SlideShare a Scribd company logo
Hipertensi Pada Anak


Abstrak: Hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik
(TDS) dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) yang ≥ persentil 95 sesuai jenis
kelamin, usia, dan tinggi badan dalam 3 kali pengukuran yang berbeda. Hipertensi
pada anak memiliki prevalensi antara 1-2%. Terdapat bukti bahwa hipertensi pada
anak dapat berlanjut hingga pada masa dewasa. Pada evaluasi anak dengan kenaikan
tekanan darah, anamnesis dan pemeriksaan fisik sangatlah penting terutama konfirmasi
kenaikan tekanan darah yang benar dan konsisten. Pemeriksaan penunjang yang tepat
disesuaikan dengan usia anak dan beratnya kenaikan tekanan darah. Pemeriksaan
tidak hanya difokuskan pada penyakit yang mendasarinya, namun juga pada organ
target, komplikasi atau penyakit lainnya, dan penilaian terhadap risiko kardiovaskular
menyeluruh terhadap      anak. Managemen terapi       bersifat multidimensi. Pengobatan
nonfarmakologis berupa pengurangan berat badan, olahraga, dan modifikasi diet.
Rekomendasi penggunaan pengobatan farmakologis didasarkan pada adanya hipertensi
yang bergejala, bukti adanya kerusakan organ target, hipertensi stadium 2, dan
hipertensi stadium 1 yang tidak berespon terhadap pengobatan nonfarmakologis.
Kata kunci: hipertensi, tekanan darah, anak.



Pendahuluan


          Tingkat prevalensi dan diagnosis hipertensi pada anak dan remaja tampak
semakin meningkat sekarang         ini. Hal    ini      kemungkinan berkaitan dengan
meningkatnya prevalensi obesitas pada anak dan meningkatnya kepedulian terhadap
penyakit ini.1 Prevalensi hipertensi pada anak diperkirakan sebesar 1 sampai dengan
2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu factor risiko terhadap terjadinya
penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya hipertensi pada masa anak
mungkin berperan dalam perkembangan dini penyakit jantung koroner tersebut.3
Hipertrofi ventrikel kiri merupakan bukti klinis nyata kerusakan organ target pada
kasus hipertensi      pada anak. Hipertensi          berat juga   meningkatkan risiko
berkembangnya ensefalopati hipertensif, kejang, kelainan serebrovaskular, dan gagal
jantung     kongestif.4-7 Komplikasi hipertensi tersebut dapat dicegah bila dilakukan
pengawasan dan pengobatan dini yang adekuat terhadap hipertensi.
       Pengukuran tekanan darah secara rutin berguna untuk mendeteksi hipertensi
pada anak sedini mungkin. Tekanan darah normal anak-anak bervariasi oleh karena
banyak faktor mempengaruhinya antara lain umur, jenis kelamin, tinggi, dan berat
badan.8 Hipertensi pada anak dibagi          menjadi hipertensi     primer dan hipertensi
sekunder. Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak dapat
dijelaskan penyakit yang mendasarinya. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
terjadi oleh karena adanya penyebab yang jelas. Perbedaan hipertensi pada anak
dengan orang dewasa adalah kejadian hipertensi sekunder yang lebih lazim terjadi
pada masa anak, sedangkan hipertensi primer atau esensial lebih sering didapatkan
pada orang dewasa dan jarang didapatkan pada anak dibawah 10 tahun8,9,10.
       Edukasi, deteksi dini, diagnosis       yang akurat dan terapi     yang tepat akan
memperbaiki luaran      jangka    panjang    anak-anak   dan      remaja yang   menderita
hipertensi ini.3,7,8,10 Dalam tulisan ini akan diuraikan mengenai definisi, etiologi,
manifestasi klinis, pendekatan diagnosis dan terapi hipertensi pada anak.


Definisi
       Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan
tekanan darah diastolik (TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis kelamin, usia
dan tinggi badan.10 Definisi hipertensi pada anak dan remaja didasarkan pada distribusi
normal tekanan darah pada anak sehat. Berdasarkan data dari National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES), tingkatan tekanan darah anak laki-laki dan
anak perempuan berdasarkan persentil usia dan tinggi badan yang sudah direvisi tersaji
pada tabel 1 dan 2 di bawah ini.7,10
       Hipertensi didefinisikan sebagai rerata TDS dan/atau TDD ≥ persentil 95
sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada ≥ 3 kali pengukuran seperti
tampak pada gambar 1. Pre-hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata TDS atau
TDD ≥ persentil 90 tetapi < persentil 95, keadaan ini berisiko tinggi berkembang
menjadi hipertensi. Terdapat istilah ”white-coat hypertension” yang merujuk pada
suatu keadaan penderita memiliki tekanan darah > persentil 95 pada pemeriksaan di
klinik atau praktek dokter, sedangkan di luar tempat kesehatan tersebut penderita
memiliki tekanan darah yang normal.7,10,11
Hipertensi tingkat 1 (hipertensi bermakna) yaitu rerata TDS atau TDD yang
berada ≥      95 sampai dengan 5 mmHg di atas persentil 99. Hipertensi tingkat 2
(hipertensi berat) yaitu rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99. Krisis
Hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99 disertai gejala dan
tanda klinis7,10,11




          Gambar 1. Tekanan Darah di Persentil 95 Laki-laki dan Perempuan Tinggi   11
Tabel 1. Tekanan Darah Anak Laki-Laki Berdasarkan Persentil Usia dan Tinggi Badan.7,10
Tabel 2. Tekanan Darah Anak Perempuan Berdasarkan Persentil Usia dan Tinggi Badan.7,10
Kriteria hipertensi juga dibagi atas derajat ringan, sedang, berat, dan krisis
berdasarkan kenaikan tekanan darah sistolik normal sesuai dengan umur yang diajukan
Wila Wirya seperti terlihat pada tabel 3 di bawah ini:8
Tabel 3. Kriteria Derajat Hipertensi Berdasarkan Kenaikan Tekanan Diastolik Normal
Sesuai Dengan Umur8




        Formula untuk menghitung tekanan darah pada anak juga dikembangkan untuk
memfasilitasi deteksi dini hipertensi pada anak yaitu:
Tekanan darah sistolik (persentil 95)

                     1-17 tahun      = 100 + (usia dalam tahun x 2)

Tekanan darah diastolik (persentil 95)

                     1-10 tahun      = 60 + (usia dalam tahun x 2)

