Karya tulis ini membahas karakteristik ibu bersalin dengan postterm di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 32 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin dengan postterm berdasarkan graviditas (31,2%) dan sebagian besar sisanya tidak masuk kategori umur, graviditas, atau paritas (34,3%).
Karya tulis ilmiah ini mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin di ruang bersalin rumah sakit kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa penyebab utama gawat janin adalah persalinan postterm sebanyak 14 kasus (42,42%), diikuti preeklampsi sebanyak 7 kasus (21,21%), dan infeksi sebanyak 6 kasus (18,18%). Penelitian ini menggunakan
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor-faktor penyebab persalinan premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa umur ibu >35 tahun dan paritas ≥IV merupakan faktor risiko utama persalinan premature, selain kehamilan patologis seperti KPD dan plasenta previa.
Karya tulis ilmiah ini mengidentifikasi penyebab terjadinya gawat janin pada ibu bersalin di ruang bersalin rumah sakit kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa penyebab utama gawat janin adalah persalinan postterm sebanyak 14 kasus (42,42%), diikuti preeklampsi sebanyak 7 kasus (21,21%), dan infeksi sebanyak 6 kasus (18,18%). Penelitian ini menggunakan
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor-faktor penyebab persalinan premature di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian menemukan bahwa umur ibu >35 tahun dan paritas ≥IV merupakan faktor risiko utama persalinan premature, selain kehamilan patologis seperti KPD dan plasenta previa.
Tinjauan karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waara Kabupaten Muna tahun 2016 membahas tentang jumlah ibu hamil yang menjadi sasaran dan pencapaian KIA, serta karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, tingkat pendidikan, paritas, dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil karakteristik ibu hamil di wilayah tersebut.
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi penyebab terjadinya proses persalinan kala II lama pada ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab utama kala II lama dan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kala II lama terb
Tiga faktor utama yang mempengaruhi terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna antara Januari hingga Juni 2016 adalah umur ibu muda atau tua, pekerjaan ibu yang berat, dan kehamilan ganda.
The document contains code snippets demonstrating pointer concepts in C like pointer size, pointer arithmetic, passing pointers to functions, static vs extern variables, multiple definitions, etc. It also contains examples showing memory layout of variables in .o files and executable using nm utility. Conflicts due to multiple definitions and resolving them with static keyword is also demonstrated.
Fiscal Regime in the Canary Islands by E&Y (Canary Islands Hub)Canary Islands Hub
Canary Islands have an Economic and Tax System (REF) of their own, fully approved by the EU, which applies double taxation conventions and fiscal transparency (Canary Islands Hub)
8_Diversity and antimicrobial activity of fungal endophyte communities associ...Aline Bruna Martins Vaz
This study examined the diversity and antimicrobial activity of fungal endophyte communities associated with three plant species in Brazilian savanna ecosystems. A total of 93 fungal endophyte isolates were obtained from the plants and identified through DNA sequencing. The most common genera isolated were Colletotrichum from Myrciaria floribunda and Alchornea castaneifolia, and Mycosphaerella from Eugenia aff. bimarginata. Crude extracts of the fungal isolates were screened for antimicrobial activity, with 38 extracts showing activity against pathogenic microorganisms. Emericellopsis donezkii and Colletotrichum gloesporioides demonstrated the strongest antimicrobial activity, with
5 Reasons & 5 Opportunities to do business from the Canary Islands HubCanary Islands Hub
If you’re considering expanding your business, the Canary Islands delivers unique opportunities for conducting business in Africa. wwwcanaryislandshub.com
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekstrak rumput laut Eucheuma sp. terhadap kadar glukosa darah dan jumlah trombosit pada tikus wistar yang diinduksi diabetes melalui injeksi aloksan. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak rumput laut dengan dosis berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia pada kehamilan, termasuk definisi, epidemiologi, patogenesis, gejala, komplikasi, dan faktor risiko preeklampsia."
Tinjauan karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waara Kabupaten Muna tahun 2016 membahas tentang jumlah ibu hamil yang menjadi sasaran dan pencapaian KIA, serta karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, tingkat pendidikan, paritas, dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil karakteristik ibu hamil di wilayah tersebut.
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi penyebab terjadinya proses persalinan kala II lama pada ibu di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab utama kala II lama dan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melalui wawancara dan studi dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kala II lama terb
Tiga faktor utama yang mempengaruhi terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna antara Januari hingga Juni 2016 adalah umur ibu muda atau tua, pekerjaan ibu yang berat, dan kehamilan ganda.
The document contains code snippets demonstrating pointer concepts in C like pointer size, pointer arithmetic, passing pointers to functions, static vs extern variables, multiple definitions, etc. It also contains examples showing memory layout of variables in .o files and executable using nm utility. Conflicts due to multiple definitions and resolving them with static keyword is also demonstrated.
Fiscal Regime in the Canary Islands by E&Y (Canary Islands Hub)Canary Islands Hub
Canary Islands have an Economic and Tax System (REF) of their own, fully approved by the EU, which applies double taxation conventions and fiscal transparency (Canary Islands Hub)
8_Diversity and antimicrobial activity of fungal endophyte communities associ...Aline Bruna Martins Vaz
This study examined the diversity and antimicrobial activity of fungal endophyte communities associated with three plant species in Brazilian savanna ecosystems. A total of 93 fungal endophyte isolates were obtained from the plants and identified through DNA sequencing. The most common genera isolated were Colletotrichum from Myrciaria floribunda and Alchornea castaneifolia, and Mycosphaerella from Eugenia aff. bimarginata. Crude extracts of the fungal isolates were screened for antimicrobial activity, with 38 extracts showing activity against pathogenic microorganisms. Emericellopsis donezkii and Colletotrichum gloesporioides demonstrated the strongest antimicrobial activity, with
5 Reasons & 5 Opportunities to do business from the Canary Islands HubCanary Islands Hub
If you’re considering expanding your business, the Canary Islands delivers unique opportunities for conducting business in Africa. wwwcanaryislandshub.com
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekstrak rumput laut Eucheuma sp. terhadap kadar glukosa darah dan jumlah trombosit pada tikus wistar yang diinduksi diabetes melalui injeksi aloksan. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak rumput laut dengan dosis berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia pada kehamilan, termasuk definisi, epidemiologi, patogenesis, gejala, komplikasi, dan faktor risiko preeklampsia."
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I yang berat lahir rendah di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Bayi berat lahir rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi normal. Penulis menggunakan studi kasus dan telaah pustaka untuk menganalisis asuhan yang diberikan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa asuhan yang diberikan telah
The document discusses several key Internet protocols:
- Internet Protocol (IP) allows computers to communicate by controlling routing of information and dealing with IP addresses.
- Transmission Control Protocol (TCP) works with IP to establish and maintain connections between computers so they can exchange data packets.
- Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) automatically distributes network configuration settings like IP addresses to devices connecting to a network.
- File Transfer Protocol (FTP) allows transferring files between devices over TCP-based networks, either through websites with FTP capabilities or FTP software.
Ppt on case study of near misses in singhania textile millsRajib jena
This document summarizes a case study about the performance appraisal system used at Singhania Textile Mills. The mill has different departments including spinning, dyeing, weaving and garments. It discusses the fire and safety department led by Om Choudhury. The appraisal system is linked to annual bonuses and done solely by the operations manager Rabindra without input from subordinates or a self-appraisal. It is not tailored to different jobs or night shift workers. The document questions if this system is justified for supervisors or other staff given it lacks parameters for their specific roles. It also discusses whether Om was justified in helping employees informally identify safety issues before formal audits to improve productivity.
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasipjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas konsep dan asuhan keperawatan ibu hamil pada trimester pertama, kedua, dan ketiga serta adaptasi fisiologis dan psikologis ibu hamil selama kehamilan. Adaptasi fisiologis meliputi sistem kardiovaskuler, respirasi, integumen, dan lainnya. Sedangkan adaptasi psikologis mencakup perasaan ambivalen ibu hamil antara senang dan sedih selama masa kehamilan.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu post sectio caesarea tentang mobilisasi dini di RSUD Kabupaten Muna tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai mobilisasi dini berdasarkan tingkat tahu, pemahaman, dan aplikasi. Hanya sedikit responden yang memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penget
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang identifikasi ibu hamil dengan abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan abortus memiliki paritas 1-4, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dan berumur 20-35 tahun.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...Warnet Raha
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI
DENGAN KOMPLIKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KAB. MUNA PERIODE JANUARI – JULI
TAHUN 2016
Karya Tulis
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam hal tahu, pemahaman, dan aplikasi tentang pemberian MP-ASI. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat tahu ibu sudah baik, namun tingkat pemahaman dan apl
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas analisis faktor risiko kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan case control study terhadap 80 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas dan penolong persalinan oleh dukun merupakan faktor risiko terjadinya retensio plasenta.
