Dokumen tersebut membahas akuntansi untuk perusahaan manufaktur yang meliputi klasifikasi persediaan, laporan keuangan, siklus akuntansi, dan contoh jurnal penutup.
Perusahaan manufaktur mengalami masalah khusus terkait persediaan dan biaya produksi yang berbeda dari perusahaan dagang. Dokumen ini menjelaskan karakteristik perusahaan manufaktur, akuntansi biaya produksi, dan cara menghitung beban pokok produksi dan penjualan. [/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas akuntansi untuk perusahaan manufaktur, termasuk ruang lingkupnya seperti persediaan, biaya produksi, harga pokok produksi, dan laporan terkait. Ia juga membedakan jenis-jenis biaya serta jurnal penyesuaian dan penutup yang diterapkan pada perusahaan manufaktur.
Dokumen tersebut membahas akuntansi untuk perusahaan manufaktur yang meliputi klasifikasi persediaan, laporan keuangan, harga pokok produksi, dan siklus akuntansi untuk perusahaan manufaktur.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur, termasuk tujuan sistem akuntansi biaya, proses produksi, perbedaan sediaan antara perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang, istilah-istilah biaya yang digunakan, perhitungan harga pokok produksi, aliran biaya, dan contoh jurnal transaksi.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik perusahaan manufaktur dan akuntansi khusus untuk perusahaan tersebut, termasuk masalah persediaan, biaya produksi, dan penetapan harga pokok produksi. Dibahas pula tentang akun-akun khusus seperti biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead, dan persediaan dalam proses.
Buku ini membahas akuntansi khusus perusahaan manufaktur, termasuk karakteristiknya, masalah akuntansi yang unik, dan laporan keuangan. Topik utama meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses dan jadi, biaya produksi, beban pokok produksi, dan pencatatan transaksi terkait. Tujuannya agar pembaca memahami proses akuntansi manufaktur.
Perusahaan manufaktur mengalami masalah khusus terkait persediaan dan biaya produksi yang berbeda dari perusahaan dagang. Dokumen ini menjelaskan karakteristik perusahaan manufaktur, akuntansi biaya produksi, dan cara menghitung beban pokok produksi dan penjualan. [/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas akuntansi untuk perusahaan manufaktur, termasuk ruang lingkupnya seperti persediaan, biaya produksi, harga pokok produksi, dan laporan terkait. Ia juga membedakan jenis-jenis biaya serta jurnal penyesuaian dan penutup yang diterapkan pada perusahaan manufaktur.
Dokumen tersebut membahas akuntansi untuk perusahaan manufaktur yang meliputi klasifikasi persediaan, laporan keuangan, harga pokok produksi, dan siklus akuntansi untuk perusahaan manufaktur.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur, termasuk tujuan sistem akuntansi biaya, proses produksi, perbedaan sediaan antara perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang, istilah-istilah biaya yang digunakan, perhitungan harga pokok produksi, aliran biaya, dan contoh jurnal transaksi.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik perusahaan manufaktur dan akuntansi khusus untuk perusahaan tersebut, termasuk masalah persediaan, biaya produksi, dan penetapan harga pokok produksi. Dibahas pula tentang akun-akun khusus seperti biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead, dan persediaan dalam proses.
Buku ini membahas akuntansi khusus perusahaan manufaktur, termasuk karakteristiknya, masalah akuntansi yang unik, dan laporan keuangan. Topik utama meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses dan jadi, biaya produksi, beban pokok produksi, dan pencatatan transaksi terkait. Tujuannya agar pembaca memahami proses akuntansi manufaktur.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perhitungan biaya dan akumulasi biaya dalam akuntansi biaya perusahaan manufaktur. Dijelaskan aliran biaya melalui proses produksi mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi, hingga penjualan barang jadi. Diberikan contoh pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan manufaktur.
Modul 3 membahas penyusunan anggaran produk, bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Terdiri dari tiga kegiatan belajar yaitu penyusunan anggaran produk, bahan baku, dan biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik. Setelah mempelajari diharapkan mampu menyusun berbagai anggaran tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas metode harga pokok pesanan (full costing) untuk menghitung biaya produksi perusahaan manufaktur.
2. Metode ini melibatkan pengumpulan dan alokasi biaya langsung dan tidak langsung ke setiap produk berdasarkan basis yang sesuai.
