SlideShare a Scribd company logo
Dian Kharismawati (1411E2021)
Joan Nur Muliaty (1411E2032)
M. Zakariya (1411E2018)
NiyaIsmala (1411E2050)
Nur Arifiyanti (1411E2033)
Tiram Br Sembiring (1411E2006)
WalitaChresti Widyahari (1411E2040)
Elirazanni Sinulingga (1411E2030)
AriffaMardiyanthi (1411E2056)
IkaWulandari (1411E2044)
Pengertian :
Suatu respon imun spesifik yang terjadi
karena tubuh bereaksi secara berlebihan
dan tidak sesuai terhadap lingkungan atau
bahan yang dianggap asing. Bahan-bahan
yang menyebabkan hipersensitivitas
disebut alergen.
A. Faktor Internal
1. Genetic
2. Mukosa dinding saluran cerna belum matang.
B. Faktor Eksternal
1. Faktor Fisik ( dingin, panas, hujan ).
2. Faktor Psikis ( sedih, stress)
3. Makanan
1. Tipe 1 (Anafilatik)
2. Tipe 2 (Stimulatory,Sitotoksik)
3. Tipe 3 (Kompleks Imun antigen-
antibodi )
4. Tipe 4 (T cell mediated
Hipersensitivity )
Adalah reaksi alergi yang timbul
secara cepat( < 1 jam) setelah kontak
dengan alergen yang sama kedua
kalinya. Antibodi yang berperan
adalah IgE.
1. Fase sensitasi
Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
pembentukan IgE sampai diikatnya oleh reseptor
spesifik (Fce-R) pada permukaan sel mast dan
basofil.
2. Fase aktivasi
Yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan
ulang dengan antigen yang spesifik dan sel mast
melepas isinya yang berisikan granula yang
menimbulkan reaksi.
3. Fase efektor
Yaitu waktu terjadi respons yang kompleks
(anafilaksis) sebagai efek mediator-mediator yang
dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik
1. Respon awal, ditandai dengan vasodilatasi,
kebocoran vascular& spesme otot polos, yang
biasanya muncul dalam waktu 5- 30 menit
stelah terpajan oleh alergen dan menghilang
setelah 60 menit.
2. Reaksi fase lambat yaitu muncul 2- 8 jam dan
berlangsung selama beberapa hari. Reaksi
ditandai dengan infiltrasi eosinofil serta sel
radang akut dan kronis lainnya yang lebih
hebat pada jaringan dan penghancuran
jaringan dalam bentuk kerusakan sel epitel
mukosa.
1. Histamin
2. Kemotaksis Faktor
3. Protease
4. Adenosin
1. PAF ( Platelet activating factor )
2. Asam Arahidronat
3. Leukotrien
4. Prostaglandine
1. Ringan : Rasa gatal dan urtikaria ( Bintik
merah dan bengkak).
2. Sedang : Seperti gejala ringan, diikuti
kesulitan bernafas berat karena
bronkokonstriksi paru.
3. Berat : Terjadi vasodilatasi sistemik (syok
anafilaktik),kegagalan sirkulasi & dapat
menyebabkan kematian dalam beberapa
menit.
1. Inspeksi: terdapat gejala adanya urtikaria,
angioderma, pruritus dan pembengkakan pada
bibir.
2. Palpasi : ada nyeri tekan  pada kemerahan.
3. Perkusi: mengetahui apakah diperut terdapat
udara atau cairan.
4. Auskultasi : mendengarkan suara napas, bunyi
jantung, bunyi usus
1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit). untuk memeriksa
alergi terhadap alergen hirup dan makanan.
2. Patch Tes (Tes Tempel).untuk mengetahui alergi kontak
terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis atau
eksim.
3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test). untuk mengetahui
alergi terhadap alergen hirup dan makanan.
4. Skin Test (Tes kulit). untuk mengetahui alergi terhadap
obat yang disuntikkan.
5. Tes Provokasi. untuk mengetahui alergi terhadap obat
yang diminum, dapat juga untuk alergen hirup.
1. Menghindari alergen
2. Terapi Obat
a. Adrenergik
b. Antihistamin
c. Kromolin Sodium
d. Kortikosteroid.
• Alergi atau hipersensitivitas adalah Suatu
respon imun spesifik yang tidak normal
karena tubuh bereaksi secara berlebihan
atau tidak sesuai terhadap lingkungan atau
bahan yang dianggap asing.
• Reaksi alergi yang timbul secara cepat( < 1
jam) setelah kontak dengan alergen yang
sama kedua kalinya.
• Terdapat 3 fase : fase sensitisasi,aktivasi,
efektor
• Reaksi yang terjadi terbagi menjadi 2 : fase
awal(5 – 30 menit) dan fase lambat (2 – 8
jam)
• Mediator pada reaksi tipe 1 terbagi menjadi 2:
- mediator primer (histamin,kemotaksis
faktor,protease,adenosin)
- mediator sekunder (PAF,asam
arakhidonat,leukotrin,prostaglandin)
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
N. Hikmah Alinda
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
Kampus-Sakinah
 