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini mendeskripsikan jumlah kasus induksi persalinan berdasarkan ketuban pecah dini, kematian janin dalam rahim, dan kehamilan lewat waktu. Hasilnya menunjukkan ketuban pecah dini sebagai indikasi tertinggi induksi persalinan.
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi indikasi induksi persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini menemukan bahwa ketuban pecah dini merupakan indikasi induksi persalinan tertinggi dengan 42,55% kasus, diikuti kematian janin dalam rahim 23,40% dan kehamilan lewat waktu 34,04%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikasi yang
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTI...Warnet Raha
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini meninjau efek samping kontrasepsi pil pada akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kelurahan Palangga periode Januari-April 2016. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor tidak mengalami efek samping seperti mual dan muntah, meskipun ada beberapa akseptor yang mengalami pendarahan dan kenaikan berat badan.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
INTRANATAL PADA NY. “H” DENGAN PRESENTASE BOKONG
DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FERA KABUPATEN MUNA
TANGGAL 25 S.D. 26 MARET 2015
Karya Tulis
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi akseptor KB implant yang mengalami efek samping di Desa Bangunsari, Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efek samping yang dialami akseptor KB implant. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor mengalami efek samping peningkatan berat badan, n
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
1. IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALINDENGANPOSTTERMDI
RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUMDAERAH
KABUPATEN MUNATAHUN 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Siti Sariandi
PSW.B.2013.IB.0038
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Pembimbing I
Rosdiana, S.ST
Raha, Juli 2016
Pembimbing II
Rosminah Mansyarif,S.Si.T.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Pembimbing I
Rosdiana, S.ST
Raha, Juli 2016
Pembimbing II
Rosminah Mansyarif,S.Si.T.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Pembimbing I
Rosdiana, S.ST
Raha, Juli 2016
Pembimbing II
Rosminah Mansyarif,S.Si.T.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
3. LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Wa Ode Siti Asma, S.ST.,M.Kes (…........................……….…………)
2. Rosdiana, S.ST (….…......................…..………........)
3. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………........................…….…...….)
Pembimbing I
Rosdiana, S.ST
Raha, Juli 2016
Pembimbing II
RosminahMansyarif,S.Si.T.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid ParamataRaha
Kabupaten Muna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Wa Ode Siti Asma, S.ST.,M.Kes (…........................……….…………)
2. Rosdiana, S.ST (….…......................…..………........)
3. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………........................…….…...….)
Pembimbing I
Rosdiana, S.ST
Raha, Juli 2016
Pembimbing II
RosminahMansyarif,S.Si.T.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid ParamataRaha
Kabupaten Muna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Wa Ode Siti Asma, S.ST.,M.Kes (…........................……….…………)
2. Rosdiana, S.ST (….…......................…..………........)
3. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (………........................…….…...….)
Pembimbing I
Rosdiana, S.ST
Raha, Juli 2016
Pembimbing II
RosminahMansyarif,S.Si.T.,M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid ParamataRaha
Kabupaten Muna
RosminahMansyarif, S.Si.T.,M.Kes
4. RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : Sitti Sariandi
Tempat tanggal lahir : Lapolea, 30 Agustus 1994
Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
II. NAMA ORANG TUA
Ayah : La Ndigara
Ibu : Wa Sia
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus SD Negeri 7 Sawergadi : Tamat tahun 2007
2. Lulus SMP Negeri 2 Lawa : Tamat tahun 2010
3. Lulus SMA Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2013
4. Sejak Tahun 2013 Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang.
5. KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
karya tulis ini dengan judul “Identifikasi Karakteristik Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015”.
Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri
teladan bagi sekalian ummat manusia dalam segala aspek kehidupan.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Ibu Rosdiana, S.ST, selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu, membimbing penulis dalam penyelesaian
karya tulis ini dan tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pelaksanaan karya tulis ini, yaitu :
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kesselaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akbid Paramata Raha.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes selaku Direktur Akbid Paramata Raha
dan sebagai Pembimbing II.
3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku Pudir I sekaligus sebagai Penguji
Karya Tulis Ilmiah.
4. Bapak dr.Tutut Purwonto, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
6. 5. Ayanda La Ndigara dan Ibunda Wa Sia terima kasih atas segala dorongan doa
dan pengorbanan yang tiada hentinya selama ini.
6. Saudaraku Rawia, S.Pd, Brigadir Saharuddin Andi Juna, Sitti Ratna Sasma Andi,
S.Kep, Nelson Ujang Andi, S.Kom, dan Bharatu Muhamad Danil Andi, dan tak
teristimewa buat yang tersayang Pratu Faris Raharja.
7. Segenap Dosen dan Staf di Akbid Paramata Raha yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 yang telah memberikan bantuan dan
kerjasamanya yang baik..
Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat selain diri pribadi penulis
juga bagi pengembangan ilmu Kebidanan dan penulis berharap semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa- jasa semua pihak yang
telah berupaya membantu penyusunan karya tulis ilmiah.
Raha, Juli 2016
Penulis
7. DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Dafar Isi............................................................................................................ vii
Daftar Tabel .................................................................................................... ix
Intisari .............................................................................................................. xi
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6
A. Telaah Pustaka............................................................................... 6
1. Kehamilan ............................................................................... 6
2. Persalinan ................................................................................ 15
3. Possterm .................................................................................. 19
4. Penyebab Persalinan Posterm.................................................. 28
B. Landasan Teori.............................................................................. 31
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 32
D. Pertanyaan Penelitan .................................................................... 33
Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 34
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 34
B. Subjek Penelitian........................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 35
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 35
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 34
G. Cara Analisis Data......................................................................... 36
H. JalannyaPenelitian......................................................................... 37
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 38
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 38
B. Pembahasan .................................................................................. 44
8. Bab V Hasil Penelitian dan Saran ................................................................ 48
A. Kesimpulan ................................................................................... 48
B. Saran ............................................................................................. 48
Daftar Pustaka................................................................................................ 50
Lampiran-lampiran
9. DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2015
41
Tabel 2 DistribusiFrekuensi Graviditas Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2015
42
Tabel 3 DistribusiFrekuensi Paritas Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2015
42
10. INTISARI
Sitti Sariandi (PSW.B.2013.IB.0038) “Identifikasi Karakteristik Ibu Bersalin
dengan Posttermdi Ruang Delima Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten
Muna Tahun 2015”, dibimbing oleh Rosdiana dan Rosminah Mansyarif.
Latar Belakang : Kehamilan yang melebihi usia kehamilan 42 minggu, terjadi pada
10% dari seluruh jumlah kehamilan 70% kehamilan lewat bulan” merupakan salah
diagnosis akibat keterlambatan ovulasi. Data statistik menunjukkan angka kematian
dalam kehamilan postterm lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan cukup
bulan.Dan itu menunjukkan angka kematian pada bayi dalam kehamilan cukup bulan
sebesar 1-2 % sedang dalam kehamilan postterm mencapai 5-7%.Data yang
diperoleh dari Ruang Delima di Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Muna pada
Tahun 2013 diperoleh jumlah kasus persalinan postterm sebanyak 81 kasus, Tahun
2014 diperoleh jumlah kasus persalinan postterm sebanyak 78 kasus, Tahun 2015
diperoleh jumlah kasus persalinan postterm sebanyak 32 kasus
Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah deskriptifdengan jumlah
populasi sebanyak 32 responden dan sampel sebanyak 32 responden dengan tehnik
total Sampling.
Hasil:Ibu bersalin dengan postterm berdasarkan umur sebesar 7 orang
(21,9%), untuk Ibu bersalin dengan postterm berdasarkan graviditas sebesar
10 orang (31,2%), berdasarkan paritas sebesar 4 orang (12,5%), dan terdapat 11
orang (34,3%) yang tidak masuk kedalam umur, graviditas dan paritas pada ibu
bersalin dengan possterm.
Kesimpulan: Karakteristik Ibu Bersalin dengan Postterm di Ruang Delima Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015 untuk Ibu bersalin dengan
postterm berdasarkan umur sebesar (21,9 %), postterm berdasarkan graviditas
sebesar (31,2%), untuk ibu bersalin dengan postterm berdasarkan paritas sebesar
(12,5%), dan terdapat (34%) yang tidak masuk kedalam umur, graviditas dan paritas
pada ibu bersalin dengan possterm.
Kata kunci:Ibu Bersalin, Possterm
Daftar Pustaka 14 buku (2006-2014)
11. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan
keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga
adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan.
Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan
bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan
berlangsung dengan amat baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Sumarah dkk, 2009).
