Hanya dengan tinggal di dalam Kristus, meneladani Dia dan meninggikan Dia; daya tahan tubuh Kristus (gereja) dapat diperkuat dalam menghadapi serangan virus egoisme, popularisme, dan kesombongan.
Hanya dengan tinggal di dalam Kristus, meneladani Dia dan meninggikan Dia; daya tahan tubuh Kristus (gereja) dapat diperkuat dalam menghadapi serangan virus egoisme, popularisme, dan kesombongan.
Buku ini merupakan buku panduan pelayanan pribadi yang praktis, ramah, dan mudah digunakan oleh siapa saja. Memaparkan hal-hal yang perlu diketahui tentang pemuridan tanpa membuat pembaca menjadi gentar untuk melakukannya. Pemuridan tidak dipandang dan dirasakan hanya cocok untuk orang-orang tertentu yang punya karunia khusus, melainkan untuk dilakukan oleh semua orang.
Pemuridan diuraikan manjadi langkah-langkah yang sederhana dan dapat diterapkan, serta secara kuat dilandasi prinsip-prinsip alkitabiah tentang menjangkau dunia sekitar bagi Kristus.
Buku ini merupakan buku panduan pelayanan pribadi yang praktis, ramah, dan mudah digunakan oleh siapa saja. Memaparkan hal-hal yang perlu diketahui tentang pemuridan tanpa membuat pembaca menjadi gentar untuk melakukannya. Pemuridan tidak dipandang dan dirasakan hanya cocok untuk orang-orang tertentu yang punya karunia khusus, melainkan untuk dilakukan oleh semua orang.
Pemuridan diuraikan manjadi langkah-langkah yang sederhana dan dapat diterapkan, serta secara kuat dilandasi prinsip-prinsip alkitabiah tentang menjangkau dunia sekitar bagi Kristus.
2. Efesus 4:1-7,11-13
• Surat yang ditulis Paulus Ketika dalam penjara (seorang tahanan
karena Tuhan) (tradisional)
• Surat yang ditulis oleh seorang murid Paulus (pandangan modern) –
deutero-Paulinum
• Surat ini menyatakan bahwa misteri Kristiani (Injil) tentang
keselamatan, yang pertama kali diwahyukan kepada para Rasul,
adalah sumber kebijaksanaan yang sejati (mungkin sebuah penolakan
tidak langsung terhadap klaim Gnostik tentang pengetahuan esoterik
tentang hal-hal gaib) dan bahwa keselamatan melalui Kristus
diberikan baik kepada orang Yahudi maupun bukan Yahudi.
3. Pesan dari perikop Efesus: Nasehat-Nasehat
Paulus
• Ajakan untuk hidup berpadanan dengan panggilan sebagai murid
Kristus
• Ajakan untuk hidup dalam kesatuan sebagai Gereja Kristus
• Ajakan untuk menerima anugerah yang diberikan Allah kepada kita
masing-masing
4. 1. Ajakan untuk hidup berpadanan dengan
panggilan sebagai murid Kristus
• Komitmen. Jika kita sebagai pengikut Kristus, maka harus tingkah laku harus
memperlihatkan diri sebagai pengikut Kristus.
• Paulus menunjukkan beberapa sikap yang perlu dikembangkan: rendah hati,
lemah lembut, sabar, dan saling membantu.
• Kerendahan hati – pondasi dari semua kebajikan Kristiani. Kristus sendiri
mengajarkan kerendahan hati sejak lahir. Dalam ajaran Fransiskan, ada tiga
momen Kristus merendahkan diri: Ketika lahir (inkarnasi – menjadi manusia),
Ketika wafat (merendahkan diri dengan dibunuh seperti criminal/disalib), dalam
perayaan Ekaristi (hadir dalam rupa roti dan anggur).
• Hanya dengan memiliki kerendahan hati, maka ajakan Paulus untuk saling
membantu akan terwujud. Sebab orang yang rendah hati adalah orang yang
mampu mengalahkan egonya masing-masing, kemauannya sendiri, sikap yang
tidak mau kalah.
5. 2. Ajakan untuk hidup dalam kesatuan
sebagai Gereja Kristus
• Kesatuan Gereja adalah salah satu tema pokok dalam seluruh surat
Paulus kepada jemaat di Efesus
• Kata “satu” muncul dalam perikop ini. Kesatuan Roh dalam damai
sejahtera, satu tubuh, satu roh, satu pengharapan, satu Tuhan (satu
junjungan - Yesus), satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari
semua.
• Mengapa Paulus berbicara tentang kesatuan para pengikut Kristus?
Jawabannya karena pengikut Kristus, semakin besar semakin banyak
“kepala”, semakin rentan untuk pecah.
6. 2. Ajakan untuk hidup dalam kesatuan
sebagai Gereja Kristus
• Tidak perlu berbicara tentang banyak gereja di dunia. Gereja Katolik
Roma, gereja Ortodok (Yunani, Koptik Mesir, Armenia, Rusia) dan
Ribuan gereja dari denominasi Kristen Refomasi atau Protestan. Akan
sulit disatukan.
