3. Model model Pembelajaran
Suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan
pembelajaran
Jenis – jenis Model
Pembelajaran
1. Model pembelajaran berbasis
masalah (problem-based learning)
2. Model pembelajaran berbasis
inkuiri (inquiry)
3. Model pembelajaran autentik
4. Model pembelajaran berbasis
proyek/tugas (project-based
learning)
5. Model pembelajaran berbasis kerja
(work-based learning)
6. Model pembelajaran kontekstual
7. Model pembelajaran kooperatif
4. Kooperatif Learning
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang silih asuh
untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
permusuhan.
5. Ciri – ciri Kooperatif Learning
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara
kooperatif untuk menuntaskan materi
belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
3. Bila memungkinkan anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang beragam.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok
daripada individu.
6. Tipe Pembelajaran Kooperatif
1. Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Model Struktural
3. Tipe Think Pair Share (TPS)
4. Numbered Head Together (NHT)
5. Tim Ahli(Jigsaw)
6. Tipe Teams Games Tournament (TGT)
7. Tipe Mind Mapping
8. Tipe Example Non Example
9. Tipe Think-Talk-Write
10. Investigasi kelompok
7. Pendidikan Jasmani
pembelajaran pendidikan jasmani adalah kegiatan guru yang
dilakukan secara terprogram dalam desain intruksional yang
memanfaatkan aktivitas jasmani yang terencana dan terarah
serta bertujuan untuk mengembangkan keaktifan dan
peningkatan individu secara organik, neuromuskuler,
perseptual, kognitif dan emosional hingga sistem pendidikan
nasional tercapai pengembangan individu secara menyeluruh
baik pengembangan intelektual, keterampilan efektif serta
pengembangan fisik dan kebugaran jasmani
1 Pembelajaran pendahuluan
2 Pembelajaran Inti
3 Eksplorasi
4 Elaborasi
5 Konfirmasi
6 Pembelajaran Penutup
8. Kaitannya dengan pedagogi
Pembelajaran Kooperatif
Terhadap Penjas
Sekarang
1. Dalam pembelajaran penjas
guru masih banyak aktif
dalam menjelaskan sesuatu
2. Siswa cenderung
mendapatkan pemecahan
masalah dalam pembelajaran
secara individu
Perkembangan
1. Perkembangan Zaman
diharapkan guru sebagai
pengarah atau fasilitator
dalam pembelajaran
2. Siswa menemukan
pemecahan masalah dari
secara berkelompok atau
bersama-sama
9. Simpulan
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Model pembelajaran
kooperatif ini guru melakukan pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok dan membuat suatu
diskusi.
Model pembelajaran kooperatif pada saat ini
sudah mulai digunakan namun masih banyak
pengajar/guru menggunakan model pembelajan
dengan gaya komsndo yang menjadikan guru
sebagai sumber belajar. Pada kedepannya guru
menggunakan model pembelajran kooperatif
dapat melatih anak menjadi lebih kreatif dan
berdiskusi
10. Model pembelajaran kooperatif sangat baik
digunakan dalam pembelajaran penjas dikarenakan
dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif siswa terlatih untuk berdiskusi dan
berkelompok serta bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan
11. Dalam proses pendidikan jika dilaksanakan dengan saling
melengkapi sangat membantu untuk pembelajaran, saling
melengkapi tersebut merupakan sebuah usaha kerjasama
dalam suatu kelompok demi pengembangan Ilmu
pengetahuan. Karena pengetahuan sangat melekat dalam
sebuah pengalaman dan tindakan
#RZ
Terima Kasih
12. Materi Kelompok
1. Student Teams Achievement Division (STAD) ( Pulung dan wendri)
2. Model Komunikatif (Ishak dan Edi)
3. Tipe Think Pair Share (TPS) (Tomi)
4. Numbered Head Together (NHT) (Joni dan james)
5. Tim Ahli(Jigsaw) (wiwik dan ardo`)
6. Tipe Teams Games Tournament (TGT) (Rusdi dan Angri)
7. Tipe Mind Mapping (Fatur dan Samsul)
8. Tipe Example Non Example (Andi dan Apri)
9. Tipe Think-Talk-Write (Hendri dan Defli)
10. Investigasi kelompok (Repi dan Feri)
13. Overlearning
Overlearning mengacu pada praktek yang berkelanjutan dari
keterampilan luar titik di mana beberapa tingkat yang
diinginkan tercapai.