Kehamilan yang melebihi usia kehamilan 42 minggu, terjadi pada 10% dari
seluruh jumlah kehamilan 70% kehamilan lewat bulan” merupakan salah diagnosis
akibat keterlambatan ovulasi. Data statistik menunjukkan angka kematian dalam
kehamilan postterm lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan cukup bulan.Dan
itu menunjukkan angka kematian pada bayi dalam kehamilan cukup bulan sebesar 1-
2 % sedang dalam kehamilan postterm mencapai 5-7%(Meyliya, 2009).
Angka kejadian kehamilan postterm atau angka kejadian kehamilan lewat
waktu kira-kira 10% bervariasi antara 3,4-14%. Kehamilan postterm biasanya karena
ibu lupa tanggal hari pertama haid terakhir atau mungkin haid ibu tidak teratur
(Saifuddin, 2011).
12. Angka kejadian kehamilan lewat bulan waktu kira-kira 10%, bervariasi antara
3,5-14%. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu
lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka kehamilan lewat
bulan mencapai 5-7%. Variasi insiden postterm berkisar antara 2-31,37%.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Ibu (SDKI) Tahun 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
masih cukup tinggi jika dibandingkan negara-negara tetangga dikawasan ASEAN.
Pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6
per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 hidup serta Malaysia dan
Vietnam sama-sama mencapai 160.000 kelahiran hidup. Lima penyebab kematian
ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus
lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasikan oleh tiga
penyebab utama kematian yaitu perdarahan, HDK, infeksi. Namun proporsinya telah
berubah diman perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan
HDK proporsinya meningkat lebih dai 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun
2013 (Profil Kesehatan, 2014).
Risiko kehamilan lewat bulan antara lain adalah gangguan pertumbuhan
janin, sampai kematian janin dalam rahim. Risiko gawat janin dapat terjadi 3 kali
dari pada kehamilan aterm. Kulit janin akan menjadi keriput, lemak dibawah kulit
menipis bahkan sampai hilang, lama-lama kulit janin dapat mengelupas dan
mongering seperti kertas perkamen. Rambut dan kuku memanjang dan cairan
ketuban berkurang sampai habis. Akibat kekurangan oksigen akan terjadi gawat janin
yang menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewarnai cairan
ketuban menjadi hijau pekat. Pada saat janin lahir dapat terjadi aspirasi (cairan
13. terisap kedalam saluran nafas) air ketuban yang dapat menimbulkan kumpulan gejala
MAS (Mekonium Aspiration Sydrome).Keadaan ini dapat mengakibatkan kematian
janin (Saifuddin, 2011).
Angka kematian ibu di Sulawesi Tengggara dalam kurun 5 tahun terakhir
menunjukkan trend menurun yakni dari Tahun 2011 terdapat 342 per 100.000
kelahiran hidup, Tahun 2012 sebanyak 277 per 100.000, Tahun 2013 sebanyak 240
per 100.000 hidup, Tahun 2014 sebanyak 205 per 100.000 hidup dan Tahun 2015
sebanyak 105 per 100.000 hidup.
Data yang diperoleh dari Ruang Delima di Rumah sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna pada Tahun 2013 diperoleh jumlah kasus persalinan postterm
sebanyak 81 kasus,Tahun 2014 diperoleh jumlah kasus persalinan postterm sebanyak
78 kasus, Tahun 2015 diperoleh jumlah kasus persalinan postterm sebanyak 32
kasus. Angka kejadiannya sangat kecil dapat dilihat peningkatan kejadian dari tahun
ketahun serta dampak yang ditimbulkannya.Sehubungan dengan data tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ‘’Identifikasi karakteristik ibu
bersalin dengan posttermdi Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2015’’.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah“Bagaimana karakteristik ibu bersalin denganposttermdi Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015?”
14. C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi karakteristik ibu bersalin dengan postterm di Ruang Delima
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik ibubersalin dengan postterm berdasarkan umur
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten MunaTahun 2015.
b. Mengidentifikasi karakteristik ibu bersalin denganpostterm berdasarkan
graviditas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015.
c. Mengindefikasi karakteristik ibu bersalin dengan postteremberdasarkan
paritas di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Sebagai sumber teoretis bagi pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna guna
menyusun langkah-langkah yang bermanfaat untuk menentukan kebijksanaan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan.
2. Manfaat Praktis
Sebagai sumbangan pemikiran kepada semua pihak yang berkompeten
khususnya para mahasiswa yang ada di Institusi agar menyusun langkah-langkah
yang sesuai dan praktis dalam rencana penelitian selanjutnya.
15. 3. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan suatu pengalaman berharga dalam mengamplikasi Ilmu yang
telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna.
16. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah pertemuan antara sel ovum dan spermatozoa yang
lamanya 280 hari atau 40 minggu. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi dalam 3 bagian:
1) Kehamilan trimester I (0-12 minggu).
2) Kehamilan trimester II ( 12-28 minggu)
3) Kehamilan trimester III (28-40 minggu) (Padila, 2014).
Tetapi kadang-kadang suatu kehamilan berakhirsebelum waktunya
dan ada kalanya melebihi waktu yang normal.Apabila ditinjau lamanya
kehamilan dibedakan menjadi:
1) Kehamilan prematur, yaitu kehamilan antara 28 sampai 36 minggu.
2) Kehamilan matur, yaitu kehamilan antara 37 minggu sampai 42 minggu.
3) Kehamilan postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu (Kuswanti,
2014).
b. Tanda- tanda kehamilan
1) Tanda – tanda tidak pasti hamil
a) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting diketahui, karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir
17. (HPHT), supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan
diperkirakan akan terjadi.
b) Nause (enek, mual) dan emesis (muntah)
Nause terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, kadang-
kadang disertai muntah.Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak
selalu.Keadaan ini lazim disebut morning sicknes.
c) Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d) Pingsan
Sering terjadi, bila berada di tempat-tempat ramai.Hilang sesudah
kehamilan 16 minggu.
e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu
makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian
makan untuk dua orangsehingga kenaikan berat badan tidak sesuai
sengan tua kehamilan.
f) Sering kencing
Keadaan ini terjadi, karena kandung kencing padabulan-bulan pertama
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.Pada
triwulan kedua umumnya keluhan hilang, karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul.Pada akhir triwulan ketiga gejala ini bisa
timbul kembali, karena kepala janin mulai masuk rongga panggul dan
menekan kandung kencing.
18. g) Obstipasi (sulit buang air besar)
Keadaan ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon.
h) Pigmentasi kulit
Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas yaitu berupa
kloasma gravidarum, linea grisea (linea nigra), striae gravidarum, areola
mammae berwarna lebih hitamdan daerah leher menjadi lebih hitam.
i) Varises
Sering ditemukan pada triwulan terakhir.Ditemukan pada daerah
genitalia eksterna, serta tungkai.Pada multigravida, kadang-kadang
varises ditemukan pada kehamilan terdahulu, timbul kembali pada
triwulan pertama.Kadang-kadang timbul varises ini merupakan gejala
pertama kehamilan muda.
2) Tanda – tanda kemungkinan hamil
a) Tanda Hegar
Pembuluh darah dalam serviks bertambah karena terjadinya oedema
dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks sehingga serviks
menjadi lunak.
b) Tanda Chadwick
Pembuluh darah dinding vagina bertambah hingga warna selaput
lendirnya biru.
c) Tanda Piscaseck
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah
implantasi dan di daerah insersi plasenta.
19. d) Tanda Braxton Hicks
Kontraksi rahim tidak beraturan yang terjadi selama kehamilan, tetapi
tetapi dapat dirasakan terutama menjelang akhir kehamilan.Biasa juga
disebut his palsu, yang biasanya mendahului his sejati (kontraksi
melahirkan yang sebenarnya).
e) Tes kehamilan
Tes kehamilan yang positif, menunjukkan kemungkinan besar adanya
kehamilan.Tujuan tes kehamilan ialah untuk menentukan adanya
hormon human chorionic gonadotropididalam air kencing.Sampel air
kencing terbaik yang dipakai untuk tes kehamilan ialah air kencing
pertama pagi hari.Tes kehamilan yang umum dipakai sekarang ialah
reaksi imonulogik.Keuntungan reaksi imunologik.Keuntungan reaksi
imunologik ini ialahlebih cepat, akurat dan dengan titer yang rendah
telah memberikan hasil positif.
3) Tanda – tanda pasti kehamilan
Tanda-tanda pasti kehamilan meliputi: dapat diraba dan kemudian dikenal
bagian-bagian janin, dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin, dapat
dirasakan gerakan janin dan ballotement oleh pemeriksa, dampak kerangka
janin pada pemeriksaan rontgen dan, dapat dilihat kantong kehamilan/janin
dengan ultrasonografi (Kusmiyati, 2009).
20. c. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kehamilan
Faktor –faktor yang mempengaruhi kehamilan meliputi:
1) Faktor fisik
Faktor fisik yaitu status kesehatan/penyakit, gizi, gaya hidup, subtance
Abuse, kehamilan diluar nikah dan kehamilan tidak diinginkan dan
kehamilan dengan kematian janin dalam kandungan (IUFD).
