SlideShare a Scribd company logo
Hepatitis A
dr. Muhammad Rasyid Ridho
Identitas Pasien
• Nama : An. F M I
• No RM : 00.64.43.02
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 10 Tahun
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Kp. Siliwangi
• Tanggal masuk RS : 07 November 2017
Anamnesis
Anamnesis
Diambil secara Aloanamnesis tanggal 13 November 2017
Keluhan Utama
 Nyeri perut sejak ± 7 hari yang lalu SMRS
Keluhan tambahan
 Lemas, Mual, Mata kuning
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
 Demam dan disertai penurunan nafsu makan sejak ±3 minggu SMRS,
lemas,mual,nafsu makan berkurang.
 Nyeri perut sejak ± 7 hari yll SMRS,
 Kedua mata nampak menguning.
 Muntah (-), berat badan berkurang ± 2 kg selama ± 3 minggu.
 Warna BAK seperti teh (-).
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Dari anggota keluarga, tetangga pasien atau kerabat dekat tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama.
• Riwayat Penggunaan Obat
Riwayat sudah mendapat obat demam dan mual dari dokter di klinik namun keluhan
tidak berkurang.
• Riwayat kehamilan
• Ibu pasien ANC teratur di bidan dan tidak pernah mengalami sakit selama
kehamilan
• Riwayat persalinan
• Pasien merupakan anak kedua dari 4 bersaudara , lahir secara pervaginam dan segera
menangis dengan berat badan 4100 gram.
• Riwayat Imunisasi
• Pasien sudah mendapatkan imunisasi dasar
Umur Riwayat pemberian makan Riwayat tumbuh kembang
0-6 Bulan ASI
Mengangkat kepala, tengkurap dan
duduk bersandar
6-12 bulan ASI+ nasi tim
Merangkak dan tersenyum ketika
melihat mainan
12 bulan- sekarang Makanan biasa Sesuai usia
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Nadi : 87 x/menit kuat angkat, reguler
• Suhu : 37,0
• Pernafasan : 20 x/menit
• Berat Badan : 35,5 kg
Pemeriksaan Fisik
• Kepala
• Normocephali
• Conjungtiva Anemis : (-/-)
• Sklera Ikterik : (+/+)
• Leher
• KGB tidak teraba
• Hidung, Telinga, Mulut : dbn
• Thoraks
• COR dbn
• Pulmo dbn
• Abdomen
• BU(+), nyeri tekan (+),turgor baik
• Genitalia
• bn
• Ekstremitas
• dbn
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 11,8 gr/dl 13,2-17,3
Hematokrit 36,1 % 45-52
Leukosit 8800 /UL 4-12
Trombosit 272000/UL 150-440
GD Sewaktu 96 mg/dl 80-120
Natrium 139 mmol/L 135-145
Kalium 3,5 mmol/L 3,5-5,3
Chlorida 103 mmol/L 95-105
Bilirubin Total 7,82 mg/dl < 1,10
HBS Ag Non Reaktif Non reaktif
Anti HCV Rapid Negatif
Anti HAV IGM Positif Non reaktif
Tanggal SGOT SGPT Nilai
Rujukan
07-11-2017 281 U/L 647 U/L 0-50
11-11-2017 102 U/L 330 U/L 0-50
13-11-2017 79 U/L 228 U/L 0-50
Diagnosa banding
• Hepatitis A
• Hepatitis B
• Hepatitis C
Diagnosis Kerja
• Hepatitis A
TATALAKSANA
IGD
• IVFD RL 15 tpm
• Inj. Ranitidine 2 x 35 mg
• Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg
• Hepa-Q 1 x 1 tab
• Curcuma Syr 2 x 5 mg
Ruang Rawat
• IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• Inj. Ranitidine 2 x 35 mg
• Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg
• Hepa-Q 1 x 1 tab
• Curcuma Syr 2 x 5 mg
• Vitamin E 1 x 100 mg
Prognosis
• Quo ad Vitam :
Dubia at bonam
• Quo ad functionam :
Dubia at bonam
• Quo ad Sanactionam :
Dubia at bonam
FOLLOW UP
Follow Up 08-11-2017 Follow Up 09-11-2017 Follow Up 10-11-2017
S :Kuning pada mata (+),demam (-),
nyeri perut kanan atas (+), mual (+),
muntah (-), nafsu makan ↓↓↓
S :Kuning pada mata (+),demam (-),
nyeri perut kanan atas (+), mual (+),
muntah (-), nafsu makan ↓↓
S :Kuning pada mata (+),demam (-),
nyeri perut kanan atas (+), mual (+),
muntah (-), nafsu makan ↓
O : N 88 x/menit T 36,7
RR 20 x/menit
O : N 84 x/menit T 36,9
RR 20 x/menit
O : N 84 x/menit T 37,0
RR 20 x/menit
A : Hepatitis A A : Hepatitis A A : Hepatitis A
P :
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Inj. Ranitidine 2 x 35 mg
Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg
Hepa-Q 1 x 1 tab
Curcuma Syr 2 x 5 mg
Vitamin E 1 x 100 mg
P :
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Inj. Ranitidine 2 x 35 mg
Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg
Hepa-Q 1 x 1 tab
Curcuma Syr 2 x 5 mg
Vitamin E 1 x 100 mg
Cek bilirubin
P :
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Inj. Ranitidine 2 x 35 mg
Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg
Hepa-Q 1 x 1 tab
Curcuma Syr 2 x 5 mg
Vitamin E 1 x 100 mg
