih kuat dan lebih lama.
Apabila kontraksi rahim yang terlalu lama dan kuat dapat terjadi gangguan
pada sirkulasi uteroplasenter yang dapat menghambat aliran darah dalam
pembuluh darah umbilicus terganggu dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin sehingga janin mengalami hipoksia. pada ibu yang
mengalami ketuban pecah dini dan kehamilan postmatur mempunyai
indikasi untuk dilakukan induksi persalinan pada saat pemberian oksitosin
terjadi perubahan sifat his yaitu meningkatnya tonus otot uterus yang
mengakibatkan komplikasi terjadinya hipoksia janin karena gangguan
sirkulasi uteroplasenter. Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu
hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi
persalinan.
Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga
terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan pada
induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada
pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda
perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar, plolapsus bagian
kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi. Terjadi gawat janin
karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau solusio
plasenta. Tetania uteri yaitu his yang yang terlalu kuat dan sering,
sehingga tidak terdapat kesempatan untuk relaksasi otot rahim (Ermawati,
2013).
5) Infeksi Intrapartum
Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas
keatas setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke
dalam ketuban, diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli,
stretokoki anaerob, dan sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung
immunoglobulin yang dapat mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam
rongga amnion. Apabila terjadi korio amnionitis, janin terinfeksi akibat
menelan atau aspirasi air ketuban, terutama pada kondisi gawat janin.
Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia neonatorum dini atau sepsis,
terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi).
Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraamnion,
amnionitis) merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput
korioamnion yang di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi
intrauterine di sebabkan oleh air ketuban pecah dini. Makin lama jarak
antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula risiko
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Vagina merupakan medium kultur
yang sangat baik bagi flora vagina selama kehamilan, menyebabkan
turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi (Prawiroharjo, 2009).
6) Preeklampsi
Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau
lebih disertai protenuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih (Sujiyatini, Dkk, 2009).
Preeklmpsi akan mempengaruhi janin karena meningkatknya
tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah
perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan
ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan
berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan.
Menurut Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan
kurangnya suplai darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin
(Gilang, Dkk, 2010).
7) Insufisiensi Plasenta
Insufisiensi plasenta adalah ketidaksanggupan plasenta mencukupi
kebutuhan oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan hormone bagi janin.
Sebagai akibatnya maka oksigenasi janin terganggu yang menimbulkan
hipoksia. Selain itu pemberian zat-zat makanan juga terganggu, akibatnya
pertumbuhan janin menjadi terhalang (intrauterine growth retardation),
maka berat badan lahir akan kecil (rendah) sampai 10% atau lebih dari
yang seharusnya, disebut small for date. Akibat yang lebih buruk lagi
adalah terjadinya kematian janin dalam rahim (KJDK) (Mochtar, 2012).
c. Tanda Gawat Janin
1) DJJ Abnormal
a) DJJ ireguler dalam persalinan sangat bervarisi dan dapat kembali
setelelah beberapa waktu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah
kontraksi, hal ini menunjukan adanya hipoksia.
b) Bradikardia yang terjadi di luar saat kontraksi, atau tidak menghilang
setelah kontraksi menunjukan adanya kegawatan janin.
Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya:
(1) Demam pada ibu
(2) Obat-obat yang menyebabkan takhikardi misalnya obat tokolitik)
(3) Amnionitis
Bila ibu tidak mengalami takhikardia, DJJ yang lebih dari 160 dpm
menunjukan adanya anval hipoksia.
2) Mekonium
Cairan amnion yang hijau kental menunjukan bahwa air ketuban
jumlahnya sedikit. Kondisi ini mengharuskan adanya intervensi.
Intervensi tidak perlu di lakukan bila air ketuban kehijauan tanpa tanda
kegawatan lainnya, atau pada fase akhir suatu persalinan presentase
bokong (Prawirohardjo, 2009).
d. Patofisiologi
Adapun patofisiologi gawat janin yaitu:
1) Dahulu di perkirakan bahwa janin mempunyai tegangan oksigen yang
lebih rendah karena ia hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang
kronik. Tetapi pemikiran itu tidak benar karena bila tidak ada tekanan
(stress), janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan dalam
kenyataannya konsumsi oksigen pergram berat badan sama dengan orang
dewasa. Meskipun tekanan oksigen parsial rendah, penyaluran oksigen
pada jaringan tetap memadai
2) Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan kapasitas angkut
oksigen pada janin lebi besar di bandingkan dengan orang dewasa.
Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebi
besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen
melalui plasenta kepada janin dan jaringan parifer dapat terselenggara
dengan relative baik. Sebagai hasil metabolism oksigen akan terbentuk
asam piruvat, CO2 dan air di diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta
mengalami penurunan fungsi akibat dari perfusi ruang intervili yang
berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi. Hipoksia yang
berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi
enersi melalui reaksi anerobik. Pada umumnya asidosis janin disebabkan
oleh gangguan arus darah atau arus darah tali pusat
3) Bradikardia janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan
jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redistribusi
darah bilaterjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan
menerima penyaluran darah yang lebih banyak di bandingkan jaringan
parifer. Bradikardia mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar
jantung bekerja lebih efisien sebagai akibat hipoksia (Prawiroharjo, 2007).
e. Diagnosis
Diagnosis gawat janin saat persalinan di dasarkan pada denyut jantung
janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika di sertai air ketuban hijau dan
kental/ sedikit.
1) Denyut jantung janin
a) DJJ normal dapat melambat sewaktu his, dan segera kembali normal
setelah relaksasi
b) DJJ lambat (kurang dari 100 per menit) serta tidak ada his, menunjukan
adanya gawat janin
c) DJJ cepat (lebih dari 180 per menit) yang disertai takhiikardia ibu bisa
karena ibu demam, efek obat, hipertensi, atau amnionitis. Jika denyut
jantung ibu normal, denyut jantung janin yang cepat sebaiknya
dianggap sebagai tanda gawat janin.
2) Mekonium
a) Adanya mekonium pada cairan amnion lebih sering terlihat saat janin
mencapai maturitas dan dengan sendirinya bukan merupakan tanda-
tanda gawat janin. Sedikit mekonium tanpa di barengi dengan kelainan
pada denyut jantung janin merupakan suatu peringatan untuk
pengawasan lebih lanjut.
b) Mekonium kental merupakan tanda pengeluaran mekonium pada cairan
amnion yang berkurang dan merupakan indikasi perlunya persalinan
yang lebih cepat dan penanganan mekonium pada saluran napas atas
neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium
c) Pada presentase sungsang, mekonium di keluarkan pada saat persalinan
akibat kompresimabdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan
merupakan tanda kegawatan kecuali jika hal ini terjadi pada awal
persalinan (Prawirohardjo, 2010)
f. Klasifikasi Gawat Janin
Gawat janin diklasifikasikan sebagai gawat janin sebelum persalinan
dan selama persalinan yaitu sebagai berikut:
1) Gawat janin sebelum persalinan:
a) Gawat janin kronik
Gawat janin ini dapat timbul setelah periode yang panjang selama
periode antenatal bila status fisiologi dari ibu, janin dan plasenta yang
ideal dan normal terganggu.
b) Gawat janin akut
Suatu kejadian bencana yang tiba-tiba mempengaruhi oksigen janin.
2) Gawat Janin selama Persalinan:
a) Menunjukan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut
jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukan
deselerasi lanjut pada kontraksi uterus.
b) Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat
dengan PH janin yang menurun (Rachma, 2014).
g. Penanganan Gawat Janin
1) Umum
a) Pasien di baringkan miring ke kiri
b) Berikan oksigen
c) Hentikan infuse oksitoksin (jika sedang di berikan).
2) Khusus
Jika denyut jantung janin di ketahui tidak normal, dengan atau tanpa
konyaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal seperti berikut:
a) Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah
penangan yang sesuai
b) Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap
abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan
dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
(1) Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau
menetap, pikirkan kemungkinan solusio plasenta
(2) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret, vagina berbau
tajam) berikan antibiotik untuk amnionitis
c) Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda
lain gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion),
rencanakanlah persalinan:
(1) Jika serviks telah berdilatasi dan kepala janin tidak lebih dari 1/5
di atas simpisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin pada
stasion 0, lakukan persalinan dengan ekstraksi vacuum
(2) Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin berada lebih
1/5 di atas simpisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin
berada di atas simpisis stasion 0, lakukan persalinan dengan seksio
sesaria (Prawirohardjo, 2010).
h. Prognosis
Prognosis gawat janin yaitu:
1) Bagi ibu: partus lama, perdarahan dan infeksi
2) Bagi janin: asfiksia dan kematian janin dalam kandungan (IUFD)
(Rachma, 2014).
B. Landasan teori
1. Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009).
2. Gawat Janin
Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan, tapi definisi
istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran
obstetrik tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesarea
atau persalinan buatan lainnya. Keadaan janin biasanya dinilai dengan
menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium
di dalam cairan amnion. Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila
ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis. Untuk kepentingan
klinik perlu di tetapkan kriteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut
gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit atau di bawah
100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang
kental pada awal persalinan (Prawirohardo, 2011).
3. Serotinus
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur
rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnosa
usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan rumus neagle
atau dengan tinggi fundus uteri serial. Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan
pada umumnya tidak diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai
benyebabnya yaitu cacat bawaan atau ancefalus, defisiensi sulfatase plasenta,
pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolik anti prostaglandin
seperti albutamol, progestin, asam mefenamat dan sebagainya, penurunan kadar
estrogen, faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang (Nugroho, 2012).
Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) berpengaruh
terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat badan kurang dari
semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan
oksigen (Herawati 2013).
Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu
persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin tidak segera
dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa oligohidramnion. Dimana
kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya mekonium,
juga tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak
(Hermawati, 2013).
4. Persalinan lama
Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai persalinan yang
abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan
tenaga (kelainan his), his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap
persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan. Kelainan janin, persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan
karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir,
kelainan dalam ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2011).
Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan berlangsung
lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan
lama selalu memberikan resiko atau penyulit bagi ibu dan janin yang sedang di
kandungnya. Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat menganggu
aliran darah menuju janin, sehingga janin dalam rahim menjadi dalam situasi
berbahaya. beberapa keadaan yang terjadi pada ibu yang mengalami partus macet
atau partus lama bisa menyebabkan kehabisan tenaga dan ibu bisa dehidrasi yang
dapat menyebabkan asfiksia pada bayi dikarenakan aliran darah ibu melalui
plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang (Dewi, 2011).
5. Preeklampsi
Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuriadan/atau
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala
ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protenuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini, Dkk, 2009).
Preeklampsi akan mempengaruhi janin karena meningkatknya tekanan
darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah perifer akan
mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan
gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh pada
gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Menurut Winkjosastro,
vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai darah ke
plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Akibat lanjut dari hipoksia janin adalah
gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida (Gilang, Dkk,
2010).
6. Infeksi Intrapartum
Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas keatas
setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke dalam ketuban,
diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli, stretokoki anaerob, dan
sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung immunoglobulin yang dapat
mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam rongga amnion. Apabila terjadi
korio amnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban,
terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia
neonatorum dini atau sepsis, terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi).
Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraamnion, amnionitis)
merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion yang
di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi intrauterine di sebabkan oleh air
ketuban pecah dini. Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan,
makin tinggi pula resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Vagina
merupakan medium kultur yang sangat baik bagi flora vagina selama kehamilan,
menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi (Prawiroharjo,
2009).
7. Perdarahan
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta
(letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada
selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir.
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak
rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada
selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir.
(Prawirohardjo, 2009).
Perdarahan antepartum dapat disebabkan plasenta previa dan solutio
plasenta, yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis
menyebabkan penurunan oksigen parsial, turunnya oksigen parsial terjadi
perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak sempurna dan
meninggalkan hasil asam laktat dan asam piruvat. Timbunan asam laktat dan
asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan melalui plasenta menyebabkan turunnya
pH darah janin sampai 7,20-7,15. Perdarahan yang menggangu sirkulasi
retroplasenta (Gilang, Dkk, 2010).
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel dependen
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependent
: Hubungan Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak di teliti
Gambar 1: Kerangka Konsep
Gawat janin
1. Insufisiensi plasenta
2. Induksi oksitosin
1. Serotinus
2. Partus lama
3. Preeklampsi
4. Infeksi intrapartum
5. Perdarahan
D. Pertanyaan Penelitian
1. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat pada ibu bersalin dengan serotinus
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014
sampai dengan 2015?
2. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
partus lama di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015?
3. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
preeklampsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015?
4. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
infeksi intrapartum di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tahun 2014 sampai dengan 2015?
5. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan
perdarahan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
tahun 2014 sampai dengan 2015?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan
untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian tentang sesuatu
keadaan secara obyektif.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan gawat janin yang
tercatat diregister Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
sampai dengan 2015 sebnyak 33 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan gawat janin yang
tercatat diregister Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
sampai dengan 2015 sebanyak 33 orang dan dilakukan dengan metode Total
Sampling yaitu keseluruhan dari jumlah populasi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna, dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli Tahun 2016.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependen pada penlitian ini adalah gawat janin, variabel independen pada
penelitian ini adalah serotinus, partus lama, preeklampsi, infeksi dalam persalinan,
dan perdarahan.
E. Variabel dan Definisi Operasional
Untuk memberikan kemudaan di dalam mengidentifikasi variabel ditetapkan batasan-
batasan sebagai berikut:
Tabel 1
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Variabel Defenisi Operasional Alat ukur
Dependen
Gawat janin Denyut jantung janin kurang dari 100 permenit
atau lebih dari 180 permenit sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
Independen
Serotinus Kehamilan yang telah berlangsung selama 42
minggu (294 hari) atau lebih sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
Partus lama Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam
pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi sesuai
dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam
medic
Chek list
Preklampsi Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan edema sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
Infeksi intrapartum Infeksi yang disebabkan oleh air ketuban pecah
dini sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di
rekam medic
Chek list
Perdarahan Perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu
hingga menjelang persalinan sesuai dengan
diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik
Chek list
F. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah buku register
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh akan diolah secara manual menggunakan kalkulator
2. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan di interprestasikan. Penelitian ini menggunakan analisis
univariat untuk menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara
deskriftif dengan menghitung destribusi frekuensi untuk memberikan deskriftif
secara umum.
Rumus yang digunakan :
=
Keterangan :
P : Hasil Persentase Penelitian
f : frekuensi
n : Jumlah Sampel
K : Nilai Konstanta (100%) (Putri, 2014)
H. Jalannya Penelitian
1. Tahapan Persiapan
Pelaksanaan penelitian di mulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian
kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan
data.
2. Tahap Pelaksanaa
Pelaksanaannya di mulai dengan pengambilan data di ruang delima rumah sakit
umum daerah kabupaten muna dengan teknik pengambilan sampel total sampling.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang di kumpulkan kemudian diolah dan dianalisis untuk menyusun hasil
penelitian.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara
terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini
mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut:
Sebelah utara : Jl. Basuki Rahmat
Sebelah Timur : Jl. Sultan Hasanudin
Sebelah selatan : Jl. Laode Pandu
Sebelah Barat : Jl. Ir. Juanda
2. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa
penjajahan belanda oleh mantri yang berkebangsaan belanda. Pada saat itu mantri
berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua orang
perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya
dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari jawa yang
bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan
sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda yaitu Nederlandhes.
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh
tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama
dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang
dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan
dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai
oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat
Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan
Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan beliau
diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post
mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan
pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung
lama, beliau hanya satu tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari
Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950
sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang di
prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi
pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution.
Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu periode masa
kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun
sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah
satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa
Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi Kebidanan
Paramata Kabupaten Muna.
3. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara berdiri
diatas lahan seluas 10.740 Ha.
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:
1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik
umum. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi,
instalasi gawat darurat.
2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan
bayi/ perinatologi dan perawatan umum.
3) Pelayanan medic yaitu fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan
instalasi gizi.
5. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini
adalah 562 orang (terdiri atas paramedis dan non paramedis). Dengan jumlah
bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yaitu sebanyak 144 orang,
yang bekerja di Ruang Delima sebanyak 38 orang dan terdapat 2 dokter ahli
kandungan.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan di rumah sakit umum daerah kabupaten
muna mengenai penyebab terjadinya gawat janin sebanyak 33 orang.
Data sekunder yang diperoleh dari register di rumah sakit umum daerah