2) Faktor Psikologis / kelainan jiwa dalam kehamilan (Kusmiyati, 2009).
d. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu hamil
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam suatu
kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu
terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin, sebagai
persiapan penyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk
memelihara bayi. Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
baik anatomis maupun fisioliogis pada ibu dalam bentuk fisik maupun
psikologis.
1) Sistem Reproduksi
Akibat pengaruh hormon estrogen vagina dan vulva mengalami
perubahan pula sampai minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tambak lebih merah dan agak kebiruan
(lividae) tanda ini disebut tanda chatwich.
2) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Jika koerpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot,
maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada
21. serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen
meningkat dan dengan adanya konsistensi serviks menjadi lunak yang
disebut tanda goodell.
3) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan bulan pertama pengaruh adanya
estrogen dan progesteron.
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum
berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian mengecil setelah plsenta terbentuk.
Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.
5) Payudara dan mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomatropin,
estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen
menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus pada mammae.
6) Sistem endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, pemulihan
pascapartum (nifas).
7) Sistem kekebalan
Peningkatakan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut
lebih rentan terhadap infeksi vagina.
22. 8) Traktur urinarius/ perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan sehingga
sering timbul kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul.
9) Traktus digestivus / pencernaan
Perubahan rasa tidak enak diuluh hati disebabkan karena posisi lambung
dan aliran balik asam lambung keesofagus bagian bawah.
10) Sirkulasi darah
Sirkulasi darah dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
keplasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah
yang membesar pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan.
11) Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron terjadi
relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan ligament juga meningkatkan
jumlah cairan synovial.
12) Integumen /kulit
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan
timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen selama masa
kehamilan.
13) Metabolisme
23. Pada wanita hamil BMR meninggi. BMR menigkat hingga 15-20% yang
umumnya terjadi pada triwulan terakhir.
14) Sistem pernapasan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa kehamilan bertujuan
menyediakan kebutuhan ibu dan janin.
e. Hormon – hormon yang mempengaruhi kehamilan
1) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir
kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
2) Progesteron
Produksi progesteron bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen. Pada
akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesteron
menyebabkan tonus otot polos menurun dan juga diuresis. Progesteron
menyebabkan lemak disimpan dalam dalam jaringan sub kutan
diabdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan
energi baik pada masa hamil maupun menyusui.
3) Human Ohorionic Ganadotropin (HCG)
Hormon ini dapat terdektesi beberapa hari setelah pembuahan dan
merupakan dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih
60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya adalah mempertahankan
korpus luteum.
4) Human Placental Lactogen (HPL)
24. Hormon ini diproduksinya terus naik dan pada aterm mencapai 2 gram/
hari. Efeknya mirip dengan hormon pertumbuhan. Ia juga bersifat
diabetogenik, sehingga kebutuhn insulin wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan,
karena ditekan oleh etrogen dan estrogen plasenta.
6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen.
Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.
7) Growth hormon (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
8) TSH, ACTH, dan MSH
Hormon-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
9) Tiktoksin
Kelenjar tyroid mengalami hipertropi dan T4 meningkat., tetapi T4 bebas
relatif tetap, karena thyroid binding globulin meninggi, sebagai akibat
tingginya etrogen.
10) Aldosteron, renin dan Angiotensin
Hormon ini naik yang menyebabkan naiknya volume intravaskular.
11) Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat progesteron, estrogen, dan
HPL.
12) Parathormon
25. Hormon ini relatif tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
2. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan merupakan hal
yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang
menyenangkan, namun disisi lain merupakan hal yang mendebarkan.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi (Kuswanti, 2013).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal
dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial
bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan
peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika
terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah
penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh
rangkaian proses persalinan berlangsung dengan amat baik bagi ibu maupun
bagi bayi yang dilahirkan. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu
18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sumarah dkk,
2009).
b. Macam-Macam Persalinan
Macam-macam persalinan yaitu sebagai berikut :
26. 1) Persalinan spontan, yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibu dan melalui jalan lahir.
2) Persalinan buatan, yaitu persalinan yang dibantu dari luar misalnya
vaccum ekstraksi, forceps, SC.
3) Persalian anjuran, yaitu terjadi bila bayi cukup besar untuk hidupdiluar,
tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalian, misalnya dengan induksi persalianan (Kuswanti, 2013).
c. Tahap Persalinan
Tahap persalinan dibagi menjadi 4 macam :
1) Kala I
Kala I adalah kala pembukaan, dimulai dari his teratur sampai pembukaan
lengkap. Kala I dinilai majunya pembukaan. Persalinan kala I dibagi
menjadi 2 fase yaitu:
a) Fase laten
Fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks sampai pembukaan kurang dari 4 cm biasanya
berlangsung sekitar 8 jam.
b) Fase aktif
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat, pembukaan serviks 4 sampai 10 cm, dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin (Kusmiyati, 2012).
Pada fasei ini berlangsung 6 jam dan dibagi menjadi 3 macam:
(1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
27. (2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat, dalam waktu2 jam
pembukaaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase tersebut dijumpai pada primigravida.Pada multigravida pun
terjadi demikian, namun fase laten, fase aktif terjadi lebih pendek.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida
Ostium Uteri Interna (OUI) akan membuka lebih dahulu sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian Ostium Uteri
Eksterna (OUE) membuka. Pada multigravida OUI sudah sedikit
membuka, OUI dan OUE serta penipisan dan pendataran serviks
terjadi pada saat yang lama. Ketuban akan pecah dengan sendiri
ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Kala I
selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam dan pada
multigravida kira-kira 7 jam (Kuswanti, 2013).
2) Kala II
Kala II dimulai saat pembukaan serviks sudah lengkap sampai keluarnya
janin. Pembukaan lengkap ditegakkan dengan periksa dalam atau bila kepala
janin sudah nampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Tanda-tanda kala II
adalah perasaan ingin mengejan disertai ingin muntah, anus dan vulva
membuka perineum menonjol, bloddy show (lendir darah makin banyak)
makin banyak, kalau ketuban belum pecah kadang disertai pecahnya ketuban.
28. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multigravida rata-rata 0,5 jam.
3) Kala III
Disebut juga sebagai kala uri. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan
fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi
lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah, kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV
Kala IV adalah pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutam terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Pada primigravida, primigravida, lama kala I yaitu 13 jam, kala II 1 jam, kala
½ jam, lama persalinan, 14 ½ jam. Pada multigravida, lama kala satu 7 jam,
kala dua ½ jam, kala tiga ¼ jam, lama persalinan 7 ¾ jam (Kuswanti, 2103)
3. Postterm
a. Pengertian
Kehamilan postterm, disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan
lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended
pregnancy, posdate/ pos datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata
28 hari (Saifuddin, 2011). Kehamilan yang melebihi usia kehamilan 42
minggu, terjadi pada 10% dari seluruh jumlah kehamilan 70% kehamilan
29. ‘’lewat bulan” merupakan salah diagnosis akibat keterlambatan ovulasi
(Meyliya, 2009).
b. Etiologi
Penyebab terjadinya kehamilan postterm belum jelas. Beberapa teori
diajukan pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm
sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan. Beberapa teori
diajukan antara lain sebagai berikut:
1) Pengaruh progesteron
Penurunan hormon dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian
perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekular
pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin,
sehingga menduga bahwa terjadinya kehamilan postterem adalah karena
masih berlangsungnya pengaruh progesteron.
2) Teori oksitosin
Pemakaianoksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan
memberikan kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis
memegang peranan dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan
oksitosin dari neurohipofisi ibu hamil yang kurang ppada usia kehamilan
lanjut diduga salah satu penyebab kehamilan.
3) Teori kortisol / ACTH Janin
Dalam teori ini diajukan bahwa “sebagai pemberi tanda” untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba
kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta
sehingga produksi progesteron berkurang dan meningkatkan sekresi
30. estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi
prostaglandin. Pada cacat bawaan seperti anensefalus, hipoplasia adrenal
janin, tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan
kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat
berlangsung lewat bulan.
4) Saraf uterus
Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankerhauser akan
membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak adanya
tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek
dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab
terjadinya kehamilan.
5) Heriditas
Beberapa penulis mengatakan bahwa seorang ibu yang mengalami
kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan
postterm pada kehamilan berikutnya. Mogren, seperti dikutip
Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seorang ibu mengalami
kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar
kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan postterm
(Saifuddin, 2011).