Follow Up 11-11-2017 Follow Up 12-11-2017 Follow Up 13-11-2017
S :Kuning pada mata (+),demam (-),
nyeri perut kanan atas (+), mual (+),
muntah (-), nafsu makan membaik
S :Kuning pada mata (+),demam (-),
nyeri perut kanan atas (+), mual sedikit,
muntah (-), nafsu makan membaik
S :Kuning pada mata (+),demam (-),
nyeri perut kanan atas (+), mual (-),
muntah (-), nafsu makan membaik
O : N 86 x/menit T 37,0
RR 20 x/menit
O : N 85 x/menit T 36,7
RR 20 x/menit
O : N 84 x/menit T 36,5
RR 20 x/menit
A : Hepatitis A A : Hepatitis A A : Hepatitis A
P :
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Hepa-Q 1 x 1 tab
Curcuma Syr 2 x 5 mg
Vitamin E 1 x 100 mg
Cek ulang SGOT-SGPT
P :
Hepa-Q 1 x 1 tab
Curcuma Syr 2 x 5 mg
Vitamin E 1 x 100 mg
P :
Hepa-Q 1 x 1 tab
Curcuma Syr 2 x 5 mg
Vitamin E 1 x 100 mg
TINJAUAN PUSTAKA
HEPATITIS A
DEFINISI
• HEPATITIS A
Merupakan suatu keadaan dimana terjadinya inflamasi akut daripada hepar
(hati) yang disebabkan oleh suatu enterovirus yaitu : Hepatitis A virus. Atau
lebih dikenal dengan HAV (Termasuk virus RNA pada GIT). Biasanya akan
dimulai setelah 2-6 minggu setelah terinfeksi oleh virus tersebut. Penularan
virus HVA sendiri biasanya melalui orofaecal route.
ETIOLOGI
Virus HVA yang dapat ditularkan dengan berbagai cara, tetapi yang paling
sering didapatkan melalui :
• Makanan dan minuman yang terkontaminasi / tidak higienis.
FAKTOR RESIKO
• Laki-laki Homoseksual
• Contact Personal
• Pekerja yang berhubungan dengan anak-anak
• Pekerja yang berhubungan dengan pembersihan kotoran (air selokan ,dll)
• Pekerja sosial
• Traveler yang menyebarkan HVA melalui feses
• Imigran dari daerah resiko tinggi pindah ke daerah yang resikonya lebih
rendah
Epidemiologi
• Insidensi :
Laki-laki : Perempuan = 1 : 1 kecuali diperberat dengan adanya faktor resiko
tersebut
• Di Daratan Asia khususnya di China, penderita terbanyak sekitar umur 20-40
tahun
Klasifikasi Hepatitis
• Hepatitis A virus (HAV) yang sebelumnya dikenal sebagai infectious hepatitis.
• Hepatitis B virus (HBV)dikenal sebagai serum hepatitis.
• Hepatitis C virus (HCV).
• Hepatitis D virus (HDV).
• Hepatitis E virus (HEV).
• Hepatitis G virus tidak selalu menjadi penyebab penyakit hati, tapi bisa
berhubungan dengan fulminant hepatitis.
Karakteristik Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis D Hepatitis C Hepatitis E Hepatitis G
Ukuran 27nm RNA virus 47nm DNA virus 36nm RNA virus 30-60nm RNA
virus
32nm RNA virus 30-60nm RNA virus
Waktu inkubasi 30 hari 60-180 hari 30-180 hari 35-60 hari 15-60 hari Tidak diketahui
Transmisi Fecal-oral,
parenteral, seksual
Parenteral,
seksual
Parenteral,
seksual, fecal- oral
(???)
Parenteral Fecal-oral Parenteral, seksual
Onset Akut, dengan demam Insidious Insidious Insidious Akut Tidak diketahui
Karier (-) (+) (+) (+) (-) (+)
Keganasan Ringan Berat, bisa kronis Berat Ringan sampai
berat
Berat pada wanita
hamil
Tidak diketahui
Hepatitis kronis Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak diketahui
Umur Anak-anak sampai
dewasa muda
Semua umur Semua umur Semua umur Anak-anak sampai
dewasa muda
Semua umur
Profilaksis Hidup bersih, HAV
vaksin
Hidup bersih,
HBV vaksin
Hidup bersih, HBV
vaksin
Hidup bersih,
screening darah,
IF-α
Hidup bersih, kondisi
air yang bersih
Klasifikasi Ikterus
• Hemolitik ikterus
• Obstruktif ikterus
• Hepatoseluler ikterus
Tipe Mekanisme Penyebab
Hemolitik ikterus Destruksi dari eritrosit - Kerusakan membrane eritrosit
- Reaksi imun
- Infeksi berat
- Substansi toxic dalam sirkulasi (co: bisa
ular)
- Inkompatibilitas transfusi darah
Obstruktif ikterus Obstruksi dari saluran yang
menyalurkan bilirubin direk
dari hati ke usus
- Obstruksi duktus biliaris akibat batu
empedu/tumor (obstruksi extrahepatik)
- Obstruksi aliran empedu melalui hepar
(obstruksi intrahepatik)
Hepatoseluler ikterus Kerusakan sel hati (hepatosit)
sehingga bilirubin direk dan
indirek masuk ke hati lagi
dank e usus
- Kelainan genetik dari sel hepatosit
- Infeksi berat
Dasar Diagnosis
• Tes serologi untuk mengetahui adanya immunoglobulin M (IgM) terhadap vius hepatitis A
digunakan untuk mendiagnosa hepatitis A akut. IgM antivirus hepatitis A bernilai positif
pada awal gejala.
• peningkatan kadar serum alanin amintransferase (ALT/SGPT)
• Jika telah pasien telah sembuh, antibodi IgM akan menghilang dan sebaliknya antibodi IgG
