Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara struktur kimia dan aktivitas biologis dari berbagai jenis antibiotik. Terdapat penjelasan mengenai penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum aktivitas, mekanisme kerja, dan struktur kimianya. Jenis antibiotik yang dijelaskan meliputi penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, tetrasiklin, polipeptida, dan makrolida.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemSofiaNofianti
1. Dokumen membahas tentang sistem saraf otonom dan obat-obat yang mempengaruhinya. Terdapat obat-obat simpatomimetik, parasimpatomimetik, dan penghambat ganglion.
2. Dibahas pula hubungan antara struktur kimia katekolamin dengan aktivitas obatnya, seperti epinefrin, norepinefrin, dan dopamin. Substitusi gugus hidroksi fenolat dan amina berpengaruh terhadap aktivitas obat.
3. Contoh obat
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemSofiaNofianti
1. Dokumen membahas tentang sistem saraf otonom dan obat-obat yang mempengaruhinya. Terdapat obat-obat simpatomimetik, parasimpatomimetik, dan penghambat ganglion.
2. Dibahas pula hubungan antara struktur kimia katekolamin dengan aktivitas obatnya, seperti epinefrin, norepinefrin, dan dopamin. Substitusi gugus hidroksi fenolat dan amina berpengaruh terhadap aktivitas obat.
3. Contoh obat
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
Dokumen tersebut membahas tentang dua golongan antibiotik yaitu beta-laktam dan makrolida. Antibiotik beta-laktam bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri melalui cincin beta-laktamnya, sedangkan makrolida bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri melalui ikatan dengan situs spesifik pada ribosom. Kedua golongan antibiotik ini memiliki hubungan antara struktur kimia dengan aktivitasnya
Pasien mengalami infeksi saluran kemih akibat bakteri E. coli selama 5 hari dengan gejala nyeri perut dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria, urine keruh, dan hasil mikroskopis positif E. coli. Pasien diberi antibiotik ampisilin atau amoxicillin untuk mengobati infeksi tersebut.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Teks tersebut membahas tentang aspek-aspek biofarmasi khususnya pengaruh formulasi sediaan obat terhadap aktivitasnya. Faktor formulasi seperti bentuk fisik zat aktif, keadaan kimiawinya, zat pembantu, dan proses pembuatan dapat mempengaruhi farmacokinetik obat seperti kecepatan larutannya (availability). Bentuk sediaan yang lebih halus dan zat pembantu yang mempercepat larutan cenderung mening
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarNesha Mutiara
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan farmasi, mulai dari pulveres, larutan, sirup, suspensi, guttae dan drops, serta sediaan bahan alam. Dijelaskan pula ciri-ciri dan contoh masing-masing jenis sediaan tersebut.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
Dokumen tersebut membahas tentang dua golongan antibiotik yaitu beta-laktam dan makrolida. Antibiotik beta-laktam bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri melalui cincin beta-laktamnya, sedangkan makrolida bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri melalui ikatan dengan situs spesifik pada ribosom. Kedua golongan antibiotik ini memiliki hubungan antara struktur kimia dengan aktivitasnya
Pasien mengalami infeksi saluran kemih akibat bakteri E. coli selama 5 hari dengan gejala nyeri perut dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria, urine keruh, dan hasil mikroskopis positif E. coli. Pasien diberi antibiotik ampisilin atau amoxicillin untuk mengobati infeksi tersebut.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Teks tersebut membahas tentang aspek-aspek biofarmasi khususnya pengaruh formulasi sediaan obat terhadap aktivitasnya. Faktor formulasi seperti bentuk fisik zat aktif, keadaan kimiawinya, zat pembantu, dan proses pembuatan dapat mempengaruhi farmacokinetik obat seperti kecepatan larutannya (availability). Bentuk sediaan yang lebih halus dan zat pembantu yang mempercepat larutan cenderung mening
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarNesha Mutiara
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan farmasi, mulai dari pulveres, larutan, sirup, suspensi, guttae dan drops, serta sediaan bahan alam. Dijelaskan pula ciri-ciri dan contoh masing-masing jenis sediaan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi bakteri, jenis bakteri, dan antibiotik. Secara singkat, infeksi bakteri terjadi ketika bakteri mampu melewati barrier tubuh dan menembus jaringan. Ada dua jenis bakteri utama yaitu gram positif dan gram negatif, yang berbeda dalam komposisi dinding selnya. Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, yang diklasifikasikan berdasarkan struktur kim
Antibakteri digunakan untuk membasmi bakteri dan dapat berupa antibiotik yang dihasilkan mikroba atau zat kimia sintetis. Mekanisme kerjanya meliputi gangguan membran, metabolisme, sintesis protein, dan asam nukleat bakteri. Pemberiannya harus mempertimbangkan spektrum, toksisitas, dan resistensi bakteri untuk mendapatkan hasil terapi maksimal.
