3. Pembeda perusahaan manufaktur dengan perusahaan
dagang
Dalam hal cara memperoleh barang yang akan
dijual.
Perusahaan dagang, barang yang dijual
diperolehnya dari pemasok
Perusahaan manufaktur, barang yang dijual
diperoleh dengan cara mengolah lebih dahulu.
4. Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Terdiri atas 3 klasifikasi yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi.
Persediaan di perusahaan pemanufakturan juga dapat
diselenggarakan dengan sistem periodik dan sistem
perpetual.
Produksi di perusahaan manufaktur juga dapat
dikelompokkan menjadi 2 sistem yaitu produksi yang
dilakukan berdasar pesanan (job order) dan produksi
yang dilakukan berdasar proses (process).
Proses produksi dapat terdiri dari banyak unit/
departemen produksi.
Kegiatan bisnis di perusahaan manufaktur lazimnya
lebih rumit dibanding di perusahaan dagang dan jasa
karena perusahaan manufaktur melakukan proses
produksi.
5. Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
Proses produksi di perusahaan manufaktur pada
dasarnya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Penggunaan bahan baku/ mentah untuk diolah
2. Penggunaan tenaga kerja untuk mengolah bahan baku
3. Penggunaan fasilitas untuk mendukung proses produksi
4. Pengiriman produk jadi/selesai ke gudang atau ke
departemen selanjutnya.
6. Laporan Keuangan Perusahaan
Manufaktur
Sama seperti dengan perusahaan dagang, perbedaan
utamanya terletak pada bagian aset lancar di neraca dan
beban pokok penjualan di laporan laba rugi.
7. Neraca
Perusahaan Dagang
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015
Perusahaan Manufaktur
Bagian Aset Lancar
31 Desember 2015
Aset Lancar Aset lancar
Kas 100
Piutang Usaha (bersih) 200
Persediaan Barang Dagangan
500
Kas 500
Piutang Usaha (bersih) 200
Persediaan Barang Jadi 300
Persediaan Barang Dalam Proses 200
Persediaan Bahan Baku 100
Persediaan Bahan Penolong 200
8. Laporan Laba Rugi
Perusahaan Dagang
Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan Jumlah
Persediaan Barang Dagangan Awal Rp 1.000
Pembelian Bersih Rp 9.925
Tersedia untuk dijual Rp 10.925
Persediaan Barang Dagangan Akhir (Rp 900)
Beban Pokok Penjualan Rp 10.025
9. Laporan Laba Rugi
Perusahaan Manufaktur
Laporan Laba-rugi untuk tahun 2015
Beban Pokok Penjualan Jumlah
Persediaan Barang Jadi Awal Rp 1.200
Harga Pokok Produksi Rp 68.800
Tersedia untuk dijual Rp 70.000
Persediaan Barang Jadi Akhir (Rp 500)
Beban Pokok Penjualan Rp 69.500
10. Harga Pokok Produksi
Tahun 2015
Persediaan Barang dalam Proses Awal Rp 1.000
Ditambah:
Bahan Baku
Persediaan Awal Rp 500
Pembelian Rp 10.000
Tersedia untuk dipakai Rp 10.500
Persediaan Akhir Rp (900)
Pemakaian Bahan Baku Rp 9.600
Tenaga Kerja Langsung Rp 20.000
Overhead Pabrik
Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 5.000
Listrik dan Air Rp 14.000
Pemakaian Bahan Penolong Rp 3.000
Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp 18.000
Total Overhead Pabrik Rp 40.000
Biaya Produksi Tahun ini Rp 69.600
Total Barang Dalam Proses Rp 70.600
Dikurangi
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Rp 1.800
Harga Pokok Produksi Rp 68.800
11. Harga Pokok Produksi
(Cost of goods manufactured)
Sejumlah kas atau aset lain yang digunakan untuk memperoleh dan mengolah
bahan baku sampai menjadi barang jadi.
Unsur-unsur yang melekat pada harga pokok produksi terdiri atas:
1. Bahan Baku
Bahan dasar yang terdapat pada barang jadi.
2. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan
barang, baik dengan menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan
bantuan mesin-mesin.