akan muncul. Adanya antibodi IgG menunjukan bahwa penderita pernah terkena hepatitis
A.
• Serum IgM anti-VHA positif
• Kadar serum bilirubin, gamma globulin, ALT dan AST meningkat.
• Kadar alkalin fosfate, gamma glutamil transferase dan total bilirubin meningkat.
Differential Diagnosis
• Hepatitis B
• Hepatitis C
• Hepatitis D
• Hepatitis E
• Hepatitis F
• Hepatitis G
Hepatitis A Hepatitis
B
Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis
E
Hepatitis F Hepatitis G
Transmisi Fekal-oral Darah,
Seksual,
penetrasi
jaringan,
maternal-
neonatal
Darah,
seksual,
maternal-
neonatal
Darah,
seksual,
maternal-
neonatal
Maternal-
neonatal
sangat jarang
dan belum
dipahami
dengan baik,
bahkan ada
ilmuwan yang
berpendapat
bahwa HFV
tidak ada
transfusi
darah jarum
suntik
Masa
inkubasi
15-30hr 15-180hr 15-160hr 4-7minggu 40hr ? ?
Prevalensi Sanitasi,
ukuran
rumah
Karier Infeksi
lampau
Homoseksual,
pasangan
seksual,
resipien donor
darah
Penularan
melalui Air
Seringkali infeksi
bersamaan
dengan hepatitis
B dan/atau C.
Viremia Singkat,
kadang 90hr
pd infeksi,
infeksi
kambuh
Minggu-
blnan stlh
infeksi akut
Berkepanjan
gan, infeksi
persisten
umum
Singkat
(akut)/memanjan
g (kronik)
Berkepanja
ngan
Tidak
menyebabkan
hepatitis fulminan
ataupun hepatitis
kronik
Gejala
klinik
rasa lelah,
demam, diare,
mual, nyeri
perut, mata
kuning dan
hilangnya
nafsu makan.
hilangnya
nafsu
makan,
mual,
muntah,
rasa lelah,
mata kuning
dan muntah
serta
demam.
Lelah ,
Hilang selera
makan ,
Sakit perut ,
Urin menjadi
gelap ,
Kulit atau
mata
menjadi
kuning
(disebut
"jaundice")
jarang terjadi
bervariasi,
dapat muncul
sebagai gejala
yang ringan
(ko-infeksi)
atau amat
progresif.
pegel linu,
lelah,
hilang
nafsu
makan dan
sakit perut.
Belum
banyak
diketahui
Gejala
serupa
hepatitis C,
seringkali
infeksi
bersamaan
dengan
hepatitis B
dan/atau
C.
Pemeriksaan Penunjang
• Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati, antara lain SGOT, SGPT,
GLDH dan LDH
• Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada
kantung empedu, yaitu Gamma GT dan alkali fosfatase
• Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase
• Pemeriksaan serologi (sel) untuk markers hepatitis A, yaitu pemeriksaan
HBsAg, HBeAg, antiHBe dan HBV DNA.
Patogenesis
HEPATITIS A
Virus hepatitis A
Lesi morfologik
Infiltrasi sel
mononukleas
Small limfosit
Dpt jg ditemukan
Sel plasma
Cedera hepatosit
Nekrosis sel hepar
Regenerasi sel hati
sel mitosis
sel multinukleus
Pmbntkn pseudoaciner
Hiperplasia sel
kupfer
kolestasis
Retensi :
grm empedu
Bilirubin
kolesterol
gambaran
Darah Saluran
Sel hepar
Bilirubin
indirek Bilirubin
direk
Bilirubin
direk
sterkobilin urobilin
Fefes
(pucat)
Urine
(gelap)
hiperbilirubinemia
Ikterik
( - )
(-)
(+)
serum
Patofisiologi
HEPATITIS A
• Virus bereplikasi dalam sel hepatosit  perubahan morfologi & fungsi hepatosit 
mengganggu pembentukan bilirubin  sekresi bilirubin ke dalam empedu ↓ 
hiperbilirubinemia conjugated ikterik & urin berwarna.
• Peningkatan bilirubin conjugated  bilirubin unconjugated meningkat.
• Infeksi virus  cedera pada hepar  Fx metabolisme (lemak) terganggu 
anorexia, nausea, & vomitus.
• Respon immun terangsang (CD4 & CD8)  kerusakan sel hepar 
↑enzim hepar, ↓albumin, ↑ PT.
• kelenjar getah bening & limpa >>
Gejala Klinis
• Fase Inkubasi
Fase antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterik.Panjang fase tergantung pada
dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularannya, makin besar dosis inokulum, makin
pendek fase inkubasinya.
• Fase Prodromal (pra ikterik)
Fase diantara timbulnya gejala-gejala utama dan gejala ikterus. Ditandai : malaise umum,
mialgia, artralgia, mudah lelah, gejala saluran nafas atas (flu), dan anoreksia. Diare atau
konstipasi dapat terjadi. Disertai juga dengan demam derajat rendah. Nyeri abdomen
biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas (epigastrium).
Gejala Klinis
• Fase Ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat muncul bersamaan dengan munculnya gejala.
Ikterus biasanya di awai dengan urin yang berwarna gelap. Dapat juga timbul pruritus,
biasanya ringan dan hanya sementara.
• Fase Konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan hilangnya ikterus dan keluhan lainnya, tetapi hepatomegali dan abnormalitas
fungsi hepar tetap ada. Muncul perasaan lebih sehat dan kembalinya nafsu makan.