Tes alergi
Tes alergiTes alergi
Tes alergi
Putu Wijaya Kandhi
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
Abulkhair Abdullah
 
Syok anafilaksis
Syok anafilaksisSyok anafilaksis
Syok anafilaksis
Suryahusadha
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
Lestari Moerdijat
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
Kuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergiKuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergi
Ariyanto Harsono
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
ArwinAr
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
Surya Amal
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
AhmadPurnawarmanFais
 
Patofisiologi Demam
Patofisiologi Demam Patofisiologi Demam
Patofisiologi Demam
Ami Febriza
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Syscha Lumempouw
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Arini Utami
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
fikri asyura
 
Hipersensitivitas (alergi)
Hipersensitivitas (alergi)Hipersensitivitas (alergi)
Hipersensitivitas (alergi)
Alfian Silvia Krisnasari
 
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxmekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
aditya romadhon
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
Rindang Abas
 

What's hot (20)

makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Tes alergi
Tes alergiTes alergi
Tes alergi
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Syok anafilaksis
Syok anafilaksisSyok anafilaksis
Syok anafilaksis
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Kuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergiKuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergi
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
 
Patofisiologi Demam
Patofisiologi Demam Patofisiologi Demam
Patofisiologi Demam
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
 
Hipersensitivitas (alergi)
Hipersensitivitas (alergi)Hipersensitivitas (alergi)
Hipersensitivitas (alergi)
 
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxmekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 

Viewers also liked

Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
imam abidin
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
lilin rosyanti
 
QBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 HipersensitivitasQBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 Hipersensitivitas
Catatan Medis
 
Alergi
AlergiAlergi
Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016
Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016
Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016
Syed Mogni
 
Hepatitis c
Hepatitis cHepatitis c

Viewers also liked (7)

Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
PJBL SLE
PJBL SLEPJBL SLE
PJBL SLE
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
QBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 HipersensitivitasQBD 3 Hipersensitivitas
QBD 3 Hipersensitivitas
 
Alergi
AlergiAlergi
Alergi
 
Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016
Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016
Chronic Hepatitis C WHO Guideline 2016
 
Hepatitis c
Hepatitis cHepatitis c
Hepatitis c
 

Similar to hipersensitivitas tipe 1

Rhinitis_Alergi_ppt.ppt
Rhinitis_Alergi_ppt.pptRhinitis_Alergi_ppt.ppt
Rhinitis_Alergi_ppt.ppt
HartinaLaNdia
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Siska Hermawati
 
Kelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptx
Kelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptxKelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptx
Kelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptx
SelvitriRahayu
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
FatimaZalamatulInzan
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
Said878643
 
Toksikologi b
Toksikologi bToksikologi b
Toksikologi b
zumira zamiati
 
ppt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnya
ppt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnyappt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnya
ppt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnya
ssuserf1ec1e1
 
PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"
PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"
PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"
Rindang Abas
 
Bab 10 keracunan
Bab 10 keracunanBab 10 keracunan
Bab 10 keracunan
Iqa Syafiqah
 
8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx
AhmadAnshori12
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
Abulkhair Abdullah
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
UrtikariaKindal
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergi
CoassTHT
 

Similar to hipersensitivitas tipe 1 (20)

Rhinitis_Alergi_ppt.ppt
Rhinitis_Alergi_ppt.pptRhinitis_Alergi_ppt.ppt
Rhinitis_Alergi_ppt.ppt
 
Praktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasiPraktikum farmakologi antiinflamasi
Praktikum farmakologi antiinflamasi
 
Kelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptx
Kelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptxKelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptx
Kelompok 2 Reaksi Alergi _ Farmakoterapi 2 (2).pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Askep pada pasien ringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ringitis AKPER PEMKAB MUNA Askep pada pasien ringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ringitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada paisen ringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada paisen ringitis AKPER PEMKAB MUNA Askep pada paisen ringitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada paisen ringitis AKPER PEMKAB MUNA
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
 
Askep pada paisen ringitis
Askep pada paisen ringitisAskep pada paisen ringitis
Askep pada paisen ringitis
 
Askep pada pasien ringitis
Askep pada pasien ringitisAskep pada pasien ringitis
Askep pada pasien ringitis
 
Askep pada paisen ringitis
Askep pada paisen ringitisAskep pada paisen ringitis
Askep pada paisen ringitis
 
Askep pada pasien ringitis
Askep pada pasien ringitisAskep pada pasien ringitis
Askep pada pasien ringitis
 
Toksikologi b
Toksikologi bToksikologi b
Toksikologi b
 
ppt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnya
ppt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnyappt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnya
ppt rhinitis alergi pada pasien dan kasusnya
 
PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"
PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"
PBL MODUL IMUNOLOGI "BERCAK MERAH"
 
