Makalah ini membahas hipersensitivitas atau alergi, yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap bahan-bahan yang biasanya tidak berbahaya. Mekanisme utamanya melibatkan produksi berlebihan antibodi IgE yang mengaktifkan sel mast dan basofil untuk melepaskan mediator seperti histamin, menyebabkan gejala alergi. Alergi dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe utama berdasarkan mekanisme patofisiologis
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi alergi dan hipersensitivitas. Ia menjelaskan definisi umum reaksi alergi, contoh alergen penyebabnya, gejala umum, dan jenis-jenis hipersensitivitas yang terbagi atas 4 tipe yang diperantarai oleh antibodi atau sel.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Makalah ini membahas hipersensitivitas atau alergi, yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap bahan-bahan yang biasanya tidak berbahaya. Mekanisme utamanya melibatkan produksi berlebihan antibodi IgE yang mengaktifkan sel mast dan basofil untuk melepaskan mediator seperti histamin, menyebabkan gejala alergi. Alergi dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe utama berdasarkan mekanisme patofisiologis
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi alergi dan hipersensitivitas. Ia menjelaskan definisi umum reaksi alergi, contoh alergen penyebabnya, gejala umum, dan jenis-jenis hipersensitivitas yang terbagi atas 4 tipe yang diperantarai oleh antibodi atau sel.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Agonis adrenergik adalah obat yang bekerja langsung pada reseptor adrenergik untuk mengaktifkannya. Ada dua kelompok utama, yaitu katekolamin yang potensi kuat namun cepat inaktif, dan nonkatekolamin yang lebih lama paruhnya dan mampu masuk SSP. Epinefrin dan norepinefrin adalah katekolamin endogen yang bekerja langsung pada reseptor, sementara isoproterenol bekerja pada resept
Skin prick test merupakan salah satu tes kulit yang digunakan untuk mendiagnosis alergi dengan membuktikan adanya IgE spesifik pada sel mastosit kulit. Tes ini digunakan untuk mendeteksi alergen primer dan memberikan dasar untuk pemberian imunoterapi. Hasil tes kulit positif saja belum cukup untuk mendiagnosis alergi dan perlu didukung dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis.
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Syok anafilaksis adalah reaksi sistemik yang berbahaya yang disebabkan oleh reaksi alergi. Gejalanya dapat bervariasi dari ringan seperti gatal atau bengkak hingga berat seperti sesak nafas parah atau syok. Pengobatan tergantung pada keparahan gejala, mulai dari pemberian antihistamin untuk gejala ringan hingga adrenalin secara intravena dan kortikosteroid untuk gejala berat disertai penanganan suportif. Det
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis. Gangguan autoimun dapat menyerang satu organ tertentu atau beberapa organ secara sistemik. Artritis reumatoid adalah contoh penyakit autoimun sistemik yang menyebabkan peradangan sendi kronis.
Sistem imun terdiri dari sistem imun spesifik dan non-spesifik. Sistem imun non-spesifik meliputi pertahanan fisik, humoral, biokimia, dan seluler yang bertindak sebagai pertahanan awal tanpa memerlukan kontak langsung dengan antigen. Sistem imun spesifik melibatkan sel B dan T serta organ limfoid yang memberikan respon yang spesifik terhadap antigen tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika, termasuk definisi, penggolongan, mekanisme kerja, dan contoh antibiotika dari berbagai golongan seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, efek samping, dan peringatan penggunaan antibiotika.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
Hipersensitivitas atau alergi adalah reaksi imun yang berlebihan terhadap antigen (alergen) yang menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Terdapat empat tipe hipersensitivitas yang berbeda berdasarkan mekanisme dan waktu respon imunnya. Tipe I (anafilaksis) disebabkan oleh antibodi IgE dan terjadi dalam hitungan menit, tipe II disebabkan antibodi dan menyebabkan lisis sel dalam hitungan jam, tipe III disebabkan kompleks
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Agonis adrenergik adalah obat yang bekerja langsung pada reseptor adrenergik untuk mengaktifkannya. Ada dua kelompok utama, yaitu katekolamin yang potensi kuat namun cepat inaktif, dan nonkatekolamin yang lebih lama paruhnya dan mampu masuk SSP. Epinefrin dan norepinefrin adalah katekolamin endogen yang bekerja langsung pada reseptor, sementara isoproterenol bekerja pada resept
Skin prick test merupakan salah satu tes kulit yang digunakan untuk mendiagnosis alergi dengan membuktikan adanya IgE spesifik pada sel mastosit kulit. Tes ini digunakan untuk mendeteksi alergen primer dan memberikan dasar untuk pemberian imunoterapi. Hasil tes kulit positif saja belum cukup untuk mendiagnosis alergi dan perlu didukung dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis.