Penatalaksanaan
Hepatitis A
• Tidak ada terapi spesifik untuk mempercepat penyembuhan atau
memperbaiki penyakit ini.
• Yang terpenting adalah pencegahan.
Infeksi yang sembuh spontan
• Rawat jalan, kecuali pasien dengan naussea dan anorexia berat sehingga
menyebabkan dehidrasi
• Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat
• Hindari konsumsi alkohol
• Hindari aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangantergantung
derajat kelelahan dan malaise
• Tidak ada pemberian obat spesifik untuk hepatitis A, E, D
• Pemberian interferon- pada hepatitis C menurunkan resiko infeksi kronik
• Lamivudin atau adefovir pada hepatitis B akut masih belum jelas
• Kortikosteroid tidak bermanfaat
• Hentikan obat yang tidak diperlukan
Gagal hati akut (komplikasi)
• Perawatan di RS (yang menyediakan program transplantasi hati)
• Belum ada terapi yang terbukti efektif,tujuan terapi:
– menunggu perbaikan hati  monitoring kontinu
– Pengenalan dini terhadap komplikasi yang mengancam jiwa
– Perhatikan fungsi vital
– Persiapan transplantasi bila tidak ada perbaikan
• Angka survival 65-75% untuk tranplantasi dini
Hepatitis Kolestasis (komplikasi)
• Perjalanan penyakit dapat dipersingkat dengan pemberian jangka pendek
prednison atau asam ursodioksikolat
• Kolesteramin dapat digunakan untuk kontrol pruritus
PENCEGAHAN
• Edukasi:
• Kebersihan lingkungan (makanan, minuman)
• Buah dan sayur dicuci bersih sebelum diolah dan dikupas
• Air dimasak hingga mendidih dan diberi iodine (virus inaktif)
• Pentingnya imunisasi pada individu di daerah beresiko tinggi
Imunoprofilaksis sebelum paparan
• vaksin HAV yang dilemahkan
• Efektivitas sangat tinggi (angka proteksi 94-100%) selama 20-50tahun
• Sangat imunogenik (hampir 100% pada subjek sehat)
• Ab protektif tumbuh dalam 15hari pada 85-90% subjek
• Aman,efek samping nyeri di tempat penyuntikan
Indikasi
• Anak >1tahun
• Traveller yang pergi ke tempat dengan
resiko tinggi
• Homoseksual dan biseksual
• IVDU (Intra Vena Drug User)
• Pekerja laboratorium yang menangani
HAV
• Pekerja pada bagian pembuangan air
Keterangan Havrix Vaqta
2x dengan jarak
waktu
6-12bulan 6-18
Dosis dewasa 1440ELISA (1mL) 50U (1mL)
Dosis anak (2-
18tahun)
720ELISA
(0,5mL)
Dosis anak (1-
18tahun)
25U (0,5mL)
Imunoprofilaksis sebelum paparan
• Ada juga vaksin kombinasi HAV dan HBV yaitu Twinrix diberikan 3x pada
pertemuan pertama, 1 dan 6bulan setelahnya.
• Dosis :
• Dewasa 0.5ml IM, diulang setelah 1 dan 6 bulan
• Anak-anak (Twinrix junior) setengah dosis dewasa
Imunoprofilaksis sesudah paparan
• Diberikan immunoglobulin (gamma globulin) BayGam 15-18%,
keberhasilan belum jelas (sudah nyata tapi tidak sempurna)
• Dosis dan pemberian
• Dosis dewasa 2ml, anak-anak 0,02-0.06 ml/kg suntikan pada deltoid ( IM) sesegera
mungkin setelah paparan
KOMPLIKASI
• Gagal hati akut (3-8%), pada faktor resiko >40tahun, perempuan hamil
dengan infeksi HEV, telah mempunyai penyakit hati sebelumnya.
• Komplikasi dari kolestasis : pruritus, demam, diare, BB turun, bilirubin
serum meningkat hingga 10mg/dl
• Jarang : ARF, nephritis, pankreatitis, red blood cell aplasia, agranulositosis,
BM aplasia, Guillain-Barre syndrome, arthritis akut, Sjogren syndrome
• Relaps : 3-20% pasien
• Setelah transplantasi jarang kambuh kecuali pada pemberian immunosupresi
• Hanya 0.2% yang menyebabkan kematian
PROGNOSIS
• Quo ad vitam: ad bonam
• Quo ad functionam: ad bonam
• Quo ad sanationam: ad bonam
Analisa Kasus
Hepatitis A
Demam, lemas, mual
• Fase Prodromal (pra ikterik)
Fase diantara timbulnya gejala-gejala utama dan gejala ikterus. Ditandai :
malaise umum, mialgia, artralgia, mudah lelah, gejala saluran nafas atas (flu),
dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Disertai juga dengan
demam derajat rendah. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di
kuadran kanan atas (epigastrium).
Hiperbilirubinemia menyebabkan ikterus
• Kalau kadar bilirubin di dalam darah melampaui 1mg/dL (17,1 µmol/L)
maka timbul hiperbilirubinemia.
• dapat disebabkan oleh produksi bilirubin yang melebihi kemampuan hati
normal untuk mengekskresikannya, atau karena kegagalan hati yang rusak
untuk mengeekspresikan bilirubin yang dihasilkan dalam jumlah N
• obstruksi saluran ekskresi hati juga akan menimbulkan hiperbilirubinemia
Thank You
Let’s Discuss