Tujuan dari
overlearning bukan
untuk meningkatkan
tingkat kinerja
pelajar, tetapi untuk
membuat tingkat asli
kinerja lebih tahan
terhadap kelupaan.
Overlearning digunakan untuk
membantu mempertahankan
tingkat keterampilan kinerja
yang diinginkan selama periode,
kadang-kadang berkepanjangan,
atau bahkan tidak ada kinerja
keterampilan actual.
.
Overlearning didefinisikan sebagai jumlah praktek (jumlah
percobaan atau jumlah waktu) yang ditujukan untuk
kelanjutan praktik setelah tingkat penguasaan yang diinginkan
telah tercapai.
original learning
14. Overlearning
Overlearning didefinisikan sebagai jumlah praktek (jumlah
percobaan atau jumlah waktu) yang ditujukan untuk
kelanjutan praktik setelah tingkat penguasaan yang diinginkan
telah tercapai.
original learning
15. Automaticity
kapasitas, dikembangkan dalam struktur procedural
memori, untuk merespon dengan cepat, mudah beradaptasi
dengan situasi yang berubah, dan melakukan keterampilan
dengan sedikit atau tidak ada perhatian sadar.
Keuntungan dan
kelemahan dari
overlearning
Kelemahan
Membutuhkan waktu yang lama dalam semua
situasi. Sedangkan waktu yang tersedia dalam
latihan terbatas
Keuntungan
mengabdikan waktu latihan untuk kegiatan keterampilan-
belajar lainnya. Instruktur harus hati-hati menganalisis
kebutuhan keterampilan mengajar dengan cara menunjukan
automaticity dan yang terutama tahan terhadap “kelupaan”
dari waktu ke waktu ketika memutuskan alokasi yang paling
tepat dari praktek dalam situasi tertentu
16. THE TRANSFER OF LEARNING (PENYALURAN
PEMBELAJARAN)
Transfer mengacu pada pengaruh
pembelajaran suatu keterampilan
terhadap kinerja keterampilan lainnya.
Praktek keterampilan motorik biasanya
mengasumsikan beberapa tingkat dari
transfer. Ingat bahwa salah satu cara
untuk menilai belajar adalah melalui
ujian
karena transfer ke keterampilan atau
konteks lain adalah tujuan utama dari
praktek.
18. Transfer positif berarti bahwa beberapa bagian dari pembelajaran suatu
keterampilan, atau pembelajaran keterampilan dalam suatu konteks, memiliki
efek resmi yang menguntungkan pada kinerja keterampilan yang berbeda atau
keterampilan yang sama dalam konteks yang berbeda. Tingkat dari pengaruh bisa
menjadi kuat atau minimal, tapi selama beberapa peningkatan hasil dalam
keterampilan atau konteks yang baru, transfer disebut sebagai positif.
Transfer Negatif sebuah efek
peredam pengalaman dalam
suatu keterampilan pada kinerja
keterampilan lain menyebabkan
terjadinya transfer negatif.
Nol transfer atau transfer netral
tidak ada pengaruh antara dua
keterampilan dari dua konteks
kondisi yang berbeda
19. Mengukur Transfer
paradigma
desain transfer
yang proaktif
desain transfer
yang retroaktif
berpotensi
mempengaruhi tugas
A sebelum latihan
criteria tugas B
(awalan pro adalah
dari bahasa Yunani
yang berarti
"sebelum").
(retro awalan berarti di belakang atau setelah), karena
dalam desain ini rumusan penelitian yang menarik adalah
apakah keterampilan A dipraktekkan setelah kriteria skill B
akan mempengaruhi kinerja tugas B selanjutnya
20. Penjelasan teori tentang Transfer effect
teori elemen identik.
Thorndike dan Woodworth pada tahun 1901. Menurut
perspektif ini, transfer terjadi pada tingkat yangkedua
keterampilan membagikan elemen umum. Semakin besar
jumlah elemen umum, semakin kuat transfer.
teori transfer
pengolahan yang sesuai
(disingkat TAPS)
pertama kali dikemukakan oleh Bransford et al. pada tahun
1979. Teori ini agak analogis dengan teori elemen identik
tetapi pendapatnyamemasukan unsur keterampilan, apa
yang penting untuk mentransfer adalah kesamaan elemen
pengolahan kognitif antara beberapa keterampilan.
teori pengolahan pengalihan yang sesuai (TAPS)
menunjukkan bahwa dua keterampilan akan mentransfer
ke tingkat dimana individu harus terlibat dalam kegiatan
pengolahan yang sama.