3. Overhead Pabrik
Komponen harga pokok produksi yang timbul dalam proses pengolahan yang
tidak dapat digolongkan dalam bahan baku dan tenaga kerja langsung.
a. Tenaga kerja tak langsung
b. Bahan Penolong
c. Penyusutan Gedung dan Mesin Pabrik
12. Sistem Penentuan Harga Pokok Produk
A. Penentuan Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Untuk menentukan biaya produk yang spesifikasinya
ditentukan oleh pemesan.
Contoh : Kartu Undangan, brosur
B. Penentuan Harga Pokok Proses (Process Costing)
Untuk menentukan harga pokok produk standar atau produk
massa, yakni produk yang spesifikasinya ditentukan oleh
perusahaan pembuatnya bukan oleh pemesan.
Harga pokok produk baik dalam job order costing ataupun process costing dapat
ditentukan:
a. Sebelum produk dibuat
b. Setelah produk selesai dikerjakan
13. Sistem Periodik
• Metode ini untuk process costing yang
penentuan biayanya menggunakan
historical costing.
• Historical costing digunakan untuk tujuan
penentuan harga pokok produk semata.
14. Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
• Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang
masih tersisa diawal dan akhir perioda.
• Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat nilai bahan penolong
yang masih tersisa diawal dan akhir perioda.
• Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat nilai barang yang
masih dalam proses diawal dan akhir perioda.
• Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat nilai barang jadi diawal
dan akhir perioda.
15. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada tanggal 3 Januari, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.
Jurnal
Jan 03 Pembelian Bahan Baku Rp 10.000
Pembelian Bahan
Penolong
Rp 500
Utang Usaha Rp 10.500
16. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada akhir januari 2015, perusahaan melakukan perhitungan
fisik bahan baku. Hasilnya menunjukkan bahwa persediaan
bahan baku pada saat itu adalah Rp 900. Perhitungan
Pemakaian bahan baku :
Persediaan bahan baku awal Rp 500
Pembelian bahan baku Rp 10.000
Bahan baku tersedia untuk digunakan Rp 10.500
Persediaan bahan baku akhir ( Rp 900)
Pemakaian bahan baku Rp 9.600
Jurnal
Jan 31 Persediaan Bahan Baku (Akhir) Rp 900
Pemakaian Bahan Baku Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal) Rp 500
17. Jurnal Transaksi
Keterangan Selama bulan Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000.
Perusahaan juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian
umum, administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah
sebesar Rp 2.000.
Jurnal
Jan 31 Tenaga kerja langsung Rp 20.000
Biaya gaji dan upah Rp 2.000
Kas Rp 22.000
18. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal
Jan 25 Biaya listrik dan air Rp 13.000
Kas Rp 13.000
19. Jurnal Transaksi
Keterangan Selama bulan januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh tak langsung. Jumlah yang menjadi tanggungan
perusahaan adalah Rp 5.000 dan dibayar pada akhir januari
2015.