More Related Content

Similar to Hepatitis A.pptx

Cc bangsal rs uns 20 september 2021
Cc bangsal rs uns 20 september 2021Cc bangsal rs uns 20 september 2021
Cc bangsal rs uns 20 september 2021
budimansekali
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Zollananda
 
anemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdfanemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdf
rendra33
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
Wiwin Meiriana
 
PRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptx
PRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptxPRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptx
PRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptx
nananurdahlia
 
Nefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdf
Nefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdfNefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdf
Nefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdf
LuthfiHamda
 

Similar to Hepatitis A.pptx (20)

LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
Cc bangsal rs uns 20 september 2021
Cc bangsal rs uns 20 september 2021Cc bangsal rs uns 20 september 2021
Cc bangsal rs uns 20 september 2021
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
anemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdfanemia-ec-hemoroid_compress.pdf
anemia-ec-hemoroid_compress.pdf
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptx
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
PRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptx
PRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptxPRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptx
PRESUS ASTER HANA KALITA NADA SHAUTI.pptx
 
TUTKLIN KDS.pptx
TUTKLIN KDS.pptxTUTKLIN KDS.pptx
TUTKLIN KDS.pptx
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Askep hepatitis akper
Askep hepatitis akperAskep hepatitis akper
Askep hepatitis akper
 
diare dan contoh kasus.pptx
diare dan contoh kasus.pptxdiare dan contoh kasus.pptx
diare dan contoh kasus.pptx
 
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptxSlide Admisi Kasus 1 061022.pptx
Slide Admisi Kasus 1 061022.pptx
 
Edema Anasarka.pdf
Edema Anasarka.pdfEdema Anasarka.pdf
Edema Anasarka.pdf
 
FKKI - Juni 2023.pptx
FKKI - Juni 2023.pptxFKKI - Juni 2023.pptx
FKKI - Juni 2023.pptx
 
HIPERTIROID.pptx
HIPERTIROID.pptxHIPERTIROID.pptx
HIPERTIROID.pptx
 
Nefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdf
Nefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdfNefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdf
Nefrologi Hipertensi_FreeClass Doctor.tobe.pdf
 
LAPSUS THALASSEMIA.pptx
LAPSUS THALASSEMIA.pptxLAPSUS THALASSEMIA.pptx
LAPSUS THALASSEMIA.pptx
 
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
Seorang Anak Laki-laki dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang, Anemia Defisiensi ...
 

Recently uploaded

(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Namtan19
 

Recently uploaded (7)

Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptxEpidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxBandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
 