Dokumen ini membahas tentang kelarutan dan aktivitas biologis senyawa. Kelarutan berhubungan dengan aktivitas biologis melalui pengaruhnya terhadap absorpsi obat. Kelarutan dan koefisien partisi lemak/air merupakan sifat fisika penting yang mempengaruhi aktivitas biologis senyawa seri homolog. Modifikasi molekul dapat digunakan untuk mengembangkan obat baru dengan aktivitas yang diinginkan.
Pengelompokan dan pengenalan golongan antibiotikChanra Sirait
Dokumen tersebut merangkum 10 golongan antibiotik beserta mekanisme kerja dan contoh antibiotikanya. Golongan tersebut adalah aminoglikosid, sefalosporin, kloramfenikol, makrolida, penisilin, beta-laktam, kuinolon, tetrasiklin, kombinasi antimikroba, dan antibiotik golongan lain seperti klindamisin, metronidazol dan vancomycin.
ANTIBIOTIK adalah obat yang berguna .pptxRicardo918756
Antibitotik adalah obat yang berguna untuk 4. Buatlah rancangan master formula sediaan obat yang akan diproduksi sebanyak 100.000 unit satuan (contoh butir tablet, kapsul, salep) sediaan disertai spesifikasi bahan-bahan yang akan digunakan dan penjelasan pemilihan bahan-bahan tersebut.
Nama Produk : Eritromisin 500 mg salut enterik
a. Master formula
Tablet inti
Eritromisin 500
Mikrokristalin selulosa PH102 47%
Natrium starch glycolate 4%
Magnesium stearat 1%
Aerosil 200 1%
Laktosa ad 650
Bobot Tablet inti = 650 mg
Suspensi Penyalut
Kollicoat 30 D 56
Talk 16
Titan dioksida 4,4
Polietilen glikon 2,2
FD & C Yellow No.6 0,8
FD & C Blue No.1 0,3
FD & C Red No.3 0,3
Air 320
b. Perhitungan dan penimbangan
Dibuat 100.000 tablet: @650 mg/tab
Bobot tablet seluruhnya = 100.000 x 650 mg = 65.000.000 mg = 65.000g
Eritromisin = 100.000 x 500 mg = 50.000.000 mg = 50.000 g
Mikrokristalin selulosa PH102 = 47% x 65.000 g= 30.550 g
Natrium starch glycolate = 4% x 65.000 g= 2.600 g
Magnesium stearat= 1% x 65.000g = 6.500g
Aerosil 200 = 1% x 65.000g = 6.500g
Laktosa 200 = 65.000g – (50.000g +30.550 g + 2.600g + 6.500g + 6.500g) = 14.625 g
c. Spesifikasi bahan-bahan yang digunakan
• Bahan aktif
1. Eritromisin
Rumus molekul : C37H67NO13
Berat molekul : 733,94
Pemerian: Serbuk hablur putih atau agak kuning; tidak berbau atau praktis tidak berbau, higdroskopis, sifat alir buruk.
Kelarutan: Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan: Dalam wadah gelap dan tidak tembus cahaya
Dosis: 5 mg awalnya tidak melebihi 40 mg/hari; 10 mg awalnya tidak melebihi 40 mg/hari
4. Buatlah rancangan master formula sediaan obat yang akan diproduksi sebanyak 100.000 unit satuan (contoh butir tablet, kapsul, salep) sediaan disertai spesifikasi bahan-bahan yang akan digunakan dan penjelasan pemilihan bahan-bahan tersebut.