Hormon yang mempengaruhi persalinan postterm yaitu:
a) Penurunan kadar estrogen, pada kehamilan normal umumnya tinggi.
b) Pada kasus insufiensi plasenta/andenalin janin, hormon prokusor yaitu
isoandrosteron sulfat diekresikan dalam cukup tinggi konversi
31. menjadi estradiol dan secara langsung estriol di dalam plasent, contoh
klinik mengenai difisiensi estrogen adalah anensefalus.
c) Faktor hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitosin berkurang.
d) Faktor lain adalah heriditas, karena post matur / serotinus, seiring
dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
c. Diagnosis
Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam
menentukan diagnosis kehamilan serotinus karena diagnosis ini
ditegakkan berdasarkan umur kehamilan, bukan terhadap kondisi
kehamilan.Beberapa kasus yang yang dinyatakan sebagai kehamilan
postterm merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan.
Dalam menentukan diagnosa kehamilan postterm disamping dari riwayat
haid, sebaiknya dilihat pula hasil pemeriksaan antenatal
Diagnosa kehamilan postterm tidak sulit untuk ditegakan bilamana
hari pertama haid terakhir (HPHT) dikeetahui pasti. Untuk riwayat haid
yang dapat dipercaya, diperluka beberapa kriteria antara lain: penderita
harus yakin betul HPHT-nya, siklus haid 28 hari dan teratur, dan tidak
minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terkhir.
Selanjutnya diagnosa ditentukan dengan menghitung rumus Naegele
berdasarkan riwayat haid, seorang penderita yang ditetapkan sebagai
kehamilan postterm kemungkinan adalah sebagai berikut:
32. 1) Terjadi kesalahan dalam menentukan tanggal haid terakhir atau akibat
menstruasi abnormal.
2) Tanggal haid terakhir diketahui jelas, tetapi terjadi kelambatan
ovulasi.
3) Tidak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan kehamilan
memang berlangsung lewat bulan (keadaan ini sekitar 20-30% dari
seluruh penderita yang diduga kehamilan postterm) (Saifuddin, 2011).
d. Patofisiologi
Perubahan plasenta menunjukkan penurunan diameter dan
panjang vilikorialis necrosis.Perubahan ini disertai dengan terjadinya
infark hemoragik yang merupakan tempat penimbunan kalsium dan
pembentukkan infark.Apabila kehamilan berlangsung melampaui fungsi
plasenta, maka janin kemungkinan kekurangan nutrisi/oksigen akibat dari
penurunan fungsi plasenta. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada
kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42
minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan
plasenta laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan
peningkatan kejadian gawat janin dengan risiko tiga kali. Akibat dari
proses penurunan plasenta maka pemasukan makanan dan oksigen akan
menurun disamping adanya apasme arteri spiralis. Janin ini akan
mengalami pertumbuhan terhambat dan penurunan berat dalam hal ini
dapat disebut sebagai dismatur.
33. Risiko kehamilan lewat bulan antara lain adalah gangguan
pertumbuhan janin, sampai kematian janin dalam rahim. Risiko gawat
janin dapat terjadi 3 kali dari pada kehamilan aterm. Kulit janin akan
menjadi keriput, lemak dibawah kulit menipis bahkan sampai hilang,
lama-lama kulit janin dapat mengelupas dan mongering seperti kertas
perkamen. Rambut dan kuku memanjang dan cairan ketuban berkurang
sampai habis. Akibat kekurangan oksigen akan terjadi gawat janin yang
menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewarnai
cairan ketuban menjadi hijau pekat. Pada saat janin lahir dapat terjadi
aspirasi (cairan terisap kedalam saluran nafas) air ketuban yang dapat
menimbulkan kumpulan gejala MAS (Mekonium Aspiration
Sydrome).Keadaan ini dapat mengakibatkan kematian janin (Saifuddin,
2011).
Peningkatan resiko terkait dengan kehamilan lewat bulan
diperkirakan berhubungan dengan insufiensi uteroplasental, pada
akhirnya menyebabkan hipoksia janin (Varney, 2006).
e. Manifestasi Klinis
1) Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang,
yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/ 20 menit.
2) Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi
menjadi:
a) Stadium I
Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
34. b) Stadium II
Seperti stadium satu disertai pewarnaan mekonium (kehijauan)
dikulit.
c) Stadium III
Seperti stadium satu disertai pewarnaan kekuningan pada kuku,
kulit dan tali pusat (Nugroho, 2012).
f. Komplikasi
Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan akibat atonia uteri, angka
seksio sesaria lebih tinggi, frekuensi induksi persalinan meningkat,
endometritis pascapartum, hospitalisasi yang lama dan komplikasi luka
sedangkan komplikasi neonatus, peningkatan angka mortalitas perinatal,
oligohidramnion, makrosomia, sindrom aspirasi mekonium, kejang
neonatus, sindrom lewat bulan dan distosia bahu.
Sindrom lewat bulan ini terjadi pada 25% kehamilan lewat bulan
akibat penurunan fungsi plasenta. Bayi lewat bulan, yang terlibat keriput,
dengan kulit mengelupas, tidak memiliki verniks atau lanugo, taut
wajahnya siaga, terdapat lipatan diseluruh telapak kaki, kuku jari-jarinya
panjan, dan badan tampak lemah dan kurus berisiko mengalami gejala
gawat napas, hipoglikemia, pilisitemia, dan ketidakstabilan suhu tubuh
(Meiliyani, 2009).
Mortalitas dan morbiditas perinatal, alasan utama meningkatkan
risiko pada janin postterem adalah distres janin intrapartum yang
menunjukkan konsekuensi dari penekanan tali pusat yang berkaitan
dengan ologohidromnion. Distres janin semacam ini biasanya
35. bermanifestasi sebagai deselerasi denyut jantung janin yang memanjang
dan bervariasi.Penyebab lain peningkatan risiko bagi janin yang lahir
pada 42 minggu adalah hambatan pertumbuhan janin dan lahir mati
(Leveno, dkk, 2009).
g. Penatalaksaan
Secara umum di terima bahwa dindikasikan intervensi antepartum
dalam penatalaksanaan kehamilan lama. Jenis-jenis inervensi mencakup
induksi elektif persalinan dan pemeriksaan janin antepartum. Akan tetapi
penentuan waktu pasti dan jenis intervensi masih belum diketahui dan
menjadi sumber silang pendapat.
Induksi versus uji janin karena menyadari resiko yang berkaitan
dengan kehamilan postterm, banyak otoritas menganjurkan terminasi
kehamilan sebelum terjadi morbiditas atau mortalitas. Kekwatiran
meningkatnya angka sesar akibat induksi persalinan menyebabkan
penggunaan pemeriksaan antenatal dalam kaitan dengan penanganan
menunggu. Uji klinik acak telah membandingkan induksi rutin versus
penanganan menunggu disertai uji janin dan mendukung kedua
pendekatan pelaksaan berikut (Lenova, 2009).
Posterrm merupakan masalah yang banyak dijumpai dan sampai
saat ini pengelolaannya masih belum memuaskan dan masih banyak
perbedaan pendapat.Beberapa masalah yang sering dihadapi pada
pengelolaan postterm antara lain sebagai berikut. Pada beberapa
penderita, umur kehamilan tidak selalu dapat ditentukan dengan tepat
sehingga janin bisa saja belum matur seperti yang diperkirakan.
36. 1) Sulit untuk menentukan apakah janin akan mati, berlangsung terus,
atau mengalami morbiditas serius bila tetap dalam rahim.
2) Sebagian besar janin tetap dalam keadaan baik dan tumbuh terus
sesuai dengan tambahnya umur kehamilan dan tumbuh semakin besar.
3) Pada saat kehamilan mencapai 42 minggu, pada beberapa penderita
didapatkan sekitar 70% serviks belum matang dengan nilai rendah
sehingga induksi tidak selalu berhasil.
4) Persalinan yang berlarut-larut akan sangat merugikan bayi prematur.
5) Pada postterm sering terjadi disproposisi kepala panggul dan distosia
bahu.
6) Janin postterm lebih peka terhadap obat penenang dan narkoba.
7) Pemecahan kulit ketuban harus dengan pertimbangan matang. Pada
oligohidramnion pemecahan kulit ketuban akan meningkatkan risiko
kompresi tali pusat, tetapi sebaiknya dengan pemecahan kulit ketuban
akan dapat diketahui adanya mekonium dalam cairan amnion
(Saifuddin, 2011).
h. Penanganan
Pengelolaan kehamilan lewat bulan kita awali dari umur
kehamilan 41 minggu. Hal ini sebabkan meningkatnya pengaruh buruk
pada keadaan perinatal setelah unur kehamilan 40 minggu dan
meningkatnya inseden janin besar. Namun untuk mengurangi beban dan
kepraktisan dari bidan dan puskesmas akan dirujuk bila kehamilan > 41
minggu. Bila kehamilan > 40 minggu, ibu hamil dianjurkan menghitung
37. gerak janin persatuan waktu dan dibandingkan apakah mengalami
penurunan atau tidak (Saifuddin, 2009).