Hepatitis A.pptx

  • 2. Identitas Pasien • Nama : An. F M I • No RM : 00.64.43.02 • Jenis Kelamin : Laki-laki • Umur : 10 Tahun • Pekerjaan : Pelajar • Alamat : Kp. Siliwangi • Tanggal masuk RS : 07 November 2017
  • 3. Anamnesis Anamnesis Diambil secara Aloanamnesis tanggal 13 November 2017 Keluhan Utama  Nyeri perut sejak ± 7 hari yang lalu SMRS Keluhan tambahan  Lemas, Mual, Mata kuning
  • 4. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang  Demam dan disertai penurunan nafsu makan sejak ±3 minggu SMRS, lemas,mual,nafsu makan berkurang.  Nyeri perut sejak ± 7 hari yll SMRS,  Kedua mata nampak menguning.  Muntah (-), berat badan berkurang ± 2 kg selama ± 3 minggu.  Warna BAK seperti teh (-).
  • 5. Anamnesis • Riwayat Penyakit Dahulu Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. • Riwayat Penyakit Keluarga Dari anggota keluarga, tetangga pasien atau kerabat dekat tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. • Riwayat Penggunaan Obat Riwayat sudah mendapat obat demam dan mual dari dokter di klinik namun keluhan tidak berkurang.
  • 6. • Riwayat kehamilan • Ibu pasien ANC teratur di bidan dan tidak pernah mengalami sakit selama kehamilan • Riwayat persalinan • Pasien merupakan anak kedua dari 4 bersaudara , lahir secara pervaginam dan segera menangis dengan berat badan 4100 gram. • Riwayat Imunisasi • Pasien sudah mendapatkan imunisasi dasar
  • 7. Umur Riwayat pemberian makan Riwayat tumbuh kembang 0-6 Bulan ASI Mengangkat kepala, tengkurap dan duduk bersandar 6-12 bulan ASI+ nasi tim Merangkak dan tersenyum ketika melihat mainan 12 bulan- sekarang Makanan biasa Sesuai usia
  • 8. Pemeriksaan Fisik • Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang • Kesadaran : Compos Mentis • Nadi : 87 x/menit kuat angkat, reguler • Suhu : 37,0 • Pernafasan : 20 x/menit • Berat Badan : 35,5 kg
  • 9. Pemeriksaan Fisik • Kepala • Normocephali • Conjungtiva Anemis : (-/-) • Sklera Ikterik : (+/+) • Leher • KGB tidak teraba • Hidung, Telinga, Mulut : dbn • Thoraks • COR dbn • Pulmo dbn
  • 10. • Abdomen • BU(+), nyeri tekan (+),turgor baik • Genitalia • bn • Ekstremitas • dbn
  • 11. Parameter Hasil Nilai Rujukan Hemoglobin 11,8 gr/dl 13,2-17,3 Hematokrit 36,1 % 45-52 Leukosit 8800 /UL 4-12 Trombosit 272000/UL 150-440 GD Sewaktu 96 mg/dl 80-120 Natrium 139 mmol/L 135-145 Kalium 3,5 mmol/L 3,5-5,3 Chlorida 103 mmol/L 95-105 Bilirubin Total 7,82 mg/dl < 1,10 HBS Ag Non Reaktif Non reaktif Anti HCV Rapid Negatif Anti HAV IGM Positif Non reaktif Tanggal SGOT SGPT Nilai Rujukan 07-11-2017 281 U/L 647 U/L 0-50 11-11-2017 102 U/L 330 U/L 0-50 13-11-2017 79 U/L 228 U/L 0-50
  • 12. Diagnosa banding • Hepatitis A • Hepatitis B • Hepatitis C
  • 14. TATALAKSANA IGD • IVFD RL 15 tpm • Inj. Ranitidine 2 x 35 mg • Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg • Hepa-Q 1 x 1 tab • Curcuma Syr 2 x 5 mg Ruang Rawat • IVFD Nacl 0,9% 20 tpm • Inj. Ranitidine 2 x 35 mg • Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg • Hepa-Q 1 x 1 tab • Curcuma Syr 2 x 5 mg • Vitamin E 1 x 100 mg
  • 15. Prognosis • Quo ad Vitam : Dubia at bonam • Quo ad functionam : Dubia at bonam • Quo ad Sanactionam : Dubia at bonam
  • 17. Follow Up 08-11-2017 Follow Up 09-11-2017 Follow Up 10-11-2017 S :Kuning pada mata (+),demam (-), nyeri perut kanan atas (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan ↓↓↓ S :Kuning pada mata (+),demam (-), nyeri perut kanan atas (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan ↓↓ S :Kuning pada mata (+),demam (-), nyeri perut kanan atas (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan ↓ O : N 88 x/menit T 36,7 RR 20 x/menit O : N 84 x/menit T 36,9 RR 20 x/menit O : N 84 x/menit T 37,0 RR 20 x/menit A : Hepatitis A A : Hepatitis A A : Hepatitis A P : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Inj. Ranitidine 2 x 35 mg Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg Hepa-Q 1 x 1 tab Curcuma Syr 2 x 5 mg Vitamin E 1 x 100 mg P : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Inj. Ranitidine 2 x 35 mg Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg Hepa-Q 1 x 1 tab Curcuma Syr 2 x 5 mg Vitamin E 1 x 100 mg Cek bilirubin P : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Inj. Ranitidine 2 x 35 mg Inj. Ondansentron 2 x 3,5 mg Hepa-Q 1 x 1 tab Curcuma Syr 2 x 5 mg Vitamin E 1 x 100 mg
  • 18. Follow Up 11-11-2017 Follow Up 12-11-2017 Follow Up 13-11-2017 S :Kuning pada mata (+),demam (-), nyeri perut kanan atas (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan membaik S :Kuning pada mata (+),demam (-), nyeri perut kanan atas (+), mual sedikit, muntah (-), nafsu makan membaik S :Kuning pada mata (+),demam (-), nyeri perut kanan atas (+), mual (-), muntah (-), nafsu makan membaik O : N 86 x/menit T 37,0 RR 20 x/menit O : N 85 x/menit T 36,7 RR 20 x/menit O : N 84 x/menit T 36,5 RR 20 x/menit A : Hepatitis A A : Hepatitis A A : Hepatitis A P : IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Hepa-Q 1 x 1 tab Curcuma Syr 2 x 5 mg Vitamin E 1 x 100 mg Cek ulang SGOT-SGPT P : Hepa-Q 1 x 1 tab Curcuma Syr 2 x 5 mg Vitamin E 1 x 100 mg P : Hepa-Q 1 x 1 tab Curcuma Syr 2 x 5 mg Vitamin E 1 x 100 mg
  • 20. DEFINISI • HEPATITIS A Merupakan suatu keadaan dimana terjadinya inflamasi akut daripada hepar (hati) yang disebabkan oleh suatu enterovirus yaitu : Hepatitis A virus. Atau lebih dikenal dengan HAV (Termasuk virus RNA pada GIT). Biasanya akan dimulai setelah 2-6 minggu setelah terinfeksi oleh virus tersebut. Penularan virus HVA sendiri biasanya melalui orofaecal route.
  • 21. ETIOLOGI Virus HVA yang dapat ditularkan dengan berbagai cara, tetapi yang paling sering didapatkan melalui : • Makanan dan minuman yang terkontaminasi / tidak higienis.