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Syok anafilaksis adalah reaksi sistemik yang berbahaya yang disebabkan oleh reaksi alergi. Gejalanya dapat bervariasi dari ringan seperti gatal atau bengkak hingga berat seperti sesak nafas parah atau syok. Pengobatan tergantung pada keparahan gejala, mulai dari pemberian antihistamin untuk gejala ringan hingga adrenalin secara intravena dan kortikosteroid untuk gejala berat disertai penanganan suportif. Det
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis. Gangguan autoimun dapat menyerang satu organ tertentu atau beberapa organ secara sistemik. Artritis reumatoid adalah contoh penyakit autoimun sistemik yang menyebabkan peradangan sendi kronis.
Sistem imun terdiri dari sistem imun spesifik dan non-spesifik. Sistem imun non-spesifik meliputi pertahanan fisik, humoral, biokimia, dan seluler yang bertindak sebagai pertahanan awal tanpa memerlukan kontak langsung dengan antigen. Sistem imun spesifik melibatkan sel B dan T serta organ limfoid yang memberikan respon yang spesifik terhadap antigen tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika, termasuk definisi, penggolongan, mekanisme kerja, dan contoh antibiotika dari berbagai golongan seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, efek samping, dan peringatan penggunaan antibiotika.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
Hipersensitivitas atau alergi adalah reaksi imun yang berlebihan terhadap antigen (alergen) yang menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Terdapat empat tipe hipersensitivitas yang berbeda berdasarkan mekanisme dan waktu respon imunnya. Tipe I (anafilaksis) disebabkan oleh antibodi IgE dan terjadi dalam hitungan menit, tipe II disebabkan antibodi dan menyebabkan lisis sel dalam hitungan jam, tipe III disebabkan kompleks
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Makalah ini membahas tentang alergi yang disebabkan oleh faktor anorganik seperti suhu, makanan, dan debu. Dijelaskan mekanisme terjadinya reaksi alergi melalui tahap sensitisasi dan elisitasi yang melibatkan antibodi IgE. Terdapat berbagai gejala alergi mulai dari ringan hingga berat seperti anafilaksis."
This document provides guidelines from the WHO on chronic hepatitis C infection from April 2016. It discusses the global burden of HCV, noting over 700,000 deaths per year. New direct-acting antiviral medications have transformed HCV treatment, enabling shorter, oral regimens with over 90% cure rates and fewer side effects. The guidelines recommend screening high-risk populations and using RNA testing to confirm chronic infection before treatment. They provide guidance on clinical assessment, noting the importance of staging liver fibrosis/cirrhosis and assessing severity. Successful treatment results in reduced liver inflammation and fibrosis regression, lowering risks of liver cancer and transplant.
El documento resume la prevalencia y generalidades de la hepatitis C. La prevalencia mundial es de entre 130-170 millones de personas infectadas crónicamente. En España, la prevalencia en la población general es de entre 1-2.6%. El virus presenta 6 genotipos y se transmite principalmente a través de exposición parenteral como transfusiones de sangre o inyecciones. El tratamiento incluye interferón y ribavirina u otros inhibidores de proteasas, con efectos adversos como anemia, depresión y trastornos tiroideos.
Rhinitis alergi adalah inflamasi membran mukosa hidung yang disebabkan oleh paparan terhadap materi alergenik. Rhinitis alergi dapat diklasifikasikan berdasarkan alergen penyebabnya dan cara masuknya alergen ke tubuh. Manifestasi klinisnya berupa rinorea, bersin, dan kongesti hidung. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan tes kulit. Tatalaksananya meliputi terapi non-
Praktikum ini bertujuan untuk menguji efek antiinflamasi dari infus rimpang temu putih dengan metode volume udem. Tikus diberi penginduksi radang dengan karagenin lalu diukur volume udem kakinya. Hasilnya menunjukkan infus rimpang temu putih 20% memberikan hambatan udem sebesar 143,7%, lebih besar dari kontrol positif na diklofenak.
Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas akibat induksi oleh
imunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap alergen tertentu yang berikatan
dengan sel mast atau sel basofil. Ketika antigen terikat, terjadi silang molekul IgE,
sel mast manusia dirangsang untuk berdegranulasi dan melepaskan histamin,
leukotrein, kinin, Plateletes Activating Factor (PAF), dan mediator lain dari
hipersensitivitas, dimana histamin merupakan penyebab utama berbagai macam
alergi.4,18 Reaksi hipersensitivitas terjadi akibat aktivitas berlebihan oleh antigen
atau gangguan mekanisme yang akan menimbulkan suatu keadaan
imunopatologik.19 Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan. Menurut
Gell dan Coombs, reaksi hipersensitivitas dibagi dalam 4 tipe, yaitu tipe I, II, III,
dan IV, dimana hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi hipersensitivitas
anafilaktik atau reaksi alergi.4, 18-20
10
2.1.2 Etiologi
Eiologi alergi multifaktorial. Diantaranya dapat berasal dari agen, host,
dan lingkungan. Host dapat berupa daya tahan tubuh dan usia dimana usia dini
semakin rentan terhadap alergi. Lingkungan dapat berupa suhu, musim. Agen
dapat berupa alergen. Reaksi alergi yang timbul akibat paparan alergen pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan dan sangat
beragam.4 Diantaranya adalah antibiotik, ekstrak alergen, serum kuda, zat
diagnostik, bisa (venom), produk darah, anestetikum lokal, makanan, enzim,
hormon, dan lain-lain. Antibiotik dapat berupa penisilin dan derivatnya, basitrasin,
neomisin, tetrasiklin, sterptomisin, sulfonamid. Ekstrak alergen dapat berupa
rumput-rumputan atau jamur, serum ATS, ADS, dan anti bisa ular. Produk darah
seperti gamaglobulin dan kriopresipitat dapat menyebabkan alergi. Makanan yang
dapat menjadi penyebab alergi diantaranya susu sapi, kerang, kacang-kacangan,
ikan, telur, dan udang.19
2.1.3 Epidemiologi Alergi
Prevalensi alergi di dunia meningkat secara dramatis di negara maju dan
negara berkembang. Peningkatan alergi terutama terjadi pada anak dari
meningkatnya tren yang telah terjadi selama dua dekade terakhir. Meskipun
begitu, pelayanan untuk pasien dengan penyakit alergi jauh dari ideal.
1 Prevalensi
alergi telah meningkat, maka alergi harus dianggap sebagai masalah kesehatan
utama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diperkirakan 300 juta
11
orang memiliki asma, sekitar 50% diantaranya tinggal di negara-negara
berkembang dengan akses terbatas terhadap obat esensial. Oleh karena itu, asma
sering tidak terkontrol di daerah-daerah. Empat ratus juta orang di seluruh dunia
memiliki rhinitis,
1,2,3 serta 5-15% populasi anak di seluruh dunia menderita
alergi.
4
Dua studi internasional besar mengenai alergi, International Study of
Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan European Community
Respiratory Health Survey (ECRHS), telah mempelajari prevalensi asma dan Reaksi abnormal dari dalam tubuh
manusia, dimana tubuh itu menjadi
sensitif terhadap
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi yang merupakan ilmu mengenai racun, termasuk mendeteksi, mengisolasi, dan menganalisis racun serta cara kerjanya dalam tubuh. Juga membahas tentang jenis racun yang berasal dari rumah tangga, pertanian, industri, dan alam serta tanda-tanda dan penanganan keracunan.
Bab 11 membahas mengenai berbagai jenis keracunan dan tindakan pertolongan darurat yang sesuai. Keracunan dapat terjadi melalui penelanan, kontak kulit, pernapasan, gigitan atau sengatan. Gejala umum meliputi muntah darah, lemah, dan botol kosong di tempat kejadian. Langkah awal adalah mencegah mangsa muntah, memastikan saluran napas terbuka, dan memanggil ambulans. Berbagai jenis racun
(1) Benda asing di saluran pernafasan umumnya terjadi pada anak di bawah 4 tahun karena penelanan yang belum sempurna dan refleks menelan yang lemah. (2) Benda asing paling sering ditemukan adalah sisa makanan dan mainan. (3) Tatalaksana utama adalah mengeluarkan benda asing sesegera mungkin dengan cara aman untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
1. Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh menjadi hipersensitif terhadap bahan non-imunogenik.
2. Reaksi tipe I disebut reaksi cepat yang timbul kurang dari 1 jam setelah terpapar alergen, yang melibatkan antibodi IgE dan sel mast.
3. Reaksi tipe I dapat sistemik atau lokal, dengan pemberian secara sistem menimbulkan anafilaksis yang menyebabkan ge
Rhinitis alergi adalah kelainan hidung yang ditandai oleh gejala seperti bersin-bersin, rinore, dan hidung tersumbat setelah paparan alergen. Patofisiologinya melibatkan reaksi IgE dan pelepasan mediator seperti histamin yang menyebabkan inflamasi. Diagnosis didasarkan pada riwayat paparan alergen dan gejala klinis, serta dapat didukung dengan tes alergi. Pengobatannya meliputi menghindari alergen, antihist
1. Dian Kharismawati (1411E2021)
Joan Nur Muliaty (1411E2032)
M. Zakariya (1411E2018)
NiyaIsmala (1411E2050)
Nur Arifiyanti (1411E2033)
Tiram Br Sembiring (1411E2006)
WalitaChresti Widyahari (1411E2040)
Elirazanni Sinulingga (1411E2030)
AriffaMardiyanthi (1411E2056)
IkaWulandari (1411E2044)
2. Pengertian :
Suatu respon imun spesifik yang terjadi
karena tubuh bereaksi secara berlebihan
dan tidak sesuai terhadap lingkungan atau
bahan yang dianggap asing. Bahan-bahan
yang menyebabkan hipersensitivitas
disebut alergen.