kabupaten muna kemudian data diolah dengan cara manual dengan menggunakan
kalkulator yang disajikan dalam bentuk Tabel, selanjutnya akan dinarasikan.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kejadian Gawat Janin pada Ibu Bersalin berdasarkan
Serotinus, Partus lama, Preeklampsi, Infeksi intrapartum,
dan Perdarahan.
No Identifikasi penyebab Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Serotinus 14 42.42
2. Partus lama 3 9.09
3. Preeklampsi 7 21.21
4. Infeksi intrapartum 6 18.18
5. Perdarahan 3 9.09
Jumlah 33 100
Sumber: Data Sekunder Ruang Delima, Tahun 2014 s.d 2015
Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui bahwa dari jumlah 33 kasus kejadian
gawat janin pada ibu bersalin di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten
muna tahun 2014 s.d 2015 penyebab kejadian gawat janin yang terbanyak yaitu
serotinus yaitu sebanyak 14 orang (42,42%), partus lama sebanyak 3 orang (9,09%),
preeklampsi sebanyak 7 orang (21,21%), infeksi sebanyak 6 orang (18,18%),
perdarahan sebanyak 3 orang (9,09%).
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang di
lakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
s.d 2015 mengenai "Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d
2015" dari teori-teori yang peneliti uraikan dalam landasan teori. Adapun jumlah
sampelnya yaitu 33 kasus.
Variabel yang di teliti oleh peneliti yaitu Serotinus, Partus lama, Preeklampsi,
Infeksi, dan Perdarahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari ruang kebidanan.
Peneliti akan membahas tentang Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
untuk mendapatkan persentase penyebab terjadinya gawat janin yaitu sebagai berikut:
1. Serotinus
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang
telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur
rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnose
usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan rumus neagle
atau dengan tinggi fundus uteri serial.
Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) berpengaruh
terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat badan kurang dari
semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan
oksigen.
Kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih menyebabkan
plasenta terus mengalami penuaan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan
fungsi plasenta itu sendiri sehingga terjadi gangguan sirkulasi oksigen dari ibu
kejanin. Akibatnya dari kekurangan oksigen dari ibu maka janin akan buang air besar
dalam rahim. Pada saat janin lahir akan terjadi aspirasi (cairan terisap kedalam
saluran nafas).
Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin tidak
segera dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa oligohidramnion.
Dimana kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya
mekonium, juga tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin
mendadak.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
distribusi frekuensi dengan posterm yaitu sebanyak 14 orang (42,42%).
Berdasarkan hasil penelitian kasus kejadian gawat janin dengan postterem sejalan
dengan teori yang ada, dimana dalam teori dikatakan bahwa possterm dapat
menyebabkan gawat janin.
2. Partus Lama
Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai persalinan yang
abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan
tenaga (kelainan his), his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap
persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan. Kelainan janin, persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan
karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir,
kelainan dalam ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan.
Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan morbiditas
dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan berlangsung lebih dari 24
jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan lama selalu
memberikan resiko/penyulit baik bagi ibunya atau janin yang sedang dikandungnya.
Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat menganggu aliran darah menuju
janin, sehingga janin dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya.
Hasil penelitian yang telah di lakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
distribusi frekuensi dengan partus lama yaitu sebanyak 3 orang (9,09%).
Berdasarkan penelitian kejadian gawat janin dengan Persalinan lama, sejalan
dengan teori yang ada, dimana dalam teori dikatakan bahwa persalinan lama
dapat menyebabkan terjadinya gawat janin.
3. Preeklampsi
Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
trofoblas. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protenuria dan
atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Preeklampsi yang diderita akan mempengaruhi janin karena
meningkatknya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan
pembuluh darah perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik,
keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan
berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Menurut
Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai
darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Akibat lanjut dari hipoksia janin
adalah gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
dengan preeklampsi yaitu sebanyak 7 orang (21,21%). Berdasarkan penelitian
kejadian gawat janin dengan preeklampsi, sejalan dengan teori yang ada, dimana
dalam teori dikatakan bahwa preeklampsi dapat menyebabkan terjadinya gawat
janin.
4. Infeksi Intrapartum
Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas
keatas setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke dalam
ketuban, diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli, stretokoki
anaerob, dan sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung immunoglobulin yang
dapat mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam rongga amnion. Apabila
terjadi korio amnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban,
terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia
neonatorum dini atau sepsis, terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi).
Infeksi intrapartum yaitu infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan
selaput korioamnion yang di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi
intrauterine di sebabkan oleh air ketuban pecah dini. Makin lama jarak antara
ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula risiko morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin. Vagina merupakan medium kultur yang sangat baik bagi
flora vagina selama kehamilan, menyebabkan turunnya pertahanan alamiah
terhadap infeksi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
dengan infeksi intrapartum yaitu 6 orang (18,18%). Berdasarkan penelitian,
kejadian gawat janin dengan infeksi intrapartum, sejalan dengan teori yang ada,
dimana dalam teori mengatakan bahwa infeksi intrapartum dapat menyebabkan
gawat janin.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Sudarmi (2013) yang
mengatakan bahwa ibu yang mengalami infeksi pada ibu bersalin dapat
menyebabkan terjadinya gawat janin yaitu 5 orang (33,3%) di Ruang Bersalin
RSUP di Nusa Tenggara Barat.
5. Perdarahan
Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta
(letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada
selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Perdarahan
pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan
plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion
(vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir.
Perdarahan dapat disebabkan plasenta previa dan solutio plasenta, yang dapat
menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis menyebabkan penurunan
oksigen parsial, turunnya oksigen parsial terjadi perubahan metabolisme sehingga
pembakaran glukosa tidak sempurna dan meninggalkan hasil asam laktat dan
asam piruvat. Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan
melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin dari 7,20-7,15.
Perdarahan yang menggangu sirkulasi retroplasenta.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin
dengan perdarahan yaitu 3 orang (9,09%). Berdasarkan penelitian kejadian gawat
janin dengan perdarahan, sejalan dengan teori yang ada, dimana dalam teori teori
mengatakan bahwa perdarahan dapat menyebabkan gawat janin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Identifikasi Penyebab terjadinya
Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 yaitu Persentase yang terbanyak penyebab
terjadinya gawat janin pada ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 yaitu Serotinus sebanyak 14 orang
(42,42%) dan Persentase terendah penyebab terjadinya gawat janin pada ibu Bersalin
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
yaitu Partus Lama sebanyak 3 orang (9,09%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk instansi pemerintah khususnya instansi kesehatan untuk membuat program
penyuluhan kepada ibu hamil dan masyarakat tentang penyebab terjadinya gawat
janin pada ibu bersalin serta pencegahannya agar masyarakat dapat
mengetahuinya.
2. Untuk instasi pendidikan untuk memperbanyak referensi khususnya tentang
gawat janin untuk digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus
bahan masukan pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Eka S., (2011) Hubungan Persalinan Kala II Lama dengan Asfiksia Bayi Baru
Lahir Di RSUD Dr.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2011
Dinas Kesehatan Kabupaten muna (2015) Profil Kesehatan Kabupaten muna
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara (2012) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara
Ermawati Femi (2013) Hubungan antara induksi oksitosin drip dan kejadian asfiksia
neonatorum Di RSUD dr.H. Soewondo kabupaten Kendal
Gilang, Notoatmodjo H., Rakhmawatie, Maya D. (2010) Faktor-Fator yang
berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum (studi di RSUD tugorejo
semarang). Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah semarang
Herawati rika (2013) Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya Asfiksia
Neonatorum pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Rokan Hulu
Mochar Rustam. (2012) Sinopsis Obstetri:Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Ed.3.jakarta:EGC
Nugroho Taufan, (2012) Patologi Kebidanan. Yogyakarta:nuha medika
Prawirohardjo Sarwono, (2007) Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pustaka
Prawirohardjo Sarwono, (2009) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:PT Bina Pustaka
Prawirohardjo Sarwono, (2010) Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal. PT
Bina Pustaka
Prawirohardjo Sarwono, (2011) Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pusaka
Putri Ariani D., (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi.Yogyakarta
Rachma viniezha (2014) gawat janin.
http://viniezharachma.wordpress.com/2014/11/15/gawat-janin/. Diakses
tanggal 8 juli 2016
Rahayu R., Amin S., Dera A., (2014) Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
kejadian asfiksia pada neonatus di rumah sakit islam Kendal. Naskah
dipersentasekan dalam prosiding konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah
2014
Sujiyatini, mufdlilah, hidayat asri, (2009) Asuhan Patologi Kebidanan.
Yogyakarta:Nuha medika
Tesno fat, (2006) obstetri dan ginekologi, Dinkes Kendari
Lampiran
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN DI RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2014 S.D 2015
No Nama ibu Postterm Partus lama Preeklampsi Infeksi perdarahan
1. Ny. S √
2. Ny. R √
3. Ny. S √
4. Ny. N √
5. Ny. I √
6. Ny. M √
7. Ny. S √
8. Ny. A √
9. Ny. Y √
10. Ny. S √
11. Ny. F √
12. Ny. K √
13. Ny. R √
14. Ny. L √
15. Ny. S √
16. Ny. R √
17. Ny. S √
18. Ny. L √
19. Ny. N √
20. Ny. S √
21. Ny. M √
22. Ny. L √
23. Ny. K √
24. Ny. S √
25. Ny. K √
26. Ny. S √
27. Ny. R √
28. Ny. W √
29. Ny. S √
30. Ny. Y √
31. Ny. A √
32. Ny. N √
33. Ny. K √
Jumlah 14 3 7 6 3
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015