Nama Produk : Eritromisin 500 mg salut enterik
a. Master formula
Tablet inti
Eritromisin 500
Mikrokristalin selulosa PH102 47%
Natrium starch glycolate 4%
Magnesium stearat 1%
Aerosil 200 1%
Laktosa ad 650
Bobot Tablet inti = 650 mg
Suspensi Penyalut
Kollicoat 30 D 56
Talk 16
Titan dioksida 4,4
Polietilen glikon 2,2
FD & C Yellow No.6 0,8
FD & C Blue No.1 0,3
FD & C Red No.3 0,3
Air 320
b. Perhitungan dan penimbangan
Dibuat 100.000 tablet: @650 mg/tab
Bobot tablet seluruhnya = 100.000 x 650 mg = 65.000.000 mg = 65.000g
Eritromisin = 100.000 x 500 mg = 50.000.000 mg = 50.000 g
Mikrokristalin selulosa PH102 = 47% x 65.000 g= 30.550 g
Natrium starch glycolate = 4% x 65.000 g= 2.600 g
Magnesium stearat= 1% x 65.000g = 6.500g
Aerosil 200 = 1% x 65.000g = 6.500g
Laktosa 200 = 65.000g – (50.000g +30.550 g + 2.600g + 6.500g + 6.500g) = 14.625 g
c. Spesifikasi bahan-bahan yang digunakan
• Bahan aktif
1. Eritromisin
Rumus molekul : C37H67NO13
Berat molekul : 733,94
Pemerian: Serbuk hablur putih atau agak kuning; tidak b
Dokumen tersebut membahas tentang sefalosporin, salah satu kelas antibiotik β-laktam yang banyak digunakan. Sefalosporin dihasilkan melalui fermentasi menggunakan fungi Acremonium chrysogenum dan memiliki keunggulan dibanding penisilin karena lebih resisten terhadap enzim β-laktamase bakteri. Berbagai jenis sefalosporin dikelompokkan dalam 5 generasi berdasarkan spektrum dan aktivitas antibakteriny
Dokumen tersebut membahas tentang anti mikroba secara umum, mencakup definisi, jenis, mekanisme kerja, dan efek samping berbagai jenis anti mikroba seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosid, dan antibiotik beta-laktam lainnya.
Kemoterapeutika didefinisikan sebagai obat-obat kimiawi yang digunakan untuk memberantas penyakit infeksi akibat mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan protozoa (plasmodium, amuba, trichomonas, dan lain-lain) juga terhadap infeksi oleh cacing.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
1. HUBUNGANKUANTITATIF STRUKTUR KIMIA DAN
AKTIVITAS BIOLOGIS
Disusun Oleh :
1. Neneng Haerunisa (16010133)
2. Rosnah Hayati (16010145)
3. Tifa Janina (16010161)
4. Utami Wijayanti (16010165)
Dosen Pengampu : Ibu Triyani Sumiyati, M.Farm, Apt,.
2. ANTIBIOTIK
Istilah antibiotika berasal dari kata antibiosis yang
berarti ‘melawan hidup’. Istilah ini digagas oleh Ied
Vuillemin yang mendefinisikan antibiosis sebagai
konsep biologis kelangsungan hidup, dimana suatu
organisme menghancurkan organisme lainnya demi
bertahan hidup.
4. ANTIBIOTIK BERDASARKAN
SPEKTRUM AKTIVITASNYA
1. Antibiotik Spektrum Luas, yaitu antibiotik yang efektif
pada bakteri gram positif dan gram negatif, contohnya :
tetrasiklin, amfenikol, aminoglikosida, makrolida,
rifampicin, ampicilin, amoxicillin, bakampisilin,
karbenisilin, hetasilin, pivampicilin, sepalosforin
2. Antibiotik Spektrum Sempit yaitu antibiotik yang
hanya efektif pada gram positif atau gram negatif,
contohnya : kanamisin, streptomisin, linkosamid,
bacitrasin, polimiksin B sulfat,
5. ANTIBIOTIK BERDASARKAN
MEKANISME KERJA
1. Antibiotik yang menghambat sintesa dinding sel bakteri,
contohnya : penisilin, karbapenem, bacitrasin, isoniazid.
2. Antibiotik yang beekerja langsung pada membran sel
bakteri, mempengaruhi permeabilitas membran dan
menyebabkan kebocoran sel, contohnya : polimiksin
3. Antibiotik yang menghambat perbentukan DNA/RNA
contohnya : kuinolon dan rifampicin
4. Antibiotik yang menghambat pembentukan protein pada
ribosom, contohnya : eritromisin, klindamisin.