3. A. Faktor Internal
1. Genetic
2. Mukosa dinding saluran cerna belum matang.
B. Faktor Eksternal
1. Faktor Fisik ( dingin, panas, hujan ).
2. Faktor Psikis ( sedih, stress)
3. Makanan
4. 1. Tipe 1 (Anafilatik)
2. Tipe 2 (Stimulatory,Sitotoksik)
3. Tipe 3 (Kompleks Imun antigen-
antibodi )
4. Tipe 4 (T cell mediated
Hipersensitivity )
5. Adalah reaksi alergi yang timbul
secara cepat( < 1 jam) setelah kontak
dengan alergen yang sama kedua
kalinya. Antibodi yang berperan
adalah IgE.
6.
7. 1. Fase sensitasi
Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
pembentukan IgE sampai diikatnya oleh reseptor
spesifik (Fce-R) pada permukaan sel mast dan
basofil.
2. Fase aktivasi
Yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan
ulang dengan antigen yang spesifik dan sel mast
melepas isinya yang berisikan granula yang
menimbulkan reaksi.
3. Fase efektor
Yaitu waktu terjadi respons yang kompleks
(anafilaksis) sebagai efek mediator-mediator yang
dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik
8. 1. Respon awal, ditandai dengan vasodilatasi,
kebocoran vascular& spesme otot polos, yang
biasanya muncul dalam waktu 5- 30 menit
stelah terpajan oleh alergen dan menghilang
setelah 60 menit.
2. Reaksi fase lambat yaitu muncul 2- 8 jam dan
berlangsung selama beberapa hari. Reaksi
ditandai dengan infiltrasi eosinofil serta sel
radang akut dan kronis lainnya yang lebih
hebat pada jaringan dan penghancuran
jaringan dalam bentuk kerusakan sel epitel
mukosa.
11. 1. Ringan : Rasa gatal dan urtikaria ( Bintik
merah dan bengkak).
2. Sedang : Seperti gejala ringan, diikuti
kesulitan bernafas berat karena
bronkokonstriksi paru.
3. Berat : Terjadi vasodilatasi sistemik (syok
anafilaktik),kegagalan sirkulasi & dapat
menyebabkan kematian dalam beberapa
menit.
12. 1. Inspeksi: terdapat gejala adanya urtikaria,
angioderma, pruritus dan pembengkakan pada
bibir.
2. Palpasi : ada nyeri tekan pada kemerahan.
3. Perkusi: mengetahui apakah diperut terdapat
udara atau cairan.
4. Auskultasi : mendengarkan suara napas, bunyi
jantung, bunyi usus
13. 1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit). untuk memeriksa
alergi terhadap alergen hirup dan makanan.
2. Patch Tes (Tes Tempel).untuk mengetahui alergi kontak
terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis atau
eksim.
3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test). untuk mengetahui
alergi terhadap alergen hirup dan makanan.
4. Skin Test (Tes kulit). untuk mengetahui alergi terhadap
obat yang disuntikkan.
5. Tes Provokasi. untuk mengetahui alergi terhadap obat
yang diminum, dapat juga untuk alergen hirup.
14. 1. Menghindari alergen
2. Terapi Obat
a. Adrenergik
b. Antihistamin
c. Kromolin Sodium
d. Kortikosteroid.
15. • Alergi atau hipersensitivitas adalah Suatu
respon imun spesifik yang tidak normal
karena tubuh bereaksi secara berlebihan
atau tidak sesuai terhadap lingkungan atau
bahan yang dianggap asing.
• Reaksi alergi yang timbul secara cepat( < 1
jam) setelah kontak dengan alergen yang
sama kedua kalinya.
16. • Terdapat 3 fase : fase sensitisasi,aktivasi,
efektor
• Reaksi yang terjadi terbagi menjadi 2 : fase
awal(5 – 30 menit) dan fase lambat (2 – 8
jam)
• Mediator pada reaksi tipe 1 terbagi menjadi 2:
- mediator primer (histamin,kemotaksis
faktor,protease,adenosin)
- mediator sekunder (PAF,asam
arakhidonat,leukotrin,prostaglandin)