3. Informasi harga pokok produksi per pesanan berguna untuk menentukan harga jual, memonitor biaya produksi, dan menghitung
Dokumen tersebut membahas penggolongan biaya overhead pabrik berdasarkan sifat, perilaku, dan hubungannya dengan departemen. Juga dijelaskan langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik meliputi penyusunan anggaran, pemilihan dasar pembebanan, dan perhitungan tarif."
This document provides a list of 7 beers for beer connoisseurs to add to their bucket list. The beers include Double Bastard Ale from Arrogant Brewing, which comes with a consumer warning about its 11% alcohol content. Tricerahops from Ninkasi is recommended as a balanced double IPA. Darker beers like Black Butte Porter and Obsidian Stout from Deschutes are described as having more extreme flavors. Skull Splitter Scotch Ale from Orkney is praised as an achievement for an imported beer. Superbad Stout from Gigantic is highlighted for its label design and flavor. Finally, Blueberry Ale from Kennebunkport Brewing Co. is noted
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perhitungan biaya dan akumulasi biaya dalam akuntansi biaya perusahaan manufaktur. Dijelaskan aliran biaya melalui proses produksi mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi, hingga penjualan barang jadi. Diberikan contoh pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan manufaktur.
Modul 3 membahas penyusunan anggaran produk, bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Terdiri dari tiga kegiatan belajar yaitu penyusunan anggaran produk, bahan baku, dan biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik. Setelah mempelajari diharapkan mampu menyusun berbagai anggaran tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas metode harga pokok pesanan (full costing) untuk menghitung biaya produksi perusahaan manufaktur.
2. Metode ini melibatkan pengumpulan dan alokasi biaya langsung dan tidak langsung ke setiap produk berdasarkan basis yang sesuai.
3. Informasi harga pokok produksi per pesanan berguna untuk menentukan harga jual, memonitor biaya produksi, dan menghitung
Dokumen tersebut membahas penggolongan biaya overhead pabrik berdasarkan sifat, perilaku, dan hubungannya dengan departemen. Juga dijelaskan langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik meliputi penyusunan anggaran, pemilihan dasar pembebanan, dan perhitungan tarif."
This document provides a list of 7 beers for beer connoisseurs to add to their bucket list. The beers include Double Bastard Ale from Arrogant Brewing, which comes with a consumer warning about its 11% alcohol content. Tricerahops from Ninkasi is recommended as a balanced double IPA. Darker beers like Black Butte Porter and Obsidian Stout from Deschutes are described as having more extreme flavors. Skull Splitter Scotch Ale from Orkney is praised as an achievement for an imported beer. Superbad Stout from Gigantic is highlighted for its label design and flavor. Finally, Blueberry Ale from Kennebunkport Brewing Co. is noted
At its worst, science fiction reads like the desperate escapism of lonely boys whose only connection to high school sport was having their head slammed into a locker each morning by members of the football team. It reaches for wild, fantastic landscapes where heroic spacemen wearing glasses and a retainer zap cowering underlings in helmets and shoulder pads with a ray gun. At the other extreme, however, is science fiction that reaches into the human condition to expose universal truths. Along the way, it has an uncanny knack of predicting the future…
There’s a school of thought among a lot of men – especially those who feel somewhat thwarted in love – that ‘hot girls’ are a species all of their own, and that they’re a hostile species at that.
Монетизация игр и приложений на рынках Кореи и ЯпонииLeonid Bogolubov
The document provides contact information for an advertising company called Metaps, including their email for sales inquiries and URLs for their website and social media profiles. It invites the reader to contact them regarding Android advertising and monetization needs and says they will provide comprehensive marketing consultation.
It’s such an old cliché, the one about men needing to pay for everything, and women wanting a rich man to do it.
An in the dating world, a man picking up the bill is seen as the only way to do things.
Now, I’m going to help to clear this up, from a woman’s point of view. Some of this information you might like, some of it you might not, but it is what it is.
There are plenty of women who would attest that chivalry has been dead for a while. Some men just aren’t sure how to act like a gentleman because no one ever took the time to teach them. This article offers a few details about what it means to be a chivalrous gentleman. If you would like to impress the lady in your life or future dates, pay attention to these simple activities.
At its worst, science fiction reads like the desperate escapism of lonely boys whose only connection to high school sport was having their head slammed into a locker each morning by members of the football team.
If you are frustrated because you are one of the 90% of internet marketers never make money online, then this book is for you. Most of them blame information overload as the main culprit. They are correct. But they are also wrong!