                     11-17 tahun = 70 + (usia dalam tahun)   12




Pengukuran tekanan darah pada anak

        Tekanan darah adalah hasil kali tahanan vaskuler perifer dan curah jantung.
Pengukuran tekanan darah yang tepat tergantung dari kondisi penderita saat diperiksa,
kualitas peralatan, dan keterampilan pemeriksa.9
        Pengukuran tekanan darah pada anak memerlukan ruang pemeriksaan yang
tenang, serta kondisi anak yang tenang agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
Anak dapat berbaring telentang dengan tangan lurus di samping badan ataupun
duduk dengan lengan bawah yang diletakkan di atas meja sehingga lengan atas berada
setinggi   jantung.    Peralatan    standar   untuk   mengukur   tekanan   darah   adalah
sfigmomanometer air raksa pada anak berusia lebih dari tiga tahun.3,7,10,13        Metode
terpilih untuk pengukuran tekanan darah adalah dengan auskultasi.
        Manset yang digunakan harus sesuai dengan ukuran tubuh anak. Tekanan darah
akan terlalu tinggi apabila manset yang dipakai terlalu kecil dan terlalu rendah bila
ukuran manset terlalu besar.3,7,10,12. Lebar kantong manset harus menutupi 1/2 sampai
2/3 panjang lengan atas atau panjang tungkai atas. Panjang manset juga harus
melingkari setidak-tidaknya 2/3 lingkar lengan atas atau tungkai atas. Manset
dipasang melingkari lengan atas atau tungkai atas dengan batas bawah lebih kurang 3
cm dari siku atau lipat lutut. Manset dipompa sampai denyut nadi arteri radialis atau
dorsalis pedis tidak teraba kemudian diteruskan dipompa sampai 20-30 mmHg lagi.
Stetoskop diletakkan di denyut arteri brakialis atau poplitea, kemudian manometer
dikosongkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik.
        Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi-bunyi Korotkoff. Bunyi
Korotkoff I yaitu bunyi yang pertama kali terdengar berupa bunyi detak yang
perlahan. Bunyi Korotkoff II seperti bunyi Korotkoff I tetapi disertai bunyi desis
(swishing sign). Bunyi Korotkoff III seperti bunyi Korotkoff II tetapi lebih keras.
Bunyi Korotkoff IV bunyi tiba-tiba melemah. Bunyi Korotkoff V bunyi menghilang.
Tekanan sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff I, sedangkan tekanan
diastolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff IV, yang biasanya pada bayi
dan anak bersamaan atau hampir bersamaan dengan menghilangnya bunyi (Korotkoff
V). Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik di lengan 10-15 mmHg lebih
rendah dibanding dengan tekanan darah tungkai.3,7,10,13
        Pada bayi baru lahir penggunaan sfignomanometri konvensional tidak
direkomendasikan karena suara Korotkoff tidak dapat terdengar dengan jelas. Untuk
itu digunakan alat ultrasonik Doppler, puls oksimetri, atau osilometri. Teknik puls
oksimetri menggunakan muncul dan hilangnya gelombang phletysmographic saat
manset menaik dan menurun di sekitar tekanan sistolik. Manometer osilometrik
digunakan secara luas dalam praktek klinis tetapi lebih kurang akurat jika dibandingkan
dengan alat ultrasonik Doppler dan puls oksimetri saat dibandingkan dengan baku emas
yaitu tekanan darah intraarterial.10,14,15
        Peningkatan tekanan darah harus dikonfirmasi pada kunjungan ulang sebelum
menetapkan anak menderita hipertensi. Konfirmasi dari hasil pengukuran tekanan darah
yang meningkat sangat penting karena tekanan darah yang tinggi dapat turun pada
pengukuran berikutnya karena terpengaruh oleh faktor-faktor: (1) berkurangnya
kecemasan penderita dari kunjungan pertama ke kunjungan berikutnya. (2) regresi
rerata tekanan darah karena sifat tekanan darah yang bersifat tidak statis tetapi
bervariasi bahkan dalam kondisi tenang.10


ETIOLOGI
A. Hipertensi primer
          Hipertensi    primer atau      esensial merupakan        hipertensi   yang tidak dapat
dijelaskan penyakit yang mendasarinya. Meskipun demikian, identifikasi faktor-faktor
yang      dapat diperkirakan menjadi            penyebab    terjadinya hipertensi    primer telah
dilakukan. Beberapa        predictor diidentifikasi seperti faktor keturunan, berat badan,
respon terhadap stres fisik dan psikologis, abnormalitas transpor kation pada membran
sel,     hipereaktivitas sistem saraf      simpatis, resistensi insulin, dan respon terhadap
masukan garam dan kalsium.9,10
          Tekanan darah yang tinggi pada masa anak-anak merupakan faktor risiko
hipertensi pada masa dewasa muda. Hipertensi primer pada masa anak biasanya ditandai
oleh hipertensi ringan atau bermakna. Evaluasi anak dengan hipertensi primer harus
disertai dengan evaluasi beberapa               faktor   risiko yang   berkaitan    dengan risiko
berkembangnya          suatu     penyakit kardiovaskular. Obesitas, kolesterol lipoprotein
densitas tinggi yang rendah, kadar trigliserida tinggi, dan hiperinsulinemia merupakan
faktor      risiko yang        harus dievaluasi          untuk berkembangnya suatu penyakit
kardiovaskular.3,10


B. Hipertensi sekunder
          Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh karena adanya penyebab
yang jelas.9 Hipertensi sekunder lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding
orang dewasa. Evaluasi yang lebih teliti diperlukan untuk setiap anak untuk mencari
penyebab yang mendasarinya.
          Anak dengan hipertensi berat, anak dengan umur yang masih muda, serta anak
remaja dengan gejala           klinis   suatu     kondisi   sistemik disertai   hipertensi   harus
dievaluasi lebih lanjut. Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan langkah pertama
evaluasi anak dengan kenaikan tekanan darah yang menetap sehingga dapat
mengarahkan pada suatu kelainan sistemik yang mendasari terjadinya hipertensi. Jadi,
sangat penting untuk mencari gejala dan tanda klinis yang mengarah pada penyakit
ginjal (hematuria nyata, edema, kelelahan), penyakit jantung (nyeri dada, dispneu,
palpitasi), atau penyakit dari sistem organ lain (seperti kelainan endokrinologis,
reumatologis). Riwayat penyakit dahulu          diperlukan untuk     mengungkap penyebab
hipertensi. Pertanyaan berupa riwayat opname sebelumnya, trauma, infeksi saluran
kemih, diabetes, atau masalah gangguan tidur. Riwayat penyakit keluarga berupa
riwayat hipertensi, diabetes, obesitas, apnea pada waktu tidur, penyakit ginjal,
hiperlipidemia, stroke, dan kelainan endokrinologis pada keluarga.3,7,10
        Sekitar 60-80% hipertensi sekunder pada masa anak berkaitan dengan penyakit
parenkim ginjal.9 Kebanyakan hipertensi akut pada             anak berhubungan dengan
glomerulonefritis. Hipertensi kronis pada anak paling sering berhubungan dengan
penyakit parenkim ginjal (70-80%), sebagian karena hipertensi renovaskular (10-15%),
koartasio aorta (5-10%), feokromositoma dan penyebab endokrin lainnya (1-5%). Pada
anak yang lebih kecil (< 6 tahun) hipertensi lebih sering sebagai akibat penyakit
parenkim ginjal, obstruksi arteri renalis, atau koartasio aorta. Anak yang lebih besar
bisa mengalami hipertensi dari penyakit bawaan yang baru menunjukkan gejala
hipertensi    dan penyakit dapatan    seperti     refluks nefropati atau glomerulonefritis
kronis.3,16
        Patogenesis hipertensi pada anak dengan penyakit ginjal melibatkan beberapa
mekanisme. Hipoperfusi ginjal pada penyakit glomerular diketahui menstimulasi
produksi renin melalui apparatus jukstaglomerular yang mengaktifkan angiotensin I
dan selanjutnya mengaktifkan      angiotensin      II sehingga     menyebabkan hipertensi.
Sistem hormonal seperti prostaglandin meduler yang bersifat vasodepresor dapat
menurun dan menyebabkan hipertensi, substansi lipid           pada    medula ginjal   juga
menurun pada penyakit ginjal. Hipervolemia dapat timbul akibat retensi air dan cairan
sehingga curah jantung meningkat dan menimbulkan hipertensi. Hipertensi juga bisa
disebabkan oleh farmakoterapi untuk penyakit parenkim ginjal yang diobati dengan
kortikosteroid.8
Manifestasi klinis
         Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya tidak menimbulkan gejala.
Namun dari penelitian yang baru-baru         ini   dilakukan, kebanyakan anak       yang
menderita hipertensi tidak sepenuhnya bebas dari gejala. Gejala non spesifik berupa
nyeri kepala, insomnia, rasa lelah, nyeri perut atau nyeri dada dapat dikeluhkan.17,18
Pada keadaan hipertensi berat yang bersifat mengancam jiwa atau fungsi organ vital
timbul gejala yang nyata. Keadaan ini disebut krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini
dibagi menjadi dua kondisi yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi.
Manifestasi    klinisnya   sangat bervariasi namun komplikasi         utama    pada anak
melibatkan sistem saraf pusat, mata, jantung, dan ginjal.16,18
         Anak dapat mengalami gejala berupa sakit kepala, pusing, nyeri perut, muntah,
atau    gangguan     penglihatan. Krisis hipertensi dapat pula bermanifestasi sebagai
keadaan hipertensi berat yang diikuti komplikasi yang mengancam jiwa atau organ
seperti ensefalopati, gagal jantung akut, infark miokardial, edema paru, atau gagal
ginjal akut.18 Ensefalopati hipertensif ditandai oleh kejang fokal maupun umum
diikuti penurunan kesadaran      dari somnolen     sampai koma.9,18   Gejala-gejala yang
tampak pada anak dengan ensefalopati hipertensif umumnya akan segera menghilang
bila pengobatan segera diberikan dan tekanan darah diturunkan menjadi normal.8
         Gejala dan tanda kardiomegali, retinopati hipertensif, atau gambaran neurologis
yang berat sangat penting karena menunjukkan hipertensi yang telah berlangsung
lama.5,16,18