Penanganan umum yaitu lakukan evvaluasi cepat keadaan ibu,
upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi. Prinsip
penanganan yaitu coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan
kehamilan, persalinan berjalan terus dan siapkan penangan selanjutnya
(Nugroho, 2010).
4. Penyebab Persalinan Postterm
Beberapa faktor penyebab kehamilan possterm adalah kesalahan dalam
penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering, tidak diketahui,
primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan, defisiensi sulfatase plasenta
atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi, jenis kelamin janin
laki-laki juga merupakan predisposisi, faktor genetik juga memainkan peran,
jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan umur juga ikut
mempengaruhiterjadinya kehamilan lewat bulan (Melinda, 2012).
a. Umur
Umur adalah lamanya seorang hidup yang dihitung berdasarkan ulang
tahun. Sebagai insan biologi sudah memasuki usia produktif beberapa tahun
sebelum mencapai umur dimana kehamilan dan persalinan dapat berlangsung
aman, yaitu 20-35 tahun, setelah itu risiko ibu akan meningkat setiap
tahunnya, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah
20-30 tahun. Kematian maternal pada saat hamil dan melahirkan pada usia
dibawah 20 tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang
38. terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
usia 30-35 tahun. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu
dikatakan berisiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan
diatas 35 tahun. Usia mempengaruhi mengantisipasi diagnosa masalah
kesehatan dan tindakan yang dilakukan (Padila, 2014).
Kehamilan lewat bulan adalah suatu kondisi kehamilan dimana
persalinan terjadi pada minggu ke 42 atau lebih. Pada studi yang dilakukan
didapatkan peningkatan lebih dari 50% kehamilan lewat bulan pada ibu usia
tua dan primipara (Melinda, 2012).
Persalinan postterm terjadi pda ibu dengan usia kurang dari
20 tahun karena organ reproduksinya belum matang sempurna dan secara
psikologis belum siap menjadi seorang ibu, begitu pula dalam penentuan
menu selama kehamilan masih terbatas dan belum mampu menyesuaikan diri
dengan keadaan sebelummya. Akibanya ibu hamil pada usia itu mungkin
mengalami persalinan postterm, persalinan macet atau gangguan lainnya.
Selain itu juga pada umur <20 tahun ini ibu belum siap untuk menerima
tangguang jawab sebagai orang tua dan belum sepenuhnya untuk menghadapi
kehamilan selain itu umur <20 tahun ini fungsi organ reproduksinya belum
matang. Sebaliknya persalinan postterm terjadinya dengan usia >35 tahun
secara biologis sudah tidak mampu menerima perubahan akibat kehamilan
optimal (Wiknjosastro, 2008).
Pada umur >35 tahun atau lebih kesehatan ibu sudah menurun akibat
ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mempunyai persalinan possterm serta pada umur >35 tahun ini fungsi organ
39. reproduksinya mengalami kemunduran dan hormon yang berada dalam tubuh
dan fungsinya menurun pula karena hormon tersebut sangat berpengaruh
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
b. Graviditas
Graviditas merupakan jumlah kehamilan seluruhnya telah dialami
oleh ibu tanpa memandang hasil kehamilan. Serotinus sering terjadi pada
graviditas tinggi yaitu > IV, hal ini disebabkan karena fungsi alat-alat vital
dalam organ reproduksi mulai mengalami kemunduran yang diakibatkan
semakin rendah hormon-hormon yang berfungsi dalam proses kematangan
reproduksi sehat dimana hormon tersebut sangat berpengaruh dalam
kehamilan. Dengan kehamilan lebih dari tiga kali pada kehamilan ini rahim
ibu akan tegang adanya janin dalam kandungan. Bila terlalu sering
mengalami kehamilan maka rahim semakin lemah dan kemungkinan bayinya
akan mengalami komplikasi.
c. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup
(viable).Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai seorang
wanita. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan
grandemultipara. (Padila, 2014).
Paritas pertama atau lebih dari 3 kali mempunyai risiko yang lebih
besar terhadap janin dan ibunya. Ibu yang pertama kali melahirkan
merupakan suatu hal yang dalam hidupnya sehingga secara psikologis
mentalnya belum siap, hal ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya
komplikasi. Semakin tinggi paritas semakin tinggi resiko bagi ibu dan
40. bayinya. Hal ini pada paritas tinggi atau yang telah melahirkan > 3 kali fungsi
alat-alat vitalnya dalam organ reproduksi telah mengalami kemunduran yang
diakibatkan semakin rendahnya fungsi hormon yang ada dalam tubuh. Selain
juga jika jumlah persalinan >3 kali kemungkinan akan mengalami komplikasi
pada persalinan dan bayinya (Manuaba, 2009).
B. Landasan Teori
Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan pada tinjauan pustaka maka
dalam landasan teori sesuai variabel yang ditelita terutama mengidentifikasi ibu
bersalin dengan postterm. Sesuai hasil yang telah dilakukan seperti yang diuraikan
diatas maka sistematis variabel yang diuraikan sebagai berikut:
Beberapa faktor penyebab kehamilan postterm adalah kesalahan dalam
penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering, tidak diketahui, primigravida
dan riwayat kehamilan lewat bulan, defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus,
merupakan penyebab yang jarang terjadi, jenis kelamin janin laki-laki juga
merupakan predisposisi, faktor genetik juga memainkan peran, jumlah kehamilan
atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya kehamilan
lewat bulan (Melinda, 2012).
Pada umur <20 tahun ini ibu belum siap untuk menerima tangguang jawab
sebagai orang tua dan belum sepenuhnya untuk menghadapi kehamilan selain itu
umur <20 tahun ini fungsi organ reproduksinya belum matang. Sebaliknya persalinan
postterm terjadinya dengan usia >35 tahun secara biologis sudah tidak mampu
menerima perubahan akibat kehamilan optimal (Wiknjosastro, 2008).
Graviditas merupakan jumlah kehamilan seluruhnya telah dialami oleh ibu
tanpa memandang hasil kehamilan.Serotinus sering terjadi pada graviditas tinggi
41. yaitu > IV, hal ini disebabkan karena fungsi alat-alat vital dalam organ reproduksi
mulai mengalami kemunduran yang diakibatkan semakin rendah hormon-hormon
yang berfungsi dalam proses kematangan reproduksi sehat dimana hormon tersebut
sangat berpengaruh dalam kehamilan.
Berdasarkan teori, mengemukakan bahwa serotinus lebih sering terjadi pada
primigravida muda dan primigravida tua atau pada grandemultiparitas.
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan konsep pemikiran yang telah dikemukakan diatas maka disusun
kerangka konsep.
Ket:
: Variabel Independen
: Variabel dependen
: Hubungan Variabel
Gambar.1 Kerangka Konsep
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana karakteristik ibu bersalin dengan postterm berdasarkan umur di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
2. Bagaimana karakteristik ibu bersalin denganposttermberdasarkan graviditas di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
3. Bagaimana karakteristik ibu bersalin dengan posttermberdasarkan paritas di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2015.
Graviditas
Paritas
Umur
Postterm
42. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama dengan mengetahui gambaran tentang suatu
keadaan secara objektif dengan menggunakan cheklist tentang identifikasi
karakterisitk ibu bersalin dengan postterm di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau data dengan karateristik tertentu yang
akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu bersalin dengan postterm di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Tahun 2015
yang berjumlah 32 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Sampel adalah semua ibu
bersalin dengan postterm di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2015 yang berjumlah 32 orang dengan menggunakan
teknik total sampling.
C. Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna pada tanggal 1Juli s.d 30 Juli Tahun 2016.
43. D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah adalah postterm. Sedangkan
variabel independen adalah umur, graviditas, paritas.
E. Defini Operasional dan Kriteria Objektif
1. Persalinan postterm
Persalinan postterm adalah ibu bersalin dengan umur kehamilan lebih dari 42
minggu.
2. Umur
Umur adalah umur ibu ketika mengalami persalinan postterm yang terdaftar
di register Ruang delima.
Kriteria objektif
a. Berisiko : jika umur < 20 tahun dan > 35 tahun
b. Tidak berisiko: jika umur 20-35 tahun
3. Graviditas
Graviditas jumlah kelahiran seluruhnya yang telah di alami ibu tanpa
mamandang hasil akhir kehamilan yang terdftar di register Ruang Delima.
a. Berisiko : graviditas > IV
b. Tidak berisiko: graviditas < IV
4. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu yang terdaftar
diregister Ruang Delima.
a. Berisiko : Paritas > III
b. Tidak berisiko: Paritas < III
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar cheklist yang berisi
variabel yang diteliti.