Bab 10 keracunan
Bab 10 keracunanBab 10 keracunan
Bab 10 keracunan
 
Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA
Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA
Saad alergi makanan AKPER PEMKAB MUNA
 
8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx8. Benda Asing.pptx
8. Benda Asing.pptx
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
Urtikaria
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergi
 

hipersensitivitas tipe 1

  • 1. Dian Kharismawati (1411E2021) Joan Nur Muliaty (1411E2032) M. Zakariya (1411E2018) NiyaIsmala (1411E2050) Nur Arifiyanti (1411E2033) Tiram Br Sembiring (1411E2006) WalitaChresti Widyahari (1411E2040) Elirazanni Sinulingga (1411E2030) AriffaMardiyanthi (1411E2056) IkaWulandari (1411E2044)
  • 2. Pengertian : Suatu respon imun spesifik yang terjadi karena tubuh bereaksi secara berlebihan dan tidak sesuai terhadap lingkungan atau bahan yang dianggap asing. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas disebut alergen.
  • 3. A. Faktor Internal 1. Genetic 2. Mukosa dinding saluran cerna belum matang. B. Faktor Eksternal 1. Faktor Fisik ( dingin, panas, hujan ). 2. Faktor Psikis ( sedih, stress) 3. Makanan
  • 4. 1. Tipe 1 (Anafilatik) 2. Tipe 2 (Stimulatory,Sitotoksik) 3. Tipe 3 (Kompleks Imun antigen- antibodi ) 4. Tipe 4 (T cell mediated Hipersensitivity )
  • 5. Adalah reaksi alergi yang timbul secara cepat( < 1 jam) setelah kontak dengan alergen yang sama kedua kalinya. Antibodi yang berperan adalah IgE.
  • 6.
  • 7. 1. Fase sensitasi Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya oleh reseptor spesifik (Fce-R) pada permukaan sel mast dan basofil. 2. Fase aktivasi Yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik dan sel mast melepas isinya yang berisikan granula yang menimbulkan reaksi. 3. Fase efektor Yaitu waktu terjadi respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator-mediator yang dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik
  • 8. 1. Respon awal, ditandai dengan vasodilatasi, kebocoran vascular& spesme otot polos, yang biasanya muncul dalam waktu 5- 30 menit stelah terpajan oleh alergen dan menghilang setelah 60 menit. 2. Reaksi fase lambat yaitu muncul 2- 8 jam dan berlangsung selama beberapa hari. Reaksi ditandai dengan infiltrasi eosinofil serta sel radang akut dan kronis lainnya yang lebih hebat pada jaringan dan penghancuran jaringan dalam bentuk kerusakan sel epitel mukosa.
  • 9. 1. Histamin 2. Kemotaksis Faktor 3. Protease 4. Adenosin
  • 10. 1. PAF ( Platelet activating factor ) 2. Asam Arahidronat 3. Leukotrien 4. Prostaglandine
  • 11. 1. Ringan : Rasa gatal dan urtikaria ( Bintik merah dan bengkak). 2. Sedang : Seperti gejala ringan, diikuti kesulitan bernafas berat karena bronkokonstriksi paru. 3. Berat : Terjadi vasodilatasi sistemik (syok anafilaktik),kegagalan sirkulasi & dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit.
  • 12. 1. Inspeksi: terdapat gejala adanya urtikaria, angioderma, pruritus dan pembengkakan pada bibir. 2. Palpasi : ada nyeri tekan  pada kemerahan. 3. Perkusi: mengetahui apakah diperut terdapat udara atau cairan. 4. Auskultasi : mendengarkan suara napas, bunyi jantung, bunyi usus
  • 13. 1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit). untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan. 2. Patch Tes (Tes Tempel).untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis atau eksim. 3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test). untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. 4. Skin Test (Tes kulit). untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan. 5. Tes Provokasi. untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, dapat juga untuk alergen hirup.
  • 14. 1. Menghindari alergen 2. Terapi Obat a. Adrenergik b. Antihistamin c. Kromolin Sodium d. Kortikosteroid.
  • 15. • Alergi atau hipersensitivitas adalah Suatu respon imun spesifik yang tidak normal karena tubuh bereaksi secara berlebihan atau tidak sesuai terhadap lingkungan atau bahan yang dianggap asing. • Reaksi alergi yang timbul secara cepat( < 1 jam) setelah kontak dengan alergen yang sama kedua kalinya.
  • 16. • Terdapat 3 fase : fase sensitisasi,aktivasi, efektor • Reaksi yang terjadi terbagi menjadi 2 : fase awal(5 – 30 menit) dan fase lambat (2 – 8 jam) • Mediator pada reaksi tipe 1 terbagi menjadi 2: - mediator primer (histamin,kemotaksis faktor,protease,adenosin) - mediator sekunder (PAF,asam arakhidonat,leukotrin,prostaglandin)