Pendekatan diagnosis anak dengan peningkatan tekanan darah
         Anak yang benar-benar mengalami peningkatan tekanan darah harus
diklasifikasikan menjadi salah    satu   dari dua kemungkinan kategori        berdasarkan
manifestasi klinisnya. Kategori I adalah anak-anak dengan peningkatan tekanan
darah yang bermakna dan dengan kemungkinan komplikasi dengan onset akut. Yang
termasuk kategori ini biasanya anak yang lebih muda dengan hipertensi sekunder yang
memerlukan terapi emergensi, terapi terhadap komplikasi yang terjadi, dan terapi
spesifik terhadap penyebab hipertensi. Kategori         II adalah anak-anak       dengan
peningkatan tekanan darah yang ringan dan dengan kemungkinan komplikasi jangka
panjang yang biasanya adalah anak remaja dengan hipertensi esensial.3
       Klasifikasi   ini   penting   baik   untuk    tujuan   diagnostik   maupun terapi.
Algoritma mengenai manajemen anak dengan peningkatan tekanan darah ditampilkan
dalam gambar di bawah ini.




       Gambar 2. Algoritme Untuk Manajemen Anak Dengan Peningkatan Tekanan Darah.     3




Penatalaksanaan hipertensi pada anak
       Penanganan anak dengan hipertensi ditujukan pada penyebab naiknya tekanan
darah dan mengurangi gejala yang timbul. Kerusakan organ target, kondisi-kondisi
lain yang terjadi bersamaan, serta faktor-faktor risiko juga mempengaruhi keputusan
terapi. Terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis direkomendasikan berdasarkan
usia anak, tingkatan hipertensi, dan respon terhadap terapi.7,10
A. Terapi nonfarmakologis
       Pada anak dengan kondisi pre-hipertensi atau hipertensi tingkat 1 terapi
berupa perubahan gaya hidup direkomendasikan. Terapi ini berupa pengontrolan
berat badan, olahraga yang teratur, diet rendah lemak dan garam, pengurangan
kebiasaan merokok pada       anak     remaja yang merokok, dan       tidak mengkonsumsi
alkohol.7 Korelasi yang kuat terdapat pada anak yang memiliki berat badan lebih
dengan peningkatan tekanan darah. Pengurangan berat badan telah terbukti efektif
pada anak obese disertai hipertensi.
       Pengontrolan berat badan tidak hanya menurunkan tekanan darah juga
menurunkan sensitivitas       tekanan         darah terhadap garam, menurunkan risiko
kardiovaskular lain seperti dislipidemia dan tahanan insulin. Pada penelitian tersebut
disebutkan bahwa penurunan indeks massa tubuh 10% menurunkan tekanan darah
dalam jangka waktu pendek sebesar 8 sampai 10 mmHg.7,10,19
       Aktivitas    fisik   yang    teratur    membantu menurunkan berat       badan    dan
sekaligus menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Aktivitas fisik tersebut
minimal dilakukan selama 30-60 menit per hari.10,20 Intervensi diet pada anak dapat
berupa ditingkatnya diet berupa sayuran segar, buah segar, serat, dan makanan rendah
lemak, serta konsumsi garam yang adekuat hanya 1,2 g/hari (anak 4-8 tahun) dan 1,5
g/hari untuk anak yang lebih besar membantu dalam manajemen hipertensi.
       Pengurangan      garam pada anak dan          remaja disebutkan dapat mengurangi
tekanan darah sebesar 1 sampai 3 mmHg. Peningkatan masukan kalium, magnesium,
asam folat juga dikaitkan dengan tekanan darah yang rendah.7,10


B. Terapi farmakologis
       Indikasi penggunaan terapi farmakologis hipertensi pada anak dan remaja
jika ditemukan keadaan hipertensi yang bergejala, kerusakan organ target (seperti:
hipertrofi ventrikel kiri, retinopati, proteinuria), hipertensi sekunder, hipertensi tingkat
1 yang tidak berespon dengan perubahan gaya hidup, dan hipertensi tingkat 2.
       Tujuan terapi adalah mengurangi tekanan darah kurang dari persentil 95.
Jika terdapat kerusakan organ target atau penyakit yang mendasari, tujuan terapi
adalah tekanan darah kurang dari persentil 90. Dalam memilih terapi farmakologi harus
dipertimbangkan efikasi ketersediaan obat, frekuensi pemberian, efek samping dan
biaya. 7,10,21
          Farmakoterapi     harus mengikuti tahapan peningkatan       dosis obat secara
bertahap. Menggunakan satu macam obat dengan dosis terendah kemudian
meningkatkan dosis sampai efek terapetik terlihat. Bila terdapat efek samping atau dosis
obat maksimal dapat digunakan obat kedua yang memiliki mekanisme kerja berbeda.7
          Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI) (seperti: kaptopril, enalapril,
lisinopril, ramipril) dan Calcium Channel Blocking Agents (seperti: nifedipin,
amlodipin, felodipin, isradipin) adalah obat antihipertensi yang sering digunakan karena
efek sampingnya yang rendah. Diuretika (diuretik tiazid,     loop diuretic, dan diuretik
hemat kalium biasanya digunakan sebagai terapi tambahan.
          Obat-obatan baru seperti penghambat reseptor angiotensin (seperti: irbesartan)
juga digunakan pada hipertensi yang terjadi pada anak dan remaja. Obat ini mungkin
bisa menjadi pilihan pada anak yang menderita batuk kronik akibat penggunaan
penghambat ACE.
          Penghambat reseptor adrenergik (seperti: propanolol, atenolol, metoprolol, dan
labetolol),      penghambat reseptor adrenergik, agonis reseptor, vasodilator langsung,
agonis reseptor adrenergik perifer jarang digunakan pada pasien anak karena efek
samping yang ditimbulkannya, akan tetapi obat-obatan ini dapat menjadi pilihan bila
terjadi    kegagalan terapi    dengan obat-obatan Calcium Channel Blocking       Agents,
Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors, atau penghambat reseptor angiotensin.7,10,21
          Obat-obatan yang digunakan pada anak tercantum dalam tabel 4 di bawah ini.7,10.