44. G. Pengolahan Data dan Cara Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dari responden diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Coding yaitu mengklasifikasikan jawaban responden menurut jenisnya
dengan membubuhkan kode pada jawaban tersebut.
b. Editing yaitu meneliti data-data (checklist) yang telah diperoleh dengan
responden dengan maksud untuk proses lebih lanjut.
c. Scoring yaitu memberikan skor pada jawaban yang telah diisi oleh responden.
d. Tabulasi, yaitu memasukan data dalam tabel untuk dianalisis.
2. Cara Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariate yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan/ mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini jenis datanya adalah
data kategorik yang hanya menjelaskan angka/nilai, jumlah dan persentase
masing-masing variabel, dengan menggunakan rumus:
= 100%
Keterangan :
f= frekuensi
p = persentasi
n = jumlah sampel (Arianti, 2014).
45. H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan yang pertama dilakukan dalam penelitian ini yaitu
pertama-tama menyelesaikan administrasi dan perizinan penelitian terlebih dahulu
kemudian melakukan peninjauan lokasi penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini yang pertama-tama dilakukan yaitu pengambilan data awal
dengan mencatat untuk mengumpulkan data.
3. Tahap Akhir
Setelah semua data telah terkumpul, data tersebut kemudian diolah dan
dianalisis dengan menggunakan analisis univariatkemudian kesimpulan dari
analisis tersebut diuraikan dalam bentuk peyusunan materi.
46. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada Masa
pemerintahan penjajahan Belanda oleh seorang Mantri berkebangsaan Belanda
hanya dibantu oleh seorang asistennya dan 2 orang perawat.Setelah 11 tahun
berlalu Mantri tersebut pulang kembali di Negerinya dan tepat pada tahun 1928
beliau digantikan oleh seorang dokter bernama dokter Soeparjo.Masyarakat
Muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa. Beliau tamatan
dari sekolah Belanda yaitu Nederlandshe In Laudse Aonzen School (NIAS).
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7 tahun,
kemudian beliau digantikan oleh seorang dokter berkebangsaan Belanda bernama
dokter Hyaman.Selang 5 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1940, seorang
dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan
dokter Hyaman.Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai
oleh masyarakat Muna yang datang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesahatan masyarakat
Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintah Belanda ke pemerintahan
Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan
beliau diganti oleh seorang dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter
Post.Dokter Post mempunyai dua orang asisten, mereka adalah Schotanus yang
berasal dari Belanda dan Malaha yang berasal dari Ambon.Dokter Post sangat
47. mempercayai dua asistenya tersebut sehingga sebagian besar pekerjaanya
diserahkan kepada kedua asistenya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak
berlangsung lama, beliau memimpin hanya 1 tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh Lemens yang berasal dari
Belgia.Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai
dengan 1960.Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang diprakarsai oleh Bupati
Muna La Ode Rasyid, SR. Ini merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tersebut didirikan.Tahun 1967-1970
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim
Ahtar Nasution.Masa kepemimpinan berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu
periode masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.
Pada tahun 1997 sampai tahun 2004 Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna dipimpin oleh dr. Laode Munandar Hibi, tahun 2004 sampai
tahun 2005 dipimpin oleh dr. Wa Ode Aswati, tahun 2005 sampai tahun 2010
dipimpin oleh Hasdiman Maani, SKM, M.Kes, tahun 2010 sampai tahun 2011
dipimpin oleh dr.H.LM.Tamsila,M.Kes dan, tahun 2013 dipimpin oleh dr.Wa
Ode Aswati, tahun 2014 sampai sekarang di pimpin oleh dr. Tutut Purwanto.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai
salah satu Rumah Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi
Mahasiswa Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan Pemerintah
Kabupaten Muna.
48. a. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna terletak di Ibu Kota
Kabupaten tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin No.6 Kelurahan Raha 1 Kota
Raha. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan
umum dengan batas sebagai berikut :Sebelah utara Jl. Basuki Rahmat,
Sebelah timurJl. Sultan Hasanuddin, Sebelah selatan, Jl. Laode Pulu dan
sebelah Barat: Jl. Ir. Juanda
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Kabupaten
Muna Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:
1) Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan, yaitu:
a) Poliklinik Umum
b) Poliklinik Kesehatan anak
c) Poliklinik gigi dan Mulut
d) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
e) Instalasi Gawat Darurat
f) Perawatan Intensif
g) Patologi Klinik Laboratorium
h) Radioligi
i) Farmasi / Apotik
j) Ambulance
k) Perawatan dan Pengantaran Jenazah.
l) Fasilitas Tempat Tidur
49. 2) Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah ketenaga di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini
adalah 529 0rang terdiri atas paramedis dan non paramedis, dengan
jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah
sebanyak 128 oranng yang bekerja di Ruang Kebidanan sebanyak 38
orang dan terdapat 2 Dokter ahli kandungan Tahun 2016.
2. Analisis Univariat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei di RSUD Kab. Muna dengan
jumlah responden 32 orang. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
distribusi disertai narasi yang terdiri dari analisis univariat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Delima Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dengan cara mengumpulkan data sekunder
berdasarkan umur, graviditas dan paritas didapatkan 32 ibu bersalin dengan
postterm. Setelah data sekunder dikumpulkan, kemudian dilakukan pengelolaan
sesuai dengan tujuan penelitian selanjutnya dibahas dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2015
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
Berisiko 7 21,9
Tidak Berisiko 25 78,1
Jumlah (n) 32 100
Sumber : Ruang Delima RSUD Kab. Muna tahun 2015
Tabel 2 menunjukkan, dari 32 kasus persalinan postterm pada umur berisiko
sebesar 10 orang (21,9%) dan umur yang tidak berisiko sebesar 25 orang
(78,1%).
50. Tabel 3. DistribusiFrekuensi Graviditas Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2015
Graviditas Frekuensi (f) Persentase (%)
Berisiko 10 31,2
Tidak Berisiko 22 68,8
Jumlah (n) 32 100
Tabel 3 menunjukkan, dari 32 kasus persalinan postterm pada graviditas
berisiko sebesar 10 orang (31,2%) dan garaviditas yang tidak berisiko sebesar
22 orang (68,8%).
Tabel 4. DistribusiFrekuensiParitas Ibu Bersalin dengan Postterm
di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna Tahun 2015
Paritas Frekuensi (f) Persentase (%)
Berisiko 4 12,5
Tidak Berisiko 28 87,5
Jumlah (n) 32 100
Sumber : Ruang DelimaRSUD Kab. Muna Tahun 2015
Tabel 4 menunjukkan, dari 32 kasus persalinan postterm pada paritas
berisiko sebesar 4 orang ( 12,5%) dan paritas yang tidak berisiko sebesar 28
orang (87,5%).
Berdasarkan hasil penelitian 32 responden ibu bersalin dengan postterm
yang disebabkan oleh umur sebanyak 7 orang (21, 87%), graviditas sebesar 10
orang (31,25), paritas sebesar 4 orang (12,50) namun 11 orang (34%) tidak
berhubungan antara umur, graviditas dan paritas.
Berdasarkan responden ibu bersalin dengan postterm dilihat dari dari faktor
umur dan paritas sebesar 7 orang (21,9%), faktor umur dan graviditas 8 orang
(25,00%), dan dipengaruhi ke 3 faktor (umur, garaviditas dan paritas) sebesar
6 orang (18,8%), selain itu terdapat 11 orang (34%) yang tidak berhubungan
ke 3 faktor tersebut.
51. B. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian mengenai Identifikasi Ibu Bersalin dengan
postterm di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2015
didapatkan 32 ibu bersalin dengan persalinan postterm.
Kehamilan postterm, disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu,
kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, posdate/ pos
datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu
(294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele
dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Saifuddin, 2011). Kehamilan yang melebihi
usia kehamilan 42 minggu, terjadi pada 10% dari seluruh jumlah kehamilan 70%
kehamilan ‘’lewat bulan” merupakan salah diagnosis akibat keterlambatan ovulasi
(Meyliya, 2009).
Beberapa faktor penyebab kehamilan possterm adalah kesalahan dalam
penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering, tidak diketahui, primigravida
dan riwayat kehamilan lewat bulan, defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus,
merupakan penyebab yang jarang terjadi, jenis kelamin janin laki-laki juga
merupakan predisposisi, faktor genetik juga memainkan peran, jumlah kehamilan
atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya kehamilan
lewat bulan (Melinda, 2012).