More Related Content

What's hot

OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTAOBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
Nindi Yulianti
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
Joni Iswanto
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
Warnet Raha
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
 
obstruksi billiaris
obstruksi billiarisobstruksi billiaris
obstruksi billiaris
sri wahyuni
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Hirschprung
HirschprungHirschprung
Hirschprung
Meri Fitri
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
Joni Iswanto
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.patiKuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
yarmimi mimi
 
Dokumentasi masa nifas
Dokumentasi masa nifasDokumentasi masa nifas
Dokumentasi masa nifas
Vieky Pratiwi
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
St Walidah Mailina Istiqomah
 
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
sicua050896
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
Griselda Fredelina AlflorenZa
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
Lutfi Imansari
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luar
Riska Ramadhana
 
Robekan jalan lahir
Robekan jalan lahirRobekan jalan lahir
Robekan jalan lahir
dhewychabi
 
penyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanpenyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilan
Rahayu Pratiwi
 

What's hot (20)

OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTAOBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
obstruksi billiaris
obstruksi billiarisobstruksi billiaris
obstruksi billiaris
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
Hirschprung
HirschprungHirschprung
Hirschprung
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.patiKuesioner kelas ibu hamil tj.pati
Kuesioner kelas ibu hamil tj.pati
 
Dokumentasi masa nifas
Dokumentasi masa nifasDokumentasi masa nifas
Dokumentasi masa nifas
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
 
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
Manajemen kebidanan pada ibu nifas (soap)
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luar
 
Robekan jalan lahir
Robekan jalan lahirRobekan jalan lahir
Robekan jalan lahir
 
penyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanpenyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilan
 

Viewers also liked

Pertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambatPertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambat
Detection AMSA 2012
 
Gawat janin
Gawat janinGawat janin
Gawat janin
Yeni Anggraini
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
fikri asyura
 
8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta
fikri asyura
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
Wíllí'sí Gíngsull
 

Viewers also liked (6)

Gawat janin
Gawat janinGawat janin
Gawat janin
 
Pertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambatPertumbuhan janin terhambat
Pertumbuhan janin terhambat
 
Gawat janin
Gawat janinGawat janin
Gawat janin
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
 
8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta8. penyakit serta kelainan plasenta
8. penyakit serta kelainan plasenta
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 

Similar to IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
Warnet Raha
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
Warnet Raha
 
Kti siti sariandi
Kti siti sariandiKti siti sariandi
Kti siti sariandi
Operator Warnet Vast Raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
Warnet Raha
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti astuti
Kti astutiKti astuti
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
Warnet Raha
 
Kti mariani
Kti marianiKti mariani
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
Warnet Raha
 
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata rahaKti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
Warnet Raha
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
Warnet Raha
 
Kti bijalmiah akbid paramata raha
Kti bijalmiah akbid paramata rahaKti bijalmiah akbid paramata raha
Kti bijalmiah akbid paramata raha
Operator Warnet Vast Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
Warnet Raha
 
Kti erna dahlia
Kti erna dahliaKti erna dahlia
Kti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawatiKti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawati
Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
Warnet Raha
 

Similar to IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015 (20)

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI RUANG DELIMA RUMAH SA...
 
Kti siti sariandi
Kti siti sariandiKti siti sariandi
Kti siti sariandi
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti astuti
Kti astutiKti astuti
Kti astuti
 
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
 
Kti mariani
Kti marianiKti mariani
Kti mariani
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WI...
 
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata rahaKti kiki rezky amalia akbid paramata raha
Kti kiki rezky amalia akbid paramata raha
 
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...
 
Kti bijalmiah akbid paramata raha
Kti bijalmiah akbid paramata rahaKti bijalmiah akbid paramata raha
Kti bijalmiah akbid paramata raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
 
Kti erna dahlia
Kti erna dahliaKti erna dahlia
Kti erna dahlia
 
Kti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawatiKti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawati
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 

More from Warnet Raha

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
Warnet Raha
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
Warnet Raha
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
Warnet Raha
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Warnet Raha
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
Warnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
Warnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
Warnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
Warnet Raha
 
Ipink
IpinkIpink
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
Warnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
Warnet Raha
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
Warnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Warnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Warnet Raha
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
Warnet Raha
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
Warnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 

IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015

  • 1. IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh WA ODE FITRIYANTI PSW.B.2013.IB.0045 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . ) 2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..) 3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . ) 2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..) 3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilimah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. (. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . ) 2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. (. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . ..) 3. Fitria Ningsih, S.ST (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. Fitria Ningsih, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
  • 4. RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI 1. Nama : Wa Ode Fitriyanti 2. Nim : 2013. IB. 0045 3. Tempat/ tanggal lahir : Lapolea, 02 Maret 1995 4. Agama : Islam 5. Suku/ kebangsaan : Muna/Indonesia 6. Alamat : Desa Lapolea, Kec. Barangka, Kab. Muna Barat B. IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama Ayah /Ibu : La Ode Tamisi / Wa Haluminda, S.Pd. 2. Pekerjaan : PNS / PNS 3. Alamat : Desa Lapolea, Kec. Barangka, Kab. Muna Barat C. PENDIDIKAN 1. SD Negeri 4 Barangka tamat tahun 2007 2. SMP Negeri 1 Barangka tamat tahun 2010 3. SMA Negeri 1 Barangka tamat tahun 2013 4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2013 sampai sekarang.
  • 5. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat dan ridhoNya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai tepat pada waktunya dengan judul “Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015” Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan namun, berkat bimbingan dari selaku pembimbing I Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes. dan Fitria Ningsih, S.ST selaku pembimbing II akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Laode Muhlisi, A.Kep., M.Kes. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan sekaligus Penguji Karya Tulis Ilmiah. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna. 3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi di Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna. 4. Ibu Sitti Nurazizah, Am. Keb selaku Kepala Ruangan Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.
  • 6. 5. Kepada Ayahandaku La ode Tamisi dan Ibundaku Wa Haluminda, S.Pd. yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis sehingga segala kendala dapat saya hadapi. 6. Kakakku serta adikku yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti Pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2013, serta pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dorongan, semangat dan kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT. memberikan imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, Aamiiin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Raha, Juli 2016 Penulis
  • 7. DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................... i Lembar Persetujuan....................................................................................... ii Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii Riwayat Hidup .............................................................................................. iv Kata Pengantar .............................................................................................. v Daftar Isi........................................................................................................ vii Dafatar Tabel................................................................................................. ix Intisari ........................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 1. Tujuan umum .............................................................................. 4 2. Tujuan khusus ............................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5 1. Manfaat teoritis ........................................................................... 5 2. Manfaat praktis............................................................................ 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 6 A. Telaah Pustaka .................................................................................. 6 1. Persalinan.................................................................................... 6 2. Gawat Janin................................................................................. 9 B. Landasan Teori.................................................................................. 23 1. Persalinan.................................................................................... 23 2. Gawat Janin................................................................................. 23 3. Serotinus...................................................................................... 24 4. Partus lama.................................................................................. 25 5. Preeklampsi................................................................................. 26 6. Infeksi intrapartum...................................................................... 26
  • 8. 7. Perdarahan................................................................................... 27 C. Kerangka Konsep.............................................................................. 28 D. Pertanyaan Penelitian........................................................................ 29 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30 A. Jenis Penelitian.................................................................................. 30 B. Subyek Penelitian.............................................................................. 30 C. Tempat dan waktu Penelitian............................................................ 30 D. Identifikasi Variabel Penelitian......................................................... 31 E. Variabel dan Definisi Operasional.................................................... 31 F. Instrument Penelitian ........................................................................ 32 G. Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 32 H. Jalannya Penelitian............................................................................ 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 34 A. Gambaran Umum lokasi Penelitian .................................................. 34 B. Hasil Penelitian ................................................................................. 37 C. Pembahasan....................................................................................... 38 1. Serotinus...................................................................................... 38 2. Partus lama.................................................................................. 39 3. Preeklampsi................................................................................. 40 4. Infeksi intrapartum...................................................................... 41 5. Perdarahan................................................................................... 43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 44 A. Kesimpulan ....................................................................................... 44 B. Saran.................................................................................................. 44 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 45 Lampiran-lampiran
  • 9. DAFTAR TABEL Tabel 1: Variabel dan Devenisi Operasional……………………………………... 31 Tabel 2: Distribusi frekuensi kejadian gawat janin………………………………. 37
  • 10. INTISARI Wa Ode Fitriyanti, PSW.B.2013.IB.0045 “Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015” dibawah bimbingan oleh ibu Wa Ode Siti Asma dan ibu Fitria Ningsih. Latar belakang: Gawat Janin adalah denyut jantung janin diatas 160/menit atau di bawah 100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan. Penyebab dari Gawat janin yaitu bila persalinan berlangsung lama, induksi persalinan dengan oksitosin, ada perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, posterm dan preeklampsi. Angka kejadian gawat janin tahun 2014 s.d 2015 yaitu sebanyak 33 0rang. Metode: penelitian deskriptif yaitu menggambarkan suatu kondisi atau fenomenan yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu dengan jumlah populasi 33 orang dan sampelnya sebanyak 81 orang dengan tekhnik dengan pengambila sampel total sampling Hasil: Dari 33 orang yang mengalami gawat janin, Postterm sebanyak 14 orang (42,42%), Partus lama sebanyak 3 orang (9,09%), Preeklampsi sebanyak 7 orang (21,21%), Infeksi sebanyak 6 orang ( 18,18%), dan Perdarahan sebanyak 3 orang (9,09%). Kesimpulan: penyebab gawat janin terbanyak yaitu pada Possterm sebanyak 14 orang (42,42%) dan penyebab yang terendah yaitu Partus lama sebanyak 3 orang (9,09%). Kata kunci: Gawat Janin, Postterm, Infeksi Daftar pustaka: 17 literatur (2006-2015)
  • 11. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Raha, Juli 2016 WA ODE FITRIYANTI
  • 12. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Gawat janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima O2 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal, dengan usia gestasi aterm dan presentase kepala. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan bila persalinan berlangsung lama, induksi persalinan dengan oksitosin, ada perdarahan atau infeksi, insufisiensi plasenta, posterm dan preeklampsi (Prawirohardjo, 2009). Berdasarkan WHO (2012), penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir premature 29%, sepsis dan pneumonia 25%, dan 23% bayi lahir dengan asfiksia dan trauma. Asfiksia bayi baru lahir menempati penyebab kematian bayi ke-3 di dunia dalam periode awal kehidupan (Rahayu, Dkk, 2014). Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesiatahun 2007, setiap hari lebih dari 400 bayi (0-11 bulan) meninggal di Indonesia dan angka kematian bayi sebanyak 34/1000 kelahiran hidup, sebagian besar kematian bayi dan balita adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir atau neonatal (0-28 hari). Adapun masalah
  • 13. neonatal yang terjadi meliputi asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi (Rahayu, Dkk, 2014). Dalam Kemenkes RI (2011) di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi yaitu 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007-2008), sedangkan target MDGs 2015 adalah menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 23/1000 kelahiran hidup (Herawati, 2013). Jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2010-2012 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Kabupaten Muna 79 orang, Kabupaten Kolaka 67 orang dan Konawe Selatan 59 orang, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Konawe 5 orang. Tahun 2011 jumlah kematian Bayi mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai jumlah jumlah 1.166 kematia bayi yang bila dibandingkan dengan tahun 2010 hanya sebesar 587 kematian. Kematian bayi yang tertinggi pada tahun 2011 terdapat di Kabupaten Muna sebanyak 197 orang, di susun Kabupaten Buton 172 orang, Kabupaten Konawe Selatan 167 orang, sedangkan yang terendah di Kabupaten Konawe Utara 17 orang. Di tahun 2012 jumlah kematian Bayi mengalami penuruanan yang cukup signifikan (664 orang) dibandingkan tahun 2011 (1.166 orang), jumlah tertinggi terjadi di Kabupaten Buton (142) dan Bombana (78), sedangkan terendah di Kota Kendari (28) dan Wakatobi serta Konawe Utara masing-masing dengan 31 orang bayi mati. Kematian Neonatal di Sulawesi Tenggara pada tahun 2012 yaitu sebanyak 484, Kabupaten Muna menempati urutan pertama dengan jumlah kematianneonatal sebanyak 89 dan yang paling sedikit adalah Kota Kendari yaitu sebanyak 18,
  • 14. sedangkan penyebab ke matian neonatal tersebut yang terbanyak adalah lain-lain yaitu sebanyak 244, BBLR 120, asfiksia 189, sepsis 9, dan tetanus 3 (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Muna tahun 2013 ada 4 orang, tahun 2014 ada 1 orang dan pada tahun 2015 ada 2 orang. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) tahun 2013 sebanyak 39 0rang, tahun 2014 sebanyak 50 orang dan tahun 2015 sebanyak 35 orang. Sedangkan jumlah bayi lahir mati tahun 2013 sebanyak 70 orang, tahun 2014 sebanyak 66 orang dan tahun 2015 sebanyak 58 orang. Untuk jumlah kematian bayi tahun 2013 yaitu sebanyak 39 bayi, tahun 2014 sebanyak 50 bayi sedangkan tahun 2015 sebanyak 35 orang. Berdasarkan Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015 jumlah kejadian gawat janin dalam persalinan berjumlah 33 orang, yaitu pada tahun 2014 berjumlah 14 kasus dan 2015 berjumlah 19 kasus. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang identifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Berapa persentase penyebab kejadian gawat janin pada ibu bersalin Di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015?
  • 15. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi penyebab kejadian gawat janin pada ibu bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan serotinus di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015. b. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan partus lama di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015. c. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan preeklampsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015. d. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan infeksi dalam persalinan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015. e. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan perdarahan di Ruang Delima Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015.