• Bicara dalam lingkup local saja. Entah itu dalam paroki maupun dalam
komunitas basis (lingkungan atau wilayah), rentan juga dengan
adanya perpecahan. Setiap orang memiliki ide, gagasan atau
kepentingannya sendiri. Ada yang mau ini, itu, dsb.
• Mengingat bahwa kita memiliki satu Tuhan Yesus dan Allah Bapa, satu
panggilan sebagai umat Kristiani, membantu untuk memperkokoh
kesatuan. Cukup dengan menyadari ini saja.
7. 3. Ajakan untuk menerima anugerah yang
diberikan Allah kepada kita masing-masing
• Salah satu cara untuk menjaga kesatuan adalah masing-masing anggota sadar
akan anugerah atau potensi yang diberikan Allah kepada kita. Bangga akan
anugerah yang berbeda satu dengan yang lain itu penting. Allah tidak
menciptakan kita sama untuk semua. Dunia akan membosankan. Berbeda-beda
anugerah supaya saling melengkapi dan semuanya indah. Tidak semua jadi
pastor. Tidak semua pintar menyanyi, kalau semuanya sama, bagaimana akan
berjalan.
• Lihat di ayat 11-12. nabi-nabi, pemberita injil, gembala, pengajar-pengajar
anugerah. Untuk menjaga kesatuan gereja, setiap anggota gereja perlu sadar
akan posisinya dan tidak perlu iri dengan tugas orang lain. sebab, semuanya itu
untuk tujuan yang sama: pembangunan tubuh Kristus.
• Tim sepakbola. Tidak semua anggota tim striker/penyerang semua, akan mudah
kebobolan. Kalau semua anggota tim adalah defender, bertahan. Kapan akan
memasukkan gol.
• Gereja adalah sebuah tim yang harus bekerja sama.
8. Mat. 9:9-13
• Kisah tentang panggilan Matius.
• Kisah ini cukup singkat, Matius duduk di tempat pemungutan cukai
atau pajak, Yesus berkata “Ikutlah aku” dan ia mengikutinya.
• Menariknya, ikut saja tanpa pertimbangan?
• Pemungut cukai, atau pajak ini adalah profesi yang cukup dibenci oleh
orang Yahudi karena dianggap kaki tangan penjajah. Menarik pajak
bangsa sendiri untuk penjajah Romawi.
• Matius, seperti Zakheus, dianggap pengkhianat bangsa. Dan orang
yang dianggap pengkhianat, pasti akan dikucilkan dan dianggap orang
berdosa, tidak layak untuk disapa.
9. • Yesus kemudian makan dengan Matius, pemungut cukai dan orang-orang
berdosa.
• Siapa orang berdosa ini? Pemahaman agak beda dengan orang berdosa
pada zaman ini. Mereka yang berdosa adalah orang yang tidak bisa
mengikuti standar kesalehan hidup beragama pada waktu itu. Dan orang
Farisi biasanya yang menentukan standar. Misalnya, orang yang tidak
berpuasa sesuai dengan ketentuan agama, dianggap berdosa, meskipun
orang itu juga sering memberikan makanan kepada orang miskin.
• Tapi orang yang hidup tidak benar juga termasuk orang berdosa.
• Stigma berdosa ini memang lebih menyakitkan karena pasti termasuk
orang tersingkir.
10. • Sikap dan Tindakan Yesus untuk mengikuti perjamuan dengan orang-
orang berdosa merupakan batu sandungan bagi orang yahudi pada
waktu itu. Seorang rabi makan dengan orang berdosa, ini seperti
seorang pemuka agama, makan dengan preman pasar yang suka
malak orang. Memang tidak ada maksud tertentu, tetapi tafsiran
orang yang melihat kan bisa bermacam-macam.
• Atas keberatan dari orang Farisi yang tidak suka melihat Yesus makan
dengan orang berdosa, Yesus mengatakan: “Bukan orang sehat yang
memerlukan tabit, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.
11. • Perkataan Yesus ini jelas: Yesus hadir untuk menyembuhkan orang
yang sakit supaya sehat Kembali. Orang yang berdosa, adalah orang
yang sakit, hidupnya pasti tidak tenang. Yesus hadir untuk
mengembalikan ketenangan hidup kepada mereka dengan ajaran dan
sapaannya.
• “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa”. Ini yang sering kali disalahartikan. Yesus bukan anti kepada
orang benar, atau membenci orang benar. Kalau memang hidup orang
sudah benar, ya mau apalagi. Yesus memanggil orang berdosa itu,
untuk dijadikan orang benar, supaya hidupnya lebih baik dan
bermanfaat bagi orang lain, tidak menjadi beban atau perguncingan
orang lain.
12. • Tetapi yang lebih penting lagi adalah jangan terlalu berpuas diri
bahwa sudah menjadi orang benar. Kita semua ini orang berdosa,
yang mudah jatuh dalam kesalahan yang sama. Tetapi terus berjuang
sampai akhir nanti, untuk tetap berjalan di jalan orang benar,
meskipun mungkin akan kerap jatuh.
• Allah,s eperti yang dikatakan oleh Yesus, menghendaki belas kasihan.
Dia juga akan berbelas kasih kepada siapa yang berjuang untuk
menjadi orang benar.
• Menjadi orang benar, itu tidak mudah. Ada banyak hambatan dan
godaan.