  • 22. FAKTOR RESIKO • Laki-laki Homoseksual • Contact Personal • Pekerja yang berhubungan dengan anak-anak • Pekerja yang berhubungan dengan pembersihan kotoran (air selokan ,dll) • Pekerja sosial • Traveler yang menyebarkan HVA melalui feses • Imigran dari daerah resiko tinggi pindah ke daerah yang resikonya lebih rendah
  • 23. Epidemiologi • Insidensi : Laki-laki : Perempuan = 1 : 1 kecuali diperberat dengan adanya faktor resiko tersebut • Di Daratan Asia khususnya di China, penderita terbanyak sekitar umur 20-40 tahun
  • 24. Klasifikasi Hepatitis • Hepatitis A virus (HAV) yang sebelumnya dikenal sebagai infectious hepatitis. • Hepatitis B virus (HBV)dikenal sebagai serum hepatitis. • Hepatitis C virus (HCV). • Hepatitis D virus (HDV). • Hepatitis E virus (HEV). • Hepatitis G virus tidak selalu menjadi penyebab penyakit hati, tapi bisa berhubungan dengan fulminant hepatitis.
  • 25. Karakteristik Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis D Hepatitis C Hepatitis E Hepatitis G Ukuran 27nm RNA virus 47nm DNA virus 36nm RNA virus 30-60nm RNA virus 32nm RNA virus 30-60nm RNA virus Waktu inkubasi 30 hari 60-180 hari 30-180 hari 35-60 hari 15-60 hari Tidak diketahui Transmisi Fecal-oral, parenteral, seksual Parenteral, seksual Parenteral, seksual, fecal- oral (???) Parenteral Fecal-oral Parenteral, seksual Onset Akut, dengan demam Insidious Insidious Insidious Akut Tidak diketahui Karier (-) (+) (+) (+) (-) (+) Keganasan Ringan Berat, bisa kronis Berat Ringan sampai berat Berat pada wanita hamil Tidak diketahui Hepatitis kronis Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak diketahui Umur Anak-anak sampai dewasa muda Semua umur Semua umur Semua umur Anak-anak sampai dewasa muda Semua umur Profilaksis Hidup bersih, HAV vaksin Hidup bersih, HBV vaksin Hidup bersih, HBV vaksin Hidup bersih, screening darah, IF-α Hidup bersih, kondisi air yang bersih
  • 26. Klasifikasi Ikterus • Hemolitik ikterus • Obstruktif ikterus • Hepatoseluler ikterus
  • 27. Tipe Mekanisme Penyebab Hemolitik ikterus Destruksi dari eritrosit - Kerusakan membrane eritrosit - Reaksi imun - Infeksi berat - Substansi toxic dalam sirkulasi (co: bisa ular) - Inkompatibilitas transfusi darah Obstruktif ikterus Obstruksi dari saluran yang menyalurkan bilirubin direk dari hati ke usus - Obstruksi duktus biliaris akibat batu empedu/tumor (obstruksi extrahepatik) - Obstruksi aliran empedu melalui hepar (obstruksi intrahepatik) Hepatoseluler ikterus Kerusakan sel hati (hepatosit) sehingga bilirubin direk dan indirek masuk ke hati lagi dank e usus - Kelainan genetik dari sel hepatosit - Infeksi berat
  • 28. Dasar Diagnosis • Tes serologi untuk mengetahui adanya immunoglobulin M (IgM) terhadap vius hepatitis A digunakan untuk mendiagnosa hepatitis A akut. IgM antivirus hepatitis A bernilai positif pada awal gejala. • peningkatan kadar serum alanin amintransferase (ALT/SGPT) • Jika telah pasien telah sembuh, antibodi IgM akan menghilang dan sebaliknya antibodi IgG akan muncul. Adanya antibodi IgG menunjukan bahwa penderita pernah terkena hepatitis A. • Serum IgM anti-VHA positif • Kadar serum bilirubin, gamma globulin, ALT dan AST meningkat. • Kadar alkalin fosfate, gamma glutamil transferase dan total bilirubin meningkat.
  • 29. Differential Diagnosis • Hepatitis B • Hepatitis C • Hepatitis D • Hepatitis E • Hepatitis F • Hepatitis G
  • 30. Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D Hepatitis E Hepatitis F Hepatitis G Transmisi Fekal-oral Darah, Seksual, penetrasi jaringan, maternal- neonatal Darah, seksual, maternal- neonatal Darah, seksual, maternal- neonatal Maternal- neonatal sangat jarang dan belum dipahami dengan baik, bahkan ada ilmuwan yang berpendapat bahwa HFV tidak ada transfusi darah jarum suntik Masa inkubasi 15-30hr 15-180hr 15-160hr 4-7minggu 40hr ? ?
  • 31. Prevalensi Sanitasi, ukuran rumah Karier Infeksi lampau Homoseksual, pasangan seksual, resipien donor darah Penularan melalui Air Seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Viremia Singkat, kadang 90hr pd infeksi, infeksi kambuh Minggu- blnan stlh infeksi akut Berkepanjan gan, infeksi persisten umum Singkat (akut)/memanjan g (kronik) Berkepanja ngan Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik
  • 32. Gejala klinik rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Lelah , Hilang selera makan , Sakit perut , Urin menjadi gelap , Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Belum banyak diketahui Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C.
  • 33. Pemeriksaan Penunjang • Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati, antara lain SGOT, SGPT, GLDH dan LDH • Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu Gamma GT dan alkali fosfatase • Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase • Pemeriksaan serologi (sel) untuk markers hepatitis A, yaitu pemeriksaan HBsAg, HBeAg, antiHBe dan HBV DNA.
  • 34.
  • 36. Virus hepatitis A Lesi morfologik Infiltrasi sel mononukleas Small limfosit Dpt jg ditemukan Sel plasma Cedera hepatosit Nekrosis sel hepar Regenerasi sel hati sel mitosis sel multinukleus Pmbntkn pseudoaciner Hiperplasia sel kupfer kolestasis Retensi : grm empedu Bilirubin kolesterol gambaran
  • 37. Darah Saluran Sel hepar Bilirubin indirek Bilirubin direk Bilirubin direk sterkobilin urobilin Fefes (pucat) Urine (gelap) hiperbilirubinemia Ikterik ( - ) (-) (+) serum