  • 16. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan dengan identifikasi penyebab terjadinya gawat janin. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam upaya memperluas wawasan tentang gawat janin. b. Bagi Profesi Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan berguna untuk penelitian lain sebagai dasar atau pembanding untuk penelitian lain sebagai dasar atau pembanding untuk penelitian tahap berikutnya. c. Bagi Institusi Dapat dijadikan sebagai bahan literatur atau referensi pada pembuatan proposal selanjutnya. d. Bagi Rumah Sakit Dapat memberikan informasi secara obyektif tentang gawat janin.
  • 17. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009). Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin (Prawirohardjo, 2009).
  • 18. b. Tahapan Persalinan 1) Kala I Kala I disebut juga kala pembukaan yaitu di mulai dari his persalinan yang adekuat sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm). pada kala I his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu, sehingga ia masih dapat berjalan. Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lebih lama. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his di bagi dalam 2 fase: a) Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat ialah 0 sanpai 3 cm. b) Fase aktif : pada fase ini pembukaan lebih cepat. Pada fase ini dapat dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu: (1) Fase akselerasi (percepatan): dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai dalam waktu 2 jam. (2) Fase dilatasi maksimal (kemajuan maksimal): dari pembukaan 4-9 cm yang di capai dalam waktu 2 jam. (3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan): dari pembukaan 9-10 cm yang dicapai dalam waktu 2 jam. His dalam fase ini lebih kuat dan perlangsungannya tidak boleh lebih dari 7 jam. Fase-fase tersebut di jumpai pada primigravida, sedangkan
  • 19. multigravida juga terjadi demikian akan tetapi fase laten dan fase aktif terjadi lebih pendek. 2) Kala II Kala II disebut juga kala pengeluaran yang dimulai dari saat pembukaan serviks lengkap sampai bayi lahir. Pada kala II his menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit sekali. Karena biasanya kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his di rasakan tekanan dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan dan juga wanita merasakan tekanan pada rectum, hingga buang air besar. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai dasar panggul yaitu perineum menonjol, vulva membuka, rektum membuka. Di puncak his, bagian kecil dari kepala janin nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu his berhenti. Kejadian ini disebut kepala membuka pintu. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang oleh vulva, sehingga tak dapat mundur lagi. Saat ini di sebut juga kepala keluar pintu, karena pada his berikutnya disertai dengan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan ubun-ubun besar, dahi, muka serta dagu melewati perineum. Pada saat ini bagi primigravida, perineum biasanya tak dapat menahan regangan yang kuat ini, sehingga robek pada pinggir depannya, setelah kepala seluruhnya lahir dan istrahat sebentar, maka his mulai lagi untuk
  • 20. mengeluarkan badan dan anggota bayi. Lamanya kala II untuk primigravida kira-kira 120 menit, sedangkan multigravida kira-kira 60 menit. 3) Kala III Kala III disebut juga kala uri yaitu dimulai dari saat bayi lahir sampai uri (plasenta) lahir. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit setelah bayi lahir, his timbul lagi yang dinamakan his his pelepasan uri untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dari 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. 4) Kala IV Kala IV ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir. Petugas atau bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi baru lahir untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi (Tesno, 2006). 2. Gawat Janin a. Pengertian Gawat Janin Gawat janin adalah Denyut Jantung Janin kurang dari 100 per menit atau lebih dari 180 permenit dan air ketuban hijau kental (Prawirohardjo, 2010). Gawat janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima O2 cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (dalam jangka
  • 21. waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang tumbuh normal, dengan usia gestasi aterm dan presentase kepala (Prawirohardjo, 2009). Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan, tapi definisi istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran obstetrik tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesarea atau persalinan buatan lainnya. Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium di dalam cairan amnion. Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis. Untuk kepentingan klinik perlu di tetapkan kriteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit atau di bawah 100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan (Prawirohardjo, 2011) b. Penyebab Gawat Janin 1) Persalinan lama Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai persalinan yang abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan tenaga (kelainan his), his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Kelainan janin, persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan
  • 22. dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir, kelainan dalam ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2011). Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan lama selalu memberikan risiko atau penyulit bagi ibu dan janin yang sedang di kandungnya. Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat menganggu aliran darah menuju janin, sehingga janin dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya. beberapa keadaan yang terjadi pada ibu yang mengalami partus macet atau partus lama bisa menyebabkan kehabisan tenaga dan ibu bisa dehidrasi yang dapat menyebabkan asfiksia pada bayi dikarenakan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang (Dewi, 2011). 2) Serotinus Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnose usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial. Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak
  • 23. diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai benyebabnya yaitu cacat bawaan atau ancefalus, defisiensi sulfatase plasenta, pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolik anti prostaglandin seperti albutamol, progestin, asam mefenamat dan sebagainya, penurunan kadar estrogen, factor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang (Nugroho, 2012). Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) berpengaruh terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen (Gilang, Dkk, 2010). Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin tidak segera dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa oligohidramnion. Dimana kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya mekonium, juga tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak (Hermawati, 2013). 3) Perdarahan Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Perdarahan merupakan perdarahan pada kehamilan
  • 24. diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan (sebelum bayi di lahirkan) (Prawirohardjo, 2009). Perdarahan antepartum dapat disebabkan plasenta previa dan solutio plasenta, yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis menyebabkan penurunan oksigen parsial, turunnya oksigen parsial terjadi perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak sempurna dan meninggalkan hasil asam laktat dan asam piruvat. Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin dari 7,20-7,15. Perdarahan yang menggangu sirkulasi retroplasenta (Gilang, Dkk, 2010). a) Plasenta Previa Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Gejala perdarahan awal plasenta previa, pada umumnya hanya berupa perdarahan bercak atau ringan dan umumnya berhenti secara spontan (Prawirohardo, 2009) b) Solusio Plasenta Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin di lahirkan. Defenisi ini berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram. Proses solusio plasenta di
  • 25. mulai dengan terjadinya perdarahan dalam desisua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Prawirohardjo, 2009). 4) Induksi Oksitosin Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik secara operatif maupun medicinal, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim, sehingga terjadi persalinan berbeda dengan akselerasi persalinan, dimana pada akselerasi persalinan tindakan- tindakan tersebut di kerjakan pada wanita hamil yang sudah inpartu. (Prawiroharjo, 2007). Pemberian oksitosin yang tidak terpantau dan diawasi pemberiannya sehingga his atau kontraksi yang ditimbulkan lebih kuat dan lebih lama. Apabila kontraksi rahim yang terlalu lama dan kuat dapat terjadi gangguan pada sirkulasi uteroplasenter yang dapat menghambat aliran darah dalam pembuluh darah umbilicus terganggu dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin sehingga janin mengalami hipoksia. pada ibu yang mengalami ketuban pecah dini dan kehamilan postmatur mempunyai indikasi untuk dilakukan induksi persalinan pada saat pemberian oksitosin terjadi perubahan sifat his yaitu meningkatnya tonus otot uterus yang mengakibatkan komplikasi terjadinya hipoksia janin karena gangguan sirkulasi uteroplasenter. Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan.
  • 26. Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar, plolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi. Terjadi gawat janin karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau solusio plasenta. Tetania uteri yaitu his yang yang terlalu kuat dan sering, sehingga tidak terdapat kesempatan untuk relaksasi otot rahim (Ermawati, 2013). 5) Infeksi Intrapartum Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas keatas setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke dalam ketuban, diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli, stretokoki anaerob, dan sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung immunoglobulin yang dapat mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam rongga amnion. Apabila terjadi korio amnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban, terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia neonatorum dini atau sepsis, terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi). Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraamnion, amnionitis) merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput
  • 27. korioamnion yang di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi intrauterine di sebabkan oleh air ketuban pecah dini. Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Vagina merupakan medium kultur yang sangat baik bagi flora vagina selama kehamilan, menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi (Prawiroharjo, 2009). 6) Preeklampsi Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protenuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini, Dkk, 2009). Preeklmpsi akan mempengaruhi janin karena meningkatknya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Menurut Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin (Gilang, Dkk, 2010).
  • 28. 7) Insufisiensi Plasenta Insufisiensi plasenta adalah ketidaksanggupan plasenta mencukupi kebutuhan oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan hormone bagi janin. Sebagai akibatnya maka oksigenasi janin terganggu yang menimbulkan hipoksia. Selain itu pemberian zat-zat makanan juga terganggu, akibatnya pertumbuhan janin menjadi terhalang (intrauterine growth retardation), maka berat badan lahir akan kecil (rendah) sampai 10% atau lebih dari yang seharusnya, disebut small for date. Akibat yang lebih buruk lagi adalah terjadinya kematian janin dalam rahim (KJDK) (Mochtar, 2012). c. Tanda Gawat Janin 1) DJJ Abnormal a) DJJ ireguler dalam persalinan sangat bervarisi dan dapat kembali setelelah beberapa waktu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini menunjukan adanya hipoksia. b) Bradikardia yang terjadi di luar saat kontraksi, atau tidak menghilang setelah kontraksi menunjukan adanya kegawatan janin. Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya: (1) Demam pada ibu (2) Obat-obat yang menyebabkan takhikardi misalnya obat tokolitik) (3) Amnionitis Bila ibu tidak mengalami takhikardia, DJJ yang lebih dari 160 dpm menunjukan adanya anval hipoksia.
  • 29. 2) Mekonium Cairan amnion yang hijau kental menunjukan bahwa air ketuban jumlahnya sedikit. Kondisi ini mengharuskan adanya intervensi. Intervensi tidak perlu di lakukan bila air ketuban kehijauan tanpa tanda kegawatan lainnya, atau pada fase akhir suatu persalinan presentase bokong (Prawirohardjo, 2009). d. Patofisiologi Adapun patofisiologi gawat janin yaitu: 1) Dahulu di perkirakan bahwa janin mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena ia hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik. Tetapi pemikiran itu tidak benar karena bila tidak ada tekanan (stress), janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan dalam kenyataannya konsumsi oksigen pergram berat badan sama dengan orang dewasa. Meskipun tekanan oksigen parsial rendah, penyaluran oksigen pada jaringan tetap memadai 2) Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan kapasitas angkut oksigen pada janin lebi besar di bandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebi besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan jaringan parifer dapat terselenggara dengan relative baik. Sebagai hasil metabolism oksigen akan terbentuk asam piruvat, CO2 dan air di diekskresi melalui plasenta. Bila plasenta