5. Antibiotik yang menghambat sintesa asam folat di
sitoplasma, contohnya : sulfonamida dan trimetropim
6. ANTIBIOTIK BERDASARKAN
STRUKTUR KIMIANYA
1. Antibiotik β laktam, terdiri dari 2 sub kelompok yaitu
antibiotik turunan penisilin dan turunan sepalosporin
2. Aminoglikosida
3. Tetrasiklin
4. Polipeptida
5. Makrolida
6. Linkomisin
7. Lain-lain
7. ANTIBIOTIK β LAKTAM
TURUNAN PENISILIN
Kedua cincin ini merupakan inti dari turunan penisilin
serta diberi nama 6-amino-penicillanic acid (6-APA).
Berbagai turunan penisilin semisintetis kemudian
diproduksi dengan memodifikasi rantai samping yang
terikat pada 6-APA. Baik rantai samping dan 6-APA,
keduanya penting untuk aktivitas antibakteri dari turunan
penisilin.
10. PENISILINASE
CIRI DAN
KARAKTERISTIK :
1. Memiliki potensi yang
baik melawan
Staphylococcus dan
Streptococcus
2. Berguna melawan
beberapa coccus gram
positif
3. Tidak efektif terhadap
basilus gram negatif
11. AMINOPENISILIN
CIRI DAN KARAKTERISTIK
1. Memiliki spektrum aktivitas
yang luas melawan bakteri
gram negatif dan gram
positif;
2. Tidak efektif terhadap
pseudomonas aeruginosa.
15. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN PENISILIN
1. Penisilin yang tahan asam, karena adanya gugus
penarik electron seperti gugus fenoksi yang terikat
pada rantai samping amino. Gugus tersebut mencegah
penataulangan penisilin menjadi asam penilat yang
terjadi dalam suasana asam.
2. Penisilin yang tahan terhadap β-laktamase, karena
adanya gugus meruah (bulky) pada rantai samping
amino, misalnya cincin aromatic yang pada kedudukan
orto mengandung gugus halogen atau metoksi
16. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN PENISILIN
3. Penisilin dengan spektrum luas yaitu karena ada gugus
hidrofil seperti NH2 pada rantai samping sehingga
penembusan obat melalui pori saluran protein
membran terluar bakteri gram-negatif menjadi lebih
besar.
4. Penisilin yang aktif terhadap bakteri gram negatif dan
Pseudomonas aeruginosa disebabkan adanya gugus
asidik pada rantai samping seperti COOH, SO3H, dan
– NHCO-.
17. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN PENISILIN
5. Penisilin yang bekerja sebagai prodrug (pra-obat),
didapatkan melalui cara-cara berikut ini :
Dibuat dalam bentuk garamnya, contoh: prokain penisilin
G, dan benzatin penisilin G;
Menutupi gugus amino bebas, missal yang terdapat pada
struktur ampisilin, dengan membentuk garam amida yang
akan diurai kembali pada in vivo contoh : piperasilin,
azlosilin, mezlosilin dan apalsilin;
Membentuk ester pada gugus karboksil yang terikat pada
atom C3, contoh : bakampisilin, pivampisilin, dan
talampisilin.
22. SEFALOSPORIN GENERASI III
Obat-obat yang
termasuk kelompok
Sefalosporin
Generasi III ini
kurang aktif
melawan bakteri
gram positif
dibandingkan
generasi pertama,
tapi memiliki
spektrum yang lebih
luas terhadap bakteri
gram negatif.
23. SEFALOSPORIN GENERASI IV
Obat-obat dalam kelompok Sefalosporin Generasi IV ini
memiliki spektrum yang lebih luas dalam melawan
bakteri dibandingkan turunan sefalosporin sebelumnya.
24. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN SEFALOSPORIN
1. Turunan sefalosporin memiliki struktur inti
yang sama, kecuali pada rantai samping pada
posisi C7 dan C3. Modifikasi substituen pada
C-3 dilakukan untuk mendapatkan sifat fisika
kimia yang lebih baik, dan modifikasi
substituent pada posisi C7 untuk mengubah
spektrum aktivitasnya.
2. Adanya gugus pendorong electron pada posisi
C3 dapat meningkatkan aktivitas antibakteri.
25. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN SEFALOSPORIN
3. Aktivitas biologis sangat bergantung pada
rantai samping yang terikat pada posisi C7.