Tabel 4. Obat Antihipertensi Untuk Hipertensi Pada Anak 1-17 Tahun Yang Dirawat
Jalan10




Pengobatan pada krisis hipertensi

          The Fourth Report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood
pressure in children and adolescents mendefinisikan hipertensi berat bila tekanan
darah melebihi 5 mmHg di atas persentil 99 menurut usia. Krisis hipertensi yaitu
rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99 disertai gejala dan tanda
klinis.10,11 Pendapat lain menyebutkan bahwa hipertensi krisis dapat bersifat
emergensi (HE) yaitu peningkatan TDS atau TDS yang telah atau dalam proses
menyebabkan kerusakan organ dalam beberapa menit-jam atau urgensi (HU) yang
perlu diturunkan dalam 12-24          jam karena     sewaktu-waktu dapat progresif
menjadi hipertensi emergensi.8,11,18 Obat-obatan yang digunakan pada penanganan
hipertensi berat dan krisis hipertensi tercantum dalam tabel 5 di bawah ini.10,21
Tabel 5. Obat Antihipertensi Untuk Manajemen Hipertensi Berat Pada Anak 1-17 Tahun   18
Krisis hipertensi yang disertai gejala ensefalopati hipertensif memerlukan pengobatan
dengan antihipertensi intravena untuk mengontrol pengurangan tekanan darah dengan
tujuan terapi menurunkan tekanan darah  25% selama 8 jam pertama setelah krisis
dan secara perlahan-lahan menormalisasikan tekanan darah dalam 26 sampai 48
jam. Krisis hipertensi dengan gejala lain yang lebih ringan seperti sakit kepala berat
atau    muntah        dapat   diobati dengan obat antihipertensi   oral   atau   intravena.
         Pengawasan secara berhati-hati dilakukan terhadap reaksi pupil, penglihatan,
kesadaran, dan temuan neurologis. 7,10,18
         Sodium nitroprusid, nikardipin, dan labetalol direkomendasikan sebagai obat
intravena yang aman dan efektif karena mudah dititrasi dan dengan toksisitas yang
rendah. Obat          lain yang direkomendasikan adalah hidralazin, klonidin, esmolol,
enalaprilat.7,10,18   Nipedipin   oral   yang   diberikan    secara   sublingual      juga
direkomendasikan. Keamanan dan efikasi nipedipin kerja cepat telah terbukti aman
dan hanya menimbulkan sedikit efek samping saat digunakan pada anak dengan
hipertensi yang dirawat inap.22 Obat oral perlu mendapat perhatian khusus karena efek
yang tidak terkontrol dalam penurunan tekanan darah sehingga responnya terhadap
penurunan tekanan darah tidak dapat diprediksi.20


Kesimpulan
       Hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik
dan/atau tekanan darah diastolik ≥ persentil        95 sesuai dengan jenis kelamin, usia
dan tinggi badan pada ≥ 3 kali pengukuran. Prevalensinya diperkirakan sebesar 1
sampai dengan 2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu faktor risiko
terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya
hipertensi pada masa anak mungkin berperan dalam perkembangan dini penyakit
jantung koroner tersebut. Pengobatan hipertensi pada anak terdiri dari terapi non-
farmakologis dan terapi farmakologis. Pengurangan berat badan, aktivitas fisik yang
reguler, dan modifikasi diet merupakan perubahan gaya hidup yang dilakukan
untuk terapi non-farmakologis. Obat-obatan yang digunakan pada hipertensi anak
yaitu: Angiotensin-converting enzymes (ACE) inhibitors, penghambat              reseptor
angiotensin, penghambat reseptor-, calcium channel blockers, dan diuretika.




                                         Daftar Pustaka
1.   Sorof   JM, Lai D, Turner J, Portman         RJ.   Overweight, ethnicity,    and   the
prevalence of hypertension in school-aged children. Pediatrics 2004; 113:3:475-82.


2. Adrogue HE, Sinaiko AR. Prevalence of hypertension in junior high school-
     aged children: effect of new recommendations in the 1996 updated Task Force
     Report. Am J Hypertens 2001; 14:412-4.


3. Varda NM, Gregoric A. A diagnostic approach for the child with hypertension.
     Pediatr Nephrol 2005; 20:499-506.


4. Sorof JM, Alexandrov AV, Cardwell G, Portman RJ. Carotid artery intimal-
     mediated thickness and left ventricle hypertrophy in children with elevated
     blood pressure. Pediatrics 2003; 111:61-6.


5. Hanevold C, Waller J, Daniels S, Portman R, Sorof J, International Pediatric
     Hypertension Association. The effect of obesity, gender, and ethnic group on
     left ventricle hypertrophy and geometry in hypertensive children: a collaborative
     study of the International Pediatric Hypertension Association. Pediatrics 2004;
     113:328-33.


6. Schieken RM. Systemic hypertension. Dalam: Allen HD, Clark EB, Gutgessel
     HP, Driscoll   DJ, penyunting. Moss and        Adams Heart      Disease in    Infants,
     Children, and Adolescents Volume Two. Edisi ke-6. Philadelpia: Lippincott
     Williams & Willkins; 2001. h.1400-11.


7. Luma GB, Spiotta RT. Hypertension in Children and Adolescents. Am Fam
     Physician 2006; 73:1158-68.


8. Bahrun D. Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, dan
     Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai
     Penerbit FK UI; 2002. h.242-90.
9. Guertin     SR. Systemic Hypertension. Dalam:          Behrman     RE, Vaughan VC,
penyunting. Nelson’s Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelpia: WB
   Saunders Company; 2002. h.1400-10.


10. National High Blood Pressure Education Program Working Group on High
   Blood Pressure in Children      and    Adolescents. The Fourth      Report on    the
   Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and
   Adolescents. Pediatrics 2004; 114:555-76.


11. Feld LG, Corey H. Hypertension in childhood. Pediatr. Rev. 2007; 28:283-98.


12. Somu S, Sundaram B, Kamalanathan AN. Early detection of hypertension in
   general practice. Arch. Dis. Child. 2003; 88:302.


13. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, dkk. Diagnosis Fisik pada Anak.
   Edisi ke- 2. Jakarta: PT Sagung Seto; 2000. h.174-7.


14. Watkinson    M. Hypertension in      the newborn baby. Arch. Dis. Child. Fetal
   Neonatal Ed. 2002; 86:78-81.


15. Goonasekera CDA, Dillon MJ. Current topic: Measurement and interpretation of
   blood pressure. Arch. Dis. Child. 2000; 82:261-5.


16. Gulati S. Hypertension in children. Indian Journal of Pediatrics 2002; 69:1077-81.



17. Croix B, Feig DL. Childhood hypertension is not a silent disease. Pediatr Nephrol
   2006; 21:527-32.


18. Adelman RD, Coppo R, Dillon MJ. The Emergency Management of Severe
   Hypertension. Pediatr Nephrol 2000; 14:422-27.
19. Williams CL, Hayman LL, Daniels SR, Robinson TN, Steinberger J, Paridon S,
   dkk. Cardiovascular health in childhood: a statement for health professionals
   from the Committee on Atherosclerosis, Hypertension, and Obesity in the Young
   (AHOY) of the Council on Cardiovascular Disease in the Young, American Heart
   Association. Circulation 2002; 106:143-60.


20. Krebs NF, Jacobson MS. Prevention of pediatric overweight and obesity. Pediatrics
   2003; 112:424-30.


21. Robinson RF, Nahata MC, Batisky DL, Mahan JD. Pharmacologic Treatment of
   Chronic Pediatric Hypertension. Pediatric Drug 2005; 7(1):27-40.