  • 30. mengalami penurunan fungsi akibat dari perfusi ruang intervili yang berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi. Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi enersi melalui reaksi anerobik. Pada umumnya asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah atau arus darah tali pusat 3) Bradikardia janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redistribusi darah bilaterjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima penyaluran darah yang lebih banyak di bandingkan jaringan parifer. Bradikardia mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien sebagai akibat hipoksia (Prawiroharjo, 2007). e. Diagnosis Diagnosis gawat janin saat persalinan di dasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika di sertai air ketuban hijau dan kental/ sedikit. 1) Denyut jantung janin a) DJJ normal dapat melambat sewaktu his, dan segera kembali normal setelah relaksasi b) DJJ lambat (kurang dari 100 per menit) serta tidak ada his, menunjukan adanya gawat janin
  • 31. c) DJJ cepat (lebih dari 180 per menit) yang disertai takhiikardia ibu bisa karena ibu demam, efek obat, hipertensi, atau amnionitis. Jika denyut jantung ibu normal, denyut jantung janin yang cepat sebaiknya dianggap sebagai tanda gawat janin. 2) Mekonium a) Adanya mekonium pada cairan amnion lebih sering terlihat saat janin mencapai maturitas dan dengan sendirinya bukan merupakan tanda- tanda gawat janin. Sedikit mekonium tanpa di barengi dengan kelainan pada denyut jantung janin merupakan suatu peringatan untuk pengawasan lebih lanjut. b) Mekonium kental merupakan tanda pengeluaran mekonium pada cairan amnion yang berkurang dan merupakan indikasi perlunya persalinan yang lebih cepat dan penanganan mekonium pada saluran napas atas neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium c) Pada presentase sungsang, mekonium di keluarkan pada saat persalinan akibat kompresimabdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan merupakan tanda kegawatan kecuali jika hal ini terjadi pada awal persalinan (Prawirohardjo, 2010) f. Klasifikasi Gawat Janin Gawat janin diklasifikasikan sebagai gawat janin sebelum persalinan dan selama persalinan yaitu sebagai berikut: 1) Gawat janin sebelum persalinan:
  • 32. a) Gawat janin kronik Gawat janin ini dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal bila status fisiologi dari ibu, janin dan plasenta yang ideal dan normal terganggu. b) Gawat janin akut Suatu kejadian bencana yang tiba-tiba mempengaruhi oksigen janin. 2) Gawat Janin selama Persalinan: a) Menunjukan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukan deselerasi lanjut pada kontraksi uterus. b) Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat dengan PH janin yang menurun (Rachma, 2014). g. Penanganan Gawat Janin 1) Umum a) Pasien di baringkan miring ke kiri b) Berikan oksigen c) Hentikan infuse oksitoksin (jika sedang di berikan). 2) Khusus Jika denyut jantung janin di ketahui tidak normal, dengan atau tanpa konyaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal seperti berikut: a) Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penangan yang sesuai
  • 33. b) Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin: (1) Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan kemungkinan solusio plasenta (2) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, secret, vagina berbau tajam) berikan antibiotik untuk amnionitis c) Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion), rencanakanlah persalinan: (1) Jika serviks telah berdilatasi dan kepala janin tidak lebih dari 1/5 di atas simpisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin pada stasion 0, lakukan persalinan dengan ekstraksi vacuum (2) Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin berada lebih 1/5 di atas simpisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin berada di atas simpisis stasion 0, lakukan persalinan dengan seksio sesaria (Prawirohardjo, 2010). h. Prognosis Prognosis gawat janin yaitu: 1) Bagi ibu: partus lama, perdarahan dan infeksi 2) Bagi janin: asfiksia dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) (Rachma, 2014).
  • 34. B. Landasan teori 1. Persalinan Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009). 2. Gawat Janin Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan, tapi definisi istilah ini sangat miskin. Istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran obstetrik tentang keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesarea atau persalinan buatan lainnya. Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium di dalam cairan amnion. Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis. Untuk kepentingan klinik perlu di tetapkan kriteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut gawat janin, bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit atau di bawah 100/menit, denyut jantung janin tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan (Prawirohardo, 2011).
  • 35. 3. Serotinus Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial. Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai benyebabnya yaitu cacat bawaan atau ancefalus, defisiensi sulfatase plasenta, pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pula sebagai tokolik anti prostaglandin seperti albutamol, progestin, asam mefenamat dan sebagainya, penurunan kadar estrogen, faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang (Nugroho, 2012). Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) berpengaruh terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen (Herawati 2013). Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin tidak segera dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa oligohidramnion. Dimana kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya mekonium,
  • 36. juga tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak (Hermawati, 2013). 4. Persalinan lama Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai persalinan yang abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan tenaga (kelainan his), his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Kelainan janin, persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir, kelainan dalam ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan (Prawirohardjo, 2011). Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan lama selalu memberikan resiko atau penyulit bagi ibu dan janin yang sedang di kandungnya. Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat menganggu aliran darah menuju janin, sehingga janin dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya. beberapa keadaan yang terjadi pada ibu yang mengalami partus macet atau partus lama bisa menyebabkan kehabisan tenaga dan ibu bisa dehidrasi yang dapat menyebabkan asfiksia pada bayi dikarenakan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang (Dewi, 2011).
  • 37. 5. Preeklampsi Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuriadan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protenuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini, Dkk, 2009). Preeklampsi akan mempengaruhi janin karena meningkatknya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Menurut Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Akibat lanjut dari hipoksia janin adalah gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida (Gilang, Dkk, 2010). 6. Infeksi Intrapartum Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas keatas setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke dalam ketuban, diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli, stretokoki anaerob, dan sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung immunoglobulin yang dapat mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam rongga amnion. Apabila terjadi
  • 38. korio amnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban, terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia neonatorum dini atau sepsis, terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi). Infeksi intrauterine (korioamnionitis, infeksi intraamnion, amnionitis) merupakan infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion yang di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi intrauterine di sebabkan oleh air ketuban pecah dini. Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Vagina merupakan medium kultur yang sangat baik bagi flora vagina selama kehamilan, menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi (Prawiroharjo, 2009). 7. Perdarahan Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. (Prawirohardjo, 2009). Perdarahan antepartum dapat disebabkan plasenta previa dan solutio plasenta, yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis menyebabkan penurunan oksigen parsial, turunnya oksigen parsial terjadi
  • 39. perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak sempurna dan meninggalkan hasil asam laktat dan asam piruvat. Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin sampai 7,20-7,15. Perdarahan yang menggangu sirkulasi retroplasenta (Gilang, Dkk, 2010). C. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel dependen Keterangan: : Variabel Independen : Variabel Dependent : Hubungan Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak di teliti Gambar 1: Kerangka Konsep Gawat janin 1. Insufisiensi plasenta 2. Induksi oksitosin 1. Serotinus 2. Partus lama 3. Preeklampsi 4. Infeksi intrapartum 5. Perdarahan
  • 40. D. Pertanyaan Penelitian 1. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat pada ibu bersalin dengan serotinus di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015? 2. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan partus lama di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015? 3. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan preeklampsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015? 4. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan infeksi intrapartum di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015? 5. Berapa persentase penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin dengan perdarahan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 sampai dengan 2015?
  • 41. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara obyektif. B. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan gawat janin yang tercatat diregister Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015 sebnyak 33 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan gawat janin yang tercatat diregister Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 sampai dengan 2015 sebanyak 33 orang dan dilakukan dengan metode Total Sampling yaitu keseluruhan dari jumlah populasi. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna, dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli Tahun 2016.
  • 42. D. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dependen pada penlitian ini adalah gawat janin, variabel independen pada penelitian ini adalah serotinus, partus lama, preeklampsi, infeksi dalam persalinan, dan perdarahan. E. Variabel dan Definisi Operasional Untuk memberikan kemudaan di dalam mengidentifikasi variabel ditetapkan batasan- batasan sebagai berikut: Tabel 1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Dependen Gawat janin Denyut jantung janin kurang dari 100 permenit atau lebih dari 180 permenit sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik Chek list Independen Serotinus Kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik Chek list Partus lama Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medic Chek list Preklampsi Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik Chek list Infeksi intrapartum Infeksi yang disebabkan oleh air ketuban pecah dini sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medic Chek list Perdarahan Perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan sesuai dengan diagnosa dokter yang tercatat di rekam medik Chek list
  • 43. F. Instrumen Penelitian Pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah buku register G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang diperoleh akan diolah secara manual menggunakan kalkulator 2. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interprestasikan. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara deskriftif dengan menghitung destribusi frekuensi untuk memberikan deskriftif secara umum. Rumus yang digunakan : = Keterangan : P : Hasil Persentase Penelitian f : frekuensi n : Jumlah Sampel K : Nilai Konstanta (100%) (Putri, 2014)
  • 44. H. Jalannya Penelitian 1. Tahapan Persiapan Pelaksanaan penelitian di mulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan data. 2. Tahap Pelaksanaa Pelaksanaannya di mulai dengan pengambilan data di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna dengan teknik pengambilan sampel total sampling. 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data Data yang di kumpulkan kemudian diolah dan dianalisis untuk menyusun hasil penelitian. 4. Tahap Penulisan Laporan Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.