  • 39. • Virus bereplikasi dalam sel hepatosit  perubahan morfologi & fungsi hepatosit  mengganggu pembentukan bilirubin  sekresi bilirubin ke dalam empedu ↓  hiperbilirubinemia conjugated ikterik & urin berwarna. • Peningkatan bilirubin conjugated  bilirubin unconjugated meningkat. • Infeksi virus  cedera pada hepar  Fx metabolisme (lemak) terganggu  anorexia, nausea, & vomitus. • Respon immun terangsang (CD4 & CD8)  kerusakan sel hepar  ↑enzim hepar, ↓albumin, ↑ PT. • kelenjar getah bening & limpa >>
  • 40. Gejala Klinis • Fase Inkubasi Fase antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterik.Panjang fase tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularannya, makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasinya. • Fase Prodromal (pra ikterik) Fase diantara timbulnya gejala-gejala utama dan gejala ikterus. Ditandai : malaise umum, mialgia, artralgia, mudah lelah, gejala saluran nafas atas (flu), dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Disertai juga dengan demam derajat rendah. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas (epigastrium).
  • 41. Gejala Klinis • Fase Ikterus Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Ikterus biasanya di awai dengan urin yang berwarna gelap. Dapat juga timbul pruritus, biasanya ringan dan hanya sementara. • Fase Konvalesen (penyembuhan) Diawali dengan hilangnya ikterus dan keluhan lainnya, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hepar tetap ada. Muncul perasaan lebih sehat dan kembalinya nafsu makan.
  • 43. • Tidak ada terapi spesifik untuk mempercepat penyembuhan atau memperbaiki penyakit ini. • Yang terpenting adalah pencegahan.
  • 44. Infeksi yang sembuh spontan • Rawat jalan, kecuali pasien dengan naussea dan anorexia berat sehingga menyebabkan dehidrasi • Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat • Hindari konsumsi alkohol • Hindari aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangantergantung derajat kelelahan dan malaise
  • 45. • Tidak ada pemberian obat spesifik untuk hepatitis A, E, D • Pemberian interferon- pada hepatitis C menurunkan resiko infeksi kronik • Lamivudin atau adefovir pada hepatitis B akut masih belum jelas • Kortikosteroid tidak bermanfaat • Hentikan obat yang tidak diperlukan
  • 46. Gagal hati akut (komplikasi) • Perawatan di RS (yang menyediakan program transplantasi hati) • Belum ada terapi yang terbukti efektif,tujuan terapi: – menunggu perbaikan hati  monitoring kontinu – Pengenalan dini terhadap komplikasi yang mengancam jiwa – Perhatikan fungsi vital – Persiapan transplantasi bila tidak ada perbaikan • Angka survival 65-75% untuk tranplantasi dini
  • 47. Hepatitis Kolestasis (komplikasi) • Perjalanan penyakit dapat dipersingkat dengan pemberian jangka pendek prednison atau asam ursodioksikolat • Kolesteramin dapat digunakan untuk kontrol pruritus
  • 48. PENCEGAHAN • Edukasi: • Kebersihan lingkungan (makanan, minuman) • Buah dan sayur dicuci bersih sebelum diolah dan dikupas • Air dimasak hingga mendidih dan diberi iodine (virus inaktif) • Pentingnya imunisasi pada individu di daerah beresiko tinggi
  • 49. Imunoprofilaksis sebelum paparan • vaksin HAV yang dilemahkan • Efektivitas sangat tinggi (angka proteksi 94-100%) selama 20-50tahun • Sangat imunogenik (hampir 100% pada subjek sehat) • Ab protektif tumbuh dalam 15hari pada 85-90% subjek • Aman,efek samping nyeri di tempat penyuntikan
  • 50. Indikasi • Anak >1tahun • Traveller yang pergi ke tempat dengan resiko tinggi • Homoseksual dan biseksual • IVDU (Intra Vena Drug User) • Pekerja laboratorium yang menangani HAV • Pekerja pada bagian pembuangan air Keterangan Havrix Vaqta 2x dengan jarak waktu 6-12bulan 6-18 Dosis dewasa 1440ELISA (1mL) 50U (1mL) Dosis anak (2- 18tahun) 720ELISA (0,5mL) Dosis anak (1- 18tahun) 25U (0,5mL)
  • 51. Imunoprofilaksis sebelum paparan • Ada juga vaksin kombinasi HAV dan HBV yaitu Twinrix diberikan 3x pada pertemuan pertama, 1 dan 6bulan setelahnya. • Dosis : • Dewasa 0.5ml IM, diulang setelah 1 dan 6 bulan • Anak-anak (Twinrix junior) setengah dosis dewasa
  • 52. Imunoprofilaksis sesudah paparan • Diberikan immunoglobulin (gamma globulin) BayGam 15-18%, keberhasilan belum jelas (sudah nyata tapi tidak sempurna) • Dosis dan pemberian • Dosis dewasa 2ml, anak-anak 0,02-0.06 ml/kg suntikan pada deltoid ( IM) sesegera mungkin setelah paparan
  • 53. KOMPLIKASI • Gagal hati akut (3-8%), pada faktor resiko >40tahun, perempuan hamil dengan infeksi HEV, telah mempunyai penyakit hati sebelumnya. • Komplikasi dari kolestasis : pruritus, demam, diare, BB turun, bilirubin serum meningkat hingga 10mg/dl
  • 54. • Jarang : ARF, nephritis, pankreatitis, red blood cell aplasia, agranulositosis, BM aplasia, Guillain-Barre syndrome, arthritis akut, Sjogren syndrome • Relaps : 3-20% pasien • Setelah transplantasi jarang kambuh kecuali pada pemberian immunosupresi • Hanya 0.2% yang menyebabkan kematian
  • 55. PROGNOSIS • Quo ad vitam: ad bonam • Quo ad functionam: ad bonam • Quo ad sanationam: ad bonam
  • 57. Demam, lemas, mual • Fase Prodromal (pra ikterik) Fase diantara timbulnya gejala-gejala utama dan gejala ikterus. Ditandai : malaise umum, mialgia, artralgia, mudah lelah, gejala saluran nafas atas (flu), dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Disertai juga dengan demam derajat rendah. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas (epigastrium).
  • 58. Hiperbilirubinemia menyebabkan ikterus • Kalau kadar bilirubin di dalam darah melampaui 1mg/dL (17,1 µmol/L) maka timbul hiperbilirubinemia. • dapat disebabkan oleh produksi bilirubin yang melebihi kemampuan hati normal untuk mengekskresikannya, atau karena kegagalan hati yang rusak untuk mengeekspresikan bilirubin yang dihasilkan dalam jumlah N • obstruksi saluran ekskresi hati juga akan menimbulkan hiperbilirubinemia