Seminar 12 November 2016
Marian Center
Albertus Purnomo, OFM
SESUDAH KEMATIAN
DALAM
SEBUAH MISTERI ILAHI
 misteri/mis·te·ri/ /mistéri/ n
 1 sesuatu yang masih belum jelas (masih
menjadi teka-teki; masih belum terbuka
rahasianya)
 2 kenyataan yang begitu luhur sehingga
secara mendasar melampaui daya tangkap
manusia; apa pun yang semakin dapat
dimengerti atau dihayati, tetapi tidak pernah
ditangkap seluruhnya sehingga tetap
merupakan rahasia menyangkut kehadiran
atau kegiatan Ilahi
 Cole Sear: I see dead people.
 Malcolm Crowe: In your dreams?
 [Cole shakes his head no]
 Malcolm Crowe: While you're awake?
 [Cole nods]
 Malcolm Crowe: Dead people like, in graves? In
coffins?
 Cole Sear: Walking around like regular people.
They don't see each other. They only see what
they want to see. They don't know they're dead.
 Malcolm Crowe: How often do you see them?
 Cole Sear: All the time. They're everywhere.
 (1Sa 28:13-15 ITB)
 13 Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah
takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu
menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi
muncul dari dalam bumi."
 14 Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan
itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada
seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka
tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah
ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud
menyembah.

 15 Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada
Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku
dengan memanggil aku muncul?" Kata
Saul: "Aku sangat dalam keadaan terjepit:
orang Filistin berperang melawan aku, dan
Allah telah undur dari padaku. Ia tidak
menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan
nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku
memanggil engkau, supaya engkau
memberitahukan kepadaku, apa yang harus
kuperbuat."

Sheol (Alam Maut)
Kebangkitan (Abad II SM)
Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah
dibangkitkan, pada hari yang ketiga,
sesuai dengan Kitab Suci;bahwa Ia telah
menampakkan diri kepada Kefas dan
kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
(1Kor 15:4-5)
 Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula
tubuh rohaniah. (1Kor 15:44)
 Sama seperti kita telah memakai rupa dari
yang alamiah, demikian pula kita akan
memakai rupa dari yang sorgawi. (1Kor
15:49 ).
 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu
suatu rahasia: kita tidak akan mati
semuanya, tetapi kita semuanya akan
diubah,dalam sekejap mata, pada waktu
bunyi nafiri yang terakhir. (1Kor 15:51-52)
Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1024
Suatu kondisi kehidupan yang serba
sempurna.
Persekutuan kehidupan abadi yang
bahagia, sempurna dan penuh cinta
bersama Allah Tritunggal Mahakudus,
bersama Perawan Maria, para malaikat
dan orang kudus.
 Tradisi Gereja, neraka merupakan tempat
atau keadaan di mana setan-setan dan para
pendosa yang tidak bertobat menderita untuk
selama-lamanya (DS 1002).
 Neraka adalah keadaan pengucilan diri
secara definitif dari persekutuan dengan
Allah dan dengan para kudus (KGK 1033).
 Penderitaan neraka yang paling buruk adalah
perpisahan abadi dengan Allah (KGK 1035).
Api Penyucian
“Tempat” atau “keadaan” di mana terjadi
proses pemurnian atau pembersihan atau
penyucian jiwa-jiwa agar mencapai suatu
pemurnian yang layak untuk masuk surga.
“Siapa yang mati dalam rahmat Allah dan
dalam persahabat dengan Allah, namun
belum disucikan sepenuhnya,memang
sudah pasti akan keselamatan abadinya,
namun
Ia masih harus menjalankan satu
penyucian untuk memperoleh kehidupan
yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam
kegembiraan surga”
Setiap dosa, malahan dosa ringan,
mengakibatikan satu hubungan
berbahaya dengan makhluk, hal
mana membutuhkan penyucian di
dunia ini atau sesudah kematian di
dalam apa yang dinamakan
purgatorium.
Dogma Api Penyucian lahir dari sebuah
proses selama beradab-abad
1) Allah akan menghukum manusia demi
kebaikan manusia (Perjanjian Lama) dan
sarana penghukuman adalah api.
2) Allah Maharahim dan Mahaadil  ia
selalu siap mengampuni dosa orang, dan
tidak terikat oleh waktu.
3) Allah menghendaki keselamatan dan
bukan kebinasaan orang yang percaya
kepada-Nya
4) Kepercayaan bahwa manusia masih
bisa menebus dosanya, bahkan setelah
kematian (2 Makabe 12:43-46)
5) Kebiasaan mendoakan arwah,
memperlihatkan setelah kematian masih
ada ‘kehidupan’ lain.
Kitab suci, tradisi mendoakan orang
meninggal, refleksi para teolog, melahirkan
dogma Api Penyucian.
 Sementara Gereja Katolik, seperti diperintahkan
oleh Roh Kudus, Konsili telah memperoleh ajarah
dari Kitab Suci dan tradisi kuno dari Bapa Gereja
dan terakhir dari Sinode Ekumenis ini, bahwa ada
Api Penyucian, bahwa jiwa-jiwa yang berada di
dalamnya dapat ditolong oleh para orang beriman
terutama dengan penerimaan kurban di altar,
Sinode Suci ini memerintahkan para Uskup agar
berusaha meneruskan doktrin yang sehat dari para
Bapa Konsili tentang Api Penyucian dan
menjaganya agar diketahui dan diimani oleh kaum
beriman.
PERAYAAN EKARISTI
DOA-DOA
DERMA
(PUASA)