1. Umur ibu
Umur adalah lamanya seseorang hidup yang dihitung berdasarkan ulang
tahun terakhirnya. Sebagai insan biologi sudah memasuki usia produktif
beberapa tahun sebelum mencapai umur dimana kehamilan dan persalinan dapat
berlangsung aman, yaitu 20-35 tahun, setelah itu risiko ibu akan meningkat setiap
52. tahunnya, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30
tahun. Kematian maternal pada saat hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20
tahun 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-
29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Umur
sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi apabila ibu
hamil berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Usia mempengaruhi
mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan (Padila,
2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 32 kasus persalinan postterm dengan
umur berisiko sebesar 7 orang (21,9%) dan umur yang tidak berisiko sebesar 25
orang (78,1%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Wiknjosastro (2008) bahwa persalinan postterm terjadi pda ibu dengan usia
kurang dari 20 tahun karena organ reproduksinya belum matang sempurna dan
secara psikologis belum siap menjadi seorang ibu, begitu pula dalam penentuan
menu selama kehamilan masih terbatas dan belum mampu menyesuaikan diri
dengan keadaan sebelummya. Akibanya ibu hamil pada usia itu mungkin
mengalami persalinan postterm, persalinan macet atau gangguan lainnya. Selain
itu juga pada umur <20 tahun ini ibu belum siap untuk menerima tangguang
jawab sebagai orang tua dan belum sepenuhnya untuk menghadapi kehamilan
selain itu umur <20 tahun ini fungsi organ reproduksinya belum matang.
Sebaliknya persalinan postterm terjadinya dengan usia >35 tahun secara biologis
sudah tidak mampu menerima perubahan akibat kehamilan optimal. Pada umur
>35 tahun atau lebih kesehatan ibu sudah menurun akibat ibu hamil pada usia itu
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai persalinan possterm
53. serta pada umur >35 tahun ini fungsi organ reproduksinya mengalami
kemunduran dan hormon yang berada dalam tubuh dan fungsinya menurun pula
karena hormon tersebut sangat berpengaruh dalam kehamilan, persalinan dan
nifas.
2. Graviditas
Graviditas merupakan jumlah kehamilan seluruhnya telah dialami oleh ibu
tanpa memandang hasil kehamilan. Serotinus sering terjadi pada graviditas tinggi
yaitu > IV, hal ini disebabkan karena fungsi alat-alat vital dalam organ
reproduksi mulai mengalami kemunduran yang diakibatkan semakin rendah
hormon-hormon yang berfungsi dalam proses kematangan reproduksi sehat
dimana hormon tersebut sangat berpengaruh dalam kehamilan. Dengan
kehamilan lebih dari tiga kali pada kehamilan ini rahim ibu akan tegang adanya
janin dalam kandungan. Bila terlalu sering mengalami kehamilan maka rahim
semakin lemah dan kemungkinan bayinya akan mengalami komplikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan, dari 32 kasus persalinan postterm dengan
graviditas berisiko sebanyak 10 orang (31,2%) dan garaviditas yang tidak berisiko
sebanyak 22 orang (68,8%). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hahriati (2014) menunjukkan, dari 100 kasus persalinan
serotinus yang paling banyak mengalami persalinan serotinus yaitu ibu dengan
graviditas ≥IV sebanyak 33 orang (33%), dan paling sedikit adalah ibu dengan
graviditas II sebanyak 18 orang (18%).
3. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup
(viable). Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai seorang wanita.
54. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.
(Padila, 2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan, dari 32 kasus persalinan postterm.pada
paritas berisiko sebesar 4 orang ( 12,5%) dan paritas yang tidak berisiko sebesar
28 orang (87,5%).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Manuaba (2009) bahwa paritas pertama atau lebih dari 3 kali mempunyai risiko
yang lebih besar terhadap janin dan ibunya. Ibu yang pertama kali melahirkan
merupakan suatu hal yang dalam hidupnya sehingga secara psikologis mentalnya
belum siap, hal ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya komplikasi.
Semakin tinggi paritas semakin tinggi resiko bagi ibu dan bayinya. Hal ini pada
paritas tinggi atau yang telah melahirkan > 3 kali fungsi alat-alat vitalnya dalam
organ reproduksi telah mengalami kemunduran yang diakibatkan semakin
rendahnya fungsi hormon yang ada dalam tubuh. Selain juga jika jumlah
persalinan >3 kali kemungkinan akan mengalami komplikasi pada persalinan dan
bayinya.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Melinda (2012), bahwa
kejadia possterm terjadi pada primipara. Dalam penelitian ini terdapat
11 orang yang tidak masuk kedalam umur, graviditas dan paritas pada ibu
bersalin dengan posterrm kemungkinan disebabbkan oleh kesalahan dalam
penanggalan, riwayat kehamilan lewat bulan, atau kerja hormon yang
mempengaruhi persalinan postterm yaitu, penurunan kadar estrogen, pada
kehamilan normal umumnya tinggi, pada kasus insufiensi plasenta/andenalin
janin, hormon prokusor yaitu isoandrosteron sulfat diekresikan dalam cukup
55. tinggi konversi menjadi estradiol dan secara langsung estriol di dalam plasent,
contoh klinik mengenai difisiensi estrogen adalah anensefalus., faktor hormonal
yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan,
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Dan faktor lain adalah
heriditas, karena postterm, seiring dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ibu bersalin dengan postterm berdasarkan umur sebesar (21,9%).
2. Ibu bersalin dengan postterm berdasarkan graviditas (31,2%).
3. Ibu bersalin dengan postterm berdasarkan paritas sebesar (12,5%).
Terdapat 11 orang (34%) yang tidak masuk kedalam umur, graviditas dan
paritas pada ibu bersalin dengan possterm.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tentang karakteristik ibu bersalin possterm dengan
berdasarkan umr, graviditas dan paritas dapat disarankan sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada ibu dengn umur yang bersiko agar selalu memeriksakan
kehamilanny agar pendeteksian dini komplikasi dalam kehamilan, persalinan.
Pada Bidan Desa agar lebih banyak memberikan informasi dan penyuluhan
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan serta komplikasi yang biasa timbul
56. selama masa kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu-ibu hamil dalam upaya
untuk menurunkan angka kejadian ibu bersalin dengan possterm.
2. Khusus bagi ibu hamil dengan graviditas berisiko > IV agar rajin untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan dalam upaya untuk mencegah dan
menurunkan jumlah ibu yang bersalin dengan serotinus yang dapat
menimbulkan komplikasi baik pada ibu maupun janinnya.
3. Diharapkan Untuk ibu dengan paritas >III untuk menjalankan program KB agar
dapat menunda kehamilannya.
57. DAFTAR PUSTAKA
Arianti, Putri Ayu. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitan Kebidanan dan Kesehatan
Hahriati (2014). Identifikasi Ibu Bersalin Dengan Serotinus di Ruang Bersalin RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.Pelit Ibu Kendari
Kusmiyati, Yuni, Wahyuningsih, Puji Heni dan Sujiyati (2009). Perawatan Ibu
Hamil. Yogyakarta: Fitramayana.
Kusmiyati, Yuni (2012). Pentuntun Praktikum Asuhan Persalinan. Yogyakarta:
Fitramayana.
Kuswanti, Ina, Fitria Melina. (2013). Pentuntun Askeb II Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kuswanti, Ina. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Leveno, dkk. (2009).Obstetri Wiliams. Jakarta: EGC.
Melinda, Dwi Hardiyanti. (2012). Kehamilan Usia Tua.
Sincliar, Costance.(2010). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.
Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa. Yogyakarta. Nuha
medika
Nugroho, Taufan. (2012). Patologi Kebidanan. Yokyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Padila .(2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yokyakarta: Nuha Medika.
Profil Kesehatan.(2014). Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: ProKes.
Saifuddin, A.B.(2009). Buku Acuan NasionalPelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka-SP.
Saifuddin, A.B (2011).Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka-SP.
Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC.
58. FORMAT PENGUMPULAN DATA
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN POSTTERM DI
RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TAHUN 2015
NO
NAMA
KARAKTERISTIK
UMUR GRAVIDITAS PARITAS
1. Ny. Z 30 TH IV III
2 Ny. S 35 TH II I
3 Ny. N 33 TH V IV
4 Ny. H 25 TH I 0
5 Ny. N 33 TH II I
6 Ny. S 28 TH IV II
7 Ny. E 26 TH II I
8 Ny. S 37 TH I 0
9 Ny. N 38 TH IV III
10 Ny. H 24 TH I 0
11 Ny. N 28 TH II I
12 Ny. U 38 TH VI V
13 Ny. F 30 TH II 0
14 Ny. A 27 TH II I
15 Ny. I 24 TH I 0
16 Ny. M 43 TH VII VI
17 Ny. I 21 TH I 0
18 Ny. W 38 TH VIII IV
19 Ny. E 35 TH IV III
20 Ny. S 26 TH I 0
21 Ny. T 22 TH I 0
22 Ny. N 39 TH I 0
23 Ny. M 29 TH IV II
24 Ny. N 34 TH IV II
25 Ny. L 22 TH II I
26 Ny. S 32 TH III II
27 Ny. S 18 TH I 0
28 Ny. N 22 TH I 0
29 Ny. T 20 TH II I
30 Ny. M 28 TH II I
31 Ny. N 31 TH III II
32 Ny. F 21 TH I 0