The problem is not too much information, it is the fact that the information is not logically organized. It is a bit like trying to build a giant 5,000-piece jigsaw puzzle without knowing what the picture they are trying to build looks like.
Because of this, they have no idea where to start and even if they do manage to build a few small components of the puzzle, they have no idea where it fits into the "big picture". In other words, they have no idea what to do next! Over 90% of Internet marketers run their business this way! Are you seeing a pattern yet?
There are really only six components to internet marketing. Miss any one of them and you cannot make real money online. Of course, each of these six components has many small sub-components. The trick is just to know what they are. Then you can design your own personalized business plan that fits in with YOUR personality, YOUR available time and YOUR available money.
You then know exactly what to do next and you can finally focus on only the essential elements of your business without the trillion distractions we face every day. This book will teach you everything you need to know about the entire internet marketing process. This information in this book took a full year and over 1,000 hours of research to put together! This is incredible- you can save a full year in just one day!
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
1. Dokumen ini membahas sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan manufaktur dan perbedaannya dengan perusahaan dagang.
2. Rekening-rekening khusus dan laporan harga pokok produksi digunakan untuk menentukan biaya produksi perusahaan manufaktur.
3. Neraca lajur dan laporan keuangan perusahaan manufaktur disusun berdasarkan karakteristik operasi produksi perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi harga pokok produksi dengan metode akumulasi harga pokok pesanan, meliputi pengumpulan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik untuk menghitung harga pokok setiap pesanan berdasarkan kartu harga pokok pesanan.
Teks tersebut membahas tentang Metode Harga Pokok Proses sebagai salah satu metode penghitungan biaya produksi. Metode ini digunakan untuk produksi massal dan produk standar, dengan mengumpulkan seluruh biaya produksi per departemen dan periode akuntansi. Harga pokok ditentukan dengan membagi total biaya dengan jumlah unit yang dihasilkan. Metode ini berbeda dengan Metode Harga Pokok Pesanan yang menghitung biaya berdasarkan pesanan tertentu.
Laporan keuangan perusahaan terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dan beban perusahaan dalam suatu periode. Laporan perubahan modal menggambarkan perubahan modal akibat laba atau rugi. Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu dengan menyajikan aktiva dan kewajiban.
Perusahaan memproduksi barang dan menggunakan metode pesanan untuk menghitung harga pokok produksinya. Biaya overhead dibebankan ke produk berdasarkan biaya tenaga kerja langsung. Soal meminta membuat jurnal untuk transaksi produksi dan penjualan selama tahun berjalan serta penyesuaian harga pokok persediaan.
Dokumen tersebut membahas tentang laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari 3 laporan utama yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan keuangan perusahaan manufaktur juga mencakup laporan harga pokok produksi. Dokumen ini memberikan contoh format dan penjelasan singkat mengenai masing-masing jenis laporan keuangan tersebut.
Makalah ini membahas tentang akuntansi perusahaan manufaktur. Pembahasan meliputi perbedaan akuntansi perusahaan manufaktur dengan perusahaan jasa dan dagang, akun-akun yang ada di perusahaan manufaktur, biaya produksi dan persediaan, serta penghitungan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan.
Laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan laba rugi dan laporan perubahan modal saling berkaitan dan diperlukan untuk menyusun neraca. Laporan-laporan keuangan ini disusun berdasarkan data dari kertas kerja perusahaan.
Laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan laba rugi dan perubahan modal saling berkaitan dan diperlukan untuk menyusun neraca. Ketiga laporan keuangan ini disusun berdasarkan data dari kertas kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi perusahaan dagang, meliputi pengertian dan contoh-contoh neraca saldo, jurnal penyesuaian, kertas kerja, serta penjelasan singkat tentang laporan keuangan yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
1. 1
AKUNTANSI
UNTUK PERUSAHAAN PENGOLAHAN / MANUFAKTUR
Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah
bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.
Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Barang Jadi
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan
keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva
Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.