Hidup setelah kematian

  • 1.
    Seminar 12 November2016 Marian Center Albertus Purnomo, OFM
  • 4.
  • 5.
     misteri/mis·te·ri/ /mistéri/n  1 sesuatu yang masih belum jelas (masih menjadi teka-teki; masih belum terbuka rahasianya)  2 kenyataan yang begitu luhur sehingga secara mendasar melampaui daya tangkap manusia; apa pun yang semakin dapat dimengerti atau dihayati, tetapi tidak pernah ditangkap seluruhnya sehingga tetap merupakan rahasia menyangkut kehadiran atau kegiatan Ilahi
  • 8.
     Cole Sear:I see dead people.  Malcolm Crowe: In your dreams?  [Cole shakes his head no]  Malcolm Crowe: While you're awake?  [Cole nods]  Malcolm Crowe: Dead people like, in graves? In coffins?  Cole Sear: Walking around like regular people. They don't see each other. They only see what they want to see. They don't know they're dead.  Malcolm Crowe: How often do you see them?  Cole Sear: All the time. They're everywhere.
  • 9.
     (1Sa 28:13-15ITB)  13 Maka berbicaralah raja kepadanya: "Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?" Perempuan itu menjawab Saul: "Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi."  14 Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. 
  • 10.
     15 Sesudahitu berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?" Kata Saul: "Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat." 
  • 11.
    Sheol (Alam Maut) Kebangkitan(Abad II SM) Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (1Kor 15:4-5)
  • 12.
     Jika adatubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. (1Kor 15:44)  Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. (1Kor 15:49 ).  Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. (1Kor 15:51-52)
  • 15.
    Katekismus Gereja Katolik(KGK) 1024 Suatu kondisi kehidupan yang serba sempurna. Persekutuan kehidupan abadi yang bahagia, sempurna dan penuh cinta bersama Allah Tritunggal Mahakudus, bersama Perawan Maria, para malaikat dan orang kudus.
  • 16.
     Tradisi Gereja,neraka merupakan tempat atau keadaan di mana setan-setan dan para pendosa yang tidak bertobat menderita untuk selama-lamanya (DS 1002).  Neraka adalah keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus (KGK 1033).  Penderitaan neraka yang paling buruk adalah perpisahan abadi dengan Allah (KGK 1035).
  • 18.
    Api Penyucian “Tempat” atau“keadaan” di mana terjadi proses pemurnian atau pembersihan atau penyucian jiwa-jiwa agar mencapai suatu pemurnian yang layak untuk masuk surga.
  • 19.
    “Siapa yang matidalam rahmat Allah dan dalam persahabat dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya,memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, namun Ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kehidupan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam kegembiraan surga”
  • 20.
    Setiap dosa, malahandosa ringan, mengakibatikan satu hubungan berbahaya dengan makhluk, hal mana membutuhkan penyucian di dunia ini atau sesudah kematian di dalam apa yang dinamakan purgatorium.
  • 22.
    Dogma Api Penyucianlahir dari sebuah proses selama beradab-abad 1) Allah akan menghukum manusia demi kebaikan manusia (Perjanjian Lama) dan sarana penghukuman adalah api. 2) Allah Maharahim dan Mahaadil  ia selalu siap mengampuni dosa orang, dan tidak terikat oleh waktu.
  • 23.
    3) Allah menghendakikeselamatan dan bukan kebinasaan orang yang percaya kepada-Nya 4) Kepercayaan bahwa manusia masih bisa menebus dosanya, bahkan setelah kematian (2 Makabe 12:43-46) 5) Kebiasaan mendoakan arwah, memperlihatkan setelah kematian masih ada ‘kehidupan’ lain.
  • 24.
    Kitab suci, tradisimendoakan orang meninggal, refleksi para teolog, melahirkan dogma Api Penyucian.
  • 25.
     Sementara GerejaKatolik, seperti diperintahkan oleh Roh Kudus, Konsili telah memperoleh ajarah dari Kitab Suci dan tradisi kuno dari Bapa Gereja dan terakhir dari Sinode Ekumenis ini, bahwa ada Api Penyucian, bahwa jiwa-jiwa yang berada di dalamnya dapat ditolong oleh para orang beriman terutama dengan penerimaan kurban di altar, Sinode Suci ini memerintahkan para Uskup agar berusaha meneruskan doktrin yang sehat dari para Bapa Konsili tentang Api Penyucian dan menjaganya agar diketahui dan diimani oleh kaum beriman.
  • 26.