Jurnal
Jan 31 Tenaga kerja tak langsung Rp 5.000
Kas Rp 5.000
20. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan melakukan
perhitungan fisik bahan penolong. Hasilnya menunjukkan
bahwa persediaan bahan penolong pada saat itu adalah
Rp 2.000. Dengan contoh dimuka bahwa pembelian bahan
penolong adalah Rp 500, maka perhitungan pemakaian bahan
penolong adalah:
Persediaan bahan penolong awal Rp 4.500
Pembelian bahan penolong Rp 500
Bahan penolong tersedia untuk digunakan Rp 5.000
Persediaan bahan penolong akhir ( Rp 2.000 )
Pemakaian bahan penolong Rp 3.000
Jurnal
Jan 31 Persediaan Bahan Penolong (Akhir) Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong Rp 3.000
Pembelian Bahan Penolong Rp 500
Persediaan Bahan Penolong
(awal)
Rp 4.500
21. PT ABCD
Neraca Saldo (Sebelum Penyesuaian)
Per 31 Januari 2015
No. Rek Rekening Debet Kredit
101 Kas Rp 100
102 Piutang Usaha Rp 200
103 Persediaan Barang Jadi Rp 1.200
201 Persediaan Barang Dalam Proses Rp 1.000
202 Persediaan Bahan Baku Rp 500
203 Persediaan Bahan Penolong Rp 4.500
204 Tanah Rp 13.000
205 Mesin dan Pabrik Rp 180.000
206 Akumulasi Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp -
301 Utang Usaha Rp 5.400
302 Utang Listrik dan Air Rp -
401 Modal Saham Biasa Rp 30.000
402 Saldo Laba Rp 19.600
501 Penjualan Rp 200.000
601 Pembelian Bahan Baku Rp 10.000
602 Pembelian Bahan Penolong Rp 500
603 Tenaga Kerja Langsung Rp 20.000
604 Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 5.000
605 Listrik dan Air Rp 13.000
606 Beban Gaji dan Upah (Administrasi dan Umum) Rp 2.000
607 Beban Pemasaran Rp 4.000
608 Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp -
609 Pemakaian Bahan Baku Rp -
610 Pemakaian Bahan Penolong Rp -
611 Harga Pokok Produksi Rp -
612 Beban Pokok Penjualan Rp -
700 Ikhtisar Laba Rugi Rp -
TOTAL Rp 255.000 Rp 255.000
22. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada akhir bulan januari 2015, perusahaan menjual barang
jadi secara kredit Rp 200.000.
Jurnal
Jan 31 Piutang Usaha Rp 200.000
Penjualan Rp 200.000
23. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Bahan baku yang masih tersisa pada akhir tahun sejumlah
Rp 900
Jurnal (Mencatat pemakaian bahan baku)
Jan 31 Persediaan Bahan Baku (Akhir) Rp 900
Pemakaian Bahan Baku Rp 9.600
Pembelian Bahan Baku Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku (Awal) Rp 500
24. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Bahan penolong yang masih tersisa pada akhir tahun Rp
2.000
Jurnal (Mencatat pemakaian bahan penolong)
Jan 31 Persediaan Bahan Penolong (Akhir) Rp 2.000
Pemakaian Bahan Penolong Rp 3.000
Pembelian Bahan Penolong Rp 4.500
Persediaan Bahan Penolong (Awal) Rp 500
25. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000
Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan 31 Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp
18.000
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik
Rp 18.000
26. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000
Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan 31 Listrik dan Air Rp 1.000
Utang listrik dan air Rp 1.000
27. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Barang yang masih dalam proses pada akhir tahun berjumlah
Rp 1.800
Jurnal (Mencatat harga pokok produksi)
Jan 31 Harga Pokok Produksi Rp 68.800
Persediaan Barang dalam Proses (Akhir) Rp 1.800
Pemakaian Bahan Baku Rp 9.600
Tenaga Kerja Langsung Rp 20.000
Tenaga Kerja Tak langsung Rp 5.000
Listrik dan air Rp 14.000
Pemakaian bahan penolong Rp 3.000
Penyusutan Mesin dan Pabrik Rp 18.000
Persediaan Barang dalam Proses (Awal) Rp 1.000
28. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Barang jadi yang ada di gudang bersaldo Rp 500
Jurnal (Mencatat beban pokok penjualan)
Jan 31 Beban Pokok Penjualan Rp- 69.500
Persediaan Barang Jadi (Akhir) Rp 500
Harga Pokok Produksi Rp 68.800
Persediaan Barang jadi (Awal) Rp 1.200
29. Jurnal Penutup
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Jan 31 Penjualan Rp 200.000
Ikhtisar Laba Rugi Rp 200.000
(Untuk menutup saldo akun penjualan)
31 Ikhtisar Laba Rugi Rp 75.500
Beban Pokok Penjualan Rp 69.500
Beban Gaji dan Upah Rp 2.000
Beban Pemasaran Rp 4.000
(Untuk menutup akun-akun biaya)
31 Ikhtisar Laba Rugi Rp 124.500
Saldo Laba Rp 124.500
(Untuk menutup saldo akun ikhtisar
laba rugi)
30. Sistem Perpetual
• Metode ini untuk process costing yang
penentuan biayanya menggunakan
historical costing.