22. Yiu V, Orrbine E, Rosychuk RJ, Maclaine P, Goodyer P, Girardin C, dkk. The
   safety and use of short-acting nifedipine in hospitalized hypertensive children.
   Pediatr Nephrol 2004; 19:644-50.
HIPERTENSI PADA ANAK




                  Oleh :

Haris                      G0007082/ M27-11

Mohandis haki .            G0006119/ M12-11

Kuntoro                    G0006107/ M11-11

Rangga Pragasta SS         205.12.0020/ DU2-2012
KEPANITERAAN KLINIK LAB / UPF ILMU KESEHATAN ANAK

  FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

                   SURAKARTA

                    2012

More Related Content

What's hot

Acute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeAcute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeIra Rahmawati
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2cokordawahyu
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain cili htbrt
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSTabita P S, M.D
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewErsifa Fatimah
 

What's hot (20)

Acute Coronary Syndome
Acute Coronary SyndomeAcute Coronary Syndome
Acute Coronary Syndome
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLS
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Otopsi
OtopsiOtopsi
Otopsi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Cedera Kepala -- Refreshment Meeting
Cedera Kepala -- Refreshment MeetingCedera Kepala -- Refreshment Meeting
Cedera Kepala -- Refreshment Meeting
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Tekanan darah
Tekanan darahTekanan darah
Tekanan darah
 
Evaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicatesEvaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicates
 
Sap anemia
Sap anemiaSap anemia
Sap anemia
 
Leaflet hipertensi
Leaflet hipertensiLeaflet hipertensi
Leaflet hipertensi
 
Sap hipertensi
Sap hipertensiSap hipertensi
Sap hipertensi
 
Leaflet hipertensi osis
Leaflet hipertensi osisLeaflet hipertensi osis
Leaflet hipertensi osis
 

Similar to Hipertensi pada anak

Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Aprita Ma'ruf
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiRizal Fahlefi
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Warnet Raha
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensisiti aisyah
 
makalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.docmakalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.docRIKA997934
 
Apa itu hipertensi
Apa itu hipertensiApa itu hipertensi
Apa itu hipertensiHendri Adis
 
602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)Muflihun24
 
602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)Muflihun24
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaJeny Ayu
 
hipertensi
hipertensihipertensi
hipertensiGtDanish
 
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...mhdhfz1972
 

Similar to Hipertensi pada anak (20)

Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2Askep pada pasien hipertensi2
Askep pada pasien hipertensi2
 
Makalah hipertensi
Makalah hipertensiMakalah hipertensi
Makalah hipertensi
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
makalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.docmakalah hipertensi 2.doc
makalah hipertensi 2.doc
 
Apa itu hipertensi
Apa itu hipertensiApa itu hipertensi
Apa itu hipertensi
 
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
Closure of asd and vsd AKPER PEMDA MUNA
 
602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)602 1186-1-sm (1)
602 1186-1-sm (1)
 
602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)602 1186-1-sm (2)
602 1186-1-sm (2)
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
 
hipertensi
hipertensihipertensi
hipertensi
 
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
Berdasarkan etiologi, hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan...
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
HIPERTENSI .pptx
HIPERTENSI .pptxHIPERTENSI .pptx
HIPERTENSI .pptx
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptxJonathanIngram16
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 

Recently uploaded (17)

materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 

Hipertensi pada anak

  • 1. Hipertensi Pada Anak Abstrak: Hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik (TDS) dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) yang ≥ persentil 95 sesuai jenis kelamin, usia, dan tinggi badan dalam 3 kali pengukuran yang berbeda. Hipertensi pada anak memiliki prevalensi antara 1-2%. Terdapat bukti bahwa hipertensi pada anak dapat berlanjut hingga pada masa dewasa. Pada evaluasi anak dengan kenaikan tekanan darah, anamnesis dan pemeriksaan fisik sangatlah penting terutama konfirmasi kenaikan tekanan darah yang benar dan konsisten. Pemeriksaan penunjang yang tepat disesuaikan dengan usia anak dan beratnya kenaikan tekanan darah. Pemeriksaan tidak hanya difokuskan pada penyakit yang mendasarinya, namun juga pada organ target, komplikasi atau penyakit lainnya, dan penilaian terhadap risiko kardiovaskular menyeluruh terhadap anak. Managemen terapi bersifat multidimensi. Pengobatan nonfarmakologis berupa pengurangan berat badan, olahraga, dan modifikasi diet. Rekomendasi penggunaan pengobatan farmakologis didasarkan pada adanya hipertensi yang bergejala, bukti adanya kerusakan organ target, hipertensi stadium 2, dan hipertensi stadium 1 yang tidak berespon terhadap pengobatan nonfarmakologis. Kata kunci: hipertensi, tekanan darah, anak. Pendahuluan Tingkat prevalensi dan diagnosis hipertensi pada anak dan remaja tampak semakin meningkat sekarang ini. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan meningkatnya prevalensi obesitas pada anak dan meningkatnya kepedulian terhadap penyakit ini.1 Prevalensi hipertensi pada anak diperkirakan sebesar 1 sampai dengan 2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu factor risiko terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya hipertensi pada masa anak mungkin berperan dalam perkembangan dini penyakit jantung koroner tersebut.3 Hipertrofi ventrikel kiri merupakan bukti klinis nyata kerusakan organ target pada kasus hipertensi pada anak. Hipertensi berat juga meningkatkan risiko berkembangnya ensefalopati hipertensif, kejang, kelainan serebrovaskular, dan gagal jantung kongestif.4-7 Komplikasi hipertensi tersebut dapat dicegah bila dilakukan
  • 2. pengawasan dan pengobatan dini yang adekuat terhadap hipertensi. Pengukuran tekanan darah secara rutin berguna untuk mendeteksi hipertensi pada anak sedini mungkin. Tekanan darah normal anak-anak bervariasi oleh karena banyak faktor mempengaruhinya antara lain umur, jenis kelamin, tinggi, dan berat badan.8 Hipertensi pada anak dibagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyakit yang mendasarinya. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh karena adanya penyebab yang jelas. Perbedaan hipertensi pada anak dengan orang dewasa adalah kejadian hipertensi sekunder yang lebih lazim terjadi pada masa anak, sedangkan hipertensi primer atau esensial lebih sering didapatkan pada orang dewasa dan jarang didapatkan pada anak dibawah 10 tahun8,9,10. Edukasi, deteksi dini, diagnosis yang akurat dan terapi yang tepat akan memperbaiki luaran jangka panjang anak-anak dan remaja yang menderita hipertensi ini.3,7,8,10 Dalam tulisan ini akan diuraikan mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnosis dan terapi hipertensi pada anak. Definisi Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis kelamin, usia dan tinggi badan.10 Definisi hipertensi pada anak dan remaja didasarkan pada distribusi normal tekanan darah pada anak sehat. Berdasarkan data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), tingkatan tekanan darah anak laki-laki dan anak perempuan berdasarkan persentil usia dan tinggi badan yang sudah direvisi tersaji pada tabel 1 dan 2 di bawah ini.7,10 Hipertensi didefinisikan sebagai rerata TDS dan/atau TDD ≥ persentil 95 sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada ≥ 3 kali pengukuran seperti tampak pada gambar 1. Pre-hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata TDS atau TDD ≥ persentil 90 tetapi < persentil 95, keadaan ini berisiko tinggi berkembang menjadi hipertensi. Terdapat istilah ”white-coat hypertension” yang merujuk pada suatu keadaan penderita memiliki tekanan darah > persentil 95 pada pemeriksaan di klinik atau praktek dokter, sedangkan di luar tempat kesehatan tersebut penderita memiliki tekanan darah yang normal.7,10,11
  • 3. Hipertensi tingkat 1 (hipertensi bermakna) yaitu rerata TDS atau TDD yang berada ≥ 95 sampai dengan 5 mmHg di atas persentil 99. Hipertensi tingkat 2 (hipertensi berat) yaitu rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99. Krisis Hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99 disertai gejala dan tanda klinis7,10,11 Gambar 1. Tekanan Darah di Persentil 95 Laki-laki dan Perempuan Tinggi 11
  • 4. Tabel 1. Tekanan Darah Anak Laki-Laki Berdasarkan Persentil Usia dan Tinggi Badan.7,10
  • 5. Tabel 2. Tekanan Darah Anak Perempuan Berdasarkan Persentil Usia dan Tinggi Badan.7,10
  • 6.
  • 7. Kriteria hipertensi juga dibagi atas derajat ringan, sedang, berat, dan krisis berdasarkan kenaikan tekanan darah sistolik normal sesuai dengan umur yang diajukan Wila Wirya seperti terlihat pada tabel 3 di bawah ini:8 Tabel 3. Kriteria Derajat Hipertensi Berdasarkan Kenaikan Tekanan Diastolik Normal Sesuai Dengan Umur8 Formula untuk menghitung tekanan darah pada anak juga dikembangkan untuk memfasilitasi deteksi dini hipertensi pada anak yaitu: Tekanan darah sistolik (persentil 95) 1-17 tahun = 100 + (usia dalam tahun x 2) Tekanan darah diastolik (persentil 95) 1-10 tahun = 60 + (usia dalam tahun x 2) 11-17 tahun = 70 + (usia dalam tahun) 12 Pengukuran tekanan darah pada anak Tekanan darah adalah hasil kali tahanan vaskuler perifer dan curah jantung. Pengukuran tekanan darah yang tepat tergantung dari kondisi penderita saat diperiksa, kualitas peralatan, dan keterampilan pemeriksa.9 Pengukuran tekanan darah pada anak memerlukan ruang pemeriksaan yang tenang, serta kondisi anak yang tenang agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Anak dapat berbaring telentang dengan tangan lurus di samping badan ataupun duduk dengan lengan bawah yang diletakkan di atas meja sehingga lengan atas berada
  • 8. setinggi jantung. Peralatan standar untuk mengukur tekanan darah adalah sfigmomanometer air raksa pada anak berusia lebih dari tiga tahun.3,7,10,13 Metode terpilih untuk pengukuran tekanan darah adalah dengan auskultasi. Manset yang digunakan harus sesuai dengan ukuran tubuh anak. Tekanan darah akan terlalu tinggi apabila manset yang dipakai terlalu kecil dan terlalu rendah bila ukuran manset terlalu besar.3,7,10,12. Lebar kantong manset harus menutupi 1/2 sampai 2/3 panjang lengan atas atau panjang tungkai atas. Panjang manset juga harus melingkari setidak-tidaknya 2/3 lingkar lengan atas atau tungkai atas. Manset dipasang melingkari lengan atas atau tungkai atas dengan batas bawah lebih kurang 3 cm dari siku atau lipat lutut. Manset dipompa sampai denyut nadi arteri radialis atau dorsalis pedis tidak teraba kemudian diteruskan dipompa sampai 20-30 mmHg lagi. Stetoskop diletakkan di denyut arteri brakialis atau poplitea, kemudian manometer dikosongkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik. Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi-bunyi Korotkoff. Bunyi Korotkoff I yaitu bunyi yang pertama kali terdengar berupa bunyi detak yang perlahan. Bunyi Korotkoff II seperti bunyi Korotkoff I tetapi disertai bunyi desis (swishing sign). Bunyi Korotkoff III seperti bunyi Korotkoff II tetapi lebih keras. Bunyi Korotkoff IV bunyi tiba-tiba melemah. Bunyi Korotkoff V bunyi menghilang. Tekanan sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff I, sedangkan tekanan diastolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff IV, yang biasanya pada bayi dan anak bersamaan atau hampir bersamaan dengan menghilangnya bunyi (Korotkoff V). Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik di lengan 10-15 mmHg lebih rendah dibanding dengan tekanan darah tungkai.3,7,10,13 Pada bayi baru lahir penggunaan sfignomanometri konvensional tidak direkomendasikan karena suara Korotkoff tidak dapat terdengar dengan jelas. Untuk itu digunakan alat ultrasonik Doppler, puls oksimetri, atau osilometri. Teknik puls oksimetri menggunakan muncul dan hilangnya gelombang phletysmographic saat manset menaik dan menurun di sekitar tekanan sistolik. Manometer osilometrik digunakan secara luas dalam praktek klinis tetapi lebih kurang akurat jika dibandingkan dengan alat ultrasonik Doppler dan puls oksimetri saat dibandingkan dengan baku emas yaitu tekanan darah intraarterial.10,14,15 Peningkatan tekanan darah harus dikonfirmasi pada kunjungan ulang sebelum