  • 45. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut: Sebelah utara : Jl. Basuki Rahmat Sebelah Timur : Jl. Sultan Hasanudin Sebelah selatan : Jl. Laode Pandu Sebelah Barat : Jl. Ir. Juanda 2. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan belanda oleh mantri yang berkebangsaan belanda. Pada saat itu mantri berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda yaitu Nederlandhes. Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama
  • 46. dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu. Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang di prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu periode masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin. Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa
  • 47. Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna. 3. Lingkungan Fisik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha. 4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah: 1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi, instalasi gawat darurat. 2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan bayi/ perinatologi dan perawatan umum. 3) Pelayanan medic yaitu fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi. 5. Ketenagaan Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini adalah 562 orang (terdiri atas paramedis dan non paramedis). Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yaitu sebanyak 144 orang, yang bekerja di Ruang Delima sebanyak 38 orang dan terdapat 2 dokter ahli kandungan.
  • 48. B. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilaksanakan di rumah sakit umum daerah kabupaten muna mengenai penyebab terjadinya gawat janin sebanyak 33 orang. Data sekunder yang diperoleh dari register di rumah sakit umum daerah kabupaten muna kemudian data diolah dengan cara manual dengan menggunakan kalkulator yang disajikan dalam bentuk Tabel, selanjutnya akan dinarasikan. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian Gawat Janin pada Ibu Bersalin berdasarkan Serotinus, Partus lama, Preeklampsi, Infeksi intrapartum, dan Perdarahan. No Identifikasi penyebab Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Serotinus 14 42.42 2. Partus lama 3 9.09 3. Preeklampsi 7 21.21 4. Infeksi intrapartum 6 18.18 5. Perdarahan 3 9.09 Jumlah 33 100 Sumber: Data Sekunder Ruang Delima, Tahun 2014 s.d 2015 Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui bahwa dari jumlah 33 kasus kejadian gawat janin pada ibu bersalin di ruang delima rumah sakit umum daerah kabupaten muna tahun 2014 s.d 2015 penyebab kejadian gawat janin yang terbanyak yaitu serotinus yaitu sebanyak 14 orang (42,42%), partus lama sebanyak 3 orang (9,09%), preeklampsi sebanyak 7 orang (21,21%), infeksi sebanyak 6 orang (18,18%), perdarahan sebanyak 3 orang (9,09%).
  • 49. C. Pembahasan Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang di lakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 mengenai "Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015" dari teori-teori yang peneliti uraikan dalam landasan teori. Adapun jumlah sampelnya yaitu 33 kasus. Variabel yang di teliti oleh peneliti yaitu Serotinus, Partus lama, Preeklampsi, Infeksi, dan Perdarahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari ruang kebidanan. Peneliti akan membahas tentang Identifikasi Penyebab Terjadinya Gawat Janin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 untuk mendapatkan persentase penyebab terjadinya gawat janin yaitu sebagai berikut: 1. Serotinus Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti. Diagnose usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial. Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) berpengaruh terhadap janin, dalam hal ini ada janin yang lahir dengan berat badan kurang dari
  • 50. semestinya atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih menyebabkan plasenta terus mengalami penuaan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan fungsi plasenta itu sendiri sehingga terjadi gangguan sirkulasi oksigen dari ibu kejanin. Akibatnya dari kekurangan oksigen dari ibu maka janin akan buang air besar dalam rahim. Pada saat janin lahir akan terjadi aspirasi (cairan terisap kedalam saluran nafas). Serotinus merupakan persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang ditaksir, janin disebut postmatur. Apabila janin tidak segera dilahirkan akan menimbulkan masalah janin berupa oligohidramnion. Dimana kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya mekonium, juga tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian janin mendadak. Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin distribusi frekuensi dengan posterm yaitu sebanyak 14 orang (42,42%). Berdasarkan hasil penelitian kasus kejadian gawat janin dengan postterem sejalan dengan teori yang ada, dimana dalam teori dikatakan bahwa possterm dapat menyebabkan gawat janin. 2. Partus Lama Persalinan lama disebut juga distosia didefenisikan sebagai persalinan yang abnormal atau sulit seba-sebabx dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu kelainan
  • 51. tenaga (kelainan his), his yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Kelainan janin, persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. Kelainan jalan lahir, kelainan dalam ukuran atau atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan. Persalinan lama adalah Salah satu faktor yang sering menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin terjadi apabila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. Persalinan lama selalu memberikan resiko/penyulit baik bagi ibunya atau janin yang sedang dikandungnya. Kontraksi rahim selama 24 jam tersebut telah dapat menganggu aliran darah menuju janin, sehingga janin dalam rahim menjadi dalam situasi berbahaya. Hasil penelitian yang telah di lakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin distribusi frekuensi dengan partus lama yaitu sebanyak 3 orang (9,09%). Berdasarkan penelitian kejadian gawat janin dengan Persalinan lama, sejalan dengan teori yang ada, dimana dalam teori dikatakan bahwa persalinan lama dapat menyebabkan terjadinya gawat janin. 3. Preeklampsi Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
  • 52. trofoblas. Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai protenuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Preeklampsi yang diderita akan mempengaruhi janin karena meningkatknya tekanan darah disebabkan oleh meningkatnya hambatan pembuluh darah perifer akan mengakibatkan sirkulasi utero-plasenta kurang baik, keadaan ini menimbulkan gangguan lebih berat terhadap insufiensi plasenta dan berpengaruh pada gangguan pertumbuhan janin, gangguan pernafasan. Menurut Winkjosastro, vasokonstriksi pembuluh darah mengakibatkan kurangnya suplai darah ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Akibat lanjut dari hipoksia janin adalah gangguan pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida. Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin dengan preeklampsi yaitu sebanyak 7 orang (21,21%). Berdasarkan penelitian kejadian gawat janin dengan preeklampsi, sejalan dengan teori yang ada, dimana dalam teori dikatakan bahwa preeklampsi dapat menyebabkan terjadinya gawat janin. 4. Infeksi Intrapartum Pada umumnya infeksi intrauterine merupakan infeksi yang menjalas keatas setelah ketuban pecah, bakteri yang potensial pathogen masuk ke dalam ketuban, diantaranya ialah streptokokim golongan B, eserikia koli, stretokoki anaerob, dan sepsis bakteroides. Air ketuban mengandung immunoglobulin yang dapat mengahambat pertumbuhan bakteri di dalam rongga amnion. Apabila
  • 53. terjadi korio amnionitis, janin terinfeksi akibat menelan atau aspirasi air ketuban, terutama pada kondisi gawat janin. Oleh sebab itu sebagian besar pneumonia neonatorum dini atau sepsis, terjadi intrauterine (terutama pada ibu malnutrisi). Infeksi intrapartum yaitu infeksi akut pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion yang di sebabkan oleh bakteri. Sekitar 25% infeksi intrauterine di sebabkan oleh air ketuban pecah dini. Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Vagina merupakan medium kultur yang sangat baik bagi flora vagina selama kehamilan, menyebabkan turunnya pertahanan alamiah terhadap infeksi. Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin dengan infeksi intrapartum yaitu 6 orang (18,18%). Berdasarkan penelitian, kejadian gawat janin dengan infeksi intrapartum, sejalan dengan teori yang ada, dimana dalam teori mengatakan bahwa infeksi intrapartum dapat menyebabkan gawat janin. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Sudarmi (2013) yang mengatakan bahwa ibu yang mengalami infeksi pada ibu bersalin dapat menyebabkan terjadinya gawat janin yaitu 5 orang (33,3%) di Ruang Bersalin RSUP di Nusa Tenggara Barat.
  • 54. 5. Perdarahan Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Perdarahan pada umumnya di sebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan plasenta), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Perdarahan dapat disebabkan plasenta previa dan solutio plasenta, yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis menyebabkan penurunan oksigen parsial, turunnya oksigen parsial terjadi perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak sempurna dan meninggalkan hasil asam laktat dan asam piruvat. Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin dari 7,20-7,15. Perdarahan yang menggangu sirkulasi retroplasenta. Hasil penelitian yang telah dilakukan dari 33 kasus kejadian gawat janin dengan perdarahan yaitu 3 orang (9,09%). Berdasarkan penelitian kejadian gawat janin dengan perdarahan, sejalan dengan teori yang ada, dimana dalam teori teori mengatakan bahwa perdarahan dapat menyebabkan gawat janin.
  • 55. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Identifikasi Penyebab terjadinya Gawat Janin pada Ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 yaitu Persentase yang terbanyak penyebab terjadinya gawat janin pada ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 yaitu Serotinus sebanyak 14 orang (42,42%) dan Persentase terendah penyebab terjadinya gawat janin pada ibu Bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 yaitu Partus Lama sebanyak 3 orang (9,09%). B. Saran Berdasarkan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk instansi pemerintah khususnya instansi kesehatan untuk membuat program penyuluhan kepada ibu hamil dan masyarakat tentang penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin serta pencegahannya agar masyarakat dapat mengetahuinya. 2. Untuk instasi pendidikan untuk memperbanyak referensi khususnya tentang gawat janin untuk digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus bahan masukan pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
  • 56. DAFTAR PUSTAKA Dewi Eka S., (2011) Hubungan Persalinan Kala II Lama dengan Asfiksia Bayi Baru Lahir Di RSUD Dr.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten muna (2015) Profil Kesehatan Kabupaten muna Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara (2012) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Ermawati Femi (2013) Hubungan antara induksi oksitosin drip dan kejadian asfiksia neonatorum Di RSUD dr.H. Soewondo kabupaten Kendal Gilang, Notoatmodjo H., Rakhmawatie, Maya D. (2010) Faktor-Fator yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum (studi di RSUD tugorejo semarang). Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah semarang Herawati rika (2013) Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Rokan Hulu Mochar Rustam. (2012) Sinopsis Obstetri:Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Ed.3.jakarta:EGC Nugroho Taufan, (2012) Patologi Kebidanan. Yogyakarta:nuha medika Prawirohardjo Sarwono, (2007) Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono, (2009) Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:PT Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono, (2010) Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal. PT Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono, (2011) Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT Bina Pusaka Putri Ariani D., (2014) Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta Rachma viniezha (2014) gawat janin. http://viniezharachma.wordpress.com/2014/11/15/gawat-janin/. Diakses tanggal 8 juli 2016
  • 57. Rahayu R., Amin S., Dera A., (2014) Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia pada neonatus di rumah sakit islam Kendal. Naskah dipersentasekan dalam prosiding konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah 2014 Sujiyatini, mufdlilah, hidayat asri, (2009) Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta:Nuha medika Tesno fat, (2006) obstetri dan ginekologi, Dinkes Kendari
  • 58. Lampiran MASTER TABEL IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015 No Nama ibu Postterm Partus lama Preeklampsi Infeksi perdarahan 1. Ny. S √ 2. Ny. R √ 3. Ny. S √ 4. Ny. N √ 5. Ny. I √ 6. Ny. M √ 7. Ny. S √ 8. Ny. A √ 9. Ny. Y √ 10. Ny. S √ 11. Ny. F √ 12. Ny. K √ 13. Ny. R √ 14. Ny. L √ 15. Ny. S √ 16. Ny. R √ 17. Ny. S √ 18. Ny. L √ 19. Ny. N √ 20. Ny. S √ 21. Ny. M √ 22. Ny. L √ 23. Ny. K √ 24. Ny. S √ 25. Ny. K √ 26. Ny. S √ 27. Ny. R √ 28. Ny. W √ 29. Ny. S √ 30. Ny. Y √ 31. Ny. A √ 32. Ny. N √ 33. Ny. K √ Jumlah 14 3 7 6 3