Substitusi gugus metoksi pada posisi C7
seperti pada sefamisin dapat meningkatkan
ketahanan terhadap β laktamase.
4. Pergantian isosterik dari atom S pada cincin
dihidrotiazin dengan atom O menghasilkan
oksasefamisin atau oksasefem, menunjukkan
spektrum antibakteri yang lebih luas.
26. ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA
Aminoglikosida merupakan antibiotika yang memiliki satu atau lebih gula
amino yang terhubung pada cincin aminosititol melalui ikatan glikosida.
Antibiotika golongan ini umumnya merupakan antibiotika spektrum luas
dengan aktivitas yang lebih tinggi dalam melawan bakteri gram negatif
dibandingkan gram positif.
Gugus Gula Amino Gugus Amino Siklisitol
27. NAMA, SUMBER DAN MIKROORGANISME
PENGHASIL ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA
Streptomisin berasal dari Streptomyces griseus
28. NAMA, SUMBER DAN MIKROORGANISME
PENGHASIL ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA
Neomisin berasal dari S. fradie
Kanamisin berasal dari S. kanamyeleticus
29. NAMA, SUMBER DAN MIKROORGANISME
PENGHASIL ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA
Gentamisin berasal dari Micromospora purpura
Netilmisin berasal dari Micromonospora species
30. NAMA, SUMBER DAN MIKROORGANISME
PENGHASIL ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA
Trobramisin berasal dari S. tenebrarius
Paramomisin berasal dari S. rimosus
31. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN AMINOGLIKOSIDA
1. Posisi C6 dan C2 merupakan
target dari penginaktifan enzim
bakteri. Ada sustitusi metil pada
C6 dapat meningkatkan resistensi
enzim.
2. Hilangnya gugus 3-OH atau 4-
OH atau keduanya tidak
mempengaruhi aktivitas enzim.
Cincin Amino Gula
32. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN AMINOGLIKOSIDA
1. Asetilasi pada posisi C1 tidak menyebabkan hilangnya aktivitas.
2. N-etilasi dari sisomisin menghasilkan netilmisin yang
memperpanjang masa kerja senyawa induk karena tahan terhadap
penginaktifan oleh beberapa enzim endogen.
3. Hilangnya atom O dari gugus 5-OH sisomisin, menghasilkan 5-
deoksisisomisin, menyebabkan senyawa tahan terhadap enzim
yang mengasetilasi gugus 3-amino.
Cincin Aminosiklisitol
33. ANTIBIOTIK TETRASIKLIN
Antibiotika turunan tetrasiklin merupakan turunan
oktahidronaftasen yang terbentuk oleh gabungan 4
buah cincin, serta memiliki 5 atau 6 pusat atom C
asimetrik. Turunan tetrasiklin merupakan antibiotika
poten yang memiliki aktivitas berspektrum luas baik
terhadap bakteri gram negatif maupun bakteri gram
positif.
38. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN TETRASIKLIN
1. Cincin D harus merupakan cincin aromatic dan cincin A harus
tersubstitusi pada setiap atom karbonnya dengan tepat untuk
kepentingan aktivitasnya.
2. Cincin B dan C dapat mentoleransi perubahan substituent
selama system keto enol (C11, C12,12a) tidak berubah dan
terkonjugasi pada cincin fenol D.
39. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN TETRASIKLIN
3. Cincin B,C,D fenol, merupakan system ketoenol yang sangat
penting dan cincin A harus memiliki system keto enol yg
terkonjugasi.
4. Secara spesifik cincin A mengandung trikarbonil, suatu gugus
ketoenol pada posisi C1,2 dan 3. Struktur kimia penting
lainnya untuk aktivitas antibakteri adalah pada gugus amin
pada posisi C4 pada cincin A.
40. ANTIBIOTIK POLIPEPTIDA
Antibiotika turunan polipeptida memiliki struktur
polipeptida yang kompleks, yang resisten terhadap
protease hewan dan tumbuhan. Antibiotika ini juga
memiliki gugus lipid selain gugus amino yang tidak
dimiliki oleh hewan dan tumbuhan.
STRUKTUR BACITRASIN STRUKTUR POLIMIKSIN
41. ANTIBIOTIK MAKROLIDA
Antibiotika turunan makrolida merupakan antibiotika yang
sangat bermanfaat khususnya untuk terapi penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri gram positif baik dalam bentuk
coccus maupun basilus. Antibiotika ini juga efektif melawan
bakteri gram negatif coccus, khusunya Neisseria spp.