21. Perbandingan Teori Trabsfer
Untuk menguji apakah kapasitas ini mungkin
mentransfer antar cabang olahraga, para
peneliti mempelajari pemain dari sepak bola,
hoki lapangan, dan tim voli
Masing-masing pola ini berbeda. Sisi lain dari
klip menunjukkan kondisi bermain di mana
tidak ada pola pergerakan yang jelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua pemain sepak bola terampil dan
pemain hoki yang sangat sukses dalam mengidentifikasi pola pergerakan tim
diketiga cabang olahraga, sedangkan pemain voli yang terampil, meskipun
sebagus pemain hoki dan sepak bola dalam mengidentifikasi pola dalam
olahraga mereka sendiri, pemain voli tidak dapat mentransfer kemampuan
ini baik di bidang sepak bola ataupun hoki.
22. Kesimpulan Umum Mengenai transfer
menyimpulkan bahwa penelitian tidak mendukung efek
perpindahan yang kuat kecuali ketika dua keterampilan
(atau variasi skill) yang cukup mirip. The term near transfer
sering digunakan untuk menunjukkan efek transfer
tersebut diantara keterampilan-keterampilan yang sama.
pengamatan kita yang kedua. Dua
keterampilan yang “berdekatan” dalam
elemen umum, akan menambah jumlah
nilai transfer keduanya.
23. (BELAJAR DARI BERMAIN untuk membahas
tentang PRAKTEK)
Ericsson, Krampe, dan Tesch-Romer (1993) menyimpulkan
bahwa situasi pembelajaran yang paling efektif adalah mereka
yang sangat terstruktur dan di mana peserta didik terlibat dalam
kegiatan dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan
khusus. Lingkungan kinerja yang paling menguntungkan untuk
pembelajaran mereka disebut sebagai praktek yang disengaja
Praktek yang disengaja
(1) Effortful
(2) dimonitor dan
diperintahkan secara
dekat
(3) diarahkan pada
pencapaian tujuan masa
depan dari pada
manfaat langsung
(4) termotivasi oleh
keinginan untuk
meningkatkan kinerja
keterampilan
24. Smith dkk (1986). mengidentifikasi lima aspek
penting yang menggambarkan permainan dari
bentuk-bentuk perilaku
1. secara intrinsik termotivasi, terlibat dalam untuk kepentingan diri sendiri bukan untuk tubuh, sosial, atau
alasan eksternal
2. memiliki pengaruh positif, menjadi lebih nyaman dan menyenangkan;
3. non literal, tidak dilakukan secara serius walaupun"seolah-olah" atau pura-pura tetapi berkualitas;
4. memiliki sarana daripada berakhir orientasi, dengan partisipasi dalam kegiatan itu sendiri lebih menarik
daripada hasil atau akibat dari partisipasi,
5. memiliki kualitas fleksibilitas, menunjukkan variasi dalam bentuk dan isi dari satu pengalaman bermain
ke selanjutnya.
25. Summary
dalam belajar keterampilan baru bervariasi dan
kompleks. Akuisisi semua keterampilan motorik,
bagaimanapun, saham banyak fundamental proses
mental terungkap melalui penelitian dan
eksperimen.Hal ini penting untuk membedakan
antara belajar dan kinerja,
pengukuran kinerja yang khas
dinilai dalam rangka secara
akurat menentukan tingkat
pembelajaran
1.akuisisi,
2.retensi,
3. transfer
26. Summary
Empat jenis
kurva kinerja
1. Linear
2. negatif
mempercepat
3. positif
mempercepat
4. berbentuk S
Menurut hukum praktek, belajar terjadi sebagai fungsi dari
praktek dan selama latihan terus, meskipun perbaikan dalam
kinerja menjadi semakin dan diduga kurang dari waktu ke waktu
27. Summary
Belajar mendekati batas atas disebut asimtot
Overlearning, mengacu berlatih di luar pencapaian
tingkat penguasaan.Tujuan utama darioverlearning
adalah untuk meningkatkan retensi jangka panjang
keterampilan.
Keterampilan motorik dapat dilakukan dalam berbagai konteks dan-kondisitions mulai dari
ekspresi yang sangat spontan dan lucu, yang sangat struktural
terstruktur dan pengalaman praktek terorganisir