Neraca
Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur
Neraca sebagian Neraca sebagian
31 Desember 2005 31 Desember 2005
Aktiva Lancar: Aktiva Lancar:
Kas Rp 1.000 Kas Rp 1.200
Piutang (bersih) 13.000 Piutang (bersih) 4.000
Persediaan Barang Dagangan 9.000 Persediaan:
Sewa Dibayar di Muka 2.900 Barang Jadi Rp 15.000
25.900 Barang Dalam Proses 18.000
Bahan Baku 9.000
42.000
Sewa Dibayar di Muka 1.600
48.800
Laporan Rugi-Laba
Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara
Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
2. 2
Perusahaan Dagang
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari ………… Rp 10.000
(+) Pembelian Bersih …………………..…………… 99.250
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………… Rp 109.250
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember … 9.000
Harga Pokok Penjualan ……………………………. Rp 100.250
Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi 1 Januari …………………. Rp 12.000
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) …………… 688.000
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………. Rp 700.000
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember …………. 15.000
Harga Pokok Penjualan Rp 685.000
Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:
Perusahaan Dagang:
Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga Pokok
Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan
Perusahaan Manufaktur:
Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok
Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir) Penjualan
Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan
harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya
saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Skedul Harga Pokok Produksi.
Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba
di atas):
3. 3
Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2005
Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari ………………….. Rp 10.000
Ditambah:
Bahan Baku:
Persediaan 1 Januari ……………….. Rp 5.000
Ditambah: Pembelian ………………. 100.000
Tersedia Dipakai …………..………... 105.000
105
Dikurangi : Persediaan 31 Desember 9.000
Bahan Baku Dipakai ……………………………….. Rp 96.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….…. 200.000
Biaya Overhead Pabrik:
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..…… Rp 50.000
Listrik dan Air ………………………… 140.000
Bahan Habis Pakai Pabrik …………. 30.000
Penyusutan Gedung Pabrik ………... 120.000
Penyusutan Mesin …………………... 60.000
Total Biaya Overhead Pabrik ……………………… 400.000
Total Biaya Produksi tahun ini …………………………………… 696.000
Total Biaya Barang Dalam Proses ………………………………… 706.000
Dikurangi:
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember …………….. 18.000
Harga Pokok Produksi ……………………………………………… 688.000
HARGA POKOK PRODUKSI
Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured)
merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)
Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh
substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.
Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur
keberadaannya.
Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik
yang lain.
4. 4
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja
langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan
kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin.
Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan
sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja
Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga
kerja langsung.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses
pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas,
mandor, mekanik, bagian reparasi, dll
Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang
digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat
kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi.
Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll
SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus
akuntansi perusahaan dagang.
Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:
Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk
mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal
maupun akhir periode.
Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening
Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening
Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:
Mei 17 Pembelian Bahan Baku Rp 100.000
Kas / Utang Dagang Rp 100.000
Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya
digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam
proses, baik di awal maupun akhir periode.
5. 5
Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk
mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.
Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan
jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang.
Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama
dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan
kolom untuk skedul harga pokok produksi.
Contoh Neraca Lajur Sebagian:
Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2005
Nama Rekening NSSD Harga Pokok Poduksi Laporan Rugi-Laba Neraca
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Persediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000
Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000
Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000
Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000
Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000 50.000
Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000
Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000
Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.000 120.000
Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000
Biaya Pemasaran 40.000 40.000
Penjualan 1.500.000 1.500.000
………. ……….. 715.000 27.000
Harga Pokok Produksi 688.000
715.000 715.000
JURNAL PENUTUP
Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan
perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga
Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua rekening yang akan
dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini
kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.
Contoh:
Des. 31 Harga Pokok Produksi Rp 715.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku 5.000
Pembelian Bahan Baku 100.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 200.000
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 50.000
Biaya Listrik dan Air 140.000
Biaya Bahan Habis Pakai 30.000
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 120.000
Biaya Penyusutan Mesin 60.000
(untuk menutup rekening-rekening
Persediaan Bahan Baku awal, Barang
Dalam Proses awal, dan rekening-
rekening Biaya produksi)
6. 6
31 Persediaan Barang Dalam Proses Rp 18.000
Persediaan Bahan Baku 9.000
Harga Pokok Produksi Rp 27.000
(untuk mencatat persediaan akhir
barang dalam proses dan bahan baku)
31 Persediaan Barang Jadi Rp 15.000
Penjualan 1.500.000
Ikhtisar Rugi-Laba Rp 1.515.000
(untuk mencatat persediaan akhir
barang jadi dan menutup rekening
penjualan)
31 Ikhtisar Rugi-Laba Rp 700.000
Persediaan Barang Jadi Rp 12.000
Harga Pokok Produksi 688.000
(untuk menutup rekening persediaan
awal barang jadi dan harga pokok
produksi)
31 Ikhtisar Rugi-Laba Rp 40.000
Biaya Pemasaran Rp 40.000
(untuk menutup biaya pemasaran)