Obat-obat yang termasuk golongan turunan makrolida adalah
erythromisin, oleandomisin, klaritromisin, fluritromisin,
diritromisin, dan azitromisin.
42. ANTIBIOTIK MAKROLIDA
Antibiotika turunan makrolida ini pada umumnya dihasilkan oleh
Streptomyces sp dan mempunyai 5 bagian struktur dengan
karakteristik sebagai berikut:
1. Cincin lakton yang besar, biasanya mengandung 12-17 atom
2. Gugus keton
3. Satu atau dua gula amin seperti glikosida yang berhubungan
dengan cincin lakton
4. Gula netral yang berhubungan dengan gula amino atau pada
cincin lakton.
5. Gugus dimetilamino pada residu gula yang menyebabkan sifat
basa dari senyawa dan memungkinkan untuk dibuat bentuk
garamnya.
43. STRUKTUR KIMIA TURUNAN MAKROLIDA
STRUKTUR AZITHROMICYN
Nama R R1
Eritromisin =O -H
Roksitromisin CH3OCH2CH2OCH2O- -H
Klaritromisin =O -CH3
44. ANTIBIOTIK LINKOMISIN
Turunan linkomisin merupakan senyawa bakteriostatika, yang pada kadar
tinggi dapat bersifat bakterisid. Senyawa ini dapat diisolasi dari
Actinomycetes, Streptomyces dan Lincolnensis.
45. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN LINKOMISIN
1. N-demetilasi memberikan aktivitas melawan bakteri
gram negative.
2. Bertambahnya panjang rantai substituent propil hingga
n-heksil pada posisi C4 pada gugus pirolidin
meningkatkan aktivitas in vivo.
3. Thiometil eter pada gugus thiolinkosamida adalah
penting untuk aktivitas antibakteri.
46. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
TURUNAN LINKOMISIN
4. Modifikasi struktur pada posisi C7 , seperti
penambahan 7-S kloro, atau 7R-OCH3 akan mengubah
sifat fisikokimia obat dan mempengaruhi sifat
farmakokinetika dan spektrum aktivitasnya. Efek
samping yg umumnya terjadi adalah ruam kulit, mual,
muntah dan diare
48. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
KLORAMFENIKOL
1. Modifikasi gugus p-nitrofenol dapat dilakukan
melalui beberapa cara yakni :
Penggantian gugus nitro oleh substituent lainnya akan menurunkan
aktivitas antibakteri.
Pemindahan posisi gugus nitro dari posisi para juga akan menurunkan
aktivitas antibakteri.
Penggantian gugus fenil oleh gugus alisiklik akan menghasilkan
senyawa yang kurang poten.
49. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
KLORAMFENIKOL
2. Modifikasi pada rantai samping dikloroasetamida,
rantai samping dihalogen lainnya akan menghasilkan
senyawa yang kurang poten, meski aktivitas utama
tetap ada.
3. Modifikasi 1,3 propanadiol , bila gugus alkohol pada
C1 diubah akan menurunkan aktivitas. Sehingga
adanya gugus alkohol pada senyawa ini penting
untuk aktivitas antibakterinya.
51. HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
THIAMPHENICOL
a. Modifikasi pada cincin benzen.
1. p-nitrobenzen diganti dengan bifenil, 4’-bromofenil / 4’-
metil bifenil aktivitas tetap.
2. penggantian gugus fenil dengan sikloheksil, furil, naftil,
piridil, kuinolil dan tienil aktivitas hilang.
3. penggantian gugus nitro dengan gugus penarik elektron
(asetil) (setofenikol/thiamfenikol) antibakteri tetap.
4. pemindahan gugus nitro ke orto/meta aktivitas turun.
a. Rantai samping asli penting untuk aktivitas antibakteri
b. Penggantian 2 gugus OH, perluasan/pemendekan gugus
CH2OH aktivitas hilang.
52. RIFAMPICIN
Rifampisin diisolasi dari fermentasi kultur Nocardia
mediterranea dan merupakan antibiotika dengan
spektrum aktivitas yang luas. Pada umumnya rifampisin
digunakan sebagai obat antituberkulosis.