  • 9. menetapkan anak menderita hipertensi. Konfirmasi dari hasil pengukuran tekanan darah yang meningkat sangat penting karena tekanan darah yang tinggi dapat turun pada pengukuran berikutnya karena terpengaruh oleh faktor-faktor: (1) berkurangnya kecemasan penderita dari kunjungan pertama ke kunjungan berikutnya. (2) regresi rerata tekanan darah karena sifat tekanan darah yang bersifat tidak statis tetapi bervariasi bahkan dalam kondisi tenang.10 ETIOLOGI A. Hipertensi primer Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyakit yang mendasarinya. Meskipun demikian, identifikasi faktor-faktor yang dapat diperkirakan menjadi penyebab terjadinya hipertensi primer telah dilakukan. Beberapa predictor diidentifikasi seperti faktor keturunan, berat badan, respon terhadap stres fisik dan psikologis, abnormalitas transpor kation pada membran sel, hipereaktivitas sistem saraf simpatis, resistensi insulin, dan respon terhadap masukan garam dan kalsium.9,10 Tekanan darah yang tinggi pada masa anak-anak merupakan faktor risiko hipertensi pada masa dewasa muda. Hipertensi primer pada masa anak biasanya ditandai oleh hipertensi ringan atau bermakna. Evaluasi anak dengan hipertensi primer harus disertai dengan evaluasi beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan risiko berkembangnya suatu penyakit kardiovaskular. Obesitas, kolesterol lipoprotein densitas tinggi yang rendah, kadar trigliserida tinggi, dan hiperinsulinemia merupakan faktor risiko yang harus dievaluasi untuk berkembangnya suatu penyakit kardiovaskular.3,10 B. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi oleh karena adanya penyebab yang jelas.9 Hipertensi sekunder lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Evaluasi yang lebih teliti diperlukan untuk setiap anak untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Anak dengan hipertensi berat, anak dengan umur yang masih muda, serta anak remaja dengan gejala klinis suatu kondisi sistemik disertai hipertensi harus
  • 10. dievaluasi lebih lanjut. Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan langkah pertama evaluasi anak dengan kenaikan tekanan darah yang menetap sehingga dapat mengarahkan pada suatu kelainan sistemik yang mendasari terjadinya hipertensi. Jadi, sangat penting untuk mencari gejala dan tanda klinis yang mengarah pada penyakit ginjal (hematuria nyata, edema, kelelahan), penyakit jantung (nyeri dada, dispneu, palpitasi), atau penyakit dari sistem organ lain (seperti kelainan endokrinologis, reumatologis). Riwayat penyakit dahulu diperlukan untuk mengungkap penyebab hipertensi. Pertanyaan berupa riwayat opname sebelumnya, trauma, infeksi saluran kemih, diabetes, atau masalah gangguan tidur. Riwayat penyakit keluarga berupa riwayat hipertensi, diabetes, obesitas, apnea pada waktu tidur, penyakit ginjal, hiperlipidemia, stroke, dan kelainan endokrinologis pada keluarga.3,7,10 Sekitar 60-80% hipertensi sekunder pada masa anak berkaitan dengan penyakit parenkim ginjal.9 Kebanyakan hipertensi akut pada anak berhubungan dengan glomerulonefritis. Hipertensi kronis pada anak paling sering berhubungan dengan penyakit parenkim ginjal (70-80%), sebagian karena hipertensi renovaskular (10-15%), koartasio aorta (5-10%), feokromositoma dan penyebab endokrin lainnya (1-5%). Pada anak yang lebih kecil (< 6 tahun) hipertensi lebih sering sebagai akibat penyakit parenkim ginjal, obstruksi arteri renalis, atau koartasio aorta. Anak yang lebih besar bisa mengalami hipertensi dari penyakit bawaan yang baru menunjukkan gejala hipertensi dan penyakit dapatan seperti refluks nefropati atau glomerulonefritis kronis.3,16 Patogenesis hipertensi pada anak dengan penyakit ginjal melibatkan beberapa mekanisme. Hipoperfusi ginjal pada penyakit glomerular diketahui menstimulasi produksi renin melalui apparatus jukstaglomerular yang mengaktifkan angiotensin I dan selanjutnya mengaktifkan angiotensin II sehingga menyebabkan hipertensi. Sistem hormonal seperti prostaglandin meduler yang bersifat vasodepresor dapat menurun dan menyebabkan hipertensi, substansi lipid pada medula ginjal juga menurun pada penyakit ginjal. Hipervolemia dapat timbul akibat retensi air dan cairan sehingga curah jantung meningkat dan menimbulkan hipertensi. Hipertensi juga bisa disebabkan oleh farmakoterapi untuk penyakit parenkim ginjal yang diobati dengan kortikosteroid.8
  • 11. Manifestasi klinis Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun dari penelitian yang baru-baru ini dilakukan, kebanyakan anak yang menderita hipertensi tidak sepenuhnya bebas dari gejala. Gejala non spesifik berupa nyeri kepala, insomnia, rasa lelah, nyeri perut atau nyeri dada dapat dikeluhkan.17,18 Pada keadaan hipertensi berat yang bersifat mengancam jiwa atau fungsi organ vital timbul gejala yang nyata. Keadaan ini disebut krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini dibagi menjadi dua kondisi yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi. Manifestasi klinisnya sangat bervariasi namun komplikasi utama pada anak melibatkan sistem saraf pusat, mata, jantung, dan ginjal.16,18 Anak dapat mengalami gejala berupa sakit kepala, pusing, nyeri perut, muntah, atau gangguan penglihatan. Krisis hipertensi dapat pula bermanifestasi sebagai keadaan hipertensi berat yang diikuti komplikasi yang mengancam jiwa atau organ seperti ensefalopati, gagal jantung akut, infark miokardial, edema paru, atau gagal ginjal akut.18 Ensefalopati hipertensif ditandai oleh kejang fokal maupun umum diikuti penurunan kesadaran dari somnolen sampai koma.9,18 Gejala-gejala yang tampak pada anak dengan ensefalopati hipertensif umumnya akan segera menghilang bila pengobatan segera diberikan dan tekanan darah diturunkan menjadi normal.8 Gejala dan tanda kardiomegali, retinopati hipertensif, atau gambaran neurologis yang berat sangat penting karena menunjukkan hipertensi yang telah berlangsung lama.5,16,18 Pendekatan diagnosis anak dengan peningkatan tekanan darah Anak yang benar-benar mengalami peningkatan tekanan darah harus diklasifikasikan menjadi salah satu dari dua kemungkinan kategori berdasarkan manifestasi klinisnya. Kategori I adalah anak-anak dengan peningkatan tekanan darah yang bermakna dan dengan kemungkinan komplikasi dengan onset akut. Yang termasuk kategori ini biasanya anak yang lebih muda dengan hipertensi sekunder yang memerlukan terapi emergensi, terapi terhadap komplikasi yang terjadi, dan terapi spesifik terhadap penyebab hipertensi. Kategori II adalah anak-anak dengan peningkatan tekanan darah yang ringan dan dengan kemungkinan komplikasi jangka
  • 12. panjang yang biasanya adalah anak remaja dengan hipertensi esensial.3 Klasifikasi ini penting baik untuk tujuan diagnostik maupun terapi. Algoritma mengenai manajemen anak dengan peningkatan tekanan darah ditampilkan dalam gambar di bawah ini. Gambar 2. Algoritme Untuk Manajemen Anak Dengan Peningkatan Tekanan Darah. 3 Penatalaksanaan hipertensi pada anak Penanganan anak dengan hipertensi ditujukan pada penyebab naiknya tekanan darah dan mengurangi gejala yang timbul. Kerusakan organ target, kondisi-kondisi lain yang terjadi bersamaan, serta faktor-faktor risiko juga mempengaruhi keputusan terapi. Terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis direkomendasikan berdasarkan usia anak, tingkatan hipertensi, dan respon terhadap terapi.7,10
  • 13. A. Terapi nonfarmakologis Pada anak dengan kondisi pre-hipertensi atau hipertensi tingkat 1 terapi berupa perubahan gaya hidup direkomendasikan. Terapi ini berupa pengontrolan berat badan, olahraga yang teratur, diet rendah lemak dan garam, pengurangan kebiasaan merokok pada anak remaja yang merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol.7 Korelasi yang kuat terdapat pada anak yang memiliki berat badan lebih dengan peningkatan tekanan darah. Pengurangan berat badan telah terbukti efektif pada anak obese disertai hipertensi. Pengontrolan berat badan tidak hanya menurunkan tekanan darah juga menurunkan sensitivitas tekanan darah terhadap garam, menurunkan risiko kardiovaskular lain seperti dislipidemia dan tahanan insulin. Pada penelitian tersebut disebutkan bahwa penurunan indeks massa tubuh 10% menurunkan tekanan darah dalam jangka waktu pendek sebesar 8 sampai 10 mmHg.7,10,19 Aktivitas fisik yang teratur membantu menurunkan berat badan dan sekaligus menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Aktivitas fisik tersebut minimal dilakukan selama 30-60 menit per hari.10,20 Intervensi diet pada anak dapat berupa ditingkatnya diet berupa sayuran segar, buah segar, serat, dan makanan rendah lemak, serta konsumsi garam yang adekuat hanya 1,2 g/hari (anak 4-8 tahun) dan 1,5 g/hari untuk anak yang lebih besar membantu dalam manajemen hipertensi. Pengurangan garam pada anak dan remaja disebutkan dapat mengurangi tekanan darah sebesar 1 sampai 3 mmHg. Peningkatan masukan kalium, magnesium, asam folat juga dikaitkan dengan tekanan darah yang rendah.7,10 B. Terapi farmakologis Indikasi penggunaan terapi farmakologis hipertensi pada anak dan remaja jika ditemukan keadaan hipertensi yang bergejala, kerusakan organ target (seperti: hipertrofi ventrikel kiri, retinopati, proteinuria), hipertensi sekunder, hipertensi tingkat 1 yang tidak berespon dengan perubahan gaya hidup, dan hipertensi tingkat 2. Tujuan terapi adalah mengurangi tekanan darah kurang dari persentil 95. Jika terdapat kerusakan organ target atau penyakit yang mendasari, tujuan terapi adalah tekanan darah kurang dari persentil 90. Dalam memilih terapi farmakologi harus