• Historical costing digunakan untuk tujuan
penentuan harga pokok produk semata.
31. Akun-akun Persediaan pada Perusahaan
Manufaktur
• Persediaan Bahan Baku
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan
mutasi bahan baku selama satu perioda.
• Persediaan Bahan Penolong
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan
mutasi bahan penolong selama satu perioda.
• Persediaan Barang Dalam Proses
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan akhir
barang dalam proses selama satu perioda.
• Persediaan Barang Jadi
Digunakan untuk mencatat persediaan awal dan
mutasi barang jadi selama satu perioda.
• Barang dalam proses
Digunakan untuk mencatat bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik untuk memproses
produk.
32. Jurnal Transaksi
Keterangan Tanggal 3 januari 2015, perusahaan membeli secara kredit
bahan baku Rp 10.000 dan bahan penolong Rp 500.
Jurnal
Jan 3 Persediaan Bahan Baku Rp 10.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 500
Utang Usaha Rp 10.500
33. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada tanggal 25 Januari 2015 digunakan bahan baku
sebanyak Rp 9.600.
Jurnal
Jan 25 Barang Dalam Proses Rp 9.600
Persediaan Bahan Baku Rp 9.600
34. Jurnal Transaksi
Keterangan Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh langsung untuk memproduksi barang. Jumlah yang
menjadi tanggungan perusahaan adalah Rp 20.000.
Perusahaan juga mempekerjakan karyawan dan untuk bagian
umum, administrasi, dan pemasaran dengan gaji dan upah
sebesar Rp 2.000.
Jurnal
Jan 31 Barang Dalam Proses Rp 20.000
Biaya gaji dan upah Rp 2.000
Kas Rp 22.000
35. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada tanggal 25 januari 2015, perusahaan membayar listrik
dan air sejumlah Rp 13.000.
Jurnal
Jan 25 Barang Dalam Proses Rp 13.000
Kas Rp 13.000
36. Jurnal Transaksi
Keterangan Selama bulan januari 2015, perusahaan telah mempekerjakan
buruh tak langsung. Jumlah yang menjadi tanggungan
perusahaan adalah Rp 5.000 dan dibayar pada akhir januari
2015.
Jurnal
Jan 31 Barang Dalam Proses Rp 5.000
Kas Rp 5.000
37. Jurnal Transaksi
Keterangan Pada tanggal 26 Januari 2015 digunakan bahan penolong
sebanyak Rp 3.000.
Jurnal
Jan 25 Barang Dalam Proses Rp 3.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 3.000
38. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Mesin dan pabrik disusut untuk tahun ini sebesar Rp 18.000
Jurnal (Mencatat penyusutan mesin dan pabrik)
Jan 31 Barang dalam Proses Rp
18.000
Akumulasi Penyusutan Mesin dan
Pabrik
Rp 18.000
39. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Listrik dan air yang belum dibayar Rp 1.000
Jurnal (Mencatat listrik dan air yang belum dibayar)
Jan 31 Barang dalam Proses Rp 1.000
Utang listrik dan air Rp 1.000
40. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Barang yang masih perlu proses lebih lanjut adalah Rp 1.800
Jurnal (Mencatat Barang yang masih dalam proses)
Jan 31 Persediaan Barang Dalam Proses Rp 1.800
Barang dalam Proses Rp 1.800
41. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Barang yang sudah jadi tersebut harga pokoknya adalah
Rp 68.800
Jurnal (Mencatat pemindahan barang jadi ke gudang)
Jan 31 Persediaan Barang Jadi Rp
68.800
Barang dalam Proses Rp 68.800
42. Jurnal Penyesuaian
Keterangan Tanggal 31 Januari 2015, perusahaan menjual barang jadi
secara kredit Rp 200.000. Beban pokok barang yang dijual
diketahui sebesar Rp 69.500
Jurnal (Mencatat penjualan barang jadi)
Jan 31 Piutang Usaha Rp 200.000
Penjualan Rp
200.000
Beban Pokok Penjualan Rp 69.500
Persediaan Barang Jadi Rp
69.500