  • 14. dipertimbangkan efikasi ketersediaan obat, frekuensi pemberian, efek samping dan biaya. 7,10,21 Farmakoterapi harus mengikuti tahapan peningkatan dosis obat secara bertahap. Menggunakan satu macam obat dengan dosis terendah kemudian meningkatkan dosis sampai efek terapetik terlihat. Bila terdapat efek samping atau dosis obat maksimal dapat digunakan obat kedua yang memiliki mekanisme kerja berbeda.7 Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI) (seperti: kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril) dan Calcium Channel Blocking Agents (seperti: nifedipin, amlodipin, felodipin, isradipin) adalah obat antihipertensi yang sering digunakan karena efek sampingnya yang rendah. Diuretika (diuretik tiazid, loop diuretic, dan diuretik hemat kalium biasanya digunakan sebagai terapi tambahan. Obat-obatan baru seperti penghambat reseptor angiotensin (seperti: irbesartan) juga digunakan pada hipertensi yang terjadi pada anak dan remaja. Obat ini mungkin bisa menjadi pilihan pada anak yang menderita batuk kronik akibat penggunaan penghambat ACE. Penghambat reseptor adrenergik (seperti: propanolol, atenolol, metoprolol, dan labetolol), penghambat reseptor adrenergik, agonis reseptor, vasodilator langsung, agonis reseptor adrenergik perifer jarang digunakan pada pasien anak karena efek samping yang ditimbulkannya, akan tetapi obat-obatan ini dapat menjadi pilihan bila terjadi kegagalan terapi dengan obat-obatan Calcium Channel Blocking Agents, Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors, atau penghambat reseptor angiotensin.7,10,21 Obat-obatan yang digunakan pada anak tercantum dalam tabel 4 di bawah ini.7,10. Tabel 4. Obat Antihipertensi Untuk Hipertensi Pada Anak 1-17 Tahun Yang Dirawat
  • 15. Jalan10 Pengobatan pada krisis hipertensi The Fourth Report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure in children and adolescents mendefinisikan hipertensi berat bila tekanan darah melebihi 5 mmHg di atas persentil 99 menurut usia. Krisis hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > 5 mmHg di atas persentil 99 disertai gejala dan tanda klinis.10,11 Pendapat lain menyebutkan bahwa hipertensi krisis dapat bersifat emergensi (HE) yaitu peningkatan TDS atau TDS yang telah atau dalam proses menyebabkan kerusakan organ dalam beberapa menit-jam atau urgensi (HU) yang perlu diturunkan dalam 12-24 jam karena sewaktu-waktu dapat progresif menjadi hipertensi emergensi.8,11,18 Obat-obatan yang digunakan pada penanganan hipertensi berat dan krisis hipertensi tercantum dalam tabel 5 di bawah ini.10,21 Tabel 5. Obat Antihipertensi Untuk Manajemen Hipertensi Berat Pada Anak 1-17 Tahun 18
  • 16. Krisis hipertensi yang disertai gejala ensefalopati hipertensif memerlukan pengobatan dengan antihipertensi intravena untuk mengontrol pengurangan tekanan darah dengan tujuan terapi menurunkan tekanan darah  25% selama 8 jam pertama setelah krisis dan secara perlahan-lahan menormalisasikan tekanan darah dalam 26 sampai 48 jam. Krisis hipertensi dengan gejala lain yang lebih ringan seperti sakit kepala berat atau muntah dapat diobati dengan obat antihipertensi oral atau intravena. Pengawasan secara berhati-hati dilakukan terhadap reaksi pupil, penglihatan, kesadaran, dan temuan neurologis. 7,10,18 Sodium nitroprusid, nikardipin, dan labetalol direkomendasikan sebagai obat intravena yang aman dan efektif karena mudah dititrasi dan dengan toksisitas yang rendah. Obat lain yang direkomendasikan adalah hidralazin, klonidin, esmolol, enalaprilat.7,10,18 Nipedipin oral yang diberikan secara sublingual juga direkomendasikan. Keamanan dan efikasi nipedipin kerja cepat telah terbukti aman dan hanya menimbulkan sedikit efek samping saat digunakan pada anak dengan hipertensi yang dirawat inap.22 Obat oral perlu mendapat perhatian khusus karena efek yang tidak terkontrol dalam penurunan tekanan darah sehingga responnya terhadap
  • 17. penurunan tekanan darah tidak dapat diprediksi.20 Kesimpulan Hipertensi pada anak didefinisikan sebagai rerata tekanan darah sistolik dan/atau tekanan darah diastolik ≥ persentil 95 sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada ≥ 3 kali pengukuran. Prevalensinya diperkirakan sebesar 1 sampai dengan 2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu faktor risiko terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya hipertensi pada masa anak mungkin berperan dalam perkembangan dini penyakit jantung koroner tersebut. Pengobatan hipertensi pada anak terdiri dari terapi non- farmakologis dan terapi farmakologis. Pengurangan berat badan, aktivitas fisik yang reguler, dan modifikasi diet merupakan perubahan gaya hidup yang dilakukan untuk terapi non-farmakologis. Obat-obatan yang digunakan pada hipertensi anak yaitu: Angiotensin-converting enzymes (ACE) inhibitors, penghambat reseptor angiotensin, penghambat reseptor-, calcium channel blockers, dan diuretika. Daftar Pustaka
  • 18. 1. Sorof JM, Lai D, Turner J, Portman RJ. Overweight, ethnicity, and the prevalence of hypertension in school-aged children. Pediatrics 2004; 113:3:475-82. 2. Adrogue HE, Sinaiko AR. Prevalence of hypertension in junior high school- aged children: effect of new recommendations in the 1996 updated Task Force Report. Am J Hypertens 2001; 14:412-4. 3. Varda NM, Gregoric A. A diagnostic approach for the child with hypertension. Pediatr Nephrol 2005; 20:499-506. 4. Sorof JM, Alexandrov AV, Cardwell G, Portman RJ. Carotid artery intimal- mediated thickness and left ventricle hypertrophy in children with elevated blood pressure. Pediatrics 2003; 111:61-6. 5. Hanevold C, Waller J, Daniels S, Portman R, Sorof J, International Pediatric Hypertension Association. The effect of obesity, gender, and ethnic group on left ventricle hypertrophy and geometry in hypertensive children: a collaborative study of the International Pediatric Hypertension Association. Pediatrics 2004; 113:328-33. 6. Schieken RM. Systemic hypertension. Dalam: Allen HD, Clark EB, Gutgessel HP, Driscoll DJ, penyunting. Moss and Adams Heart Disease in Infants, Children, and Adolescents Volume Two. Edisi ke-6. Philadelpia: Lippincott Williams & Willkins; 2001. h.1400-11. 7. Luma GB, Spiotta RT. Hypertension in Children and Adolescents. Am Fam Physician 2006; 73:1158-68. 8. Bahrun D. Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, dan Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2002. h.242-90. 9. Guertin SR. Systemic Hypertension. Dalam: Behrman RE, Vaughan VC,
  • 19. penyunting. Nelson’s Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelpia: WB Saunders Company; 2002. h.1400-10. 10. National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents. The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescents. Pediatrics 2004; 114:555-76. 11. Feld LG, Corey H. Hypertension in childhood. Pediatr. Rev. 2007; 28:283-98. 12. Somu S, Sundaram B, Kamalanathan AN. Early detection of hypertension in general practice. Arch. Dis. Child. 2003; 88:302. 13. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, dkk. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi ke- 2. Jakarta: PT Sagung Seto; 2000. h.174-7. 14. Watkinson M. Hypertension in the newborn baby. Arch. Dis. Child. Fetal Neonatal Ed. 2002; 86:78-81. 15. Goonasekera CDA, Dillon MJ. Current topic: Measurement and interpretation of blood pressure. Arch. Dis. Child. 2000; 82:261-5. 16. Gulati S. Hypertension in children. Indian Journal of Pediatrics 2002; 69:1077-81. 17. Croix B, Feig DL. Childhood hypertension is not a silent disease. Pediatr Nephrol 2006; 21:527-32. 18. Adelman RD, Coppo R, Dillon MJ. The Emergency Management of Severe Hypertension. Pediatr Nephrol 2000; 14:422-27.
  • 20. 19. Williams CL, Hayman LL, Daniels SR, Robinson TN, Steinberger J, Paridon S, dkk. Cardiovascular health in childhood: a statement for health professionals from the Committee on Atherosclerosis, Hypertension, and Obesity in the Young (AHOY) of the Council on Cardiovascular Disease in the Young, American Heart Association. Circulation 2002; 106:143-60. 20. Krebs NF, Jacobson MS. Prevention of pediatric overweight and obesity. Pediatrics 2003; 112:424-30. 21. Robinson RF, Nahata MC, Batisky DL, Mahan JD. Pharmacologic Treatment of Chronic Pediatric Hypertension. Pediatric Drug 2005; 7(1):27-40. 22. Yiu V, Orrbine E, Rosychuk RJ, Maclaine P, Goodyer P, Girardin C, dkk. The safety and use of short-acting nifedipine in hospitalized hypertensive children. Pediatr Nephrol 2004; 19:644-50.
  • 21. HIPERTENSI PADA ANAK Oleh : Haris G0007082/ M27-11 Mohandis haki . G0006119/ M12-11 Kuntoro G0006107/ M11-11 Rangga Pragasta SS 205.12.0020/ DU2-2012
  • 22. KEPANITERAAN KLINIK LAB / UPF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA 2012